PERSIAPAN
1.4 Perlengkapan K3
1.4.1 Syarat – Syarat Bendera K3
Syarat – Syarat Bendera K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) diatur dalam
Kepmenaker RI 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di antaranya ialah sebagai berikut :
- Bentuk Bendera K3 : Persegi Panjang (900 X 1350 mm).
- Warna Bendera K3 : Putih.
- Lambang K3 terletak bolak-balik di kedua sisi dengan ketentuan sbb :
- Bentuk : palang dilingkari roda bergerigi sebelas dengan warna hijau.
- Letak : titik pusat 390 mm dari pinggir atas.
- Ukuran : roda gigi R1 : 300 mm.
- roda gigi R2 : 235 mm dan roda gigi R3 : 160 mm.
- tebal ujung gigi : 55 mm.
- tebal pangkal gigi : 85 mm.
- jarak gigi : 32,73 derajat.
- palang hijau : 270 X 270 mm (tebal 90 mm).
- Kalimat “UTAMAKAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA”
berwarna hijau terletak bolak balik di kedua sisi dengan ketentuan sbb :
- tinggi huruf : 45 mm.
- tebal huruf : 6 mm.
- panjang kata “UTAMAKAN” : 360 mm.
- panjang kata “KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA” : 990 mm.
- jarak baris atas dan baris bawah : 72 mm.
- jarak baris bawah dengan pinggir bawah bendera : 75 mm.
5) Material
Selain desain, pemilihan material rambu K3 yang tepat sesuai kondisi dan lokasi
pemasangan juga penting diperhatikan. Sebab, jika Anda salah memilih material
rambu K3, bisa Anda bayangkan seberapa sering Anda harus mengganti rambu
K3 di perusahaan karena materialnya yang mudah rusak atau tidak tahan lama.
Berikut beberapa faktor penting yang harus Anda pertimbangkan ketika memilih
material rambu K3 menurut OSHA/ANSI:
• Penempatan rambu di dalam atau di luar ruangan
• Tahan air, tahan pudar, dan ketahanan terhadap goresan
• Daya rekat tinggi
• Temperatur suhu di area kerja
• Kondisi pencahayaan/penerangan
• Kondisi pencahayaan darurat (kemungkinan perlu menggunakan bahan
luminous/photoluminescent atau glow in the dark untuk rambu K3
tertentu, seperti rambu petunjuk arah jalan keluar/jalur evakuasi) sehingga
masih dapat terlihat jelas dalam kondisi ruangan gelap
• Kontaminasi bahan kimia di area kerja.
6) Lokasi Pemasangan
Ketika menempatkan rambu K3 di area yang relevan, perlu diingat bahwa signal
word (WARNING, CAUTION, DANGER) harus dapat dibaca dari setidaknya
dengan jarak 1,52 meter. Ini karena seseorang yang melihat rambu harus
memiliki cukup waktu untuk mengikuti instruksi rambu dengan cepat dan aman.
Berikut rekomendasi lokasi pemasangan rambu K3:
• Posisikan rambu K3 di lokasi yang mudah dilihat dengan jelas
• Posisikan rambu K3 dalam jarak pandang yang tepat sehingga
informasinya terbaca jelas
• Pastikan posisi rambu K3 tidak tertutup atau tersembunyi
• Posisikan rambu K3 di lokasi di mana karyawan memiliki waktu yang
cukup untuk membaca pesan yang disampaikan, sehingga bisa menghindari
bahaya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga
keselamatan
• Pastikan rambu K3 di area kerja mendapat penerangan yang memadai agar
pesan terlihat jelas
• Posisikan rambu K3 yang berhubungan secara bersebelahan
• Hindari menempatkan lebih dari empat rambu dalam area yang sama
• Posisikan rambu K3 petunjuk arah/jalur evakuasi secara berurutan
sehingga rute keluar menuju titik kumpul menjadi jelas.
7) Pelatihan
Berikan pelatihan kepada semua pekerja tentang arti rambu dan label yang
dipasang di area kerja. Setiap orang harus paham dengan arti warna dan pesan
pada rambu K3, dan memahami tindakan pencegahan yang disampaikan oleh
setiap rambu.
Pekerja Anda harus mengenali rambu-rambu K3 mana yang mengindikasikan
bahaya langsung, mengetahui perbedaan antara bahaya dan waspada, dan dapat
melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Rambu K3 yang dipasang mungkin
sudah tampak jelas dan dapat dipahami, tetapi belum tentu semua pekerja
mematuhinya. Pelatihan menjadi bagian penting dalam penerapan K3, jika Anda
ingin memastikan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja, maka pelatihan K3
tidak boleh Anda abaikan.
Rambu K3 mungkin tampak sebagai aspek kecil dalam implementasi K3 di
tempat kerja, tetapi itu dapat membantu memperingatkan pekerja tentang bahaya
dan pencegahannya. Untuk memasang rambu K3 baru atau memperbarui rambu
K3 lama di perusahaan, Anda perlu menentukannya dengan cermat. Mulai dari
pemilihan piktogram, material yang digunakan, hingga ukuran rambu, semua
harus sesuai standar yang berlaku.
8) Lokasi Pemasangan
Agar safety sign di area kerja Anda berfungsi maksimal untuk mengantisipasi
bahaya dan meminimalkan kecelakaan kerja, berikut pedoman umum yang dapat
diterapkan saat pemasangan safety sign:
• Posisikan safety sign di lokasi yang mudah dilihat dengan jelas
• Posisikan safety sign dalam jarak pandang yang tepat sehingga
informasinya terbaca jelas
• Pastikan posisi safety sign tidak tertutup atau tersembunyi
• Posisikan safety sign di lokasi dimana karyawan memiliki waktu yang
cukup untuk membaca pesan yang disampaikan, sehingga bisa menghindari
bahaya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga
keselamatan
• Pastikan safety sign di area kerja mendapat penerangan yang memadai
agar pesan terlihat jelas
• Posisikan safety sign yang berhubungan secara bersebelahan
• Hindari menempatkan lebih dari empat sign dalam area yang sama
• Posisikan safety sign petunjuk arah/ jalur evakuasi secara berurutan
sehingga rute keluar menuju titik kumpul menjadi jelas
• Untuk penempatan safety sign level tertinggi (seperti rambu lokasi
penyimpanan peralatan keselamatan, peralatan pemadam kebakaran, EXIT
sign) dipasang setidaknya 198 cm dari dasar lantai.
• Untuk penempatan safety sign dengan level ketinggian medium, biasanya
dipasang di tengah-tengah antara 114 - 168 cm dari dasar lantai.
• Untuk penempatan safety sign dengan ketinggian rendah (seperti rambu
rute evakuasi/ jalan keluar) ditempatkan tidak lebih dari 46 cm dari dasar
lantai sehingga tanda dapat terlihat dengan jelas bila kondisi ruangan
dipenuhi asap kebakaran.
• Safety sign model flat, flag, dan panoramic. Gunakan flat sign agar bisa
dilihat dari sudut pandang lurus atau kurang dari 60° dari posisi pusat
(posisi pekerja berdiri). Gunakan model panoramic atau flag-mounted agar
tanda dapat dilihat dari sudut ruangan.
• Untuk safety sign petunjuk arah dapat digunakan untuk membantu
karyawan menemukan benda (seperti peralatan pemadam kebakaran dan
peralatan keselamatan) yang posisinya tidak mudah terlihat orang.
• Pertimbangan lain: Pilihlah ukuran dan model safety sign yang tepat, serta
pastikan posisinya dapat terlihat jelas dari berbagai sudut/ semua arah dan
mendapat penerangan yang memadai.
Berikut merupakan tabel yang menunjukkan hubungan jarak baca aman
minimum dengan tinggi dan ukuran huruf yang digunakan pada safety sign.
1.4.3 Petugas K3
Petugas K3 terdiri atas :
1) Petugas K3
Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan keselamatan kerja instalasi
berbahaya, proses dansarana produksi, serta keselamatan kerja karyawan,
kontraktor, dan tamu perusahaan.
2) Petugas Tanggap Darurat
Bertanggung jawab menangani kecelakaan kerja yang tiba-tiba terjadi di lokasi
pekerjaan. Petugas tanggap darurat harus bisa berfikir cepat mengenai apa yang
yang harus segera dilakukan untuk menangani kecelakaan di lapangan yang
berasal dari berbagai macam sebab.
3) Petugas P3K
Memili uraian tugas melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja, merawat
fasilitas P3K di tempat kerja, mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan,
dan melaporkan kegiatan P3K secara berkala.
4) Asisten Petugas K3/ Safety Man/ Pengatur lalu Lintas (Flagman)
Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab seorang asisten K3 (Flagman) :
• Flagman harus selalu memakai baju reflectif yang mudah dilihat, juga
memakai PPE dengan baik, termasuk baju reflektif, peluit dan bendera
pengatur lalu lintas.
• Flagman harus memastikan tidak ada kendaraan atau alat berat yang
bergerak mundur tanpa dibantu aba-aba dan diarahkan oleh petugas
• Flagman harus selalu berada di area yang aman dan mudah terlihat oleh
operator alat atau kendaraan berat
• Flagman harus memastikan bahwa setiap operator sepenuhnya mematuhi
dan mendengarkan peluit atau signal yang akan dipergunakan selama
berlangsungnya operasi / pekerjaan tersebut.
• Flagman harus berani memerintahkan kepada para operator kendaraan atau
alat berat untuk selalu mematuhi peraturan proyek seperti memakai PPE bila
berada diluar kabin kendaraannya.
5) Petugas Medis
Pada dasarnya tugas petugas medis hamper sama dengan petugas P3K. Petugas
medis bekerja sama dengan petugas P3K untuk melakukan pertolongan dan
perawatan tercepat ketika terjadi kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan, namun
petugas medis disini juga harus mengerti mengenai obat – obatan. Petugas medis
juga harus mampu mengobati para pekerja yang mungkin mengalami sakit
seperti demam,batuk, pilek dan penyakit lainnya. Apabila pekerja menderita
penyakit yang gawat petugas medis harus sigap segera membawa ke rumah sakit
terdekat agar segera ditangani.
• Helm dilarang untuk dicat (karena akan bersenyawa dengan cat) dan
dilarang ditulis dengan spidol.
• Catat tanggal pembelian pada bagian dalam helm dan di buku catatan.
• Masa pakai helm paling lama adalah 5 tahun setelah itu harus diganti baru.
• Helm yang rusak atau terkena dampak (kejatuhan benda) harus diganti.
• Cek kondisi helm minimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau
rusak.
• Pekerjaan gerinda dan alat portabel yang berputar lainnya (mesin senai,
sekop, dll.) pada area terbuka harus menggunakan tameng wajah yang
dikombinasikan dengan helm , sedangkan pekerjaan di bengkel kerja dapat
menggunakan tameng wajah biasa.
• Cek APD sebelum digunakan, jangan menggunakan APD yang rusak.
• Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang terbuat
dari katun, kertas atau kasa.
• Untuk pelindung gas, uap dan asap harus menggunakan respirator dengan
penyaring yang sesuai.
• Pada pekerjaan di ruang terbatas atau area yang terkontaminasi gas harus
menggunakan SCBA (alat bantu pernapasan).
5) Sarung Tangan (Safety Gloves)
• Semua pekerja harus menggunakan sarung tangan sesuai standar SNI-06-
0652-2015.
• Pekerja pada umumnya harus menggunakan sarung tangan katun min. 8
benang
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan dan menyediakan seluruh pipa, fitting
dan accesoriesnya seperti yang ditentukan dalam daftar kuantitas bahan, termasuk semua
baut-baut, mur, packing karet, ring-ring, serta bahan-bahan pendukung lainnya yang
diperlukan untuk paket ini.
1.1 PERSYARATAN
UMUM
1.1.1 Kualitas
Bahan
Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus
dilampiri dengan Surat lzin Penggunaan Sll (Standard Industri Indonesia)/ SNI
(Standard Nasioial Indonesia) dan Departemen Perindustrian, oleh
produsen/pabrik pembuat serta dapat menunjukkan pengalaman sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun.
Bahan pipa yang diadakan/ditawarkan dapat berlainan dengan bahan yang
tercantum dalam spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa kualitasnya
secara keseluruhan sekurang- kurangnya harus sama dengan yang tercantum dalam
persyaratan teknis bagian
2.1. Untuk pipa PVC dan bagian 2.2. untuk pipa-pipa baja, serta harus dilengkapi
dengan gambar-gambar detail sambungan (Detail Junction) termasuk didalamnya
ukuran dan spesifikasi dari bahan yang digunakan.
Seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan di daerah
tropis dengan temperatur air antara 20° s.d 30° dan derajat keasaman (pH) antara 6
s.d 8. Seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya akan ditanam dalam tanah, kecuali
untuk kebutuhan hal- hal yang khusus.
BS - British
Standard
AS - Australian
Standard
Ukuran Diameter
Diameter luar rata-
Nominal luar Ovulitas
rataa
DN/OD nominal maksimumb
(mm)
(mm) (mm d d
)
dn em maks em
maks
40 40 40 40.4 1.4
50 50 50 50.4 1.4
63 63 63 63.4 1.5
75 75 75 75.5 1.6
90 90 90 90.6 1.8
110 110 110 110.7 2.2
125 125 125 125.8 2.5
140 140 140 140.9 2.8
Seri pipa
SDR 6 SDR 7,4 SDR 9 SDR 11 SDR 13,6 SDR 17
S 2,5 S 3,2 S4 S5 S 6,3 S8
Nominal tekanan (PN)a
[Bar]
PE 80 PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5 PN 10 PN 8
PE 100 - PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5 PN 10
b
Ketebalan dinding
Ukura
[millimeter]
n emin emax emin emax emin emax emin emax e min e max e min e max
Nominal
40 6.7 7.5 5.5 6.2 4.5 5.1 3.7 4.2 3 3.5 2.4 2.8
40 8.3 9.3 6.9 7.7 5.6 6.3 4.6 5.2 3.7 4.2 3 3.4
63 10.5 11.7 8.6 9.6 7.1 8 5.8 6.5 4.7 5.3 3.8 4.3
75 12.5 13.9 10.3 11.5 8.4 9.4 6.8 7.6 5.6 6.3 4.5 5.1
90 15 16.7 12.3 13.7 10.1 11.3 8.2 9.2 6.7 7.5 5.4 6.1
110 18.3 20.3 15.1 16.8 12.3 13.7 10 11.1 8.1 9.1 6.6 7.4
125 20.3 23 17.1 19 14 15.6 11.4 12.7 9.2 10.3 7.4 8.3
140 23.3 25.8 19.2 21.3 15.7 17.4 12.7 14.1 10.3 11.5 8.3 9.3
160 26.6 29.4 21.9 24.2 17.9 19.8 14.6 16.2 11.8 13.1 9.5 10.6
180 29.9 33 24.6 27.2 20.1 22.3 16.4 18.2 13.3 14.8 10.7 11.9
200 33.2 36.7 27.4 30.3 22.4 24.8 18.2 20.2 14.7 16.3 11.9 13.2
225 37.4 41.3 30.8 34 25.2 27.9 20.5 22.7 16.6 18.4 13.4 14.9
250 41.5 45.8 34.2 37.8 27.9 30.8 22.7 25.1 18.4 20.4 14.8 16.4
280 46.5 51.3 38.3 42.3 31.3 34.6 25.4 28.1 20.6 22.8 16.6 18.4
315 52.3 57.7 43.1 47.6 35.2 38.9 28.6 31.6 23.2 25.7 18.7 20.7
355 59 65 48.5 53.5 39.7 43.8 32.2 35.6 26.1 28.9 21.1 23.4
*SNI 4829.2:2012
Tabel – Ukuran ketebalan dinding (lanjutan)
Seri pipa
SDR 21 SDR 26 SDR 33 SDR 41
S 10 S 12,5 S 16 S 20
Nominal tekanan
(PN)a
[Bar]
PE 80 PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5
PE 100 - PN 25 PN 20 PN 16
Ketebalan dindingb
Ukura
[mi
n emin emax emin e max emin e max e min
Nominal
40 2.0c 2. - - - - - -
50 2.4 2. 2.0 2.3 - - - -
63 3.0 3. 2.5 2.9 - - - -
75 3.6 1 18 3.3 - - - -
1
*SNI 4829.2:2012
- Bahan pipa harus dimanufaktur dan baja, yang berdasarkan hasil
analisis menunjukkan bahwa kadar air sulfurnya (S) tidak melebihi 0,05
% dan kadar phosfor (P) tidak melebihi 0,05 %.
- Panjang standar pipa harus 6 m, dengan toleransi tidak melebihi 6 mm atau
disesuaikan dengan standar lain yang dapat diterima. Setiap pipa harus diuji
di pabrik, dengan pengujian tekanan hidrolis minimum sebesar 50 atm,
jika ada pipa yang gagal atau rusak dalam pengujian tekanan hidrolis
tersebut, harus diganti dengan yang baru.
1) Sambungan Pipa
- Agar dapat dilakukan penyambungan pipa dengan cara las temu, maka
bidang potong dan ujung-ujung baja serta perlengkapannya harus
diserongkan. Penyerongan dari ujung-ujung pipa tersebut harus dengan sudut
30° pada sebelah luarnya, diukur dari garis yang tegak lurus pada sumbu
pipa, dengan toleransi tidak lebih besar dan 5° serta dengan lebar permukaan
pada bagian rata di ujung pipa sekitar 1,6 mm dengan toleransi
lebih/kurang 0,8 mm.
- Untuk penyambungan pipa baja dengan menggunakan flange, harus
sesuai dengan persyaratan pada ISO 2531 atau standar lain yang sama.
- Rekanan harus mengadakan dan melengkapi semua bahan-bahan untuk
penyambungan pipa, termasuk sabuk penumpu, bahan untuk penyelesaian
lapisan pelindung luar dan dalam pipa setelah penyambungan las selesai
dilakukan.
2) Perlengkapan Pipa
1. Seluruh perlengkapan pipa PE harus sesuai dengan persyaratan dan
standar pada AWWA C 201 & 202, ISO 2531 atau standar Internasional yang
sama atau lebihtinggi.
2. Semua pembuatan perlengkapan pipa baja harus dilakukan di bengkel pipa
(pipe shop) sesuai dengan ketentuan, tekanan yang diizinkan serta ketebalan
minimum yang dipersyaratkan untuk batang pipa baja. Jika diperlukan, cincin
penguat atau pelana harus disediakan dan diadakan oleh rekanan.
3. Pembuatan bengkokkan pipa (bend) PE, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini:
- untuk sudut 60° s/d 90°, maksimum terdiri dari lima bagian.
- untuk sudut 45°, maksimum terdiri dari empat bagian.
- untuk sudut 30°, maksimum terdiri dari tiga bagian.
- unluk audut 11 1/4° s/d 22 1/2°, maksimum terdiri dari dua bagian.
4. Bengkokkan baja yang dibentuk, tidak boleh digunakan untuk pipa yang
diameter nominal kurang dari 450 mm dan hanya dalam kondisi yang
sangat terpaksa. Untuk pipa dengan diameter nominal kurang dan 450 mm
dapat digunakan perlengkapan pipa dan material jenis DCIP. Seluruh
detail rencana untuk perlengkapan pipa harus diajukan serta diuji oleh
Direksi / Pemberi Tugas terlebih dahulu.
3) Pengelasan Pipa
Hasil pengelasan harus diuji selama proses pembuatannya, sesuai dengan
ketentuan pada AWWA C-200 - 86, sebagai berikut:
a. Contoh hasil las, yang berasal dan bagian ujung pipa, diambil tegak
lurus atau dapat juga dari plat yang dibuat dari bahan yang sama
digunakan untuk pembuatan pipa. Plat uji tersebut harus dilas dengan
prosedur, operator dan plat yang sama serta berurutan, sesuai dengan
pengelasan yang dilakukan pada pipa.
b. 2 (dua) contoh hasil las untuk uji tegangan harus dilakukan dan harus
menunjukkan tegangan patah (tensile strenght) tidak kurang dan 100 %
tegangan patah dan bahan dasar.
c. 2 (dua) contoh uji bengkokkan harus dilakukan dan harus mengalami
pembengkokkan
180 pada jig. Jika melakukan uji "Guided Bend" satu contoh hasil las
harus dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan permukaan
dalam pipa menghadap ke dalam uji bengkokkan, sedangkan hasil contoh
las yang ke dua harus dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan
permukaan dalam pipa menghadap keluar pada uji bengkokkan. Contoh
hasil las dianggap memenuhi syarat, apabila :
- Tidak terjadi keretakan atau cacat terbuka lainnya melebihi 1/8 inchi,
yang diukur ke segala arah pada las atau antara las dengan bahan
dasar setelah pembengkokkan.
- Contoh hasil las mengalami retak atau patah dan permukaan patah
menunjukkan penetrasi pada seluruh tebal las, dan tidak ada slag yang
masuk atau keropos, sampai pada tidak adanya kantong-kantong gas
atau slag yang masuk melebihi 1/16 inchi dan jumlah ukuran cacat
dalam tiap inchi persegi dan las tidak melebihi 3/8 inchi.
d. Apabila pada contoh hasil las terjadi cacat waktu mengerjakan dengan
mesin atau terdapat cacat-cacat lain yang tidak ada hubungannya dengan
pengelasan, maka hasil contoh pengelasan harus diganti dengan yang lain.
4) Perlindungan Pipa
- Pipa HDPE dan perlengkapannya harus diberi lapisan pelindung luar dan
dalam untuk melindungi permukaan bagian dalam dan luar pipa dan
kondisi korosif untuk jangka panjang.
- Pelindung luar pipa dan perlengkapannya harus terdiri dari lapisan
primer dan lapisan bagaian luar sesuai dengan standar yang ada.
- Sebelum penggunaan bahan-bahan pelindung luar, permukaan
bagian luar pipa harus bersih dan bebas dari minyak, cat, oli, serpihan
las, kerak, ujung yang tajam dan karat yang menggunakan sikat baja
atau sandbalsting.
- Untuk pipa yang akan dipasang di atas permukaan tanah harus dicat
dasar sebagai pelapis primer dan kemudian dilapisi dengan cat, pelindung
epoxi. Sedangkan untuk pipa yang akan ditanam di tanah, disamping
dilapisi dengan cat dasar juga dengan coal tar enamel dua lapis.
- Pelindung dalam pipa dan pelengkapnya harus sesuai dengan standar
AWWA C-205 atau BS S - 534, dengan menggunakan bahan pelapis
"Cement Mortar".
- Pelindung dalam pipa tidak boleh mengandung bahan yang larut
dalam air serta beracun dan dapat menimbulkan rasa dan bau pada air
minum setelah pembersihan pipa (Flushing).
- Pelapisan permukaan bagian dalam pipa dilakukan secara sentrifugal
dengan membersihkan dahulu permukaan pipa dari serpihan, karat,
kotoran atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki. Ketebalan
lapisan cement mortar harus berkisar antara 6 mm s/d 10 mm untuk
ukuran diameter minimal pipa antara 100 mm s/d 900 mm.
- Setelah pelapisan bagian dalam pipa selesai, ujung-ujung pipa harus
ditutup sampai dengan saat pengiriman dan pengangkutan serta ditandai
dengan tanggal pelaksanaan pelapisan pada setiap batangan pipa.
5) Pemberian tanda
- Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi
dengan insulasi/penahan. Penahan hubungan flange harus cocok untuk
tekanan kerja paling tidak 8 kg/cm2.
- Material penahan/insulasi dari polythylene stud-sleeves, 2 fauric
reinforced phenolic washer dan 2 shell washer harus dilengkapi dengan
kancing. Gasket harus dengan muka yang penuh dan harus dilengkapi
dengan kancing dan harus dari lembai-lembar paket dielektrik.
Tekanan Kerja
Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10 kg/cm2.
Setiap katup-katup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja pada katup
tersebut.
Katup-katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan
maupun pengontrolan aliran. Baik dioperasi untuk waktu yang lama, yang
dijalankan pada sistem terbuka maupun tertutup. Semua bagian-bagian katup yang
berhubungan langsung dengan kimia harus tahan terhadap karat yang ditimbulkan.
Pelumasan
Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh harus
dilumasi dari luar secara tersendiri.
Stuffing Box
Stuffing Box harus dari jenis "Gland Packing" jika tidak ditentukan lain. Stuffing box
harus dilengkapi dengan gelang perunggu dan "Square falx packing". Semua baut,
sekrup, kancing dan mur yang dipakai untuk menghubungkan stuffing box harus
sedemikian, sehingga dapat diatur atau dibongkar pasang tanpa mengganggu bagian-
bagian lain atau operasi packing gland.
Operator
Katup-katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang
rantai, magnetic operator dan sebagainya seperti yang ditujukkan pada gambar
pabrikasi. Katup-katup dapat dibuka dengan cara memutar berlawanan dengan arah
jarum jam atau panah penunjukkannya yang dibuat oleh pabrik pembuatnya.
Gambar-gambar Pabrikasi
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar pabrikasi (shop Drawing) kepada
Direksi/Pemberi Tugas untuk disetujui. Gambar-gambar tersebut harus mencakup:
- Daftar dan urutan material
- Detail seal dan bagian-bagian yang dapat berubah
- Nama Pabriknya
- Ukuran, Detail, baban dan tebal setiap item.
- Katup hampa udara dan katup pelepas udara berbadan kuat sekali dibuat dan
besi cor atau bahan besi tempa, pelampung dari baja tahan karat dan
direncanakan untuk tekanan kerja 10 kg/cm 2. Katup mempunyai katup
penutup secara menyeluruh yang digunakan selama pemeliharaannya.
- Semua unsur yang bergerak harus dibuat dan baja tahan karat atau perunggu.
- Katup yang berlubang lebar (pemecah kehampaan) harus mempunyai lubang
yang berbentuk bulat, terbuka penuh bila ruang katup kosong dan tertutup
repat dengan sendirinya bila ruangnya penuh air.
- Katup berlubang kecil (pelepas udara) digerakkan terapung dan tertutup bila
ruang katupnya penuh dengan air.
- Katup berlubang rangkap adalah bersifat gabungan antara katup berlubang
kecil dengan katup berlubang lebar. Katupnya akan mengeluarkan
gelembung-gelembung udara yang kecil-kecil bila jaringan kena tekanan,
terbuka penuh mulutnya bila ruang katup kosong dan tertutup rapat dengan
sendirinya, bila ruangnya penuh denganair.
- Setiap katup diuji di bawah tekanan hidrostatis 10 kg/cm 2 dan tanpa kebocoran.
1.5.1 Umum
a. Water meter yang dibutuhkan mempunyai Type Drinking Multijet, Dry
Dial, Magnetic Drive, Straight Line Reading, dengan Body Coper Alloy /
Bronze (untuk Æ ½ ― - Æ 1 ½ ― stainles spindle).
Water Meter Induk yang diameternya lebih besar dari Æ 2" harus
mempunyai Body Cast Iron.
b. Kemampuan uji Water Meter pada temperatur 40 °C mampu menahan
1.5.2 Kapasitas
Kalibrasi
Seluruh bahan besi yang digunakan telah dilakukan proses anti karat
dengan pengecatan atau epoxy pada bagian luar dan dalam.
petunjuk pemakaian.
1) Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan jointing
materialnya (coupling, mur baut dan gasket) sesuai dengan sistem
sambungan.
2) Pengadaan Water Meter tersebut harus sudah sesuai dengan Undang -
Undang No. 2 Tahun 1981 oleh Direktorat Metrologi.
3) Meter air harus dilengkapi tempat penyegelan yang baik, sehingga meteran
air tersebut tidak dapat dibuka atau diubah peralatan dalamnya tanpa
merusak segel.
4) Bahan-bahan yang digunakan harus tahan korosi baik langsung
maupun tidak langsung.
5) Bahan-baban yang digunakan harus tahan terhadap temperatur air, 40 °C.
6) Bahan pada bagian penutup, kepala, dan bahan Water Meter harus
memenuhi syarat kadar tembaga minimal 65 %.
7) Baut, skrup harus terbuat dari bahan tahan korosi.
SEKSI II
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA & ACCESSORIES
2.1 PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada Pemborong
tentang metodologi teknis secara umum maupun hal-hal non teknis yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan pemasangan jaringan perpipaan yang harus
diikuti dan ditaati oleh Pemborong.
Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pemborong adalah
sebagai berikut :
a. Arah aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar
rencana
―Sistim Jaringan Distribusi Air
Minum‖.
Sehingga semua peralatan pengatur aliran telah direncanakan dan Pemborong
tidak boleh mengubah lokasi / perletakan peralatan tersebut kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi / Tenaga Ahli.
b. Seluruh pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan sesuai dengan cara yang
benar, rapi dan cukup kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan gambar-
gambar rencana serta instruksi- instruksi dari produsen agar sedapat mungkin
diterapkan dengan baik.
c. Apabila pipa-pipa dipasang / ditanam di dalam tanah, maka dasar parit-
Galian galian pipa harus rata dan bebas dari benda-benda yang keras seperti
batu atau kerikil besar.
d. Pemborong tidak diperbolehkan membengkokkan pipa tetapi
harus menggunakan alat rakit belokan (bend / elbow) dan pencabang (tee)
untuk maksud tertentu.
e. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang selanjutnya harus diuji
secara hidrostatis, untuk itu bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit
maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun sebelum pengujian tekanan
hidrostatis selesai dilaksanakan. Pengujian ini dinyatakan berhasil dengan
memuaskan bila tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
f. Pekerjaan khusus dan gambar rencana yang tidak tercantum dalam
spesifikasi teknis ini, harus dikerjakan oleh Pemborong dengan ketentuan dari
Direksi / Tenaga Ahli atau diatur dalam Spesifikasi Teknis khusus secara
terpisah.
2.1.1 Peralatan yang Disediakan Oleh Pemberi Tugas
Pemberi tugas akan menyiapkan peralatan untuk digunakan
oleh
Pemborong apabila dianggap perlu, yang terdiri dari
:
a. 1 (satu) set peralatan pemasangan pipa masing-
masing untuk diameter 200 mm, 250 mm, 300 mm
untuk pipa PVC dan diameter
300 mm, 400 mm untuk pipa steel.
b. ―Tapping Bor‖ apabila diperlukan untuk berbagai diameter.
Setiap set peralatan pemasangan pipa terdiri dari :
- 1 buah pipa cutter (pemotong pipa)
- 1 buah pipe trimmer
- 12 buah spare trimmer bits
- 2 buah pipe pullers (untuk pipa asbes semen diameter > 300 mm)
Pemborong harus memelihara semua peralatan dan mengembalikan dalam
keadaan masih berfungsi dengan baik, segera setelah pekerjaan selesai.
2.1.2 Peralatan Pemborong
Pemborong harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, minimal adalah sebagai berikut :
- Satu buah truck ukuran sedang untuk pengangkutan pipa.
- Alat pemotong pipa secara mekanis (mechanically operated pipe cutter)
- Peralatan penyambung pipa.
- Peralatan untuk menurunkan pipa kedalam Galian galian pipa.
- Vibrator, untuk memadatkan urugan (sebuah setiap lokasi).
Pasir dan kerikil / batu pecahan harus diangkut, ditangani dan ditimbun
sedemikian rupa, sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang
berukuran lain dan tidak tercampur dengan benda-benda lain. Kerikil dan
batu pecahan harus didapat dari sumber yang telah disetujui, harus keras,
tahan lama, bersih serta bebas dari lapisan yang menempel dan dari debu.
2.3.1.3 Beton
Perbandingan campuran beton harus 1:2:3 kecuali ada ketentuan lain. Untuk
mendapatkan mutu beton yang baik perbandingan kerikil dan pecahan batu
yang digunakan harus diubah-ubah ( dapat dipadatkan dengan baik tanpa
penggunaan terlalu banyak air ). Untuk pencampuran semen harus digunakan
air yang bersih. Beton harus dicor dan dipadatkan tidak kurang dari 30 menit
setelah dicampur dan dibiarkan dalam keadaan basah dan terlindung dari
sinar matahari.
2.3.1.4 Cetakan dan Penyempurnaan
Cetakan untuk cor beton dibuat rapi dan diperkuat secukupnya seperti tertera
pada gambar. Semua sambungan-sambungan harus rapat untuk menjamin
agar tidak terdapat kebocoran yang menyebabkan beton menjadi basah pada
cetakannya. Cetakan tidak boleh dibongkar selama
24 jam setelah pengecoran.
Permukaan beton yang horizontal dan yang terlihat harus diratakan sampai
halus dengan sendok baja setelah perkerasan pertama terjadi.
2.3.1.5 Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar dan
bersih, bebas dari debu serta karat. Baja yang digunakana dalam konstruksi
harus baru.
2.3.1.6 Bata merah
Bata merah bermutu yang digunakan dan harus mendapat persetujuan
Direksi / Tenaga Ahli. Bila diminta, Pemborong harus menyediakan
contoh-contoh bata merah. Bata merah harus dipasang rapi dan sambungan-
sambungannya harus sama rata dengan permukaan, penggunaan bata merah
yang pecah atau rengat dilarang.
Adukan untuk bata merah harus terdiri atas 1 bagian semen dan 3 bagian
pasir.
Manhole dibuat dari bahan beton berbentuk bulat dengan konstruksi sesuai n
gambar rencana. Tutup manhole harus baru, berat (rapat gas). Tangga manhole
den
dibuat dari besi galvanis atau cast iron dengan diameter injakan
minimal 2,5 cm.
2.3.4 Ruang Katup
Ruang katup (valve chamber) harus dibangun dengan bahan dan jenis
konstruksi seperti pada gambar-gambar rencana.
Ruang katup tidak boleh mengeluarkan / meneruskan tekanan dari atas terhadap
katup dan harus terletak di tengah dan melampaui bagian mur dari katup dengan
tutup bak yang sesuai dengan permukaan jalan / tanah setempat atau pada
permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan dari Direksi / Tenaga Ahli. Kotak
luar harus ditempatkan di atas pelat beton bertulang yang dituang langsung di
tempat sesuai gambar rencana. Kotak-kotak luar akan diserahkan kepada
Pemborong dalam keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisi dalam dan sisi atas dari besi tuang disikat
dengan sikat kawat dan dicat dengan ter batubara atau cat yang sejenis, yang
disetujui oleh Direksi /Tenaga Ahli. Kotak luar harus dipasang sedemikian
rupa, sehingga tiada tegangan yang dapat diteruskan kepada katup. Kotak itu
harus dipasang tegak lurus dan kosentris terhadap poros katup.
Hidran-hidran harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran
pembuangan dari katup api menjurus ke jalan. Hidran disetel pada sebuah tegel
/ pelat semen yang dipancangkan dengan menuangkan kurang lebih 20 liter
beton (beton tipis) di atas tegel beton itu. Setelah menyetel dan mengencangkan
hidran itu, bagian yang berada di bawah tanah harus dilindungi dengan ter
batubara atau sejenis sampai 5 cm di atas permukaan tanah. Bagian yang tersisa
harus dicat warna merah, tidak termasuk kopling
―STORZ‖ , tutup, rantai baja anti karat dan kepala poros. Katup pembuang udara
dan hidran kebakaran harus dipasang di tempat-tempat seperti tertera dalam
gambar rencana atau atas pengarahan dari Direksi / Tenaga Ahli.
Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan menurut tata cara
kerja yang baik, instruksi dari produsen sedapat mungkin iterapkan. Pemborong
harus menyediakan instrumen alat dan fasilitas yang dianggap memuaskan oleh
Direksi / Tenaga Ahli serta memakainya dengan cara yang aman dan praktis.
Semua pipa, alat bantu dan accessories harus baik dan bersih sebelum dipasang.
Jika terjadi persilangan antara perpipaan dan bagian struktur yang lain maka
Direksi / Tenaga Ahli akan memutuskan pekerjaan yang mana yang akan
dipindahkan, tanpa memperhitungkan yang mana lebih dulu dipasang,. Union
harus disediakan dekat peralatan utama pada jalur cabang untuk memudahkan
pembongkaran pipa.
Pengekang dari logam, batang pengikat atau penjepit dengan kekuatan cukup
untuk mencegah gerakan yang disediakan oleh Pemborong harus dipasang
menurut petunjuk gambar atau Direksi / Tenaga Ahli. Semua bagian untuk
sambungan (flens) harus dibersihkan seluruhnya sebelum pemasangan, paking
harus ditempatkan dengan teliti. Baut- baut harus dikencangkan bergantian pada
ujung yang berlawanan dari diameter sambungan dan dalam rotasi sekeliling pipa.
Untuk menjamin sambungan yang baik tidak diperlukan gaya yang berlebihan.
Sambungan dengan flens harus dibaut secara kencang dan penuh dengan
memakai baut- baut mesin yang disediakan oleh pemborong. Paking harus dipakai
pada semua sambungan.
Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya harus diperhatikan agar
jangan sampai ada benda asing yang masuk ke pipa. Pada waktu instalasi pipa
sedang dihentikan, ujung pipa yang terbuka harus ditutup dengan cara yang
disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemotongan pipa di lapangan harus
dicegah seminimal mungkin. Bila pemotongan dan metode yang diperlukan
maka harus dilakukan dengan mesin pemotong dan metode yang sesuai
dengan hasil potongan yang rata dan tegak lurus terhadap as pipa. Pemotongan
harus dikerjakan hati-hati agar tidak merusak cat atau lapisan pipa. Penanganan
dan penyimpangan pipa dan alat bantu (fitting) harus dilakukan dengan hati-
hati. Pipa tidak boleh disimpan di bawah sinar matahari langsung, kerusakan pada
coating pipa. Kerusakan apapun yang dapat timbul harus dicegah, pipa jangan
sampai diletakkan di atas benda tajam. Pipa yang sudah tergores atau cacat
hingga lebih 10% dari tebal dinding akan ditolak. Penumpukan pipa tidak
boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh produsen dengan memperhitungkan
kondisi sekitar.
Seluruh jaringan pipa harus dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi teknis.
sebesar 10 kg / cm2 pada suhu 300 celcius kecuali bila ditentukan lain. Direksi
dapat meminta dilakukannya pengujian tekanan dengan biaya Pemborong
dan / atau sertifikat-sertifikat pembuatan / pabrik.
Setelah perpipaan diterima oleh Direksi maka akan ditimbun di Daerah
Pergudangan Pemberi Tugas, dimana penyimpanan dan administrasi akan sama
perlakuannya dengan perpipaan yang diadakan oleh Pemberi Tugas. Kecuali bila
ditentukan lain oleh Pemberi Tugas, perpipaan dapat disimpan oleh Pemborong di
tempat penyimpanan dekat lokasi pekerjaan.
ujung pipa dibuat dengan sudut ± 15 0 terhadap as pipa. Umumnya pipa PVC (pipa
bell ring) yang dikeluarkan dari pabrik telah digerinda / dipinggul lebih dahulu.
Penyambung-penyambung cincin karet dari PVC memerlukan sebuah alat
pembantu profil ujung (end shoper tool). Pemotong pipa untuk menempatkan tee,
bend, katup dan lain-lain harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya, ujungnya harus dibuat halus
dan rata.
2.5.8 Penyambung Pipa
Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum
disambungkan. Sambungan-sambungan antara pipa maupun antara pipa dan
peralatan- peralatan rakit harus dilaksanakan dengan mempergunakan cincin-
cincin karet, flens-flens dilas dan lain-lain sesuai gambar rencana.
Semua sambungan dan peralatan rakit yang diperlukan harus dipasang dengan cara
yang memenuhi syarat sehingga tidak menimbulkan tegangan dalam keseluruhan
sistem pipa dan harus dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik bersangkutan.
Defleksi pada sambungan- sambungan pipa PVC tidak boleh melebihi 3 derajat.
Setiap lengkungan pada pipa harus diperlengkapi dengan peralatan rakit yang layak
dan harus dipasang menurut sudut yang diinginkan.
2.5.8.1 Sambungan ―Push - on - Joint
Istilah ―bell end‖ atau ―socket‖ pada pipa PVC yang digunakan di
sini harus dianggap sebagai ujung dari pipa push - on joint.
Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap ke arah depan dari
pemasangangan kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan
harus dimulai pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan
ujung bell dari pipa yang bersudut.
Ujung spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan hati-
hati agar tidak bersentuhan dengan tanah. Sambungan harus diselesaikan
dengan menekan bagian ujung yang datar ke dasar socket dengan alat atau
peralatan lain yang disetujui Direksi.
Bagian dalam ujung bell dan bagian luar ujung spigot harus dibersihkan
dari minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang
karet untuk sambungan maka gelang karet yang melingkar harus
dipasang dan dimasukkan ke dalam gasket pada bell socket.
Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian
dalam dari gasket atau pada ujung pipa atau keduanya. Minyak gelang
harus berasal dari persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui oleh
Direksi / Tenaga Ahli. Pemborong tidak diperkenankan mempergunakan
bahan yang tidak disetujui.
Jika dipakai sambungan dengan solvent cement maka bagian yang akan
disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air. Oleskan, solvent
cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada ujung pipa sedalam
socket atau bagian dalam fitting yang akan disambung sesuai dengan yang
diinstrusikan oleh pabrik pipa bersangkutan.
Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus tepat
dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push-on-joint untuk
membentuk belahan berjari-jari panjang maka jumlah defleksi harus
dengan persyaratan Direksi / Tenaga Ahli dan petunjuk dari pabrik harus
diikuti. Penting untuk membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus
dan defleksi dibuat sesudah sambungan diselesaikan.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, alat bantu, atau asessories lain pada pemasangan,
maka Tenaga Ahli harus segera diberitahu. Tenaga Ahli harus menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bagian yang rusak.
Bila pipa-pipa diangkat / diturunkan dengan mempergunakan suatu katrol / derek
maka bagian jerat baja yang melingkar pipa harus terbungkus (dengan karet atau
yang tidak akan merusak lapisan pipa).
Pemasangan pipa harus menurut penggalian saluran. Pemborong tidak boleh
membiarkan saluran yang sudah digali tetap terbuka untuk jangka waktu lama
ketika menunggu pengujian pipa. Pemborong harus mengambil tindakan
pencegahan agar pipa tidak terapung pada lokasi dimana saluran yang sudah digali
dan masih terbuka digenangi air. Pencegahan ini dapat meliputi pengurugan
sebagian saluran dengan sambungan- sambungan pipa tetap terbuka sambil
menunggu pengujian tekanan hidrolis.
Pemborong harus memperbaiki semua kerusakan yang timbul pada spesi
semen atau lapisan epoxy pada pipa baja dan besi kenyal akibat pemotongan atau
pengelasan, Selanjutnya, pemborong harus mengisi kekosongan lapisan yang
timbul setelah penyambungan pipa. Lapisan spesi harus diperbaiki atau diisi
kembali dengan suatu adukan yang terdiri dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil atau
adukan pengisi.
Baut, mur, pelat antara, klem pipa, sengkang dan sebagainya yang dipakai untuk
sambungan flens harus dicelupkan dalam larutan aspal panas sebelum dipasang.
Untuk mengatasi perubahan temperatur, pipa PVC perlu diliukkan dengan cara
memberi offset secukupnya.
2.5.12 Pemasangan Pipa di Atas Tanah
Pipa harus dipasang menurt garis dan ketinggian yang ditentukan dan harus
sedekat mungkin pada dinding, atap, kolom dan bagian struktural lainnya supaya
mengambil tempat seminimal mungkin. Semua ordinat dan fitting yang diperlukan
harus disiapkan.
Semua pipa dan alat bantu (fitting) harus dipasangkan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan tegangan atau renggangan dalam pipa maupun peralatan yang
berhubungan karena adanya bagian-bagian yang ditempatkan
secara paksa.
Perubahan arah harus dikerjakan dengan memakai alat bantu yang sesuai. Pipa saat
dipasang dan pemasangan pekerjaan pipa harus dilaksanakan dengan hati- hati
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur
dan perlengkapan yang berdekatan. Sebelum alat penunjang dan sengkang
sementara diangkat maka pir dan penunjang tetap harus sudah terpasang.
Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk memudahkan
pengangkatan.
Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung, sisipan atau
tumpuan yang disetujui dan kemungkinan pengembangan atau penyusutan sudah
diperhitungkan. Pipa tidak boleh ditumpukkan pada pipa lain, tangga, anak tangga
atau trotoir kecuali jika disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Semua pipa vertikal
harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-interval yang tidak lebih dari 2
m ke arah pipa, klem, sengkang atau penahan pada dinding, serta pada titik yang
lain agar menjamin terciptanya konstruksi yang kaku. Tiap bagian pipa harus
diletakkan dan semua sambungan (disemen, dilas, disekrup) dikerjakan ketika
pipa ditumpu oleh penunjang sementara. Setelah sambungan selesai dikerjakan,
pipa diklem pada posisi akhirnya. Pengecatan dan pelapisan luar / dalam
harus dikerjakan sebagaimana ditentukan dalam ayat-ayat yang sesuai pada
spesifikasi ini.