Anda di halaman 1dari 9

p ISSN: 1410-9344, e ISSN: 2549-5631

PEMANFAATAN BAHAN ALAMI UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK


ECOPRINT DI DUKUH IV CERME, PANJATAN, KABUPATEN
KULONPROGO

Endah Saptutyningsih1), Dyah Titis Kusuma Wardani2)


1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: endahsaptuty@umy.ac.id
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

The community partnership program aimed to provide direct benefits to people’s


lives in the social and economic fields and to improve the quality of resources through
the empowerment of the women of the PKK and Karang Taruna groups in Dukuh IV
Cerme, Panjatan, Kulon Progo Regency by utilizing natural ingredients in around his
residence. This activity was expected to solve the problems in the partner villages,
namely the source of income for the community is only dominated by the agricultural
sector, the natural potential of the village that has not been used properly, lack of
skills in managing the potential of the village, the majority of the residents of Dukuh
VI Cerme are housewives who have minimal income. the community partnership
program consists of two activities, namely the training in making ecoprints by utilizing
natural materials in the neighborhood around Dukuh VI Cerme, Panjatan and making
audio-visual videos on how to make ecoprints. The partnership program activity is
expected to be carried out continuously so that it can be an additional livelihood for
the local community because the selling value of the ecoprint product is still quite
high on the market.

Keywords: Ecoprint; Income; Natural Ingredient; Kulonprogo

PENDAHULUAN belum dimanfaatkan dengan baik, kurangnya


Secara umum, semua program ketrampilan dalam mengelola potensi desa,
pemberdayaan masyarakat yang sudah ada mayoritas penduduk Dukuh VI Cerme adalah
di Dukuh IV Cerme belum terlaksana dengan ibu rumah tangga yang minim penghasilan.
baik. Masih dibutuhkan usaha pengembangan Dengan adanya pelatihan pembuatan ecoprint
dan pengorganisasian yang lebih baik lagi. dengan memanfaatkan bahan alami ada di
Misalnya di bidang kelembagaan, karang lingkungan Dukuh VI Cerme, Panjatan dapat
taruna Seruni masih membutuhkan skill dalam memberikan manfaat langsung terhadap
mengelola potensi desa. Mayoritas ibu-ibu kehidupan masyarakat di bidang sosial
PKK di Dukuh IV Cerme adalah ibu rumah dan ekonomi serta meningkatkan kualitas
tangga yang tidak memiliki ketrampilan sumberdaya melalui pemberdayaan kalangan
untuk meningkatkan penghasilan keluarga, ibu-ibu kelompok PKK dan Karang Taruna
sehingga dibutuhkan pelatihan tertentu agar di Dukuh IV Cerme, Panjatan, Kabupaten
keluarga tidak tergantung sepenuhnya dari Kulon Progo.
sektor pertanian. Popularitas batik ecoprint meningkat
Permasalahan yang ditemukan adalah pesat di Indonesia pada tahun 2017. Batik
sumber penghasilan masyarakat didominasi ecoprint ini dapat dijadikan tren gaya hidup
sektor pertanian, potensi alami desa yang masyarakat ramah lingkungan karena

18 WARTA LPM ... Endah Saptutyningsih, Dyah Titis Kusuma Wardani


p ISSN: 1410-9344, e ISSN: 2549-5631

batik ecoprint menggunakan bahan Program pemberdayaan masyarakat


dedaunan dan bunga yang berasal dari ini bertujuan untuk mengembangkan
alam dan sama sekali tidak menggunakan ketrampilan kelompok PKK dan Karang
bahan kimia. Produk yang dihasilkan berupa Taruna di Dukuh IV Cerme yang memberikan
lembaran kain dan produk fashion, memiliki manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat
nilai tambah dalam budaya lokal yang ramah dengan memanfaatkan potensi alami desanya.
lingkungan. Dengan meningkatnya ketrampilan ibu-ibu
Sesuai dengan namanya, eco dari kata kelompok PKK dan Karang Taruna dapat
ekosistem (alam) dan print yang artinya meningkatkan kegiatan ekonomi lokal yang
mencetak. Teknik pewarnaan ecoprint secara tidak langsung dapat meningkatkan
yang dipelopori oleh India Flint. Ecoprint kesejahteraan masyarakat Dukuh IV
diartikan sebagai proses untuk mentransfer Cerme. International Labour Organization
warna dan bentuk ke kain melalui kontak (2017) menyatakan bahwa perlu untuk
langsung. Teknik ecoprint yang merupakan mengidentifikasi peluang pekerjaan bagi
perkembangan dari ecofashion, untuk masyarakat dan meningkatkan pendapatan
menghasilkan produk fashion yang ramah masyarakat, serta dapat memberikan ide-ide
lingkungan. Seiring berjalannya waktu, inovatif untuk usaha baru dan peluang kerja.
teknik natural dye kian berkembang dengan Berdasarkan temuan program KKN
berbagai temuan baru, salah satunya adalah UMY sebelumnya, dimana melimpahnya
teknik ecoprint. Teknik ecoprint diartikan potensi Dukuh IV Cerme dan masih rendahnya
sebagai suatu proses untuk mentransfer ketrampilan ibu-ibu PKK dan Karang Taruna
warna dan bentuk ke kain melalui kontak dalam meningkatkan mendorong adanya
langsung. Teknik ini dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: 1) Pelatihan ecoprint
cara menempelkan tanaman yang memiliki dua kelompok masyarakat (kelompok PKK
pigmen warna kepada kain yang kemudian dan Karang Taruna) Dukuh IV Cerme,
direbus di dalam kuali besar. Tanaman yang Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon
digunakan pun merupakan tanaman yang Progo; 2) Pembuatan video cara pembuatan
memiliki sensitivitas tinggi terhadap panas, ecoprint dan diupload di media sosial.
karena hal tersebut merupakan faktor penting
dalam mengekstraksi pigmen warna (Nissa, METODE PELAKSANAAN
Kp, Widiawati, & Sn, 2008).
Banyaknya potensi alam di lingkungan
Potensi lingkungan yang ada di sekitar sekitar dan masih minimnya kemampuan
masyarakat perlu dimanfaatkan dengan kelompok masyarakat dalam menghasilkan
baik, salah satunya dengan menjadikannya produk ecoprint, maka kegiatan Program
sebagai suatu produk yang layak dijual Kemitraan Masyarakat (PKM) ini berusaha
sehingga bisa meningkatkan pendapatan untuk memecahkan permasalahan belum
masyarakat. Identifikasi potensi sumberdaya dimanfaatkannya potensi alam di lingkungan
alam dan lingkungan yang ada di sekitar sekitar dengan beberapa pendekatan yang
masyarakat perlu dilakukan dengan berbasis dilakukan bersama-sama sebagai berikut:
kearifan lokal dalam rangka menunjang
program pemerintah dalam penelolaan 1. Berbasis kelompok, seluruh tahap dan
sumber daya alam dan lingkungan secara jenis kegiatan yang akan dilakukan
baik dan berkelanjutan (Fadhil, n.d.). Salah masyarakat lokal menggunakan
satu pemanfaatan potensi alam diupayakan kelompok. Kelompok masyarakat
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. akan digunakan sebagai media belajar
Oleh karena itu, perlu adanya pemberdayaan dan pendampingan, perencanaan,
kelompok-kelompok masyarakat khususnya pelaksanaan, dan monitoring kegiatan.
kelompok PKK dan Karang Taruna agar 2. Komprehensif, program PKM ini
tidak hanya tergantung dari sektor pertanian. mengintervensi seluruh aspek untuk

WARTA LPM, Vol. 22, No. 1, Maret 2019: 18-26 19


p ISSN: 1410-9344, e ISSN: 2549-5631

melakukan pelatihan bagi kelompok PKK 3. Berbasis potensi lokal, peningkatan


dan Karang Taruna dalam meningkatkan ketrampilan teknik ecoprint akan
keahlian, ketrampilan, dan pengetahuan berbasis pada potensi lokal yang berupa
(teknik membuat ecoprint) melalui daun pohon jati.
pelatihan, serta memperkuat kelompok
PKK dan Karang Taruna sebagai wadah
kegiatan melalui pendampingan.

Tabel 1. Jenis kegiatan, partisipasi masyarakat, luaran kegiatan, dan solusi masalah
Jenis
No. Partisipasi Masyarakat Luaran Kegiatan Solusi Masalah
Kegiatan
1. Pelatihan • Masyarakat berhak 4 (empat) orang Menggunakan
pembuatan menentukan siapa yang ikut masing-masing berbagai metode untuk
ecoprint pelatihan dari kelompok mengoptimalkan hasil
• Masyarakat sebagai peserta PKK dan Karang pelatihan
aktif pelatihan Taruna trampil dan
menguasai tenik
• Masyarakat menyediakan
pembuaan ecoprint
tempat
2 Pembuatan • Masyarakat memberikan Video tenik Video teknik pembuatan
video masukan untuk materi video pembuatan ecoprint dibuat oleh
tenik pembuatan ecoprint ecoprint untuk tenaga professional agar
• Masyarakat sebagai mensosialisasikan menarik untuk dipelajari
subjek dalam video teknik teknik pembuatan oleh masyarakat luas
pembuatan ecoprint ecoprint

HASIL LUARAN YANG DICAPAI menikah, sedangkan 31,25 persen sisanya


Pelatihan ecoprint diikuti oleh sebanyak belum atau tidak menikah.
16 peserta yang berasal dari kelompok
Karang Taruna dan kelompok ibu-ibu PKK. Tabel 3. Komposisi peserta berdasarkan tingkat
pendidikan
Tabel 1. Komposisi peserta berdasarkan jenis Tingkat pendidikan Juml. %
kelamin SD 5 31.25
Jenis Kelamin Jumlah Persentase SMP 6 37.5
Laki 0 0 SMU 4 25
Perempuan 16 100 D3 0 0
S1/sederajat 1 6.25
Berdasarkan jenis kelamin, hampir S2/Sederajat 0 0
seluruh peserta pelatihan ecoprint berjenis
kelamin perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikan,
sebanyak 37, 5 persen dari seluruh peserta
Tabel 2. Komposisi peserta berdasarkan status berpendidikan Sekolah Menengah Pertama
perkawinan (SMP). Terdapat 31,25 persen peserta
Status Juml. % berpendidikan Sekolah Dasar (SD). Hanya
Menikah 11 68,75 sebanyak 6,25 persen yang berpendidikan
Belum/Tidak Menikah 5 31.25 Sarjana S1.

Terdapat sebanyak 68,75 persen dari


seluruh peserta pelatihan eoprint sudah

20 WARTA LPM ... Endah Saptutyningsih, Dyah Titis Kusuma Wardani


p ISSN: 1410-9344, e ISSN: 2549-5631

Tabel 4. Komposisi peserta berdasarkan Tabel 7. Pengetahuan tentang pemanfaatan


ketrampilan tertentu lingkungan
Jenis ketrampilan/ Juml. % Pengetahuan tentang Juml. %
keahlian tertentu pemanfaatan lingkungan
Membuat kalung 7 43,75 Belum tahu 3 18,75
Membuat emping Hanya mendengar tetapi 9 56,25
mlinjo belum tahu apa yang bisa
Membuat wig dimanfaatkan
Menjahit Sudah tahu tapi tidak 1 6,25
Tidak memiliki 9 56,25 memanfaatkannya
Sudah mengetahui dan sudah 3 18,75
Terdapat sebanyak 56,25 persen dari memanfaatkannya dalam
seluruh peserta pelatihan ecoprint tidak kegiatan ekonomi
memiliki bekal ketrampilan tertentu.
Sedangkan 43,75 persen peserta memiliki Berdasarkan pengetahuan tentang
ketrampilan tertentu, diantaranya ketrampilan pemanfaatan lingkungan, terdapat 56,25
membuat kalung, membuat emping mlinjo, persen dari seluruh peserta pelatihan
membuat wig, dan menjahit. ecoprint hanya mendengartetapi belum
mengetahui apa yang bisa dimanfaatkan dari
Tabel 5. Komposisi peserta berdasarkan lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka.
keterlibatan dengan pelatihan tertentu Masing-masing 18,75 persen belum tau
tentang pemanfaatan lingkungan dan sudah
Keterlibatan Juml. %
mengetahui dan memanfaatkan apa yang
Pernah mengikuti pelatihan 3 18,75
ada I sekitar tempat tinggal mereka dalam
tertentu
kegiatan ekonomi. Sisanya sebesar 6,25
Tidak Pernah 13 81,25 persen dari seluruh peserta sudah mengetahui
tetapi tidak memanfaatkan lingkungan sekitar
Berdasarkan keterlibatan dengan tempat tinggal mereka.
pelatihan tertentu, terdapat 18,75 persen dari
seluruh peserta pernah mengikti pelatihan Tabel 8. Komposisi peserta berdasarkan
tertentu, sedangkan 18,75 persen sisanya pengetahuan tentang ecoprint
tidak pernah mengikuti pelatihan tertentu.
Pengetahuan tentang
Juml. %
ecoprint
Tabel 6. Komposisi peserta berdasarkan
Belum tahu 11 68,75
keterlibatan dengan usaha
Hanya mendengar tetapi 4 25
Keterlibatan
Ya % Tidak % belum tahu seperti apa
dengan Usaha
Sudah tahu tapi tidak 0 0
Usaha formal 0 0 16 100
mengetahui cara
Usaha informal 1 6,25 15 93,75 pembuatannya
Tidak terlibat 15 93,75 1 6,25 Sudah mengetahui cara 1 6,25
pembuatan ecoprint
Seluruh peserta pelatihan ecoprint belum
terlibat dalam usaha formal sampai saat ini. Berdasarkan pengetahuan tentang
Terdapat 93,75 persen dari seluruh peserta ecoprint terdapat 68,75 persen menyatakan
juga tidak terlibat dalam usaha informal, dan bahwa mereka belum mengetahui tentang
sisanya sebanyak 6,25 persen terlibat dalam ecoprint. Sebanyak 25 persen dari seluruh
usaha informal. Sedangkan sebanyak 93,75 peserta hanya mendengar tetapi belum
persen dari seluruh peserta tidak terlibat baik mengetahui apa yang dimaksud dengan
usaha formal maupun informal. ecoprint. Sedangkan sisanya sebanyak

WARTA LPM, Vol. 22, No. 1, Maret 2019: 18-26 21


p ISSN: 1410-9344, e ISSN: 2549-5631

6,25 persen peserta sudah mengetahui cara Pembuatan ecoprint sangat tergantung
pembuatan ecoprint. pada ketersediaan bahan alami yang
digunakan sebagai bahan baku utama
Tabel 9. Komposisi peserta berdasarkan ecoprint. Bahan baku utama pembuatan
motivasi mengikuti pelatihan ecoprint adalah berbagai jenis daun-daunan
Motivasi Juml. % yang tersedia di sekitarnya. Oleh karena
Hanya ingin tau 1 6,25 itu, sebelum melaksanakan pelatihan,
Ingin mempraktekkan 5 31,25 tim pelaksana pemberdayaan masyarakat
melakukan observasi terlebih dahulu ke
Ingin mempraktekkan dan 7 43,75
menjualnya
lokasi yaitu di Dukuh IV, Desa Cerme,
Panjatan, Kabupaten Kulon Progo untuk
Ingin mempraktekkan dan 1 6,25
mengidentifikasi jenis daun yang dapat
memproduksi masal
dijadikan bahan utama ecoprint. Setelah
Ingin mempraktekkan dan 2 12,5
bahan baku dan semua peralatan pembuatan
nantinya mempekerjakan orang
ecoprint sudah disiapkan, maka pelatihan
dilakukan di Balai Dukuh Cerme pada
Dilihat dari komposisi peserta
tanggal 8 Juli 2018 pukul 9.00.
berdasarkan motivasi mereka mengikuti
pelatihan ecoprint, terdapat 43,75 persen Adapun pelaksanaan pelatihan
dari seluruh peserta termotivasi karena pembuatan ecoprint di Dukuh IV Desa Cerme,
mereka ingin mempraktekkan dan nantinya Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo
mereka akan menjual produk ecoprint adalah peserta diminta untuk menyiapkan alat
mereka jika hasil mereka sudah cukup dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat
bagus dan layak jual. Sebanyak 31,75 ecoprint, kemudian masing-masing peserta
persen peserta ingin mempraktekkan sudah membawa daun jati sebanyak 5 lembar
sendiri dalam membuat ecoprint agar bisa untuk dijadikan motif di atas kain. Sebelum
memproduksi untuk diri sendiri ataupun melakukan praktek pembuatan ecprint,
untuk keluarga mereka. Terdapat 12,5 terlebih dulu peserta menyaksikan video cara
persen peserta ingin mempraktekkan dan membuat ecoprint yang telah diupload di
nantinya akan mempekerjakan orang untuk youtube dan dikunjungi oleh lebih dari 100
memproduksinya. Sedankan masing-masing pengguna youtube. Dengan menyaksikan
6,25 persen dari seluruh responden hanya cara pembuatan ecoprint terlebih dahulu,
ingin tau saja dan ingin mempraktekkan dan diharapkan dapat mempermudah peserta
nantinya bisa memproduksi masal. untuk mepraktekkannya sendiri dengan
didampingi instruktur. Pada saat menyaksikan
video tersebut instruktur memberikan
Tabel 10. Persepsi peserta tentang manfaat
pengantar untuk menjelaskan secara detail
pelatihan ecoprint
cara pembuatan ecoprint.
Persepsi Peserta Jumlah Persentase
Bermanfaat 16 100
Tidak Bermanfaat 0 0

Berdasarkan persepsi peserta tenteng


manfaat pelatihan ecoprint, seluruh peserta
pelatihan berpendapat bahwa pelatihan
tersebut bermanfaat bagi mereka. Mereka
beranggapan bahwa pelatihan tersebut dapat
menambah pengetahuan serta ketrampilan bagi
mereka dikarenakan mereka belum pernah Gambar 2. Peserta dibagikan alat dan bahan
mendapatkan pelatihan ecoprint sebelumnya. pembuatan ecoprint

22 WARTA LPM ... Endah Saptutyningsih, Dyah Titis Kusuma Wardani


p ISSN: 1410-9344, e ISSN: 2549-5631

Masing-masing peserta dibagikan alat


dan bahan yang telas disiapkan sebelumnya
di dalam nampan plastik. Alat dan bahan
tersebut meliputi berbagai macam daun
yang telah disediakan dan dibawa oleh
peserta, kuas, cairan tunjung, dan kain untuk
mengelap daun.
Dengan beberapa asisten, para peserta
mulai melakukan langkah demi langkah
pembuatan ecoprint. Apabila ada kesulitan
atau pertanyaan, peserta memberitahu Gambar 3. Penataan daun di atas kain yang
asisten atau instruktur untuk menjelaskan dilapisi plastik
caranya. Langkah awal yang harus dilakukan
peserta adalah membasahi daun dengan Kain yang sudah dilipat dua dan dilapisi
cairan tunjung dengan menggunakan kuas. plastik kembali dilipat menjadi 4 bagian sama
Seluruh permukaan daun harus basah sampai besar lalu digulung dengan bantuan kayu bulat
merata di kedua sisinya. Daun yang tidak lalu ditali dengan menggunakan rafia.
perlu dibasahi adalah daun jati, karena sudah
mengeluarkan warna sendiri.

Gambar 4. Pelipatan kain menjadi 4 bagian sama


besar dan dilapisi plastik

Apabila gulungan kain sudah diikat meng-


Gambar 3. Pengelapan daun yang sudah basah gunakan raffia dengan merata dan ketat, lalu di-
masukkan ke dalam panci dandang yang sudah
Apabila kedua sisi daun sudah basah mendidih untuk ditanak/direbus. Proses tersebut
membutuhkan waktu dua jam.
secara merata, maka peserta diminta untuk
mengelapnya dengan kain agar tidak terlalu
basah saat diletakkan di atas kain nantinya.
Langkah selanjutnya adalah menggelar
plastik untuk melapisi kain yang sudah dibilas
cairan TRO sebelumnya. Setelah plastik
digelar, maka peserta diminta memasang
kain tersebut di atasnya. Dengan bantuan
instruktur dan asisten, peserta memasang
daun-daun di setengah bagian kain. Apabila
daun telah tertata rapi, maka kain dibagi
dilipat menjadi dua sama besar dan dilapisi
plastik kembali. Gambar 5. Memasukkan guliungan kain ke
dalam panci dandang

WARTA LPM, Vol. 22, No. 1, Maret 2019: 18-26 23


p ISSN: 1410-9344, e ISSN: 2549-5631

Sambil menunggu kain tersebut ditanak/ Apabila semua daun sudah dilepas
direbus selama dua jam, peserta diminta dari kain, maka kain akan menjadi bermotif
untuk mengisi kuesioner yang berisi tentang daun dengan warna yang beraneka ragam
data sosial ekonomi dan motivasi serta tergantung dari jenis daun. Husna (2016)
pengetahuan mereka tentang ecoprint. Setelah menyatakan bahwa pigmen warna pada
mereka selesai mengisi, mereka dipersilahkan tanaan dapat mempengaruhi hasil eksplorasi
untuk istirahat menikmati hidangan yang dikarenakan baru pertama kali membuat
telah disediakan sambal mereka berkonsultasi ecoprint, masih ada beberapa peserta yang
dengan instruktur terkait dengan cara, alat, kurang puas dengan hasil buatannya. Oleh
dan bahan pembuatan ecoprint. Para peserta karena itu, mereka merencakan untuk
juga diberikan motivasi tentang perlunya membuat kembali agar semakin lama hasil
belajar membuat ecoprint yang nantinya bisa ecoprint-nya menjadi semakin baik dan
menambah penghasilan keluarga. Dilihat dari memuaskan.
respon mereka, ternyata banyak yang tertarik
untuk menjadikan produk ecoprint sebagai
tambahan penghasilan bagi mereka. Mereka
antusias bertanya dan ingin mencobanya
kembali sebelum nantinya bisa dijadikan
sebagai usaha mereka.

Gambar 8. Pameran hasil

Salah satu kegiatan pemberdayaan


masyarakat ini adalah membuat video
tentang tata cara pembuatan ecoprint dengan
memanfaatkan bahan alami yang ada di
sekitar Dukuh IV Cerme. Hasil dari kegiatan
Gambar 6. Pelepasan rafia dan kayu gulunganya ini adalah terwujudnya pembelajaran online
tentang pembuatan ecoprint. Video ini
Setelah 2 jam ditanak/direbus, gulungan ditujukan agar masyarakat dapat membuat
kain diambil dari panci dandang dan kemudian produk ecoprint dengan mudah dengan
dilepas raffia dan kayu gulungannya. Apabila bahan sederhana, sehingga mereka dapat
semua raffia telah lepas semua, maka kain memproduksi sendiri setelah menyaksikan
digelar dan peserta diminta untuk mengambil video dan mempraktekkannya melalui
daun-daun dari kainnya. pelatihan.
Seperti yang telah dinyatakan oleh
Nurfathiyah et al. (2011) bahwa video
merupakan salah satu media elektronik yang
mampu menggabungkan teknologi audio dan
visual secara bersama sehingga menghasilkan
suatu tayangan yang dinamis dan menarik.
Video ini tidak hanya diperuntukkan bagi
warga masyarakat Dukuh IV Cerme, tetapi
juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas
Gambar 7. Pelepasan daun dari kain pengguna media sosial. Video cara pembuatan

24 WARTA LPM ... Endah Saptutyningsih, Dyah Titis Kusuma Wardani


p ISSN: 1410-9344, e ISSN: 2549-5631

ecoprint ini bisa dibuka di website berikut: masyarakat Dukuh IV Cerme, salah satunya
https://www.youtube.com/watch?v=y0-jMp- dengan menjadikannya sebagai suatu produk
nMPdU yang layak dijual sehingga masyarakat tidak
hanya tergantung dari sektor pertanian. Hasil
dari kegiatan pemberdayaan masyarakat ini
adalah meningkatnya kapasitas masyarakat
dalam memproduksi ecoprint.
Pelatihan ecoprint ini juga didukung
dengan pembuatan video pembuatan
ecoprint. Hasil dari pembuatan video
tersebut adalah terwujudnya pembelajaran
online tentang pembuatan ecoprint.
Dengan video ini, masyarakat dapat
membuat produk ecoprint sendiri dengan
Dengan adanya kegiatan pemberdayaan mudah dengan bahan sederhana, sehingga
masyarakat berupa pelatihan ecoprint tersebut mereka dapat memproduksi sendiri setelah
dapat meningkatkan kapasitas masyarakat menyaksikan video dan mempraktekkannya
terutama ibu-ibu PKK dan Karang Taruna di rumah masing-masing atau bersama
di Dukuh IV Cerme dalam mendapatkan kelompoknya. Selain diperuntukkan bagi
penghasilan. warga masyarakat Dukuh IV Cerme,
video ini juga bisa dimanfaatkan oleh
KESIMPULAN masyarakat luas pengguna media sosial
dengan mengakses youtube dengan judul
Belum dimanfaatkannya potensi alam “Cara membuat ecoprint”. Diharapkan
di lingkungan sekitar Dukuh IV Cerme, dengan adanya program ini, masyarakat luas
Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon khususnya masyarakat Dukuh IV Cerme,
Progo mendorong diadakannya pelatihan Panjatan Kulon Progo dapat membuat
pembuatan ecoprint. Pelatihan ini dapat ecoprint dan memproduksinya dalam jumlah
mengembangkan ketrampilan kelompok yang besar sehingga dapat meningkatkan
PKK dan Karang Taruna di Dukuh IV Cerme kesejahteraan rumah tangganya. Disamping
yang memberikan manfaat ekonomi dan itu, dengan semakin meningkatnya kapasitas
sosial bagi masyarakat dengan memanfaatkan masyarakat dalam membuat ecoprint, maka
potensi alami desanya. Dengan meningkatnya dapat dikembangkan motif atau metode
ketrampilan ibu-ibu kelompok PKK lain yang juga layak dijual sehingga dapat
dan Karang Taruna dapat meningkatkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
kegiatan ekonomi lokal yang secara tidak
langsung dapat meningkatkan kesejahteraan

REFERENSI

Fadhil, S. (n.d.). Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Berbasis Pengetahuan dan
Kearifan Lokal (Local Wisdom) di Kalimantan, 72–92. Retrieved from https://media.neliti.
com/media/publications/196010-ID-pengelolaan-sumber-daya-alam-dan-lingkun.pdf
Husna, F. (2016). Eksplorasi Teknik Eco Dyeing dengan Tanaman sebagai Pewarna. In
e-Proceedin of Art & Design (Vol. 3, pp. 280–293).
International Labour Organization. (2017). Pelatihan Keterampilan Pedesaan: Manual Generik
Pelatihan untuk Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan ( TREE ).

WARTA LPM, Vol. 22, No. 1, Maret 2019: 18-26 25


p ISSN: 1410-9344, e ISSN: 2549-5631

Nissa, R. R., Kp, P., Widiawati, D., & Sn, M. (2008). Dan Pewarna Alami Untuk Produk
Fashion. Jural Tingkat Sarjana Bidang Senirupa Dan Desain, 1–7. Retrieved from http://
jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/craft/article/view/479/415
Nurfathiyah, P., Mara, A., Siata, R., & Farida, A. (2011). Pemanfaatan Video sebagai Media
Penyebaran Inovasi Pertanian. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, (52), 30–36.

26 WARTA LPM ... Endah Saptutyningsih, Dyah Titis Kusuma Wardani

Anda mungkin juga menyukai