Anda di halaman 1dari 18

91

XII. TEORI

(Tabel 12)

12-1. Ketentuan internasional di dalam buku ini merupakan ketentuan penulisan


materi ke dalam teks braille (bukan tanda braille) telah menjadi kesepakatan
bersama untuk teori notasi. Ketentuan ini akan sangat membantu musisi
tunanetra dan awas untuk belajar dan bekerja sama di bidang musik.

A. Simbol Akor

12-2. Banyak terbitan karya musik sekarang ini, seperti himne, buku nyanyian umum
sampai lagu yang terdiri atas lirik saja dan musik populer lainnya, merupakan
suatu kebiasaan. Beberapa di antaranya menyertakan simbol akor, seperti “G”
dan “D7”, serta akor lain yang lebih kompleks. Pada umumnya karya itu
dapat dituliskan dalam huruf braille dengan tambahan tanda musik untuk
perubahan pitch (ketepatan nada) dan tanda pada Tabel 12 A berikut ini
merupakan kesepakatan internasional.

Contoh 12-2.

3> Prefiks untuk part simbol akor

4 Lingkaran kecil

D' Lingkaran kecil yang dipisahkan oleh garis

0 Segitiga kecil

0' Segitiga kecil yang dipisahkan oleh garis

.#g Angka 7 yang ditulis miring untuk akor ke-7 yang khusus

12-3. Tanda untuk plus, minus, garis miring (oblique stroke), tanda kurung, huruf
besar dan huruf kecil, serta garis miring merupakan bagian dari kode literer
(bahasa) pada setiap negara. Kode tersebut harus dicantumkan pada setiap
terbitan, seperti contoh di bawah ini.

Contoh 12-3.
92 Pedoman Notasi Musik Braille Internasional

/ Garis miring /

7 7 Tanda kurung ( )

+ Tanda plus +

- Tanda minus atau tanda penghubung –

; Huruf kecil d

, Huruf besar D

12-4. Tanda musik baku digunakan untuk accidental (kres, mol, pugar); titik 3
digunakan untuk titik.

12-5. Angka didahului oleh tanda angka dan dituliskan seperti biasa pada petak atas.
Jika dicetak vertikal, angka tersebut dituliskan dalam huruf braille dari angka
yang terendah ke angka tertinggi.

12-6. Berikut ini daftar contoh simbol akor yang dapat dituliskan dengan tanda
internasional.

Contoh 12-6.

Dm DM
Dmaj7 DMAJ#G
F#dim7 F%DIM#G
F#°7 F%4#G
C7sus C#GSUS
Dm(#7) DM7%#G7
B7-9 B#G-#I
Gmaj7+9 GMAJ#G+#I
C7 C0#G
C7
C0'#G
G6/D ,G#f/,D

12-7. Pada format paranada susun, simbol akor disejajarkan di bawah garis teks atau
di bawah notasi musik. Tidak perlu ada prefiks; penempatannya cukup jelas
untuk mengidentifikasinya sebagai simbol akor. Contoh 12-7 menunjukkan
XII. Teori 93

musik populer dan musik tradisional yang teks lagunya hanya diberi akor
pada lembar petunjuk untuk dimainkan pada gitar atau alat musik petik
lainnya, atau diimprovisasikan pada keyboard. Dalam notasi awas, simbol
akor terletak di atas teks; dalam teks braille, simbol itu terletak di bawah teks.
Contoh 12-7.

,HAPPY BIRTHDAY TO YOU1


,F ,C#G
HAPPY BIRTHDAY TO YOU4
,F
F C7 F
Happy birthday to you, happy birthday to you.
_______________________________________________________________

12-8. Apabila dilengkapi melodi, paralel itu diberi tambahan satu garis. Beberapa
negara selalu meletakkan teks di atas melodi; yang lain meletakkannya di
bawah. Apabila simbol akor disejajarkan dengan teks, teks tersebut harus
diberi garis antara jika dianggap perlu demi kesejajaran akor. Contoh 12-8 (a)
menunjukkan teks di atas melodi dan (b) teks di bawah melodi. Pada kedua
contoh tersebut, simbol akor berada sejajar dengan teks. Pada contoh (a), titik
3–6 ditambahkan sebagai pengisi spasi pada teks, tetapi tidak dituliskan pada
(b). Setidak-tidaknya harus disediakan satu spasi di antara simbol akor.
Contoh 12-8.
(a)
<#C4
,HOW CAN --- ,I EVER
,F ,FMAJ#G ,F#G ,B<
"??? :]"
FORGET YOU1
,F
"W S' Q'<K
(b)
<#C4
"??? :]"
;2 ,HOW CAN ,I EVER
94 Pedoman Notasi Musik Braille Internasional

,F ,FMAJ#G ,F#G ,B<


"W S' Q'<K
;2 FORGET YOU1
,F

12-9. Apabila disejajarkan dengan teks, simbol akor dapat juga dipergunakan untuk
menunjukkan akor yang mengapit kata. Hal itu dilakukan dengan
menempatkan simbol akor setidak-tidaknya dua petak di sebelah kiri atau satu
petak di sebelah kanan kata. Pungtuasi diabaikan apabila spasi di belakang
kata dihitung.

Contoh 12-9.
,ALL THROUGH THE NIGHT4 ,WHEN
,G#G ,C ,B#G ,EM
"T?: Y U"\<K

12-10. Apabila diletakkan di bawah melodi, simbol akor disejajarkan dengan not
tertentu atau dengan awal ruas birama yang sesuai. Pada Contoh 12-10,
simbol akor disejajarkan pada awal ruas birama dan harus ada satu spasi di
antara tiap-tiap simbol akor tersebut.

Contoh 12-10.

,ALL ALONE1 ,I'M ALL ALONE2


.D:J@CWW IWH@C\V<K
,D#G ,G ,B#G ,EM
XII. Teori 95

12-11. Jika dilengkapi iringan piano, simbol akor diletakkan di bawah part tangan kiri
dan biasanya disejajarkan dengan awal ruas birama. Titik “penghubung”
(tracker) (titik 3) di bawah ini merupakan part format paranada susun.

Contoh 12-11.
%_C
.>_J'Y%D'ZF'*YG'0Z "R0U<K
_>^H'!%I')?: ''''' ^\E@H@C\V<K
,G ,C ,D#G ,G

12-12. Prefiks simbol akor digunakan dalam format section by section. Contoh 12-
12 merupakan contoh musik yang sama dengan Contoh 12-11. Pada contoh
(a) simbol literer (bahasa) ditempatkan pada part simbol akor di belakang
prefiks 3> tanpa spasi di antara akor; satu spasi merupakan garis birama.
Tangkai not dapat dituliskan di belakang simbol akor untuk menunjukkan
nilai waktu yang sama apabila akor tidak memiliki nilai waktu yang sama.
Tanda ulang, prima dan seconda volta, digunakan seperti biasa. Tanda
istirahat (didahului titik 5) digunakan untuk menunjukkan ruas birama atau
awal ruas birama tanpa simbol akor. Pada contoh (b) jalur bas diulang setelah
setiap simbol akor untuk menunjukkan tempat yang tepat.

Contoh 12-12.

(a)
%_C
.>_J'Y%D'ZF'*YG'0Z R0U<K
_>^h'!%I')?: ^\E@H@C\V<K
96 Pedoman Notasi Musik Braille Internasional

3>,G_K,C,D#G ,G<K
(b)
%_C
.>_J'Y%D'ZF'*YG'0Z R0U<K
_>^H'!%I')?: ^\E@H@C\V<K
3>'>,G^H'!%I')>,C_?"
>,D#G_: >,G^\E@H@C\V<K

12-13. Metode lokal atau nasional lainnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi
nilai not dengan simbol akor.

12-14. Beberapa simbol dalam tulisan awas, seperti lingkaran kecil (diminis) dan
lingkaran kecil dengan garis di tengahnya (setengah diminis), memiliki arti
standar. Simbol lainnya memiliki arti yang berbeda dalam setiap terbitan yang
berbeda; misalnya, segitiga kecil dan angka 7 yang dituliskan miring
digunakan untuk menyatakan mayor 7 dan diminis 7 sesuai dengan kebutuhan
komponis masing-masing. Seluruh materi penjelasannya akan dicantumkan
dalam transkrip. Pada contoh (a) dan (b) di bawah ini, simbol digunakan
untuk menyatakan akor mayor 7. Pada kedua contoh itu, arti simbol akor
dijelaskan pada awal terbitan awas. Prefiks Tabel 15 untuk part tangan kanan
ketika interval dibaca naik seperti pada contoh tersebut. Contoh 12-14
menunjukkan bahwa not hanya merupakan petunjuk ritmik bagi gitaris jazz.

Contoh 12-14. (interval dibaca ke atas)


(a)
.C
.>>_[+0 <[/0 R+90<K
_>_: ^\ _N<K
,D-#G ,G#G<#I ,C0
XII. Teori 97

(b)
#AB8
"JJJJJJ" W'V'<K
,GM ,C#G ,F.#G
98 Pedoman Notasi Musik Braille Internasional

B. Bas Figur (Figured Bass) dan Analisis Harmoni

Tanda dari Tabel 12 B.

;> Prefiks untuk part bas figur

#6 #35 Angka-angka

#%k #<k Accidental yang terpisah

#' Figur yang dihilangkan pada rangkaian figur

#a Garis kontinuasi

#aa Dua garis kontinuasi

#;6 Figur (angka) yang bergaris miring dalam penulisan awas

#/ Garis miring

- Pemisahan tanda

1. Bas Figur

12-15. Bas figur terdiri atas sejumlah angka, accidental (kres, mol, dan pugar) dan
bentuk figur lain yang tertulis di bawah not–not tertentu pada kolom vertikal.
Pada penulisan braille, “figur” tersebut mengikuti not tertentu. Tanda angka
harus menunjukkan setiap awal kolom figur walaupun figur itu berbentuk
accidental, garis miring, ataupun karakter lain.

12-16. Angka dituliskan di petak bagian bawah.

12-17. Dalam tulisan awas, figur paling bawah dari kolom tersebut, bukan urutan
angka, pertama-tama ditempatkan di belakang not dan diikuti oleh figur
selanjutnya yang dibaca naik.

12-18. Accidental mendahului figur yang dikenainya.

12-19. Accidental terpisah (yang menunjukkan terts yang diubah), diikuti oleh titik 1-
3, kecuali pada akhir birama.

12-20. Figur yang “bergaris miring” (menunjukkan bahwa figur tersebut dinaikkan)
didahului titik 5-6.

12-21. Dalam rangkaian figur, figur yang dihilangkan dinyatakan dengan titik 3.
XII. Teori 99

12-22. Apabila ada lebih dari satu kolom figur di bawah not bas tunggal, setiap kolom
dimulai dengan tanda angka. Contoh 12-22 menggambarkan ciri yang ada di
paragraf 12-15 sampai 12-21. Versi (a) terdapat pada format section; versi (b)
merupakan format paranada susun. Beberapa negara yang menggunakan
format section menuliskan not tangan kiri dengan bas figur seperti dalam
contoh (b), bukan menuliskan part tangan kiri secara terpisah seperti pada
contoh (a).

Contoh 12-22.
(a)

<<.C
#18-19 .>'*"WECJN<><"[\\[<>
"]]$'E .?C*WN<>"R#R+<K
_>_ECD*JCH_?] HCGCH^H_N<K
;>_E#<5;6D*J#56H_?]#<K57#''6
H#45GH#*K^H_N<K
(b)

<<.C
AH .>'*"WECJN<><"[\\[<>"]]$'E
;>_EC#<5;6D*JC#56H_?"
_]#<K57#''6
AI .>.?C*WN<>"R#R+<K
;>_HC#45GCH#*K^H_N<K

12-23. Titik 1 menunjukkan garis kontinuasi dalam tulisan awas. Banyaknya titik 1
sama dengan banyaknya garis kontinuasi. Pada Contoh 12-23, kedua angka
diikuti oleh garis kontinuasi yang terletak di kolom selanjutnya.
100 Pedoman Notasi Musik Braille Internasional

Contoh 12-23.
%#B2
_$$?#6?#A W#46W#AA[#56[#AA<K

12-24. Jika ingin menunjukkan ritme perubahan figur pada satu not, figur tersebut
harus diikuti oleh tangkai nada yang memperlihatkan nilai akor yang
ditunjukkan oleh setiap kolom figur. Hal itu hanya dapat digunakan apabila
diperlukan dan apabila tempatnya pada tulisan awas sangat jelas untuk
menerangkan ritme yang dimaksud.

Contoh 12-24.

#D4
.>'%"G(!R]<K
;>_Z#%K#4_K#%K<K

12-25. Apabila not dengan figur diikuti tanda musik lain (misalnya staccato), tanda
dengan titik 3–6 - memisahkan tanda bas figur dari tanda musik. Pada awal
ruas birama, seperti tampak pada Contoh 12-25, tanda pemisah tidak
diperlukan.

Contoh 12-25.

8^H#4-8H#3<K
XII. Teori 101

12-26. Jika ada not lain pada paranada dengan jalur bas dan figur, not tersebut
biasanya dituliskan secara terpisah di belakang tanda in-accord. Apabila not
kecil digunakan dalam tulisan awas, not tersebut harus dituliskan dengan
menggunakan tanda not kecil dalam braille (Tabel 1).

Contoh 12-26.

;>'%_h#6:#%46<>_j#%(!w<k

12-27. Garis miring ditunjukkan oleh titik 3–4, yang didahului tanda angka.

Contoh 12-27.

;>_$#36]#/\#/<K
102 Pedoman Notasi Musik Braille Internasional

2. Analisis Harmoni

12-28. Jika musik digunakan untuk analisis harmoni, penulisan interval dari semua
bagian suara yang dituliskan naik merupakan sesuatu yang biasa. Pernyataan
tentang arah interval harus dicantumkan pada transkrip. Jika tanda untuk
tangan pada keyboard sedang digunakan, tanda untuk part tangan kanan akan
menunjukkan bahwa interval tersebut dibaca naik, .>>, (Tabel 15).
12-29. Analisis harmoni menggunakan angka dan huruf Romawi sebagai figur yang
ditambahkan pada bas figur.
12-30. Figur ditulis seperti dalam bagian sebelumnya pada bab ini.
12-31. Angka dan huruf Romawi dalam braille mengikuti tulisan awas dengan
menggunakan huruf kapital sesuai dengan penggunaan literer yang umum
dilakukan pada setiap negara. Dalam edisi ini, yang dipergunakan adalah
huruf dan huruf kapital Amerika.
12-32. Setiap simbol akor dipisahkan oleh spasi.
12-33. Jika ingin disejajarkan dengan musik, simbol dituliskan pada garis di bawah not
dan musik itu diberi spasi sehingga awal setiap kelompok not bertemu dengan
tanda pertama simbol akor. Dalam hal demikian itu, tanda l digunakan untuk
menunjukkan garis birama.
Contoh 12-33. (Interval dibaca ke atas)

#D<#C4
.>>":+ :+ ?*+ L N'#<K
_>'_:9 W- ?3 L ^Q'_+<K
,VI ,IV ,V#7% ,I
XII. Teori 103

12-34. Contoh 12-34 merupakan analisis harmoni dari buku teori. Versi (a) dituliskan
dalam format paranada susun lengkap dengan ketukan yang disejajarkan;
versi (b) disusun dalam format section. Garis birama diletakkan di antara ruas
birama. Pada kedua hal tersebut, penulisan dan pemberian huruf kapital
dituliskan seperti yang tampak pada tulisan awas.

Contoh 12-34. (Interval dibaca ke atas)


(a)
<<<#C2
.>>"S<# *S+ '''''' R*+<K
_>'_Q- %Q3 '''''' R9<K
;C3 ,N#6 ;VII4#7/,V ,V
(b)
<<<#C2
.>>"S<#*S+R*+<K
_>_Q-%Q3R9<K
;> ;C3 ,N#6 ;VII4#7/,V ,V

12-35. Dengan menggunakan sistem internasional ini, penulisan huruf dan angka yang
tidak lazim dapat diakomodasi. Demikian juga penulisan dan pemberian huruf
kapital pada notasi awas direproduksi. Versi (a) adalah paranada susun; versi
(b) merupakan section.

Contoh 12-35. (Interval dibaca ke atas)


(a)
104 Pedoman Notasi Musik Braille Internasional

#D%.C
.>>"$PED<>"WID"Q@C L
_>'_N %S ''''''' L
,S#6 ,D#56
.>>"OT<>"Q'$@C<K
_>'^)@C<>V_WR<K
,DP ,TP#46
(b)
#D%.C
.>>"$PED<>"WID"Q@C L
"OT<>"Q'$@C<K
_>_N%S L ^)@C<>V_WR<K
;> ,S#6 ,D#56 L ,DP ,TP#46

12-36. Apabila huruf menunjukkan not lintas, non-akor, atau not bantu, suspensi, dan
lain-lain (menggunakan huruf x, n, a, s dan lain-lain dalam tulisan awas),
huruf dengan tanda kata sebaiknya mendahului not yang dikenainya atau
ditempatkan dengan tanda huruf (dan bukan tanda kata) pada garis yang sama
seperti simbol akor tepat di bawah not yang dikenainya. Pada Contoh 12-36,
angka Romawi kapital menunjukkan akor mayor, sedangkan angka Romawi
dalam huruf kecil menunjukkan akor minor. Jadi, I adalah contoh akor I
dengan penulisan huruf yang mewakili balikan kedua. Pada contoh (a), simbol
di atas not paranada dalam notasi awas mendahului not yang dikenainya;
simbol di bawah not paranada disejajarkan di bawah not yang dikenainya.
Pada contoh (b) semua tanda disejajarkan di bawahnya.

Contoh 12-36.
(a)
XII. Teori 105

%#D4
;>"\ L \ ] F>X"GH>X"I L
,I ;VI ;III ,IV ;VI
;>"J>A.D[ \<L<K
,I;C ,V#7 ,I
(b)
%#D4
;>"\ L \ ] F G H I L
,I ;VI ;III ,IV ;X ;VI ;X
;>"J D [ \<L<K
,I;C ;A ,V#7 ,I

12-37. Umumnya akor disejajarkan secara vertikal, kecuali jika tidak ada keraguan,
misalnya, apabila tulisan awas sudah menjelaskan posisi akor tersebut. Pada
Contoh 12-37 akor tidak disejajarkan. Tulisan awas tersebut sama seperti
Contoh 12-36 (a) dan (b).

Contoh 12-37.
%#D4
;>"\ \]F>X"GH>X"I
,I ;VI ;III ,IV ;VI
;>"J>A.D[\<L<K
,I;C ,V#7 ,I

12-38. Apabila ada bas figur dan angka Romawi dalam bas, angka Romawi diletakkan
di bawahnya. Apabila pemberian spasi dibutuhkan untuk menyisakan satu
spasi di antara tiap-tiap akor, garis birama digunakan.

Contoh 12-38.
106 Pedoman Notasi Musik Braille Internasional

%%#D4
;>_Q#6 R#56 L P#346"
,I#6 ,II#56 ,V#34
;>'%_O#356<K
,V#56 OF ,II

C. Tanda Kurung (Brackets)

Tanda dari Tabel 12-C.

,' ,' Tanda kurung musik (brackets bulat)

"' ,1 Brackets vertikal di sekitar not atau karakter

;1 "2 Brackets persegi di atas paranada

;1 "' Brackets
jelas
persegi di atas paranada yang memiliki akhir yang tidak

;11 ""2 Brackets persegi yang bertitik di atas paranada

;' ,2 Brackets persegi di bawah paranada

;' ,1 Brackets persegi di bawah paranada yang memiliki akhir yang


tidak jelas
;'' ,,2 Brackets persegi yang bertitik di bawah paranada

12-39. Tanda kurung musik (brackets bulat) digunakan sebagai berikut.

Contoh 12-39.
%#D4
;>'*_Q#6P#7#6,'%,' _O#<k"
XII. Teori 107

:#2%?<K

12-40. Namun, apabila simbol dalam tulisan awas merupakan bracket persegi yang
vertikal, perbedaan tersebut dituliskan pula dalam huruf braille.

Contoh 12-40.
%%%#C4
;>_[[? S#6\#6 @C\Q#7#"'%,16<K

12-41. Bracket di atas dan di bawah paranada umumnya ditemukan pada notasi
harmonik, seperti Analisis Schenker. Jika terdapat bracket dalam jenis musik
apa pun, tanda di atas yang telah disepakati secara internasional dapat
dipergunakan.

12-42. Bracket utuh terdiri atas garis horizontal dengan garis yang lebih pendek di
setiap akhir bracket itu dan digambarkan dengan membentuk siku-siku
terhadap garis horizontal. Jika bracket terletak di atas garis, tanda ;1 "2
digunakan, sedangkan apabila bracket tersebut terletak di bawah, digunakan
tanda ;1 "2.

Contoh 12-42.
%%#D4
;1;ZFGF ;'Z.IGF,2Z"I"2GF<k
108 Pedoman Notasi Musik Braille Internasional

12-43. Apabila bracket digambarkan dengan garis putus-putus atau titik, digunakan
tanda bracket bertitik.

Contoh 12-43.
%#C4
_("F;11DF;''7,,2""2_(%"D%ID<K

12-44. Apabila bracket tidak memiliki siku-siku pada bagian akhir, tidak diketahui bila
bracket tersebut selesai. Dalam hal demikian itu, digunakan tanda "' pada
akhir jika bracket terletak di atas paranada dan tanda ,1 digunakan jika
bracket terletak di bawah paranada.
Contoh 12-44.
%%.C
;1;ZFGF Z.IGFZ"I"'GF<K

Anda mungkin juga menyukai