Anda di halaman 1dari 55

BAB I PEKERJAAN

PERSIAPAN

1.1 Pekerjaan Pengukuran


Pengukuran topografi harus dilakukan untuk menetapkan lokasi yang tepat di dalam
pelaksanaan trase jalur pipa di sepanjang bentang trase pipa yang akan dilaksanakan.
1.2 Pematokan
Pekerjaan pematokan memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut :
1) Sebelum pekerjaan dimulai, Direksi menentukan terlebih dahulu titik nol atau peil
bangunan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
2) Titik harus ditempatkan pada suatu tempat yang tidak akan terganggu
selamapelaksanaan pekerjaan berlangsung.
3) Ukuran pokok dapat dilihat pada gambar konstruksi, sedangkan ukuran lainnya yang
tidak tercantum dalam atau kurang jelas akan ditentukan oleh Direksi.
4) Apabila tedapat perbedaan antara gambar dan persyaratan teknis ini, maka sebelum
dilaksanakan harus dikonsultasikan terlebih daulu dengan Direksi.
5) Ukuran dalam detail lebih mengikat dari gambar lainnya.
6) Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong diwajibkan membuat gambar kerja yang
akan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi.

1.3 Papan nama Proyek


1) Pembuatan papan nama harus mendapat persetujuan Direksi untuk menentukanbahan,
kata-kata, warna dan ukuran.
2) Pemasangan papan nama harus dapat terlihat oleh umum secara jelas.

1.4 Perlengkapan K3
1.4.1 Syarat – Syarat Bendera K3
Syarat – Syarat Bendera K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) diatur dalam
Kepmenaker RI 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di antaranya ialah sebagai berikut :
- Bentuk Bendera K3 : Persegi Panjang (900 X 1350 mm).
- Warna Bendera K3 : Putih.
- Lambang K3 terletak bolak-balik di kedua sisi dengan ketentuan sbb :
- Bentuk : palang dilingkari roda bergerigi sebelas dengan warna hijau.
- Letak : titik pusat 390 mm dari pinggir atas.
- Ukuran : roda gigi R1 : 300 mm.
- roda gigi R2 : 235 mm dan roda gigi R3 : 160 mm.
- tebal ujung gigi : 55 mm.
- tebal pangkal gigi : 85 mm.
- jarak gigi : 32,73 derajat.
- palang hijau : 270 X 270 mm (tebal 90 mm).
- Kalimat “UTAMAKAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA”
berwarna hijau terletak bolak balik di kedua sisi dengan ketentuan sbb :
- tinggi huruf : 45 mm.
- tebal huruf : 6 mm.
- panjang kata “UTAMAKAN” : 360 mm.
- panjang kata “KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA” : 990 mm.
- jarak baris atas dan baris bawah : 72 mm.
- jarak baris bawah dengan pinggir bawah bendera : 75 mm.

Ketentuan (syarat-syarat) Bendera K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara


umum dipasang bersama dengan bendera negara juga berdera Perusahaan. Bendera
negara harus lebih tinggi min. 30 cm dibanding bendera lainnya, dan tinggi tiang
bendera merah putih min. 3,5 m., sementara bendera K3 dan bendera Perusahaan
terpasang di samping kanan-kiri bendera negara dengan panjang tiang yang lebih
rendah.
1.4.2 Papan Informasi K3 (Termasuk Rambu K3)
Pengurus diwajibkan memasang semua gambar keselamatan kerja dan semua
bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca. UU
Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
Sesuai regulasi nasional terkait keselamatan kerja, pemasangan safety sign atau
rambu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu kewajiban yang
harus dipenuhi pengurus perusahaan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
pekerja, kontraktor, dan semua pihak yang berada di area perusahaan. Rambu K3

memainkan peranan penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman di


tempat kerja.
Pada hierarki pengendalian risiko, memasang rambu K3 termasuk ke dalam
upaya pengendalian administratif yang bertujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan timbulnya risiko atau bahaya. Para ahli K3 pun menyadari bahwa
perusahaan harus menyampaikan komunikasi K3 secara efektif untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman. Rambu K3 memiliki peranan penting untuk mencapai
tujuan tersebut.
Rambu K3 berguna untuk:
• Mengingatkan pekerja atau penghuni gedung tentang potensi bahaya dan
bagaimana menghindari bahaya yang terdapat di area kerja.
• Memberi petunjuk ke lokasi tempat penyimpanan peralatan darurat.
• Membantu pekerja atau penghuni gedung lainnya saat proses evakuasi
dalam keadaan darurat.
• Poin plus saat audit K3, membantu perusahaan untuk mendapatkan
sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),
ISO, OHSAS, dll.
• Memenuhi persyaratan peraturan keselamatan kerja.
Terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan rambu- rambu
K3 :
1) Safety Sign Assignment
Melalui survei/penilaian/safety sign assessment di area kerja, Anda dapat
menentukan kebutuhan rambu K3 yang diperlukan. Anda juga bisa mendapatkan
berbagai informasi seperti jenis, desain, ukuran, material, jumlah rambu hingga
lokasi pemasangan rambu yang tepat. Melalui survei ini, Anda juga bisa
mendapatkan manfaat lain di antaranya:
• Mengetahui rambu K3 lama yang tidak dibutuhkan lagi atau Anda pun
bisa mengombinasikan rambu K3 baru yang sesuai untuk area kerja
tersebut.
• Mengetahui rambu K3 lama yang hilang atau rusak dan perlu diganti.
2) Desain dan Format
Sebelum menentukan rambu K3, Anda perlu memahami bentuk dan simbol,
warna, serta format desain rambu K3 yang sesuai dengan standar OSHA/ANSI.
Menurut standar terbaru OSHA/ANSI, rambu K3 bahaya di area kerja sebaiknya
memuat informasi mengenai:
1. Sifat bahaya

2. Konsekuensi pekerja bila berinteraksi dengan sumber bahaya


3. Bagaimana menghindari bahaya
Yang harus dipahami dalam desain dan format rambu K3 sebagai berikut :
a. Warna rambu K3
• Warna MERAH mengidentifikasi DANGER/BAHAYA,
FIRE/KEBAKARAN, dan STOP. Paling sering digunakan untuk
identifikasi bahan kimia cair mudah terbakar, emergency stop, dan
alat pemadam kebakaran/keselamatan kebakaran. Sedangkan warna
merah yang mengindikasikan bahaya digunakan untuk menunjukkan
adanya situasi bahaya yang dapat mengakibatkan kematian atau
cedera serius.
• Warna ORANYE menunjukkan WARNING/PERINGATAN/AWAS.
Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya yang bisa
mengakibatkan kematian atau cedera serius. Biasanya sering dipasang
di dekat peralatan kerja berbahaya, seperti bor listrik, gergaji jigsaw,
mesin gerinda, dll.
• Warna KUNING menunjukkan CAUTION/WASPADA. Digunakan
untuk menunjukkan situasi bahaya fisik secara langsung (seperti
tersandung, terpeleset, terjatuh, atau di area penyimpanan bahan yang
mudah terbakar) yang bisa mengakibatkan luka ringan atau sedang.
• Warna HIJAU menunjukkan EMERGENCY/SAFETY. Digunakan
untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan keselamatan,
peralatan P3K dan instruksi-instruksi umum yang berhubungan
dengan praktik kerja yang aman.
• Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN. Digunakan untuk
menunjukkan instruksi tindakan/informasi keselamatan (bukan bahaya),
seperti penggunaan APD atau kebijakan perusahaan.
b. Bentuk dan simbol rambu K3
• Triangle atau diamond shape: digunakan untuk menunjukkan bahaya.
Rambu dengan bentuk triangle ini dirancang dengan piktogram berwarna
hitam, warna dasar kuning atau oranye, dan garis tepi berwarna hitam.
• Round shape: digunakan untuk mandatory sign atau berisi instruksi
keselamatan yang wajib dipatuhi pekerja, seperti penggunaan APD.
Rambu dengan bentuk lingkaran ini dirancang dengan piktogram
berwarna putih dan warna dasar biru.
• Rectangular atau square shape: digunakan untuk menunjukkan jalan
keluar saat kondisi darurat, lokasi penyimpanan peralatan keselamatan,
dan peralatan P3K. Rambu dengan bentuk persegi panjang atau persegi
ini dirancang dengan piktogram berwarna putih dan warna dasar hijau.
• Untuk prohibition sign atau rambu yang berisi larangan dirancang
dengan piktogram berwarna hitam, warna dasar putih, garis tepi berwarna
merah dan garis diagonal pada bagian tengah berwarna merah.

c. Format desain rambu K3


• One panel sign: rambu didesain satu panel dengan mencantumkan teks
atau piktogram/simbol saja.
• Two panel sign: rambu didesain dua panel dengan mencantumkan teks
dan piktogram/simbol atau teks berisi kata kunci dan teks sebagai
penjelas (harus memasukkan informasi berupa tipe bahaya, konsekuensi
dan pernyataan untuk menghindari bahaya tersebut).
• Three panel sign: rambu didesain tiga panel dengan mencantumkan:
- Header/signal word (seperti danger, warning, caution, notice, atau
safety first)
- Messaging and text format (berisi kata kunci dan teks penjelas),
Piktogram/symbol
d. Rambu Keadaan Darurat
• Rambu keadaan darurat sebagai petunjuk apabila keadaan darurat
terjadi atau menunjukkan lokasi fasilitas pelayanan darurat.
• Rambu dinyatakan dengan warna dasar hijau dan tulisan putih.
• Rambu dipasang pada lokasi yang sesuai.
• Rambu titik berkumpul dipasang di lokasi titik kumpul yang sudah
ditentukan pada lokasi yang aman (bias tidak dipasang apabila lokasi
tidak memungkinkan untuk dipasang, namun bisa dipastikan semua orang
mengerti lokasi titik kumpul).
3) Teks
Pertimbangkan teks atau signal word yang tercantum pada rambu K3. Rambu K3
yang mengacu pada regulasi OSHA/ANSI menggunakan signal word DANGER/
BAHAYA, WARNING/ PERINGATAN, atau CAUTION/ WASPADA untuk
menunjukkan tingkat keparahan risiko atau bahaya, dan kata-kata tersebut harus
disertakan pada rambu K3 Anda.
Rambu K3 harus mengandung pesan (dan simbol-simbol) yang menyatakan sifat
bahaya, konsekuensi bila pekerja kontak dengan bahaya tersebut, dan instruksi
cara menghindarinya secara jelas. Pertimbangkan juga ukuran huruf yang
digunakan, pastikan cukup besar untuk dibaca dari jarak baca yang aman atau
dalam kondisi penerangan yang tidak memadai.
4) Spanduk dan Poster
• Harus dipasang spanduk dan poster yang sesuai dengan kebutuhan dan
sifat spanduk dan poster.
• Ukuran dan jumlah spanduk dan poster disesuaikan dengan kebutuhan dan
lokasi.
• Spanduk dan rambu peringatan kepada pihak ketiga atau lingkungan
sekitar proyek harus dipasang pada setiap lokasi yang sesuai.

5) Material
Selain desain, pemilihan material rambu K3 yang tepat sesuai kondisi dan lokasi
pemasangan juga penting diperhatikan. Sebab, jika Anda salah memilih material
rambu K3, bisa Anda bayangkan seberapa sering Anda harus mengganti rambu
K3 di perusahaan karena materialnya yang mudah rusak atau tidak tahan lama.
Berikut beberapa faktor penting yang harus Anda pertimbangkan ketika memilih
material rambu K3 menurut OSHA/ANSI:
• Penempatan rambu di dalam atau di luar ruangan
• Tahan air, tahan pudar, dan ketahanan terhadap goresan
• Daya rekat tinggi
• Temperatur suhu di area kerja
• Kondisi pencahayaan/penerangan
• Kondisi pencahayaan darurat (kemungkinan perlu menggunakan bahan
luminous/photoluminescent atau glow in the dark untuk rambu K3
tertentu, seperti rambu petunjuk arah jalan keluar/jalur evakuasi) sehingga
masih dapat terlihat jelas dalam kondisi ruangan gelap
• Kontaminasi bahan kimia di area kerja.
6) Lokasi Pemasangan
Ketika menempatkan rambu K3 di area yang relevan, perlu diingat bahwa signal
word (WARNING, CAUTION, DANGER) harus dapat dibaca dari setidaknya
dengan jarak 1,52 meter. Ini karena seseorang yang melihat rambu harus
memiliki cukup waktu untuk mengikuti instruksi rambu dengan cepat dan aman.
Berikut rekomendasi lokasi pemasangan rambu K3:
• Posisikan rambu K3 di lokasi yang mudah dilihat dengan jelas
• Posisikan rambu K3 dalam jarak pandang yang tepat sehingga
informasinya terbaca jelas
• Pastikan posisi rambu K3 tidak tertutup atau tersembunyi
• Posisikan rambu K3 di lokasi di mana karyawan memiliki waktu yang
cukup untuk membaca pesan yang disampaikan, sehingga bisa menghindari
bahaya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga
keselamatan
• Pastikan rambu K3 di area kerja mendapat penerangan yang memadai agar
pesan terlihat jelas
• Posisikan rambu K3 yang berhubungan secara bersebelahan
• Hindari menempatkan lebih dari empat rambu dalam area yang sama
• Posisikan rambu K3 petunjuk arah/jalur evakuasi secara berurutan
sehingga rute keluar menuju titik kumpul menjadi jelas.

7) Pelatihan
Berikan pelatihan kepada semua pekerja tentang arti rambu dan label yang
dipasang di area kerja. Setiap orang harus paham dengan arti warna dan pesan
pada rambu K3, dan memahami tindakan pencegahan yang disampaikan oleh
setiap rambu.
Pekerja Anda harus mengenali rambu-rambu K3 mana yang mengindikasikan
bahaya langsung, mengetahui perbedaan antara bahaya dan waspada, dan dapat
melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Rambu K3 yang dipasang mungkin
sudah tampak jelas dan dapat dipahami, tetapi belum tentu semua pekerja
mematuhinya. Pelatihan menjadi bagian penting dalam penerapan K3, jika Anda
ingin memastikan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja, maka pelatihan K3
tidak boleh Anda abaikan.
Rambu K3 mungkin tampak sebagai aspek kecil dalam implementasi K3 di
tempat kerja, tetapi itu dapat membantu memperingatkan pekerja tentang bahaya
dan pencegahannya. Untuk memasang rambu K3 baru atau memperbarui rambu
K3 lama di perusahaan, Anda perlu menentukannya dengan cermat. Mulai dari
pemilihan piktogram, material yang digunakan, hingga ukuran rambu, semua
harus sesuai standar yang berlaku.
8) Lokasi Pemasangan
Agar safety sign di area kerja Anda berfungsi maksimal untuk mengantisipasi
bahaya dan meminimalkan kecelakaan kerja, berikut pedoman umum yang dapat
diterapkan saat pemasangan safety sign:
• Posisikan safety sign di lokasi yang mudah dilihat dengan jelas
• Posisikan safety sign dalam jarak pandang yang tepat sehingga
informasinya terbaca jelas
• Pastikan posisi safety sign tidak tertutup atau tersembunyi
• Posisikan safety sign di lokasi dimana karyawan memiliki waktu yang
cukup untuk membaca pesan yang disampaikan, sehingga bisa menghindari
bahaya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga
keselamatan
• Pastikan safety sign di area kerja mendapat penerangan yang memadai
agar pesan terlihat jelas
• Posisikan safety sign yang berhubungan secara bersebelahan
• Hindari menempatkan lebih dari empat sign dalam area yang sama
• Posisikan safety sign petunjuk arah/ jalur evakuasi secara berurutan
sehingga rute keluar menuju titik kumpul menjadi jelas
• Untuk penempatan safety sign level tertinggi (seperti rambu lokasi
penyimpanan peralatan keselamatan, peralatan pemadam kebakaran, EXIT
sign) dipasang setidaknya 198 cm dari dasar lantai.
• Untuk penempatan safety sign dengan level ketinggian medium, biasanya
dipasang di tengah-tengah antara 114 - 168 cm dari dasar lantai.
• Untuk penempatan safety sign dengan ketinggian rendah (seperti rambu
rute evakuasi/ jalan keluar) ditempatkan tidak lebih dari 46 cm dari dasar
lantai sehingga tanda dapat terlihat dengan jelas bila kondisi ruangan
dipenuhi asap kebakaran.
• Safety sign model flat, flag, dan panoramic. Gunakan flat sign agar bisa
dilihat dari sudut pandang lurus atau kurang dari 60° dari posisi pusat
(posisi pekerja berdiri). Gunakan model panoramic atau flag-mounted agar
tanda dapat dilihat dari sudut ruangan.
• Untuk safety sign petunjuk arah dapat digunakan untuk membantu
karyawan menemukan benda (seperti peralatan pemadam kebakaran dan
peralatan keselamatan) yang posisinya tidak mudah terlihat orang.
• Pertimbangan lain: Pilihlah ukuran dan model safety sign yang tepat, serta
pastikan posisinya dapat terlihat jelas dari berbagai sudut/ semua arah dan
mendapat penerangan yang memadai.
Berikut merupakan tabel yang menunjukkan hubungan jarak baca aman
minimum dengan tinggi dan ukuran huruf yang digunakan pada safety sign.
1.4.3 Petugas K3
Petugas K3 terdiri atas :
1) Petugas K3
Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan keselamatan kerja instalasi
berbahaya, proses dansarana produksi, serta keselamatan kerja karyawan,
kontraktor, dan tamu perusahaan.
2) Petugas Tanggap Darurat
Bertanggung jawab menangani kecelakaan kerja yang tiba-tiba terjadi di lokasi
pekerjaan. Petugas tanggap darurat harus bisa berfikir cepat mengenai apa yang
yang harus segera dilakukan untuk menangani kecelakaan di lapangan yang
berasal dari berbagai macam sebab.
3) Petugas P3K
Memili uraian tugas melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja, merawat
fasilitas P3K di tempat kerja, mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan,
dan melaporkan kegiatan P3K secara berkala.
4) Asisten Petugas K3/ Safety Man/ Pengatur lalu Lintas (Flagman)
Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab seorang asisten K3 (Flagman) :
• Flagman harus selalu memakai baju reflectif yang mudah dilihat, juga
memakai PPE dengan baik, termasuk baju reflektif, peluit dan bendera
pengatur lalu lintas.
• Flagman harus memastikan tidak ada kendaraan atau alat berat yang
bergerak mundur tanpa dibantu aba-aba dan diarahkan oleh petugas
• Flagman harus selalu berada di area yang aman dan mudah terlihat oleh
operator alat atau kendaraan berat
• Flagman harus memastikan bahwa setiap operator sepenuhnya mematuhi
dan mendengarkan peluit atau signal yang akan dipergunakan selama
berlangsungnya operasi / pekerjaan tersebut.
• Flagman harus berani memerintahkan kepada para operator kendaraan atau
alat berat untuk selalu mematuhi peraturan proyek seperti memakai PPE bila
berada diluar kabin kendaraannya.
5) Petugas Medis
Pada dasarnya tugas petugas medis hamper sama dengan petugas P3K. Petugas
medis bekerja sama dengan petugas P3K untuk melakukan pertolongan dan
perawatan tercepat ketika terjadi kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan, namun
petugas medis disini juga harus mengerti mengenai obat – obatan. Petugas medis
juga harus mampu mengobati para pekerja yang mungkin mengalami sakit
seperti demam,batuk, pilek dan penyakit lainnya. Apabila pekerja menderita
penyakit yang gawat petugas medis harus sigap segera membawa ke rumah sakit
terdekat agar segera ditangani.

1.4.4 Alat Pelindung Diri (APD)


APD atau alat perlindungan diri adalah komponen alat yang mampu memberi
perlindungan ekstra pada seseorang dari risiko menjadi korban kecelakaan kerja.
Dengan kata lain, APD merupakan perlengkapan wajib yang harus digunakan saat
bekerja.
Umumnya, penggunaannya disesuaikan dengan tingkat bahaya serta risiko yang
harus dihadapi, baik oleh para pekerja maupun orang-orang di sekelilingnya.
Sehingga, diharapkan proses kerja dapat berlangsung aman untuk semua pihak.
Berikut merupakan APD yang harus disediakan oleh penyedia jasa di lokasi
pekerjaan :
1) Pelindung Kepala (Safety Helmet)
• Helm proyek harus standar ANSI Z.89.1-2014 atau minimal standar SNI
atau MSA Import.
• Model helm adalah V-Guard dan dilengkapi dengan tali dagu karet serta
model otomatis untuk mengencangkan suspensi helm.

• Helm dilarang untuk dicat (karena akan bersenyawa dengan cat) dan
dilarang ditulis dengan spidol.
• Catat tanggal pembelian pada bagian dalam helm dan di buku catatan.
• Masa pakai helm paling lama adalah 5 tahun setelah itu harus diganti baru.
• Helm yang rusak atau terkena dampak (kejatuhan benda) harus diganti.
• Cek kondisi helm minimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau
rusak.

2) Pelindung Mata (Googles/Safety Glasses)


• Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan
pelindung mata.
• Pelindung standar adalah kacamata pengaman Kings KY1151 sesuai
standar ANSI Z.87.1-2010

• Pekerjaan yang berbahaya terhadap mata, seperti pengelasan, pemotongan,


dan gerinda harus menggunakan pelindung mata yang sesuai.
3) Temeng Muka (Face Shield)

• Pekerjaan yang spesifik membahayakan muka pekerja (pekerjaan


pengelasan, pemotongan, gerinda, dll.) harus menggunakan pelindung
muka sesuai standar ANSI Z.87.1-2010.
• Pekerjaan pengelasan dan pemotongan baik dengan trafo las maupun las
potong harus menggunakan masker pengelasan.

• Pekerjaan gerinda dan alat portabel yang berputar lainnya (mesin senai,
sekop, dll.) pada area terbuka harus menggunakan tameng wajah yang
dikombinasikan dengan helm , sedangkan pekerjaan di bengkel kerja dapat
menggunakan tameng wajah biasa.
• Cek APD sebelum digunakan, jangan menggunakan APD yang rusak.

4) Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)


• Pekerjaan yang berpotensi terpajan debu, asap, uap atau gas harus
menggunakan pelindung pernapasan.
• Masker dan respirator harus digunakan disesuaikan dengan pekerjaan dan
potensi kontaminasi atau gangguan pernapasan.

• Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang terbuat
dari katun, kertas atau kasa.
• Untuk pelindung gas, uap dan asap harus menggunakan respirator dengan
penyaring yang sesuai.
• Pada pekerjaan di ruang terbatas atau area yang terkontaminasi gas harus
menggunakan SCBA (alat bantu pernapasan).
5) Sarung Tangan (Safety Gloves)
• Semua pekerja harus menggunakan sarung tangan sesuai standar SNI-06-
0652-2015.
• Pekerja pada umumnya harus menggunakan sarung tangan katun min. 8
benang

• Pekerjaan yang lebih kasar, seperti tukang besi, baja, bekisting,


penanganan tali baja, kawat, dll, harus menggunakan sarung tangan
kombinasi
• Pekerjaan pengelasan, pemotongan, dan gerinda harus menggunakan
sarung tangan kulit
• Pekerjaan dengan bahan kimia dan beracun harus menggunakan sarung
tangan tahan kimia (bahan vynil, PVC, nitril, dll.)
• Teknisi listrik harus menggunakan sarung tangan tahan listrik min. 5KV.
• Cek kondisi sarung tangan setiap akan digunakan, ganti bila cacat atau
rusak.
6) Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
• Sepatu keselamatan harus standar ANSI Z.41-1999 atau minimal standar
SNI 7079-2009 dan SNI 0111-2009.
• Sepatu untuk pekerjaan galian dan pengecoran dapat digunakan sepatu
karet biasa

• Sepatu untuk pekerjaan konstruksi lain harus menggunakan sepatu dengan


pelindung jari yang terbuat dari baja, dan anti tergelincir

• Catat tanggal pembelian pada buku catatan.


• Masa pakai sepatu paling lama adalah 3 tahun, setelah itu harus diganti
baru.
• Cek kondisi sepatu minimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila cacat atau
rusak.
7) Rompi keselamatan Dan Kartu Identitas (Safety Vest And Identity Card)
• Semua pekerja harus menggunakan seragam kerja yang rapi dan rompi
reflektif.
• Seragam yang digunakan harus memantulkan cahaya/ reflektif. Bila
menggunakan kaos lengan panjang, harus dilengkapi dengan rompi reflektif.

• Kartu identitas harus dipakai selama berada di dalam proyek.


• Kartu identitas harus ditandatangani pejabat proyek dan dapat diberikan
setelah lulus induksi keselamatan.
8) Celemek (Apron/Coveralls)
• Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan baju
lengan panjang dan celana panjang yang baik, tidak robek atau bolong-
bolong.
• Pelindung lengan dari kulit atau pakaian pelindung tahan api harus dipakai
pada pekerjaan pengelasan, pemotongan atau gerinda bila diperlukan.

• Pada saat hujan, pekerja harus menggunakan jas hujan.


SEKSI 1
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE DAN ACCESSORIES

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan dan menyediakan seluruh pipa, fitting
dan accesoriesnya seperti yang ditentukan dalam daftar kuantitas bahan, termasuk semua
baut-baut, mur, packing karet, ring-ring, serta bahan-bahan pendukung lainnya yang
diperlukan untuk paket ini.

1.1 PERSYARATAN
UMUM

1.1.1 Kualitas
Bahan
Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus
dilampiri dengan Surat lzin Penggunaan Sll (Standard Industri Indonesia)/ SNI
(Standard Nasioial Indonesia) dan Departemen Perindustrian, oleh
produsen/pabrik pembuat serta dapat menunjukkan pengalaman sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun.
Bahan pipa yang diadakan/ditawarkan dapat berlainan dengan bahan yang
tercantum dalam spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa kualitasnya
secara keseluruhan sekurang- kurangnya harus sama dengan yang tercantum dalam
persyaratan teknis bagian
2.1. Untuk pipa PVC dan bagian 2.2. untuk pipa-pipa baja, serta harus dilengkapi
dengan gambar-gambar detail sambungan (Detail Junction) termasuk didalamnya
ukuran dan spesifikasi dari bahan yang digunakan.
Seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan di daerah
tropis dengan temperatur air antara 20° s.d 30° dan derajat keasaman (pH) antara 6
s.d 8. Seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya akan ditanam dalam tanah, kecuali
untuk kebutuhan hal- hal yang khusus.

1.1.2 Standard Kualitas


Standard kualitas yang digunakan untuk spesifikasi teknis ini, adalah standard
yang berlaku secara Nasional di Indonesia dan yang diakui secara Internasional.
SII/SNI - Standard Industri Indonesia / Standard
Nasional
Indonesia ISO - International Oraganization for
Standardization

JIS - Japan Industrial


Standard
ANSI - American National Standard
Institute ASTM - American Society for
Testing and Materials AWWA -
American Water Works
Association

BS - British
Standard

AS - Australian
Standard

DIN - Duetsche Industrie


Norm
Jika terjadi perbedaan antara Standar Indonesia (Sll) dengan Standar Intemasional,
maka Standar Indonesia yang akan berlaku dan jika standar Indonesia tidak
menetapkan kriteria/persyaratan yang dibutuhkan, maka dapat digunakan
persyaratan yang sesuai dengan Standard Internasional seperti di atas.
1.1.3 Gambar Pabrikasi (Shop Drawing)
Sebelum pipa, fitting, dan accessories, dipabrikasi atau dikirim, rekanan harus
menyerahkan gambar-gambar pabrikasi (Shop Drawing) kepada Direksi/Pemberi
tugas untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.
Gambar-gambar pabrikasi yang digunakan untuk seluruh pipa,
fitting dan accesoriesnya, harus meliputi:
- Jenis material yang digunakan, dimensi, ketebalan, panjang, jenis-
jenis khusus, bentuk berat, kelas, batasan yang diizinkan seita
kualitas.
- Standar dari Produsen, dimana material dan bahan pipa dipabrikasi.
- Gambar-gambar pabrikasi secara lengkap termasuk detail-detail
khusus, adaptor, fitting dan desain penyambungan pipa.
- Prosedur pengujian ( jika ada).
- Metoda pelapisan dan perlindungan material pipa, jika ada.

1.2 PIPA & FITTING


1.2.1 Pipa HDPE dan Perlengkapannya
1.2.1.1 Umum
- Pipa HDPE harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dalam Sll
0161-81 atau AWWA C 201-202 dan Standard Intemasional lain
yang sama atau lebihtinggi.
- Untuk pipa HDPE dengan diameter nominal (DN) 1 / 2 inchi — 6 inchi
menggunakan kelas medium.
Tabel – Diameter luar rata-rata dan ovalitas (jangan digantung)

Ukuran Diameter
Diameter luar rata-
Nominal luar Ovulitas
rataa
DN/OD nominal maksimumb
(mm)
(mm) (mm d d
)
dn em maks em
maks
40 40 40 40.4 1.4
50 50 50 50.4 1.4
63 63 63 63.4 1.5
75 75 75 75.5 1.6

90 90 90 90.6 1.8
110 110 110 110.7 2.2
125 125 125 125.8 2.5
140 140 140 140.9 2.8

160 160 160 161 3.2


180 180 180 181.1 3.6
200 200 200 201.2 4.0
225 225 225 226.4 4.5

250 250 250 251.5 5.0


280 280 280 281.7 9.8
315 315 315 316.9 11.1
355 355 355 357.2 12.5
*SNI 4829.2:2012
Catatan Toleransi bands sesuai dengan ISO 11922-1 dihitung sebagai berikut.
a) Kelas A : 0,009 dn dibulatkan ke nilai yang lebih besar 0,1 mm dengan nilai
minum 0,3 mm dan nilai maksimum 10,0 mm.
b) Kelas B : 0,006 dn dibulatkan ke nilai atas lebih besar 0,1 mm dengan nilai
minimum 0,3 mm dan nilai maksimum 4,0 mm.
c) Kelas N : (dibulatkan menjadi 0,1 mm)
 Untuk diameter ≤ 75 mm (0,08 dn + 1)mm,
 Untuk diameter ≥ 90 mm dan ≤ 250 mm (0,02 dn) mm,
 Untuk diameter > 250 mm (0,035 dn)
mmDibulatkan ke atas sebesar 0,1 mm
Tabel – Ukuran ketebalan dinding

Seri pipa
SDR 6 SDR 7,4 SDR 9 SDR 11 SDR 13,6 SDR 17
S 2,5 S 3,2 S4 S5 S 6,3 S8
Nominal tekanan (PN)a
[Bar]
PE 80 PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5 PN 10 PN 8
PE 100 - PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5 PN 10
b
Ketebalan dinding
Ukura
[millimeter]
n emin emax emin emax emin emax emin emax e min e max e min e max

Nominal

40 6.7 7.5 5.5 6.2 4.5 5.1 3.7 4.2 3 3.5 2.4 2.8
40 8.3 9.3 6.9 7.7 5.6 6.3 4.6 5.2 3.7 4.2 3 3.4
63 10.5 11.7 8.6 9.6 7.1 8 5.8 6.5 4.7 5.3 3.8 4.3
75 12.5 13.9 10.3 11.5 8.4 9.4 6.8 7.6 5.6 6.3 4.5 5.1

90 15 16.7 12.3 13.7 10.1 11.3 8.2 9.2 6.7 7.5 5.4 6.1
110 18.3 20.3 15.1 16.8 12.3 13.7 10 11.1 8.1 9.1 6.6 7.4
125 20.3 23 17.1 19 14 15.6 11.4 12.7 9.2 10.3 7.4 8.3
140 23.3 25.8 19.2 21.3 15.7 17.4 12.7 14.1 10.3 11.5 8.3 9.3

160 26.6 29.4 21.9 24.2 17.9 19.8 14.6 16.2 11.8 13.1 9.5 10.6
180 29.9 33 24.6 27.2 20.1 22.3 16.4 18.2 13.3 14.8 10.7 11.9
200 33.2 36.7 27.4 30.3 22.4 24.8 18.2 20.2 14.7 16.3 11.9 13.2
225 37.4 41.3 30.8 34 25.2 27.9 20.5 22.7 16.6 18.4 13.4 14.9

250 41.5 45.8 34.2 37.8 27.9 30.8 22.7 25.1 18.4 20.4 14.8 16.4
280 46.5 51.3 38.3 42.3 31.3 34.6 25.4 28.1 20.6 22.8 16.6 18.4
315 52.3 57.7 43.1 47.6 35.2 38.9 28.6 31.6 23.2 25.7 18.7 20.7
355 59 65 48.5 53.5 39.7 43.8 32.2 35.6 26.1 28.9 21.1 23.4

*SNI 4829.2:2012
Tabel – Ukuran ketebalan dinding (lanjutan)

Seri pipa
SDR 21 SDR 26 SDR 33 SDR 41
S 10 S 12,5 S 16 S 20
Nominal tekanan
(PN)a
[Bar]
PE 80 PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5
PE 100 - PN 25 PN 20 PN 16
Ketebalan dindingb
Ukura
[mi
n emin emax emin e max emin e max e min
Nominal

40 2.0c 2. - - - - - -
50 2.4 2. 2.0 2.3 - - - -
63 3.0 3. 2.5 2.9 - - - -
75 3.6 1 18 3.3 - - - -
1

90 4.3 4. 3.5 4.0 - - - -


110 5.3 6. 4.2 4.8 - - - -
125 6.0 6. 4.8 5.4 - - - -
140 6.7 7. 5.4 6.1 - - - -

160 7.7 8. 6.2 7.0 - - - -


180 8.6 9. 6.9 7.7 - - - -
200 9.6 10.7 7.7 8.6 - - - -
225 10.8 1 8.6 9.6 - - - -
2

250 11.9 13.2 9.6 10.7 - - - -


280 13.4 14.9 10.7 11.9 - - - -
315 15.0 16.6 12.1 13.5 9.7 10.8 7.7 8.6
355 16.9 18.7 13.6 15.1 10.9 12.1 8.7 9.7

*SNI 4829.2:2012
- Bahan pipa harus dimanufaktur dan baja, yang berdasarkan hasil
analisis menunjukkan bahwa kadar air sulfurnya (S) tidak melebihi 0,05
% dan kadar phosfor (P) tidak melebihi 0,05 %.
- Panjang standar pipa harus 6 m, dengan toleransi tidak melebihi 6 mm atau
disesuaikan dengan standar lain yang dapat diterima. Setiap pipa harus diuji
di pabrik, dengan pengujian tekanan hidrolis minimum sebesar 50 atm,
jika ada pipa yang gagal atau rusak dalam pengujian tekanan hidrolis
tersebut, harus diganti dengan yang baru.

1) Sambungan Pipa
- Agar dapat dilakukan penyambungan pipa dengan cara las temu, maka
bidang potong dan ujung-ujung baja serta perlengkapannya harus
diserongkan. Penyerongan dari ujung-ujung pipa tersebut harus dengan sudut
30° pada sebelah luarnya, diukur dari garis yang tegak lurus pada sumbu
pipa, dengan toleransi tidak lebih besar dan 5° serta dengan lebar permukaan
pada bagian rata di ujung pipa sekitar 1,6 mm dengan toleransi
lebih/kurang 0,8 mm.
- Untuk penyambungan pipa baja dengan menggunakan flange, harus
sesuai dengan persyaratan pada ISO 2531 atau standar lain yang sama.
- Rekanan harus mengadakan dan melengkapi semua bahan-bahan untuk
penyambungan pipa, termasuk sabuk penumpu, bahan untuk penyelesaian
lapisan pelindung luar dan dalam pipa setelah penyambungan las selesai
dilakukan.

2) Perlengkapan Pipa
1. Seluruh perlengkapan pipa PE harus sesuai dengan persyaratan dan
standar pada AWWA C 201 & 202, ISO 2531 atau standar Internasional yang
sama atau lebihtinggi.
2. Semua pembuatan perlengkapan pipa baja harus dilakukan di bengkel pipa
(pipe shop) sesuai dengan ketentuan, tekanan yang diizinkan serta ketebalan
minimum yang dipersyaratkan untuk batang pipa baja. Jika diperlukan, cincin
penguat atau pelana harus disediakan dan diadakan oleh rekanan.
3. Pembuatan bengkokkan pipa (bend) PE, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini:
- untuk sudut 60° s/d 90°, maksimum terdiri dari lima bagian.
- untuk sudut 45°, maksimum terdiri dari empat bagian.
- untuk sudut 30°, maksimum terdiri dari tiga bagian.
- unluk audut 11 1/4° s/d 22 1/2°, maksimum terdiri dari dua bagian.
4. Bengkokkan baja yang dibentuk, tidak boleh digunakan untuk pipa yang
diameter nominal kurang dari 450 mm dan hanya dalam kondisi yang
sangat terpaksa. Untuk pipa dengan diameter nominal kurang dan 450 mm
dapat digunakan perlengkapan pipa dan material jenis DCIP. Seluruh
detail rencana untuk perlengkapan pipa harus diajukan serta diuji oleh
Direksi / Pemberi Tugas terlebih dahulu.

3) Pengelasan Pipa
Hasil pengelasan harus diuji selama proses pembuatannya, sesuai dengan
ketentuan pada AWWA C-200 - 86, sebagai berikut:
a. Contoh hasil las, yang berasal dan bagian ujung pipa, diambil tegak
lurus atau dapat juga dari plat yang dibuat dari bahan yang sama
digunakan untuk pembuatan pipa. Plat uji tersebut harus dilas dengan
prosedur, operator dan plat yang sama serta berurutan, sesuai dengan
pengelasan yang dilakukan pada pipa.
b. 2 (dua) contoh hasil las untuk uji tegangan harus dilakukan dan harus
menunjukkan tegangan patah (tensile strenght) tidak kurang dan 100 %
tegangan patah dan bahan dasar.
c. 2 (dua) contoh uji bengkokkan harus dilakukan dan harus mengalami
pembengkokkan
180 pada jig. Jika melakukan uji "Guided Bend" satu contoh hasil las
harus dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan permukaan
dalam pipa menghadap ke dalam uji bengkokkan, sedangkan hasil contoh
las yang ke dua harus dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan
permukaan dalam pipa menghadap keluar pada uji bengkokkan. Contoh
hasil las dianggap memenuhi syarat, apabila :
- Tidak terjadi keretakan atau cacat terbuka lainnya melebihi 1/8 inchi,
yang diukur ke segala arah pada las atau antara las dengan bahan
dasar setelah pembengkokkan.
- Contoh hasil las mengalami retak atau patah dan permukaan patah
menunjukkan penetrasi pada seluruh tebal las, dan tidak ada slag yang
masuk atau keropos, sampai pada tidak adanya kantong-kantong gas
atau slag yang masuk melebihi 1/16 inchi dan jumlah ukuran cacat
dalam tiap inchi persegi dan las tidak melebihi 3/8 inchi.

d. Apabila pada contoh hasil las terjadi cacat waktu mengerjakan dengan
mesin atau terdapat cacat-cacat lain yang tidak ada hubungannya dengan
pengelasan, maka hasil contoh pengelasan harus diganti dengan yang lain.

4) Perlindungan Pipa
- Pipa HDPE dan perlengkapannya harus diberi lapisan pelindung luar dan
dalam untuk melindungi permukaan bagian dalam dan luar pipa dan
kondisi korosif untuk jangka panjang.
- Pelindung luar pipa dan perlengkapannya harus terdiri dari lapisan
primer dan lapisan bagaian luar sesuai dengan standar yang ada.
- Sebelum penggunaan bahan-bahan pelindung luar, permukaan
bagian luar pipa harus bersih dan bebas dari minyak, cat, oli, serpihan
las, kerak, ujung yang tajam dan karat yang menggunakan sikat baja
atau sandbalsting.
- Untuk pipa yang akan dipasang di atas permukaan tanah harus dicat
dasar sebagai pelapis primer dan kemudian dilapisi dengan cat, pelindung
epoxi. Sedangkan untuk pipa yang akan ditanam di tanah, disamping
dilapisi dengan cat dasar juga dengan coal tar enamel dua lapis.
- Pelindung dalam pipa dan pelengkapnya harus sesuai dengan standar
AWWA C-205 atau BS S - 534, dengan menggunakan bahan pelapis
"Cement Mortar".
- Pelindung dalam pipa tidak boleh mengandung bahan yang larut
dalam air serta beracun dan dapat menimbulkan rasa dan bau pada air
minum setelah pembersihan pipa (Flushing).
- Pelapisan permukaan bagian dalam pipa dilakukan secara sentrifugal
dengan membersihkan dahulu permukaan pipa dari serpihan, karat,
kotoran atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki. Ketebalan
lapisan cement mortar harus berkisar antara 6 mm s/d 10 mm untuk
ukuran diameter minimal pipa antara 100 mm s/d 900 mm.
- Setelah pelapisan bagian dalam pipa selesai, ujung-ujung pipa harus
ditutup sampai dengan saat pengiriman dan pengangkutan serta ditandai
dengan tanggal pelaksanaan pelapisan pada setiap batangan pipa.
5) Pemberian tanda

Setiap pipa HDPE dan perlengkapannya harus diberikan tanda yang


memuat informasi, tentang hal-hal berikut:
- Mutu dan kualitas bahan
- Pabrik pembuat/manufaktur dan merek dagang
- Diameter nominal, dalam mm dan tebal dinding dalam mm
- Lengkungan/bengkokan pipa harus ditandai dan dinyatakan
besaran sudutnya pada dua sisinya.
- Waktu (bulan dan tahun) pembuatan/manufakturnya.

6) Flange & Gasket


A. Flange
a. Jika tidak ditentukan, maka ukuran dan pelubangan dari semua flange
pada pekerjaan pipa harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan
dari SII O598- 81.
b. Bagian leher dan bagian rata dari flange yang dilas St.37.2 sesuai dengan
DIN 17-
100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu St. 37.1 sesuai
dengan standar yang sama.
c. Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
lain yang ada pada spesifikasi teknis ini, dan harus mempunyai celah-
celah tempat sesatan gasket untuk menjamin sambungan yang kedap
air.
d. Setiap flange tunggal harus diberi tanda sesuai dengan diameter
nominal dalam mm, nama pabrik pembuatnya atau merek dagang dan
tahunpembuatnya.
B. Gasket
Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta
mempunyai diameter yang sama dengan masing-masing luar flange dan
harus dilengkapi dengan bentuk lubang yang sama dengan bentuk flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet, diperkuat dengan satu atau dua lapis
perantara. Ketebalan 3 mm dan harus dapat menahan arus listrik.
7) Flange Adaptor
Rekanan harus menyediakan semua adaptor untuk keperluan sambungan dari
berbagai diameter dan material. Detail penyusunan bahan, rencana dan letak
semua adaptor pipa harus diketahui Dereksi untuk disetujui sebelum dirakit.
8) Penahan Hubungan Flange (Flange Joint Insulation)

- Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi
dengan insulasi/penahan. Penahan hubungan flange harus cocok untuk
tekanan kerja paling tidak 8 kg/cm2.
- Material penahan/insulasi dari polythylene stud-sleeves, 2 fauric
reinforced phenolic washer dan 2 shell washer harus dilengkapi dengan
kancing. Gasket harus dengan muka yang penuh dan harus dilengkapi
dengan kancing dan harus dari lembai-lembar paket dielektrik.

9) Baut, Mur dan Washer


- Baut, Mur dan Washer untuk hubungan/sambungan flange harus terbuat
dari baja galanis yang dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur
harus sesuai dengan ISO/R. 898.
- Panjang ulir dari batas akhir mur dalam putaran baut harus sebanding, atau
paling tidak harus sama dengan diameter baut.
- Ukuran baut, mur dan washer harus sesuai dengan ukuran flange yang
dipersyaratkan pada Sll 0598-81 atau ISO 13-1978.
- Untuk setiap flange pada perpipaan, fitting dan accesoriesnya, dengan
pengecualian untuk flange spigot dan flange-socket, harus dilengkapi
dengan satu set lengkap baut, mur dan washer.
1.3 KATUP ALIRAN / VALVE
1.3.1 Umum
Rekanan harus menyediakan dan mengadakan semua katup aliran sesuai dengan
keperluan pada daftar kuantitas material. Semua katup-katup untuk jenis yang
sama harus dari satu pabrik/manufaktur. Katup-katup tersebut harus dilengkapi
nama pabrik pembuatnya, tekanan kerja, diameter dan arah aliran pada badannya.

Tekanan Kerja

Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10 kg/cm2.
Setiap katup-katup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja pada katup
tersebut.
Katup-katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan
maupun pengontrolan aliran. Baik dioperasi untuk waktu yang lama, yang
dijalankan pada sistem terbuka maupun tertutup. Semua bagian-bagian katup yang
berhubungan langsung dengan kimia harus tahan terhadap karat yang ditimbulkan.

Bahan-bahan dan Flange


Jika tidak ditentukan lain, katup berukuran 50 mm dan yang lebih kecil seluruhnya
harus terbuat dan perunggu atau bahan-bahan yang tahan karat. Untuk katup berukuran
lebih dari 75 mm menggunakan bahan Gray Cast Iron. Untuk roda pemegangnya
harus dan besi tempa. Katup-katup metalik yang disambung pada pipa besi atau baja
pada lapisan pemisahnya memakai katup dengan ukuran diameter 75 mm dan yang
lebih besar harus diakhiri dengan ujung flange, jika tidak ditentukan lain dalam
gambar atau yang seperti disyaratkan dalam ISO
2531. Semua ulir katup harus dari perunggu atau stanless steel - Aisi Type 304.
Hubungan karet pada ulir katup dengan klem pembungkusnya harus dihindari.

Pelumasan
Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh harus
dilumasi dari luar secara tersendiri.

Stuffing Box
Stuffing Box harus dari jenis "Gland Packing" jika tidak ditentukan lain. Stuffing box
harus dilengkapi dengan gelang perunggu dan "Square falx packing". Semua baut,
sekrup, kancing dan mur yang dipakai untuk menghubungkan stuffing box harus
sedemikian, sehingga dapat diatur atau dibongkar pasang tanpa mengganggu bagian-
bagian lain atau operasi packing gland.

Operator
Katup-katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang
rantai, magnetic operator dan sebagainya seperti yang ditujukkan pada gambar
pabrikasi. Katup-katup dapat dibuka dengan cara memutar berlawanan dengan arah
jarum jam atau panah penunjukkannya yang dibuat oleh pabrik pembuatnya.

Gambar-gambar Pabrikasi
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar pabrikasi (shop Drawing) kepada
Direksi/Pemberi Tugas untuk disetujui. Gambar-gambar tersebut harus mencakup:
- Daftar dan urutan material
- Detail seal dan bagian-bagian yang dapat berubah
- Nama Pabriknya
- Ukuran, Detail, baban dan tebal setiap item.

Rekanan harus mengajukan gambar-gambar dan pabriknya untuk setiap katup


sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.

1.3.2 Katup Kupu-kupu (Butterfly Valve)


- Badan Katup kupu-kupu harus terdiri dari besi cor atau baja dan harus jenis yang
pendek sesuai dengan ASTM A-126. Katup kupu-kupu harus sesuai untuk
dioperasi secara mekanis dengan listrik atau dengan tekanan udara.
- Disc seating harus dari bahan kuningan dan replaceable cadless, disc gasket
harus dari karet, yang diikatkan pada disc dengan baut baja tidak berkarat. Karet
gasket lebih disukai yang diperkuat dengan logam.
- Katup-katup harus mampu dijalankan dengan aliran maksimum yang dapat
terjadi pada aliran pada keadaan-keadaan tertentu.
- Mekanisme untuk setiap katup, kecuali jika ditentukan lain, diikat atau ditahan
pada badan katup dengan sepotong pemisah jarak. Mekanisme pengoperasian
untuk katup-katup yang lain hanis ditinggikan pada kedudukan lantai yang sesuai
dan akan dioperesikan melalui tangki yang sama seperti yang ditunjukkan dalam
gambar pabrikasi dan persyaratan pada AWWA C-504. Sumbu putar dari semua
valve disc harus horizontal kecuali jika ditetapkan lain.
- Setiap mekanisne pengoperasian harus dapat diganti atau dapat diperiksa dan
diperbaiki. Cara pencegahan harus dibuat agar cakram tidak terkunci pada saat
terbuka penuh atau pada posisi ditutup rapat ketika mekanisme pengoperasian
dihilangkan. Semua bagian mekanisme pengoperasian harus selalu diperiksa,
diatur, diperbaiki dan diganti.
- Mekanisme pengoperasian untuk semua katup dapat melakukan penguncian,
dengan arti bahwa air tidak dapat mengakibatkan cakram bergerak dari posisi
yang telah ditetapkan lain.

1.3.3 Katup-katup Penahan (Check Valve)


- Katup-Katup Penahan harus sesuai untuk digunakan pada posisi horizontal
atau vertikal yang arah alirannya ke atas, sesuai dengan standar AWWAC-508-
82.
- Katup penahan dengan diameter moninal 300 mm dan lebih besar harus dan
jenis "non slamming" dengan "Concreatic Spring Loaded Disc" atau " Conreatic
Rubber Membrance".
- Katup penahan dengan diameter lebih kecil dari 300 mm harus dibuat
sedemikian rupa sehingga cakram (disc) atau alat-alat lain sehingga pelengkapnya
mudah dibuka dan diganti tanpa harus membuka seluruh katup dan perpipaan.
- Badan katup harus terdiri dari cor dengan kekuatan tarik minimum 2.200 kg/cm 3.
Cakram harus dari perunggu dengan besi cor atau perunggu seluruhnya.
- Body seat harus dengan ulir cepat dan disekrup ke dalam kedudukan yang benar
pada badan. Muka dari cincin harus dihaluskan dengan mesin.
- Setiap katup harus mampu menahan tekanan hidrolis 20 kg/cm 2 dengan ujung
kepala besar. Pengujian harus menunjukkan tidak adanya kebocoran pada logam
dan sambungan.

1.3.4 Katup Pintu (Gate Valve)


Jenis, ukuran dan perpipaan katup-katup hendaknya sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar pabrikasi. Semua gate valve yang dipergunakan dalam jalur pipa
hendaknya mampu untuk tekanan kerja 120 m kolom air, doubel disc, badan besi
tuang, bingkai tembaga, gate valve tanpa tangki pemutar sesuai dengan persyaratan
AWWA C-500. Pengakhiran ujung-ujung katup hendaknya mempunyai
penyambung flange, kecuali bila ditunjukkan lain dalam gambar. Flange untuk
katup hendaknya sesuai dengan ANSI B-16.1 untuk flange dan fitting mur 2 (dua)
inchi persegi dan membuka ke arah yang seragam, permukaan- permukaan luar dan
dalam setiap katup hendaknya dilapisi atau dipoles dengan 2 (dua) lapisan aspal.
1.3.5 Rumah Katup
Rumah katup harus dengan badan katup yang bulat, terdiri dari perunggu dan
tekanan rata- rata 10 kg/cm2. Cakram harus dapat diperbaharui, katup-katup harus
mempunyai batang terbuka, roda-roda tangan yang sekrup dengan ulir. Kepala
cakram dan seterusnya dibuat dari cor-coran perunggu 85-5-5-5. Cakram harus dari
campuran setengah lunak atau seperti yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
1.3.6 Katup Pelepas Udara dan Katup Hampa Udara

- Katup hampa udara dan katup pelepas udara berbadan kuat sekali dibuat dan
besi cor atau bahan besi tempa, pelampung dari baja tahan karat dan
direncanakan untuk tekanan kerja 10 kg/cm 2. Katup mempunyai katup
penutup secara menyeluruh yang digunakan selama pemeliharaannya.
- Semua unsur yang bergerak harus dibuat dan baja tahan karat atau perunggu.
- Katup yang berlubang lebar (pemecah kehampaan) harus mempunyai lubang
yang berbentuk bulat, terbuka penuh bila ruang katup kosong dan tertutup
repat dengan sendirinya bila ruangnya penuh air.
- Katup berlubang kecil (pelepas udara) digerakkan terapung dan tertutup bila
ruang katupnya penuh dengan air.
- Katup berlubang rangkap adalah bersifat gabungan antara katup berlubang
kecil dengan katup berlubang lebar. Katupnya akan mengeluarkan
gelembung-gelembung udara yang kecil-kecil bila jaringan kena tekanan,
terbuka penuh mulutnya bila ruang katup kosong dan tertutup rapat dengan
sendirinya, bila ruangnya penuh denganair.
- Setiap katup diuji di bawah tekanan hidrostatis 10 kg/cm 2 dan tanpa kebocoran.

1.4 PEMADAM KEBAKARAN (FIRE HYDRANT)


a. Setiap susunan pemadam kebakaran terdiri dan bagian atas, pemadam, siku-
siku, katup pembuka, alat sambungan atau peralihan yang diperlukan untuk
menyambung katup dengan pipa yang ada. Pemadam kebakaran harus
direncanakan demikian rupa, bila bagian atas pecah, air dari pipa tidak akan
mengalir keluar.
b. Pemadam kebakaran berbadan besi cor, dilapisi seluruhnya dengan perunggu
atau campuran logam tahan karat, type pemadam kebakaran di atas tanah dan
harus mempunyai lubang masuk 100 mm. Setiap pemadam kebakaran harus
dilengkapi pipa penyambung dengan pompa motor secara langsung yang
berukuran 100 mm. Setiap pemadaman kebakaran harus tahan tekanan kerja
10 kg/cm2 dengan katupnya dalam keadaan terbuka atau tertutup.
Gelang pengedap (Nipple) slang karet dibuat dari kuningan atau logam tahan
karat. Pemadam kebakaran pada bagian basah dilamuri kembali mengikuti
petunjuk pabriknya, kecuali bagian atas pemadam kebakaran tersebut
sebelah luarnya harus dicat merah.
1.5 WATER METER

1.5.1 Umum
a. Water meter yang dibutuhkan mempunyai Type Drinking Multijet, Dry
Dial, Magnetic Drive, Straight Line Reading, dengan Body Coper Alloy /
Bronze (untuk Æ ½ ― - Æ 1 ½ ― stainles spindle).
Water Meter Induk yang diameternya lebih besar dari Æ 2" harus
mempunyai Body Cast Iron.
b. Kemampuan uji Water Meter pada temperatur 40 °C mampu menahan

Working Pressure minimal sebesar 10 Kg/ Cm2.


c. Pada setiap Body Water Meter / bagian yang terlihat dari luar
harus jelas kelihatan tanda panah arah aliran ukuran merk.
d. Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
NOMINAL SIZE (mm) 13 20 25 32 50 150 200
(INCHES) 1/2 3/4 1 1¼ 2‖ 6‖ 8‖
MAX. FLOW RATE 4 7 10 12 30 300 500
(Q MAX . M 3/h)
ACCURACY LIMIT
At + 5 % Q Min 30 50 70 90 500 4.500 7.500
(1/h) At + 2 % Qt 120 200 280 400 2.000 20.000 40.000
(1/h)
STARTING FLOW RATE 12 20 25 30 250 1.500 1.800
(1/H)
WORKING PRESSURE 10 10 10 10 16 16 16
(atm)
CENTER :
MAX. READING (M3) 10.00 10.00 10.00 1.000. 1.000 1.000. 1.000.
-
0 0 0 .
000 000 000
- MIN READING UNIT
0,1 0,1 0,1 000
(L) 0,1 0,1 0,1
0,1

Accuracy limit dan starting flow rate adalah maksimum yang


diizinkan, sehingga tidak diperbolehkan lebih besar dari nilai
yang tersebut dalam tabel di atas.

1.5.2 Kapasitas
Kalibrasi

Untuk 1 (satu) kali operasional dapat mengkalibrasi minimal 10 buah


meteran air. Test bench ini dapat digunakan dengan baik pada kapasitas
pengaliran minimum
10 - 30 liter/jam dan maximum 4 - 10 m3/jam.

1.5.3 Anti Karat

Seluruh bahan besi yang digunakan telah dilakukan proses anti karat
dengan pengecatan atau epoxy pada bagian luar dan dalam.

1.5.4 Persyaratan Lainnya


Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan brosur dan buku

petunjuk pemakaian.
1) Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan jointing
materialnya (coupling, mur baut dan gasket) sesuai dengan sistem
sambungan.
2) Pengadaan Water Meter tersebut harus sudah sesuai dengan Undang -
Undang No. 2 Tahun 1981 oleh Direktorat Metrologi.
3) Meter air harus dilengkapi tempat penyegelan yang baik, sehingga meteran
air tersebut tidak dapat dibuka atau diubah peralatan dalamnya tanpa
merusak segel.
4) Bahan-bahan yang digunakan harus tahan korosi baik langsung
maupun tidak langsung.
5) Bahan-baban yang digunakan harus tahan terhadap temperatur air, 40 °C.
6) Bahan pada bagian penutup, kepala, dan bahan Water Meter harus
memenuhi syarat kadar tembaga minimal 65 %.
7) Baut, skrup harus terbuat dari bahan tahan korosi.

SEKSI II
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA & ACCESSORIES
2.1 PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada Pemborong
tentang metodologi teknis secara umum maupun hal-hal non teknis yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan pemasangan jaringan perpipaan yang harus
diikuti dan ditaati oleh Pemborong.
Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pemborong adalah
sebagai berikut :
a. Arah aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar
rencana
―Sistim Jaringan Distribusi Air
Minum‖.
Sehingga semua peralatan pengatur aliran telah direncanakan dan Pemborong
tidak boleh mengubah lokasi / perletakan peralatan tersebut kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi / Tenaga Ahli.
b. Seluruh pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan sesuai dengan cara yang
benar, rapi dan cukup kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan gambar-
gambar rencana serta instruksi- instruksi dari produsen agar sedapat mungkin
diterapkan dengan baik.
c. Apabila pipa-pipa dipasang / ditanam di dalam tanah, maka dasar parit-
Galian galian pipa harus rata dan bebas dari benda-benda yang keras seperti
batu atau kerikil besar.
d. Pemborong tidak diperbolehkan membengkokkan pipa tetapi
harus menggunakan alat rakit belokan (bend / elbow) dan pencabang (tee)
untuk maksud tertentu.
e. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang selanjutnya harus diuji
secara hidrostatis, untuk itu bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit
maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun sebelum pengujian tekanan
hidrostatis selesai dilaksanakan. Pengujian ini dinyatakan berhasil dengan
memuaskan bila tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
f. Pekerjaan khusus dan gambar rencana yang tidak tercantum dalam
spesifikasi teknis ini, harus dikerjakan oleh Pemborong dengan ketentuan dari
Direksi / Tenaga Ahli atau diatur dalam Spesifikasi Teknis khusus secara
terpisah.
2.1.1 Peralatan yang Disediakan Oleh Pemberi Tugas
Pemberi tugas akan menyiapkan peralatan untuk digunakan
oleh
Pemborong apabila dianggap perlu, yang terdiri dari
:
a. 1 (satu) set peralatan pemasangan pipa masing-
masing untuk diameter 200 mm, 250 mm, 300 mm
untuk pipa PVC dan diameter
300 mm, 400 mm untuk pipa steel.
b. ―Tapping Bor‖ apabila diperlukan untuk berbagai diameter.
Setiap set peralatan pemasangan pipa terdiri dari :
- 1 buah pipa cutter (pemotong pipa)
- 1 buah pipe trimmer
- 12 buah spare trimmer bits
- 2 buah pipe pullers (untuk pipa asbes semen diameter > 300 mm)
Pemborong harus memelihara semua peralatan dan mengembalikan dalam
keadaan masih berfungsi dengan baik, segera setelah pekerjaan selesai.
2.1.2 Peralatan Pemborong
Pemborong harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, minimal adalah sebagai berikut :
- Satu buah truck ukuran sedang untuk pengangkutan pipa.
- Alat pemotong pipa secara mekanis (mechanically operated pipe cutter)
- Peralatan penyambung pipa.
- Peralatan untuk menurunkan pipa kedalam Galian galian pipa.
- Vibrator, untuk memadatkan urugan (sebuah setiap lokasi).

- Pompa dengan kapasitas minimal 2 m 3 / jam (minimal satu buah tiap


lokasi), yang berfungsi untuk mengeringkan genangan air dalam
Galian galian pipa.
- Kunci torsi (torque spanner) untuk mengencangkan baut pada sambungan
flans.
- Tamping bars.
- Peralatan survei geodetik.
- Peralatan pengujian tekanan hidrostatis seperti diisyaratkan.
Sebelum dimulai pekerjaan semua peralatan harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
2.1.3 Gambar Kerja
Setelah satu bulan pengujian tekanan hidrostatis selesai dilaksanakan seluruhnya
dengan memuaskan, Pemborong harus mengirimkan kepada Tenaga Ahli atas
biaya sendiri, dua eksemplar foto copy atau lightdruk dan aslinya / kalkir dari
gambar kerja (as built drawing), yang memperlihatkan jaringan perpipaan yang
sebenarnya terpasang termasuk sambungan-
sambungan dengan jaringan perpipaan lainnya (bila ada). Semua gambar kerja
perpipaan dikaitkan dengan :
1. Ketinggian as jalan
2. Bangunan-bangunan dan sarana - sarana di dalam tanah dan di sekitarnya.
Gambar kerja tersebut untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
2.2 PEKERJAAN TANAH
2.2.1 Umum
Pemborong harus membersihkan lapangan pada jalur pemasangan pipa dan
perlengkapan- nya. Pepohonan, tanaman dan semak-semak pada jalur tersebut
harus dibersihkan / ditebang dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli. Semua
kerusakan pada pagar, tembok atau bangunan lain selama pelaksanaan
pekerjaan harus diperbaiki dengan hasil yang memuaskan Direksi / Tenaga Ahli
maupun pihak yang bersangkutan. Biaya ini telah termasuk dalam harga total
kontrak dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
2.2.1.1 Jalur Pemasangan Pipa
 Apabila Galian galian seharusnya memotong pagar, tembok, makam atau
bangunan lain. Pemborong harus berusaha untuk menghindarkan gangguan
pada batas jalur pemasangan pipa. Bila terjadi hambatan seperti di atas, maka
harus segera melaporkan kepada Direksi / Tenaga Ahli untuk disetujui.
Selanjutnya Pemborong mengatur pemindahan dan perbaikan kembali
dengan pemilikannya dan membayar ganti rugi.
 Pengukuran Galian galian, timbunan kembali dan pemasangan pipa harus
dilaksanakan dengan cara ―Ukuran lari‖ yaitu sesuai dengan jalur
pemasangan pipa dan permukaan tanah asli kecuali bila dikehendaki lain
sesuai yang ditentukan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pengukuran
panjang harus menurut garis tengah pipa. Penggalian Galian harus
dilaksanakan dengan tepat, cepat dan terikat pada syarat-syarat khusus di
dalam kontrak, penimbunan galian dan pipa.
 Penggalian Galian harus dilaksanakan dengan tepat, cepat dan perataan
permukaan harus segera dimulai dan diselesaikan bila pipa telah terpasang
dan tersambung dan telah diuji secara hidrolis.
2.2.1.2 Pemeriksaan dan Pengujian
 Direksi / Tenaga ahli dapat memerintahkan untuk dibuatkan lubang-lubang
percobaan sebelum Galian galian dimulai dengan kedalaman yang
dikehendaki, yang berfungsi untuk menentukan kesejajaran parit-parit.
Biaya ini dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.

 Jika dikehendaki oleh Direksi / Tenaga ahli Pemborong harus mengadakan


penelitian dan penggalian untuk menentukan lokasi konstruksi di dalam tanah
atas biaya sendiri dan dilaksanakan di bawah pengawasan Pemberi Tugas.
 Bila diperlukan Pemborong harus melaksanakan penggalian dan
penimbunan lanjutan, guna keperluan bangunan seperti : bantalan penahan dan
manhole. Biaya tersendiri harus disediakan untuk penggalian dan keperluan
beberapa bangunan khusus. Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau
mengandung bahan-bahan tidak stabil, seperti debu, sampah dan sebagainya dan
dalam pandangan Direksi / Tenaga Ahli harus disingkirkan, maka Pemborong
harus mengadakan penggalian dan menyingkirkan bahan- bahan yang tidak
stabil tersebut.
 Jika menurut pendapat Direksi / Tenaga Ahli diperlukan pondasi khusus
seperti penggantian tanah atau penimbunan dengan bahan yang sesuai,
Pemborong harus menyelesaikannya dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli.
Pembayaran tambahan akan disediakan untuk pekerjaan tambahan yang
disetujui Direksi / Tenaga Ahli.
2.2.1.3 Kelancaran Pekerjaan
 Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu pekerjaan, jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh
merusak bangunan umum atau bangunan perorangan lainnya. Jika perlu dan
diminta oleh Direksi / Tenaga Ahli, Pemborong harus mengangkut bahan
galian untuk dibuang sesuai dengan petunjuk Direksi
/ Tenaga Ahli. Galian harus diberi penguat jika diperlukan, sehingga tidak
runtuh dan menjaga para pekerja untuk bekerja dengan aman. Pengamanan
permukaan jalan dan bangunan lainnya harus dibuat seperti yang ditunjukan
oleh Direksi / Tenaga Ahli.
 Pemborong harus melengkapi pekerjaan dengan saluran pembuangan air yang
baik, sampai Direksi / Tenaga Ahli menyatakan, bahwa seluruh pekerjaan
pada pokoknya telah lengkap, Pemborong harus menjamin bahwa seluruh
pekerjaan sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering, bebas dari
genangan air. Meskipun ada persetujuan terhadap pencegahan air, Pemborong
tetap bertanggung jawab atas kelancaran, keselamatan pekerjaan setiap waktu
serta perbaikan-perbaikan dengan biaya sendiri semua kerusakan pada
pekerjaan, termasuk yang diakibatkan oleh banjir, kecuali ditentukan lain
dengan persetujuan Direksi / Tenaga Ahli.

2.2.2 Galian Tanah


2.2.2.1 Klasifikasi Galian

Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian


menurut tingkat kesulitannya untuk menentukan pembiayaan adalah
sebagai berikut :
a. Galian tanah biasa
b. Galian tanah keras / cadas merupakan tanah berbatu, umumnya untuk
penggalian perlu menggunakan bor, dan atau bahan peledak atau alat
khusus lainnya.
c. Galian tanah yang selalu berair akanmenimbulkan masalah air tanah
setelah mencapai kedalaman galian lebih besar dari 0,20 m dari
permukaan airkonstan.
Semua jenis galian ini harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh
Pemborong sehingga harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Semua jenis galian ini harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh
Pemborong sehingga harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Apabila timbul masalah yang sulit dalam pelaksanaan galian maka harus segera
dilaporkan kepada Direksi / Tenaga Ahli dengan alternatif pelaksanaannya atau
perubahannya untuk disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemborong tidak
diperbolehkan memasang pipa di dalam Galian sebelum Galian tersebut
diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
2.2.2.2 Penggalian Galian Pipa
Arah, ukuran dan letak / posisi galian Galian Pipa harus sesuai dengan gambar
rencana. Untuk itu patok-patok (sigh rails) yang kuat harus dipasang dan
dipelihara oleh Pemborong pada setiap perubahan arah dan kelandaian atau
dimana saja yang dianggap perlu dengan jarak satu dengan lainnya tidak
melebihi 40 meter. Pada setiap patok (rail) harus diberi tanda diameter pipa dan
kedalaman penggalian yang harus dipakai sebagai patokan. Untuk mengurangi
resiko kerusakan, penggalian Galian dekat instalasi yang telah ada harus
dikerjakan dengan tangan.
Apabila dalam Galian terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan atau
rintangan lain, maka Pemborong harus menggali rintangan tersebut sampai
20 cm di bawah dasar Galian serta di setiap sisi pipa dan perlengkappannya,
kemudian mengisi kembali dengan pasir dan memadatkannya sampai ketinggian
yang diperlukan. Pipa tidak boleh diturunkan ke dalam Galian sebelum Galian
mempunyai kedalaman yang telah ditentukan. Panjang Galian yang digali
harus disesuaikan dengan panjang pipa yang akan dipasang dan
pemasangannya harus sesuai gambar rencana.
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkan
dengan baik, timbunan harus ditempatkan dan dimampatkan seperti yang
diisyaratkan. Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti
untuk memasukkan penyangga, penguat galian dan peralatan pipa. Ruang
penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan, agar dapat dikerjakan
dengan baik. Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk
membuat dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah yang padat di setiap
tempat, dianatara ruang penyambungan.
2.2.2.3 Penguat Galian Galian

Bilamana perlu Pemborong harus memperkuat dinding Galian untuk mencegah


terjadinya kelongsoran tanah di luar galian yang akan merusak bangunan di
dekatnya. Harga kontrak dianggap telah mencakup biaya untuk keperluan
tersebut.
2.2.2.4 Sarana Yang Ada

Apabila penggalian Galian yang dilaksanakan berdekatan atau melewati saluran


buangan, perpipaan, jaringan kabel dan lain sebagainya, maka Pemborong
harus menggunakan penguat sementara atau gantungan bila diperlukan,
sedangkan dalam saluran-saluran buangan, pipa-pipa, kabel- kabel dan lain
sebagainya aka terganggu untuk sementara waktu, maka setelah pelaksanaan
harus diganti / diperbaiki seperti semula.
Jika menurut pendapat Direksi, pembuatan saluran pipa tidak dapat
dilaksanakan dengan baik tanpa memotong jaringan perpipaan, kabel dan lain
sebagainya, maka saluran diperkuat dengan beton untuk selamanya, dan Direksi
akan memerintah Pemborong untuk mengerjakannya. Meskipun telah mendapat
informasi dari Direksi atau Pemberi Tugas, Pemborong berkewajiabn untuk
meyakinkan diri melalui pemeriksaan lapangan yang harus dilakukan sendiri
bersama-sama dengan pejabat- pejabat pengadaan resmi / badan-badan umum
resmi lainnya, mengenai letak kedudukan semua sarana, pipa dan kabel baik
yang di bawah maupun di atas permukaan tanah, di lapangan atau di dekatnya.
Pada persilangan jalan, Pemborong harus menggali Galian dengan lebar seperti
tertera pada gambar rencana. Pengerjaan tambahan pada jalan yang disebabkan
pelebaran tambahan pada Galian dikerjakan atas biaya Pemborong.
Pemborong harus menyingkirkan perkerasan permukaan jalan sebagai bagian
dari penggalian, dan jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar galian
yang ditunjukkan untuk pemasangan pipa, panjang daerah perkerasan yang
diperlukan untuk pemasangan pipa, panjang daerah perkerasan yang diperlukan
untuk disingkirkan, digunakan untuk pemasangan lubang kontrol (manhole) atau
konstruksi lainnya.
2.2.2.5 Bahan - bahan Galian

Pemborong harus membuat persiapan-persiapan sendiri untuk menampung


sementara bahan-bahan galian, yang diperlukan untuk menimbun kembali galian
Galian (termasuk pekerjaan dua kali). Penimbunan sementara bahan- bahan
galian tidak boleh mengganggu lalu lintas umum, Kecuali kalau Direksi /
Tenaga Ahli memberi keputusan lain, bahan galian yang tidak lagi diperlukan
lagi atau tidak dapat digunakan sebagai bahan timbunan atau keperluan lain di
pekerjaan, menjadi milik Pemborong yang berkewajiban penuh atas
pengangkutan dari Lapangan ke tempat pembuangan akhir. Setiap bagian dari
dasar galian yang dibuat tidak sesuai dengan yang diisyaratkan harus diganti
dengan bahan yang disetujui, seperti yang diisyaratkan oleh Direksi / Tenaga
Ahli.
2.2.2.6 Urugan
Urugan atau penimbunan kembali Galian harus dilakukan sesuai gambar
rencana dan spesifikasinya sebagaimana disebutkan dalam ―Pekerjaan Tanah‖.
Penimbunan kembali harus diselesaikan secepat mungkin setelah diadakan uji
coba, kecuali Direksi / Tenaga Ahli membuat keputusan lain. Pada tanah landai,
dimana kembali Galian akan mengalami pengikisan, maka atas permintaan
Direksi / Tenaga Ahli, rumput harus ditanam oleh Pemborong, untuk mencegah
tebal urugan di atas pipa menjadi kurang dari batas minimum. Biaya untuk ini
menjadi beban Pemborong.
2.2.2.7 Bahan Urugan
Semua bahan timbunan / Urugan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan
lain yang menurut Direksi / Tenaga Ahli tidak sesuai sebagai bahan urugan.
a. Bahan dari galian tanah
Jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan
maupun gambar, Pemborong dapat menimbun dengan bahan galian,
meliputi bahan-bahan yang mengandung lempung pasir, kerikil atau bahan
lainnya yang bebas dari kotoran yang menurut petunjuk Direksi / Tenaga
Ahli dapat dipakai sebagai bahan timbunan.

b. Bahan dari pasir dan krikil


Semua pasir yang digunakan untuk penimbunan harus berasal dari pasir
alam, dengan butiran dari halus sampai kasar, bebas dari kotoran, debu atau
bahan- bahan lain yang menurut Direksi / Tenaga ahli dapat dianggap
sebagai bahan urugan. Lempung yang terdapat pada pasir, tidak boleh
melebihi 10% berat keseluruhan. Jika penimbunan pasir dan krikil halus
tidak ditunjukan dalam gambar rencana, dan menurut Direksi / Tenaga Ahli
harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan, Pemborong harus
menyediakan dan menimbun dengan pasir atau krikil yang sesuai dengan
petunjuk Dirkesi / Tenaga Ahli sebagai suatu pekerjaan tambahan dan
sebaliknya sebagai suatu pengurangan pekerjaan.
2.2.2.8 Urugan di Atas Pipa
Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm di
atas pipa, galian harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus yang dipadatkan
dalam keadaan basah secara merata. Pemborong harus bekerja dengan hati-hati
dalam penempatan timbunan ini untuk menghindari terjadinya kerusakan atau
penggeseran pipa.
Cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapis demi lapis,
kemudian dipadatkan di sekeliling dan di atas seperti tertera pada gambar
rencana, dengan cara yang tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-sisi pipa
harus dilakukan saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama di atas
pipa harus dipadatkan hanya pada sisi- sisi pipanya saja, dengan menggunakan
peralatan yang dapat dioperasikan dengan tangan yang boleh digunakan.
Ssemua kerusakan pada pipa dan alat penyambungan harus diperbaiki
Pemborong dengan biaya sendiri.

Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus


ditimbun dengan tangan atau metode mekanis yang disetujui Direksi dan
dipadatkan dengan alat pemadat. Hal ini di-maksudkan untuk mencegah
permukaan menurun, setelah selesainya pekerjaan penimbunan. Penimbunan
kembali harus sampai beberapa centimeter di atas permukaan tanah, guna
memberi peluang pengendapan. Direksi / Tenaga Ahli dapat memerintahkan
Pemborong, untuk menambah timbunan pada bagian atas parit, bila terjadi
penurunan muka tanah yang bersangkutan.
2.2.2.9 Perkerasan Jalan dan Kaki Lima
Pemborong setelah menimbun kembali Galian yang sesuai dengan persyaratan,
harus mengembalikan jalan dan kaki lima sampai mendapai keadaan paling
sedikit sama dengan keadaan seperti semula. Pengeluaran untuk pekerjaan ini
dianggap telah termasuk dalam biaya satuan penggalian dan penimbunan
kembali parit. Penimbunan kembali harus dilaksanakan menurut gambar
rencana. Meskipun informasi yang bersangkutan telah diberikan oleh Pemberi
Tugas atau Direksi / Tenaga Ahli, Pemborong tetap berkewajiban memastikan
tingkat pekerjaan ini berdasarkan pemeriksaan lapangan yang diadakan sendiri.
Sebagai tambahan, pengaspalan kembali jalan-jalan bekas galian pipa dapat
dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat, atas beban biaya
Pemborong.

2.3 KONSTRUKSI PENGAMAN


2.3.1 Umum
Konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil, yang
secara umum meliputi pekerjaan pondasi, beton dan baja. Persyaratan bahan dan
pelaksanaanya harus sesuai dengan gambar rencana dan Spesifikasi Teknis untuk
Pekerjaan Sipil. Secara Umum spesifikasi bahan-bahan konstruksi dalam
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
2.3.1.1 Semen
Semua semen yang digunakan adalah jenis semen portland biasa dengan
mutu terbaik. Bila diminta, pada setiap pengiriman semen ke tempat
pekerjaan Pemborong harus menyerahkan sertifikat pengujian yang
menyatakan semen tersebut memenuhi persyaratan yang diinginkan.
Semen harus disimpan dengan baik untuk mencegah kelembaban atau
pencemaran oleh bahan-bahan lain.

2.3.1.2 Pasir dan Kerikil / Batu Pecahan


Semen harus didapat dari pabrik yang telah disetujui Direksi dan harus bebas
dari lapisan-lapisan dan debu.

Pasir dan kerikil / batu pecahan harus diangkut, ditangani dan ditimbun
sedemikian rupa, sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang
berukuran lain dan tidak tercampur dengan benda-benda lain. Kerikil dan
batu pecahan harus didapat dari sumber yang telah disetujui, harus keras,
tahan lama, bersih serta bebas dari lapisan yang menempel dan dari debu.
2.3.1.3 Beton
Perbandingan campuran beton harus 1:2:3 kecuali ada ketentuan lain. Untuk
mendapatkan mutu beton yang baik perbandingan kerikil dan pecahan batu
yang digunakan harus diubah-ubah ( dapat dipadatkan dengan baik tanpa
penggunaan terlalu banyak air ). Untuk pencampuran semen harus digunakan
air yang bersih. Beton harus dicor dan dipadatkan tidak kurang dari 30 menit
setelah dicampur dan dibiarkan dalam keadaan basah dan terlindung dari
sinar matahari.
2.3.1.4 Cetakan dan Penyempurnaan
Cetakan untuk cor beton dibuat rapi dan diperkuat secukupnya seperti tertera
pada gambar. Semua sambungan-sambungan harus rapat untuk menjamin
agar tidak terdapat kebocoran yang menyebabkan beton menjadi basah pada
cetakannya. Cetakan tidak boleh dibongkar selama
24 jam setelah pengecoran.
Permukaan beton yang horizontal dan yang terlihat harus diratakan sampai
halus dengan sendok baja setelah perkerasan pertama terjadi.
2.3.1.5 Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar dan
bersih, bebas dari debu serta karat. Baja yang digunakana dalam konstruksi
harus baru.
2.3.1.6 Bata merah
Bata merah bermutu yang digunakan dan harus mendapat persetujuan
Direksi / Tenaga Ahli. Bila diminta, Pemborong harus menyediakan
contoh-contoh bata merah. Bata merah harus dipasang rapi dan sambungan-
sambungannya harus sama rata dengan permukaan, penggunaan bata merah
yang pecah atau rengat dilarang.
Adukan untuk bata merah harus terdiri atas 1 bagian semen dan 3 bagian
pasir.

2.3.2 Tiang Penyangga

Apabiila diperlukan tiang-tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan


pipa atau pipa yang dipasang di atas tanah dan sebagainya, maka harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana atau dengan petunjuk Direksi /
Tenaga Ahli.

2.3.3 Ruang Kontrol (Manhole)

Manhole dibuat dari bahan beton berbentuk bulat dengan konstruksi sesuai n
gambar rencana. Tutup manhole harus baru, berat (rapat gas). Tangga manhole
den
dibuat dari besi galvanis atau cast iron dengan diameter injakan
minimal 2,5 cm.
2.3.4 Ruang Katup
Ruang katup (valve chamber) harus dibangun dengan bahan dan jenis
konstruksi seperti pada gambar-gambar rencana.
Ruang katup tidak boleh mengeluarkan / meneruskan tekanan dari atas terhadap
katup dan harus terletak di tengah dan melampaui bagian mur dari katup dengan
tutup bak yang sesuai dengan permukaan jalan / tanah setempat atau pada
permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan dari Direksi / Tenaga Ahli. Kotak
luar harus ditempatkan di atas pelat beton bertulang yang dituang langsung di
tempat sesuai gambar rencana. Kotak-kotak luar akan diserahkan kepada
Pemborong dalam keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisi dalam dan sisi atas dari besi tuang disikat
dengan sikat kawat dan dicat dengan ter batubara atau cat yang sejenis, yang
disetujui oleh Direksi /Tenaga Ahli. Kotak luar harus dipasang sedemikian
rupa, sehingga tiada tegangan yang dapat diteruskan kepada katup. Kotak itu
harus dipasang tegak lurus dan kosentris terhadap poros katup.
Hidran-hidran harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran
pembuangan dari katup api menjurus ke jalan. Hidran disetel pada sebuah tegel
/ pelat semen yang dipancangkan dengan menuangkan kurang lebih 20 liter
beton (beton tipis) di atas tegel beton itu. Setelah menyetel dan mengencangkan
hidran itu, bagian yang berada di bawah tanah harus dilindungi dengan ter
batubara atau sejenis sampai 5 cm di atas permukaan tanah. Bagian yang tersisa
harus dicat warna merah, tidak termasuk kopling
―STORZ‖ , tutup, rantai baja anti karat dan kepala poros. Katup pembuang udara
dan hidran kebakaran harus dipasang di tempat-tempat seperti tertera dalam
gambar rencana atau atas pengarahan dari Direksi / Tenaga Ahli.

2.3.5 Konstruksi Pengaman Khusus


Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan konsentrasi penguat khusus
yang belum tercantum dalam spesifikasi ini, maka Pemborong harus meminta
petunjuk Dirkesi / Tenaga Ahli atau akan diatur tersendiri dalam Spesifikasi
Teknis Khusus.
2.4 PEKERJAAN PERPIPAAN
2.4.1 Umum

Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan menurut tata cara
kerja yang baik, instruksi dari produsen sedapat mungkin iterapkan. Pemborong
harus menyediakan instrumen alat dan fasilitas yang dianggap memuaskan oleh
Direksi / Tenaga Ahli serta memakainya dengan cara yang aman dan praktis.
Semua pipa, alat bantu dan accessories harus baik dan bersih sebelum dipasang.
Jika terjadi persilangan antara perpipaan dan bagian struktur yang lain maka
Direksi / Tenaga Ahli akan memutuskan pekerjaan yang mana yang akan
dipindahkan, tanpa memperhitungkan yang mana lebih dulu dipasang,. Union
harus disediakan dekat peralatan utama pada jalur cabang untuk memudahkan
pembongkaran pipa.
Pengekang dari logam, batang pengikat atau penjepit dengan kekuatan cukup
untuk mencegah gerakan yang disediakan oleh Pemborong harus dipasang
menurut petunjuk gambar atau Direksi / Tenaga Ahli. Semua bagian untuk
sambungan (flens) harus dibersihkan seluruhnya sebelum pemasangan, paking
harus ditempatkan dengan teliti. Baut- baut harus dikencangkan bergantian pada
ujung yang berlawanan dari diameter sambungan dan dalam rotasi sekeliling pipa.
Untuk menjamin sambungan yang baik tidak diperlukan gaya yang berlebihan.
Sambungan dengan flens harus dibaut secara kencang dan penuh dengan
memakai baut- baut mesin yang disediakan oleh pemborong. Paking harus dipakai
pada semua sambungan.
Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya harus diperhatikan agar
jangan sampai ada benda asing yang masuk ke pipa. Pada waktu instalasi pipa
sedang dihentikan, ujung pipa yang terbuka harus ditutup dengan cara yang
disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemotongan pipa di lapangan harus
dicegah seminimal mungkin. Bila pemotongan dan metode yang diperlukan
maka harus dilakukan dengan mesin pemotong dan metode yang sesuai
dengan hasil potongan yang rata dan tegak lurus terhadap as pipa. Pemotongan
harus dikerjakan hati-hati agar tidak merusak cat atau lapisan pipa. Penanganan
dan penyimpangan pipa dan alat bantu (fitting) harus dilakukan dengan hati-
hati. Pipa tidak boleh disimpan di bawah sinar matahari langsung, kerusakan pada
coating pipa. Kerusakan apapun yang dapat timbul harus dicegah, pipa jangan
sampai diletakkan di atas benda tajam. Pipa yang sudah tergores atau cacat
hingga lebih 10% dari tebal dinding akan ditolak. Penumpukan pipa tidak
boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh produsen dengan memperhitungkan
kondisi sekitar.
Seluruh jaringan pipa harus dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi teknis.

2.5 PENGADAAN PIPA


Pipa harus disediakan baik oleh Direksi dan / atau Pemborong. Tingkat pengadaan oleh
kedua belah pihak ini dijelaskan pada ―RUANG LINGKUP PEKERJAAN‖ dalam Daftar
Kuantitas dan Harga (RAB).

2.5.1 Penyimpanan dan Administrasi Pipa oleh Pemberi Tugas


Pada umumnya pengangkutan pipa dari tempat penyimpanan dan administrasinya
menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas. Akan tetapi bila Pemborong diminta
untuk mengangkut pipa dari gudang sentral Pemberi Tugas ke daerah
pergudangan Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan atau cacad pada pipa
yang terjadi selama pengangkutan.
Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi / Tenaga Ahli mengenai
maksud pemasangan tiap bagian dari saluran pipa paling lambat 2 hari
sebelumnya. Sebelum menangani perpipaan di daerah pergudangan Pemberi
Tugas, Pemborong harus memeriksanya dan secara tertulis melaporkan kepada
Direksi / Tenaga Ahli mengenai tiap kerusakan atau cacad pada pipa tersebut.
Tiap kerusakan atau cacad pada perpipaan yang tidak dilaporkan akan
diperbaiki oleh Pemborong atas biaya sendiri dengan tidak mempersoalkan siapa
yang meneyebabkan kerusakan atau cacad tersebut.
Pipa tidak diperbolehkan dipindahkan dari daerah pergudangan, sebelum
dipertanggung- jawabkan dengan tanda terima yang harus ditanda-tangani oleh
Pemborong dan Pemberi Tugas dan menyebutkan macam, jumlah, mutu dan
keadaannya. Setiap pipa dianggap telah terpasang pada jalur pipa bila dalam
pelaksanaannya disaksikan oleh Direksi / Tenaga Ahli. Laporan tertulis untuk
ditandatangani oleh Direksi / Tenaga Ahli harus dibuat oleh Pemborong.
Tiap pipa yang dipindahkan dari daerah pergudangan oleh Pemborong tetapi tidak
menurut cara-cara di atas kemudian dipasang pada saluran pipa, akan dianggap
hilang dan nilainya akan dipotong dari harga kontrak.
Bahan-bahan harus disimpan dengan baik untuk mencegah terjadinya keburugan,
kerusakan dan pencemaran.
Pemborong harus membuat ketentuan-ketentuan di Lapangan untuk menerima dan
menimbun tiap pipa yang harus dipasang. Pipa-pipa harus diberi sandaran sehingga
lenturan yang terlalu besar dapat dihindarkan. Tumpukan maksimum adalah 5 pipa.
Pemborong harus menye-diakan penjaga pada semua Lapangan termasuk daerah
pergudangan selama 24 jam / hari dan bertanggung jawab penuh atas kehilangan
barang- barang.
2.5.2 Penyediaan Pipa Oleh Pemborong
Semua pipa yang dipasok oleh Pemborong harus sesuai RAB dan cocok
dengan pipa yang disediakaan oleh Pemberi Tugas dan dengan ketentuan yang
sama. Semua perpipaan harus dirancang dengan tekanan kerja hydrostatis

sebesar 10 kg / cm2 pada suhu 300 celcius kecuali bila ditentukan lain. Direksi
dapat meminta dilakukannya pengujian tekanan dengan biaya Pemborong
dan / atau sertifikat-sertifikat pembuatan / pabrik.
Setelah perpipaan diterima oleh Direksi maka akan ditimbun di Daerah
Pergudangan Pemberi Tugas, dimana penyimpanan dan administrasi akan sama
perlakuannya dengan perpipaan yang diadakan oleh Pemberi Tugas. Kecuali bila
ditentukan lain oleh Pemberi Tugas, perpipaan dapat disimpan oleh Pemborong di
tempat penyimpanan dekat lokasi pekerjaan.

2.5.3 Penyimpanan dan Administrasi Pipa oleh Pemborong


Pemborong harus berhati-hati dalam penanganan dan penyimpanan semua pipa
dan tidak boleh rusak. Perhatian khusus harus diberikan pada penanganan dan
penyimpanan pipa dan alat penyambung, untuk menjamin tidak terjadinya
kerusakan pada lapisan - lapisan luar pipa atau pipa dalam keseluruhan.
Pengait dan lain-lain tidak diperbolehkan mengait pada pinggiran ujung pipa. Pipa
tidak boleh diangkat dengan mempergunakan rantai atau tambang tetapi harus
dengan (sling) lebar yang melingkari pipa atau alat penyambung. Sebelum
pipa atau alat penyambung dipasang harus dengan teliti dibersihkan dan diperiksa
dari adanya kerusakan.
2.5.4 Pengangkut Pipa ke Lapangan
Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu semua batangan pipa harus
ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir pada jalur pipa dengan
memperhitungkan keamanan lalu-lintas. Pipa tidak boleh ditempatkan di lapangan
lebih dari 30 m di depan Galian galian.
2.5.5 Benda Asing di Dalam Pipa
Setiap saat pemborong harus menjamin bahwa bagian dalam pipa selalu dalam
keadaan bersih dan bebas dari benda-benda asing. Setiap kerusakan pada pipa dan
peralatan lain yang disebabkan oleh benda-benda asing dalam instalasi pipa harus
diperbaiki atas beban beban Pemborong.
2.5.6 Pemasangan Pipa
Pemborong tidak boleh memulai pekerjaannya sebelum alat - alat bantunya yang
diperlukan sudah tersedia di Lapangan (berlaku untuk pemasangan pipa yang
diadakan baik oleh Pemberi Tugas maupun oleh Pemborong).
Pipa harus dipasang sesuai dengan gambar rencana kecuali bila oleh Direksi diberi
petunjuk cara yang lain. Pada umumnya gambar rencana menunjukkan tempat
prakiraan sedangkan Direksi akan menunjuk tempat pipa yang tepat. Perhatian
harus diberikan dalam penanganan pipa dan alat bantunya yang diserahkan kepada
Pemborong.
Sebelum pemasangan dilaksanakan terlebih dahulu semua pipa dan peralatan harus
diteliti dan dibersihkan dengan seksama. Pipa yang berminyak, bergemuk dan
sebagainya yang mungkin telah retak atau mengalami kerusakan lainnya
khususnya pada ujung pipa tidak boleh dipergunakan. Pipa dan peralatan-peralatan
rakit yang rusak harus dipisahkan untuk diteliti kembali apakah dapat diperbaiki
ataukah harus ditolak sesuai keputusan yang diambil oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Kehilangan atau kerusakan material-material merupakan tanggung jawab
Pemborong dan harus segera dilaporkan secara tertulis kepada Direksi dengan
segala uraian-uraian yang diperlukan.
Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan setelah dipasang, pipa
yang rusak harus diperbaiki atau diganti. Setiap hari apabilla pekerjaan telah
berakhir maka ujung pipa yang terbuka untuk sementara waktu harus ditutup
dengan balok-balok dari kayu, penyekat-penyekat atau sebagaimana yang
diinstruksikan oleh Direksi / Tenaga Ahli. Setiap pipa harus dipasang dengan tepat
menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan sedemikian rupa sehingga dengan
pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan konsentrasi yang tertutup.
Selama pemasangan, alat bantu sementara sebagai penompang pipa untuk
pengosongan dari sistim perpipaan pada titik terendah selalu terjamin.
Peralatan-peralatan rakit dan alat bantu harus dipasang pada lokasi yang tepat
sesuai gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli. Bila
kerusakan terjadi pada waktu pemasangan pipa, peralatan-peralatan rakit atau alat
bantu pipa selama pemasangan, harus dilaporkan kepada Direksi / Tenaga Ahli
yang akan mengambil keputusan apakah harus diperbaiki atau menolak bahan
pipa bersangkutan yang rusak.
Pada ujung / akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa harus berhenti
maka harus dipasang cap / dop dengan sambungan yang sesuai spesifikasinya
kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli.
2.5.7 Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat potong pipa yang disetujui oleh
Direksi / Tenaga Ahli serta harus dibersihkan dan dilakukan tegak lurus
terhadap sumbu pipa.
Semua pipa yang sudah dipotong harus mempunyai permukaan potong yang licin
sesuai dengan sudut yang diinginkan terhadap sumbu pipa tanpa merusak pipa
tersebut, pipa diameter 200 mm dan yang lebih besar, harus dipotong dengan
mesin potong agar cocok dengan alat penyambung.
Untuk pipa PVC, pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa dapat masuk
dengan mudah kedalam alat penyambung. Untuk itu ujung pipa sebelah luar dikikir
/ digerinda tidak lebih dari setengah tebal pipa sampai licin dan lingkaran

ujung pipa dibuat dengan sudut ± 15 0 terhadap as pipa. Umumnya pipa PVC (pipa
bell ring) yang dikeluarkan dari pabrik telah digerinda / dipinggul lebih dahulu.
Penyambung-penyambung cincin karet dari PVC memerlukan sebuah alat
pembantu profil ujung (end shoper tool). Pemotong pipa untuk menempatkan tee,
bend, katup dan lain-lain harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya, ujungnya harus dibuat halus
dan rata.
2.5.8 Penyambung Pipa
Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum
disambungkan. Sambungan-sambungan antara pipa maupun antara pipa dan
peralatan- peralatan rakit harus dilaksanakan dengan mempergunakan cincin-
cincin karet, flens-flens dilas dan lain-lain sesuai gambar rencana.
Semua sambungan dan peralatan rakit yang diperlukan harus dipasang dengan cara
yang memenuhi syarat sehingga tidak menimbulkan tegangan dalam keseluruhan
sistem pipa dan harus dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik bersangkutan.
Defleksi pada sambungan- sambungan pipa PVC tidak boleh melebihi 3 derajat.
Setiap lengkungan pada pipa harus diperlengkapi dengan peralatan rakit yang layak
dan harus dipasang menurut sudut yang diinginkan.
2.5.8.1 Sambungan ―Push - on - Joint
 Istilah ―bell end‖ atau ―socket‖ pada pipa PVC yang digunakan di
sini harus dianggap sebagai ujung dari pipa push - on joint.
 Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap ke arah depan dari
pemasangangan kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
 Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan
harus dimulai pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan
ujung bell dari pipa yang bersudut.
 Ujung spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan hati-
hati agar tidak bersentuhan dengan tanah. Sambungan harus diselesaikan
dengan menekan bagian ujung yang datar ke dasar socket dengan alat atau
peralatan lain yang disetujui Direksi.
 Bagian dalam ujung bell dan bagian luar ujung spigot harus dibersihkan
dari minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang
karet untuk sambungan maka gelang karet yang melingkar harus
dipasang dan dimasukkan ke dalam gasket pada bell socket.
 Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian
dalam dari gasket atau pada ujung pipa atau keduanya. Minyak gelang
harus berasal dari persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui oleh
Direksi / Tenaga Ahli. Pemborong tidak diperkenankan mempergunakan
bahan yang tidak disetujui.
 Jika dipakai sambungan dengan solvent cement maka bagian yang akan
disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air. Oleskan, solvent
cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada ujung pipa sedalam
socket atau bagian dalam fitting yang akan disambung sesuai dengan yang
diinstrusikan oleh pabrik pipa bersangkutan.
 Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus tepat
dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
 Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push-on-joint untuk
membentuk belahan berjari-jari panjang maka jumlah defleksi harus
dengan persyaratan Direksi / Tenaga Ahli dan petunjuk dari pabrik harus
diikuti. Penting untuk membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus
dan defleksi dibuat sesudah sambungan diselesaikan.

2.5.8.2 Sambungan Flens


Alat bantu flens dan peralatan-peralatan rakit harus dihubungkan ke pipa
dengan menggunakan adaptor-adaptor flens dan flens bebas kecuali bila ada
petunjuk dengan cara lain yang tertera pada gambar rencana.
Semua sambungan flens harus dibuat dengan mempergunakan paking- paking
karet dan mur baut yang digalvanisir secara celup panas dan harus dipasang di
antara kepala baut dan mur serta mur baut harus dikencangkan secara
bersilang. Selama pelaksanaannya harus diperhatikan agar tidak merusak
lapisan pelindung pada alat bantu dan peralatan-peralatan rakit. Setelah selesai,
setiap kerusakan pada lapisan pelindung harus diperbaiki oleh Pemborong.
2.5.8.3 Sambungan Pipa Galvanis
Sambungan-sambungan antara pipa-pipa baja yang digalvanisir dan peralatan-
peralatan rakit maupun antara peralatan rakit dari baja yang digalvanisir
terhadap pipa- pipa lain, harus dilaksanakan dengan sistim penyekrupan.
Sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari socket atau ujung-ujung pipa
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang
serat atau seal tape dan baru dimasukkan secara hati-hati pada socket dan
diputar sampai kencang.

2.5.8.4 Sambungan Las


Sistem penyambungan las harus sesuai dengan standar/persyaratan AWS atau
AISC. Pengelasan harus dilakukan oleh seorang tukang las yang memiliki
sertifikat, jika diperlukan penelitian dilakukan apabila Direksi/ Tenaga Ahli
menghendaki.
Permukaan-permukaan yang akan dilas harus bebas dari sisik-sisik logam,
kerak logam, karat, gemuk dan cat.
Apabila pengelasan ganda diperlukan, maka permukaan pengelasan pertama
harus bersih dan bebas dari kerak logam.
Apabila diperlukan, lapisan-lapisan antara pengelasan-pengelasan ganda harus
dibersihkan dengan pukulan-pukulan ringan oleh palu bertenaga mesin
dengan mempergunakan suatu alat berujung bulat. Semua kerak logam dan
pengelasan yang berlubang-lubang dan tidak sempurna harus dibersihkan dan
dihilangkan, sebelum pengelasan tambahan dilakukan. Setelah pengelasan,
lapisan pelindung pipa dan peralatannya yang dikupas atau rusak selama
pengelasan harus diperbaiki/dilapisi kembali oleh Pemborong, termasuk
bagian yang dilas.
Tempat kerja harus terlindung terhadap angin dan hujan lebat. Bilamana
diminta oleh Direksi/Tenaga Ahli, Pemborong harus memberi penjelasan
mengenai cara kerja yang digunakan.

2.5.9 Penyambungan Pipa Pada Jaringan Pipa Lama


Perincian mengenai penyambungan-penyambungan yang harus dikerjakan, tertera
pada gambar-gambar untuk memperpendek gangguan pada pengadaan air, maka
Pemborong harus menyelesaikan penyambungan secepat mungkin, Pemborong
harus memberitahukan kepsaa Direksi/Tenaga Ahli mengenai maksudnya, untuk
mengerjakan penyambungan dan harus membuat rencana kerja, termasuk jadwal
waktu, bahan-bahan perlengkapan dan tenaga kerja, paling lambat 3 hari
sebelumnya. Bilamana menurut pandangan Direksi persiapan Pekerjaan oleh
Pemborong tidak mencukupi, maka Direksi / Tenaga Ahli tidak akan mengijinkan
Pekerjaan itu dimulai.
Pemborong harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan untuk memperoleh
penyam- bungan-penyambungan yang layak ke pipa-pipa yang telah ada, biaya ini
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak.
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa yang telah
ada, harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak banyak mengganggu
langganan dan tidak terlalu lama menghentikan aliran. Daerah yang terganggu
diusahakan sekecil mungkin.
Tidak ada satupun katup (valve) dari sistim yang telah ada, yang diubah-ubah oleh
Pemborong untuk tujuan apapun juga.
Apabila diperlukan, penyambungan dapat dilakukan tanpa menghentikan aliran
pipa lama dengan menggunakan clamp saddle beserta katup, kemudian dibor
dengan tapping bor khusus.
2.5.10 Perlengkapan Sambungan dan Alat-alat Pengatur
Pemasangan katup-katup, perlengkapan-perlengkapan sambungan dan sebagainya
harus mendapatkan pengawasan dan perhatian yang seksama terhadap kebersihan,
penompang- penompang dan sambungan seperti tersebut di atas mengenai
perpipaan. Katup-katup masuk bawah tanah yang terbuat dari besi yang dapat
ditempa, harus cocok terhadap pipa- pipa pada posisi mendatar, sedangkan
porosnya ditempatkan secara tegak lurus, kecuali bila arah pipa tidak mendatar.
Setelah diadakan penyetelan, kerusakan pada lapisan pelindung harus diperbaiki.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari poros,
pembungkus dan kotak luar. Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan
mudah melalui lubang pembukaan atau lubang kontrol.
2.5.11 Pemasangan Pipa di Dalam Tanah
Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar
rencana. Dasar Galian harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi
penompangan keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa.
Pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan Direksi / Tenaga Ahli keadaan
Galian tidak memenuhi syarat.
Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat yang sesuai,
sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan konsentrasi
yang tertutup dan bukan merupakan ketidak lurusan mendadak terhadap garis jalur.
Pemborong harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai dan layak untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa
dengan teliti untuk mengetahui bila ada keretakan sesaat sebelum dipasang pada
posisi akhir . Semua pipa dan alat bantu harus diturunkan kedalam saluran secara
hati-hati, batang demi batang dengan memakai derek, tambang atau peralatan lain
yang sesuai sehingga tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung. Pipa
sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan kedalam saluran.

Jika terjadi kerusakan pada pipa, alat bantu, atau asessories lain pada pemasangan,
maka Tenaga Ahli harus segera diberitahu. Tenaga Ahli harus menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bagian yang rusak.
Bila pipa-pipa diangkat / diturunkan dengan mempergunakan suatu katrol / derek
maka bagian jerat baja yang melingkar pipa harus terbungkus (dengan karet atau
yang tidak akan merusak lapisan pipa).
Pemasangan pipa harus menurut penggalian saluran. Pemborong tidak boleh
membiarkan saluran yang sudah digali tetap terbuka untuk jangka waktu lama
ketika menunggu pengujian pipa. Pemborong harus mengambil tindakan
pencegahan agar pipa tidak terapung pada lokasi dimana saluran yang sudah digali
dan masih terbuka digenangi air. Pencegahan ini dapat meliputi pengurugan
sebagian saluran dengan sambungan- sambungan pipa tetap terbuka sambil
menunggu pengujian tekanan hidrolis.
Pemborong harus memperbaiki semua kerusakan yang timbul pada spesi
semen atau lapisan epoxy pada pipa baja dan besi kenyal akibat pemotongan atau
pengelasan, Selanjutnya, pemborong harus mengisi kekosongan lapisan yang
timbul setelah penyambungan pipa. Lapisan spesi harus diperbaiki atau diisi
kembali dengan suatu adukan yang terdiri dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil atau
adukan pengisi.
Baut, mur, pelat antara, klem pipa, sengkang dan sebagainya yang dipakai untuk
sambungan flens harus dicelupkan dalam larutan aspal panas sebelum dipasang.
Untuk mengatasi perubahan temperatur, pipa PVC perlu diliukkan dengan cara
memberi offset secukupnya.
2.5.12 Pemasangan Pipa di Atas Tanah
Pipa harus dipasang menurt garis dan ketinggian yang ditentukan dan harus
sedekat mungkin pada dinding, atap, kolom dan bagian struktural lainnya supaya
mengambil tempat seminimal mungkin. Semua ordinat dan fitting yang diperlukan
harus disiapkan.
Semua pipa dan alat bantu (fitting) harus dipasangkan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan tegangan atau renggangan dalam pipa maupun peralatan yang
berhubungan karena adanya bagian-bagian yang ditempatkan
secara paksa.
Perubahan arah harus dikerjakan dengan memakai alat bantu yang sesuai. Pipa saat
dipasang dan pemasangan pekerjaan pipa harus dilaksanakan dengan hati- hati
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur
dan perlengkapan yang berdekatan. Sebelum alat penunjang dan sengkang
sementara diangkat maka pir dan penunjang tetap harus sudah terpasang.
Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk memudahkan
pengangkatan.
Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung, sisipan atau
tumpuan yang disetujui dan kemungkinan pengembangan atau penyusutan sudah
diperhitungkan. Pipa tidak boleh ditumpukkan pada pipa lain, tangga, anak tangga
atau trotoir kecuali jika disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Semua pipa vertikal
harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-interval yang tidak lebih dari 2
m ke arah pipa, klem, sengkang atau penahan pada dinding, serta pada titik yang
lain agar menjamin terciptanya konstruksi yang kaku. Tiap bagian pipa harus
diletakkan dan semua sambungan (disemen, dilas, disekrup) dikerjakan ketika
pipa ditumpu oleh penunjang sementara. Setelah sambungan selesai dikerjakan,
pipa diklem pada posisi akhirnya. Pengecatan dan pelapisan luar / dalam
harus dikerjakan sebagaimana ditentukan dalam ayat-ayat yang sesuai pada
spesifikasi ini.

2.5.13 Penyeberangan-penyeberangan Pipa


Penyeberangan pipa pada sungai dan uruk-uruk harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana (standar / khusus). Bagi penyeberangan sungai dan urung-urung,
biaya-biaya pemasangan dari pipa selubung (bila diperlukan), pelat-pelat pelindung
dari beton, perbaikan-perbaikan dan penyesuaian terhadap dinding topang dan
pangkal-pangkal jembatan, penggalian tambahan dan sebagainya dianggap telah
termasuk dalam harga kontrak.
Bagi penyeberangan sungai dan uruk-uruk, perbaikan-perbaikan, penyesuaian
terhadap dinding-dinding topang, pangkal-pangkal jembatan dan gambar kerja
harus diberikan / dilaporkan oleh Pemborong.
Semua pipa pada penyeberangan sungai dan bangunan-bangunan lain harus
dipasangkan dengan peralatan yang layak seperti penjepit, penggantung dan
penopang dan lain sebagainya sehingga pemuaian, penciutan dan getaran-
getaran kecil pada perpipaan harus di dalam batas-batas yang diijinkan dengan
tidak mengakibatkan kebocoran-kebocoran. Apabila tidak disebut dalam
gambar rencana maka tidak diperkenankan tanpa persetujuan Tenaga Ahli
terlebih dahulu. Bila ada ketidakcocokan dalam rangkaian antara pekerjaan pipa
dan pekerjaan lain, maka Direksi / Tenaga Ahli akan memutuskan pekerjaan
mana yang akan dipertimbangkan untuk didahulukan. Penyeberangan-
penyeberangan pipa melalui rel Kereta Api harus dilaksanakan sesuai
gambar rencana dan instruksi-instruksi yang diberikan oleh Direksi / Tenaga Ahli
dan / atau oleh P.J.K.A.
2.5.14 Jembatan-jembatan Pipa
Pada saat pemasangan jembatan pipa harus dijaga kelancaran lalu lintas di
sekitarnya. Kecuali bila ditentukan lain, pada awal aliran air dalam pipa
sebelum jembatan, dipasang katup dengan diameter yang sesuai berikut sarana
pipa penguras, dan pada jembatan pipa dipasang katup udara sesuai dengan
gambar-gambar rencana.
Lokasi pemasangan katup-katup dan pipa penguras harus sesuai dengan situasi
setempat sehingga memudahkan pengoperasiannya atau dengan petunjuk Direksi /
Tenaga Ahli. Syarat-syarat pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis
untuk Pekerjaan Sipil.

2.6 PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS


2.6.1 Umum
Sebelum pengujian dimulai, blok-blok bantalan penahan dan semua konstruksi
pengaman dari beton harus sudah berumur lebih dari 7 hari. Penimbunan kembali
harus diselesaikan kecuali pada bagian-bagian sambungan dimana peralatan rakit
ini harus terlihat dan diamati pada waktu pengujian berlangsung. Jika penimbunan
sebagian dikehendaki karena masalah gangguan lalu lintas atau keperluan lainnya,
Pemborong harus mengerjakan dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli. Untuk
memeriksa kekuatan / kekencangan setiap sambungan-sambungan pipa,
Pemborong dapat mengisi air pada jaringan pipa dengan tekanan maksimal 2 kgf /

cm 2 sebelum penimbunan kembali seluruh jaringan perpipaan yang akan diuji.


Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat
langsung diisolasi untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan uji 10 kgf / cm,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli. Bagian jaringan pipa yang
akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan sumber air
yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya
sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type
test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-
gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringanpipa
yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka
cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrostatis ini harus
disediakan oleh Pemborong dan terlebih dahulu diperiksa serta disetujui oleh
Direksi / Tenaga Ahli. Jika hasil pengujian tekanan hidrostatis tidak berhasil
secara memuaskan maka, pemborong harus mencari sumber kebocoran dan
harus memperbaikinya dengan cara yang disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Pemborong harus mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri hingga
memenuhi persyaratan dan disetujui Direksi / Tenaga Ahli.
Pada waktu pengujian tekanan hidrostatis pipa, harus diperhatikan agar
instrumen- instrumen dapat menahan tekanan uji tanpa timbul kerusakan pada
elemen-elemennya, kalau tidak, atau instrumen tersebut diangkat selama
pengujian dan diganti sementara dengan pasak / sumbat pipa dengan
persetujuan Tenaga Ahli.
2.6.2 Pipa Steel dan PVC
Setelah semua jaringan perpipaan penuh diisi air untuk semua diameter pipa
steel dan PVC tidak boleh terdapat tanda-tanda kebocoran setelah mencapai
tekanan uji secara konstan selama 30 menit.

2.7 PEMBERSIHAN PERPIPAAN


Setelah pengujian tekanan hidrostatis selesai dan terbukti berhasil, dan sebelum
dilakukan penyerahan pertama, Pemborong harus membersihkan & membilas seluruh
jaringan pipa.
2.8 SAMBUNGAN RUMAH (SR)
Sambungan Langsung identik dengan sambungan rumah pelanggan yang terdiri dari :
 pelanggan domestik : sambungan rumah tangga, hidran umum, kran umum
 pelanggan non domestik : niaga, sosial, hotel, industri, pelabuhan, dll
Fungsi Utama Sambungan Langsung:
a) mengalirkan air dari pipa distribusi ke konsumen;
b) untuk mengetahui jumlah air yang dialirkan ke konsumen. Perlengkapan yang
harus dipenuhi:
a) bagian penyadapan pipa;
b) meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
c) katup pembuka/penutup aliran air;
d) pipa dan perlengkapannya (dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter
air).
Material Sambungan Rumah Sesuai Jenis Pipa :
a) Pipa PVC
 Clamp Saddle sesuai pipa distribusi (antara OD 63 – 110 mm)
 Pipa PVC : OD 20mm atau 25mm (sesuai SNI 06-0084-2002)
 Shock Drat Dalam : 3 pcs
 Dilengkapi Angle Lockable
 Meteran air plastik atau meteran air kuningan (sesuai SNI 2547 – 2008)
 Box Cover material plastic atau PVC.
 Brass Gate valve atau Ball Valve, sebagai kontrol aliran air oleh pelanggan.
 Siku (Knie)
 Kran air. b)
Pipa HDPE
 Clamp Saddle sesuai pipa distribusi (antara OD 63 – 110 mm)
 Pipa PVC : OD 20mm atau 25mm (sesuai SNI 06-4829-1998)
 Elbow Compression fitting
 Dilengkapi Angle Lockable
 Male thread Adaptor & Female Male Thread Adaptor
 Meteran air plastik atau meteran air kuningan (sesuai SNI 2547 – 2008)
 Box Cover material plastic atau PVC.
 Brass Gate valve atau Ball Valve
 Equal Tee HDPE
 Kran air. c)
Pipa GIP
 Clamp Saddle sesuai pipa distribusi (antara OD 63 – 110 mm)
 Pipa PVC : OD 20mm atau 25mm (Pipa Galvanis Medium yang sanggup
menahan tekanan kerja nominal sebesar 10 Bar)
 Shock Drat GI
 Dilengkapi Angle Lockable
 Elbow / Knie GI
 Meteran air plastik atau meteran air kuningan (sesuai SNI 2547 – 2008)
 Box Cover material plastic atau PVC.
 Brass Gate valve atau Ball Valve
 Tee GI
 Kran air
Panjang pipa pelayanan dibatasi oleh kehilangan tekanan maksimum yang terjadi
sepanjang pipa saat terjadi pemakaian secara bersama (jam puncak).
Standar Minimal Sambungan Rumah (Pipa GIP)

Anda mungkin juga menyukai