Anda di halaman 1dari 16

LAMPIRAN PERATURAN DESA PONDOK KANDANG

NOMOR : Tahun 2021


TANGGAL : Agustus 2021

ANGGARAN DASAR BUM DESA PAGAR BESI PONDOK KANDANG

MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas perjuangan berbagai pihak,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja telah lahir. Undang-
Undang ini menegaskan kedudukan BUM Desa sebagai badan hukum. Dengan
penguatan status ini, peran BUM Desa semakin penting sebagai konsolidator
produk/jasa masyarakat, produsen berbagai kebutuhan masyarakat, inkubator
usaha masyarakat, penyedia layanan publik, dan berbagai fungsi lainnya. BUM
Desa dapat menjadi penyumbang pendapatan asli Desa disamping tetap
memberikan manfaat bagi masyarakat.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa perekonomian


disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Berdasarkan
amanat tersebut, BUM Desa juga dilandasi oleh semangat kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Wujud nyata dari kedua semangat tersebut adalah
Musyawarah Desa sebagai organ tertinggi dalam pengambilan keputusan BUM
Desa. Karenanya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan akan tetap
menjadi tujuan utama BUM Desa bukan hanya kesejahteraan masing-masing
individu.

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
(1) BUM Desa ini bernama BUM Desa PAGAR BESI Pondok Kandang selanjutnya
dalam Anggaran Dasar ini disebut BUM Desa.
(2) BUM Desa PAGAR BESI Pondok Kandang berkedudukan di Desa Pondok
Kandang, Kecamatan Pondok Suguh, Kabupaten Mukomuko Provinsi
Bengkulu.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN

Pasal 2
1. Melayani jasa transaksi keuangan atau bidang transaksi lainnya yang
berkaitan dengan pengembangan usaha produktif, usaha budidaya,dan
permodalan.
2. BUM Desa….
2. BUM Desa juga sebagai motifator pergerakan usaha dan ekonomi
masyarakat.
3. Dalam merealisasikan tujuannya BUM Desa juga dapat bekerja sama
dengan pihak lain untuk mengembangkan usaha atau kerja sama usaha
atas dasar saling menguntungkan.(sesuaikan dengan tujuan di PP 11 pasal
4)

BAB III
JENIS USAHA

Pasal 3
(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas BUM Desa dapat:
No KBLI Judul KBLI Uraian KBLI
1 01262 PERKEBUNAN BUAH KELAPA SAWIT Kelompok ini mencakup usaha
perkebunan mulai dari kegiatan
pengolahan lahan, penyemaian,
pembibitan, penanaman, pemeliharaan
dan pemanenan buah kelapa sawit.
Termasuk kegiatan pembibitan dan
pembenihan tanaman buah kelapa
sawit.
2 01411 PETERNAKAN/PEMBIBITAN Kelompok ini mencakup usaha
SAPISAPI POTONG peternakan yang melakukan kegiatan
pembibitan sapi potong, untuk
menghasilkan ternak bibit sapi potong,
semen dan embrio, dan kegiatan
budidaya sapi potong berupa
pengembangbiakan untuk
menghasilkan anak atau calon indukan
dan penggemukan untuk menghasilkan
calon sapi siap potong.
3 01462 PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR Kelompok ini mencakup usaha
peternakan yang menyelenggarakan
budidaya ayam ras untuk menghasilkan
telur konsumsi dan lainnya.
4 01497 BUDIDAYA WALET Kelompok ini mencakup usaha
pembibitan dan budidaya burung walet
untuk menghasilkan burung dan sarang
burung walet, termasuk pengusahaan
pembersihan, pencucian, pengolahan
dan pengemasan sarang burung walet.
5 64142 UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI Kelompok ini mencakup unit usaha
PRIMER (USP KOPERASI PRIMER) koperasi primer yang bergerak di bidang
usaha simpan pinjam. USP Koperasi
Primer dibentuk oleh koperasi primer
dan beranggotakan orang seorang.
6 64151 LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Kelompok ini mencakup usaha lembaga
KONVENSIONAL keuangan mikro yang diselenggarakan
secara konvensional, dengan kegiatan
usaha meliputi jasa pengembangan
usaha dan pemberdayaan masyarakat,
baik melalui pinjaman dalam usaha
skala mikro kepada anggota dan
masyarakat, pengelolaan simpanan,
maupun pemberian jasa konsultasi
pengembangan usaha, yang tidak
semata-mata mencari keuntungan.
Lembaga keuangan mikro konvensional
yang termasuk kelompok ini antara lain
bank desa, lumbung desa, bank pasar,
bank pegawai, Badan Kredit Desa (BKD),
Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit
Usaha Rakyat Kecil (KURK),

Lembaga……
Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK),
Bank Karya Produksi Desa (BKPD),
Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP),
dan sejenisnya.
7 46339 PERDAGANGAN BESAR MAKANAN Kelompok ini mencakup usaha
DAN MINUMAN LAINNYA perdagangan besar makanan dan
minuman lainnya, seperti tepung beras,
tepung tapioka, premiks bakeri,
karamel, madu olahan, kerupuk udang
dan lain-lain. Termasuk pangan untuk
keperluan gizi khusus (untuk bayi,
anak, dan dewasa), bahan tambahan
pangan (food additive), bahan penolong
(processing aid), makanan ringan
lainnya, serealia dan produk berbasis
serealia yang belum diolah maupun
telah diolah, minuman produk kedelai,
makanan siap saji, serta perdagangan
besar makanan untuk hewan piaraan
dan makanan ternak.

BAB IV
ORGANISASI BUM DESA

Bagian Kesatu
Musyawarah Desa

Pasal 4
(1) Musyawarah Desa diadakan di tempat kedudukan BUM Desa.
(2) Musyawarah Desa dapat dilaksanakan atas permintaan pelaksana
operasional, penasihat, dan/atau pengawas.
(3) Musyawarah Desa dilaksanakan dan dipimpin BPD, serta difasilitasi oleh
Pemerintah Desa.

Pasal 5
Musyawarah Desa terdiri atas:
a. Musyawarah Desa Tahunan; dan
b. Musyawarah Desa Khusus.

Pasal 6
(1) Dalam Musyawarah Desa Tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
huruf a:
a. Pelaksana operasional menyampaikan:
1. laporan tahunan yang telah ditelaah oleh pengawas dan penasihat
untuk mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
2. rancangan rencana program kerja untuk disahkan oleh Musyawarah
Desa menjadi rencana program kerja.
b. Ditetapakan……
b. Ditetapkan pembagian dan penggunaan hasil usaha, dalam hal BUM Desa
mempunyai saldo laba yang positif.
(2) Persetujuan laporan tahunan, dan pengesahan rencana program kerja oleh
Musyawarah Desa tahunan berarti memberikan pelunasan dan pembebasan
tanggung-jawab sepenuhnya kepada pelaksana operasional atas pengurusan
dan pengawas atas pengawasan dan penasihat atas tugas kepenasihatan yang
telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut
tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan.
(3) Pelaksana operasional, penasihat, dan/atau pengawas meminta BPD untuk
melaksanakan Musyawarah Desa tahunan paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender.

Pasal 7
(4) Musyawarah Desa khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b
dapat diselenggarakan sewaktu-waktu dalam keadaan mengharuskan adanya
keputusan segera yang wewenangnya berada pada Musyawarah Desa.
(5) Musyawarah Desa khusus diusulkan oleh pelaksana operasional dan/atau
pengawas kepada penasihat.
(6) Penasihat meminta BPD untuk melaksanakan Musyawarah Desa khusus
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender.

Pasal 8
(1) Musyawarah Desa dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh:
a. Kepala Desa;
b. BPD; dan
c. unsur masyarakat yang terdiri atas:
1. penyerta modal;
2. perwakilan dusun atau rukun warga atau rukun tetangga; dan
3. perwakilan kelompok lainnya yang berkaitan dengan Usaha BUM
Desa/Unit Usaha BUM Desa.
(2) Keputusan Musyawarah Desa diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.

Pasal 9
Musyawarah Desa berwenang:
a. menetapkan pendirian BUM Desa;
b. menetapkan Anggaran Dasar BUM Desa dan perubahannya;
c. membahas dan memutuskan jumlah, pengorganisasian, hak dan kewajiban,
serta kewenangan pihak penerima kuasa fungsi kepenasihatan;
d. mengangkat…..
d. mengangkat dan memberhentikan secara tetap pelaksana operasional BUM
Desa;
e. mengangkat pengawas;
f. mengangkat sekretaris dan bendahara BUM Desa;
g. memberikan persetujuan atas penyertaan modal oleh BUM Desa;
h. memberikan persetujuan atas rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional setelah ditelaah pengawas dan penasihat;
i. memberikan persetujuan atas pinjaman BUM Desa dengan jumlah tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
j. memberikan persetujuan atas kerja sama BUM Desa dengan nilai, jumlah
investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu dengan pihak lain
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
k. menetapkan pembagian besaran laba bersih BUM Desa;
l. menetapkan tujuan penggunaan laba bersih BUM Desa;
m. memutuskan penugasan Desa kepada BUM Desa untuk melaksanakan
kegiatan tertentu;
n. memutuskan penutupan Unit Usaha BUM Desa;
o. menetapkan prioritas penggunaan pembagian hasil Usaha BUM Desa
dan/atau Unit Usaha BUM Desa yang diserahkan kepada Desa;
p. menerima laporan tahunan BUM Desa dan menyatakan pembebasan tanggung
jawab penasihat, pelaksana operasional, dan pengawas;
q. membahas dan memutuskan penutupan kerugian BUM Desa dengan aset
BUM Desa;
r. membahas dan memutuskan bentuk pertanggungjawaban yang harus
dilaksanakan oleh penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas
dalam hal terjadi kerugian BUM Desa yang diakibatkan oleh unsur
kesengajaan atau kelalaian;
s. memutuskan untuk menyelesaikan kerugian secara proses hukum dalam hal
penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas tidak menunjukkan
iktikad baik melaksanakan pertanggungjawaban;
t. memutuskan penghentian seluruh kegiatan operasional BUM Desa karena
keadaan tertentu;
u. menunjuk penyelesai dalam rangka penyelesaian seluruh kewajiban dan
pembagian harta atau kekayaan hasil penghentian kegiatan usaha BUM Desa;
v. meminta dan menerima pertanggungjawaban penyelesai; dan
w. memerintahkan pengawas atau menunjuk auditor independen untuk
melakukan audit investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan dan/atau
kelalaian dalam pengelolaan BUM Desa.

Bagian……..
Bagian Kedua
Penasihat

Pasal 10
Penasihat dijabat secara rangkap oleh Kepala Desa.

Pasal 11
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berwenang:
a. bersama pelaksana operasional dan pengawas, membahas dan menyepakati
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa dan/atau perubahannya;
b. bersama dengan pengawas menelaah rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada Musyawarah
Desa;
c. menetapkan pemberhentian secara tetap pelaksana operasional sesuai
keputusan Musyawarah Desa;
d. dalam keadaan tertentu memberhentikan secara sementara pelaksana
operasional dan mengambil alih pelaksanaan operasional BUM Desa;
e. bersama dengan pelaksana operasional dan pengawas, menyusun dan
menyampaikan analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam
rangka perencanaan penambahan modal Desa dan/atau masyarakat Desa
untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. melakukan tela’aha’an atas laporan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM
Desa oleh pelaksana operasional dan laporan pengawasan oleh pengawas
sebelum diajukan kepada Musyawarah Desa dalam laporan tahunan;
g. menetapkan penerimaan atau pengesahan laporan tahunan BUM Desa
berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
h. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas pinjaman BUM
Desa dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar
BUM Desa; dan
i. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas kerja sama BUM
Desa dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu
dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa.

Pasal 12
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 bertugas:
a. memberikan masukan dan nasihat kepada pelaksana operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Desa;
b. menelaah rancangan rencana program kerja dan menetapkan rencana
program kerja BUM Desa berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
c. menampung…..
c. menampung aspirasi untuk pengembangan usaha dan organisasi BUM Desa
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
d. bersama pengawas, menelaah laporan semesteran atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUM Desa;
e. bersama pengawas, menelaah laporan tahunan atas pelaksanaan pengelolaan
usaha BUM Desa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. memberikan pertimbangan dalam pengembangan usaha dan organisasi BUM
Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan/atau
keputusan Musyawarah Desa;
g. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Desa; dan
h. meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan
pengelolaan BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Desa Tahunan.

Pasal 13
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berhak:
a. dapat memberi kuasa kepada pihak lain untuk melaksanakan fungsi
kepenasihatan; dan
b. memperoleh penghasilan per bulan yang terdiri atas:
1. gaji senilai Rp. ……………,- (………………… Rupiah).
2. tunjangan jabatan senilai Rp. ............,- (.................................................
Rupiah).
c. yang dimaksud dengan pasal 13 hurup b angka 1 (satu) dan angka 2 (dua)
dapat direalisasikan dengan system rapel dari Sisa Hasil Usaha (SHU) atas
dasar hasil Musyawarah Desa Tahunan.

Bagian Ketiga
Pelaksana Operasional

Pasal 14
BUM Desa diurus dan dipimpin oleh pelaksana operasional yang selanjutnya
disebut direktur yang diangkat oleh Musyawarah Desa.

Pasal 15
(1) Direktur sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 diangkat dari orang
perseorangan yang diusulkan oleh Kepala Desa, BPD, dan/atau unsur
masyarakat dalam Musyawarah Desa.
(2) Orang……
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat meliputi:
a. warga Desa Pondok Kandang;
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang dapat
menghambat tugas sebagai Direktur);
c. memiliki dedikasi dan menyediakan waktu sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas sebagai direktur;
d. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
e. tidak pernah dinyatakan pailit;
f. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
h. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
i. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; dan
j. tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan Direktur BUM Desa.
(3) Musyawarah Desa memilih orang perseorangan yang diusulkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan oleh Musyawarah Desa sebagai Direktur.
(5) Masa Jabatan Direktur selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
selama 2 (dua) periode berdasarkan hasil musyawarah Desa.

Pasal 16
Direktur dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Desa karena
alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Desa dan/atau Desa;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika, asusila dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai direktur BUM Desa;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum yang tetap; dan
f. mengundurkan diri.
Pasal 17
Direktur berwenang:
a. bersama penasihat dan pengawas, membahas dan menyepakati Anggaran
Rumah……
Rumah Tangga BUM Desa dan/atau perubahannya;
b. mengambil keputusan terkait operasionalisasi Usaha BUM Desa yang sesuai
dengan garis kebijakan BUM Desa yang dinyatakan dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan keputusan Musyawarah Desa;
c. mengoordinasikan pelaksanaan Usaha BUM Desa secara internal organisasi
maupun dengan pihak lain;
d. mengatur ketentuan mengenai ketenagakerjaan BUM Desa termasuk
penetapan gaji, tunjangan, dan manfaat lainnya bagi pegawai BUM Desa;
e. mengangkat dan memberhentikan pegawai BUM Desa selain sekretaris dan
bendahara berdasarkan peraturan perundang-undangan mengenai
ketenagakerjaan;
f. melakukan pinjaman BUM Desa setelah mendapat persetujuan Musyawarah
Desa atau penasihat sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
g. melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan Usaha BUM
Desa setelah mendapat persetujuan Musyawarah Desa atau penasihat sesuai
ketentuan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
h. melaksanakan pembagian besaran laba bersih BUM Desa sesuai yang
ditetapkan oleh Musyawarah Desa;
i. melaksanakan tujuan penggunaan laba bersih BUM Desa sesuai yang
ditetapkan oleh Musyawarah Desa;
j. melaksanakan kegiatan tertentu yang ditugaskan oleh Musyawarah Desa;
k. bertindak sebagai penyelesai dalam hal Musyawarah Desa tidak menunjuk
penyelesai; dan
l. mengatur, mengurus, mengelola, melakukan segala tindakan dan/atau
perbuatan lainnya bagi kepentingan pengurusan BUM Desa mengenai segala
hal dan segala kejadian, dengan pembatasan sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar, keputusan Musyawarah Desa, dan/atau sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, serta mewakili BUM Desa di dalam
dan di luar pengadilan.

Pasal 18
Direktur bertugas:
a. menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan BUM Desa
untuk kepentingan BUM Desa dan sesuai dengan maksud dan tujuan BUM
Desa serta mewakili BUM Desa di dalam dan/atau di luar pengadilan mengenai
segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar BUM Desa, keputusan Musyawarah Desa dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. menyusun dan melaksanakan rencana program kerja BUM Desa;
c. menyusun……
c. menyusun laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Desa
untuk diajukan kepada penasihat dan pengawas;
d. menyusun laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Desa untuk
diajukan kepada Musyawarah Desa setelah ditelaah oleh penasihat dan
pengawas;
e. atas permintaan penasihat, menjelaskan persoalan pengelolaan BUM Desa
kepada penasihat;
f. menjelaskan persoalan pengelolaan BUM Desa kepada Musyawarah Desa; dan
g. bersama dengan penasihat dan pengawas, menyusun dan menyampaikan
analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka
perencanaan penambahan modal Desa dan/atau masyarakat Desa untuk
diajukan kepada Musyawarah Desa.

Pasal 19
Direktur berhak:
a. mewakili BUM Desa di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan
dalam segala kejadian;
b. mengangkat dan memberhentikan pegawai selain sekretaris dan bendahara;
c. memperoleh penghasilan per bulan yang terdiri atas:
1. gaji senilai Rp. …………………..,- (Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah);
2. tunjangan jabatan senilai Rp. .............,- (...................................................
Rupiah).
d. yang dimaksud dengan pasal 19 hurup c angka 1 (satu) dan angka 2 (dua)
dapat direalisasikan kan dengan system rapel dari Sisa Hasil Usaha (SHU)
atas dasar hasil Musyawarah Desa Tahunan.

Bagian Keempat
Pengawas

Pasal 20
(1) Pengawas diangkat dari orang perseorangan yang diusulkan oleh Kepala Desa,
BPD, dan/atau unsur masyarakat dalam Musyawarah Desa dengan porsi ganjil
1, 3, 5 dan seterusnya sesuai kebutuhan.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat meliputi:
a. warga Desa Pondok Kandang;
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang dapat
menghambat tugas sebagai pengawas);
c. memiliki dedikasi untuk melaksanakan tugas sebagai pengawas;
d. tidak……..
d. tidak pernah dinyatakan pailit;
e. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
f. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
g. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
h. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; dan
(3) Musyawarah Desa memilih orang perseorangan yang diusulkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan oleh Musyawarah Desa sebagai pengawas.
(5) Masa Jabatan Pengawas selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
selama 2 (dua) periode berdasarkan hasil musyawarah Desa.

Pasal 21
Pengawas dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Desa karena
alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Desa dan/atau Desa;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika, asusila dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai pengawas;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum yang tetap; dan
f. mengundurkan diri.

Pasal 22
Pengawas berwenang:
a. bersama dengan penasihat, menelaah rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada Musyawarah
Desa;
b. bersama dengan penasihat dan pelaksana operasional, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUM Desa dan/atau perubahannya;
c. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas pinjaman BUM Desa
dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM
Desa;
d. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas kerja sama BUM
Desa..….
Desa dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu
dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
e. bersama dengan penasihat, menyusun dan menyampaikan analisis keuangan,
rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka perencanaan penambahan
modal Desa dan/atau masyarakat Desa kepada Musyawarah Desa;
f. atas perintah Musyawarah Desa, melaksanakan dan melaporkan audit
investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan dan/atau kelalaian dalam
pengelolaan BUM Desa yang berpotensi dapat merugikan BUM Desa; dan
g. memeriksa pembukuan, dokumen, dan pelaksanaan Usaha BUM Desa.

Pasal 23
Pengawas bertugas:
a. melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya
pengurusan BUM Desa oleh pelaksana operasional termasuk pengawasan
terhadap pelaksanaan program kerja, sesuai Anggaran Dasar, keputusan
Musyawarah Desa, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. melakukan audit investigatif terhadap laporan keuangan BUM Desa;
c. menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atau pengawasan tahunan kepada
Musyawarah Desa;
d. melakukan telaahan atas laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan Usaha
BUM Desa dari pelaksana operasional untuk di ajukan kepada penasihat;
e. bersama dengan penasihat, menelaah rencana program kerja yang diajukan
dari pelaksana operasional untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. bersama dengan penasihat, melakukan telaahan atas laporan tahunan
pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Desa oleh pelaksana operasional sebelum
diajukan kepada Musyawarah Desa;
g. bersama penasihat, menelaah laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan
Usaha BUM Desa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa; dan
h. memberikan penjelasan atau keterangan tentang hasil pengawasan dalam
Musyawarah Desa.

Pasal 24

Pengawas berhak memperoleh penghasilan per orang per bulan yang terdiri atas:
a. gaji senilai Rp. …………….,- (………………………………. Rupiah); dan
b. tunjang jabatan senilai Rp. ...............,- (........................... Rupiah);
c. yang dimaksud dengan pasal 24 hurup a dapat direalisasikan dengan system
rapel dari Sisa Hasil Usaha (SHU) atas dasar hasil Musyawarah Desa Tahunan.

BAB V…....
BAB V
MODAL, ASET, DAN PINJAMAN

Bagian Kesatu
Modal

Pasal 25
(1) Modal awal BUM Desa keseluruhannya berasal dari Penyertaan Modal Desa.
(2) Modal awal BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbagi atas :
a. Penyertaan Modal Desa berupa uang dengan nilai Rp. 259.138.079,- (Dua
Ratus Lima Puluh Sembilan Juta Seratus Tiga Puluh Delapan Ribu Tujuh
Puluh Sembilan Rupiah);
b. dengan nilai Rp. .......,- (.......Rupiah).(dihapus kalau tidak ada penyertaan
modal lain)

Bagian Kedua
Aset

Pasal 26
(1) Aset BUM Desa bersumber dari:
a. penyertaan modal;
b. bantuan tidak mengikat termasuk hibah;
c. hasil usaha;
d. pinjaman; dan/atau
e. sumber lain yang sah.
(2) Perkembangan dan keberadaan Aset BUM Desa dilaporkan secara berkala
dalam laporan keuangan.
Pasal 27
(1) Bantuan tidak mengikat termasuk hibah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 26 ayat (1) huruf b dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/atau pihak lainnya.
(2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi Aset BUM Desa.

Bagian Ketiga
Pinjaman

Pasal 28
(1) BUM Desa dapat melakukan pinjaman yang dilakukan dengan memenuhi
prinsip transparan, akuntabel, efisien dan efektif, serta kehati-hatian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pinjaman…..
(2) Pinjaman BUM Desa dapat dilakukan kepada lembaga keuangan, Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, dan sumber dana dalam negeri lainnya dengan
ketentuan:
a. pinjaman digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau pembentukan
Unit Usaha BUM Desa;
b. jangka waktu kewajiban pembayaran kembali pokok pinjaman, bunga, dan
biaya lain dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan
direktur;
c. memiliki laporan keuangan yang sehat paling sedikit 2 (dua) tahun
berturut-turut;
d. tidak mengakibatkan perubahan proporsi kepemilikan modal; dan
e. aset Desa yang dikelola, dipakai-sewa, dipinjam, dan diambil manfaatnya
oleh BUM Desa bersama, tidak dapat dijadikan jaminan atau agunan.

Pasal 29
(1) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 yang bernilai lebih dari atau
sama dengan 50 % (Lima Puluh Persen) aset Bum Desa dilakukan setelah
mendapat persetujuan Musyawarah Desa.
(2) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 yang bernilai kurang dari 50
% (Lima Puluh Persen) aset Bum Desa dilakukan setelah mendapat
persetujuan penasihat dan pengawas.

BAB VI
KERJA SAMA

Pasal 30
(1) BUM Desa dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kerja sama usaha; dan
b. kerja sama non-usaha.
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus saling menguntungkan
dan melindungi kepentingan Desa dan masyarakat Desa serta para pihak yang
bekerja sama.
(4) Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) paling sedikit
meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dunia
usaha atau koperasi, lembaga nonpemerintah, lembaga pendidikan dan
lembaga sosial budaya yang dimiliki warga negara atau badan hukum
Indonesia, dan BUM Desa lain.

Pasal 31…….
Pasal 31
(1) Kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf a
termasuk namun tidak terbatas berupa kerja sama dengan pemerintah Desa
dalam bidang pemanfaatan aset Desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pengelolaan aset Desa.
(2) Dalam kerja sama usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BUM Desa
dilarang menjadikan atau meletakkan beban kewajiban atau prestasi apa pun
untuk pihak lain termasuk untuk penutupan risiko kerugian dan/atau
jaminan pinjaman atas aset Desa yang dikelola, didayagunakan, dan diambil
manfaat tertentu.

Pasal 32
(1) Selain kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (1) BUM
Desa dapat melakukan kerja sama usaha dengan pihak lain berupa kerja
sama usaha termasuk namun tidak terbatas dalam bentuk pengelolaan
bersama sumber daya.
(2) Kerja sama usaha BUM Desa dengan pihak lain berupa pengelolaan bersama
sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
mempertimbangkan kedudukan hukum status kepemilikan dan/atau
penguasaan objek tersebut berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 33
(1) Kerja sama usaha dengan nilai investasi lebih dari atau sama dengan 50 %
(Lima Puluh Persen) aset Bum Desa dilakukan setelah mendapat persetujuan
Musyawarah Desa;
(2) Kerja sama usaha dengan nilai investasi kurang dari 50 % (Lima Puluh Persen)
aset Bum Desa dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan
pengawas;

Pasal 34
(1) Kerja sama non-usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf b
dilakukan dalam bentuk paling sedikit:
a. transfer teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan kebudayaan; dan
b. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
(2) Kerja sama non-usaha dilakukan setelah mendapat persetujuan dewan
penasihat dan pengawas.

BAB VII
KETENTUAN POKOK PEMBAGIAN DAN PEMANFAATAN HASIL USAHA
Pasal 35…….
Pasal 35
(1) Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
kegiatan usaha dikurangi dengan pengeluaran biaya dalam 1 (satu) tahun
buku.
(2) Hasil usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi atas:
a. Pendapatan Asli Desa = 40%
b. Penghasilan Pengurus = 40 %
c. Penambahan Modal = 5%
d. Operasional BUM Desa = 10 %
e. Dana Sosial = 4%

BAB VII
PENUTUP

Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


DITETAPKAN DI : PONDOK KANDANG
PADA TANGGAL :

DIREKTUR

Mengetahui
Kepala Desa Pondok Kandang
AHMAD ZUHUR

A.JAKFAR

Anda mungkin juga menyukai