Anda di halaman 1dari 9

“Pertempuran Surabaya”

PROKLAMASI (INDONESIA SUDAH MERDEKA)

Babak 1
Di suatu pagi yang cerah, seperti biasanya rakyat Indonesia sedang melakukan aktivitas
seperti biasanya

Babak 2
Didasari oleh keinginan penjajah yang ingin merebut kembali daerah kekuasaan di Indonesia,
para penjajah menculik beberapa rakyat sebagai bentuk ancaman kepada rakyat setempat.

Babak 3
Warga yang diculik dikumpulkan dalam sebuah ruangan di Hotel Yamato, beberapa warga
pun ada yang di intrograsi terkait kekuatan pasukan Indonesia. Setelah melakukan intrograsi
kepada rakyat dengan segera belanda mengatur strategi untuk memicu amarah rakyat dengan
cara mengibarkan bendera belanda di atas hotel yamato

Babak 4
Beberapa warga yang mengetahui bahwa banyak rakyat yang telah diculik dan melihat
bendera belanda yang berkibar di atas Hotel Yamato segera mengadukannya kepada Bung
Tomo, dengan segera Bung Tomo melakukan orasi kepada rakyat lainnya untuk
merencanakan perlawanan.

Babak 5
Pada akhirnya rakyat melakukan penyerangan di depan hotel Yamato, dimana hotel yamato
yang menjadi markas tempat berkumpulnya tentara sekutu. Dan pada akhirnya peperangan
pun terjadi dan peperangan di menangkan Indonesia dimana Kapten Malabi mati dan rakyat
berhasil merobek bendera biru menjadi merah putih.
Narrator :

Tokoh :

1. Bung Tomo :
2. Brigjen Mallaby :
3. Mansergh :
4. Nyonya Mallaby :
5. Istri Bung Tomo :
6. Ktut Tantri :
7. Rakyat :-
-
-
-

8. Tentara Sekutu :-
-
-
-

 Nama yang ngerobek bendera : Hariyono, dan Koesno Wibowo


 Nama panjang Brigjen AWS Mallaby : Aulbertin Walter Sothern Mallaby
“PERTEMPURAN SURABAYA”

PROKLAMASI (INDONESIA SUDAH MERDEKA)

BABAK 1
Pagi yang cerah kini menjani kelam saat pasukan sekutu secara tiba-tiba mendarat di
Pelabuhan Tanjung Perak

(Di pelabuhan, Brigjen AWS Malaby sedang turun dari kapal bersama sang istri dan pasukan
sekutu)

Brigjen Mallaby : (dengan bangga) HAHAHA! Akhirnya aku sampai di tanah


Surabaya!
Nyonya Mallaby : (dengan nge-sok) Suamiku, benarkah kita akan menjadi orang yang
lebih kaya di negeri kita nanti ?
Brigjen Mallaby : Tentu istriku, kita akan menjadi orang terkaya di negeri asal kita
Nyonya Mallaby : (sambil ngipas ngipas) Kalau begitu, apa rencana tuan nanti ?
Brigjen Mallaby : Kita akan menduduki tanah ini!
Nyonya Mallaby : Baiklah Tuan, saya akan menemani Tuan dimanapun Tuan berada

BABAK 2
Pada saat itu pula, rakyat surabaya sedang bekerja di lahan pertanian, mereka kebanyakan
adalah seorang petani, menanam padi demi mendapatkan sesuap nasi atau lebih

(Di lahan pertanian, rakyat sedang menanam padi)

Rakyat 1 : Andaiiii arek arek Suroboyo bisa makmur! Indonesia bakal seneng
ini (logat medok)
Istri Bung Tomo : Tapi apakah benar tidak ada lagi penjajah di negeri ini ?
Rakyat 2 : Mungkin....

Tiba tiba datang Bung Tomo dengan tergesa-gesa

Bung Tomo : (memanggil sambil berlari mendekat) Buu, ibuu.. Sebaiknya kita
dan semua rakyat Surabaya berhati hati karena Sekutu datang ke
daerah kita...
Semua yang ada : APA?
Bung Tomo : (dengan tegas) Untuk itu kita harus mengusir mereka!
Istri Bung Tomo : Dengan cara apa pak? Kita ini hanya rakyat jelata yang tidak
mungkin mengalahkan orang asing?
Bung Tomo : Tenang saja bu, rakyat Surabaya pasti bisa untuk mengusir
penjajah
BABAK 3
Sore hari menjelang malam, Bung Tomo sedang beristirahat di ruang tamu sambil
mendengarkan berita di radio

(Di ruang tamu, mendengarkan berita tentang kedatangan belanda ke Indonesia)

Suara Radio : Ayo arek arek Suroboyo, bersabarlah dan mari bersama sama kita
mengusir Sekutu dari Kota tercinta ini, Karna saat ini Sekutu telah
menduduki Pelabuhan Tanjung Perak dan Gedung Internatio

Radio dimatikan oleh Bung Tomo

Bung Tomo : (teriak) KETERLALUAAAN!!!


Istri Bung Tomo : Ada apa pak? Kok teriak teriak?
Bung Tomo : Ini bu, Sekutu sekarang sudah menduduki Pangkalan Udara
Tanjung Perak dan Gedung Internatio
Istri Bung Tomo : Benarkah? Yasudah bapak sekarang siap siap dahulu
Bung Tomo : Iya bu, tolong ibu jaga diri baik baik ya, jangan keluar rumah.
Bapak mau mengumpulkan Arek Arek Suroboyo di Alun Alun
Istri Bung Tomo : (membawakan peci dan memakaikannya) iya pak, ibu akan
dirumah saja...
Bung Tomo : Iya bu, bapak pergi
Istri Bung Tomo : (sambil cium tangan) hati-hati ya pak...

BABAK 4
Setelah mengumpulkan arek-arek surabaya dan merencanakan strategi di alun-alun untuk
perlawanan ditengah malam nanti. Bung Tomo menyiapkan perlengkapan tempur di rumah
Ktut Tantri. Ktut Tantri ialah wanita Amerika, yang berjuang membantu rakyat Surabaya

( Di rumah ktut Tantri yang berdekatan dengan alun-alun)

Ktut Tantri : Bung, perlengkapan sudah selesai, sekarang waktunya kita


memberikan woro woro kepada seluruh Arek Arek Suroboyo
Bung Tomo : Benar Tantri, perlawanan akan dimulai nanti malam

Setelah menyiapkan perlengkapan, Bung Tomo dan Ktut Tantri segera kembali ke alun-alun
untuk mengusir sekutu bersama arek-arek suroboyo.

Bung Tomo : Teman Seperjuanganku sekalian, kita semua harus bisa mengusir
penjajah menginjak kota tercinta kita. Lawan gencatan senjata dari
Sekutu, kita pasti bisa!!! Dan ayo setelah ini kita ke Gedung
Internatio !
Semua Rakyat : YAA !!! MERDEKA!!

Tepat pukul 11 malam, perlawanan sengit dimulai. Terdengar suara tembakan menghiasi
malam kelam menyeramkan di Gedung Internatio.
Perlawanan yang sangat sengit ini, membuat Brigjen Mallaby dan tentara sekutunya
menambah dendam terhadap rakyat Surabaya. Brigjen Mallaby tewas tertembak. Mobil yang
ia tumpangi terbakar terkena granat yang entah milik siapa. Pada saat itu juga Bung Tomo
diancam oleh Istri Mallaby.

Nyonya Mallaby : Kamu Sutomo? (perlawanan masih berlangsung)


Bung Tomo : Iya benar ada apa?
Nyonya Mallaby : (dengan nada yang kejam) Awas kamu, keluargamu,s erta rakyat
Surabaya akam mati!

Tiba tiba terdengar suara teriakan rakyat Surabaya

Rakyat 1 : Haha sekarang Mallaby telah tewas !!


Nyonya Mallaby : APAA? SUAMIKU? OH TIDAK !! SUNGGUH KEJAM
KALIAN SEMUA

Terlihat istri Brigjen Mallaby menangis deras.

BABAK 5
Beberapa hari kemudian, seukutu masih menetap di Surabaya tetapi tidak melanjutkan
perlawanan karena masih berduka atas kepergian Mallaby, kini pengganti dari Mallaby ialah
Mansergh. Mansergh pun datang kerumah Bung Tomo dengan muka yang sangat kejam
menakutkan.

(Di rumah Bung Tomo)

Mansergh : (mendobrak pintu rumah Bung Tomo)


Istri Bung Tomo : Sabaarr sabaar, siapakah diluar?
Mansergh : CEPAAT BUKA PINTUNYA!
Istri Bung Tomo : (membukakan pintu dan terkejut) ada apa anda disini?
Mansergh : MANA BUNG TOMO?
Bung Tomo : (langsung datang) ada apa ini?
Mansergh : Saya sangat kesal dengan rakyat Surabaya yang sudah menewaskan
pemimpin kami
Bung Tomo : Bisa saja bukan kami yang menewaskan! Bisa saja dari tentara
sekutu sendiri!
Mansergh : Saya tidak peduli! Kalian rakyat Surabaya harus menyerah paling
lambat esok hari pukul 06.00. Kalau tidak kalian akan menderita
selamanya
Bung Tomo : Okee, siapa takut
Mansergh : Awas kau ya!!

BABAK 6
Tak terasa kurang dari 2 minggu lagi pertempuran besar akan dimulai. Pada tanggal 1
November semua rakyat berkumpul dan merencanakan ulang strategi untuk perlawanan besar
beberapa hari kedepan.

(Di alun-alun)

Bung Tomo : Kita siapkan peralatan tempur kita dan kumpulkan Arek-Arek
Suroboyo sekarang !
Ktut Tantri : Siap bung kita berkumpul diamana?
Rakyat 2 : Rencana apa yang akan kita jalankan ?
Bung Tomo : Seperti biasa di alun alun, lalu kita ke Gedung Internatio lagi,
mereka masih menempati tempat tersebut
Ktut Tantri : Baiklah
Bung Tomo : (pidato) Kita sebagai rakyat Surabaya harus mampu demi rakyat
dan bangsa kita!
Semua Rakyat : Yaa.. Merdeka... Rebut kembali tanak kita

BABAK 7
Hari dimana pertempuran dimulai ( 10 November), sorak sorai rakyat surabaya membakar
semangat melawan sekutu yang kini dipimpin oleh Mansergh.

( Di depan hotel yamato)

Bung Tomo : Ayo Arek-Arek Suroboyo, maju terus demi bumi kelahiran kita!
Rakyat : Benaar!!
Rakyat : Usir mereka!!

Adegan pertempuran

Di pertempuran ini istri Bung Tomo dan para wanita lainnya pun terlibat. Yang paling
menegsankan adalah Ktut Tantri yang tak henti henti membela Surabaya dari kekuatan asing

Perlawanan pun sedang berlanjut

Bung Tomo : Ktut Tantri terimakasih atas perjuanganmu, atas keringat dan
tenaga mu. Saya bangga denganmu!
Ktut Tantri : Sama sama Bung, ini demi tempat kelahiran orangtua saya tercinta
Bung Tomo : Kalau begitu teruskan perjuanganmu!
Ktut Tantri : Siap Bung !
Rakyat 2 : (dengan teriak) MERDEKA!!!

BABAK 8
Perlawananpun mulai mereda dan akhirnya sekutu mulai meninggalkan Surabaya

( Di depan Hotel Yamato)

Bung Tomo : Rek-Arek Surabaya! Saya bangga atas tenaga kalian demi membela
Kota Surabaya. Semoga apa yang kalian perbuat dibalas oleh
Tuhan. Serta untuk para pejuang yang gugur disaat perlawanan
semoga amal ibadahnya diterima disisi-Nya. Amiin...
Semua Rakyat : (dengan teriak) Hidup Indonesia!!! Hidup!!!!

Akhirnya rakyat Surabaya kembali merasakan surga dunia, terbebas dari kekuatan asing.
Walaupun mengalami kekalahan, tetapi sikap semangat perjuangan para pahlawan patut kita
hormati dan teladani.
Semoga Hari Pahlawan tak hanya menjadi sejarah yang diperingati setiap tahun, tetapi juga
memupuk jiwa nasionalisme rakyat Indonesia untuk menghargai jasa para pahlawan.
SEJARAH CERITA
TANGGAL PERISTIWA TEMPAT

1 September : Penetapan maklumat mengenai bendera nasional


1945 Sang Saka Merah Putih dikibarkan di seluruh wilayah
Indonesia, termasuk Surabaya

3 September : Pembentukkan pemerintah Republik Indonesia di kantor Badan


1945 kota Surabaya Pembantu
(Kompas) Prajurit (BPP)

8 September : Tujuh Perwira tentara Sekutu di bawah pimpinan Kemayoran


1945 Mayor A.G Greenlagh diterjunkan dengan parasut di Jakarta
(Kompas) Kemayoran Jakarta untuk memantau keadaan
Indonesia sebelum pendaratan tentara Sekutu

15 September : Tentara inggris mendarat di Jakarta Pelabuhan


1945 Tanjung priok
(Wikipedia)
18 September : Sekelompok orang belanda dibawah pimpinan Mr. Hotel Yamato
1945 W.V.Ch Ploegman pada malam hari tepatnya pada
(Wikipedia) pukul 21.00, Mengibarkan bendera Belanda
(Merah,Putih,Biru) di tiang menara Utara pada
tingkat teratas Hotel Yamato, tanpa persetujuan
Pemerintah RI

19 September : Pemuda Koesno naik ke menara hotel untuk merobek Hotel Yamato
1945 bagian biru bendera Merah Putih Biru, menyisakan
(Wikipedia & Merah Putih
Kompas)

25 Oktober 1945 : Pasukan Brigjen AWS Mallaby mendarat di Surabaya Pelabuhan


(Wikipedia) Tanjung
Perak

26 Oktober 1945 : Perundingan pihak Indonesia (Gubernur Suryo,


(Kompas) Mayjen drg. Mustopo, Yasin) dan Inggris (Brigjen
AWS Mallaby, Kolonel Pugh, dan Kapten Shaw).
Hasilnya pihak inggris hanya boleh melucuti tentara
Jepang

27 Oktober 1945 : Pertempuran pertama antara rakyat Surabaya dengan Alun alun
(Kompas) Sekutu (dipicu karena Inggris menyebarkan pamflet
yang menginstruksikan seluruh penduduk untuk
menyerahkan senjata

29 Oktober 1945 : Pihak Inggris (D.C. Hawthorn) mendatangkan


(Kompas) Soekarno dan Hatta ke Surabaya. Untuk mereda
pertempuran
30 Oktober 1945 : Brigjen Mallaby dihadang para pejuang republikan. Gedung
Smith kemudian melempar granat ke arahnya Internatio
menyebabkan mobil Mallaby terbakar (Kompas) dekat
Brigjen Mallaby tewas karna kesalahpahaman Jembatan
(Wikipedia) Merah

9-10 November : Mayjen Eric Carden Robert Mansergh (pengganti Gedung


1945 Mallaby) mengeluarkan ultimatum untuk meminta Internatio
(Kompas & pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan
Wikipedia) menghentikan perlawanan. Batas akhir pengumpulan
tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pagi. Dan
pada saat itu pihak Indonesia menolak tegas
ultimatum Inggris

10 November : Tepat pukul 06.00 pagi WIB, Inggris memulai Alun alun
(Kompas & penyerangannya terhadap rakyat Surabaya.
Wikipedia) Pertempuran sengit dan terjadi hingga 16 hari.

11 November : Presiden Soekarno mengirimkan protes kepada


1945 presiden Amerika Serikat Harry S. Truman dan
(Kompas) Perdana Menteri Inggris Clement Attlee di
Washington atas serangan besar besaran Inggris di
Surabaya

26 November : Surabaya tidak dapat dipertahankan, pejuang


1945 Surabaya mundur ke luar kota sambil meneruskan
(Kompas & strategi gerilya
Wikipedia)

16 Desember : Penetapan tanggal 10 November sebagai Hari


1945 Pahlawan (berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
(Kompas) 316 Tahun 1959) (Kompas)
Sekutu menang secara militer/taktis. Indonesia
menang secara strategis, politik, dan psokologis.
Sekutu perlahan berhenti membantu Belanda dan
menjadi netral. Sekutu kemudian mendukung
perjuangan kemerdekaan Indonesia (Wikipedia)

Anda mungkin juga menyukai