Anda di halaman 1dari 6

Olimpiade yang semakin dekat telah membawa berbagai perubahan yang terjadi mengenai

pertandingan Karate. Beberapa perubahan peraturan Karate tahap demi tahap berubah. Namun di
tahun 2019 ini merupakan perubahan peraturan yang paling signifikan terjadi di tubuh WKF (World
Karate Federation) yang dipercayai untuk me’megang’ cabang olahraga Karate di Olimpiade Tokyo
2020 mendatang. Baik Kata dan Kumite, terjadi perubahan peraturan yang wajib diketahui oleh para
wasit, juri, pelatih dan atlet. Lalu, bagaimana langkah FORKI? Dan apa yang perlu kita lakukan?

VIDEO: Pendapat Pejabat, Pelatih, Atlet dan Wasit Karate dengan dipertandingkannya Karate di
Olimpiade

Sebelum kita lanjut kearah sana, yuk kita lihat dulu peraturan apa saja yang berubah efektif 1 Januari
2019 ini.

1. Durasi Pertandingan Kumite


Dahulu durasi pertandingan untuk pria dan wanita berbeda. Untuk pria, waktu
pertandingan adalah 3 menit sedangkan untuk wanita 2 menit. Namun efektif 1 Januari
2019, durasi pertandingan Kumite baik untuk pria dan wanita sama 3 menit.
VIDEO: Pertandingan Kumite FINAL Anzhelika Terliuga Vs Ishiai yang masih
menggunakan peraturan 2 menit.
2. Durasi pertandingan Kata Beregu pada perebutan Medali
Untuk perebutan medali (baik perunggu maupun emas), maka durasi waktu maksimal
melakukan Kata dan Bunkai adalah 5 menit.
3. Perubahan penilaian pada Kata (Individu dan Beregu)
Sebelumnya, penilaian Kata menggunakkan bendera merah dan biru dari 5 orang juri
yang bertugas pada pertandingan tersebut dimana kedua atlet (aka dan ao) mengadu
dengan cara mempertunjukkan Kata andalannya masing-masing. Namun efektif 1 Januari
2019, penilaian akan menggunakkan alokasi poin dimana yang dinilai adalah teknik dan
atletik dari Kata tersebut. 7 Juri akan ditugaskan untuk mengevaluasi penampilan atlet
Kata tersebut. Masing-masing Juri tersebut akan menilai penampilan atlet tersebut dari
segi teknik dan atletik. Namun tidak semua poin dari seluruh wasit akan diakumulasikan.
Sebelum diakumulasikan, dua nilai tertinggi dan dua nilai terendah akan dieliminasi
terlebih dahulu baik di penilaian teknik ataupun penilaian atletik. Kemudian maka akan
terkumpul tiga nilai dari tiga juri pada penilaian teknik, begitu juga pada atletik. Nilai-
nilai tersebut kemudian dikalikan dengan bobotnya yaitu 70% untuk nilai teknik dan 30%
untuk nilai atletik. Hasil tersebut dijumlahkan maka akan terkumpul nilai total.

Penilaian nilai teknis yaitu berdasarkan kuda-kuda, pergerakan transisi, timing, keselarasan dan
Kime. Sedangkan penilaian nilai atletik yaitu berdasarkan kekuatan, kecepatan dan keseimbangan
(balance).

Kita lihat contoh dibawah ini:


1. Untuk nilai teknik, 2 skor tertinggi (8.4 dan 8.4) dieliminasi. Dan 2 skor terendah (7.8 dan
7.8) dieliminasi. Menyisakan nilai 8.0, 8.2 dan 8.2 yang dijumlahkan menjadi 24.4.
Namun karena nilai faktornya adalah 70%, maka total nilai tersebut dikalikan 70%
menjadi 17.10
2. Untuk nilai atletik, 2 skor tertinggi (8.4 dan 8.4 dieliminasi. Dan 2 skor terendah (7.8 dan
7.8) dieliminasi. Menyisakan nilai 8.2, 8.2 dan 8.2 yang dijumlahkan menjadi 24.6.
Namun karena nilai faktornya adalah 30%, maka total nilai tersebut dikalikan 30%
menjadi 7.38.
3. Kedua nilai yang telah dikalikan nilai faktornya tersebut dijumlahkan menjadi (17.10 +
7.38) yaitu 24.48.
Lantas, bagaimana untuk menentukkan pemenang antar atlet yang bertanding?

Pada peraturan baru ini, Atlet yang akan bertanding tidak lagi Aka Vs Ao kemudian diadu penilaian
benderanya lagi. Namun, setiap atlet yang bertanding akan dibagi kedalam pool dengan 8 orang atlet
dengan 4 orang atlet dengan nilai terbesar akan maju ke babak selanjutnya. 4 atlet dengan nilai
terbawah akan tereliminasi dalam tiap rondenya hingga tersisa 2 grup. Pada babak ini, peringkat 3
besar pada kedua pool akan berkesempatan maju ke partai final dengan atlet ranking 2 dan 3 dari
masing-masing grup akan beradu memperebutkan medali perunggu sementara atlet teratas dari
masing-masing pool akan bertemu di partai perebutan medali emas.
Jika pada suatu kondisi terdapat atlet yang memiliki nilai sama, maka diperlukan adanya Kata
tambahan untuk maju ke babak selanjutnya.

Kesimpulan:
Yup.. Hal-hal diatas merupakan perubahan yang signifikan terhadap peraturan WKF (atau FORKI)
yang akan efektif 1 Januari 2019. Kembali ke pertanyaan awal, bagaimana dengan di Indonesia?
Bagaimana dengan FORKI? Jika Anda atlet/pelatih, apa yang harus Anda lakukan?

Biasanya, setiap tahun PB FORKI akan mengkaji perubahan peraturan tersebut dan akan
disosialisasikan secara resmi pada event resmi PB FORKI. Pada event tersebut, setiap Wasit Juri
Nasional akan diberikan penataran khusus mengenai perubahan pertandingan tersebut sebagai
refreshing atau pengingat kembali. Selain itu dapat juga disosialisasikan pada acara penataran
perwasitan (Jika Ada). Ketika Dewan Wasit tersebut sudah mensahkan peraturan tersebut untuk
diadaptasi di Indonesia, maka barulah kita dapat menggunakan peraturan itu sebagai acuan.

Jadi saran saya, bagi Anda yang sedang mengikuti pertandingan apapun itu, maka Anda pelajari pada
proposal/bulletin atau pastikkan pada technical meeting bahwa peraturan versi berapa yang akan
digunakkan pada pertandingan yang Anda ikuti itu. Tentunya jika FORKI belum mensosialisasikan
mengenai peraturan terbaru tersebut, maka kita akan mengacu ke peraturan sebelumnya.

Selain itu, dalam penerapannya mungkin tidak dapat 100% mengadopsi WKF Rules. Contohnya di
buku peraturan terbaru tersebut disampaikan bahwa jika panitia penyelenggara kesulitan untuk
menggunakkan 7 orang Juri dalam suatu pertandingan Kata, maka untuk pertandingan tingkat
tertentu boleh menggunakan 5 orang Juri. Selain itu, untuk penilaian menggunakan poin tersebut
perlu kesiapan sistim IT yang baik agar operasional dapat berjalan dengan lancar. Hal ini belum
dapat berjalan dengan sempurna di Indonesia. Kita akan lihat kebijakkan mana saja yang dapat
diimplementasikan di Indonesia dan mana yang tidak bisa.

Satu hal yang wajib yang perlu Anda lakukan adalah, selalu pastikan pada saat technical meeting
mengenai peraturan pertandingan yang digunakkan. Lebih baik kita nanya di awal untuk menghindari
kesalahpahaman dilapangan kan..

Menurut Anda, bagaimana pendapat Anda mengenai peratu

Anda mungkin juga menyukai