Anda di halaman 1dari 9

POHON MASALAH IBU HAMIL TIDAK ANC

INTI MASALAH IBU HAMIL TIDAK ANC

1. usia 2.pendidikan 3. pekerjaan 4.paritas 5. Jarak 6.sikap 7.Dukungan/m 8.Petugas


tempat tinggal otivasi kesehatan

Tingkat Ibu karier Semaki Tidak patuh


Menikah
pendidikan cenderun n Tempat pada Kurang Banyak
dibawah
masyarakat g malas Tinggi tinggal jauh peraturan dukungan nakes
umur 20
rendah anc paritas dari faskes dari dengan
tahun
daripada kekha keluarga/ sikap
IRT watira Kepercaya suami kurang
n Tidak ada an dengan menyenan
Berfikir Pemahaman
terhad kendaraan mitos/duk gkan
belum dan
Merasa ap pribadi un masih Hilang
rasional pengetahuan
pintar kehami tinggi motivasi
pentingnya
daripada lanber untuk anc
anc kurang
nakes kurang
dan
mampu
menguru
s sendiri

9. ekonomi 10. Sarana


informasi

Tingkat
ekonomi Kurangnya
masyara cakupan
kat informasi
rendah pentingnya
anc dari nakes
Upaya Peningkatan Pelayanan Antenatal Care, antara lain:

1. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar operasional procedur (SOP) untuk


meningkatkan kepatuhan bidan supaya bidan tidak salah dalam memberikan pelayanan. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara melakukan monitoring bidan selama pemberian pelayanan.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan competency bidan dalam memberikan pelayanan
antenatal care khususnya padakunjungan K4 di Puskesmas.

2. Meningkatkan ketrampilan bidan supaya tidak terjadi penyimpangan terhadap standar


pelayanan kesehatan yang dapat menurunkan mutu pelayanan kesehatan. Bidan diberikan
pemantapan kerja (dapat berupa pelatihan dan pendidikan) sebelum terjun ke lapangan.

3. Sharing ilmu pengetahuan antara bidan senior dengan bidan junior. Kegiatan ini dapat
dilakukan pada saat pelayanan antenatal care di Puskesmas Pacarkeling supaya bidan tidak salah
mendiagnosis ibu hamil.

4. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga. Pendekatan komunikasi yang
diberikan oleh bidan kepada ibu hamil bertujuan untuk membuat ibu dan keluarga lebih percaya
kepada bidan dalam memberikan pelayanan antenatal care. Bidan harus dilatih untuk lebih
percaya diri dalam memberikan konseling dan komunikasi kepada ibu hamil.

5. Membuat jadwal pergantian piket untuk bidan yang datang sebelum dilakukan pelayanan. Hal
ini dibutuhkan untuk menjamin pelayanan lebih tepat waktu sehingga ibu tidak terlalu lama
menunggu di Puskesmas.

6. Bidan yang bersedia membantu ibu hamil dengan upaya Puskesmas memberikan pelayanan
jemput bola kepada ibu hamil bagi ibu hamil yang benar-benar membutuhkan pertolongan bidan.

7. Bidan diberikan standar maksimal waktu untuk melayani setiap ibu hamil yang sesuai dengan
kebutuhan dari ibu hamil supaya tidak terjadi resiko yang membahayakan pada ibu hamil
sehingga bidan harus menyesuaikan standar prosedur pelayanan kebidanan dalam pelayanan
dengan demikian bidan memberikan pelayanan yang cepat.

8. Bidan mengikuti pelatihan kegawatdaruratan

9. Bidan memberi kesempatan kepada ibu hamil untuk mendengarkan keluhannya

10. Bidan memberikan pelayanan dengan 3 S yaitu Senyum, Sapa dan Salam kepada ibu hamil
untuk membentuk suasana lebih akrab antara pasien dengan petugas kesehatan di dalam ruang
pelayanan.
11. Melakukan pendekatan yang spesifik kepada ibu hamil dengan pendekatan tersebut bidan
karena dengan pendekatan tersebut ibu dapat merasa lebih tenang dan nyaman sehingga perlu
bidan lebih aktif menanyakan keadaan ibu hamil dalam memahami keinginan ibu.

12. Menggunakan bahasa yang dimengerti adalah upaya untuk peningkatan bidan dalam
kunjungan K4 di Puskesmas Pacarkeling Surabaya tentang pemberian informasi yang jelas
kepada ibu hamil supaya ibu hamil tidak salah mempersepsikan informasi yang diberikan oleh
bidan

13. Bidan membuat flipchart tentang alur proses jampersal di Puskesmas supaya ibu hamil tidak
salah melakukan prosedur mengikuti jampersal dengan demikian bidan bekerja sama dengan
bidan koordinasi puskesmas lainnya untuk membuat alur proses jampersal sehingga bidan
memberikan penjelasan yang jelas kepada ibu dan keluarga tentang proses jampersal.

14. Bidan yang lebih aktif lagi untuk menanyakan informasi kepada ibu hamil pada saat
konsultasi supaya membantu ibu untuk menjaga kesehatan janinnya.

15. Bidan memberikan brosur kepada ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan supaya ibu
hamil mengetahui tentang kesehatan ibu dan anak dan mencegah hal ± hal yang tidak baik
dengan cara mengunjungi ibu hamil kerumahrumah dan waktu posyandu bidan dapat
memberikan konseling tentang tanda bahaya kehamilan.

16. Bidan memberikan pelayanan home care kepada ibu hamil dengan cara bidan datang
kerumah ibu. Pelayanan home care dengan tujuan melakukan penyuluhan dan memeriksakan
kehamilan ibu bila ibu tidak datang ke Puskesmas.

17. Bidan mencatat alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk melengkapi peralatan kesehatan di
Puskesmas karena untuk meningkatkan kunjungan K4 pelayanan antenatal care di Puskesmas,
dengan alat yang lengkap bidan dapat memantau perkembangan janin.

18. Mengadakan kegiatan jumat bersih di Puskesmas Pacarkeling untuk membuat lingkungan
Puskesmas lebih bersih dan lebih nyaman.

19. Membeli lemari buku untuk penataan buku ruangan pelayanan supaya ruangan tertata dengan
rapi dan buku tidak tertumpuk di meja pelayanan, penambahan jendela dan kursi di ruang
pelayanan KIA, dan menambah ruang pelayanan yang baru untuk ruang bersalin

20. Memindahkan barang yang tidak layak di ruangan pelayanan kesehatan untuk membuat
kenyamanan pada ibu yang memeriksa di Puskesmas
21. Ruangan pelayanan yang tidak bising di upayakan dengan cara segera menutup pintumasuk
ruangan pelayanan KIA di Puskesmas akan mengurangi kenyamanan pada ibu hamil yang
periksa di Puskesmas.

22. Mendapatkan ruangan pelayanan yang lebih bersih dengan cara setiap petugas kesehatan
yang berada diruangan pelayanan antenatal care juga menjaga kebersihannya dengan membuat
jadwal piket untuk membersihkan ruangan pelayanan KIA.

23. Menggunakan alat kesehatan yang steril supaya tidak terjadi resiko pada ibu hamil sehingga
diperlukan alat sterilisator di Puskesmas

24. Menggunakan alat kesehatan yang baru di pelayanan antenatal care dengan cara alat
kesehatan yang sudah lama lebih baik dibuang dan diganti dengan alat kesehatan yang digunakan
hanya sekali pakai sajau untuk lebih terjaga pada kesehatan ibu dan janin.
POHON MASAL AH IBU BERSALIN DENGAN TENAGA NON KESEHATAN

IBU BERSALIN DENGAN TENAGA


INTI MASALAH NON KESEHATAN

transportasi money method marketing lingkungan

Menggunakan Biaya bidan Kemitraan Penyuluhan Budaya Tingkat


transportasi lebih mahal bidan dan ke paraji paraji ekonomi
pribadi/umum dibanding paraji tidak kurang tinggi masyara
biaya paraji terlaksana kat
dengan baik rendah
Tidak ada Paraji
transportasi jarang
Tidak ada Masih ada paraji
khusus untuk mendatangi Tingkat
alokasi dana yang melanggar
petugas penyuluhan pendidikan
untuk kemitraan
persalinan masyarakat
subsidi biaya
rendah
Paraji tidak
Paraji masih patuh
Belum ada Belum ada membuka
pengajuan pengajuan pratik
permintaan permintaan persalinan Masih ada yang
transportasi subsidi mandiri meminta
khusus
bantuan paraji
untuk melakukan
persalinan
Upaya peningkatan persalinan tenaga kesehatan:

1. Menjalin kerjasama dengan dukun dengan peningkatan keterampilan dukun dan deteksi dini
calon ibu bersalin

2. Menyediakan pelayanan aktif dengan mendatangi rumah ibu bersalin (home service)

3. Menyediakan tempat persalinan yang terpisah yang memungkinkan ditunggui oleh suami atau
keluarga

4. Upaya peningkatan pengetahuan calon ibu bersalin tentang persalinan aman di tenaga
kesehatan untuk meningkatkan demand dengan sasaran selektif, yaitu:

1) Calon ibu bersalin dengan kelompok umur muda(15-30 tahun). Dengan sasaran pada
kelompok ini akan lebih efisien, karena selain jumlahnya cukup besar, pada kelompok ini fase
produksi kemungkinan masih akan berlanjut.

2) Calon ibu bersalin dengan status pekerjaan ibu rumah tangga. Hal ini perlu dilakukan
karena peluang untuk kuantitas pertemuan lebih besar.

3) Calon ibu bersalin dengan status petani. Dengan besarnya jumlah calon ibu bersalin
dengan status petani, maka menjadikannya sebagai sasaran yang cukup signifikan untuk
meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Selain sasaran yan tepat, juga dibutuhkan strategi yang tepat untuk peningkatan pengetahuan
calon ibu bersalin dengan strategi yang tepat, yaitu:

a) Menggandeng penyuluh pertanian hal ini guna membidik calon ibu bersalin dengan status
pekerjaan sebagai petani

b) Memberdayakan kader kesehatan. Kader kesehatan sangat efektif dalam upaya peningkatan
pengetahuan ibu bersalin tentang persalinan aman

c) Menyederhanakan materi peningkatan pengetahuan ibu bersalin disesuaikan dengan tingkat


pendidikan calon ibu bersalin yang relative rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkaya
materi bergambar dan berwarna sebagai ilustrasi sehingga lebih mudah untuk dipahami.
LEMBAGA YANG BERPENGARUH TERHADAP AKADEMI KEBIDANAN ADALAH:

1. BPD

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat yang diwakilinya. Perencanaan
pembangunan desa adalah sesuatu yang sangat penting. Karena dari perencanaan pembangunan
inilah arah pembangunan desa ditentukan.

2. POSYANDU

Posyandu (pos pelayanan terpadu) merupakan upaya pemerintah untuk memudahkan masyarakat
Indonesia dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan anak. Tujuan utama posyandu adalah
mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya
melalui pemberdayaan masyarakat.

3. PERANGKAT DESA

Peranan Perangkat Desa sebagai pembina : Pemerintah Desa sebagi pembina masyarakat hanya
berupa memberi dorongan proses pembangunan ke arah lebih baik dengan memanfaatkan
kondisi sektor perekonomian di masyarakat mengingat lokasi Desa Kembes II adalah basis
perekonomian yang banyak di bidang perdagangan.

4. PKK

PKK mempunyai peran untuk membantu pemerintah Desa dan Kelurahan dalam meningkatkan
kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang berbudaya, sejahtera, maju, mandiri dan
harmonis serta mempunyai peran dalam menumbuhkembangkan potensi dan peran perempuan
dalam meningkatkan pendapatan keluarga.

5. KARANG TARUNA

Secara bersama‑sama dengan Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk


menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda,
baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di
lingkungannya.
6. BIDAN

Bidan sebagai pengelola dan pelaksana memberikan asuhan kebidanan pada perempuan sesuai
dengan kewenangannya selama siklus reproduksi, dan bidan sebagai pendidik mempunyai tugas
untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada perempuan dan masyarakat agar pengetahuan,
sikap dan perilaku yang tidak sehat bisa berubah

7. KADER

Menggerakkan dan memotivasi masyarakat. Membantu identifikasi masalah dan kebutuhan


masyarakat. Membantu mengembangkan kapasitas masyarakat. Mendorong dan meyakinkan
para pembuat keputusan untuk benar-benar mendengar, mempertimbangkan dan peka terhadap
kebutuhan masyarakat

Tugas kader dalam pemberdayaan masyarakat bertugas untuk menumbuhkan dan


mengembangkan, serta menggerakkan prakarsa, partisipasi, dan swadaya gotong royong
DIAGRAM VENN LEMBAGA YANG BERPENGARUH TERHADAP AKADEMI
KEBIDANAN

PERANGKA KADER/TO
T DESA KOH MASY

POSYANDU BIDAN

MASYARAKAT KEC. LUBUK BASUNG


KARANG
TARUNA

BPD
PKK

Anda mungkin juga menyukai