Anda di halaman 1dari 11

Tahapan Perkembangan Numerasi

Dalam modul ini akan dibahas secara garis besar tahapan-tahapan numerasi, dimulai dari ketika
seorang anak baru lahir, memasuki usia balita, pra sekolah, sekolah, sampai menjadi orang dewasa.
Pentingnya kemampuan numerasi sudah banyak diakui dan diperkenalkan di berbagai negara maju
diantaranya di Australia, Canada, UK, dan Amerika. Setiap negara memiliki cara dan standar
tersendiri dalam menyusun tahapan perkembangan numerasi, yang disesuaikan dengan konteks
dan kurikulum pendidikan di masing-masing negara tersebut.
1. Kurikulum Internasional/Negara-negara Maju

Canada (Lahir – Usia Prasekolah (0 – 6 tahun))


Canadian Child Care Federation (2009) menjabarkan perkembangan numerasi anak dari semenjak
lahir sampai berusia 6 tahun.

5 -6
4 -5 tahun
3-4 tahun
2-3 tahun
2 tahun
12 - 18 tahun
9 - 12 bulan
5-6 bulan
Lahir - bulan
4
bulan

Menurut Canadian Child Care Federation (2009), perkembangan numerasi sudah bisa terlihat dari
semenjak anak tersebut lahir. Misalnya, anak usia 0-4 bulan yang memperlihatkan wajah terkejut
ketika sebuah boneka melompat lebih banyak atau anak anak berusia 5-6 bulan yang terkejut ketika
melihat ada lebih banyak mainan dari yang biasanya dia lihat.

https://lovevery.com/ https://www.antalyaairporttransfers.co.uk/
Semakin bertambah usia, maka kemampuan numerasi seorang anak juga akan semakin
berkembang. Anak pada usia 9-12 bulan sudah mulai bisa membedakan mana ukuran yang
lebih besar atau jumlah yang lebih banyak dari dua kumpulan permainan yang sekilas terlihat
sama. Misalnya, antara kumpulan mobil-mobilan yang berjumlah 8 dan yang berjumlah 10.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim riset dari Johns Hopkins University (2019),
pada usia 14 -20 bulan, anak mulai menunjukkan insting dalam menghitung walaupun mereka
belum mengenal angka-angka. Menginjak usia dua tahun maka seorang anak akan mulai belajar
mengenal beberapa nama angka. Pada fase ini anak sudah mulai bisa memberikan label angka
pada permainan yang dimilikinya.

https://babyandchild.ae/

Memasuki usia 3-4 tahun, seorang anak sudah mulai bisa melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan sederhana, misalnya 1 + 2, 3 – 2, dengan menggunakan benda konkrit, alat peraga
ataupun dengan melihat gambar. Seorang anak juga sudah bisa membagikan 10 buah permainan
kepada 5 orang temannya dan setiap anak mendapatkan jumlah yang sama. Di usia 4-5 tahun,
anak sudah mulai bisa menemukan jawaban dari sebuah soal cerita sederhana dengan bantuan
alat peraga. Pada fase ini seorang anak juga sudah mulai belajar untuk menulis angka satu digit
dan belajar untuk berhitung mundur dari angka 10 serta menghitung maju dengan angka
pertamanya selain satu.

https://kidsvillage.com/ https://www.kidsacademy.mobi/
Kemampuan numerasi anak akan semakin berkembang ketika memasuki usia 5-6 tahun. Pada
rentang usia ini, menurut Canadian Child Care Federation (2009), seorang anak sudah mulai bisa
membandingkan dua objek dan mengenal istilah seperti “lebih panjang”, “lebih tinggi”. Selain
itu anak juga mulai bisa menyimpulkan suatu permasalahan sederhana yang melibatkan konsep
perbandingan dan logika. Misalnya jika Hendra lebih tinggi dari Ahsan, dan Ahsan lebih tinggi
dari Taufik, maka Hendra lebih tinggi dari Taufik. Kemampuan untuk mengenal angka pada usia
ini juga semakin berkembang, dimana anak sudah bisa belajar menghitung sampai dengan 100,
serta mampu melakukan operasi hitung sederhana yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas
di sekeliling mereka. Pengukuran suatu objek dengan menggunakan benda-benda di sekitarnya
juga sudah bisa dilakukan oleh anak pada rentang usia ini. Contohnya, anak mengukur panjang
dari sebuah mainannya dengan menggunakan paper clip dan mampu menyatakan panjang
mainan tersebut dalam satuan paper clip. Anak-anak juga mulai mengenal pola sampai 10 dan
mampu menghubungkan pola tersebut dengan bentuk kuantitasnya, seperti, gambar : berarti ada
2 titik, gambar :: berarti 4 titik

https://www.pbssocal.org/ https://theconversation.com/

Australia (Usia Sekolah 6 - 15 tahun (TK – Kelas 10))


Untuk tahapan perkembangan numerasi dalam pembelajaran di sekolah, beberapa negara
seperti Australia membaginya ke dalam beberapa tahapan yang berkesinambungan.
Kesinambungan pembelajaran atau yang dikenal dengan istilah learning continua ini
mengisyaratkan bahwa murid membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya dari waktu ke waktu. Apa-apa yang mereka pelajari di tahun-tahun sebelumnya
akan mendukung pembelajaran berikutnya.
Umumnya kemampuan murid dalam pembelajaran yang berkesinambungan ini akan sesuai
dengan tingkatan atau kelas murid di sekolah. Akan tetapi, kecepatan perkembangan dari setiap
murid dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pengalaman masa lalu, kemampuan kognitif
dan persepsi murid terhadap dirinya di dunia. Oleh karena itulah, tahapan dalam setiap
rangkaian pembelajaran ini diberi label dengan level 1 – 6 yang bertujuan untuk menekankan
bahwa rangkaian tersebut memperlihatkan urutan pembelajaran yang tidak bergantung pada
usia murid (ACARA, 2020).

Dalam kurikulum Australia, terdapat enam elemen yang menyusun numerasi. Setiap elemen ini
dibagi menjadi beberapa sub-element, dimana pada masing-masing sub-element terdapat
penjelasan mengenai tahap perkembangan numerasi anak pada setiap levelnya

Sumber: https://www.australiancurriculum.edu.au/f-10-curriculum/general-capabilities/numeracy/

a. Menaksir dan menghitung dengan bilangan bulat (estimating and calculating with whole
numbers)
Dalam element ini terdapat tiga sub-element yaitunya:
● Memahami dan menggunakan angka dalam konteks
● Menaksir dan menghitung
● Menggunakan uang
b. Mengenali dan menggunakan pola dan hubungan (recognising and using patterns and
relationship)
c. Menggunakan pecahan, desimal, persentase, rasio, dan tarif (using fractions, decimals,
percentages, ratios, and rates)
Dalam element ini terdapat dua sub-element yaitunya:
● Menginterpretasikan konsep perbandingan
● Mengaplikasikan konsep perbandingan
d. Menggunakan penalaran spasial (using spatial reasoning)
Dalam element ini terdapat dua sub-element yaitunya:
● Menvisualisasikan bentuk 2D dan objek 3D
● Menginterpretasikan peta dan diagram
e. Menafsirkan informasi statistik (interpreting statistical information)
Dalam element ini terdapat dua sub-element yaitunya:
● Menginterpretasikan data yang disajikan
● Menginterpretasikan peluang dari suatu kejadian
f. Menggunakan pengukuran (using measurement)
Dalam element ini terdapat dua sub-element yaitunya:
● Menaksir dan mengukur dalam satuan metrik
● Melakukan operasi dengan jam, kalender, dan jadwal

Penjelasan lebih detail terkait tahap perkembangan numerasi murid untuk setiap sub-elemen
pada masing-masing level (level 1a, 1b, level 2, level 3, level 4, level 5, dan level 6) dalam
kurikulum Australia, dapat dilihat pada link berikut ini:

https://www.australiancurriculum.edu.au/media/1077/general-capabilities-numeracy-learning-
continuum.pdf
Selain itu, dalam kurikulum numerasi di Australia juga ditekankan terkait aplikasi matematika
dalam bidang/mata pelajaran lain, sehingga diharapkan setiap guru mampu untuk
mengidentifikasi kemampuan-kemampuan numerasi yang diperlukan dalam bidang lain,
memberikan pengalaman belajar dan kesempatan untuk mendukung murid mengaplikasikan
kemampuan numerasinya, serta menggunakan istilah-istilah matematika yang benar dalam
proses pembelajaran tersebut.
Tahapan perkembangan numerasi terkait pengaplikasiannya dalam mata pelajaran lain ini juga
dibagi ke dalam beberapa bagian yang disesuaikan dengan jenjang kelas murid

2. Kurikulum Nasional

Lalu bagaimana dengan kurikulum pendidikan di Indonesia? Dimanakah numerasi bisa


ditemukan? Saat ini numerasi memang belum dimasukkan secara tertulis ke dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, walaupun pada praktiknya beberapa guru sudah
mengimplementasikannya dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, sejak tahun 2020, Pusat
Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar) sebagai Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah mensosialisasikan Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM) yang merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
meningkatkan kemampuan numerasi murid Indonesia.
Pusmenjar (2020) membagi tahapan perkembangan numerasi ke dalam lima level yang
disesuaikan dengan tingkatan kelas peserta didik. Pada setiap level pembelajaran tersebut,
terdapat penjelasan mengenai kompetensi yang seharusnya atau idealnya sudah dimiliki oleh
murid pada tingkatan kelas tertentu.

Level
Pembelajaan
Level 5
Pembelajaran Kelas 10
Level 4
Pembelajaran Kelas 8
Level 3
Pembelajaran Kelas 6
Level 2
Pembelajaran Kelas 4
1
Kelas 1 dan 2
Ada empat komponen utama dari konsep numerasi yang ditekankan, yaitunya

Bilangan Geometri dan


Pengukuran

Aljabar Data dan


Ketidakpastian

Penjelasan untuk tahapan perkembangan anak pada masing-masing komponen di atas, dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
BILANGAN
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Representasi Representasi Representasi Representas -
i
● Memahami ● Memahami pecahan ● Memahami bilangan
bilangan cacah dan pecahan bulat, khususnya Memahami
(maks. tiga angka). campuran positif bilangan bulat negatif. bilangan
● Memahami dengan penyebut ● Menyatakan bilangan cacah (maks.
pecahan satuan bilangan satu atau desimal dengan dua enam angka)
sederhana (1/2, 1/3, dua angka (misal angka di belakang
1/4, 1/5). 5/12, 2⅗). koma dan persentase
● Mengenal garis ● Mengetahui dalam bentuk pecahan,
bilangan dan posisi pecahan atau sebaliknya.
mengetahui posisi pada garis ● Mengetahui posisi
bilangan cacah bilangan. bilangan desimal
pada garis dengan dua angka di
bilangan. belakang koma pada
Sifat Urutan garis bilangan serta
Membandingkan dua posisi bilangan bulat
Sifat Urutan termasuk billangan
pecahan, termasuk
Membandingkan dua bulat negatif
membandingkan
bilangan cacah pecahan dan bilangan
(maks. tiga angka). cacah. Sifat Urutan
Mengurutkan beberapa
bilangan yang dinyatakan
Operasi Operasi
dalam bentuk berbeda.
● Menghitung hasil ● Menghitung hasil
penjumlahan/ penjumlahan/pengur
pengurangan dua angan/perkalian/pem Operasi
bilangan cacah bagian dua bilangan
(maks. tiga angka). cacah (maks. enam Menghitung hasil
● Menentukan angka), termasuk penjumlahan/penguranga
beberapa (maks. 5) menghitung kuadrat n/perkalian/pembagian
kelipatan suatu dari suatu bilangan pecahan atau bilangan
bilangan cacah n cacah (maks. tiga desimal, termasuk
dengan n < 10. angka). menghitung kuadrat dan
(Setara dengan skip ● Menentukan KPK, kubik dari suatu bilangan
counting). faktor suatu bilangan desimal dengan satu
cacah, dan FPB. angka di belakang koma
serta operasi pada
bilangan bulat termasuk
bilangan bulat negatif

GEOMETRI DAN PENGUKURAN


Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Bangun Bangun Geometri Bangun Bangun Bangun
Geometri Geometri Geometri Geometri
● Menghitung luas
● Mengenal segi persegi panjang ● Menghitung ● Memahami ● Memahami dan
empat, segitiga, bila diketahui luas bangun sifat-sifat menggunakan
segi banyak, panjang dan datar (mungkin bangun datar perbandingan
dan lingkaran lebarnya, dan komposit). dan hubungan trigonometri.
● Mengenal balok menghitung ● Mengenal antara bangun ● Menghitung
dan kubus. panjang atau limas, kerucut, datar serta serta volume dan
lebar bila dan bola dapat luas permukaan
diketahui luas menggunakan limas segi-n,
Pengukuran dan salah satu Teorema kerucut, dan
sisinya. Pengukuran Pythagoras bola.
Mengenal satuan ● Mengenal prisma ● Menghitung
Mengenal dan
baku untuk dan tabung. volume bangun
menggunakan
panjang (cm, m), ruang dan luas
satuan kecepatan
berat (gr, kg), permukaan
Pengukuran dan debit.
waktu (detik, (balok, kubus,
menit, jam) dan Mengenal dan prisma segitiga,
volume (liter). menggunakan tabung, dan
satuan luas (cm2, bentuk
kompositnya).
m2) dan volume
(cm3, m3).
ALJABAR
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Persamaan dan Persamaan dan Persamaan dan Persamaan dan Persamaan dan
Pertaksamaan Pertaksamaan Pertaksamaan Pertaksamaan Pertaksamaan
Menyelesaikan Menyelesaikan Menyelesaikan Menyelesaikan Menyelesaikan
persamaan persamaan persamaan linier pertaksamaan linier 1 persamaan dan
sederhana sederhana 1 variabel (misal variabel atau sistem pertaksamaan
menggunakan menggunakan 2x + 3 = 7). persamaan linear 2 kuadrat, sistem
operasi operasi variabel. persamaan linear
penjumlahan/pe perkalian/pembag dua atau tiga
ngurangan saja ian saja (dalam Relasi dan variable
(dalam bentuk bentuk yang Fungsi Relasi dan Fungsi
yang ramah bagi ramah bagi anak). (termasuk Pola (termasuk Pola
anak). Bilangan) Bilangan) Relasi dan
Fungsi
Menentukan suku ● Memahami pola
Relasi dan (termasuk Pola
ke-n pada suatu pada barisan
Relasi dan Fungsi Bilangan)
pola bilangan bilangan dan
Fungsi (termasuk Pola
sederhana. konfigurasi obyek ● Memahami
(termasuk Pola Bilangan)
● Memahami fungsi barisan
Bilangan)
Mengenali pola linier dan Aritmetika dan
Mengenali pola bilangan Rasio dan grafiknya, serta geometri
gambar atau sederhana dan Proporsi sifat-sifatnya ● Memahami
objek. melanjutkan pola fungsi kuadrat
tersebut. Menggunakan dan grafiknya,
rasio/skala untuk Rasio dan Proporsi serta sifat-
menentukan Memecahkan sifatnya.
nilai/bilangan masalah aritmetika
yang tidak sosial yang terkait
diketahui. dengan
rasio/persentase.

DATA DAN KETIDAKPASTIAN


Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
- Data dan Data dan Data dan Data dan
Representasinya Representasinya Representasinya Representasinya
Memahami cara Membaca (= Menentukan dan Menentukan dan
penyajian data memetik menggunakan menggunakan
sederhana informasi dari) mean, median, ukuran
(menggunakan data yang dan modus. penyebaran data
turus dan diagram disajikan dalam (jangkauan,
gambar). bentuk tabel, simpangan, dan
diagram batang, variansi).
dan diagram Ketidakpastian
lingkaran dan Peluang
Ketidakpastian Ketidakpastian
(termasuk pula
dan Peluang Menghitung dan Peluang
cara
peluang kejadian
Menentukan pengumpulan Memahami dan
sederhana.
kejadian yang lebih data dan cara menggunakan
mungkin di antara penyajiannya) sifat-sifat peluang
beberapa kejadian. kejadian.

Sumber: Website AKM (https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/)

3. Concrete-Pictorial-Abstract (Teori CPA)

Pernahkah bapak/ibu menggunakan alat peraga atau manipulatif dalam pembelajaran


matematika? Jika pernah, apakah alasan bapak/ibu menggunakan alat peraga tersebut?

Pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract atau yang biasa disingkat dengan CPA merupakan


adaptasi dari teori Bruner terkait tiga tahapan belajar, yaitunya “enaktif-ikonik-simbolik”.
Bagian “concrete” merupakan landasan dari penggunaan manipulatif atau alat peraga dalam
pembelajaran matematika. Selama ini, kebanyakan alat peraga digunakan hanya pada level
sekolah dasar atau sekolah menengah pertama dan biasanya sering dijadikan alat bantu untuk
murid yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika. Padahal, alat peraga ini juga
sangat efektif untuk digunakan pada sekolah menengah atas untuk menjelaskan konsep-konsep
matematika.
Menurut Kementerian Pendidikan Singapura (Leong, Ho, & Cheng, 2015), murid dapat
dipandu untuk mengeksplorasi dan menemukan konsep matematika yang abstrak melalui
aktivitas dengan menggunakan alat peraga. Selama aktivitas tersebut, murid dapat saling
berdiskusi dan menjelaskan pemahaman mereka menggunakan benda konkret maupun gambar.
Peran guru adalah sebagai fasilitator yang memandu murid, sehingga bisa melewati ketiga
tahapan tersebut (C-P-A) dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pendukung serta umpan
balik.

https://www.macmillanic.com/the-cpa-approach/
https://tapintoteenminds.com/concreteness-fading/

Anda mungkin juga menyukai