Coco Chanel
Chanel S.A adalah perusahaan multinasional pribadi yang dimiliki oleh Alain
Wertheimer dan Gerard Wertheimer, cucu dari Pierre Wertheimer, yang memiliki mitra
bisnis awal dari couturiere Coco Chanel. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1909,
berbasis di Paris, Prancis. Perusahaan ini mempekerjakan 1.270 karyawannya pada tahun
2010 dan memiliki 310 lokasi di dunia.. Chanel S.A sebagai rumah adibusana
berspesialisasi dalam haute couture dan pakaian siap pakai, barang mewah dan aksesoris
mode. nama Chanel diambil dari nama pendirinya, Gabrielle Chanel yang memperoleh
nama panggilan Coco semenjak dia menjadi biduanita. Sebagai perancang busana, Coco
Chanel melayani selera wanita dalam berbusana dengan blus dan jas, celana panjang dan
gaun, dan perhiasan (bijouterie) berdesain sederhana, yang menggantikan pakaian dan
aksesori konstruktif dan mewah dari busana abad ke-19. Merek-merek produk Chanel
telah dipersonifikasikan oleh model busana dan aktris, seperti Ines de La Fressange,
Catherine Deneuve, Carole Bouquet, Vanessa Paradis, Nicole Kidman, Anna Mouglalis,
Audrey Tautou, Keira Knightley, Kristen Stewart dan Marilyn Monroe.
Sekitar 1920-an, Chanel telah membuat populer mode "berdada rata" yang
merupakan kebalikan dari figur jam pasir yang sebelumnya menjadi tren pada akhir abad
19 - the Belle Epoque dari Prancis (kurang lebih 1890-1914), dan Era Edwardian Inggris
(kurang lebih 1901-1919). Chanel menggunakan warna abu-abu dan biru laut sebagai
bentuk asosiasi dari maskulinitas di Eropa, untuk menunjukkan keberanian feminitas.
Pakaian Rumah Chanel menampilkan kain berlapis dan hiasan kulit, konstruksi berlapis
memperkuat kain, desain dan finishing, menghasilkan pakaian yang mempertahankan
bentuk dan fungsinya saat dikenakan. Sebagai contoh seperti teknik adibusana adalah
woolen Chanel suit - rok setinggi lutut dan jaket kardigan yang dipotong dan didekorasi
dengan bordiran hitam dan kancing bewarna emas. Aksesoris pelengkap berupa two-tone
pump shoes dan perhiasan.
Coco Chanel dapat menjual topi yang ia desain dan dibuatnya. Keberhasilannya
membuatnya independen dari sponsor finansialnya yaitu Balsa, seorang sosialita. Selama
berada di Salon, Coco Chanel berteman dengan Arthur 'Boy' Capel, seorang sosialita
Inggris sekaligus teman Etienne Balsan, pemain polo dari kalangan atas, Chanel juga
menjadi wanita simpanan Boy Capel. Terlepas dari keadaan tersebut, Boy Capel
menganggap hasil bisnis tersebut berasal dari Coco Chanel. Pada tahun 1910, Coco
Chanel membiayai secara indipenden tokonya, Chanel Modes pada 21 rue Cambon,
Paris. Karena penduduk setempat sudah memiliki toko pakaian, sewa bisnis itu
membatasi Chanel hanya untuk menjual produk-produk topi wanita, bukan couture. Dua
tahun kemudian, pada tahun 1913, toko-toko couture Deauville dan Biarritz menawarkan
pakaian olahraga pret-a-porter untuk wanita, dengan desain praktis yang membuat
bajunya dapat dipakai untuk berolahraga.
Coco Chanel menggunakan pakaian berbahan jersey karena ciri fisiknya sebagai
pakaian, seperti tirai - bagaimana jatuhnya di tubuh wanita - dan seberapa baik itu
disesuaikan dengan desain garmen yang sederhana. Berkenaan dengan penjahitan,
beberapa desain Chanel berasal dari seragam militer lazimnya dibuat saat perang, dan
pada 1915, desain dan pakaian yang diproduksi oleh House of Chanel dikenal di seluruh
Prancis.
Pada 1915 dan 1917, majalah Harper's Bazaar melaporkan bahwa pakaian dari
House of Chanel termasuk dalam "daftar pada setiap pembeli" di pabrik pakaian Eropa.
Toko gaun Chanel di 31 rue Cambon menampilkan gaun siang dan jaket disetel dengan
desain simpel, dan gaun malam hitam dengan potongan renda; serta kain tulle yang
didekorasi dengan jet, sebuah bahan batu permata.
Setelah Perang Dunia Pertama, House of Chanel, mengikuti trend tahun 1920-an,
memproduksi gaun manik-manik, membuatnya sangat populer diantara wanita flapper
(wanita yang menggandrungi fashion dengan standar konvensional). Pada tahun 1920,
Chanel telah merancang dan menampilkan setelan pakaian - terdiri dari dua pakaian atau
tiga pakaian - yang memungkinkan seorang wanita untuk memiliki penampilan feminin
yang modern, sementara tetap nyaman dan praktis untuk dirawat; diadvokasi sebagai
"seragam baru untuk siang dan malam", yang dikenal sebagai Setelan Chanel (Chanel
Suit).
Pada tahun 1921, untuk melengkapi setelan pakaian, Coco Chanel menugaskan
pembuat parfum Ernest Beauz untuk membuat parfum bagi House of Chanel. Termasuk
perfume No. 5 yang dinamai berdasarkan jumlah sampel yang disukai Chanel. Awalnya
sebotol No. 5 de Chanel adalah hadiah untuk klien Chanel. Popularitas parfum
mendorong House of Chanel menawarkannya untuk penjualan eceran pada tahun 1922.
Model Negara
Abbey Lee Kershaw Australia
Coco Chanel (lahir dengan nama Gabrielle Bonheur Chanel di Saumur, Prancis,
19 Agustus 1883 – meninggal di Paris, Prancis, 10 Januari 1971 pada umur 87 tahun)
adalah salah seorang perancang mode revolusioner dan pembuat parfum terkenal di
dunia. Salah satu inovasinya yang terkenal adalah parfum Chanel No. 5 yang diluncurkan
pada tahun 1932. Angka 5 merupakan angka kesukaan Coco Chanel dan semua koleksi
produk terbarunya selalu diluncurkan pada hari kelima dari setiap bulan. Pada tahun
1970, parfum Chanel No. 19 diluncurkan dan nama tersebut diambil dari tanggal
kelahirannya Parfum tersebut adalah parfum pertama yang diberi merek dari nama
seorang perancang busana dan mulai saat itu banyak perancang yang mengikuti
langkahnya. Pada 10 Januari 1971, Coco Chanel ditemukan meninggal di Hotel Ritz,
Paris.
Karya
Awal popularitas Coco Chanel sebagai seorang perancang busana terjadi pada
tahun 1910 ketika dia membuat topi trim kecil yang cocok dikenakan di ruangan terbuka.
Topi itu menjadi tren di dunia mode selama hampir setengah abad. Butiknya di
Deauville, Prancis menjual berbagai topi, jaket, dan blus "pelaut" yang cocok digunakan
di luar ruangan. Pada tahun 1929, hanya wanita kaya yang dapat mengenakan celana
panjang. Namun, Chanel mengubah pandangan tentang cara berbusana wanita dan
memperkenalkan wanita pada celana panjang dan pakaian olahraga untuk wanita lainnya.
Seorang karyawati bertanya pada sang majikan, Coco Chanel. Saat itu, Chanel
membuka toko topi di Rue Cambon 31, Paris. Alih-alih menjawab, Chanel malah
menangis. Ia bilang: membuat baju wanita itu rumit dan membingungkan. Karena itu,
Chanel memilih membuat topi. Kepandaiannya menjahit didapatnya ketika tinggal di
asrama yang dikelola oleh para biarawati. Chanel tinggal di sana setelah ibunya
meninggal. Usia Chanel baru 11 tahun. Beranjak dewasa, ia sempat bekerja sebagai
penjahit di sebuah toko.
Chanel tidak pernah bisa menemukan desain topi yang disukai. Ia memutuskan
untuk mendesain topi kala bersantai. Ia kemudian memakai topi itu saat menghadiri
berbagai acara. Desain topi buatannya mengundang pujian dari wanita-wanita yang
melihat Chanel. Pada tahun 1910, seorang teman pria Chanel bersedia meminjamkan
modal usaha. Chanel pun memulai bisnis penjualan topi. Pembelinya adalah orang-orang
kaya di Paris. Salah satu klien Chanel ialah aktris Gabrielle Dorziat. Dalam sebuah
pemotretan di majalah mode, sang aktris masyhur itu memakai topi Chanel. Dari sana
topi Chanel semakin diminati.
Salah satu desain ikonik Chanel ialah bahan tweed yang tertuang dalam steland
blazer dan rok. Busana itu diciptakan pada tahun 1920an. Inspirasi membuat tweed
muncul saat ia berkunjung ke Skotlandia. Sampai saat ini tweed dan blazer menjadi dua
hal yang dipertahankan dalam setiap koleksi label Chanel.
Ketika bisnis gaunnya makin baju, bisnis awal Chanel berupa topi malah jalan di
tempat untuk kemudian ditinggalkan zaman. Karl Lagerfeld, direktur kreatif Chanel sejak
tahun 1983 berkata, “Pada suatu masa, Chanel ialah topi tua. Hanya istri para dokter di
Paris yang masih memakainya. Tidak ada yang menginginkan produk tersebut. Tidak ada
harapan dalam topi-topi tersebut.”
Di koleksi musim semi 2018, Karl memang masih mendesain topi. Namun topi itu
hanya sebagai pelengkap. Pula, modelnya sudah jauh berbeda dengan beberapa desain
topi pertama yang dibuat Chanel di awal kariernya. Kaum milenial yang melihat koleksi
Chanel pada tubuh model Kaia Gerber, bisa jadi tidak akan tahu bahwa perjalanan Chanel
berawal dari sebuah topi.
Jika kamu dilahirkan tanpa sayap, maka berdiam diri akan mencegah sayap-sayap
itu tumbuh. – Coco Chanel
Saat menginjak usia 20 tahun, Coco Chanel mengambil kesimpulan bahwa yang
utama dalam hidup ini adalah Uang. Hingga kemudian pada 1905, Saat seorang pemuda
borjuis dan kaya raya bernama Étienne Balsan hadir dalam kehidupannya, Coco Chanel
menyambutnya dengan senang hati. Baginya, Balsan adalah sosok pria sejati, senang
menghambur-hamburkan uangnya demi kesenangan. Ketika ia diajak tinggal di kastil
milik Balsan, Coco memanfaatkan peluang tersebut sebaik mungkin. Ia kadang seharian
penuh berbaring diranjang sambil minum secangkir kopi susu dan membaca novel
murahan. Sayangnya, Étienne memandang Coco hanya sebagai gadis biasa yang belum
pantas untuk diberikan uang banyak.
Dimusim semi tahun 1908, Coco Chanel bertemu dengan salah seorang teman
Kapten Balsan, bernama, Arthur Edward “Boy” Capel CBE, seorang atlet Polo asal
Inggris, berambut hitam-lurus dan berkulit kusam. Arthur Capel lalu menyarankan agar
Coco membuka usaha Toko Topi dan ia berjanji akan mendanai toko tersebut. Tak lama
kemudian, mereka berdua menjadi rekanan bisnis serta menjalin hubungan percintaan.
Coco bersama Kapten Balsan dan Boy Capel
Tapi bagaimanapun, Coco Chanel tetap harus mengabdi pada Étienne Balsan,
orang yang menolongnya saat merintis karir pertama kali. Étienne ternyata suka
melibatkan Coco Chanel dalam segala hal dengan dalih agar ia bisa keluar dari Kastil
miliknya. Coco lalu tinggal di apartemen yang berada di Malesherbes Boulevard, Paris,
dimana ia bisa bersenang-senang dengan pacar-pacar Balsan yang lainnya. Ditempat
itulah Coco mulai membuat dan menjual topi hasil karyanya. Hal menarik ialah bahwa
semua mantan gadis simpanan Étienne ternyata adalah pelanggan pertama dari
Mademoiselle Chanel. Mereka jugalah yang mempromosikan topi hasil karya Coco
Chanel ke teman-teman mereka. Tak lama, Usaha Coco pun sukses hingga apartemen
miliknya tak sanggup lagi menampung para pembeli.
Pada akhir 1910, Coco Chanel akhirnya putus dengan Étienne Balsan dan
memulai hidup bersama Captain “Boy” Capel. Ditahun itu pula, Coco resmi menjadi
seorang modiste (produsen topi) dan membuka sebuah butik bernama Chanel Modes
yang berada di 21 Rue Cambon, Paris. Tak lama kemudian, jalanan tersebut menjadi
populer diseluruh dunia dan membuat nama Chanel menjadi icon fashion selama hampir
setengah abad.
Pada 1913, Coco Chanel membuka butiknya di Deauville yang dengan cepat
menarik minat para pembeli. Coco yang telah menjadi pembuat topi yang sangat terkenal
kemudian mempunyai impian untuk membuat gaun wanita hasil karyanya sendiri.
Sayangnya pada saat itu ia belum mempunyai hak cipta dalam membuat gaun wanita.
Jika tetap memaksa, maka ia bisa saja dihukum karena melanggar Undang-Undang
persaingan usaha ilegal karena ia belum punya sertifikasi dalam memproduksi busana.
Tapi akhirnya Coco menemukan sebuah solusi. Ia mulai membuat setelan Jersey untuk
pabrik yang biasa digunakan pada baju dalam pria, dan dari sanalah ia bisa memperoleh
modal awal untuk usahanya.
Coco Chanel selalu mendapat dukungan dari anggota keluarga dekatnya. Salah
satunya adalah sang kakak, Antoinette Chanel beserta bibinya, Adrienne Chanel.
Keduanya lalu direkrut untuk mendesain model dan mempromosikan busana produksi
Chanel.
Bibi Adrienne (kiri) dan Coco Chanel (kanan) saat di “Chanel Modes” , di jalan 21 Rue Cambon
- Paris.
Pada 1919, saat kekasihnya, Arthur “Boy” Capel, meninggal dunia dalam sebuah
kecelakaan mobil, Coco Chanel berkata: “Apa aku harus mati juga atau aku
menyelesaikan apa yang sudah kita mulai bersama.” Seandainya kejadian tersebut tidak
menimpa Chanel, mungkin saja ia takkan pernah memulai bereksperimen dengan gaun
hitam. Ada yang beranggapan kalau Coco sengaja memakai gaun hitam saat berada
dirumah mode agar seluruh wanita di Perancis ikut berduka atas kehilangannya. Coco
dilarang melaksanakan acara berduka cita disebabkan ia dan Arthur Capel belum resmi
menikah.
Lahirnya Parfum Chanel No. 5
Dimusim panas tahun 1920an, Coco Chanel membuka sebuah rumah fashion
yang cukup besar di Biarritz. Tak lama berselang, ia bertemu dengan seorang imigran dan
bangsawan asal Rusia bernama Dmitri Pavlovich. Keduanya lalu terlibat hubungan
asmara. Meski hubungan percintaan mereka tidak lama tapi begitu berkesan. Coco belajar
banyak ide baru dari sang pacar.
Bagaimana tidak, Coco tak bisa melupakan kisah tentang harta karun milik Tsar
Muskovite atau kemewahan Jubah bergaya ecclesiastical. Tidak hanya itu, setelah
pertemuannya dengan Dmitri, Coco juga menambah koleksi busananya dengan kaos
bergaya kostum masyarakat Rusia dengan tambahan bordiran. Puncaknya saat ia
melakukan perjalanan ke Perancis, Dmitri Pavlovich memperkenalnya dengan seorang
ahli parfum Rusia bernama Ernest Beaux saat mereka singgah di Grasse town.
Pertemuan itu sangat menguntungkan bagi keduanya. Setelah kerja keras selama
setahun dan berbagai macam eksperimen, Ernest kemudian mendemonstrasikan kepada
Coco, sepuluh sampel parfum yang ia bagi menjadi dua group. Pada parfum pertama,
Ernest memberikan nomor 1 sampai 5 dan pada parfum kedua ia beri nomor 20 sampai
24. Coco akhirnya memilih sampel No. 5 dan saat Beaux menanyakan alasannya, Coco
Chanel lalu menjawab: “Saya selalu meluncurkan produk koleksiku pada hari kelima,
bulan kelima, Jadi saya rasa nomor 5 memberiku keberuntungan – Oleh karenanya, Aku
menamakannya No. 5”.
Marketing Policy dari The House of Chanel menyasar pada konsumen dikalangan
selebritis. Keputusan itu bukannya tidak disengaja karena deretan pengguna parfum
Chanel No. 5 ternyata didominasi oleh para selebritis cantik, bahkan menjadi parfum
favorit Jacqueline Kennedy. Bahkan tanpa disadari, Marilyn Monroe ikut
mempromosikan parfum “Chanel” dengan tanpa bayaran sepeserpun. Awal 1950-an,
pada sebuah wawancara, Marilyn sempat berujar bahwasanya saat berada diranjang, ia
cuma memakai beberapa tetes parfum Chanel No. 5, dan ternyata beberapa hari kemudian
pernyataan tersebut mampu melambungkan angka penjualan parfum No. 5.
Para desainer Parfum No. 5 menuangkan “cairan emas” kedalam sebuah botol
kristal lalu memberinya label berbentuk kotak sederhana dimana memberikan kesan
cukup aneh pada tampilan parfum. Karena biasanya botol parfum selalu tampil dengan
bentuk yang agak rumit. Pada akhirnya, dunia memiliki sebuah varian parfum wanita
dengan aroma yang disukai wanita, dan itulah parfum sintetis pertama yang terbuat dari
80 bahan dengan tak satupun aromanya sama dengan wangi bunga yang sudah ada.
Suksespun lalu diraih oleh sang pencipta parfum tersebut dimana Chanel No. 5 menjadi
parfum dengan penjualan terbanyak didunia.
Pada awal masa 1920-an, dunia sedang ramai membahas masalah kesetaraan
gender. Pada masa itu wanita berhak untuk ikut bekerja, memilih dan berhak melakukan
aborsi, akan tetapi diwaktu yang bersamaan mereka harus rela kehilangan “Kecantikan”
mereka. Dunia fashion waktu itu berada disituasi memprihatinkan dimana gaun wanita
mulai kehilangan keseksiannya dan kecanggihannya.
Model pertama dari gaun ini dibuat dengan menghilangkan bahan fluid crepe
marocain (Kain yang terbuat dari serat), memotong habis bagian lutut kebawah, serta
menghilangkan bagian lengan hingga pergelangan tangan. Pengerjaannya yang akurat
dan cara potong kain yang revolusioner membedakan desain Coco dengan busana lainnya
yang hampir mirip. Coco Chanel percaya alasan ia menghilangkan bagian dibawah lutut
karena setiap wanita bisa menunjukkan keindahan dari bagian tubuh tersebut. Cocktail
dress, tipe busana Coco yang harganya lebih mahal memiliki takikan model V dan gaun
malamnya memiliki garis leher yang agak dalam dibelakangnya. Dianjurkan untuk
mengenakan kalung mutiara atau perhiasan berwarna, boas, jaket kecil dan topi kecil
yang serasi dengan busana model tersebut.
Little Black Dress, dengan cepat menjadi busana favorit dan menjadi indikator
strata sosial seseorang. Busana ini juga sudah banyak ditiru, di rancang dan dijahit ulang.
Beberapa perusahaan dan rumah fashion yang ada diseluruh dunia, masih tetap
memproduksi gaun ini. Ketenaran gaun ini sangat mengagumkan. Model gaun jenis ini
masih tetap ada hingga sekarang. Jadi boleh dibilang kalau Little Black Dress adalah
busana yang tak pernah ketinggalan zaman.
Dalam kisah biografi Coco Chanel, kita tahu kalau pada saat ia berumur dua
puluhan, ia sempat terlibat dalam proses desain perhiasan. Memang ide tentang
menggabungkan keindahan batu kristal dengan batu alam menjadi sebuah perhiasan
bukan Cuma Coco yang mengetahuinya. Akan tetapi, Coco-lah yang pertama kali
mengembangkan ide itu. Coco aktif dalam glamornya dunia para bangsawan di Paris. Ia
suka ke pertunjukan balet, bertemu dengan seniman Pablo Picasso, penari balet terkenal
Sergei Diaghilev, Komposer musik Igor Stravinsky, penyair Pierre Reverdy dan pemain
drama Jean Cocteau. Banyak dari mereka tertarik ingin bertemu dengan seorang desainer
ternama seperti Coco cuma untuk sekedar ingin berkenalan saja. Kebanyakan mereka
terkejut, ternyata Coco orang yang cerdas, jenaka dan seorang pemikir. Bahkan Picasso
pernah menyebutnya sebagai wanita paling bijaksana di dunia.
Tak hanya prestasi Coco yang menarik perhatian kaum pria tapi juga pribadinya
yang luar biasa, karakter yang kuat, dan sikap yang sulit ditebak. Coco sangatlah
menggoda, cukup kritis, lugas, dan terkadang sinis. Ia seorang yang fokus, percaya diri,
dan seorang wanita sukses dan bahagia.
Coco Chanel dan Hugh Grosvenor, the Duke of Westminster, saat berada dipacuan kuda Grand
National.
Dari tahun 1926 hingga 1930, Duke of Westminster merupakan tamu kehormatan
baginya. Coco yakin kalau kisah cintanya dengan sang bangsawan akan sampai kejenjang
pernikahan. Coco menemukan akhir dari petualangan cintanya disetiap rumah yang
dikunjunginya bersama The Duke. Mereka sering keluar negeri dan liburan dengan Yacht
milik The Duke. Biasanya, Hugh Grosvenor mengundang sekitar 60 orang tamu diakhir
pekan untuk datang ke kediamannya. Diantara para tamu tersebut, termasuk Winston
Churchill bersama istri, serta teman dekat The Duke. Mereka mengadakan makan malam
ditemani alunan Live-Music dan kadang the Duke mengundang rombongan orkestra dari
London.
“Sir Winston Churchill tak mampu menyembunyikan rasa antusiasmenya, Ia
sangat kagum dengan Gabrielle “Coco” Chanel dan menganggapnya sebagai sosok
wanita yang sangat cerdas, baik dan tegar, kepada siapa saja yang ia temui.”
Randolph Churchill (kiri), Gabrielle “Coco” Chanel (tengah) and Winston Churchill (kanan).
Hampir semua politisi dan pemimpin dunia, menaruh perhatian pada kepribadian
Coco Chanel, seperti kemampuannya mengambil keputusan, tekad yang kuat, dan pro
terhadap kemerdekaan, dan itu yang membawanya ke kancah sukses Internasional.
Andai saja Coco mampu memberikan keturunan pada The Duke, mungkin saja ia
bisa menjadi istri sang bangsawan. Karena pada 1928, The Duke sangat ingin menikahi
Coco. Saat itu, Coco telah berumur 46 tahun saat ia mulai memeriksakan dirinya ke
dokter, tapi sayangnya sudah terlambat, ia sudah tidak bisa memperoleh keturunan lagi.
The Duke of Westminster juga tak kalah terpukulnya mendengar diagnosa tersebut, tapi
keadaan tersebut harus memaksa sang Duke untuk menikah dengan wanita lain.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Para perancang busana bermunculan bak jamur
yang tumbuh pasca Perang di Perancis. Salah satunya, seorang desainer muda bernama
Christian Dior yang mengomentari desain karya Coco Chanel: “Cuma dengan sebuah
sweater hitam serta sepuluh deret permata, ia mampu merevolusi fashion.”
Kembali ke dunia Fashion
Setelah masa perang berakhir, Christian Dior merancang gaun wanita penuh
dengan nuansa bunga. Gaun rancangannya diberi crinoline, pengencangan pada bagian
pinggang, dan memberi banyak lipatan dibagian paha. Coco Chanel merasa lucu dengan
desain tersebut yang agak ‘hyper-femininity’: “Betapa menggelikannya penampilan
wanita jika memakai busana itu, mereka mengenakan gaun yang dirancang oleh orang
yang tidak memahami wanita, bukan seorang wanita, bahkan tak pernah bermimpi
tentang wanita.”
Dan ketika Coco Chanel kembali dari Switzerland ke Paris, generasi fashionista
baru pun bermunculan, generasi yang hanya mengenal nama “Chanel” sebagai sebuah
merek parfum. Coco kemudian menyewa sebuah apartemen kecil dengan dua kamar, di
Hotel Rits, Paris, yang memang menjadi hotel favoritnya.
Coco lalu ikut terlibat kembali dalam industri fashion dan ketika Marlene Dietrich
menanyakan alasan Coco kembali ke dunia fashion, ia pun menjawab karena ia sudah
bosan menganggur.
Coco Chanel
Reaksi awal dari para pakar dan media akan koleksi terbaru karya Coco Chanel
sangat mengejutkan – Coco tidak memberikan sesuatu yang baru dari desain yang ia
buat!. Sayangnya, para kritikus tidak bisa memahami kalau memang seperti itulah rahasia
dari Coco Chanel: tak ada yang baru, hanya karya elegan yang abadi sepanjang masa.
Coco lalu berusaha keras selama setahun. Koleksi busananya yang gagal di Paris, sedikit
ia revisi dan kemudian ia pamerkan di luar negeri. Beruntung, masyarakat Amerika
menyambut baik hasil karya Coco Chanel, dimana Gaun Little Black Dress meraih
sukses di Amerika Serikat. Merupakan suatu kebanggaan bagi wanita fashionable saat itu
bisa mengenakan busana rancangan Coco, yang sudah sukses menjadi pemilik rumah
mode terbesar di industri fashion seluruh dunia.
Selang beberapa tahun kemudian, Coco menciptakan gaun the Pink Chanel. Pada
22 Nopember 1963, saat presiden John F. Kennedy ditembak mati secara misterius,
waktu itu sang istri sedang mengenakan gaun Wol double-breasted, strawberry pink dan
kerah model pelaut karya Chanel. Sehingga tahun 1960-an, the Pink Chanel menjadi
busana simbol kematian Presiden Amerika Serikat dan menjadi icon fashion saat itu.
Secara terang-terangan, model busana tersebut ditiru dan diproduksi oleh rumah mode
lain mulai dari model kancing emasnya hingga ke susunan jahitannya. Tapi nyatanya,
nama Coco Chanel lebih dari sekedar merek sebuah gaun.
Gaun The Pink Chanel yang dikenakan istri mendiang Presiden John F. Kennedy
Coco Chanel pernah mengatakan: “Fashion boleh saja memudar, tapi gaya busana
masih akan tetap sama”
Coco Chanel tidak ingin meninggal dunia disaat ia sedang bekerja. Oleh karenya,
pada 10 Januari 1971, Ia meninggal dengan tenang di kamar hotel Ritz dengan
pemandangan The House of Chanel yang bisa dilihat lewat jendela kamarnya. Hingga
tahun 2014, revenue yang dihasilkan oleh Chanel mencapai 7,43 miliar USD. Uniknya,
saat Coco Chanel meninggal dunia, dilemari bajunya cuma ada tiga stel pakaian dimana
semuanya merupakan pakaian paling bagus pilihan Gabrielle “Coco” Chanel.
Coco Chanel di usia Senja
Ada-ada saja yang dilakukan oleh Coco Chanel dalam melakukan inovasi terbaru.
Ide yang muncul dari kepalanya selalu memperhatikan kebutuhan lingkungan sekitar
yang tidak pernah terlintas sebelumnya. Ini yang membuat orang-orang mengikuti
jejaknya hingga sekarang.
Salah satunya dengan memberikan sedikit pencerahan pada tahun 1920-an, yaitu
menambahkan tali ke dalam tas yang sering digunakannya sehari-hari untuk
diselempangkan di bahu. Ide ini muncul ketika dia menyadari bahwa sebuah tas tidak
hanya sebagai trend atau sekadar kepuasan saja, tapi juga dapat bermanfaat bagi para
penggunanya. Fleksibilitas adalah kunci dari semua desain yang pernah ada.
Hingga sekarang pun, ide Coco Chanel terus menginspirasi banyak desainer
lainnya. Bermunculannya tas-tas yang ditambahkan tali panjang di dalamnya membuat
para pengguna lebih praktis dan leluasa menggunakannya dalam keseharian atau bahkan
saat ke acara. Menariknya ide ini hadir karena terinspirasi oleh tentara selama perang
dunia pertama.
Tidak hanya itu saja, pada tahun 1926 Coco Chanel sukses menghipnotis banyak
perempuan dengan mempopulerkan Little Black Dress. Semua perempuan langsung
mengikuti jejaknya dengan menggunakan trend busana yang sama.
Kesuksesan Coco Chanel terus berlanjut hingga pada tanggal 5 bulan Mei (5) di
tahun 1921 meluncurkan sebuah parfum. Parfum ini pun diberi nama Chanel No. 5 yang
merupakan salah satu parfum paling terkenal di dunia. Merek ini pun menjadi sangat
terkenal setelah 30 tahun kemudian, sehingga berimbas pada penjualan perusahaan yang
dibangunnya semakin naik.
Namun, ada cerita menarik dari Coco saat parfum tersebut telah disebarkan di
kalangan masyarakat. Chanel No. 5 disemprotkan ke seluruh penjuru rumah karena
parfum itu merupakan hasil kerja kerasnya selama ini. Selain itu, dia ingin menikmati
segala hal baik dalam hidupnya serta ingin dikelilingi oleh keanggunan. Bahkan Chanel
No. 5 juga popular karena merupakan inovasi parfum pertama yang banyak bergantung
pada floral aldehydes sintetik sebagai bahan utamanya.
Dia juga mencipatakan sebuah karya yang pada bulan Februari 1955 meluncurkan
Tas Chanel 2.55 ke publik. Maksud dari nomor 255 sendiri melambangkan bulan dan
tahun diluncurkan.
Terciptanya tas ini juga karena terinspirasi ketika Coco awal pertama
menghabiskan waktunya di panti asuhan di Aubazine biara di Perancis. Tas itu dilengkapi
rantai logam pegangan yang mengingatkannya pada rantai yang sering digunakan
pengasuh panti asuhan di pinggangnya.
Sementara bagian warna garnet pada lapisan interior tas terinspirasi pada seragam
yang juga sering digunakan para anak panti lainnya. Kabarnya, ikon logo C yang menjadi
ciri khas Coco juga mempunyai makna khusus yang ternyata berasal dari jendela kaca
patri dalam biara.
Namun, gaya tas itu berubah semenjak Chanel 2.55 Karl Lagerfeld mengambil
alih Chanel Fashion House pada tahun 1983. Desain awal pun dirubah guna mengikuti
trend mode setiap tahunnya. Seperti menyesuaikan kunci Mademoiselle asli untuk
digabungkan pada Chanel Klasik Logo C. Bahkan tali rantai diperbarui menggunakan tali
terjalin dengan kulit. Sekarang dikenal dengan sebutan Klasik Flap bagi para pecinta
fashion dunia.
Rumah mode Chanel didirikan oleh Coco Chanel yang memiliki nama asli
Gabrielle Bonheur Chanel. Rumah mode yang kemudian menjadi salah satu rumah mode
paling sukses di dunia ini dibangunnya dengan perjalanan yang tidak mudah.
Coco yang semasa kecilnya harus dihabiskan di sebuah panti asuhan banyak
menghabiskan waktunya dengan belajar menjahit.
Berikut fakta-fakta kecil namun unik tentang rumah mode Chanel yang tentu akan
menambah pengetahuan Anda para penggemar brand Chanel.
1. Pengaruh Perang Dunia ke-1 dan material jersey
Pada masa terjadinya Perang Dunia ke-1, material jersey yang digunakan oleh
Coco Chanel di awal kariernya merupakan material pabrikan yang biasa diaplikasikan
untuk pembuatan pakaian dalam pria.
Di era ketika hanya gaun mewah dengan korset dan haute couture dianggap
sebagai high fashion. Coco menjadi pionir dalam pembuatan pakaian bahan jersey dan
pakaian yang terinspirasi dari baju olahraga untuk wanita di masa itu.
Tidak hanya itu, di awal kariernya yang bertepatan dengan terjadinya Perang
Dunia ke-1, kesulitan untuk mencari bahan juga mengantarkan Coco untuk menggunakan
jersey yang mudah didapatkan.
Jersey yang pada masa itu kurang dilirik membuat Coco dapat mendapatkan
bahan jersey dengan harga yang murah.
Selain itu, misi Coco untuk mengubah pandangan para wanita agar mengenakan
baju yang praktis supaya mereka mudah bergerak dengan bebas juga menjadi alasan
Coco menggunakan bahan jersey.
Bahan jersey yang mudah dijahit dan nyaman dikenakan para wanita membuat
Coco terus menggunakan bahan ini dan menjadikan bahan ini sebagai ciri khas dari
rumah mode Chanel.
Ketika Perang Dunia ke-2 mulai berakhir, Christian Dior mengambil alih industri
mode di Paris dengan menciptakan koleksi New Look yang mengombinasikan sisi
glamor melalui siluet yang ketat dan membuat wanita kembali mengenakan rok panjang.
Koleksi karya Christian kemudian menarik perhatian Coco untuk menciptakan
ansambel yang lebih modern dan lebih mendukung wanita untuk beraktivitas dengan
bebas. Coco pun yang pada saat itu telah berumur 70 tahun mulai melakukan pencarian
material yang tepat untuk merealisasikan desain yang Ia inginkan. Hal itulah yang
akhirnya membawanya untuk menggunakan bahan tweed dan menciptakan Chanel suit.
Chanel suit yang terdiri dari rok midi bersiluet sedikit loose dan jaket tanpa kerah
dengan ornamen kancing emas yang elegan, sukses membuat banyak wanita ingin
memakainya dan kembali mengenakan pakaian yang mendukung pergerakan dengan
bebas.
3. Arti logo C
Siapa yang tidak mengetahui logo rumah mode Chanel yang berbentuk dua huruf
C yang saling bertautan? Lalu tahukah Anda dari mana inspirasi seorang Coco Chanel
dalam menciptakan logonya. Logo rumah mode Chanel yang memiliki simbol dua huruf
C yang saling bertautan ini merupakan salah satu logo yang paling dikenal di seluruh
dunia. Logo yang diciptakan oleh Coco Chanel sendiri di tahun 1925 setelah Ia
mendirikan rumah mode Chanel selama 15 tahun lamanya ini tidak pernah mengalami
pembaharuan maupun perubahan sejak logo ini diciptakan.
Diketahui, Coco mendapatkan inspirasi pembuatan logo C setelah Ia berkunjung ke sebuah kastil
di Prancis yang bernama Château de Crémat. Di sana Ia menemukan sebuah jendela yang dihiasi
ornamen lengkungan yang menyerupai huruf C yang saling bertautan.
Dikarenakan kunjungannya itulah kemudian Coco melahirkan logo ikonis Chanel dengan simbol
huruf C yang saling bertautan.
"A girl should be two things: Classy and faboulous." - Coco Chanel
ADVERTISEMENT
Ungkapan di atas mungkin jadi ungkapan paling terkenal yang pernah disampaikan oleh
mendiang desainer ikonis Coco Chanel. Sang desainer yang lahir pada tahun 1883 tersebut
menjadi salah satu 'penggerak' dan pendobrak dunia fashion pada masanya.
Karier Chanel di dunia mode bermula saat ia membuka butik khusus topi di tahun 1909. Topi
hasil desainnya begitu populer, hingga akhirnya ia merilis busana dan aksesori perempuan
lainnya.
Kiprahnya begitu besar bagi dunia mode Prancis, terutama saat ia memperkenalkan busana-
busana nyaman dan praktis untuk dikenakan perempuan. Namanya pun kian populer karena
banyak selebriti-selebriti papan atas Prancis yang menyukai hasil desainnya.
Ilustrasi Chanel Foto: REUTERS/ERIC GAILLARD
Kini, Chanel menjadi salah satu brand ikonis Paris yang memiliki berbagai busana, tas, dan
parfum ikonis yang sangat erat dengan imej kemewahan. Penasaran dengan sosok pendiri brand
papan atas Chanel? Simak 12 fakta menarik lainnya dari Coco Chanel di bawah ini.
1. Nama Coco Chanel bukanlah nama aslinya. Di sertifikat kelahirannya, ia lahir dengan nama
Gabrielle Chasnel. Nama 'Coco' merupakan nama panggilan dari para penonton saat ia aktif
bekerja sebagai penyanyi di cafe. Saat itu, ia sering menyanyikan lagu Qui qu’a vu Coco dans
l’Trocadéro. Sedangkan Chasnel, adalah nama yang tertulis karena kesalahan pengejaan. Meski
tertulis Chasnel, ia tetap memperkenalkan dirinya sebagai Gabrielle Chanel.
2. Semasa hidupnya, Coco Chanel memang menjadi orang yang sukses, kaya raya, dan terkenal.
Namun, sebenarnya ia tumbuh dalam keluarga yang pas-pasan. Ibunya meninggal saat ia berusia
12 tahun. Setelah kematian sang ibu, ayahnya meninggalkan ia dan saudara-saudaranya, dan tak
pernah kembali.
Coco Chanel. Foto: dok. AFP
3. Coco Chanel ditampung di sebuah panti asuhan. Di sana, ia diajarkan untuk menjahit dan
merajut. Sebuah modal utama yang mengantarkannya menjadi pebisnis fashion dan desainer
terkenal.
4. Ia memulai karier di bidang fashion dengan menjual topi hasil desainnya. Lewat bantuan
seorang laki-laki yang menyukainya, Chanel membuka toko pertamanya pada tahun 1913 di
Paris. Toko tersebut semakin populer, dan ia pun memutuskan untuk menjual baju.
5. Pada tahun 1920, Coco Chanel memperkenalkan 'Little Black Dress' ke dunia fashion. Sebuah
dress sederhana berwarna hitam yang ikonis sampai sekarang. Bagi beberapa orang, Little Black
Dress mungkin lebih dikenal dengan dress lansiran Givenchy yang pernah dipakai oleh Audrey
Hepburn dalam film Breakfast at Tiffany's. Namun faktanya, dress hitam ini telah hadir
bertahun-tahun sebelumnya yang dipopulerkan oleh Coco Chanel. Dress hitam yang didesain
Chanel amatlah sederhana berukuran midi dengan model lengan panjang. Pada tahun 1926,
Vogue merilis sketsa dress tersebut dan disebut sebagai 'seragam' untuk perempuan modern di
masa depan. Sehingga bisa dibilang, Chanel mempopulerkan warna hitam dalam dunia fashion.
Sebelumnya, hitam amat identik dengan baju berduka.
6. Pada tahun 1921, Chanel merilis produk parfum pertamanya yang ia beri nama Chanel No 5.
Angka lima bukanlah angka biasa bagi Chanel. Ia menyukai angka tersebut karena seorang
peramal menyebut angka lima adalah angka keberuntungan Chanel.
7. Topi menjadi 'signature look' bagi Coco Chanel. Seorang fotografer bernama Douglas
Kirkland mengungkapkan, saat ia menghabiskan waktu tiga minggu untuk mendokumentasikan
sang desainer, Chanel selalu mengenakan topi.
Coco Chanel. Foto: dok. AFP
8. Logo ikonis rumah mode Chanel dengan huruf 'C' yang bertautan, adalah hasil desain Coco
Chanel sendiri. Logo tersebut pertama kali diperkenalkan pada profuk parfum terbarunya, dan
belum pernah berubah hingga saat ini.
9. Chanel mempopulerkan penggunaan celana bagi perempuan. Pada tahun 1950, bukanlah hal
yang umum bagi perempuan mengenakan celana. Namun, Coco Chanel mendobrak stigma
tersebut, dengan alasan kenyamanan. Tak hanya celana, ia juga mendesain busana-busana
perempuan yang praktis dan nyaman. Membebaskan perempuan Prancis saat itu yang selalu
harus menggunakan korset dalam berpakaian.
10. Coco Chanel terkenal memiliki banyak hubungan spesial dengan laki-laki terkenal. Namun,
ia tidak pernah menikah hingga akhir hidupnya. Laki-laki terkenal yang dikabarkan pernah
mengisi hidup Chanel adalah seniman Pablo Picasso, Duke of Westminster, cucu pemimpin
Kerajaan Rusia (Russia Tsar), hingga komposer Igor Stravinsky.
12. Coco Chanel pernah dicurigai sebagai agen mata-mata Nazi saat Perang Dunia II. Kabarnya,
ia pernah memiliki hubungan spesial dengan salah satu tentara Nazi bernama Hans Gunther von
Dincklage, yang merupakan tangan kanan Hitler. Setelah perang selesai, Chanel pindah ke Swiss
selama beberapa tahun dan kembali ke Paris pada tahun 1954 untuk membuka gerai fashion-nya
kembali.
2. Christian Dior
Dior, Fashion Brand Asal Perancis yang Menjadi Favorit Putri Diana
By
Oldra Karlinda
22/03/2019
Butik Dior | Foto: scentcompany.com
Highlight.ID – Salah satu yang membuat Paris tetap menjadi kota fashion nomor satu di dunia
karena mampu menghasilkan para desainer kelas satu dengan rancangannya yang tidak biasa.
Paris mampu mengantarkan mereka ke posisi atas hingga sekarang, dan hasil rancangan mereka
pun telah dipakai di seluruh penjuru dunia. Untuk menuju posisi bergengsi itu, para desainer
harus mengorbankan hal-hal lainnya. Ada kalanya meninggalkan zona aman demi mencapai
yang mereka impikan selama ini. Tentu bukanlah pilihan yang tidak berisiko.
Hal ini juga yang dilakukan oleh desainer setenar Christian Dior atau yang lebih dikenal dengan
Dior. Brand terkenal dengan rancangannya yang menawan ini mampu membuat mendiang Putri
Diana jatuh cinta pada pandangan pertamanya. Tas yang dirancang oleh Dior ini mampu
menghipnotis Putri Diana saat itu. Lalu bagaimana kisah hidup seorang Christian Dior hingga
bisa membuat semua mata dunia tertuju pada rancangannya? Mari simak sejarah dan profil dari
Dior hingga rancangannya menjadi sepopuler sekarang.
Lahir dari Keluarga Berada
Menjadi orang yang sukses tidak hanya digariskan pada mereka yang sudah dilahirkan dari
keluarga berada. Sebagian mempunyai jalan cerita hidup yang beraneka ragam sehingga mampu
meraih kata sukses di kemudian hari. Namun, anak kedua dari empat bersaudara ini lahir di kota
Normandy, sebuah kota tepi laut Granville, Perancis, ini memang diciptakan dari kalangan orang
berada. Keturunan langsung Maurice Dior dan sang ibu, Madeleine Martin.
Pekerjaan sang ayah yakni pengusaha di bidang bahan kimia dan pupuk tanaman. Perusahaan
yang dipimpinnya pun terbilang sukses meraup keuntungan. Namun sayangnya, keluarga besar
itu harus hijrah ke negara mode, Perancis. Untuk mengobati rasa rindunya itu, mereka tetap
mengunjungi kota Normandy setiap libur musim panas.
Baca juga:
Terlahir dari keluarga kaya, secara tidak langsung juga menempatkan pendidikan di nomor
paling atas. Itu yang mengakibatkan orang tua Dior menginginkan anaknya menjadi seorang
diplomat. Dior juga dengan sabar menuruti kemauan orang tuanya untuk belajar ilmu politik,
walaupun memang impian itu bukanlah tujuan hidupnya. Pasalnya, menjadi seorang seniman
ternyata adalah passion utama Dior.
Keinginan untuk menjadi seorang seniman di bidang fashion begitu kuat. Dia pun nekat menjual
beberapa sketsa rancangannya sekitar 10 cents di halaman depan rumah demi memenuhi
kebutuhan ekonomi untuk membangun sebuah galeri. Impiannya pun sedikit demi sedikit
terpenuhi pada tahun 1928 ketika Dior meninggalkan sekolahnya. Melihat impian sang anak
begitu kuat akan karya seni, maka Maurice Dior, sang ayah langsung membiayai pembukaan
galeri kecil tersebut.
Galeri ini pun menjual beberapa karya seni Pablo Picasso serta Max Jacob dan sukses meraup
keuntungan. Namun sayangnya, galeri ini tidak berlangsung lama karena harus tutup gara-gara
perusahaan pupuk yang digeluti sang ayah harus gulung tikar. Ditambah lagi, ibu Dior
meninggal tepat setelah tiga tahun dia membuka galeri kecilnya. Tentu ini merupakan pukulan
terberat bagi Maurice Dior. Oleh karenanya, dengan terpaksa Dior pun harus menutup galeri.
Hidup Mandiri
Beruntungnya, Dior merupakan laki-laki yang pantang menyerah. Dia memutar otak untuk
mencari peluang agar hasil karyanya bisa dikenal dan dinikmati oleh masyarakat. Langkah
pertama yang dilakukannya dengan menjual sketsa busana untuk rumah adibusananya. Sampai
pada akhirnya, di tahun 1935, Dior mendapatkan pekerjaan sebagai ilustrator di sebuah majalah
bergengsi semacam Figaro Illustre.
Tidak disangka-sangka, setelah tiga tahun tawaran selanjutnya pun datang sebagai asisten
desainer Robert Piguet untuk mendesain tiga koleksinya. Bahkan, selama perang dunia II dia pun
pernah membuat gaun untuk istri perwira Nazi. Hal ini membuatnya semakin dikenal oleh
beberapa kalangan karena hasil desainnya yang tidak biasa.
Terlebih lagi, setelah bekerja sebagai asisten desainer Piguet, dia banyak menemukan pelajaran
berharga di mana keanggunan sejati sebuah karya itu bisa datang dari kesederhanaan. Karya
orisinal yang dilahirkannya untuk Piguet pun diberi nama “Cafe Anglais” dan sukses menarik
perhatian masyarakat.
Christian Dior | Foto: biography.com
Kerja kerasnya selama ini ternyata membuahkan hasil. Apalagi dengan pengalaman di berbagai
tempat, akhirnya membuatnya ditawari kerja sama dengan Pierre Balmain serta desainer Marc
Bohan. Oleh karenanya, Dior terus mengepakkan sayapnya agar karyanya semakin dikenal oleh
lapisan masyarakat. Tapi sayangnya, Dior harus meninggalkan Piguet karena pekerjaan wajib
militer. Passion itu pun harus tertunda untuk beberapa waktu.
Namun, bukanlah Dior jika mudah menyerah. Setelah lepas dari wajib militer itu, tepat di tahun
1942, akhirnya dia pun kembali menjamah dunia fashion yang selalu dirindukannya. Karena
keterampilannya dalam hal mendesain itulah dia sukses bergabung dengan perusahaan fashion
cukup besar yang dimiliki Lucien Lelong di mana dia dan Balmain merupakan desainer utama di
perusahaan tersebut.
Di samping itu, Dior mendapatkan tawaran untuk mendesain gaun para istri perwira Nazi dan
kolaborator Perancis. Pekerjaan ini mengharuskannya untuk terus aktif selama perang dunia II,
seperti halnya rumah mode lainnya yang tetap beroperasi.
Awal Kesuksesan
Karya-karya yang dilahirkan Dior ternyata berdampak besar bagi masa depannya. Pada tanggal 8
Desember 1946, Dior mantap membuka usahanya sendiri dari nol. Berdirinya rumah busana Dior
juga dibayang-bayangi oleh Marcel Boussac yang disebut “The King of Cotton”, seorang
pengusaha pakaian. Usaha Dior semakin melonjak naik berkat dukungannya, terutama dalam hal
bantuan dana. Jadi tidak heran jika usaha Dior tetap stabil atau bahkan lebih daripada itu.
Poster iklan Dior | Foto: moderncultureoftomorrow.com
Berkat Boussac juga lah dalam waktu singkat tingkat produksi semakin naik. Tidak hanya itu,
jumlah pegawai pun bertambah mengingat permintaan yang ikut melonjak tajam. Karena hal
inilah, Boussac yang memegang kendali semua usaha yang didirikan oleh Dior. Sementara itu,
Dior berperan sebagai penggagas dan sejajar Creative Director. Namun hal itu tidak lantas
membuat Boussac lupa diri. Dia pun memberikan gaji untuk orang-orang yang menurutnya
berjasa, seperti halnya Christian Dior.
Seiring bergesernya waktu, nama Dior pun semakin dikenal. Karya-karyanya yang luar biasa
mampu menghipnotis para pecinta fashion. Apalagi dia adalah seorang desainer yang profesional
yang ahli dalam menciptakan bentuk dan siluet. Sampai pada akhirnya label New Look keluar.
Namun sayangnya, untuk menghasilkan sebuah karya tidaklah mudah, banyak cibiran atau
bahkan penolakan secara langsung karena hasilnya yang dibilang kurang. Tapi berkat peristiwa
itulah, ia meluncurkan label New Look saat itu karena sangat mempengaruhi mode dunia.
Tampilan gaya busana yang berbeda inilah yang menjadi alasan kuat kenapa desain Dior pantas
mendapatkan label New Look. Tapi perjalanan panjang itu harus berakhir ketika liburan di
Montecatini, Italy. Pada tanggal 23 Oktober 1957, Dior harus pergi untuk selama-lamanya.
Banyak yang mengatakan bahwa desainer ini meninggal karena serangan jantung setelah
tersedak tulang ikan. Namun, seiringnya berjalannya waktu, pada akhirnya diumumkan bahwa
kematian Dior karena serangan jantung setelah bermain kartu.
Terkenalnya House of Dior berkaca pada selera desain pendirinya yang juga seorang fashionista,
Christian Dior. Dia adalah diktator gaya dan mode yang hebat. Kecintaannya pada dunia mode
membuatnya hadir membangun House of Dior di saat dunia masih terguncang pasca Perang
Dunia II.
Gaya Eropa modern yang dibawanya menunjukkan produk fesyen yang ultra femininitas dan
mewah. Dior memperkenalkan lagi konsep mewah ke dalam mode untuk wanita yang berfokus
pada keanggunan, struktural, dan kemegahan.
Koleksinya yang sangat feminin saat debut memang mendapatkan kritik dan menjadi bahan
pembicaraan di Paris dalam waktu singkat.
Ketika Dior berusia lima tahun, keluarganya memutuskan untuk pindah ke Paris. Dior kecil
bercita-cita untuk menjadi seorang arsitek, tapi dia harus mengubur mimpinya dalam-dalam
karena sang ayah menginginkannya menjadi seorang Diplomat.
Dior yang tidak ingin mengecewakan ayahnya, akhirnya memutuskan untuk belajar Ilmu Politik
di École des Sciences Politiques.
Pada 1928, Dior tidak bisa lagi berusaha untuk memenuhi harapan ayahnya. Semakin lama
belajar Ilmu Politik, dia merasa cintanya terhadap seni semakin besar.
Akhirnya, Dior memutuskan untuk keluar dari sekolahnya. Berbekal uang yang diberikan oleh
ayahnya, dia memberanikan diri membuka sebuah galeri seni kecil-kecilan. Sayang, galerinya
tidak bisa bertahan lama dan akhirnya ditutup pada masa Great Depression karena perusahaan
keluarganya, Dior Freres tutup.
Usai galeri seninya tutup, demi bertahan hidup Dior terpaksa menjual sketsa fesyen yang
dibuatnya. Hal itu berlangsung cukup lama, hingga akhirnya pada 1937 dia dipekerjakan oleh
perancang busana Robert Piguet, yang memberinya kesempatan untuk mendesain tiga koleksi
Piguet. Di bawah bimbingan Piguet, Dior belajar cara mendesain yang bagus.
Perang Dunia II membuat Dior harus meninggalkan Piguet demi ikut menjadi tentara di Prancis
Selatan. Pada 1941, saat kembali dari Perang Dunia II, Dior bekerja untuk Lucien Lelong, di
mana saat itu rumah mode Lelong menjadi favorit karena mendandani perempuan Nazi dan
kolaborator Prancis.
Dior yang tak ingin terus-menerus berada di zona nyaman memutuskan untuk membuat
lompatan besar dalam karirnya. Pada 1946, dia akhirnya mampu mengubah dunia mode dan
menegaskan kembali status Paris sebagai ibu kota mode dunia. Didukung oleh produsen tekstil
dan pengusaha terkaya Prancis, Marcel Boussac, Dior membuka rumah mode sendiri.
Koleksi pertamanya, menunjukkan DNA-nya yang mencintai seni juga keunggulannya dalam
menciptakan desain yang mampu menonjolkan bentuk dan siluet tubuh yang indah. Dia
memperkenalkan desain bahu bulat, pinggang cinched, dan rok lebar nan penuh. Korset bergaya
bustier, bantalan pinggul, korset berpinggang-pilin, dan rok wanita yang memberi kesan berisi.
Tetapi, jangan dikira perempuan di era itu langsung menerima desain tersebut. Desain Dior
menerima kritik habis-habisan karena dirasa terlalu menggairahkan dan terkesan berat.
Perempuan masa itu terbiasa dengan keterbatasan penggunaan kain untuk pakaian yang mereka
kenakan karena pengaruh Perang Dunia. Jadi, menurut mereka pemborosan penggunaan kain
untuk busana tampaknya tidak diperlukan. Namun, seiring berjalannya waktu, gaya busana Dior
mulai diterima dengan baik.
Pada 1948, House of Dior sudah menjadi sangat diperhitungkan. Rancangannya sangat disukai
dan dia berhasil memperluas bisnis dengan melakukan kerja sama dan melisensikan barang-
barang lainnya seperti syal dari bahan bulu, stoking, dan parfum.
Sampai saat ini, gaya desain koleksi dari House of Dior memiliki tema yang berbeda di setiap
musim. Koleksi musim semi Dior pada 1953 menjadi salah satu yang paling diingat karena
memiliki banyak sekali cetakan melayang dan berbunga-bunga.
Dalam koleksi musim semi 1955, sang desainer membuat desain A-line yaitu rok atau gaun
dengan potongan pinggang yang tidak terlalu terlihat serta dipermanis siluet halus melebar di
atas pinggul dan kaki, menyerupai huruf kapital 'A'. Ya, lagi-lagi Dior memang pionir dalam
menciptakan gaya desain mode yang baru.
Tak puas dengan kemahirannya dalam menciptakan desain untuk perempuan, Dior unjuk gigi
dengan menciptakan pakaian laki-laki. Debut desainnya berdetail trompe-l'oeil dan potongan
maskulin yang rapi juga menarik. Namanya pun semakin melambung dikalangan penikmat
fesyen.
Menjelang pensiun, Dior kembali membuat perubahan. Dia mulai merancang chemises, tunik
sempit, dan kain penutup seperti sari yang dikenakan perempuan India.
Pada akhirnya, Christian Dior berhasil merevolusi fesyen wanita dalam periode pasca perang dan
secara efektif membangun kembali Paris sebagai pusat dunia mode. Dia memperoleh kesuksesan
fenomenal.
Dior juga mendapatkan ketenaran dan pengakuan yang luar biasa dari dunia fesyen. Dia menjadi
salah satu desainer terpenting sampai saat ini dan merek besutannya identik dengan feysen dan
gaya high end.
Selama hidupnya, Dior masuk nominasi untuk kategori Best Costume Design Academy Award
pada 1955 untuk film Terminal Station. Dia juga dianugerahi Best British Costume untuk
Arabesque pada 1967 oleh BAFTA. Dia juga dinominasikan pada 1986 untuk Best Costume
Design di Cesar Award ke-11, untuk film Bras de fer.
Kehidupan Pribadinya
Christian Dior sedang berlibur di kota Montecatini, Italia, ketika tiba-tiba mendapatkan serangan
jantung fatal pada 24 Oktober 1957. Serangan itu membuat desainer brilian ini menutup mata
untuk selama-lamanya.
Dior dimakamkan di Cimetière de Callian di Var, Prancis. Namun, kematiannya tidak membuat
namanya meredup.
Nama Dior muncul dalam beberapa lagu oleh berbagai penyanyi dan penulis lagu. Di antaranya
lagu Christian Dior dari Morrisey yang merupakan dan lagu Eva Peron yang berjudul Rainbow
High dari film Evita.
Pada 2010, Kanye West juga merilis sebuah lagu berjudul Christian Dior Denim Flow. Suami
Kim Kardashian ini juga menyebutkan nama Dior dalam tiga lagu lainnya yakni Devil in a New
Dress, Stronger, dan Barry Bonds.
Dior lahir pada tanggal 21 Januari 1905, di Granville, sebuah kota tepi laut di utara Prancis.
Orangtuanya adalah pemilik pabrik pupuk yang sukses, mereka adalah Alexandre Louis Maurice
Dior dan istrinya, Isabelle. Dior merupakan anak kedua dari 5 bersaudara yang sudah tertarik
dengan seni. Dior ingin masuk jurusan arsitektur.
Saat menginjak masa kuliah, Dior ingin sekali masuk jurusan arsitek tapi ambisi ayahnya
membuat Dior masuk jurusan politik. Dior bersekolah di École des Sciences Politiques dan
ayahnya berharap kelak Dior akan jadi diplomat. Jiwa seninya tidak bisa dihentikan begitu saja.
Saat lulus tahun 1928, Dior membuka galeri seni walaupun ayahnya kurang setuju dengan idenya
tersebut.
Pada tahun 1931, Dior terpaksa menutup gelarinya karena kakak dan ibunya meninggal ditambah
lagi bisnis ayahnya yang semakin runtuh. Akhirnya Dior membuat sketsa untuk majalah Figaro
Illustré demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baca Juga: 6 Fakta Unik Richard Nixon, Presiden AS Pertama yang Mengundurkan Diri
Editor’s picks
9 Benda Ini Harus Kamu Hancurkan agar Tidak Dipakai Orang Lain
Mengapa Parfum Ada yang Wanginya Tahan Lama dan Tidak? Simak Faktanya!
10 Hewan dengan Penampilan Paling Aneh, Ada yang Seperti Manusia Pt. 2
theceomagazine.com
Tak lama setelah itu, Dior dipekerjakan sebagai asisten desain di couturier Paris Robert Piguet.
Namun, tahun berikutnya harus berhenti karena Dior bertugas di Prancis selatan sebagai perwira
tentara Perancis. Pada tahun 1940, Perancis jatuh di tangan Jerman dan membuat Dior kembali
ke Paris dan bekerja di couturier Lucien Lelong. Pada masa perang inilah, Dior bekerja di rumah
desain Lelong mendandani wanita NAZI maupun kolaborator Prancis.
4. Awalnya tak ada yang suka dengan karyanya
theguardian.com
Dengan bantuan Marcel Boussac seorang wirausaha Perancis, Dior muncul dengan koleksi
terbaru yang menuai kontroversi. Pada tahun 1947, Dior meluncurkan busana dengan detail bahu
kecil, pinggang yang ramping, dan rok tebal. Dimana hal itu bertolak belakang dengan model
pada jaman itu yaitu bahu yang empuk dan rok pendek.
Selain itu, Dior merancang baju di mana ada penekanan khusus pada pinggul dan payudara
sehingga mengharuskan wanita memakai korset dan alas. Hal itu yang membuat Dior kalah saing
dengan Coco Channel yang cenderung melonggarkan pakaian wanita. Dior akhirnya
menampilkan tampilan baru yang populer. Pada 1950-an, Dior memperkenalkan berbagai siluet
baru, termasuk garis-H, garis-A, dan garis-Y.
5. Akhir hidupnya
biography.com
Pada tanggal 23 Oktober 1957 Dior mengalami serangan jantung dan meninggal di Italia.
Kematian mendadak ini terjadi beberapa bulan sesudah Dior tampil di majalah TIME dan
menjadi perancang busana pertama yang tampil di cover TIME. Dior meninggal di usia 52 tahun,
banyak yang berkunjung sekitar 2.500 orang sebagai penghormatan terakhir. Diorpun
mewariskan House of Dior kepada Yves Saint Laurent.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fashion merupakan satu bidang tidak pernah ada habisnya. Berganti waktu berganti pula tren
yang ada. berganti tren berganti pula pakaian setiap orang. Fashion kini telah menjadi bagian
kebutuhan sekunder yang didasari oleh berbagai latar belakang. Ada yang mengikuti tren fashion
agar dianggap gaul atau terkini, ada yang membeli fashion yang berharga tinggi agar dianggap
orang kaya, dan ada juga yang mengonsumsi fashion karena lingkungan dan sosial hidupnya.
Alasan-alasan tersebut kian menyeruak dan meluas mengikuti perkembangan kepentingan dan
keinginan masyarakat. Dan alasan-alasan tersebut yang menjawab mengapa fashion terus
berkembang hingga saat ini.
Berbagai macam pasar membuat segala macam jenis produk laku. Perkembangan fashion juga
dipengaruhi oleh perkembangan kultur berbusana di berbagai kalangan dan subkultur. Sehingga
setiap jenis produk fashion memiliki pasar sendiri dalam penjualannya, hanya tinggal bagaimana
cara menempatkan produk dalam pasar. Perkembangan subkultur fashion ini juga tidak hanya
dipengaruhi oleh aktor dalam subkultur (trendsetter), pengaruh merek fashion dalam
mengembangkan fashion minded juga menjadi salah satu faktor pengaruhnya. Maka merek harus
berusaha untuk memasarkan produk pada pasar dengan menggunakan berbagai pendekatan.
Dengan berdasar nilai kegunaannya, produk fashion kini kian beragam. Ujung rambut hingga
ujung kaki kini dapat dilengkapi dengan pakaian. Tentunya alasan penggunaannya busana tidak
terbentuk dengan waktu singkat. Desainer fashion dan merek fashion menjadi hal yang penting
karena memperkenalkan varian dari pakaian yang ada, seperti pakaian bangsawan, pakaian
perang dan pakaian musiman (Barnard,
2002). Peluncuran koleksi perdana dari desainer Christian Dior pada 12 Februari 1947 menjadi
cikal bakal komodifikasi di bidang fashion. Peluncuran koleksi dari Dior tersebut menjadi titik
perubahan fashion dari pakaian perang menjadi pakaian gaya, perubahan ini kemudian dikenal
dengan ungkapan “New Look”. Chanel dan merek lainnya kemudian mengikuti jejak Dior
dengan meluncurkan koleksinya. Dan kini komodifikasi fashion telah menyebar ke segala
macam kehidupan manusia tanpa terkecuali, hingga kini pakaian yang dipakai seseorang dapat
menunjukkan siapa dirinya. Dan fashion pun menjadi simbol identitas dari suatu kultur atau
komunitas berdasarkan nilai yang dibawanya.
Salah satu kategori pasar fashion yang cukup berkembang adalah urban. Urban atau tribes adalah
suatu bentuk masyarakat yang tidak terikat pada organisasi, yang tumbuh berdasar kondisi
tertentu, keadaan pikiran yang diekspresikan melalui gaya hidup, penampilan dan bentuk
(Maffesoli, 1996: 98). Perkembangan urban kemudian berujung pada neo-tribes bercabangnya
yang berhubungan dengan aspek seperti komunitas, subkultur, hingga ke gaya hidup.
Dan tentunya, gaya hidup, penampilan dan bentuk individu dalam urban juga tak luput dari
komodifikasi. Kaum muda menjadi sasaran yang paling empuk dari berkembangnya
komodifikasi dalam subkultur atau komunitas. Kultur kaum muda kemudian terpecah secara
homogen ke dalam divisi pasar, atau kita dapat menyebutnya sebagai budaya pop (O’Connor,
2004). Frith (1996) mencontohkan konsumsi musik sebagai komodifikasi pada subkultur.
Dijelaskannya, konsumen musik membeli produk musik dengan alasan kualitas dari rilisan
musik, popularitas dan identitas. Selain Frith, McAlexander (1996) meyakinkan dengan pola
konsumsi dipengaruhi oleh nilai yang tumbuh pada subkultur itu sendiri. Ini menandakan bahwa
subkultur memiliki latar belakang nilai yang berkembang pada subkultur tersebut.
Bagaimana dengan fashion dalam urban? Fashion merupakan konteks yang paling nyata dari
sebuah urban (Kaiser & Michalski, 2012). Hebdige (1961) menjelaskan
bahwa sebuah subkultur, yang merupakan bagian dari urban, menggunakan fashion sebagai salah
satu identitasnya. Pakaian merupakan ekspresi dari dari sebuah identitas (Tseelon, 1996).
Ekspresi yang secara individu tersebut merupakan akan terus berjalan sebagai media untuk
beradaptasi dengan suatu komunitas atau lingkungan (Kaiser, 2012). Dapat kita simpulkan
bahwa peran fashion dalam urban merupakan alat penghubung antara subkultur, style dan
identitas.
Streetstyle merupakan gaya fashion yang berkembang pada sektor urban. fashion streetstyle
bahkan menjadi sejarah dari kumpulan urban dan subkultur (Polhemus,1994). Pola fashion dalan
streetstyle secara primer terbentuk berdasarkan latar belakang individu. Subkultur Skinhead
misalnya, dengan latar belakang mereka yang mayoritas sebagai buruh, boots menjadi satu ciri
mereka karena durabilitas saat bekerja. Maka dapat dikatakan bahwa streetstyle sejarahnya
merupakan fashion yang dihidupi secara kultural.
Namun originalitas streetstyle mulai terkikis seiring globalisasi. Streetstyle sudah menjadi bagian
industri, dan seperti yang dikatakan Kaiser (2012: 142), industri mengubah sejarah fashion kaum
urban menjadi tren pasar yang populer. Streetstyle tumbuh menjadi tren yang dapat dianut oleh
semua orang. Hingga kini bukan lagi hal yang mengherankan jika seorang berdandan seperti
skater dan ia tidak memiliki hubungan dengan skateboard sama sekali.
Industri fashion streetwear urban dimulai oleh Shawn Stussy pada awal tahun 1980an (Breinholt,
2009). Stussy adalah seorang peselancar profesional yang mendirikan sebuah perusahaan papan
selancar bernama Stüssy dengan tanda tangannya sebagai logonya. Stussy kemudian tanpa
sengaja mempopulerkan kaos dengan logo Stüssy dengan tujuan promo perusahaan papannya.
Tak hanya pada kaos, logo Stüssy kemudian menjadi terkenal karena tertera dimana-mana,
papan, pakaian, dinding graffiti hingga mobil. Stüssy dengan mudah menyentuh pasar surf,
musik, seni dan
skate tanpa menggunakan iklan melainkan pengembangan subkultur (Sande, 2005). Stüssy
pernah menjadi merek wajib kaum streetculture saat itu.
Jaringan streetwear berkembang melalui mantan pekerja dan orang-orang yang terkait dengan
Stüssy. Banyak dari mereka kini berperan penting subkultur masingmasing dan mendirikan
perusahaan clothing yang melebarkan sayap fashion street. Keith Hufnagel, mantan skater
Stüssy, kini menjalankan sebuah perusahaan sepatu skateboard yang mulai naik namanya di
kalangan street skater. James Jebbia yang mendirikan clothing bernama Supreme menjadi salah
satu yang paling berhasil dalam bisnis streetwear. Pasar utama Supreme, subkultur hip-hop, rap
dan skate, kini telah menjadikan menjadi salah satu bagian dari identitas mereka (Anonymous,
2012). Globalisasi kemudian membuat Supreme menjadi merek populer yang dikonsumsi oleh
para penggila fashion yang tidak memiliki kaitan dengan subkultur.
Pada pertengahan era 90an, fashion berbasis distro, atau distribution outlet, mulai tumbuh di
indonesia. Pionir dari tren distro adalah merek bernama 347, atau sekarang dikenal dengan nama
UNKL. 347 berdiri atas dasar kecintaan pemilik terhadap olahraga surfing. Walaupun begitu,
347 tidak menjadikan para pecinta surfing sebagai pasar. Mereka memang pernah berhasil
mengembangkan pemasaran pada subkultur
musik dan skateboard, namun saat ini 347 menjadikan desain, tren dan popularitas sebagai fokus
nilai pasar (Sabarani: 2008; Pertiwi, 2013).
Salah satu merek clothing dengan target pasar subkultur adalah KMPSYD. Berawal dengan
dengan pasar kaum muda, KMPSYD kini merambah pasar skate, rave dan musik punk.
KMPSYD merupakan merek asal Bandar Lampung yang berdiri pada tahun 2010. Saat itu
KMPSYD masih berdagang dengan merek Kamp*ng Syndicate. Dengan nama merek yang
terkesan nakal, pasar anak nakal di Kota Lampung pun sukses diraih. Dengan alasan pasar yang
kian menyempit, membentuk KMPSYD untuk memperluas pasar. Konsep KMPSYD sangat
menyesuaikan dengan kehidupan anak muda kini.
Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan KMPSYD untuk menjangkau kultur dan subkultur yang ada. Setiap
subkultur dan kultur tentu memiliki pola keterikatan yang berbeda. Langkah pemasaran
KMPSYD dapat dijadikan acuan dalam pembentukan hubungan distribusi dengan kultur dan
subkultur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan adanya
masalah sebagai berikut: Bagaimana strategi komunikasi pemasaran KMPSYD dalam
menjangkau pasar subkultur dan komunitas?
C. Tujuan Penelitian
Menjabarkan strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh KMPSYD untuk menjangkau
dan membentuk keterikatan dengan pasar subkultur dan komunitas di lingkup hidupnya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini berguna sebagai pengembangan awal kajian pemasaran yang ada di ranah kultur
dan subkultur terutama merek fashion indie yang notabene menggunakan cara yang lebih
personal dalam melakukan distribusi dan menjual produknya.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh merek untuk memudahkan mereka dalam
melakukan komunikasi pemasaran pada pasar subkultur.
E. Kerangka Pemikiran
1. Komunikasi Pemasaran
Berdasar dari permasalahan KMPSYD, faktor komunikasi pemasaran menjadi subjek utama.
Komunikasi pemasaran dikembangkan dengan tujuan memudahkan proses pemasaran.
Pemasaran sendiri menurut William J. Stanton, seperti yang dikutip oleh Basu Swastha
(2007:10), “Pemasaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan pihak produsen
yang bertujuan memberikan kepuasan terhadap kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.” Rangkaian kegiatan yang dimaksud berupa perencanaan dan penentuan harga,
kegiatan promosi sampai kegiatan dalam rangka mendistribusikan suatu barang atau jasa. Segala
kegiatan yang terkait dengan pemasaran tidak dapat terlepas dari konsep komunikasi itu sendiri.
Dapat dikatakan bahwa pemasaran juga merupakan suatu tindakan komunikasi yang tercipta
antara produsen dan calon konsumen. Komunikasi pada hakekatnya merupakan kegiatan
pertukaran informasi (Miller: 2001). Melalui komunikasi pemasaran produsen
Konsep bauran pemasaran dari Philip Kotler (2005) dapat diterapkan. Bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terusmenerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran. Berdasarkan definisi tersebut diatas bahwa bauran pemasaran
adalah kombinasi beberapa elemen bauran pemasaran untuk memperoleh pasar, pangsa pasar
yang lebih besar, posisi bersaing yang kuat dan citra positif pada pelanggan sehingga dapat kita
artikan bahwa tujuan pemasaran adalah
untuk meningkatkan jumlah pelanggan, meningkatkan hasil penjualan, serta dapat memberikan
keuntungan untuk perusahaan dan stakeholdernya.
2. Price : sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa.
3. Promotion : segala usaha yang dilakukan untuk mengomunikasikan dan promosi produk pada
target pasar.
4. Placement : berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah
diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.
Strategi komunikasi pemasaran adalah daya upaya dalam menyampaikan pesan pemasaran pada
target pasar. Strategi komunikasi pemasaran adalah dengan mengombinasikan susunan
pemasaran dengan pendekatan komunikasi. Ejombonteh (2012) menjabarkan strategi pemasaran
4P dengan pola komunikasi, yakni sebagai berikut:
a) Strategi harga
Harga merupakan penentu pilihan dari pembeli. Harga secara tidak langsung menjadi salah satu
faktor yang menari pembeli. Doole & Lowe (2004: 380384) menambahkan bahwa dalam
penentuan harga terdapat konsistensi tujuan dan image dari perusahaan. Maka harga merupakan
pesan dari komunikasi pemasaran yang dapat menarik pembeli.
PENDEKATAN
Audrey Hepburn
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Audrey Hepburn
Hepburn pada tahun 1956
Aktris (1948–1989)
Pekerjaan Pekerja kemanusiaan (1988–
1992)
Robert Wolders
Pasangan serumah
(1980–1993)
Anak 2
Tanda tangan
Audrey Hepburn (lahir Audrey Kathleen Ruston di Brussel, Belgia, 4 Mei 1929 – meninggal di
Tolochenaz, Swiss, 20 Januari 1993 pada umur 63 tahun) adalah aktris, model, penari, dan
pekerja kemanusiaan Inggris. Diakui sebagai ikon film dan mode, Hepburn aktif selama Zaman
Keemasan Hollywoold. Pada tahun 1999, American Film Institute mengangkatnya menjadi
legenda layar lebar terbaik dalam sejarah perfilman Amerika ke-3, dan juga dinobatkan ke dalam
International Best Dressed List Hall of Fame.
Lahir dan dibesarkan di Ixelles, Brussel, Hebpurn menghabiskan masa kecilnya di Belgia,
Inggris, dan Belanda. Di Amsterdam, ia berlatih tari balet dengan Sonia Gaskell, sebelum pindah
ke London pada tahun 1948, dan melanjutkan pelatihannya dengan Marie Rambert, dan
kemudian tampil sebagai penari chorus line di produksi teater musikal West End. Setelah
mendapatkan peran-peran kecil di beberapa film, Hepburn membintangi drama Broadway tahun
1951, Gigi, setelah ia ditemukan oleh novelis Prancis Colette, yang karyanya menjadi dasar
pembuatan drama tersebut.
Kariernya di dunia akting mulai menanjak setelah memainkan peran utama dalam Roman
Holiday (1953), yang membuatnya menjadi aktris pertama yang dianugerahi sebuah Academy
Award, sebuah BAFTA Award, dan sebuah Golden Globe Award secara bersamaan pada tahun
yang sama. Pada tahun yang sama pula, Hepburn memenangkan sebuah Tony Award untuk
Aktris Drama Terbaik untuk perannya dalam Ondine. Ia kemudian membintangi film-film yang
sukses, seperti Sabrina (1954), The Nun's Story (1959), Breakfast at Tiffany's (1961), Charade
(1963), My Fair Lady (1964), dan Wait Until Dark (1967), yang membuatnya mendapatkan
nominasi Academy Award, BAFTA Award, dan Golden Globe Award. Hepburn menerima tiga
BAFTA Award untuk Aktris Utama Terbaik. Sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam dunia
perfilman, ia dianugerahi Lifetime Achievement Award oleh BAFTA, Golden Globe Cecil B.
DeMille Award, Screen Actors Guild Life Achievement Award, dan Special Tony Award.
Hepburn juga merupakan salah satu dari 15 orang yang pernah memenangkan Academy, Emmy,
Grammy, dan Tony Award.
Hepburn hanya tampil dalam beberapa film seiring pertambahan usianya, dan mengabdikan sisa
hidupnya untuk UNICEF. Ia telah berkontribusi untuk organisasi tersebut sejak 1954, kemudian
bekerja di komunitas-komunitas warga yang mengalami kemiskinan di Afrika, Amerika Selatan,
dan Asia sejak 1988 sampai 1992. Ia menerima medali Presidential Medal of Freedom sebagai
pengakuan atas karyanya sebagai Duta Besar Goodwill UNICEF pada Desember 1992. Sebulan
kemudian, Hepburn meninggal karena kanker usus buntu yang dideritanya, pada usia 63 tahun.
Daftar isi
1 Awal kehidupan
o 1.1 Keluarga dan awal masa kecil (1929–1938)
2 Bintang Hollywood
3 Pernikahan, keluarga, dan masa senja
4 Duta UNICEF
5 Kanker usus buntu
6 Filmografi
7 Televisi dan teater
8 Penghargaan
9 Catatan kaki
10 Daftar pustaka
11 Pranala luar
Awal kehidupan
Keluarga dan awal masa kecil (1929–1938)
Audrey Hepburn terlahir dengan nama Audrey Kathleen Ruston atau Edda Kathleen Hepburn-
Ruston[1] pada 4 Mei 1929 di Rue Keyenveld No. 48 di Ixelles, Brussel, Belgia.[2] Ayahnya,
Joseph Victor Anthony Ruston (21 November 1889 – 16 Oktober 2010) adalah warga negara
Britania Raya yang lahir di Úžice, Bohemia, Austria-Hongaria.[3][a] Ia adalah putra dari Victor
John George Ruston yang berdarah Inggris dan Austria,[4] dan Anna Wels yang berdarah
Austria.[5] Dari tahun 1923–24, Joseph adalah konsul kehormatan Britania Raya di Semarang di
Hindia Belanda[6] dan sebelum menikahi ibu Hepburn ia menikahi Cornelia Bisschop, seorang
pewaris asal Belanda.[3][7] Walaupun terlahir dengan marga Ruston, ia kemudian mengubah
marganya menjadi Hepburn-Ruston agar terlihat lebih aristokratis, keliru menganggap bahwa
dirinya merupakan keturunan dari James Hepburn, suami ketiga dari Mary, Ratu Skotlandia.[4][7]
Kakek Hepburn, Aarnoud van Heemstra, adalah gubernur koloni Belanda, Suriname.
Ibu Hepburn, Baroness Ella van Heemstra (12 Juni 1900 – 26 Agustus 1984) adalah bangsawan
asal Belanda. Ia adalah putri dari Baron Aarnoud van Heemstra, yang menjabat sebagai wali kota
Arnhem sejak tahun 1910 sampai 1920 dan sebagai Gubernur Suriname Belanda sejak 1921
sampai 1928, dan Baroness Elbrig Willemine Henriette van Asbeck (1873–1939).[8] Saat berusia
19 tahun, Ella menikahi Jonkheer Hendrik Gustaaf Adolf Quarles van Ufford, seorang pejabat
eksekutif perusahaan minyak di Batavia, Hindia Belanda, dan kemudian tinggal di Batavia.[9]
Mereka memiliki dua putra, Jonkheer Arnoud Robert Alexander Quarles van Ufford (1920–
1979) dan Jonkheer Ian Edgar Bruce Quarles van Ufford (1924–2010), sebelum bercerai pada
tahun 1925.[7][10]
Orang tua Hepburn menikah di Batavia, Hindia Belanda pada September 1926.[9] Pada saat itu,
Ruston bekerja di sebuah perusahaan perdagangan, tetapi tak lama setelah menikah, mereka
kembali ke Eropa, dan ia bekerja di sebuah perusahaan pinjaman. Setelah menetap selama
setahun di London, mereka pindah ke Brussel, tempat mereka ditugaskan untuk membuka kantor
cabang.[9][11] Setelah menghabiskan waktu selama tiga tahun berkeliling dari Brussel, Arnhem,
Den Haag, dan London, keluarga ini akhirnya menetap di kotamadya suburban Brussel,
Linkebeek pada tahun 1932.[9][12] Sebagai akibat dari latar belakang multinasionalnya dan
pekerjaan ayahnya yang memaksa mereka untuk sering tinggal berpindah-pindah,[13] ia
mempelajari lima bahasa: Inggris dan Belanda dari orang tuanya, dan kemudian bahasa Prancis,
Spanyol, dan Italia dalam level yang beragam.
Pada pertengahan tahun 1930-an, orang tua Hepburn merekrut dan mengumpulkan donasi untuk
Uni Fasis Inggris.[14] Joseph meninggalkan keluarganya secara tiba-tiba pada tahun 1935 dan
pindah ke London, yang menjadikannya lebih terlibat dalam kegiatan Fasis dan tidak pernah lagi
mengunjungi putrinya di Belgia.[15] Hepburn kemudian mengatakan bahwa kepergian ayahnya
merupakan "peristiwa yang paling traumatis di hidupku".[9][16] Pada tahun yang sama, ibunya
pindah dengan membawa Hepburn ke rumah keluarganya di Arnhem. Suatu hari pada tahun
1937, Ella dan Hepburn pindah ke Kent, Inggris, dan Hepburn bersekolah di sebuah sekolah
swasta di Elham, Kent.[17][18]
Orang tua Hepburn resmi bercerai pada tahun 1938. Pada tahun 1960-an, Hepburn berhubungan
kembali dengan ayahnya setelah menemukan bahwa ayahnya tinggal di Dublin melalui Palang
Merah.[19]
Bintang Hollywood
Setelah Roman Holiday, Hepburn tampil bersama Humphrey Bogart dan William Holden dalam
Sabrina karya sutradara Billy Wilder. Hepburn diminta pergi menemui perancang busana
Givenchy untuk membahas kostum yang dipakai dalam film. Givenchy mulanya menyangka
"Miss Hepburn" yang akan datang menemuinya Katharine Hepburn. Walaupun demikian, ia
tidak kecewa yang datang Audrey. Keduanya terus berteman seumur hidup. Sewaktu syuting
Sabrina, Hepburn dan Holden saling jatuh cinta. Hepburn bermaksud menikahinya karena ingin
segera punya anak. Ketika tahu Holden sudah divasektomi, Hepburn memutuskan hubungan
mereka.[20][21]
Pada 1954, Audrey kembali ke panggung teater Ondine bersama Mel Ferrer. Keduanya jatuh
cinta dan menikah pada tahun yang sama. Pada tahun itu juga, Hepburn menerima dua
penghargaan untuk perannya dalam Roman Holiday. Penghargaan Aktris Terbaik versi Golden
Globe dan Academy Award diraihnya sekaligus. Enam minggu setelah menerima piala Oscar,
Hepburn memenangi Tony Award untuk perannya dalam musikal Ondine. Sampai saat ini,
Audrey Hepburn adalah salah satu dari 3 aktris yang sekaligus pernah menerima penghargaan
Aktris Terbaik Oscar dan Tony pada tahun yang sama (dua aktris lain: Shirley Booth dan Ellen
Burstyn).
Pada pertengahan 1950-an, Hepburn bukan saja bintang Hollywood paling top, melainkan juga
simbol gaya Hollywood. Gaya berbusana Audrey Hepburn banyak ditiru wanita di seluruh dunia.
Tahun 1955, Hepburn sekali lagu menerima penghargaan Golden Globe sebagai Aktris Favorit
Dunia.
Film Audrey Hepburn adalah jaminan box office. Sederetan aktor ternama pernah menjadi lawan
mainnya, Humphrey Bogart dalam Sabrina, Fred Astaire dalam Funny Face, Maurice Chevalier
dan Gary Cooper dalam Love in the Afternoon, George Peppard dalam Breakfast at Tiffany's,
Cary Grant dalam Charade, Rex Harrison dalam My Fair Lady, Peter O'Toole dalam How to
Steal a Million, dan Sean Connery dalam Robin and Marian. Kepribadian Hepburn banyak
disenangi lawan mainnya. Rex Harrison menyebut Audrey sebagai peran utama wanita favorit;
Cary Grant suka selera humor Audrey, dan pernah berkata, "Satu-satunya yang saya ingin pada
Hari Natal adalah main satu film lagi dengan Audrey Hepburn."[22] Sesudah putus, Hepburn
masih berhubungan baik dengan Gregory Peck. Setelah Hepburn meninggal, Peck sambil
meneteskan air mata di depan kamera membacakan puisi kesukaan Hepburn, "Unending Love"
karya Rabindranath Tagore.[23]
Hepburn sangat senang sewaktu syuting Funny Face (1957) karena berkesempatan menari
dengan Fred Astaire. Peran sebagai biarawati dalam The Nun's Story (1959) adalah tantangan
bagi Hepburn. Films in Review menulis, "kemampuan aktingnya membuat terdiam orang yang
sebelumnya ragu dengan kemampuan Hepburn sebagai aktris, dan menganggapnya tidak lebih
dari simbol wanita/gadis pintar. Aktingnya sebagai Suster Luke adalah salah satu akting terhebat
dalam sejarah layar perak."[24]
Hepburn sebagai Holly Golightly dan kucing bernama Orangey, Breakfast at Tiffany's
Perannya sebagai Holly Golightly dalam Breakfast at Tiffany's (1961) dikenang selamanya
sebagai simbol sinema AS abad ke-20. Hepburn sendiri mengenang perannya sebagai, "the
jazziest of my career."[25] Jawaban Hepburn ketika ditanya tentang kesulitan memainkan peran
tersebut, "Aku orangnya introvert. Berakting sebagai gadis berkepribadian ekstrovert merupakan
salah satu hal tersulit yang pernah kulakukan."[26] Kostum film Breakfast at Tiffany's dirancang
sendiri oleh Audrey Hepburn bersama Givenchy. Ditambah sedikit aksen pirang pada rambutnya
yang coklat, penampilan Hepburn dalam Breakfast at Tiffany's terus dipertahankannya sehari-
hari.
Marilyn Monroe bukan satu-satunya aktris yang pernah bernyanyi "Happy Birthday, Mr.
President" untuk Presiden John F. Kennedy. Hepburn juga aktris favorit Presiden Kennedy, dan
pernah bernyanyi "Happy Birthday, dear Jack" pada hari ulang tahun Kennedy yang berikutnya,
29 Mei 1963.[27] Walaupun sukses sebagai bintang tenar, Hepburn tetap rendah hati dan lebih
senang hidup tenang bersama keluarga serta dekat dengan alam. Hepburn memiliki dua rumah
yang tidak besar dan senang berkebun.
Hepburn, Charade (1963)
Tahun 1963, film Charade dibintanginya bersama Cary Grant, sekaligus satu-satunya film
Hepburn bersama Grant. Sebelumnya, Grant pernah menolak membintangi Roman Holiday dan
Sabrina. Pada 1964, Hepburn dipilih sebagai peran utama My Fair Lady. Film tersebut dinilai
banyak pengamat film sebagai film terbaik setelah Gone with the Wind.[28] Peran Eliza Doolittle
jatuh ke tangan Hepburn, dan bukan diberikan kepada Julie Andrews yang sudah berpengalaman
dengan peran tersebut di panggung Broadway. Andrews waktu itu belum terkenal, dan sejak
awal memang sudah diputuskan tidak akan dipakai. Hepburn mulanya menolak peran Eliza
Doolittle, dan baru mau menerima peran tersebut setelah tahu Elizabeth Taylor sedang
mengincarnya. Julie Andrews akhirnya mendapat peran utama dalam Mary Poppins yang dirilis
pada tahun yang sama dengan My Fair Lady.
Pada awalnya, semua lagu dalam My Fair Lady dinyanyikan sendiri oleh Hepburn. Setelah tahu
suaranya tidak akan dipakai, Hepburn protes dengan meninggalkan lokasi syuting. Hepburn
kembali lagi di pagi keesokan harinya, dan meminta maaf atas kelakuannya. Walaupun suaranya
ketika menyanyi diisi penyanyi profesional Marni Nixon, suara Hepburn masih bisa didengar
dalam lagu "Just You Wait" dan potongan lagu "I Could Have Danced All Night." Cuplikan film
berisi suara nyanyian Hepburn bisa dijumpai dalam film dokumenter dan DVD film My Fair
Lady. Sampai sekarang, CD dan PH soundtrek film My Fair Lady hanya berisi lagu yang
dinyanyikan Marni Nixon. Di luar kekurangan dalam soal dubbing, pengamat film menilai akting
Hepburn sebagai luar biasa. Gene Ringgold pernah berkata, "Audrey Hepburn luar biasa. Dia
adalah Eliza untuk selamanya."[28]
Hepburn sebagai Eliza Doolittle, sampul DVD My Fair Lady dengan Rex Harrison
Film Mary Poppins akhirnya membawa Julie Andrews sebagai pemenang Piala Oscar, Hepburn
bahkan tidak masuk nominasi.
Film berikutnya, Two for the Road berkisah tentang perceraian. Ketika itu, perkawinan Hepburn-
Ferrer juga sedang di ambang perceraian. Menurut sutradara Stanley Donen, Hepburn justru
lebih bahagia dari sebelumnya, dan semuanya berkat Albert Finney.[29] Dalam film thriller Wait
Until Dark (1967), Hepburn memainkan peran sulit, sebagai wanita buta yang sedang ditakut-
takuti. Produser film tersebut adalah suaminya sendiri, Mel Ferrer. Di sisi lain, ia terhibur dengan
Richard Crenna yang menurutnya sangat lucu. Hepburn juga sering tertawa-tawa dengan
sutradara Terence Young. Keduanya berkelakar soal kemungkinan Young pernah menembaki
Hepburn sewaktu menjadi komandan lapis baja Angkatan Darat Britania dalam Pertempuran
Arnhem, 23 tahun sebelumnya. Akting Hepburn dalam Wait Until Dark hanya menghasilkan
nominasi Academy Award.
Setelah sukses berkarier selama 15 tahun, sejak tahun 1967, Hepburn mulai jarang main film.
Setelah bercerai dari Ferrer, ia menikah lagi dengan psikiater Italia, Dr. Andrea Dotti, dan
dikaruniai anak kedua. Kehamilan kedua dilaluinya dengan sulit, dan hampir terus-menerus
beristirahat di tempat tidur. Setelah bercerai dengan Dotti, Hepburn berusaha kembali ke dunia
layar perak. Kali ini bersama Sean Connery dalam Robin and Marian (1976) dan ternyata cukup
sukses. Hepburn dilaporkan menolak peran mantan balerina yang ditulis untuknya dalam The
Turning Point (peran jatuh ke tangan Shirley MacLaine). Hepburn kembali ke dunia akting pada
1979 sebagai peran utama dalam film Bloodline yang diangkat dari novel Sidney Sheldon.
Ketika diterbitkan kembali bersamaan dengan peredaran filmnya, novel tersebut direvisi. Tokoh
di dalam novel dijadikan Sheldon menjadi lebih tua agar sesuai dengan usia Hepburn.
Film terakhir Hepburn sebagai peran utama adalah They All Laughed bersama Ben Gazzara.
Sebuah komedi yang disutradarai Peter Bogdanovich, namun diwarnai pembunuhan aktris
Dorothy Stratten yang juga pacar Bogdanovich. Setelah kematian Stratten, film tersebut akhirnya
diedarkan juga walaupun secara terbatas. Tahun 1987, Hepburn bersama Robert Wagner
membintangi film televisi Love Among Thieves. Hasilnya tidak terlalu sukses, dan Hepburn
sendiri mengaku tidak sedang serius.
Peran terakhir Hepburn adalah sebagai figuran, memerankan bidadari dalam film Always karya
Steven Spielberg (1988). Film tersebut tidak begitu sukses. Di bulan-bulan terakhir menjelang
tutup usia, Hepburn menjadi pembawa acara film seri dokumenter televisi, Gardens of the World
with Audrey Hepburn. PBS menayangkan film dokumenter tersebut pada hari wafatnya. Selain
itu, Hepburn merampungkan album berisi suaranya membacakan sejumlah cerita anak-anak.
Album berjudul Audrey Hepburn's Enchanted Tales tersebut mendapat Grammy Award, kategori
Album Cerita Anak-anak Terbaik.
Sebuah bintang di trotoar Hollywood Walk of Fame dibuat untuk Audrey Hepburn.
Di awal 1950-an, Hepburn pernah bertunangan dengan James Hanson. Hepburn mengenangnya
sebagai "cinta pandangan pertama." Setelah mengepas baju pengantin dan menetapkan hari
pernikahan, Hepburn memutuskan tidak jadi menikah, karena tuntutan karier akan menyita
waktu bersama suami.
Hepburn menikah dua kali, pernikahan pertama dengan aktor Mel Ferrer, dan kedua kalinya
dengan dokter Italia, Andrea Dotti. Putranya dua orang dari masing-masing suami, Sean anaknya
dari Ferrer lahir tahun 1960, dan anaknya dengan Dotti bernama Luca, lahir tahun 1970.
Hepburn bertemu Mel Ferrer di pesta yang diadakan Gregory Peck, tetapi sebelumnya, Hepburn
pernah melihat aktingnya dalam film Lili. Setelah menerima naskah musikal Ondine dari Ferrer,
dan Hepburn setuju untuk mengambil bagian. Latihan dimulai bulan Januari 1954, dan keduanya
langsung menikah, 24 September tahun yang sama.
Sebelum melahirkan anak pertama, Hepburn mengalami dua kali keguguran. Pertama kali
keguguran pada bulan Maret 1955, Hepburn kembali keguguran tahun 1959 sewaktu syuting
film The Unforgiven. Hepburn terjatuh dari atas kuda hingga perlu dirawat di rumah sakit selama
berminggu-minggu. Sewaktu baru sembuh dan beristirahat di rumah, Mel Ferrer menghiburnya
dengan membawakan anak rusa dari film Green Mansions. Anak rusa tersebut dipelihara dan
diberi nama Ip, singkatan dari Pippin. Tahun 1965, Hepburn sekali lagi keguguran dan semakin
berhati-hati sewaktu hamil Luca tahun 1969. Setelah Hepburn beristirahat berbulan-bulan, Luca
lahir dengan selamat melalui operasi caesar. Hepburn mengalami keguguran yang terakhir kali
tahun 1974.[32] Hepburn terkenal dengan puisi "Time Tested Beauty Tips" yang sering
dibacakannya di hadapan kedua putranya. Bait-bait dalam puisi tersebut antara lain berbunyi,
"For beautiful hair, let a child run his or her fingers through it once a day" (Agar rambut indah,
mintalah seorang anak kecil membelai rambutmu dengan jari-jarinya sekali sehari), dan "For a
slim figure, share your food with the hungry" ("Agar langsing, bagilah makananmu dengan
orang yang lapar"). Puisi ini terkenal berkat Audrey Hepburn, walaupun sebenarnya ditulis Sam
Levenson.
Hepburn senang dengan binatang peliharaan dan punya beberapa ekor anjing. Ketika Mr.
Famous, anjing Yorkshire Terrier miliknya mati tertabrak mobil, Ferrer menghiburnya dengan
memberi anjing Yorkshire Terrier bernama "Assam of Assam". Setelah memelihara anjing, Ip si
rusa tetap dipelihara. Sean Ferrer juga punya anjing Cocker Spaniel bernama Cokey, dan di usia
lanjut, Hepburn memiliki dua ekor anjing Jack Russell Terrier.
Perkawinan dengan Ferrer berlangsung 14 tahun, hingga 5 Desember 1968. Putranya berkata
bahwa Hepburn sekuat tenaga mempertahankan pernikahan tersebut. Ferrer digosipkan memiliki
pacar tetap, sedangkan Hepburn digosipkan dengan Albert Finney yang jauh lebih muda.
Hepburn membantahnya, tetapi menurut sutradara Stanley Donen, "dengan Albert Finney, dia
seperti wanita baru. Dia dan Albie menikmati masa bahagia bersama. Mereka bagaikan sepasang
anak kecil. Kalau Mel sedang tidak ada di lokasi, mereka penuh semangat. Kalau Mel ada, jadi
lucu. Audrey dan Albie jadi agak formal dan sedikit canggung.[33] Keduanya berpisah sebelum
perceraiannya dengan Ferrer, dan Hepburn menjadi kurus setelah sendirian. Psikiater Italia,
Andrea Dotti ditemuinya di kapal pesiar, dan Hepburn jatuh cinta selama perjalanan ke objek
wisata di Yunani. Hepburn dan Dotti menikah tanggal 18 Januari 1969. Walaupun mencintai
Hepburn, dan disenangi Sean, Dotti ternyata senang dengan gadis-gadis belia. Setelah menunggu
Luca dan Sean cukup besar, pernikahan Hepburn-Dotti yang berlangsung 13 tahun berakhir
tahun 1982. Hepburn dan Dotti tetap saling berhubungan baik demi Luca. Sebaliknya, Hepburn
sama sekali menolak berkomunikasi dengan Ferrer. Setelah bercerai, keduanya hanya pernah
berbicara dua kali, sewaktu upacara lulus sekolah dan pernikahan pertama Sean.
Di saat terakhirnya, Hepburn ditemani Robert Wolders, aktor tampan dari Belanda, mantan
suami aktris Merle Oberon. Hepburn kenal Wolders dari seorang teman di akhir pernikahannya
dengan Dotti. Setelah perceraian Hepburn sudah pasti, keduanya mulai hidup bersama, walaupun
tidak pernah menikah. Pada 1989, Hepburn berkata bahwa masa 9 tahun bersama Wolders
sebagai masa terbahagia dalam hidupnya. Sewaktu diwawancarai Barbara Walters, Hepburn
berkata, "Took me long enough" (perlu waktu lama menemukan Wolders). Ketika ditanya
Walters alasan mereka tidak pernah menikah, Hepburn menjawab bahwa dirinya dan Wolders
"sudah menikah" tetapi tidak secara formal. Keduanya memang bersama-sama merencanakan
perjalanan Hepburn sebagai duta UNICEF. Wolders selalu memperhatikan setiap kali Hepburn
berpidato, dan kadang-kadang memandangnya sambil meneteskan air mata.
Duta UNICEF
Setelah mengundurkan diri dari layar perak, Hepburn ditunjuk sebagai duta khusus UNICEF.
Sisa hidupnya dihabiskan membantu anak-anak di negara-negara miskin, sambil bersyukur
dirinya selamat sewaktu pendudukan Jerman. Tugas Hepburn berkunjung ke banyak negara
dipermudah dengan kemampuan bahasa asing yang baik. Hepburn bisa berbicara bahasa Prancis,
Italia, Inggris, Belanda/Flemish, dan Spanyol.
Hepburn sebetulnya sudah membantu UNICEF sejak tahun 1950-an, awalnya dengan acara radio
tahun 1954. Misi pertama Hepburn adalah tugas lapangan ke Ethiopia pada 1988. Ia
mengunjungi panti asuhan di Mek'ele yang menampung 500 anak kelaparan, dan membagikan
makanan yang disumbangkan UNICEF.
Bulan Agustus 1988, Hepburn pergi ke Turki untuk kampanye imunisasi. Operasi UNICEF di
Turki disebutnya sebagai "contoh paling bagus". Selanjutnya, bulan Oktober 1988, Hepburn
pergi ke Amerika Selatan. Mengenai Venezuela and Ecuador, Hepburn bersaksi di hadapan
Kongres AS, "Saya menyaksikan perkampungan kecil di gunung, daerah kumuh, dan
permukiman orang miskin di kota bisa menikmati air bersih untuk pertama kalinya dengan
sedikit keajaiban - dan keajaiban itu bernama UNICEF. Saya menyaksikan sekelompok anak
laki-laki bergotong royong membangun sekolah dari batu bata dan semen yang disumbangkan
UNICEF."
Pada bulan Februari 1989, Hepburn berkeliling Amerika Tengah, dan bertemu pemimpin
Honduras, El Salvador, dan Guatemala. Bulan April 1989, Hepburn bersama Wolders
mengunjungi Sudan sebagai bagian misi "Operasi Lifeline". Jatah makanan lembaga bantuan
terputus akibat perang saudara, dan misi Hepburn mengangkut makanan ke Sudan bagian
selatan. Hepburn berkata, "Saya hanya melihat satu fakta yang jelas: Itu bukanlah bencana yang
dibuat oleh alam, tetapi tragedi yang dibuat manusia sendiri, dan hanya ada satu pemecahan yang
bisa dibuat manusia - perdamaian."
Bulan Oktober tahun yang sama, Hepburn and Wolders pergi ke Bangladesh. John Isaac, seorang
fotografer PBB berkomentar, "Sering anak-anak langsung mengerubunginya, tetapi tanpa ragu
dia langsung memeluk mereka. Belum pernah saya melihat pemandangan seperti itu. Orang lain
punya rasa enggan dalam batas tertentu, tetapi dia langsung menarik mereka ke pelukannya.
Anak-anak datang untuk memegang tangannya, menyentuhnya - dia bagaikan Peniup Seruling
dari Hamelin."
Pada bulan Oktober 1990, Hepburn pergi ke Vietnam untuk program imunisasi dan penyediaan
air bersih dengan pemerintah Vietnam. Bulan September 1992, 4 bulan sebelum tutup usia,
Hepburn pergi ke Somalia dan menyebut keadaan di sana "seperti kiamat".
Walaupun hatinya terluka, Hepburn masih memiliki harapan, "Orang yang tidak percaya dengan
keajaiban bukanlah orang yang realistis. Saya pernah menyaksikan keajaiban yang dibuat
UNICEF, dalam bentuk air bersih. Di tempat selama berabad-abad gadis-gadis dan kaum wanita
harus berjalan berkilo-kilometer untuk mendapatkan air, sekarang air minum yang bersih bisa
diperoleh di dekat rumah. Air adalah kehidupan, dan air bersih berarti kesehatan bagi anak-anak
di desa ini." "Masyarakat di tempat-tempat tersebut tidak kenal siapa itu Audrey Hepburn, tetapi
mereka mengenali nama UNICEF. Ketika mereka melihat UNICEF, wajah mereka menjadi
cerah, karena mereka tahu bakal ada sesuatu. Di Sudan, misalnya, mereka menyebut pompa air
dengan sebutan 'UNICEF'."
Tahun 1992, setelah kembali dari kunjungannya ke Somalia, Hepburn mulai mengeluh nyeri
perut. Dari operasi kecil laparoskopi pada 1 November 1992 diketahui kanker sudah menyebar
dari usus buntunya. Setelah itu, Hepburn dioperasi kembali, dan menjalani kemoterapi dengan 5-
fluorouracil Leucovorin. Operasi kedua dilakukan 1 Desember 1992, namun setelah satu jam,
dokter memutuskan kanker sudah menyebar terlalu jauh.
Keadaan Hepburn tidak memungkinkannya naik pesawat komersial. Givenchy meminta
sahabatnya, Bunny Mellon (istri Paul Mellon) untuk mengirimkan pesawat jet pribadi ke L.A.
Pesawat jet pribadi tersebut menerbangkan Hepburn pulang ke Swiss. Pada 20 Januari 1993,
Audrey Hepburn, 63 tahun, tutup usia di Tolochenaz, Vaud, Swiss, dan dimakamkan di sana.
Filmografi
Nederlands in 7
lessen
1948 Pramugari Dokumenter
(Dutch in Seven
Lessons)
Laughter in
Cigarette Girl
Paradise
Young Wives'
1951 Eve Lester
Tale
The Lavender
Chiquita
Hill Mob
The Secret
Nora Brentano
People
Funny Face Jo
1957
Love in the Ariane Nominasi Golden Globe: Aktris Musikal/Komedi
Afternoon Chavasse/gadis kurus Terbaik
Breakfast at
Holly Golightly Nominasi Academy Award: Aktris Terbaik
Tiffany's
1961
The Children's
Karen Wright
Hour
Paris, When It
Gabrielle Simpson
Sizzles
1964
Nominasi Golden Globe: Aktris Musikal/Komedi
My Fair Lady Eliza Doolittle
Terbaik
How to Steal a
1966 Nicole Bonnet
Million
Robin and
1976 Lady Marian
Marian
They All
1981 Angela Niotes
Laughed
Gadis paduan
1949 High Button Shoes Musikal
suara
Gadis paduan
Sauce Tartare Musikal
suara
Pemeran
1950 Sauce Piquante Musikal
pendukung
CBS Television
1952 Episode "Rainy Day at Paradise Junction"
Workshop
Baroness
1987 Love Among Thieves Film televisi
Caroline DuLac
Penghargaan
Hepburn meraih piala Oscar untuk kategori Aktris Terbaik dalam Roman Holiday. Selain itu,
Hepburn pernah masuk nominasi Academy Award sebanyak 4 kali, Sabrina, The Nun's Story,
Breakfast at Tiffany's, dan Wait Until Dark. Peran sebagai Eliza Doolittle dalam My Fair Lady
gagal menerima nominasi Academy Award.
Academy Award: Aktris Terbaik, Roman Holiday (1954) dan The Jean Hersholt
Humanitarian Award (1993).
Golden Globe award: Aktris Terbaik Layar Lebar, Roman Holiday (1954).
Tony Award: Aktris Terbaik, Ondine (1954) dan penghargaan Special Achievement
(1968).
Grammy Award: Album Terbaik Cerita Anak-anak (1993), Audrey Hepburn's Enchanted
Tales
Emmy Award: Outstanding Individual Achievement - Informational Programming
(1993), "Flower Gardens" episode dari seri dokumenter Gardens of the World
Selain itu, Hepburn menerima penghargaan Henrietta Award pada 1955 untuk Aktris Favorit
Dunia, Cecil B. DeMille Award tahun 1990, dan penghargaan Screen Actors Guild 1992 untuk
Pencapaian Seumur Hidup (Life Achievement Award). Mendiang Hepburn menerima
penghargaan Jean Hersholt Humanitarian Award tahun 1993.[34]
Atas jasa-jasanya di bidang kemanusiaan, Dewan Academy Award tahun 1992 memberi
penghargaan The Jean Hersholt Humanitarian Award kepada mendiang Hepburn yang diterima
putranya.
Pada Desember 1992, sebulan sebelum meninggal, Presiden George Bush memberi medali
Presidential Medal of Freedom kepada Audrey Hepburn atas baktinya terhadap UNICEF.[35]
Medali Presidential Medal of Freedom adalah salah satu dari dua penghargaan tertinggi yang
bisa diterima warga sipil di Amerika Serikat.[36][37]
Sejak tahun 2006, Sustainable Style Foundation memberikan penghargaan "Style & Substance
Award in Honor of Audrey Hepburn" kepada individu yang berjasa dalam meningkatkan
kehidupan anak-anak di seluruh dunia. Penghargaan pertama diberikan untuk mendiang
Hepburn, dan hadiahnya diterima organisasi dana anak-anak, Audrey Hepburn Children's Fund.
Audrey Hepburn, Wanita Tercantik Sepanjang Masa yang Bikin Pria Takluk dengan Mudah
Dialah Audrey Hepburn, aktris yang sempat membintangi film Breakfast At Tiffany ini
menempati posisi teratas dalam daftar wanita paling cantik sepanjang masa edisi Majalah New
Woman, Inggris. Survei yang diikuti sekitar 5000 orang dari berbagai negara itu memilih
Hepburn sebagai wanita tercantik. Dalam survei lainnya, Hepburn juga selalu menempati posisi
atas. Bersaing dengan Marlyn Monroe, Grace Kelly, dan Cindy Crawford.
Lantas, seperti apa kecantikan Hepburn yang dielu-elukan orang sedunia itu? Berikut ulasannya.
Hepburn adalah wanita kelahiran Brussel yang mengawali karirnya dengan belajar balet.
Dibesarkan di Arnhem saat Belanda diduduki Nazi, Hepburn mulai dikenal banyak orang sejak
membintangi musical Broadway berjudul Gigi pada tahun 1951. Sejak saat itu, tawaran film
mulai berdatangan. Terhitung sejak menjadi akris top Hollywood, Hepburn telah mendapat
penghargaan Academy Award sebanyak empat kali.
Karir Hepburn [Image Source]Sebelum terjun di dunia akting, Hepburn sebenarnya bercita-cita
menjadi balerina professional. Pembimbingnya, saat itu Marie Rambert, mengatakan bahwa
Hepburn bisa terus menari. Namun, tinggi badan yang hanya 170 cm dan gizi yang kurang
terpenuhi selama perang, membuat Hepburn kesulitan untuk menjadi penari balet utama. Di
tengah himpitan ekonomi, Hepburn memilih berakting daripada menari dengan alasan gaji akting
sedikit lebih besar.
Meski sudah puluhan tahun sepeninggal Hepburn, aktris, model, dan aktivis sosial ini masih
dipilih banyak orang karena wajah anggun dan kecantikannya. Tidak hanya cantik secara fisik
saja, ternyata masyarakat juga mempertimbangkan kecantikan Hepburn dari dalam hatinya.
Selama hidupnya, Hepburn juga mengajarkan anak-anaknya bagaimana menjadi cantik dengan
tindakan.
Kecantikan Hepburn yang mengalihkan dunia [Image Source]Menurut Hepburn, kecantikan
utama seorang perempuan bukanlah terletak pada pakaian yang ia kenakan, sosok yang
ditampilkan, atau gaya rambut yang ditata. Namun, kecantikan itu dilihat dari apa yang terpancar
dari matanya, karena mata adalah pintu hati. Tidak hanya itu, menurut Hepburn kecantikan sejati
adalah jiwa yang peduli dan penuh kasih sayang yang diberikan kepada sesama.
Meski telah menjadi aktris kenamaan Hollywood, Hepburn tak pernah risih pergi ke berbagai
tempat tanpa make up. Tentu karena perempuan kelahiran 04 Mei 1929 ini memang dikaruniai
kecantikan alami dalam dirinya.
Cantik tanpa make up [Image Source]Meski tanpa make up, Hepburn tetap berhasil menyihir
semua mata yang memandangnya. Dan menurut putranya, Hepburn selalu merasa malu dan tak
percaya diri saat publik memuji kecantikan dan kepiawaiannya dalam berakting.
Hepburn yang pernah mengalami sengsaranya hidup dalam peperangan, tumbuh menjadi wanita
penyayang yang peduli pada penderitaan sesamanya. Sejak tahun 1950-an di tengah kesibukan
berakting, ia ikut berpartisipasi dalam acara radio untuk UNICEF. Selain itu, tugas ke Ethiopia
mengunjungi panti asuhan pun di lakoni. Karena itu, selepas pension dari layak perak, Hepburn
ditunjuk sebagai duta khusus di UNICEF.
Hepburn di masa tuanya ketika jadi duta UNICEF [Image Source]Posisi ini didukung
kemampuannya dalam beberapa bahasa yaitu Perancis, Italia, Inggris, Belanda dan Spanyol.
Sejak tahun 1988 Hepburn pergi ke Turki untuk kampanye imunisasi, berkeliling Amerika
Selatan, Bangladesh, Vietnam dan negara lainnya untuk memberi bantuan kemanusian, Dan
setahun sebelum meninggal, Hepburn diberikan medali Presidential Medal of Freedom atas
baktinya terhadap UNICEF.
Diakui sebagai cinta pada pandangan pertama Hepburn, James Hanson adalah pria yang
ditunanginya pada awal tahun 1950-an. Namun setelah menetapkan tanggal pernikahan, rencana
itu buyar karena Hepburn lebih memilih menjalani tuntutan karirnya. Selanjutnya pada tahun
1954, Hepburn dinikahi Mel Ferrer, aktor dalam film Lili. Bersama Ferrer, ia memiliki seorang
anak bernama Sean. Pernikahan itu bertahan selama 14 tahun hingga pada 1968 mereka bercerai
karena Ferrer memiliki wanita lain.
Hepburn dan Mel
Ferrer [Image Source]Kisah cinta selanjutnya dijalani Hepburn dengan Andrea Dotti, seorang
psikiater Italia yang ditemuinya di kapal pesiar. Pernikahan pun dilaksanakan, dan darinya lahir
seorang anak bernama Luca. Setelah 13 tahun, pernikahan ini pun berakhir dengan perceraian.
Alasannya Dotti menyukai gadis-gadis belia. Dan Robert Wolder, seorang aktor tampan dari
Belanda diyakini sebagai cinta yang paling membahagiakan sekaligus pelabuhan terakhir yang
menemani hidup Hepburn.
Sama sekali tak salah kalau publik menganggap wanita ini adalah yang tercantik sepanjang masa.
Lihat saja wajah dan fisiknya yang luar biasa itu. Siapa pun pria pasti akan takluk ketika ditatap
olehnya walaupun Hepburn adalah seorang pemalu. Begitu cantiknya wanita ini, sampai
sekarang pun belum ada satu sosok yang bisa menyaingi dirinya.
Siapa yang tidak kenal celana jeans merek Levi's, dimana celana merek ini begitu booming di
dunia dan di Indonesia dimulai pada tahun 1980 an sampai dengan sekarang. Celana jeans merek
Levi's begitu tren di Indonesia dan dipergunakan oleh segala umur baik tua maupun muda, baik
pria dan wanita begitu banyak meminatinya. Bahkan saya adalah penggemar celana jeans merek
Levi's ini sejak tahun 1987 sampai dengan sekarang, sehingga saya sangat mengoleksinya. Untuk
itu saya sangat ingin menulis sejarah mengenai penciptanya dan bagaimana pabrik celana Levi's
ini berdiri dan begitu tenar sampai dengan saat ini. Dan penciptanya memiliki banyak filosofi-
filosofi bisnis yang sangat saya sukai. Imigran Dari Jerman Hirch Strauss adalah seorang
pedagang keliling yang menjajakan rempah-rempah keluar-masuk kampung di Jerman.
Kadangkala dia juga sebagai pengembala sapi, jika lagi tidak ada kerjaan untuk menjual rempah-
rempah, serta juga sebagai buruh upahan untuk mengerjakan lahan pertanian orang lain.
Kehidupannya sangat miskin, sehingga dia merasa kehidupannya tidak berkembang dengan
keadaan seperti ini, sehingga dalam dirinya timbul pernyataan, " Saya harus mengubah nasib dan
perubahan itu dimulai dari diriku sendiri." Istrinya adalah seorang tukang jahit, maka pada suatu
saat dia mengajak istrinya untuk mengubah pekerjaannya menjadi tukang jahit. Dengan sedikit
keahlian istrinya serta bantuannya mereka membuat usaha penjahit dengan pernyataan dalam
hatinya, " Semua berawal dari yang sederhana, yang utama adalah semangat dan tekad." Maka
dalam beberapa bulan usaha mereka berjalan dengan baik dan mereka memiliki pelanggan yang
mulai banyak. Dengan pernyataan " Kemauan itu dapat menciptakan peluang." mereka berhasil
membuat usaha yang baru yang pada saat itu masih jarang dikerjakan oleh orang-orang di desa
mereka. Isteri Hirch Strauss melahirkan anak keduanya seorang laki-laki yang bernama Levi
Strauss atau dengan nama panggilan yang di berikan oleh mereka sebagai Loeb, pada 26
Februari 1892. Sedangkan anak pertama mereka adalah Fanny seorang gadis yang sangat periang
dan senang membantu orang tuanya. Hirch Strauss berharap, kalau Loeb sudah besar nanti akan
melanjutkan usaha yang ditekuninya, karena hanya ilmu jahit-menjahit ini yang bisa dia berikan
kepada anaknya dengan harapan nanti anaknya akan dapat berhasil menjalankan bisnis ini dan
mudah-mudahan bisa menjadi lebih besar. Loeb kecil orangnya adalah sangat ingin tahu,
sehingga ada beberapa pertanyaan sering dia tanyakan kepada ayahnya Hirch Strauss seperti :
Siapa penemu mesin jahit pertama kali ? lalu ayahnya menjelaskan bahwa penemunya adalah
Seorang penjahit dari Prancis bernama Barthelemy Thimonnier pada tahun 1829. Siapa penemu
mesin pintal otomatis pertama kali ? Lalu ayahnya menjawab, bahwa penemunya adalah James
Hargreaves ( 1722-1778 ). Mesin ini bisa memintal sampai dengan 8 gulungan benang sekaligus
dan pada saat akan dipatenkan, seseorang berusaha untuk membunuh penciptanya. Setelah itu
ada penemu mesin pintal yang digerakkan oleh tenaga air dan hasilnya lebih baik. Mesin ini
ditemukan oleh Richard Arkwight ( 1732-1792 ). Hirch Strauss senang karena Loeb kecil
sepertinya tertarik dengan dunia jahit menjahit dan dia bersemangat untuk semakin mengajari
Loeb dalam hal jahit-menjahit dan bagaimana berbisnis. Setelah berumur remaja, Loeb berniat
mengurusi usaha jahit-menjahit orang tuannya, karena dia merasa ayahnya Hirch Strauss sudah
sakit-sakitan yaitu sakit TBC ( Tubercolosis ) yang pada saat itu sangat berbahaya dan sangat
susah obatnya dan dia berharap ayahnya untuk berhenti mengurus usaha penjahitan miliknya.
Lalu Loeb melaksanakan tanggung jawab usaha ayahnya dengan menjalankan usaha itu sebaik -
baiknya. Lalu pada tahun 1845, Hirch strauss meninggal dunia dan ternyata semenjak ayahnya
meninggal keadaan ekonomi mereka menjadi lebih tidak baik. Sehingga 2 tahun setelah ayahnya
meninggal, dia mengajak ibunya untuk hijrah dan pindah ke Amerika, karena kakak perempuan
Loeb sudah terlebih dahulu hijrah ke Amerika dan telah menikah di sana. Hijrah Ke Amerika
Pada tahun 1847, mereka hijrah ke Amerika yaitu ke New York dengan prinsip dalam hati Loeb
adalah, Prestasi besar dapat diraih, walaupun oleh orang biasa. Kuncinya mereka mau bekerja
keras dan tidak pernah putus asa." Walaupun dalam hati Loeb ada sedikit kegelisahan,
bagaimana nanti di Amerika, tetapi dia tetap semangat dan optimis untuk memperoleh
keberhasilan. Dalam hatinya ada perkataan, " Aku harus mengisi hidup dengan keberanian,
seandainya gagal, itu lebih terhormat daripada tidak melakukan apa-apa. Untuk berhasil aku
harus mampu berjalan jauh dan membebaskan diri dari rasa takut yang membelenggu diriku."
Sampai di Amerika, Loeb dan ibunya bergabung dengan saudara sepupunya yang sudah
berbisnis di Amerika lebih dahulu. Selama ini, saudara seppupu Loeb menjual pakaian jadi,
setelah mereka datang maka mereka membuat pakaian yang dijahit oleh ibunya dan Loeb dan
menjualnya. Setelah itu usaha mereka sukses dan semakin banyak pembeli ke toko mereka,
sehingga meningkatkan pendapatan usaha sepupu Loeb. Tetapi Loeb merasa belum puas, karena
bisnis ini bukan dimilikinya, maka dia mengutarakan pada ibunya untuk memiliki usaha sendiri.
Hal ini membuat ibu Loeb senang, lalu ibunya menyarankan agar Loeb pergi ke tempat kakak
kandungnya di San Fransisco, karena kata kakaknya prospek untuk menjual pakaian di sana
sangat bagus dan di sana banyak penambang emas yang membutuhkan pakaian. Lalu pada tahun
1853 pada usia 23 tahun, Loeb ( Levi Strauss ) pergi berlayar ke San Fransisco untuk menggapai
cita-citanya dan menemui kakak tertuanya. Levi Strauss bagaikan penjelajah besar yang berani
mengorbankan nyawa, mengarungi samudra untuk menemukan daerah dan membuka tempat
hidup baru. Dalam perjalanan menuju San Fransisco, banyak halangan yang dihadapi kapal yang
dinaikinya, dimana badai besar terjadi dan hampir menenggelamkan kapalnya. Untunglah kapal
yang mereka tumpangi selamat sampai di San Fransisco dan berhasil menemui kakaknya. Dan
Loeb tinggal di rumah kakanya yang sangat sederhana, lalu kakaknya bertanya pada Loeb," Apa
rencanamu selanjutnya di kota ini dik..?" Lalu Loeb menjawab," Aku mau berdagang pakaian."
Rencana Loeb itu sangat didukung oleh kakak dan kakak iparnya dan mereka akan membantu
usaha dagang Loeb tersebut. Loeb berencana besok pagi-pagi dia akan ke pasar untuk membeli
bahan-bahan pakaian untuk dijual, maka ia pun cepat tidur dengan, lalu kakak iparnya berpikir
dalam hatinya, " Sukses dibentuk oleh prestasi masa lalu, dan saat ini secara tidak sadar Loeb
sedang membangun jalan itu." Mereka yang meraih masa depan, adalah siapa yang keras
hatinya, pekerja keras dan sangat percaya pada kemampuan dirinya. Maka pada pagi harinya,
Loeb pergi untuk belanja ke pasar ditemani oleh kakak dan kakak iparnya. Kakak iparnya
melihat bahwa Loeb sangat bersemangat sekali karena Semangat itu merupakan dasar dari
keberhasilan seseorang. Setelah berbelanja dan sampai di rumah mereka mempersiapkan
pakaian-pakaian yang akan dibawa untuk dijual pada esok harinya. Pembagian tugas jualan
dilakukan dimana kakak dan kakak ipar Loeb berjualan pakaian di pabrik dan Loeb sendiri
berjualan di pertambangan emas. Esoknya, Loeb bangun pagi dan pergi berjualan ke tambang
emas dengan berjalan kaki sepanjang 10 km dari rumah kakaknya. Begitu sampai di
pertambangan, lalu dia menggelar jualannya di dekat pintu masuk pertambangan, tetapi di
marahin dan diusir oleh mandor penjaga yang juga mantan preman di daerah tersebut dan di
pekerjakan sebagai pengamanan oleh perusahaan pertambangan tersebut. Lalu Loeb berpindah
tempat dan agak menjauh dari tempat yang semula dan dilarang tersebut. Sambil menunggu
karyawan pulang, Loeb tertidur pulas karena kelelahan berjalan. Pada saat sore hari, karyawan
banyak yang keluar dan pulang melintasi tempat jualan si Loeb, lalu pada hari pertama tersebut
banyak yang berminat dan membeli jualan Loeb. Setelah selesai berjualan, lalu mandor yang
seram tadi menghampiri Loeb dan meminta baju kepada Loeb, lalu Loeb memberikan secara
gratis. Lalu dia pulang kerumah dan merasa senang karena banyak jualannya yang laku
walaupun sering di palak oleh mandor, begitu juga kakaknya merasa senang, ada juga jualannya
yang laku dan terjual, walaupun tidak sebanyak Loeb. Dalam tempo beberapa hari sudah banyak
langganan Loeb, sehingga dia mengatakan kepada kakaknya, bahwa biar dia saja yang berjualan
sedangkan kakaknya hanya bertugas membeli barang. Kemudian pada suatu hari pada saat jualan
di depan pertambangan emas seperti biasanya, Loeb dihampiri mandor yang biasa memalaknya,
dengan mengambil beberapa buah baju. Loeb merasa takut dan dia sudah pasrah untuk
memberikan gratis kepada mandor tersebut dengan harapan agar tetap diperbolehkan jualan.
Tanpa disangka setelah mengambil beberapa potongan pakaian, mandor seram tersebut
memberikan uang dan berkata," Ini uang untuk pembayaran baju yang telah saya ambil padamau
dalam beberapa hari ini..!!" Lalu Loeb menjawab, " Tidak usah pak, saya ikhlas kog memberikan
secara gratis kepada bapak." lalu mandor tersebut berkata pada Loeb," Saya dahulu adalah bekas
preman yang paling ditakuti disini, sekarang saya sudah tobat dan telah dipekerjakan perusahaan
untuk menjaga keamanan di pertambangan ini. Aku suka lihat anak muda pekerja keras
sepertimu, lalu aku ceritakan mengenai yang aku lakukan terhadapmu kepada isteriku, setelah
mendengar ceritaku, istriku menjadi marah besar kepadaku dan menyuruh aku untuk mencari
kamu dan membayar semua pakaian yang telah saya ambil. Lalu aku tunggu dan kamu sudah
beberapa hari tidak muncul, kukira kamu takut untuk jualan lagi karena sering aku ambil baju
secara gratis. Tapi akhirnya kamu datang, maafkan saya ya, istriku pasti senang mendengar aku
sudah ketemu kamu dan mebayar semua barang yang telah saya ambil." Lalu Loeb berkata."
Sama-sama pak, saya ikhlas memberi itu." Lalu mandor itu berkata," Ikhlas atau takut..? walau
demikian kamu boleh jualan di sini kapan saja serta di dekat pintu masuk dan kalau ada yang
mengganggu bilang sama saya ya..!!" Lalu Loeb mengatakan, " Terima kasih pak." Semenjak itu,
semakin laris saja jualan si Loeb, membuat ekonomi mereka semakin membaik sehingga
kakaknya sangat senang kepada Loeb. Lalu Loeb berpikiran untuk merancang pakaian dengan
memesan penjahitnya saja, sehingga tidak hanya membeli dan menjual pakaian jadi. Selama ini
banyak permintaan pakaian, tetapi tidak terpenuhi karena tidak adanya stok, maka Loeb berniat
untuk bekerja sama dan mencari penjahit untuk menjadi rekanannya. Langkah pertama dan yang
terpenting dalam meraih keinginan dalam hidup ini adalah putuskan apa yang kita inginkan.
Akhirnya Loeb ( Levi Strauss ), menemukan langganan penjahit di Nevada yang berjarak lebih
kurang 350 km dari San Fransisco, lalu dia meluncur ke sana. Nama penjahit tersebut adalah
Jacob Davis Tailor, dimana salah satu penjahit yang terbaik di Nevada. Bisnis adalah ibarat
kereta, dia tidak akan bergerak, jika kita tidak memacunya hingga dapat berlari ke depan.
Pesanan Loeb atas penjahit Nevada tiba di rumah kakak Loeb, dan mulai berpikir gimana cara
menjualnya, tetapi memang Loeb mempunyai semangat untuk maju dan memiliki jiwa
kewirausahaan yang tinggi, maka dia memutuskan untuk menjual pakaian kiriman tersebut
dengan cara :
Lebih baik melakukan pekerjaan kecil, daripada pekerjaan besar yang hanya direncanakan saja
dan tidak pernah di eksekusi atau dilaksanakan. Loeb mulai menyebar pakiannya di seluruh San
Fransisco dengan begitu giat dan penuh dengan kerja keras dalam mencapainya. Kerja keras
tidak dapat digantikan oleh apapun dalam menggapai tujuan. Pada suatu hari di pertambangan,
pakaian yang digunakan oleh para penambang yang di jual oleh Loeb banyak mengalami
kerusakan dan robek, sehingga para penambang tersebut marah kepada para penjual yang di gaji
oleh Loeb. Sehingga terjadi penganiayaan yang dilakukan pekerja tambang terhadap penjual
pakaian yang di gaji oleh Loeb tersebut. Maka seluruh penjual yang di gaji Loeb, melaporkan
kejadian dan mereka tidak mau menjual pakaian Loeb dan takut akan dianiaya lagi. Atas
kejadian tersebut banyak pakaian yang tersisa dan belum terjual, sehingga Loeb mengalami
kerugian, karena para pekerja tambang tidak mau membeli pakaian yang di jual oleh anak buah
Loeb. Beberapa hari Loeb banyak berpikir dan lalu menyampaikan keluhan kepada penjahit
Jacob Davis Taylor di Nevada. Tetapi beberapa hari kemudian, keluhan Loeb di terima oleh
Jacob Davis Taylor, sehingga dia melakukan penelitian bahan pakaian apa yang kira-kira kuat
untuk pekerja pertambangan sesuai dengan permintaan Loeb. Beberapa bulan kemudian, Loeb
menerima surat dari pos dan isi surat menyatakan bahwa Jacob Davis Taylor menemukan bahan
pakaian yang kuat dan cocok untuk dipergunakan para karyawan pertambangan, dan Loeb di
suruh datang ke Nevada untuk melihat contoh bahan kain tersebut. Loeb tidak menyia-nyiakan
kesempatan itu dan ia langsung bergerak mengambil peluang itu. Lalu Jacob menjelaskan pada
Loeb, bahwa celana tersebut terbuat dari Denim dan dilengkapi dengan pin tembaga disekeliling
kantong agar tidak mudah lepas. Denim adalah bahan kain yang sangat kuat seperti terpal dan
pada saat itu pabriknya hanya ada di Genoa, Italia. Pada saat itu hanya ada dua warna pilihan,
yaitu biru dan coklat. Proses pencelupan dengan warna biru, lebih murah daripada warna coklat.
Bahan Denim ditemukan oleh orang Prancis yang bernama Serge De Nimes. Lalu untuk
mengurangi biaya, maka Loeb mengambil keputusan untuk mengambil bahan yang berwarna
biru saja. Kerjasama antara Loeb dan Jacob ini mereka nyatakan untuk di patenkan lebih dahulu,
agar orang lain tidak bisa mengklaim bahwa bahan tersebut milik mereka. Mereka bertemu untuk
saling melengkapi, bukan untuk saling bersaing, dan tidak seorangpun dari mereka berdua yang
merasa lebih penting daripada yang lainnya dan ini adalah prinsip dari kerjasama. Beberapa
bulan kemudian, hak paten mereka keluar dan disetujui atas nama dua orang yaitu Levi Strauss
dan Jacob Davis. Lalu mereka mulai bekerja dan memesan bahan tersebut dari Genoa Italia.
Pembuatan celana dengan:
Sejak tahun 1873 inilah, blue jeans mulai meluncur ke pasaran dan kenyataannya masyarakat
menyambut dengan senang adanya celana dari bahan yang sangat kuat dan cocok dipakai untuk
pekerjaan yang berat seperti di perusahaan pertambangan. Dimana-mana orang mempergunakan
celana tersebut, hampir di seluruh San Fransisco hal ini mewabah dan menjadi trend dalam
penggunaan celana blue jeans. Hal ini, membuat senang Loeb karena blue jeans yang dia jual
laku keras dan menjadi celana favorit pada saat itu. Pada suatu hari, karena terkenalnya blue
jeans hasil karya Loeb, sebuah perusahaan pertambangan meminta dibuatkan 10.000 unit celana
jeans untuk diberikan perusahaan tersebut pada karyawannya. Hal ini dilakukan perusahaan,
karena seorang karyawannya pada saat bekerja dan menaiki tangga terjatuh, tetapi karena
mempergunakan celana blue jeans, karyawan tersebut selamat dari kematian akibat kantong
celana tersebut menyangkut di suatu besi dan tidak sobek dan karyawan tersebut bergantungan.
Permintaan pabrik akan celana blue jeans, memutar otak Loeb, gimana cara memenuhi
permintaan yang sangat besar tersebut. Lalu memunculkan ide oleh Loeb untuk mendirikan
pabrik, tetapi dia bingung dari mana modalnya. Lalu dia mendapat ide untuk meminjam modal
dari bos pertambangan tersebut agar dapat membuat pesanan celana tersebut. Ternyata
permohonan Loeb untuk meminjam modal disetujui oleh bos pertambangan tersebut dan dia
mendirikan dua pabrik di daerah Market Street dan Fremon Street - San Fransisco. Tahun 1880,
perusahaan memperoleh keuntungan sebesar US $ 2,4 juta dari penjualan celana Levi's tersebut.
Usaha Loeb berhasil untuk menciptakan produk celana blue jeans merek Levi's yang sangat
bermanfaat dan banyak dinikmati orang hingga pada saat ini. Ada beberapa pesan Loeb pada
kita-kita yaitu:
Walaupun dahulu aku berasal dari keluarga yang amat miskin, tetapi aku selalu berpikir besar
dan terus berusaha sampai akhirnya dapat menemukan jalan keluar. Jangan sekali-kali pernah
mundur,sebelum tercapai tujuan kita. Tidak ada yang mengalahkan suatu usaha yang dilakukan
secara terus-menerus. Apapun yang kita impikan pada saatnya pasti menjadi nyata, asal dengan
usaha dan kerja keras. Pada September 1902, dalam usia 73 tahun, Loeb atau Levi Strauss
meninggal dunia dan pada saat itu pabrik Levi Strauss sudah memiliki ribuan tenaga kerja.
Seluruh bisnisnya dilanjutkan oleh para keponakannya. Prestasi terbaik manusia adalah, jika dia
telah memberikan manfaat pada orang lain. Kehidupan Levi Strauss, secara tidak langsung sudah
mempengaruhi perubahan dunia mode di bumi ini. Penjualan celana Levi's sangat meningkat
pesat dan Kunci sukses dari perusahaan Levi Strauss adalah " Kekompakan dari seluruh
karyawannya." Dan ini merupakan pembinaan dari Levi Strauss dan tetap ditanamkan oleh ke
empat ponakannya yang melanjutkan tongkat estafet pelaksanaan kegiatan pabrik. Setelah itu
produksi semakin meningkat sehingga dibutuhkan pengiriman yang cepat waktu. Pada saat itu
armada pengiriman menggunakan kereta kuda, yang kecepatannya sangat terbatas. Sehingga
manajemen memutuskan untuk mengganti armada pengiriman dengan menggunakan kereta kuda
menjadi armada pengiriman dengan menggunakan mobil. Untuk berubah, seringkali kita
memerlukan kecepatan. Walau demikian, cobaan tetap menghampiri pabrik Levi Strauss. Pada
tahun 1906, terjadi gempa besar di San Fransisco yang menghancurkan kedua pabrik Levi's.
Seluruh pabrik hancur dan terbakar akibat gempa tersebut, sehingga membuat sedih semua
keponakan Levi Strauss. Tetapi mereka tetap bangkit dan bertekad untuk membangun kembali
pabrik yang telah dirintis oleh paman tercinta mereka. Untuk membangun pabrik kembali
mereka harus punya modal, namun pada saat itu mereka kekurangan modal. Lalu mereka
mendapat ide untuk meminta bantuan dana dari para langganan mereka dengan jaminan mereka
akan memberi pakaian jadi kepada langganan sebagai cicilan hutang mereka. Pinjam uang
dengan jaminan celana jadi, persis seperti penggadaian saja menurut mereka dan apa ini mungkin
pikir mereka. Kemenangan akan datang pada mereka yang membentengi diri dengan kesabaran,
dikala mereka terkena musibah. Tidak lama mereka berhasil mendapat pinjaman dan berhasil
membangun pabrik kembali. Dibalik kesulitan, terletak kemudahan. Pembangunan pabrik
dilakukan selama beberapa tahun, dan pabrik dibangun di Valencia Street San Fransisco dan
masih tetap beroperasi sampai dengan saat ini. Kemudian mereka merencanakan selanjutnya
untuk perkembangan pabrik, untuk itu perlu ada pemimpin yang benar-benar memikirkan
perkembangan perusahaan. Maka mereka memilih Walter Hass yang lahir 11 Mei 1889 dan
merupakan cicit dari Levi Strauss. Walter Hass anak dari Yacob, keponakan Levi Strauss yang
juga berkontribusi mengembangkan pabrik. Kejayaan Levi's terjadi pada tahun 1919 pada saat
dipimpin Walter Hass, tetapi pada saat resesi dan depresi berat di Amerika pada tahun 1930,
menyebabkan tergoncangnya pabrik akibat penurunan penjualan. Pada saat itu terjadi resesi
ekonomi yang sangat besar di Amerika, sehingga penjualan menurun dan stok celana di gudang
semakin menumpuk. Karena pusingnya walter Hass, maka dia pergi menonton film Cowboy
pada saat itu lagi boomingnya. Lalu muncul ide dia, untuk mempromosikan celana Levi's melalui
film cowboys tersebut. Lalu mulailah celana Levi's di pergunakan para pemain pada setiap film
cowboys di Amerika. Adapun aktor-aktor film cowboys yang mempergunakan celana blue jeans
Levi's yang terkenal seperti :
Marlon Brando, pada saat menjadi aktor film The Wild One tahun 1954.
James Dean, pada saat menjadi aktor film Rebel Without A Cause tahun 1955.
Dan banyak lagi aktor - aktor yang mempergunakan celana Levi's dan menjadi mode di
kalangan remaja Amerika pada saat itu.
Pada tahun 1950, Levi's mempergunakan distributor untuk menjual produknya ke Jerman,
Inggris dan Prancis. Pendapatan Levi's pada saat itu meningkat pesat dan mencapai sekitar 70
milyard Rupiah per tahun. Kemudian juga Levi's membuka banyak pabrik di luar Amerika.
Celana Levi's menjadi trend dan melanda remaja-remaja dan pemuda-pemuda di Tokyo Jepang
pada tahun 1970 an dan di seluruh dunia, banyak dipergunakan oleh anak-anak dan orang
dewasa pada saat ini. Sekarang Levi's telah beroperasi di 40 negara dan menjual produknya ke 75
negara dan ada pesan Levi Strauss kepada keponakannya dan kepada cucunya sebelum
meninggal adalah:
"Pada dasarnya semua pekerjaan adalah mulia dan punya kesempatan untuk jadi besar sekali,
oleh karena itu perlu mengerjakan pekerjaan yang kita kuasai dan dilakukan dengan serius.
Kalau sudah serius, maka pada suatu saat hal itu akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa dan
itu terbukti benar."
Pada tanggal 7 Desember 1979, Walter Hass meninggal dunia pada umur 90 tahun. Hidup ini
bukan diukur dari lamanya umur kita, tetapi seberapa besar sumbangan yang telah kita berikan.
Levi Strauss, ia telah membuat seluruh dunia memakai blue jeans dan celana yang awalnya
dikenal sebagai celana buruh tambang itu, sekarang menjadi simbol budaya kaum muda dan
menjadi trend, dengan mode
Celana Jeans merupakan salah satu pakaian yang menjadi favorit bagi anak muda yang biasa
digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Sekarang celana jeans semakin berkembang baik dari segi
model, desain, dan bahan celana jeans itu sendiri, Penemu Celana Jeans yaitu Levi Strauss
dilahirkan di Buttenheim, di wilayah Franconian dari Bavaria, Jerman pada tanggal 26 February
1829. Levi Strauss adalah anak dari Hirsch Strauss dan Rebecca Strauss. Pada usia 18, Levi
Strauss beserta ibu dan dua saudara perempuannya berlayar ke Amerika Serikat untuk bergabung
dengan saudaranya Jonas dan Louis, yang telah memulai bisnis grosir. Adik Levi yaitu Fanny
dan suaminya yaitu David Stern pindah ke St Louis, Missouri, sementara Levi pergi untuk
tinggal di Louisville dan menjual produk bisnis milik saudara-saudaranya di Kentucky, Amerika
Serikat. Pada bulan Januari 1853, Levi Strauss menjadi warga negara Amerika. Keluarganya
kemudian memutuskan untuk membuka cabang di Pantai Barat San Francisco.
Awalnya Celana Jeans berasal dari Genoa, Italia ditempat ini celana jeans diproduksi untuk
keperluan angkatan laut, sebagai celana yang dapat dipakai basah ataupun kering. Nama jeans
sendiri didapat dari bahasa Perancis yang menyebut celana warna biru asal Genoa ini sebagai
bleu de Gnes. Sedangkan di benua Amerika kedatangan jeans dimulai di tahun 1872. Levi
Strauss yang berusia 20 tahun berniat mengadu nasib ke New York. Di tempat asalnya Strauss
adalah seorang penjual pakaian. Strauss berangkat ke California dengan hanya berbekal beberapa
potong tekstil yang merupakan barang bisnis milik saudaranya yang akan dijuanya selama
perjalanan ke barat. Karena memang hanya berbekal nekat, Levi Strauss akhirnya sampai di
California dengan menjual semua barangnya kecuali yang tersisa adalah segulung kanvas.
Dengan segulung kanvas tersebut Strauss berusaha membuat sepotong celana kerja yang dicoba
dijualnya kepada para pekerja tambang didaerah tersebut. Ternyata celana dengan bahan kanvas
milik Strauss laku keras, banyak pekerja tambang yang membeli celana kanvas dari Strauss
karena celana dari bahan canvas tidak mudah rusak atau sobek serta tahan lama. Namun masih
banyak juga mereka yang masih tidak suka dengan bahan kanvas olahan Strauss. Hal yang
membuat dia mulai berimprovisasi dengan membuat dari bahan lain yang dipesan dari Genoa
Italia. Para pemintal di sana menyebut bahan tersebut dengan “genes” dan Strauss mengubah
namanya menjadi “Jeans” dan mulailah Strauss memproduksi celana jeans yang pertama dan
diberi merk “Levi’s”. Produk desain mereka yg pertama adalah “Levi’s 501“. Produk desain
pertama memang dikhususkan bagi para penambang emas. Celana ini memiliki 5 saku, 2 di
belakang dan 2 di depan, dan 1 saku kecil dalam saku depan sebelah kanan.
Dalam waktu singkat celana ini sudah menjadi celana resmi para penambang, hal yang membuat
Jacob Davis seorang pengusaha sukses kemudian mengajak kerjasama Strauss. Sebagai seorang
businessman, naluri dagang Levi pun muncul, ia kemudian mengajak Davis partneran dan di
tahun 1873 mereka berhasil mendapatkan hak paten. Setelah paten berhasil didapatkan, langsung
saja para pekerja tambang di California memakai celana jeans ini sebagai seragam tidak resmi
mereka selama bekerja. Karena populer di kalangan pekerja tambang inilah, jeans kemudian jadi
simbol status ekonomi dan diasosiasikan dengan kelas pekerja. Di tahun 1920, Levi’s Waist
Overalls menjadi produk celana kerja yang paling laku di bagian Selatan Amerika, dan walau
sekarang bahannya sudah digantikan dengan denim namun banyak orang masih menyebutnya
sebagai celana jeans.
Di tahun 1930-an, kepopuleran jeans mulai terdongkrak, hal ini juga tidak bisa dipisahkan dari
kepopuleran film koboi. Dalam waktu singkat semua cowok (tua/muda) jatuh cinta sama jeans
dan berusaha untuk meniru idola mereka di dalam film. Memakai jeans memang dipergunakan
untuk membuat sebuah statement. Tahun 60-an dan 70-an jeans dibuat ulang (mulai dengan
bentuk bell-bottom, didekorasi dengan manik, sulaman dan bahkan dicat) dan menjadi simbol
penampilan casual untuk generasi yang lebih bebas.
Pada masa Perang Dunia II, giliran para serdadu Amerika yang gemar mengenakannya selagi
sedang tidak bertugas. Lain lagi ceritanya di tahun 1950-an. Jeans mendadak menjadi must have
item di kalangan anak-anak muda. Apa pemicunya? Ternyata tak lain penampilan cool James
Dean, bintang belia yang meninggal muda karena kecelakaan di saat namanya justru sedang
kondang-kondangnya. Trend kembali bergulir di tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Gaya
hidup menggelandang ala Hippy menciptakan kreasi baru. Gadis-gadis hippy suka mengenakan
jeans yang dihiasi dengan sulaman atau lukisan cat. Di akhir tahun 1970, dunia dikejutkan
dengan penampilan si cantik Brooke Shields yang menjadi model jeans produksi Calvin Klein.
Celana Jeans baru benar-benar naik pangkat di tahun 1980-an. Ketika itu banyak perancang
terkenal seperti Armani, Klein dan Versace yang mengangkat jeans sebagai bahan yang bisa
tampil sama anggunnya dengan bahan pakaian lain. Memang sih, jeans sempat tidak ngetop di
era grunge tahun 1990an. Namun dengan cepat melakukan come-back di dunia fashion. Kini
orang bahkan mengenaian jeans untuk berbagai kesempatan, termasuk untuk berdress down
Friday alias berbaju santai ke kantor di hari Jum’at. Di Indonesia jeans bahkan sudah sering
dikenakan bersama kebaya encim ataupun dikenakan ke pesta bersama dengan bahan pakaian
yang glamour seperti sutera. Sekarang ini, celana jeans sudah masuk ke kehidupan kita sehari-
hari dan bukan cuma monopoli kaum pekerja seperti kegunaannya di jaman dulu. Jutaan orang
memang masih memakai jeans untuk bekerja, tapi kali ini bukan untuk bekerja di pertambangan
tapi untuk kerja kantoran.
Levi Strauss meninggal pada tanggal 26 September 1902, di San Francisco pada usia 73. Dia
tidak pernah menikah, sehingga ia meninggalkan bisnisnya untuk empat keponakannya yang
merupakan anak-anak adiknya yaitu Fanny dan suaminya David Stern. Ia juga meninggalkan
warisan ke sejumlah badan amal. Ia dimakamkan di Colma, California.
Mau copy artikel ini? Jangan lupa sertakan sumber link : https://www.biografiku.com/biografi-
levi-strauss-penemu-celana/
6 Hal yang Perlu Kamu Ketahui dari Sejarah Jeans Levi’s 501
Udah lebih dari 100 tahun lho guys!
Verified
Jordhi Farhansyah
Celana jeans adalah salah satu item fashion yang boleh dibilang tak lekang oleh waktu. Nah, buat
kamu para pencinta item fashion yang satu ini, mungkin udah gak asing dengan merk Levi’s,
salah satunya adalah Levi’s 501 yang terkenal itu. Beberapa artis dunia mulai dari Marilyn
Monroe, George Clooney, hingga James Dean sering memakainya.
Nah, sebagai salah satu model jeans yang modelnya paling banyak dicontoh hingga saat ini,
mungkin gak banyak yang tahu kalau 501 sudah ada sejak tahun 1890. Artinya, Levi’s 501 sudah
berumur 146 tahun lho. Penasaran bagaimana awal mula terciptanya jeans ini hingga menjadi
fashion icon seperti sekarang? Kali ini, IDN Times berkesempatan datang ke Levi's Haus of
Strauss di Tokyo dan melihat evolusi dari 501 dari masa ke masa. Yuk, disimak!
Pada tahun 1973, Levi Strauss dan Jacob Davis, pendiri Levi’s mematenkan rivet yang
ditanamkan pada celana. Inilah cikal bakal dari jeans biru dan 50. Saat itu, celananya hanya
memiliki satu kantong di bagian belakang dengan jahitan logo arc ciri khas Levi’s, kantong
untuk jam saku di bagian depan, kancing untuk suspender, serta sebuah rivet di bagian dekat
selangkangan. Levi’s memberikan kode XX pada celana ini.
2. 1886, gambar The Two Horse yang ikonik pada leather patch
complex.com
Untuk mendemonstrasikan kekuatan celana ini sebagai celana kerja, Levi’s menggunakan
gambar dua kuda yang saling menarik celana jeans. Ini seakan menggambarkan bahwa celana
Levi’s itu sangat durable. Logo ini pun dipatenkan sekitar tahun 1890 dan dipakai di semua
leather patch celana Levi’s hingga sekarang.
Editor’s picks
Di tahun ini, hak paten penggunaan rivet menjadi milik publik sehingga Levi’s bukanlah
pemegang eksklusif pakaian yang menggunakan rivet. Empat tahun setelah kemunculan celana
jeans, Levi’s meninggalkan kode “XX” dan menggantinya secara permanen menjadi 501.
Karena pada tahun 1906 terjadi kebakaran hebat hingga catatan sejarah mengenai Levi’s banyak
yang hilang, tidak ada yang mengetahui bagaimana asal muasal dari logo arc yang ikonik
tersebut, bahkan alasan penamaan “501” hingga sekarang tidak diketahui.
Untuk menghemat bahan baku, beberapa perubahan dibuat selama produksi di zaman Perang
Dunia ke II. Salah satunya adalah menghilangkan penggunaan rivet untuk menghemat logam.
Selain itu di bagian belakang, logo arc khas Levi’s juga semacam disablon, bukan dijahit. Itulah
mengapa di toko secondhand, jika kamu menemukan celana jeans vintage Levi’s yang logo arc
di kantong belakangnya sudah mulai pudar, itu tandanya jeans tersebut diproduksi saat Perang
Dunia II.
Sejak dulu, Levi’s 501 selalu menggunakan kancing alih-alih menggunakan resleting. Tahun
1954 adalah tahun pertama Levi’s memperkenalkan 501Z yang mulai menggunakan resleting. Di
Amerika pun saat itu masih banyak yang belum familiar dengan penggunaan kancing untuk
menutup celananya. Oleh sebab itu lahi 501Z diluncurkan. Sayangnya, model resleting tidak
bertahan lama dan 501 kembali menggunakan kancing.
6. 1966, penyempurnaan model hingga sekarang
hypebeast.com
Di tahun ini, jeans 501 kembali disempurnakan. Rivet di bagian belakang saku celana pun
dihilangkan. Alasannya adalah saat duduk, rivet yang terdapat di celana jeans milikmu itu dapat
dengan mudah menggores beberapa furniture yang sedang diduduki. Nah, penyempurnaan pada
celana model tahun 1966 inilah yang menjadi standar Levi’s 501 yang sekarang serta beberapa
celana jeans lainnya. Kalau kamu gimana? Punya celana Levi’s 501 gak di rumahmu?
5. REVOLUSI INDUSTRI
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia,
hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya
dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang
berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi
Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari
enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson
Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa
mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak
pernah terjadi sebelumnya".
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya peralihan
dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan
dan manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis
menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri
tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara.
Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan
raya dan rel kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke
perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk
besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya
populasi di kota-kota besar di Inggris.
Awal mula Revolusi Industri T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Tidak
ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan
teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-
uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin pembakaran dalam
dan perkembangan pembangkit tenaga listrik.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya
revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti
Francis Bacon, René Descartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan
penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The
Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari
dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta,
jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Istilah "Revolusi Industri" sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-
Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti John
Clapham dan Nicholas Crafts berpendapat bahwa proses perubahan ekonomi dan sosial
yang terjadi secara bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi. Produk
domestik bruto (PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi
Industri dan memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern. Revolusi Industri menandai
dimulainya era pertumbuhan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi kapitalis.
Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa paling penting yang pernah terjadi dalam
sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan tumbuhan pada masa Neolitikum.
Etimologi
Awal mula penggunaan istilah "Revolusi Industri" ditemukan dalam surat oleh
seorang utusan Prancis bernama Louis-Guillaume Otto pada tanggal 6 Juli 1799, di mana
dia menuliskan bahwa Prancis telah memasuki era industrialise.. Dalam buku terbitan
tahun 1976 yang berjudul: Keywords: A Vocabulary of Culture and Society, Raymond
Williams menyatakan bahwa kata itu sebagai sebutan untuk istilah "industri".
Revolusi Industri adalah perubahan besar, secara cepat, dan radikal yang
memengaruhi kehidupan corak manusia sering disebut revolusi. Istilah revolusi biasanya
digunakan dalam melihat perubahan politik atau sistem pemerintahan. Namun, Revolusi
Industri di Inggris pada hakikatnya adalah perubahan dalam cara pembuatan barang-
barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan
dengan tenaga mesin. Dengan demikian, barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah
banyak dengan waktu yang relatif singkat.
Latar belakang
Situasi politik yang stabil. Adanya Revolusi Agung tahun 1688 yang mengharuskan
raja bersumpah setia kepada Bill of Right sehingga raja tunduk kepada undang-
undang dan hanya menarik pajak berdasarkan atas persetujuan parlemen.
Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara, biji besi, timah, dan kaolin. Di
samping itu, wol juga sangat menunjang industri tekstil.
Adanya penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah cara kerja dan
meningkatkan hasil produksi, misalnya alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap,
dan sebagainya.
Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan sehingga dapat
menyediakan modal yang besar untuk bidang usaha. Di samping itu, di Inggris juga
tersedia bahan mentah yang cukup karena Inggris mempunyai banyak daerah jajahan
yang menghasilkan bahan mentah tersebut.
Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru
(hak paten) sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah
dibentuknya lembaga ilmiah Royal Society for Improving Natural Knowledge maka
perkembangan teknologi dan industri bertambah maju.
Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan mendorong
pemerintah Inggris untuk membuka industri yang lebih banyak agar dapat
menampung mereka.
Perkembangan
Sistem Domestik
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industry). Para
pekerja bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri. Bahkan,
kerajinan diperoleh dari pengusaha yang setelah selesai dikerjakan disetorkan kepadanya.
Upah diperoleh berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang
demikian, majikan yang memiliki usaha hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi
atau hasil. Para majikan tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji.
Manufaktur
Sistem pabrik
Kumparan terbang (flying shuttle) ciptaan John Kay (1733). Dengan alat ini proses
pemintalan dapat berjalan secara cepat.
Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan James Hargreves (1767) dan Richard
Arkwright (1769). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.
Mesin tenun (merupakan penyempurnaan dari kumparan terbang) ciptaan Edmund
Cartwight (1785). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.
Cottongin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya ciptaan Whitney (1794). Dengan
alat ini maka kebutuhan kapas bersih dalam jumlah yang besar dapat tercukupi.
Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih dapat dilukis
pola kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan pola cap balok dengan
tenaga manusia.
Mesin uap, ciptaan James Watt (1769). Dari mesin uap ini dapat diciptakan berbagai
peralatan besar yang menakjubkan, seperti lokomotif ciptaan Richard Trevethiek
(1804) yang kemudian disempurnakan oleh George Stepenson menjadi kereta api
penumpang. Kapal perang yang digerakkan dengan mesin uap diciptakan olehRobert
Fulton (1814). Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt
sering dianggap sebagai Bapak Revolusi Industri I'. Penemuan-penemuan baru
selanjutnya, semakin lengkap dan menyempurnakan. Hal ini merupakan hasil
Revolusi Industri II dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri kimia dan
sebagainya.
Selain itu, Revolusi Industri merupakan masa perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang menimbulkan penemuan-penemuan baru, seperti berikut:
Tahun 1750: Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes) untuk melelehkan besi
untuk mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna.
Tahun 1800: Alessandro Volta penemu pertama baterai
Tahun 1802: Symington menemukan kapal kincir.
Tahun 1807: Robert Fulton membuat kapal api yang telah menggunakan baling-
baling yang dapat menggerakkan kapal. Kapal itu diberi nama Clermont yang
mengarungi Lautan Atlantik pertama kali. Kapal ini berangkat dari Paris dan berlabuh
di New York. Selanjutnya, Robert Fulton berhasil membuat kapal perang pertama
(1814) yang telah digerakkan oleh mesin uap.
Tahun 1804: Richard Trevethick membuat kereta uap
Tahun 1832: Samuel Morse membuat telegraf.
Tahun 1872: Alexander Graham Bell membuat pesawat telepon.
Tahun 1887: Daimler membuat mobil.
Tahun 1903: Wilbur Wright dan Orville Wright membuat pesawat terbang
Dampak
Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri yang maju dan
modern. Di Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti Lancashire, Manchester,
Liverpool, dan Birmingham. Seperti halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga
membawa akibat yang lebih luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri
Inggris sendiri maupun di negara-negara lain.
ustri telah menimbulkan peningkatan usaha industri dan pabrik secara besar-
besaran melalui proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat
menghasilkan barang-barang yang melimpah. Produksi barang menjadi berlipat ganda
sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan
barang menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi
lebih murah.
Berkat peralatan komunikasi yang modern, cepat dan murah, produksi lokal
berubah menjadi produksi internasional. Pelayaran dan perdagangan internasional makin
berkembang pesat.
Berkembangnya urbanisasi
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang
miskin dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan
nasib rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang
menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang miskin. Undang-undang tersebut,
antara lain sebagai berikut:
Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak
menyusun kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka. Mereka kemudian membentuk
organisasi yang lazim disebut gerakan sosialis. Gerakan sosialis dimotivasi oleh
pemikiran Thomas Marus yang menulis buku Otopia. Tokoh yang paling populer di
dalam pemikiran dan penggerak paham sosialis adalah Karl Marx dengan bukunya Das
Kapital.
Pengaruh Revolusi Industri terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa dan Inggris khususnya membawa dampak
di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Di bidang sosial munculnya golongan buruh yang
hidup menderita dan berusaha berjuang untuk memperbaiki nasib. Gerakan kaum buruh
inilah yang kemudian melahirkan gerakan sosialis yang menjadi lawan dari kapitalis.
Bahkan kaum buruh akhirnya bersatu dalam suatu wadah organisasi, yakni Partai Buruh.
Di bidang ekonomi, perdagangan makin berkembang. Perdagangan lokal berubah
menjadi perdagangan regional dan internasional. Sebaliknya, di bidang politik, Revolusi
Industri melahirkan imperialisme modern.
Sejak VOC dibubarkan pada tahun 1799, Indonesia diserahkan kembali kepada
pemerintahan Kerajaan Belanda. Pindahnya kekuasaan pemerintahan dari VOC ke tangan
pemerintah Belanda tidak berarti dengan sendirinya membawa perbaikan. Kemerosotan
moral di kalangan para penguasa dan penderitaan penduduk jajahan tidak berubah. Usaha
perbaikan bagi penduduk tanah jajahan tidak dapat dilaksanakan karena Negeri Belanda
sendiri terseret dalam perang dengan negara-negara besar tetangganya. Hal ini terjadi
karena Negeri Belanda pada waktu itu diperintah oleh pemerintah boneka dari Kerajaan
Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Dalam situasi yang demikian, Inggris
dapat memperluas daerah kekuasaannya dengan merebut jajahan Belanda, yaitu
Indonesia.
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat
besar untuk membiayai peperangan baik di Negeri Belanda sendiri (pemberontakan
rakyat Belgia), maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro) sehingga Negeri
Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar. Untuk menyelamatkan Negeri
Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka Johanes van den Bosch diangkat sebagai
gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin
untuk mengisi kekosongan kas negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk
melaksanakan tugas berat itu, van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada
peningkatan produksi tanaman ekspor. Untuk itu, yang perlu dilakukan ialah
mengerahkan tenaga rakyat tanah jajahan untuk melakukan penanaman tanaman yang
hasilnya laku di pasaran dunia dan dilakukan dengan sistem paksa. Setelah tiba di
Indonesia (1830) van den Bosch menyusun program kerja sebagai berikut.
Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya tidak banyak
dan pelaksanaannya sulit.
Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis tanaman
yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil tanamannya
kepada pemerintah Belanda.
Apa yang dilakukan oleh van den Bosch itulah yang kemudian dikenal dengan
nama sistem tanam paksa atau cultuur stelsel. Sistem tanam paksa yang diajukan oleh van
den Bosch pada dasarnya merupakan gabungan dari sistem tanam wajib (VOC) dan
sistem pajak tanah (Raffles). Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari
aturan pokoknya dan cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraria semaksimal
mungkin.
1. Adanya pertumbuhan penduduk yang meningkat pada abad ke-19, sementara itu
jumlah produksi pertanian menurun.
2. Adanya sistem tanam paksa dan kerja rodi yang banyak menimbulkan penyelewengan
dan penyalahgunaan dari pihak pengusaha sehingga membawa korban bagi
penduduk.
3. Dalam mengurusi pemerintahan di daerah luar Jawa, pemerintah Belanda
mengerahkan beban keuangan dari daerah Jawa sehingga secara tidak langsung Jawa
harus menanggung beban keuangan.
4. Adanya sistem perpajakan yang sangat memberatkan penduduk.
Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 yang mengakibatkan perusahaan-
perusahaan mengadakan penghematan, seperti menekan uang sewa tanah dan upah kerja
baik di pabrik maupun perkebunan. Pada akhir abad ke-19 muncullah kritik-kritik tajam
yang ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda dan praktik liberalisme yang gagal
memperbaiki nasib kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik itu menganjurkan untuk
memperbaiki rakyat Indonesia. Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran Mr. C. Th. van
Deventer yang menuliskan buah pikirannya dalam majalah De Gids (Perinstis/Pelopor)
dengan judul Een Ereschuld (Berhutang Budi) sehingga dikenal politik etis atau politik
balas budi. Gagasan van Deventer terkenal dengan nama Trilogi van Deventer.
Referensi
1. ^ Lucas, Robert E., Jr. 2002. Lectures on Economic Growth. Cambridge: Harvard
University Press.
2. ^ Julian Hoppit, "The Nation, the State, and the First Industrial Revolution," Journal of
British Studies (April 2011) 50#2 pp p307-331
3. ^ "Industrial Revolution," New World Encyclopedia,
(http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Industrial_Revolution)
4. ^ Joseph E Inikori. Africans and the Industrial Revolution in England, Cambridge
University Press.
5. ^ Redford, Arthur (1976), "Labour migration in England, 1800-1850", p. 6. Manchester
University Press, Manchester.
6. ^ Berg, Maxine; Hudson, Pat. 1992. "Rehabilitating the Industrial Revolution". The
Economic History Review Vol. 45, No. 1.
7. ^ Rehabilitating the Industrial Revolution Julie Lorenzen. Central Michigan University.
8. ^ The Industrial Revolution. Robert Lucas Jr. 2003.
9. ^ The Industrial Revolution: Past and Future. Robert Lucas. 2003.
10. ^ McCloskey, Deidre. 2004. Review of the Cambridge. Times Higher Education
Supplement.
11. ^ Crouzet, François .1996. "France". In Teich, Mikuláš; Porter, Roy. The industrial
revolution in national context: Europe and the USA. Cambridge University Press.
Sejarah dan Perkembangan Revolusi Industri
02 May 2019
Articles
Revolusi Industri dimulai pada abad ke-18, ketika masyarakat pertanian menjadi lebih maju dan
urban. Kereta api lintas benua, mesin uap, listrik, dan penemuan-penemuan lainnya mengubah
masyarakat secara permanen. Makna dari Revolusi Industri sendiri yakni perubahan besar cara
manusia memproduksi barang atau jasa. Hingga saat ini Revolusi Industri sendiri telah
memasuki Revolusi Industri keempat atau lebih dikenal dengan istilah Revolusi Industri 4.0.
Perubahan yang terjadi berdampak pada seluruh bidang kehidupan seperti dalam bidang
ekonomi.politik, sosial, dan juga budaya, serta bersifat global.
Revolusi Industri adalah keadaan dimana banyak aspek kehidupan yang terpengaruh oleh
perubahan global tersebut. Proses produksi atau jasa yang mulanya sulit, memakan waktu lama,
dan memakan biaya mahal menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah dalam prosesnya.
Bila menghubungkan dengan konsep ekonomi yang membicarakan upaya manusia dalam
menghadapi kelangkaan, konsep Revolusi Industri adalah salah satu cara mengatasinya. Bahkan
dengan adanya konsep Revolusi Industri, resiko kelangkaan tersebut dapat diturunkan atau
bahkan dihilangkan. Sehingga tenaga, waktu, dan biaya yang dibutuhkan sebelumnya cukup
besar dapat menjadi tidak ada dan dialihkan ke hal lain. Sekarang mari kita bahas Revolusi
Industri 1.0 hingga Revolusi Industri 3.0:
Selain dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga air dan tenaga angin.
Biasanya ini digunakan di penggilingan. Untuk memutar penggilingan yang begitu berat,
seringkali manusia menggunakan kincir air atau kincir angin. Masalah utama dari dua tenaga ini
adalah, kita tak bisa menggunakannya di mana saja. Kita cuma bisa menggunakannya di dekat
air terjun dan di daerah yang berangin.
Hingga pada tahun 1776, James Watt menemukan mesin uap yang mengubah sejarah. Penemuan
mesin uap menjadikan proses produksi lebih efisien dan murah. Tiada lagi permasalahan waktu
dan tempat spesifik yang diperlukan untuk memproduksi sesuatu.
Sebagai contoh, sebelum mesin uap ditemukan, kapal berlayar dengan tenaga angin dimana
memerlukan waktu bertahun-tahun untuk berkeliling dari satu negara ke negara lainnya.
Sedangkan dengan adanya mesin uap, dapat menghemat waktu hamper 80%.
Revolusi Industri 2.0
Revolusi Industri 2.0 tidak seterkenal Revolusi Industri 1.0. Revolusi Industri 2.0 terjadi di awal
abad 20. Sebelum adanya Revolusi Industri 2.0, proses produksi memang sudah cukup
berkembang, tenaga otot tidak lagi banyak diperlukan. Pabrik pada umumnya telah
menggunakan tenaga mesin uap ataupun listrik. Namun kendala lain ditemukan dalam proses
produksi, yaitu proses transportasi. Untuk memudahkan proses produksi di dalam pabrik yang
umumnya cukup luas, alat transportasi untuk pengangkutan barang berat seperti mobil sangat
diperlukan. Sebelum Revolusi 2.0 proses perakitan mobil harus dilakukan disatu tempat yang
sama demi menghindari proses transportasi dari tempat spare part satu ke tempat spare part
lainnya.
Hingga akhirnya pada tahun 1913, Revolusi 2.0 dimulai dengan menciptakan “Lini Produksi”
atau Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. Proses
produksi berubah total. Tidak ada lagi satu tukang yang menyelesaikan satu mobil dari awal
hingga akhir, para tukang diorganisir untuk menjadi spesialis, cuma mengurus satu bagian saja,
seperti misalnya pemasangan ban.
Revolusi Industri 3.0
Bila pada revolusi pertama pemicunya adalah ditemukannya mesin uap, revolusi kedia dipicu
dengan ditemukannya ban berjalan dan listrik, lalu apa ada yang bisa menebak apa yang terjadi
pada Revolusi Industri 3.0?
Pada Revolusi Industri 3.0 yang digantikan adalah manusianya. Revolusi Industri 3.0 adalah
penemuan mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: komputer dan robot. Di saat ini,
dunia bergerak memasuki era digitalisasi. Sebagian aktifitas yang sebelumnya hanya dapat
dilakukan manusia seperti menghitung atau menyimpan hal penting seperti dokumen, mulai
dapat dilakukan oleh computer. Revolusi yang terjadi juga bergerak, tidak hanya mengenai
Revolusi di bidang industry namun juga di bidang informasi.