NIM : A0C01910
Kelas : D3 Akuntansi / B
Perusahaan yang kondisi keuangannya kurang baik pada umumnya akan melakukan reorganisasi
atau restrukturisasi. Terdapat beberapa istilah restrukturisasi, antara lain adalah :
1. Restrukturisasi Yuridis : perubahan bentuk badan usaha, yaitu dari perusahaan
perseorangan menjadi perseroan terbatas; atau dari BUMN menjadi swasta.
2. Restrukturisasi Intern : perubahan struktur organisasi, misalnya dari banyak divisi
menjadi sedikit divisi, tujuannya penghematan biaya organisasi. Makin banyak divisi, makin
tinggi biayanya.
3. Restrukturisasi Keuangan : perubahan struktur modal dan struktur harta karena
perusahaan dalam kondisi senderung bangkrut atau cederung keuangannya tidak sehat.
Kondisi Keuangan
Restrukturisasi keuangan dilakukan oleh perusahaan karena :
(1) mengalami kesulitan liquiditas, dan
(2) menderita kerugian yang membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
Kesulitan liquiditas disebabkan karena :
(2) perusahaan mengalami kerugian
(3) manajer keuangan kurang tepat mengalokasikan dana.
Kerugian disebabkan karena:
(1) kurang mengelola pasar sehingga kalah dalam persaingan,
(2) manajemen kurang mampu mengelola biaya sehingga biaya operasi tidak efisien
(3) manajer produksi kurang mampu mengelola proses produksi sehingga kualitas produk
rendah.
Pada umumnya perusahaan dalam kondisi bahaya dan perlu direstrukturisasi jika besar
kerugiannya kira2 50% dari modal sendiri. Kegiatan itu harus diatasi dengan mengadakan
penataan kembali harta dan sumber pembiayaan. Untuk memudahkan pemahaman tentang
restrukturisasi keuangan dibawah ini disajikan ilustrasi kkondisi perusahaan keuangan dibawah
ini disajikan ilustrasi kondisi perusahaan yang dalam keadaan bahaya.
Kerugian Rp 2.500 itu adalah berdasarkan nilai buku (nilai akuntansi) belum tentu
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Agar perusahaan sehat kembali, maka diadakan
restrukturisasi keuangan, sebelumnya harus diadakan penilaian kembali atas harta
sebagai berikut :
a. Piutang dinilai Rp 700
b. Persediaan dinilai Rp 300
c. Aktiva tetap dinilai Rp 1.500
Setelah diadakan penilaian atas harta, maka kerugian perusahaan bertambah yaitu menjadi Rp
3.500 yaitu dari penurunan harta Rp 1.000 ditambah akumulasi kerugian Rp 2.500. Berikut ini
disajikan neraca setelah diadakan revaluasi harta.
Keterangan :
a. Modal saham berkurang (Rp 5.000 – Rp 1.250) = Rp 3.750
b. Berkurangnya modal saham sebesar Rp 3.750 itu digunakan untuk :
Menutup kerugian Rp 3.500
Membentuk cadangan Rp 250
Setelah restrukturisasi, perusahaan dapat sehat kembali, jika diikuti :
Kesadaran seluruh karyawan untuk meningkatkan pendapatan dan menghemat biaya.
Kesadaran manajer dalam menetapkan visi yang jelas dan misi yang bertanggung jawab.
Visi yang jelas yakni perusahaan ingin menjadi apa, artinya ingin menjadi pemimpin harga, atau
ingin menjadi yang terbesar, atau ingin produknya berkualitas paling unggul. Sedangkan misi
yang bertanggung jawab yakni seluruh karyawan dan manajemen harus mampu mencipta laba
secara terus-menerus dari waktu ke waktu dan mendistribusikannya secara adil kepada pemilik
perusahaan, manajemen dan karyawan.
Perusahaan harus peka kepada setiap perubahan lingkungan eksternal dan internal.
Karyawan harus loyal, bekerja aktif, efisien dan produktif, sehingga mampu
menghasilkan laba dan tumbuh sepanjang waktu.
Baca Juga :
Konvergensi IFRS
Konvergensi IFRS di Indonesia