Anda di halaman 1dari 41

GEOLOGI

SRUCTUR
Structural geology atau struktur geologi merupakan
kenampakan yang dihasilkan oleh gerak tektonik yang
dipengaruhi oleh arus konveksi dari dalam bumi, sebagai
hasil dari deformasi

Deformasi merupakan perubahan struktur atau bentuk dari


suatu objek yang disebabkan oleh adanya gaya serta
perubahan suhu, waktu serta komposisi objek

Deformasi pada kerak bumi dipengaruhi oleh adanya gaya


tektonik akibat adanya arus konveksi dari dalam bumi

Ilmu yang mempelajari tentang struktur geologi yaitu


geologi struktur
DEFORMASI BATUAN

Deformasi batuan dipengaruhi oleh adanya stress


(tegasan) dan strain (regangan).

Pada batuan metamorf terdapat dua jenis stress,


yaitu:
• Uniform stress, menekan dengan besaran yang
sama dari segala arah
• Differensial stress, menekan dengan besaran
yang sama dengan arah yang berbeda
Differensial stress dapat dibedakan menjadi:
• Tensional Stress
Menarik batuan dengan arah yang berlawan

• Compressional Stress
Memampatkan atau menekan batuan dengan arah
berhadapan

4
• Shear Stress
Pergeseran atau translasi batuan dengan arah
berlawanan dan tidak dalam satu bidang

Batuan yang terkena stress akan mengalami peregangan


atau perubahan bentuk dan atau volume dalam keadaan
padat yang dikenal dengan strain atau regangan
5
Deformasi batuan berlangsung dalam 3 tahap
berurutan yaitu:
• Elastic Deformation
Deformasi sementara yang tidak permanen
(reversible)
• Ductile Deformation
Deformasi yang melampaui elastic limit dan tidak
kembali ke bentuk dan volume semula
• Fracture
Terjadi apabila elastic limit dan ductile deformation
dilampau. Batuan akan pecah dan tidak kembali
pada kondisi semula 6
STRUKTUR GEOLOGI

Dalam struktur geologi, terdapat dua jenis


pengelompokkan struktur yaitu:

• Struktur Primer
Struktur yang terbentuk sebelum atau bersamaan
dengan terbentuknya batuan

• Struktur Sekunder
Struktur yang terbentuk akibat deformasi yang
terjadi karena pengaruh gaya tektonik
7
Ø Struktur Primer
A. Struktur pada batuan sedimen seperti
1. Bidang Perlapisan

Bidang yang merupakan perlapisan dan dapat


diwujudkan berupa amparan dari suatu mineral.

8
2. Lapisan Bersusun (Graded Bedding)

Merupakan tipe perlapisan dimana setiap lapisan dicirikan


oleh perubahan besar butir dari dasar ke atas

9
3. Lapisan Silang Siur (Cross Bedding)

Merupakan lapisan terjungkit terhadap permukaan awalnya,


horizontal, dan terakumulasi sedimen pada bagian atas

10
B. Struktur pada batuan beku
Struktur primer pada batuan beku yaitu rekahan-
rekahan yang terbentuk akibat pendinginan atau
dikenal dengan kekar kolom (columnar joints)

11
Jurus dan Kemiringan Bidang

Untuk mendeskripsikan terjadinya deformasi pada


suatu lapisan batuan, diperlukan posisi atau
kedudukan garis atau bidang setelah mengalami
deformasi. Setelah mengalami deformasi,
posisinya berubah seperti terlipat, posisi sayap
tidak horizontal lagi. Posisi atau kedudukan
bidang-bidang tersebut dinyatakan dalam jurus
atau strike dan kemiringan atau dip yang
dipergunakan untuk menyatakan kedudukan
semua bidang di alam

12
A. Jurus (Strike)
Jurus adalah arah garis yang merupakan perpotongan
antara bidang di alam dengan bidang horizontal,
dinyatakan terhadap arah Utara, searah jarum jam ke
Timur.
B. Kemiringan (Dip)
Kemiringan adalah sudut terbesar antara bidang (miring) di
alam dengan bidang horizontal yang dinyatakan dalam
derajat.

13
Jurus dan kemiringan diukur dengan mempergunakan
kompas geologi. Kompas geologi dilengkapi dengan water
pas (round level) untuk membuat bidang horizontal dan
klinometer (vernier for vertical angles) untuk mengukur
kemiringan bidang.

14
Ø Struktur Sekunder
Beberapa jenis dari struktur sekunder antara lain:

A. Lipatan (Fold)
Lipatan merupakan pelengkungan lemah yang luas, bisa
lebih dari ratusan kilometer sampai yang sangat kecil dan
berskala mikroskopis.

Lipatan sangat mudah dilihat pada batuan berlapis dan


merupakan hasil deformasi ductile akibat kompresi dan shear
stress.

15
Lipatan di Pegunungan Hood, Oregon, AS.

16
Gambaran sederhana tentang lipatan

17
• Geometri Lipatan

18
Antiklin, lipatan ke atas; melengkung ke atas; atau cekung
ke arah bawah. Dengan kedua lereng saling menjauhi.

Sinklin, lipatan kebawah; melengkung kebawah; bagian


bawah cembung. Lereng-lerengnya saling mendekati

Limb (sayap), lereng sebelah-menyebelah antiklin atau


sinklin

Crest, merupakan puncak dari lipatan

Trough, merupakan titik terendah dari lipatan

Axial plane (bidang sumbu), merupakan bidang simetri


antara sayap 19
Fold axis (sumbu lipatan), garis potong dengan permukaan
yang melalui crest maupun trough

Plunge, merupakan sumbu lipatan yang tidak dalam posisi


horizontal atau menunjam

Stres yang bekerja pada lipatan sangat berpengaruh


terhadap bentuk dari lipatan. Semakin kuat stress yang
bekerja pada lipatan, maka lipatan menjadi miring bahkan
hampir horizontal.

20
• Klasifikasi lipatan
Berdasarkan kedudukan sayap, lipatan terbagi atas:
a. Lipatan simetri, dicirikan dengan kemiringan sayap
yang sama

b. Lipatan asimetri, kemiringan sayap yang tidak sama

21
Berdasarkan kedudukan bidang sumbu, lipatan terbagi atas:
a. Lipatan tegak, kedudukan bidang sumbu tegak atau
vertikal

b. Lipatan miring, kedudukan bidang sumbu condong atau


miring

22
c. Lipatan rebah (recumbent fold), bidang sumbunya
sangat miring, hampir rebah

23
Berdasarkan keketatan (tightness), lipatan terbagi atas:
a. Lipatan landai (gentle), sudut antara kedua sayap 170º
atau lebih
b. Lipatan terbuka (open), besar sudutnya 90º
c. Lipatan ketat (tight), besar sudutnya 10º
d. Lipatan isoklinal, kedua sayapnya sejajar atau bersudut

24
B. Sesar (Fault)
Sesar merupakan rekahan pada batuan yang mengalami
pergerakan yang sejajar dengan bidangnya.

Besar pergerakan yang terjadi pada sesar dan blok yang


bergerak tidak diketahui secara pasti karena telah bergerak
sejak masa lampau sehingga pergeseran yang terjadi pada
sesar disebut juga pergerakan relatif.

Pergeseran salah satu sisi pada bdiang sesar membuat


salah satu blok naik, turun, atau mendatar terhadap lainnya.
Blok di atas bidang sesar disebut hanging wall dan blok
dibawah bidang sesar disebut foot wall.

25
• Klasifikasi sesar
Berdasarkan dip bidang sesar dan arah relatifnya, sesar
dibedakan atas:
a. Sesar normal (normal fault)
Sesar normal atau disebut juga sesar turun disebabkan
oleh stress tensional yang menarik kerak.

Foot wallnya relatif naik terhadap hanging wall.

26
Dua atau lebih sesar normal dengan jurus sejajar dan
kemiringan berlawanan membentuk segmen tinggian dan
amblasan pada kerak.

Blok yang turun dinamakan graben atau rift, jika dibatasi oleh
dua sesar normal
Blok yang naik dinamakan horst jika dibatasi oleh dua sesar
normal

27
Bila pergeseran yang terjadi hanya pada satu sesar normal,
disebut half graben

28
b. Sesar naik (reverse fault) dan thrust fault
Sesar naik berkembang karena stress kompresional

Sesar naik terjadi karena kerak memendek.

Hanging wall relatif naik terhadap foot wall.

29
Bila kemiringan bidang sesar lebih kecil dari 45º disebut
dengan sesar anjak (thrust fault)

Sesar anjak berembang dari lipatan yang kemudian


disesarkan. Umumnya dijumpai pada pegunungan lipatan.

30
c. Sesar mendatar (strike slip fault)
Sesar mendatar atau sesar geser terjadi akibat shear
stress dengan arah horizontal sejajar bidang sesar.

Pergerakan lateral ditentukan dengan melihat bidang


sesar

Sesar mendatar dextral (right lateral strike slip fault) jika


dilihat dari depan blok sesar yang bergerak ke arah kanan
pengamat

Sesar mendatar sinister (left lateral strike slip fault) jika


dilihat dari depan blok sesar bergerak ke kiri pengamat

31
32
Pada umumnya sesar mendatar merupakan batas lempeng
dan berkaitan dengan pergerakan lempeng. Sesar mendatar
yang merupakan batas lempeng dan berkaitan dengan
pemekaran lempeng adalah sesar transform.
Beberapa sesar besar mendatar yang masih aktif antara lain:

Sesar Sumatra Sesar San Andreas

33
Hubungan antara Lipatan dan Sesar

Sesar dan lipatan tidak selalu menerus. Sesar cendering


berhenti sebagai lipatan. Lipatan akan berhenti dan ujungnya
makin mengecil. Beberapa sesar anjak awalnya adalah
lipatan yang kemudian teregangkan dan patah menjadi sesar.

Dua jenis batuan yang terkena tegakan yang sama, batuan


yang regas akan terdeformasi sebagai rekahan dan lainnya
lentur terdeformasi ductile. Menghasilkan sebuah lipatan
monoklin.

34
35
C. Kekar (Joint)
Kekar merupakan rekahan-rekahan pada batuan dan
berbentuk lurus, planar dan tidak bergeser.

Kekar membagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok


yang besarnya tergantung pada kerapatan kekar.

Kekar umumnya ditemukan pada batuan yang regas.

Kekar terbentuk akibat pembumbungan kerak atau dari


kompresi atau tarikan yang berkaitan dengan sesar atau
lipatan

36
• Jenis-jenis Kekar
a. Kekar Pengerutan (shrinkage joint)
Kekar yang terbentuk karena adanya gaya pengerutan
yang timbul dari pendinginan atau pengeringan.
Bentuknya adalah seperti pilar-pilar berbentuk segi 4 atau
segi 6 memanjang.

37
b. Kekar Lembaran (sheet joint)
Sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan
permukaan tanah, terutama pada batuan beku.
Terbentuknya kekar ini disebabkan oleh penghilangan
beban batuan yang tererosi.

38
c. Kekar Karena Tektonik
Merupakan kekar yang terbentuk karena proses endogen,
yang berupa pasangan garis yang lurus.

39
Kesimpulan
§ Struktur Geologi merupakan kenampakan yang
dihasilkan oleh gerak tektonik yang dipengaruhi oleh
arus konveksi
§ Deformasi merupakan perubahan struktur atau bentuk
dari suatu objek
§ Struktur primer terbentuk sebelum atau bersamaan
dengan batuan. Seperti pada batuan sedimen dan
batuan beku
§ Struktur sekunder merupakan struktur yang terbentuk
akibat adanya gaya tektonik. Struktur tersebut antara
lain, lipatan (fold); sesar (fault); dan kekar (joint)
§ Ketiga struktur sekunder tersebut memiliki keterkaitan
satu sama lain
40
Terima Kasih
41

Anda mungkin juga menyukai