Modul Praktikum Kimia Farmasi Analisis 7 PDF Free
Modul Praktikum Kimia Farmasi Analisis 7 PDF Free
NAMA :
__________________________________________________________________
NIS :
__________________________________________________________________
KELAS :
__________________________________________________________________
ALAMAT :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
TELEPON :
__________________________________________________________________
EMAIL :
__________________________________________________________________
Pas Foto
4x6
Warna
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang tak henti-
hentinya memberikan nikmat kepada kita sehingga selalu terbuka jalan untuk kita meraih apa
yang kita cita-citakan. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
sebagai teladan dan guru besar kita dalam menapaki kehidupan dunia.
Meski dengan berbagai keterbatasan, alhamdulillah Modul Praktikum Kimia Analisis
Farmasi edisi pertama untuk tingkat SMK Kesehatan ini dapat diterbikan dengan baik. Modul
ini hanyalah merupakan rangkuman dari beberapa buku acuan dan contoh – contoh modul kimia
analisis lain yang ditujukan untuk kalangan sekolah menengah kejuruan, dengan maksud agar
lebih sistematis dan mudah dipahami sesuai dengan tingkat pendidikannya. Hendaknya tidak
dijadikan sebagai referensi standar dalam pembuatan laporan/karya ilmiah karena terdapat
banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran demi penyempurnaan buku ini.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Penulis
PENDAHULUAN
Praktikum Kimia Analisis Farmasi untuk kalangan Sekolah Menengah Kejuruan dengan
Kompetensi Kejuruan Farmasi ini merupakan pendukung Dasar Kompetensi Kejuruan pada
Kompetensi Keahlian Farmasi yang tergabung dalam cluster Kimia Analisis Farmasi Untuk
Sekolah Menengah Kejuruan. Secara umum bertujuan untuk memberikan keterampilan dasar
kepada siswa tingkat SMK dalam melakukan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif dengan
benar dan dengan disertai penguasaan konsep-konsep dasar analisis kualitatif maupun kuantitatif
yang dapat bermanfaat baik dalam praktek kehidupan sehari –hari maupun untuk dikembangkan
di dunia industri. Keterampilan dasar analisis kualitatif meliputi cara-cara mencampur zat dengan
pereaksi, mengendapkan, mencuci endapan, melarutkan endapan, menyaring endapan,
memijarkan zat, memanaskan, serta teknik reaksi kristal dengan mikroskop. Teknik analisis
kuantitatif meliputi cara pembuatan larutan uji maupun pereaksi, pengenceran, pengukuran dan
penimbangan dengan saksama, penggunaan buret, teknik titrasi, penentuan titik akhir,
pembacaan volume titrasi, analisis data secara statistik sampai dengan penarikan kesimpulan
hasil analisis.
POLA METODE PRAKTIKUM
Pola yang digunakan adalah pola kegiatan yang
Penjelasan teori berikut
responsi didasarkan pada prinsip mengaplikasikan konsep dalam
praktek. Yaitu pelaksanaan praktikum yang disadari dengan
Tes lisan dan tulisan untuk benar alasan dan tujuan dari praktikum sehingga tidak
memastikan pemahaman
menjadi beban bagi peserta praktikum. Pola ini bertujuan
peserta
membentuk pola pikir ilmiah yang edukatif dan tidak sekedar
Pembuatan Jurnal aplikatif. Siswa sebagai calon asisten apoteker diharapkan
Praktikum dan tugas
mampu melaksanakan praktikum dengan penuh kesadaran
pendahuluan oleh peserta
praktikum dan kehati-hatian karena mengerti betul akan kegiatan yang
Pelaksanaan praktikum baik dilakukan dalam praktikum. Secara umum sistematika
perorangan ataupun praktikum kimia analisis farmasi dapat dijelaskan dengan
perkelompok
skema pada Gambar1.
Pembuatan Laporan
Penilaian
Gambar 1 Skema Sistematika Praktikum
SISTEM PENILAIAN
Penilaian Praktikum meliputi semua tahap, mulai dari tes lisan dan tulisan, jurnal
praktikum, tata tertib peserta selama praktikum, dan diakhiri dengan penilaian laporan. Sistem
yang digunakan adalah sistem standar mutlak dengan nilai akhir. Sistematika penilaian
Praktikum Kimia Analisis Farmasi Untuk Jenjang SMK adalah sebagai berikut:
Alokasi Penilaian :
Test awal (lisan/tulisan) :2 5 %
Jurnal praktikum/Tugas pendahuluan : 10 %
Tata tertib selama praktikum/respon: 40 %
Laporan Hasil : 25 %
1. KETENTUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan hadir 15 menit sebelum praktikum, terlambat tidak lebih dari 15 menit.
2. Salah satu anggota kelompok terlambat atau tidak hadir, praktikum tetap berjalan.
3. Praktikan berhalangan hadir, harus membuat surat ijin atau surat keterangan sakit.
4. Praktikan wajib mengisi daftar absensi sebelum dan setelah praktikum,.
5. Praktikan dilarang meninggalkan laboratorium tanpa seijin guru.
6. Praktikan diwajibkan menghadiri pertemuan teori ataupun responsi yang dilakukan
sebelum praktikum dilaksanakan
7. Sebelum praktikum dimulai, praktikan membawa perlengkapan praktikum lengkap
yang telah ditetapkan baik yang umum untuk semua praktikum maupun perlengkapan
yang ditugaskan untuk masing-masing praktikum.
8. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, dan atau merokok di dalam
laboratorium selama praktikum berlangsung
9. Praktikan tidak diperbolehkan bersenda-gurau yang mengakibatkan terganggunya
kelancaran praktikum
10. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia
11. Selama praktikum praktikan tidak diperbolehkan menggunakan peralatan elektronik
selain yang disediakan untuk praktikum
12. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya, kebersihan meja
masing-masing, serta lantai di sekitarnya
13. Setelah menggunakan reagen atau bahan yang diambil dari gudang bahan, praktikan
wajib meletakkan kembali pada tempatnya semula
14. Praktikan dilarang menghambur-hamburkan reagen praktikum dan membuang sisa
praktikum dengan memperhatikan kebersihan dan keamanan
15. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta izin kepada
pengawas praktikum atau asisten jaga
16. Praktikan melakukan kegiatan sesuai bagiannya masing-masing, mencatat hasilnya
pada lembar kerja praktikum, serta meminta penjelasan bila terdapat ketidaksesuaian
dengan perencanaan sebelumnya
17. Praktikan dilarang mengerjakan pekerjaan yang belum dipahami atau belum
dikuasainya
18. Praktikan dilarang menggunakan peralatan atau bahan-bahan di luar yang telah
disediakan untuk praktikum
19. Praktikan wajib hadir tepat waktu, keterlambatan lebih dari 10 menit sejak praktikum
dimulai, praktikan dianggap tidak hadir
20. Seluruh jadwal praktikum wajib diikuti praktikan, dengan kata lain kehadiran 100 %
21. Jika berhalangan hadir, praktikan dapat memberikan keterangan tertulis dan resmi
terkait dengan alasan ketidakhadirannya dan diwajibkan mengganti praktikum di hari
lain.
22. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang mengawasi.
23. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
24. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
25. Wanita yang berambut panjang harus diikat kecuali bagi yang berkerudung.
2. SANKSI-SANKSI
Sanksi yang diberikan pada praktikan adalah sebagai berikut:
1. Sanksi terhadap pelanggaran tata tertib yang dilanggar sebelum praktikum dimulai
yang menyebabkan ketidaksiapan praktikan adalah tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum pada hari itu.
2. Sanksi ringan terhadap pelanggaran tata tertib saat praktikum dimulai adalah
pengurangan nilai tata tertib selama praktikum
3. Sanksi berat terhadap pelanggaran saat praktikum dimulai adalah dikeluarkan dari
laboratorium atau tidak diperkenankan melanjutkan praktikum.
4. Bila praktikan telah mendapat sanksi berat minimal dua kali akan dilaporkan kepada
wali siswa dengan alasan ketidakdisiplinan dan menunggu keputusan dari wali siswa
akan hak untuk mengikuti praktikum selanjutnya
Tujuan :
a. Mengenal reaksi – reaksi gugus karbon
b. Membedakan reaksi – reaksi gugus karbonil yang terkandung pada senyawa aldehid dan
keton.
Teori :
Aldehid dan keton merupakan senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari
gugus penting di dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil, C=O. Semua senyawa yang
mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil.
Suku pertama dari senyawa golongan aldehid adalah formaldehid (HCHO) yang berupa
gas dan muah larut dalam air. Larutan 40 % formaldehid dalam air umumnya dinamakan
formalin. Suku keduanya adalh asetaldehid (CH3CHO) yang berupa zat cair. Disamping senyawa
tersebut diatas masih banyak senyawa lain yang mengandung gugus aldehid seperti benzaldehid,
glukosa, maltose dan laktosa. Suku pertama alkanon (keton) adalah aseton yang berupa zat cair
dan larut dalam air. Baik pada aldehid maupun keton ikatan rangkap yang ada antara atom
karbon dan oksigen dalam gugus karbonil terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan phi,
seperti pada ikatan rangkap antara karbon dengan karbon, hanya ikatan C=O lebih polar dari
C=C. beberapa reaksi pengenal aldehid dan keton diantaranya adalah : reaksi oksidasi dan adisi.
Umumnya aldehid lebih mudah dioksidasi dari keton, karena atom karbon dari gugus
karbonilnya masih mengikat atom hidrogen. Sebagai oksidator dapat digunakan pereaksi Tollens,
Fehling dan Benedict. Aldehid mudah dioksidasi oleh pereaksi – pereaksi itu sedangkan keton
sukar (kecuali α-hidroksiketon) seperti fruktosa. Pereaksi Tollens adalah ion complex diamina
perak (yang dibuat dengan melarutkan ion perak).
Peraksi Fehling adalah senyawa kompleks dari ion cupri dengan K-Na tartrat. Pereaksi
ini terdiri dari Fehling A (larutan CuSO4 dalam air) dan Fehling B (larutan K-Na tartrat dengan
NaOH). Bila kedua larutan ini dicampur dihasilkan suatu larutan yang berwarna biru intensif
yang mengandung senyawa kompleks dengan struktur lingkar.
Pereaksi Benedict juga merupakan senyawa kompleks dari ion cupri dengan ion sitrat.
Kedua pereaksi ini dapat mengoksidasi aldehid menjadi asam alkanoat tetapi tidak dapat
mengoksidasi keton kecuali α-hidroksi keton misalnya larutan glukosa akan memberikan
endapan merah dengan Fehling/Benedict.
Selain reaksi oksidasi, ikatan rangkap antara C dan O dalam gugus karbonil dapat
melakukan reaksi adisi. Dengan larutan jenuh natrium bisulfit dapat membentuk endapan putih
dari senyawa adisi sulfit. Secara kualitatif, adanya aldehid dapat ditentukan dengan pereaksi
scifff yang juga termasuk reaksi adisi. Pereaksi Schiff dibuat dari zat warna fuchsin yang dengan
SO2 menjadi tidak berwarna. Bila pereaksi ini dicampur dengan aldehid atau ketn akan terjadi
warna merah bata (pink). Hal ini terjadi karena SO2 yang terikat pada fuchsin ditarikoleh gugus
karbonil dari aldehid atau keton.
Selain itu reaksi yang juga banyak digunakan pada penentuan gugus aldehid adalah
pembentukan fenilhidrazon dan ozason. Demikian juga bila glukosa (polihidroksialdehid)
direaksikan dengan fenilhidrazin mula-mula terbentuk fenilhidrazon yang dengan fenilhidrazin
lainnya membentuk osazon (suatu kristal yang berwarna kuning). Reaksi pembentukan osazon
juga dapat terjadi pada maltose, fruktosa, tetapitidak bisa pada sukrosa. Pada pembentukan
osazon disamping terjadi reaksi adisi juga terjadi oksidasi yaitu pada perubahan fenilhidrazin
menjadi osazon.
Cara Kerja :
A. Identifikasi dengan Pereaksi Fehling/Benedict
Siapkan 3 buah tabung reaksi dan masing – masing diisi 2 ml pereaksi Benedict.
a. Tabung pertama tambahkan 5 – 10 tetes formalin, panaskan
b. Tabung kedua tambahkan 5 – 10 tetes glukosa, panaskan
c. Tabung ketiga tambahkan 5 – 10 tetes aseton, panaskan
Amati perubahan yang terjadi dan tulis reaksinya.
D. Pembentukan osazon
a. Campurkan ke dalam tabung reaksi 0,2 gram glukosa, 0,4 gram fenilhidrazin
hidroklorida, 0,6 gram Na-asetat dan 4 ml air, lalu panaskan dalam waterbath selama
20- 30 menit. Dinginkan dengan air ledeng.
b. Campurkan ke dalam tabung reaksi 0,2 gram fruktosa, 0,4 gram fenilhidrazin
hidroklorida, 0,6 gram Na-asetat dan 4 ml air, lalu panaskan dalam waterbath selama
20- 30 menit. Dinginkan dengan air ledeng.
c. Campurkan ke dalam tabung reaksi 0,2 gram sukrosa, 0,4 gram fenilhidrazin
hidroklorida, 0,6 gram Na-asetat dan 4 ml air, lalu panaskan dalam waterbath selama
20- 30 menit. Dinginkan dengan air ledeng.
d. Campurkan ke dalam tabung reaksi 0,2 gram maltosa, 0,2 gram laktosa 0,4 gram
fenilhidrazin hidroklorida, 0,6 gram Na-asetat dan 4 ml air, lalu panaskan dalam
waterbath selama 20- 30 menit. Dinginkan dengan air ledeng.
TUGAS
1. Sebelum praktikum
a. Tuliskan struktur senyawa glukosa dan masing-masing 2 senyawa aldehid dan keton !
b. Bagaimana membedakan senyawa aldehid dan keton berdasarkan reaksi kimia?
c. Jelaskan prinsip uji Tollens!
d. apa fungsi pereaksi fehling pada uji fehling?
2. Setelah praktikum
a. Tuliskan reaksi-reaksi yang terjadi dari hasil percobaan ini !
b. Mengapa aldehid lebih mudah teroksidasi dibandingkan keton?
c. Mengapa aldehid lebih resktif terhadap reaksi adisi nukleofilik dibandingkan dengan keton?
BAB II
Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
1. Tujuan : membedakan reaksi eksoterm dan endoterm
3. Cara kerja
a. Siapkan 6 buah tabung reaksi, beri nomor 1 sampai 6. Masukkan air suling sebanyak 5
cm3 ke dalam masing-masing tabung tersebut.
b. Ke dalam tabung nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 , masukkan berturut-turut :
satu spatula urea.
satu spatula NaO
satu spatula CaO
satu spatula NaCl
satu spatula NH4Cl
satu spatula Ba(OH)2.8 H2O
c. Ukur temperatur awal (T1) dan temperatur akhir (T2) nya, catat hasil pengamatan pada
tabel pengamatan berikut.
4. Hasil pengamatan
Tabung Perubahan yang terjadi Pengamatan
T1 (OC) T2 (OC)
ke-
1
2
3
5. Pertanyaan
1) Dari tabel pengamatan, zat apa saja bila dilarutkan dalam air mengalami reaksi eksoterm
dan endoterm?
2) Dalam kehidupan sehari-hari, bila WC mampet, ibu-ibu rumah tangga sering
menggunakan plong atau bahkan NaOH padatan yang dimasukkan ke dalam lubang WC
kemudian ditutup. Setelah beberapa saat, WC yang mampet karena kotoran yang
menyumbat dapat lancar kembali. Menurutmu bagaimana peristiwa tersebut dapat
dijelaskan secara kimia?