Anda di halaman 1dari 54

Analisis Titik Impas

.
Teknik Industri .
Universitas
Brawijaya
Parameter Ekonomi Teknik
- -----------

• Horizon perencanaan
• MARR
• Aliran kas

Merupakan estimasi

Unsur ketidakpastian

2
Faktor2 yang Mengakibatkan
Ketidakpastian
- -----------

1. Estimasi tidak akurat akibat informasi faktual


terbatas.
2. Tipe bisnis dan kondisi ekonomi masa depan
3. Tipe pabrik & peralatan yang digunakan.
4. Panjang horizon perencanaan yang digunakan.

3
Cara/Metode untuk Mengatasi
Ketidakpastian
- -----------

1. Analisis titik impas (Break Even Analysis)


2. Analisis sensitivitas
3. Analisis risiko

4
- -----------

ANALISIS TITIK IMPAS

5
Analisis Titik Impas
- -----------

• Berguna dalam pengambilan keputusan


pemilihan alternatif yang cukup sensitif
terhadap variabel atau parameter
• Nilai suatu parameter atau variabel yang
menyebabkan dua atau lebih alternatif sama
baiknya : Nilai titik impas (Break Even
Point/BEP)

6
Analisis Titik Impas pada
Permasalahan Produksi
- -----------

• Untuk menentukan tingkat produksi yang


mengakibatkan perusahaan berada pada kondisi impas
 dicari fungsi2 biaya & pendapatannya

• Saat fungsi2 tersebut bertemu  total biaya = total


pendapatan
Asumsi:
Fungsi biaya & fungsi pendapatan linier terhadap
volume produksi

7
Komponen Biaya
- -----------

• Biaya tetap ex: biaya gedung, biaya tanah


• Biaya variabel ex: biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung
• Biaya total adalah jumlah dari biaya-
biaya tetap dan biaya-biaya variabel

8
Grafik FC, VC, TC - ,
~- --- -- ~~~~~~

TC= FC + VC
YJ •
0
..::
£rn

c::
vc 0
1VC
/
/
/
- _ J - FC
-------.....-FC /
/
I /

!/
~--·-
lurns volume produksi ·-------..............---
produksi .......
(b) -..

volume produksi
(a)
a) Ongkos tetap (FC) (c)
b) Ongkos variabel (VC)
c) Ongkos total (TC)

9
Grafik FC, VC, TC
- -----------

• Misal: X = volume produk yang dibuat


• c = ongkos variabel untuk pembuatan 1 produk
 Ongkos variabel untuk membuat produk sejumlah X adalah
VC = c.X
 TC = FC + VC
= FC + cX
dimana:
TC : ongkos total untuk membuat X produk
FC : ongkos tetap
VC : ongkos variabel untuk membuat X produk

10
Analisis Titik Impas
- -----------

• Asumsi :
Total pendapatan (total revenue/TR) dari
diperoleh
penjualan semua produk yang diproduksi
• Jika:
p = harga 1 produk
X = volume produk yang dibuat
Maka total pendapatan/total revenue adalah
TR = p.X
11
Analisis Titik Impas
- -----------

• Total Revenue = Total Cost


p.X = FC + c.X
X = FC
p-c
• X = volume produksi yang menyebabkan
perusahaan pada titik impas (BEP)
• Perusahaan untung jika berproduksi diatas
X
(melampaui titik impas)
12
Contoh
- -----------

• PT. ABC Indonesia merencanakan membuat


sejenis sabun mandi untuk kelas menengah.
Ongkos total untuk pembuatan 10.000 sabun
per bulan adalah Rp 25 juta dan ongkos total
untuk pembuatan 15.000 sabun per bulan
adalah Rp 30 juta. Asumsikan bahwa ongkos2
variabel berhubungan secara proporsional
dengan jumlah sabun yang diproduksi

13
Contoh
- -----------

Hitunglah:
a. Ongkos variabel per unit dan ongkos tetapnya
b. Bila PT. ABC Indonesia menjual sabun tersebut
seharga Rp 6.000 per unit, berapakah yang harus
diproduksi perbulan agar perusahaan tersebut berada
pada titik impas?
c. Bila perusahaan memproduksi 12.000 sabun per bulan,
apakah perusahaan untung atau rugi? Dan berapa
keuntungan atau kerugiannya?

14
Contoh
- -----------
a. Ongkos variabel per unit (c)
c = 30 juta – 25 juta = 5 juta Rp 1.000 per unit
= 15.000 – 10.000 5.000
Ongkos tetap
Untuk X = 10.000
unit
TC = FC =+ FC
25 juta VC+ [1.000 (Rp/unit) x 10.000 (unit)]
FC = 15 juta
atau
Untuk X = 15.000 unit
TC = FC + VC
30 juta = FC + [1.000 x 15.000 (unit)]
(Rp/unit)
FC = 15 juta 15
Contoh
- -----------

b. Bila p = Rp 6.000 per unit maka jumlah yang harus


diproduksi per bulan agar mencapai titik impas:

X = FC = Rp 15 juta/bulan = 3.000 unit/bulan


p – c [6.000 – 1.000](Rp/unit)

Jadi, volume produksi 3.000 unit/bulan menyebabkan


perusahaan berada pada titik impas

16
Contoh
- -----------

c. Bila X = 12.000 unit per bulan maka total penjualan:


TR = p.X
= Rp 6.000/unit x 12.000 unit/bulan
= Rp 72 juta/bulan
TC = FC + c.X
= Rp 15 juta/bulan + Rp 1.000/unit x 12.000 unit/bulan
= Rp 27 juta/bulan
Keuntungan = TR – TC
= Rp 72 juta/bulan - Rp 27 juta/bulan
= Rp 45 juta/bulan

17
Diagram Titik Impas Pada
Permasalahan Produksi ------

daer h
untung
G
daerah
r gi

B P (tit i pas)
i

x volume produksi

18
Analisis Titik Impas pada
Pemilihan Alternatif Investasi
- -----------

• Pemilihan alternatif - alternatif investasi 


terkait dengan tingkat produksi atau tingkat
utilisasi dari investasi
• Keputusan yang tepat  mencari titik (yang
menyatakan tingkat produksi) dimana alternatif
A impas dengan alternatif B, Kapan alternatif A
> atau < dari alternatif B

19
Ilustrasi Analisis BEP pada
Pemilihan Alternatif Investasi ---~---

''--------- x
I t• ---
.. -----'---- "-_....--

unit variabel
--------
• Kedua alternatif sama baiknya (impas) bila tingkat
produksinya = X unit
• Bila tingkat produksi < X unit  alternatif B yang lebih baik
• Bila tingkat produksi > X unit  alternatif A yang lebih baik
20
Langkah2 Penentuan Alternatif
Berdasarkan Analisis Titik
-----------
Impas
-

1. Definisikan secara jelas variabel yang akan dicari &


tentukan satuan atau unit dimensinya
2. Gunakan analisis EUAC (Equivalent Uniform Annual Cost)
atau PW (Present Worth) untuk menyatakan total ongkos
setiap alternatif sbg fungsi dari variabel yang didefinisikan
3. Ekuivalenkan persamaan2 ongkos tersebut & cari nilai
impas
4. dari variabel yang didefinisikan
Bila tingkat utilitas yang diinginkan < titik impas  pilih
alternatif dengan ongkos variabel lebih tinggi (gradien lebih
besar). Bila tingkat utilitas yang diinginkan > titik impas 
pilih alternatif dengan ongkos variabel lebih rendah
(gradien lebih kecil).
Contoh
- -----------

Sebuah perusahaan pelat baja sedang mempertimbangkan 2 alternatif


mesin pemotong pelat yang bisa digunakan dalam proses
produksinya.
Alternatif I adalah mesin otomatis yang memiliki harga awal Rp 23
juta & nilai sisa Rp 4 juta setelah 10 tahun. Bila mesin ini dibeli,
maka operator harus dibayar Rp 12.000 per jam. Output mesin adalah
8 ton per jam. Ongkos operasi & perawatan tahunan diperkirakan Rp
3,5 juta.
Alternatif II adalah mesin semiotomatis yang memiliki harga awal Rp
8 juta & dengan masa pakai ekonomis 5 tahun & tanpa nilai sisa.
Ongkos tenaga kerja yang harus dibayar Rp 24.000 per jam. Output
mesin adalah 6 ton per jam. Ongkos operasi & perawatan tahunan
diperkirakan Rp 1,5 juta.
MARR yang digunakan 10%
22
Contoh
- -----------

• Hitunglah:
a. Berapa lembaran logam yang harus
diproduksi tiap tahun agar mesin
otomatis lebih ekonomis dari mesin
semiotomatis?
b. Apabila manajemen menetapkan
tingkat produksi sebesar 2.000 ton
per tahun, mesin mana yang
sebaiknya dipilih?
Contoh
- -----------
a. Langkah penyelesaian:
1.X : jumlah lembaran logam (ton) yang diproduksi dalam
setahun :
2.Ongkos2 variabel tahunan mesin otomatis (ongkos tenaga kerja)
AC1 = Rp jam
12.000 x 18 jam
ton x X(ton)
tahun
= Rp
12.000 X
8 tahun
Sehingga ongkos ekuivalen tahunannya adalah:
EUAC1 = Rp 23 juta (A/P,10%,10) – Rp 4 juta +
(A/F,10%,10)
Rp3,5 juta + Rp 12.000 X/8
= Rp 23 juta (0,16275) – Rp 4 juta (0,06275) +
Rp3,5 juta + Rp 12.000 X/8
= Rp 6,992 juta + Rp 1.500X
Contoh
- -----------

Dengan cara yang sama ongkos2 variabel tahunan mesin


semiotomatis :
AC2 = Rp 24.000 x 1 jam x X ton
jam 6 ton tahun
= Rp
4.000
Sehingga X
ongkos ekuivalen tahunannya adalah:
EUAAC2 = Rp 8 juta (A/P,10%,5) + Rp 1,5 juta + Rp X
4.000
= Rp 8 juta (0,26380) + Rp 1,5 juta + Rp 4.000
X
= Rp 3,610 juta + Rp 4.000X

25
Contoh
- -----------

3. Kedua persamaan EUAC diekuivalenkan sehingga diperoleh :


EUAC1 = EUAC2
Rp 6,992 juta + Rp 1.500X = Rp 3,610 juta + Rp 4.000X
Rp 3,382 juta = Rp 2.500X
X = 1.352,8 ton per tahun
Jadi mesin otomatis akan lebih ekonomis dipakai jika
dibandingkan
dengan mesin semi otomatis jika produksinya lebih besar dr
b. 1.352,8 ton pertahun
Apabila manajemen memutuskan tingkat produksi sebesar 2.000
ton per tahun maka mesin otomatis yang dipilih
(karena mempunyai ongkos variabel lebih rendah/gradien lebih
kecil)
26
Analisis Titik Impas pada
Keputusan Beli-Buat
- -----------

• Bila perusahaan membutuhkan


produk/komponen dalam jumlah besar 
lebih efisien bila perusahaan membuat
sendiri
• Bila perusahaan membutuhkan
produk/komponen dalam jumlah sedikit
 tidak ekonomis bila perusahaan
membuat sendiri
27
Contoh
- -----------

• Seorang insinyur diserahi tugas untuk melakukan analisis buat beli


pada 2 buah komponen yang akan digunakan untuk melakukan
inovasi pada produk-produk tertentu yang menjadi andalan
perusahaan. Setelah melakukan studi dan berhasil mengumpulkan
data2 teknis maupun ekonomis dari pembuatan kedua komponen
diperoleh ringkasan data :
A B
Ongkos awal Rp 200 juta Rp 350 juta
Ongkos tenaga kerja/unit Rp 2.000 Rp 2.500
Ongkos bahan baku/unit Rp 3.000 Rp 2.500
Nilai sisa Rp 10 juta Rp 15 juta
Umur fasilitas 8 tahun 7 tahun

28
Contoh
- -----------

• Disamping itu masih ada biaya overhead Rp 18 juta per tahun


untuk komponen A dan Rp 15 juta per tahun untuk komponen B
• Disisi lain perusahaan juga mempertimbangkan tawaran dari
suatu perusahaan untuk membeli komponen A dan B masing2
seharga Rp10.000 per unit dan Rp15.000 per unit. Bila
diasumsikan tidak ada biaya2 lain yang terlibat dalam proses
pembelian produk dan i=15%, tentukanlah:
a. Pada kebutuhan berapa komponen per tahun kah perusahaan
sebaiknya sebaiknya membuat sendiri komponen tersebut?
b. Bila kebutuhan masing2 komponen adalah 2.000 unit per tahun,
keputusan apa yang harus diambil?
• Asumsikan produksi komponen A independen terhadap produksi
komponen B & tidak ada diskon untuk pembelian partai
29
Contoh
- -----------

a. Misal XA : kebutuhan komponen A per tahun


XB : kebutuhan komponen B per tahun
Komponen A :
• Biaya per tahun untuk alternatif membeli komponen
A EUAC beli = Rp10.000 XA
• Biaya per tahun untuk alternatif membuat komponen A
EUAC buat = Rp 200 juta (A/P,15%,8) + Rp 18 juta + (Rp 2.000
+ Rp 3.000) XA – Rp 10 juta (A/F,15%,8)
= Rp 200 juta (0,2229) + Rp 18 juta + (Rp 2.000
Rp +
3.000)juta
= Rp44,58 XA –+Rp 10 juta
Rp18 juta +
(0,0729)
Rp5.000XA – Rp0,729 juta
= Rp61,851 juta + Rp5.000XA
30
Contoh
- -----------

Untuk mencapai titik impas antara alternatif membeli dan membuat,


maka harus terpenuhi :
EUAC beli = EUAC buat
Rp10.000 XA = Rp 61,851 juta + Rp5.000XA
Rp5.000 XA = Rp 61,851 juta
XA = 12.370
komponen
Jadi alternatif membuat akan sama ekonomisnya dengan alternatif
membeli komponen A pada kebutuhan sebesar 12.370
komponen
per tahun

31
Contoh
- -----------

Komponen B :
• Biaya per tahun untuk alternatif
membeli
EUAC beli = Rp15.000 XB
• Biaya per tahun untuk alternatif membuat
EUAC buat = Rp 350 juta (A/P,15%,7) + Rp 15 juta + (Rp 2.500
+ Rp 2.500) XB – Rp 15 juta (A/F,15%,7)
= Rp 350 juta (0,2404) + Rp 15 juta + 2.500 +
Rp (Rp
2.500)juta
= Rp84,14 XB –+Rp 15 juta
Rp15 juta (0,0904)
+ Rp5.000XB – Rp1,356 juta
= Rp97,784 juta + Rp5.000XB

32
Contoh
- -----------

Untuk mencapai titik impas antara alternatif membeli dan membuat,


maka harus terpenuhi :
EUAC beli = EUAC buat
Rp15.000 XB = Rp97,784 juta + Rp5.000XB
Rp10.000 XB = Rp 97,784 juta
XB = 9.778 komponen

Jadi alternatif membuat akan sama ekonomisnya dengan alternatif


membeli komponen B pada kebutuhan sebesar 9.778 komponen
per
tahun

33
Contoh
- -----------

b. Bila kebutuhan masing2 komponen


adalah 2.000 unit per tahun 
perusahaan lebih baik membeli
komponen A maupun komponen B

34
ANALISIS SENSITIVITAS

. .
PENDAHULUAN
Estimasi nilai parameter mempunyai faktor
kesalahan
Pada saat2 tertentu estimasi nilai parameter
berubah

Perubahan yang terjadi pada nilai2


parameter  perubahan tingkat output

perubahan pemilihan alternatif investasi
36
PENDAHULUAN
Analisa sensitivitas memberikan gambaran
sejauh mana suatu keputusan konsisten
meskipun terjadi perubahan parameter-
parameter yang mempengaruhinya.

Parameter-parameter : biaya investasi,


aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, dan
sebagainya

37
Contoh
 Sebuah alternatif investasi diperkirakan membutuhkan dana
seb awal sar Rp 10 juta dengan nilai sisa nol di akhir tahun
e kelima.
Pendapatan tahunan diestimasikan sebesar Rp 3 juta.
Perusahaan menggunakan MARR sebesar 12% untuk
menganalisis kelayakan alternatif investasi tersebut. Buatlah
analisis
a. sensitivitas
Tingkat bunga dengan mengubah nilai2:
b. Investasi awal
c. Pendapatan
tahunan
Pada interval ± 40% dari nilai-nilai yang diestimasikan diatas dan
tentukan batas2 nilai parameter yang mengakibatkan keputusan
terhadap alternatif tersebut bisa berubah (dari layak menjadi
tidak layak atau sebaliknya)

38
Contoh

39
Solusi

Menghitung nilai awal nettonya (NPW)


NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,12%,5)
= -10 juta + 3 juta (3,6048)
= 0,8144 juta
NPW > 0  alternatif layak dilakukan
a. MARR ± 40%
1. Bertambah 40%

NPW = -10 juta + 3 juta


(P/A,16,8%,5)
= -10 juta + 3 juta (3,2143)
= - 0,3572 juta

40
2. Berta mbah 25%
NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,15%,5)
= -10 juta + 3 juta (3,3522)
= 0,0566 juta
3. Berkurang 25%
NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,9%,5)
= -10 juta + 3 juta (3,8897)
= 1,6691 juta
3. Berkurang 40%
NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,7,2%,5)
= -10 juta + 3 juta (4,0787)
= 2,2361 juta

41
Grafik Pengaruh Perubahan Tingkat
Suku Bunga terhadap nilai NPW

42
 Ke putusan berubah dari layak  tak layak bila NPW
berubah menjadi (–)
 Batas perubahan : dengan menghitung nilai ROR saat
NPW = 0
-10 juta + 3 juta (P/A,i%,5) = 0
(P/A,i%,5) = 3,33
i = 15,25%
Jadi keputusan berubah bila i menjadi lebih besar dari
15,25%

43
b. P ± 40%
1. Bertambah 40%

NPW = -10 juta (1,4) + 3 juta (P/A,12%,5)


= -14 juta + 3 juta (3,6048)
= - 3,1856 juta
2. Bertambah 25%

NPW = -10 juta (1,25) + 3 juta (P/A,12%,5)


= -12,5 juta + 3 juta (3,6048)
= - 1,6856 juta

44
3. Berkurang 25%
NPW = -10 juta (0,75)+ 3 juta (P/A,12%,5)
= -7,5 juta + 3 juta (3,6048)
= 3,3144 juta
4. Berkurang 40%
NPW = -10 juta (0,6) + 3 juta (P/A,12%,5)
= -6 juta + 3 juta (3,6048)
= 4,8144 juta

45
Grafik Pengaruh Perubahan Nilai Investasi
Awal terhadap Nilai NPW

46
 Alt ernatif menjadi tidak layak bila perubahan nilai P
menyebabkan NPW berubah mjd < 0.
 NPW = 0 bila besarnya investasi :

P = 3 juta (P/A,12%,5)
= 3 juta (3,6048)
= 10,8144
 Investasi menjadi tidak layak bila P yang dibutuhkan >
Rp 10,8144 juta atau meningkat 8,144% dari P
diestimasikan Rp 10 juta

47
c. A ± 40%
1. Bertambah 40%

NPW = -10 juta + 3 juta (1,4) (P/A,12%,5)


= -10 juta + 4,2 juta (3,6048)
= 5,140 juta
2. Bertambah 25%

NPW = -10 juta + 3 juta (1,25) (P/A,12%,5)


= -10 juta + 3,75 juta (3,6048)
= 3,518 juta

48
3. Berkurang 25%
NPW = -10 juta + 3 juta (0,75) (P/A,12%,5)
= -10 juta + 2,25 juta (3,6048)
= -1,8892 juta
4. Berkurang 40%
NPW = -10 juta + 3 juta (0,6)(P/A,12%,5)
= -10 juta + 1,8 juta (3,6048)
= -3,511 juta

49
Grafik Pengaruh Perubahan Pendapatan
Tahunan terhadap Nilai NPW

50
 Alternatif menjadi tidak layak bila :
NPW = 0
-10 juta + 3 juta (a) (P/A,12%,5) = 0
(a) (3,6048) = 3,33
a = 0,9237
 Jadi alternatif diatas menjadi tidak layak jika
pendapatan tahunan terjadi penurunan di
bawah 2,77 juta per tahun

51
Tugas
1. Sebuah mesin bisa dibeli seharga Rp 20
juta. Umurnya diestimasikan 5 tahun dan
tanpa nilai sisa. Ongkos untuk operasional
dan perawatan diestimasikan sebesar Rp 4
juta per tahun. Apabila MARR=18% per
tahun, berapakah pendapatan per tahun dari
mesin ini agar tidak ada perbedaan antara
membeli dan tidak membeli mesin tersebut?

52
2. Ada 2 buah pompa yang dipertimbangkan oleh
perusahaan X untuk dibeli. Pompa A seharga Rp 4
juta dan diestimasikan berumur 3 tahun dan
membutuhkan perawatan intensif setelah dipakai
selama 2000 jam dengan biaya Rp 1,5 juta. Pompa
B (yang lebih canggih) seharga Rp 9,5 juta berumur
5 tahun dan membutuhkan biaya perawatan intensif
setelah dipakai 9000 jam dengan biaya Rp 3,5 juta.
Apabila ongkos operasional masing-masing pompa
adalah Rp 2500 per jam, berapa jam dalam setahun
minimal kebutuhan pemakaian pompa agar pompa B
lebih ekonomis untuk dibeli? Gunakan i=10%

53
3. Sebuah proyek diperkirakan membutuhkan dana awal
investasi sebesar Rp 50 juta dengan umur 6 tahun dan
nilai sisa Rp 4 juta. Perusahaan diperkirakan memperoleh
pemasukan sebesar Rp 8 juta pada tahun pertama dan
selanjutnya meningkat Rp 1 juta tiap tahun. Dengan
menggunakan tingkat bunga 10%.
a. Tentukan apakah proyek ini layak dilaksanakan atau
tidak?
b. Buatlah analisa sensitivitas keputusan dengan mengubah
tingkat suku bunga, investasi awal, dan pendapatan
tahunan pada range + 30% dari perkiraan di atas.
c. Tentukan batas-batas parameter yang mengakibatkan
keputusan terhadap alternatif tadi menjadi berubah
54

Anda mungkin juga menyukai