Anda di halaman 1dari 5

LUAS PRODUKSI

Luas Produksi dapat diartikan sebagai besarnya jumlah dan ragam produk yang
dihasilkan untuk suatu periode tertentu. Luas Produksi juga diartikan sebagai kapasitas yang
digunakan (kapasitas terpakai) oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Besarnya luas
produksi dapat berubah-ubah dari suatu periode ke periode.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Produksi
        Luas produksi atau jumlah dan ragam produk yang akan diproduksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
a)    Ketersediaan bahan baku.
b)    Ketersediaan Kapasitas Produksi
c)    Ketersediaan dan Kapasitas Tenaga Kerja
d)    Jumlah permintaan yang ada
e)    Modal
f)    dan sumber-sumber lain.

Ada tiga cara untuk menentukan Luas Produksi yakni


1. Metode Linier Programming
2. Analisis Break Even Point (BEP)
3. Metode Forecasting

Analisis Break Even Point (BEP)

Analisis Break-Even sering disebut juga analisis Cost-Profit-Volume. Pengertian Break-


Even yaitu suatu keadaan dimana penerimaan atau penghasilan (Total Revenue) dari
penjualan hanya cukup untuk menutup biaya total (Total Cost). Dengan demikian Break-
Event menunjukkan keadaan dimana tidak terjadi surplus penerimaan terhadap biaya atau
laba sama dengan NOL.

Asumsi yang digunakan dalam analisis Break-Even adalah sebagai berikut:


 Biaya pada berbagai tingkat volume kegiatan dapat diperkirakan secara tepat, dan
setiap perubahan volume kegiatan dapat dijabarkan menjadi perubahan tingkat biaya.
 Biaya-biaya yang terjadi atau diperkirakan terjadi dapat dipisahkan menjadi biaya
tetap dan biaya variabel.
 Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi
 Harga jual, biaya variabel dan biaya tetap dianggap tidak berubah selama periode
analisis.
 Perusahaan dianggap hanya menjual satu macam barang dan bila dalam kenyataannya
lebih dari satu macam maka sales mix dianggap tetap.
Ada tiga cara atau pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat Break Even,
yakni:
1. Pendekatan Tabularis, yaitu dengan cara menghitung penghasilan dan biaya pada
berbagai tingkat volume penjualan/produksi.
2. Pendekatan Grafis, yaitu dengan menggambar kurva Penghasilan (TR), biaya tetap
(FC), biaya variabel (VC), dan biaya total (TC) pada berbagai tingkat
penjualan/produksi.
3. Pendekatan Aritmatik, yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik sebagai
berikut:(1) BE dalam satuan unit moneter (2) Break Even dalam satuan unit barang
4. Bila perusahaan menghasilkan dan menjual lebih dari satu macam barang, maka
langkah penghitungan Break Even adalah sebagai berikut: (1) Menghitung Break
Even keseluruhan. (2) Menghitung Break Even untuk masing-masing jenis produk
Rumus BEP :
TFC
BEP (dalam Unit) =
P− AVC
TFC TFC
BEP (dalam Rp) = AVC = TVC
1− 1−
P TR
TFC + Laba
Penjualan (BEP + laba) = TVC
1−
TR
Ket:
BEP = Break Even Point
TFC = Total Biaya Tetap
TVC = Total Biaya Variabel
AVC = Biaya Variabel Rata-Rata
P = Harga Per unit
TR = Total Pendapatan

Contoh Soal :
Perusahaan “xyz” pada tahun 1988 mempunyai data sebagai berikut :
Penjualan 100.000 unit Rp. 10,- = Rp. 1.000.000,-
Biaya Tetap (TFC) = Rp. 360.000,-
Biaya Variabel (TVC) = Rp. 400.000,-
Rp. 760.000,-
Keuntungan = Rp. 240.000,-
Soal :
- Hitunglah BEP dalam unit maupun rupiah
- Menentukan penjualan minimal bila pada tahun 1989 diinginkan keuntungan sebesar
Rp. 300.000
Solusi :
TFC 360.000
BEP (dalam Unit) = = = 60.000 unit
P− AVC 10−4
TFC 360.000
BEP (dalam Rp) = TVC = 400.000 = Rp. 600.000
1− 1−
TR 1.000.000
Apabila diinginkan keuntungan sebesar Rp. 300.000
TFC + Laba 360.000+300.000
Penjualan = TVC = 400.000 = Rp. 1.100.000,-
1− 1−
TR 1.000 .000
Pembuktian :
Penjualan = Rp. 1.100.000
TVC = Rp. 440.000
TFC = Rp. 360.000
TC = Rp. 800.000
Keuntungan = Rp. 300.000
METODE FORECASTING

Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi forecasting didefinisikan sebagai proses


meramalkan permintaan produk yang harus diproduksi di masa yang akan datang baik dalam
hal kuantitas, kualitas, timing maupun lokasi untuk periode tertentu. Forecasting diperlukan
untuk planning decision bagi top management dan semua fungsi dalam organisasi.
Jenis-jenis peramalan :
1. Ramalan ekonomi adalah ramalan siklus bisnis yang memprediksi tingkat inflasi, tingkat
suku bunga dan indicator – indikator lain.
2. Ramalan teknologi adalah ramalan yang berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi yang
melahirkan produk baru, membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
3. Peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan terkait produk atau jasa perusahaan.
ramalan ini membahas ramalan penjualan, ramalan produksi, kapasitas dan sistem
penjadwalan perusahaan, untuk keperluan perencanaan keuangan, pamasaran, keuangan dan
personalia.

Ada beberapa ramalan dengan teknik kuantitatif antara lain :


1. Proyeksi trend/trend projeection.
2. Rata–rata bergerak/moving averages.
3. Penghalus eksponensial / exponential smoothing.
4. Analisis tuntun waktu/time series.
5. Regresi dan korelasi.

Contoh Soal :
► Proyeksi Trend/kuadrat terkecil(least square) metode ini dapat mengunakan persamaan
Y = a +bx bila titik tengah sebagai tahun dasar Ex = 0
Rumus :
Y = a + bX
∑ Xy
∑Y = n.a →
n
∑ Xy
∑Xy = b.∑X² → b =
∑X²

Contoh kasus : PT.ASIK mempunyai data penjualan pada tujuh tahun trakhir sebagai
berikut :
TAHUN 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Penjualan 150.000 200.000 250.000 300.000 450.000 475.000 490.000

Dari data diatas hitunglah ramalan penjualan tahun 2006


Jawab :
TAHUN (Y) (X) (X)² Xy
1999 150.000 -3 9 -450.000
2000 200.000 -2 4 -400.000
2001 250.000 -1 1 -250.000
2002 300.000 0 0 0
2003 450.000 1 1 450.000
2004 475.000 2 4 950.000
2005 490.000 3 9 1.470.000
∑ 2.315.000 0 28 1.770.000

∑Y 2.315.000
Y = a+bX → a = = = 330.714
n 7
∑ xY 1.770.000
b= = = 63.214
∑x² 28
Y 2006 = a + Bx
= 330.714 + 63.214 (4)
= 330.714 + 252.856
= 583.570
Jadi dapat disimpulkan ramalan penjualan PT.ASIK pada tahun 2006 adalah Rp. 583.570

Anda mungkin juga menyukai