Anda di halaman 1dari 52

ANALISIS TITIK IMPAS

DAERAH TR
UNTUNG

ONGKOS DAERAH
RUGI

TC
BEP (titik impas)

VOLUME PRODUKSI

EKONOMI TEKNIK
DESEMBER 2014

1
PENDAHULUAN
PADA PEMBICARAAN YANG TERDAHULU, BAHWA NILAI-NILAI
PARAMETER DARI MODEL EKONOMI TEKNIK DIASUMSIKAN
DIKETAHUI DENGAN PASTI. PADA KENYATAANYA, BERBAGAI
PARAMETER SEPERTI HORISON PERENCANAAN, MARR,
ALIRAN KAS DLL, TERSEDIA DALAM BENTUK ESTIMASI YANG
MASIH MENGANDUNG KETIDAKPASTIAN.

TUJUAN DARI ANALISIS ADALAH MEMPERTIMBANKAN


BERBAGAI KONSEKUENSI YANG TIMBUL BILA ESTIMASI
PARAMETER TERYATA TIDAK BENAR.

2
Pengertian

 Analisis titik Impas (Break Even Point) adalah


suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi
dalam kondisi tidak memperoleh laba dan
juga tidak menderita kerugian. Artinya dalam
kondisi jumlah pendapatan sama dengan
jumlah biaya yg dikeluarkan.
 Biaya yg dikorbankan dipisah menjadi biaya
tetap dan biaya variabel.
Kelemahan titik impas :
 Membutuhkan banyak asumsi
 Bersifat statis
 Tidak digunakan untuk mengambil keputusan
akhir
 Tidak menyediakan pengujian aliran kas yg
baik
 Kurang mempertimbangkan resiko dlm masa
penjualan
Asumsi dalam BEP :
 Biaya yg digunakan dipisah menjadi biaya tetap
dan biaya variabel.
 Biaya tetap dianggap konstan sampai batas
tertentu.
 Biaya variabel berubah proporsional dengan
perubahan volume penjualan
 Hanya digunakan untuk satu macam barang
 Harga jual tidak berubah
FAKTOR-FAKTOR YG MENGAKIBATKAN
KETIDAKPASTIAN

FAKTOR-FAKTOR YG MENGAKIBATKAN KETIDAKPASTIAN


CUKUP BANYAK JUMLAH MAUPUN VARIASINYA. SECARA UMUM
ADA EMPAT FAKTOR YG HAMPIR SELALU MUNCUL DALAM
STUDI EKOMI TEKNIK :

1. KEMUNGKINAN ESTIMASI YANG TIDAK AKURAT DALAM


STUDI ATAU ANALISA  (INFORMASI-INFORMASI, CARA
ESTIMASI)
2. TIPE BISNIS DAN KONDISI EKONOMI MASA DEPAN  BISNIS
HIBURAN, SEMBAKO, GROSIR
3. TIPE PABRIK DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN 
FASILITAS-FASILITAS FUNGSI KHUSUS, FUNGSI UMUM
4. PANJANG PERIODE STUDI (HORISON PERENCANAAN) 
SEMAKIN PANJANG WAKTU, KETIDAKPASTIAN SEMAKIN
TINGGI.
6
METODE YANG DIGUNAKAN

METODE YANG DIGUNAKAN DALAM MENJAWAB


KETIDAKPASTIAN DARI EMPAT FAKTOR TSB :

1. ANALISA TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT)


DIGUNAKAN APABILA PEMILIHAN ALTERNATIF-ALTERNATIF
DIPENGARUHI SATU FAKTOR YANG TIDAK PASTI.
2. ANALISA SENSITIVITAS
COCOK DIAPLIKASIKAN APABILA PEMILIHAN ALTERNATIF-
ALTERNATIF DIPENGARUHI SATU ATAU LEBIH FAKTOR YANG
TIDAK PASTI.
3. ANALISA RESIKO
NILAI-NILAI SUATU FAKTOR DIANGGAP MENGIKUTI SUATU
DISTRIBUSI POBABILITAS.

7
ANALISA TITIK IMPAS PADA
PERMASALAHAN PRODUKSI

APLIKASI ANALISA TITIK IMPAS PADA PERMASALAHAN


PRODUKSI BIASANYA DIGUNAKAN UNTUK
MENENTUKAN TINGKAT PRODUKSI YANG BISA
MENGAKIBATKAN PERUSAHAAN BERADA PADA
KONDISI IMPAS.

8
DALAM MELAKUKAN ANALISA TITIK IMPAS, SERINGKALI
FUNGSI BIAYA MAUPUN FUNGSI PENDAPATAN DIASUMSIKAN
LINIER THD VOLUME PRODUKSI. ADA 3 KOMPONEN BIAYA YG
DIPERLUKAN DALAM ANALISA INI :

1. BIAYA-BIAYA TETAP (FIXED COST) YAITU BIAYA-


BIAYA YANG BESARNYA TIDAK DIPENGARUHI
OLEH VOLUME PRODUKSI.
2. BIAYA-BIAYA VARIABEL (VARIBEL COST) YAITU BIAYA-
BIAYA YG BESARNYA TERGANTUNG TERHADAP
VOLUME PRODUKSI.
3. BIAYA TOTAL (TOTAL COST) ADALAH JUMLAH DARI
BIAYA-BIAYA TETAP DAN BIAYA-BIAYA VARIABEL.

9
TC=FC+VC
ONGKOS

ONGKOS

ONGKOS
VC VC

FC FC

VOLUME
PRODUKSI

(a) (b) (c)

GAMBAR GRAFIK ONGKOS PRODUKSI, (a) ONGKOS TETAP (FC), (b)


ONGKOS VARIABEL (VC), (c) ONGKOS TOTAL (TC)

10
BILA DIMISALKAN X ADALAH VOLUME PRODUK YANG
DIBUAT, DAN c ADALAH ONGKOS VARIABEL YANG
TERLIBAT DALAM PEMBUATAN SATU BUAH PRODUK,
MAKA ONGKOS VARIABEL UT MEMBUAT X BUAH
PRODUK ADALAH :
VC = cX

ONGKOS TOTAL :
TC = FC + VC
= FC + cX
DIMANA :
TC = ONGKOS TOTAL UT MEMBUAT X PRODUK
FC = ONGKOS TETAP
VC = ONGKOS VARIABEL UT MEMBUAT X PRODUK
c = ONGKOS VARIABEL UT MEMBUAT SATU PRODUK

11
DLM ANALISA BEP BAHWA TOTAL PENDAPATAN
(REVENUE) DIPEROLEH DARI PENJUALAN SEMUA
PRODUK. BILA HARGA SATU PRODUK p MAKA HARGA
X BUAH PRODUK AKAN MENJADI TOTAL PENDAPATAN,

TR = Px

DIMANA
TR = TOTAL PENDAPATAN DR PENJUALAN X BUAH PRODUK
P = HARGA JUAL PER SATUAN PRODUK

TITIK IMPAS ADALAH TOTAL PENDAPATAN SAMA


DENGAN TOTAL PENGELUARAN
TR = TC

12
FC
X
 p  c DAERAH
TR
UNTUNG

ONGKOS
DAERAH
RUGI
ATAU :
pX = FC + cX TC
BEP (titik impas)

VOLUME PRODUKSI

GAMBAR DIAGRAM TITIK IMPAS PD PERMASALAHN PRODUKSI

13
Beberapa Penerapan Analisis BEP

 Digunakan dalam Analisis Penggunaan Modal.


 Kebijakan harga: Harga dapat ditentukan untuk
menghasilkan EBIT tertentu, dan harga dapat
diturunkan tanpa menyebabkan EBIT negatif.
 Negosiasi kontrak karyawan: pengaruh kenaikan upah
karyawan (VC) dapat dihitung pengaruhnya terhadap
EBIT atau BEP.
 Struktur Biaya: pemilihan FC besar VC kecil atau
sebaliknya dapat dipertimbangkan dg BEP.
 Keputusan pendanaan: keputusan untuk menambah /
tidak menambah FC atau VC.
CONTOH 1 :
 PT. ABC mempunyai kapasitas produksi dan
menjual sebanyak 100.000 unit
 Harga jual per unit diperkirakan Rp.5.000,-
 Total biaya tetap setahun Rp.150 juta, total biaya
variabel Rp.250 juta.
 Hitunglah :
 BEP dalam unit dan rupiah
Jawab :
 Biaya variabel / unit = 250 juta / 100.000 =Rp.2.500,-
 Penjualan (Sales) = 100.000 unit x Rp.5.000 = Rp.500 juta

• Rumus Titik Impas dalam unit


150.000.000
BEP = ---------------------- = 60.000 unit
5.000 – 2.500

• Rumus Titik Impas dalam Rupiah


150 jt 150 jt
BEP = ---------------- = ------------ = 300 jt
2.500 0,5
1 - ---------
5.000

Atau
60.000 unit x Rp 5000 = Rp 300 jt
CONTOH 2 :

1. PABRIK BAJA INGIN MEPRODUKSI BESI BETON. ONGKOS TOTAL UNTUK


PEMBUATAN 10.000 kg PER BULAN ADALAH Rp. 25 JT. ONGKOS TOTAL UNTUK
PEMBUATAN BESI BETON 15.000 KG PER BULAN 30 JT. ASUMSIKAN BAHWA
ONGKOS-ONGKOS VARIABEL BERHUBUNGAN SCR PROPORTIONAL DGN
JUMLAH BAJA YG DIPRODUKSI.

HITUNGLAH :
a. ONGKOS VARIABEL PER UNIT DAN ONGKOS TETAPNYA
b. BILA BESI BETON DI JUAL Rp. 6000 PER kg, BERAPA YANG HRS DIPRODUKSI PER
BULAN AGAR PERUSAHAAN TSB DLM KONDISI IMPAS.
c. BILA PERUSAHAAN MEMPRODUKSI 12.000 KG BAJA. APAKAH PERUSAHAAN
UNTUNG ATAU RUGI?

17
SOLUSI

a. ONGKOS VARIABEL PER UNIT


VC= Cx  X = (30jt-25jt)/(15.000-10.000)
= Rp. 1000 per Kg
KEMUDIAN CARI ONGKOS TETAPNYA
TC = FC + cX
b. BILA p=6000 PER UNIT MAKA JUMLAH YANG HARUS DIPRODUKSI
PER BULAN AGAR MENCAPAI TTK IMPAS
FC
X
p  c
c. BILA X=12.OOO PERBULAN MAKA TOTAL PENJUALAN
TR = pX

18
Soal 3:
 PT. ABC merencanakan membuat sejenis sabun
mandi untuk kelas menengah. Total biaya untuk
membuat 10000 sabun per bulan adalah Rp. 25 juta
dan untuk membuat 15000 sabun per bulan adalah
Rp. 30 juta. Asumsi biaya variabel berhubungan
proporsional dengan jumlah sabun yang diproduksi.
 Hitunglah :
a. Biaya variabel per unit dan biaya tetap
b. Bila perusahaan menjual sabun seharga Rp. 6000
per unit, berapa produksi per bulan agar
perusahaan berada pada titik impas
c. Bila memproduksi 12000 per bulan, apakah
perusahaan untung atau rugi? Berapa besarnya
keuntungan atau kerugian?
 Jawab:
30  25 5 juta
a. C  juta   Rp1000perunit
1500010000 5000
X = 10000 TC = FC + cX
25 juta = FC + 1000(Rp/unit) x 10000 (unit)
FC = Rp.15 juta
Atau X = 15000 TC = FC + cX
30 juta = FC + 1000(Rp/unit) x 15000 (unit)
FC = Rp. 15 juta
b. p = 6000
FC 15 juta
X   3000unit / bulan
p  c 60001000
C. Bila X = 12000, maka
TR = p X
= Rp. 6000/unit x 12000 unit
= Rp. 72 juta per bulan
TC = FC + c X
= Rp. 15 juta + (Rp. 1000/unit x 12000
unit)
= Rp. 27 juta per bulan
Maka perusahaan untung;
Rp. 72 juta – Rp. 27 juta = Rp 45 juta/bulan
BEP Untuk Dua Produk
Sebuah perusahaan menghasilkan dua macam produk A dan B. Perusahaan memproduksi
produk A sebanyak 10.000 unit dengan harga Rp. 10.000 per unit dan produk B sebanyak
5.000 unit dengan harga Rp. 30.000 per unit. Biaya variabel produk A dan B masing-masing
sebesar 60% dari penjualan. Sedangkan biaya tetap produk A sebesar Rp. 20.000.000 dan
produk B sebesar Rp. 30.000.000. Data laporan laba-rugi untuk produk A dan B tersebut
sbb:

Keterangan Produk A Produk B Total


Penjualan 100.000.0000 150.000.000 250.000.000
Biaya Variabel 60.000.000 90.000.000 150.000.000
Kontribusi Marjin 40.000.000 60.000.000 100.000.000
Biaya Tetap 20.000.000 30.000.000 50.000.000
Laba Operasional 20.000.000 30.000.000 50.000.000

Perimbangan penjualan (sales mix) produk A dan B adalah 1 : 1.5 yaitu antara Rp.
100.000.000 : Rp. 150.000.000. Sedangkan perimbangan produknya adalah A : B = 2 : 1
yaitu 10.000 unit : 5.000 unit.
BEP total : Biaya Tetap Total = FC
1 – (VC total: Penjualan Total) 1 – VC/P

BEP total = 50.000.000 = 50.000.000


1 – (150.000.000: 250.000.000) 1 – 0.60

= Rp. 125.000.000 ,-

Perimbangan Sales produk A dan B = A : B = 1 : 1,5 atau 2 : 3


Maka,
Penjualan produk A = 2/5 x Rp. 125.000.000 = Rp. 50.000.000
Atau dalam unit = Rp. 50.000.000 : Rp. 10.000 = 5.000 Unit

Penjualan produk B = 3/5 x Rp. 125.000.000 = Rp. 75.000.000


Atau dalam unit = Rp. 75.000.000 : Rp. 30.000 = 2.500 Unit
Tingkat Keamanan (Margin of Safety)

 Tingkat keamanan atau Margin of Safety =


MOS) merupakan hubungan atau selisih antara
penjualan tertentu (dianggarkan) dg penjualan
pd titik impas.
Penjualan budget
 1. Penjualan budget
MOS = -------------------------- x 100%
Penjualan BEP

 2. Penjualan
Penjualan MOSbudget – penjualan BEP
MOS = ------------------------------------ x 100%
penjualan budget
Contoh
Total Per satuan
Penjualan (400unit) $ 1.000.000 $ 2.500
Dikurangi VC 600.000 1.500
Contribution Margin $ 400.000 $ 1.000
Dikurangi FC 350.000
Penghasilan neto $ 50.000

BEP dalam unit = FC = 350.000 = 350 unit


P – VC 2500 - 1500
Analisis Laba Neto Target
Kembali ke perhitungan BEP berikut:
BEP dalam unit = FC = 350.000 = 350 unit
P – VC 2500 - 1500

 Jika perusahaan menginginkan laba sebesar Rp 50 rb,


berapa unit produk harus dijual?

 Q laba 50rb = FC + laba target = 350rb+50rb = 400 unit


P – VC 2500 - 1500
Analisis Laba Neto Target
Jika perhitungan BEP berikut:
BEP = FC = 350.000 = 350.000 = Rp 875.000
1 – VC/P 1 – 1500/2500 1 - 0,6

Q laba 50rb = FC + laba target = 350rb + 50rb


1 – VC/P 1 – 1500/2500

= 400.000 = 400.000 = Rp 1.000.000,-


1 – 0,6 0,4

Jika dikonversi ke unit = 1.000.000 / 2.500 = 400 unit


ANALISA TITIK IMPAS PADA PEMILIHAN
ALTERNATIF INVESTASI

28
BEP pada pemilihan alternatif
1. Definisikan secara jelas variabel yang akan
dicari dan tentukan satuan dimensinya
2. Gunakan analisis EUAC atau PW untuk
menyatakan total ongkos setiap alternatif
3. Ekuivalenkan persamaan ongkos-ongkos
tersebut dan carilah nilai impas dari variabel
yang didefinisikan
4. Bila tingkat utilitas yang diinginkan lebih kecil
dari nilai BEP,pilih alternatif yang memiliki
biaya variabel lebih tinggi, dan sebaliknya.
Soal;
1.Terdapat 3 alternatif proyek dengan data sbb:

Alternatif A B C

Biaya awal (juta) 100 150 250

Nilai sisa (juta) 0 25 25


Depresiasi (juta) = (100-0)/10 = 10 (150-25)/10 = 12,5 (150-25)/10 = 12,5
Biaya tahunan (juta) 20 16 5

Umur proyek 10 10 10

Ongkos/unit produk 200 150 100

Bila MARR = 10%, pada interval tingkat produksi per


tahun berapa alternatif B paling ekonomis?
Menghitung Deret seragam yg menyatakan pengeluaran per tahun
EUAC (Equivalent Uniform Annual Cost)

Misalkan X adalah jumlah produk yang dibuat per tahun, maka:

EUAC (A) = 100 jt (A/P,10%,10) + 20jt + 200.X


= 100 jt (0,16275) + 20 jt + 200.X
= 36,275 jt + 200.X

EUAC (B) = 150 jt (A/P,10%,10) + 16 jt – 25 jt (A/F,10%,10) + 150.X


= 150 jt (0,16275) + 16 jt – 25 jt (0,06275)+ 150.X
= 38,844 jt + 150.X

EUAC (C) = 250 jt (A/P,10%,10) + 5 jt – 25 jt (A/F,10%,10) + 100.X


= 150 jt (0,16275) + 5 jt – 25 jt (0,06275)+ 100.X
= 44,119 jt + 100.X

31
ONGK
A B

OS
C
44,1

38,8
36,3

X1 X2 X3 VOLUME PRODUKSI

Dari gambar di atas tampak bahwa alternatif B akan paling ekonomis apabila
perusahaan berproduksi pada volume per tahun antara X1 dan X3. Bila volume
produksi lebih dari X3 maka alternatif C yang paling ekonomis dan bila volume
produksi kurang dari X1 maka alternatif A yang paling ekonomis.
Maka berlaku:
X1 merupakan titik potong garis A dan B sehingga:
36,3 jt + 200.X = 38,8 jt + 150.X, diperoleh X = X1 = 51,4 unit per tahun.
X3 merupakan titik potong garis B dan C sehingga:
38,8 jt + 150.X = 44,1 + 100.X, diperoleh X = X3 = 105,5 unit per tahun.

Maka sebaiknya perusahaan memilih alternatif B apabila tingkat


produksinya per tahun adalah antara 51,4 sampai 105,5 unit 32
2. Sebuah perusahaan plat baja sedang
mempertimbangkan 2 alternatif mesin pemotong plat
yang bisa digunakan
Alternatif 1. Mesin otomatis; harga awal Rp. 23 juta dan
nilai sisa Rp. 4 juta setelah 10 th. Bila mesin dibeli,
operator harus dibayar Rp. 12000/jam. Output mesin
8ton/jam. Biaya O&M tahunan 3,5 juta rupiah.
Alternatif 2. Mesin semi otomatis; harga awal Rp.8juta
dengan masa pakai ekonomis 5 th dan tidak bernilai
sisa. Biaya perjam adalah Rp. 24000/jam dan biaya
O&M adalah Rp. 1,5 juta per tahun. Output mesin 6
ton/jam.
Apabila MARR 10%;
a. Berapa lembaran logam yang harus diproduksi tiap
tahun agar mesin otomatis lebih ekonomis daripada
mesin semiotomatis?
b. Apabila manajemen menetapkan tingkat produksi 2000
ton per tahun, mesin mana yang sebaiknya dipilih?
ANALISA TITIK IMPAS PADA KEPUTUSAN BUAT-
BIAYA KOMPONEN A KOMPONEN B
BELI
Biaya awal 200 jt 350 jt
Biaya tenaga kerja/unit 2000 2500
Biaya bahan baku/unit 3000 2500
Nilai Sisa 10 jt 15 jt
Umur fasilitas 5 th 7 th
Biaya overhead / tahun 18 jt 15 jt

Disisi lain perusahaan jg mempertimbangkan tawaran dari suatu suplier


komponen A dan B masing2 seharga Rp 10.000 dan Rp 15.000 per unit. Bila
diasumsukan tdk ada biaya2 lain yg terlibat dalam proses pembelian produk
dan i=15% untuk analisis, tentukan:
a. Pada kebutuhan brp komponen per tahunkah perusahaan sebaiknya
membuat sendiri komponen tsb?
b. Bila kebutuhan tiap komponen 2000 unit per tahun, keputusan apa yg
harus diambil perusahaan berkaitan dengan permasalahan tsb?
34
SOLUSI:
Misal: XA adalah kebutuhan komponen A dalam setahun
XB adalah kebutuhan komponen B dalam setahun
Untuk Komponen A:
Biaya per tahun untuk alternatif membeli adalah kebutuhan per tahun dikalikan dengan
harga per unit.
UEAC beli = Rp 10.000 . XA
Biaya per tahun untuk alternatif membuat sendiri adalah:
UEAC buat = 200jt (A/P,15%,5) + (3000+2000).XA – 10jt (A/F,15%,5) + 18jt
UEAC buat = 74,49 jt + 5000.XA
Maka titik impas terjadi bila UEAC beli = UEAC buat ,
Rp 10.000 . XA = 74,49 jt + 5000.XA, diperoleh XA = 14.898 komponen
Jadi alternatif membuat akan sama ekonomisnya dg alternatif membeli komponen A pada
kebutuhan 14.898 komponen per tahun.

Untuk Komponen B:
Biaya per tahun untuk alternatif membeli adalah kebutuhan per tahun dikalikan dengan
harga per unit.
UEAC beli = Rp 15.000 . XB
Biaya per tahun untuk alternatif membuat sendiri adalah:
UEAC buat = 350jt (A/P,15%,7) + (2500+2500).XB – 15jt (A/F,15%,7) + 15jt
UEAC buat = 97,7706 jt + 5000.XB
Maka titik impas terjadi bila UEAC beli = UEAC buat ,
Rp 15.000 . XB = 97,7706 jt + 5000.XB, diperoleh XB = 9.777 komponen
Jadi alternatif membuat akan sama ekonomisnya dg alternatif membeli komponen B pada
kebutuhan 9.777 komponen per tahun. 35
b. Bila kebutuhan masing masing komponen adalah 2000 unit per tahun
maka perusahaan leih baik membeli komponen A maupun komponen B.
(karenan kebutuhan per thaun masih dibawah kebutuhan unit untuk dapat
memenuhi titik impas)
EUAC beli < EUAC buat.

36
Break Even & Sensitivity Analysis
Ketepatan estimasi parameter
 Seringkali muncul keraguan akan ketepatan
estimasi parameter (MARR, planning horizon,
terminal cashflow dst.)
 Analisis Breakeven dan Analisis Sensitivitas
dimaksudkan untuk menurunkan kebutuhan
akan informasi yang diperlukan untuk membuat
estimasi yang lebih akurat.
 Dengan Analisis Breakeven dan Sensitivitas
pembandingan antar alternatif bisa jauh lebih
realistik.
Analisis Break-even &
Analisis Sensitivitas
 Analisis Breakeven digunakan jika estimasi
akurat tidak dapat diperoleh tetapi
intelligent judgement dapat dibuat untuk
memperkirakan apakah nilai parameter
lebeih besar atau lebih kecil dibandingkan
angka titik impas.
 Analisis Sensitivitas digunakan untuk
menganalisis efek dari kesalahan dalam
estimasi parameter.
Break Even Analysis
 Pada nilai parameter berapa dua alternatif
menjadi “sama menarik”nya?
 Jika nilai parameter diatas angka titik
impas, satu alternatif lebih menarik
dibandingkan alternatif yang lain dan
sebaliknya.
Contoh Soal

 Sebuah perusahaan kontraktor menghadapi


kebutuhan kompresor yang bersifat musiman.
Sebuah kompresor dapat disewa dengan biaya $
50 per hari, tetapi bisa juga dibeli. Harga
kompresor $ 6000, sedangkan biaya operasi dan
maintenance adalah $ 3000 per tahun.
Diperkirakan kompresor dapat digunakan
selama 5 tahun.
 Berapa jumlah hari kebutuhan dalam setahun
yang akan membuat memiliki kompressor
sendiri lebih menarik, jika MARR 20%
Contoh Soal Lanjutan
Jumlah Jumlah hari
kompresor dalam
Kontraktor di depan sudah yang setahun
mempunyai 8 kompresor. dibutuhkan
Sebaiknya berapakah jumlah <= 8 140
tambahan kompresor yang
harus dibeli jika hasil 9 40
pengamatan kebutuhan
10 30
harian kompresor adalah
seperti pada Tabel di sebelah. 11 20

12 20

13 10

>=14 0
Contoh Analisis Sensitivitas

 Sebuah proyek dengan proyeksi aliran kas sbb:

Tahun 0 1 2 3 4 5
ke

Aliran (10.000) 3000 3000 3000 3000 3000


Kas ($)

Pada MARR 12% proyek tersebut layak dengan AE = $


226
Buatlah analisis sensitivitas terhadap perubahan MARR,
perubahan annual receipts, perubahan investasi awal,
dan perubahan planning horizon.
Contoh Analisis Sensitivitas (lanjutan)
Jika diasumsikan bahwa semua estimasi sudah tepat
kecuali estimasi aliran kas penerimaan tahunan, maka
Annual Equivalent dapat dinyatakan sebagai:

AE = -10.000(A/P,12%,5) + 3000(1+x)
di mana x adalah persentase kesalahan estimasi.
Two-parameter Sensitivity Analysis
 Analisis sensitivitas dapat dilakukan satu
demi satu, dapat juga untuk dua
parameter sekaligus.
 Bentuk persamaan NPV (atau AE) yang
memasukkan variabel persentase
kesalahan estimasi.
Skenario
 Menghadapi ketidakpastian juga seringkali dilakukan
dengan merumuskan skenario optimistik, skenario
pesimistik dan skenario moderat (most likely).

Pessimistic Most Likely Optimistic


Investment - $12.000 -10.000 -8.000
Annual Receipts $2.500 3.000 4.000
Discount rate 20% 15% 12%
Planning Horizon 4 yrs 5 yrs 6 yrs
Analisis Sensitivitas
 Nilai-nilai parameter dalam ekonomi teknik tidak
terlepas dari faktor kesalahan
 Perubahan pada nilai parameter akan mengakibatkan
perubahan hasil sehingga dapat mempengaruhi
keputusan
 Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui
seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan
faktor-faktor atau parameter-parameter
 Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai
suatu parameter pada suatu waktu untuk selanjutnya
dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap akseptabilitas
suatu alternatif investasi
 Soal:
Sebuah alternatif investasi diperkirakan
membutuhkan dana awal sebesar Rp. 10 juta dengan
nilai sisa nol di akhir tahun ke lima. Pendapatan
tahunan diestimasikan sebesar Rp.3 juta. Perusahaan
menggunakan MARR sebesar 12% untuk menganalisis
kelayakan alternatif investasi tersebut. Buatlah analisis
sensitivitas dengan mengubah nilai-nilai:
a. Tingkat bunga
b. Investasi awal
c. Pendapatan tahunan
pada interval ± 40% dari nilai-nilai yang diestimasikan
di atas dan tentukan batas-batas nilai parameter yang
mengakibatkan keputusan tersebut bisa berubah
(batas-batas kelayakan)
A = 3 juta

0 1 2 3 4 5

i=12%
I = 10 juta
NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,12%,5)
= 0,8144 juta, layak karena NPW > 0.
a. Apabila suku bunga (i) berubah ±40% dari suku bunga
estimasi maka:
1. Bertambah 40%; (12% + (0.4*12) = 16.8%
NPW = -10juta + 3juta(P/A,16.8%,5)
= -0,3572 juta
2. Bertambah 25%;
NPW = -10juta + 3juta(P/A,15%,5)
= 0,0566 juta
3. Berkurang 25%;
NPW = -10juta + 3juta(P/A,9%,5)
= 1,6691 juta
4. Berkurang 40%;
NPW = -10juta + 3juta(P/A,7.2%,5)
= 2,2361 juta

NPW (juta)
3
.2 361
-4 0; 2
.6 692
-2 5; 1 2

44
0;10.81

56 6
25 ; 0.0
.3 572
0 40 ; -0
-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40

Perubahan i (% )
-1

Grafik Sensitivitas

Keputusan menjadi tidak layak jika NPW negatif. Batas


perubahan ini akan diperoleh melalui nilai ROR (NPW=0)
NPW = 0; -10 juta + 3juta(P/A,i%,5) = 0; i = 15,25%
b. Perubahan investasi awal pada interval ± 40%
1. +40%; NPW = -10juta(1,4) + 3juta(P/A,12%,5)
= -3,1856 juta
2. +25%; NPW = -12,5juta + 3juta(3,6048)
= -1,6856 juta
3. -25%; NPW = -7,5juta + 3juta(3,6048)
= 3,3144 juta
4. -40%; NPW = -6 juta + 3juta(3,6048)
= 4,8144 juta
NPW=0 bila besar investasi;
P = 3 juta(P/A,12%,5)
= 10,8144 juta
Jadi investasi menjadi tidak layak jika biaya investasi
lebih besar dari Rp 10,8144 juta atau meningkat
sebesar 8,144% dari 10 juta
SUMBER:
EKONOMI TEKNIK, I NYOMAN PUJAWAN

52

Anda mungkin juga menyukai