Anda di halaman 1dari 24

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TA. 2021/2022

Program Studi : Ekonomi Manajemen


Mata kuliah / SKS : SOFT SKILL MANAJERIAL / 3 SKS
Kode Mata Kuliah : 1410153
Kelas : EM- A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q dan S
Dosen , Dr. Yuni Istanto,MSi, Dr. Heru Tri Sutiono, Msi, Dra. Chaula
Anwar, Msi, Dra. Sri Kussujaniatun, Msi, Dra. Istiana
Rahatmawati, MSi, Dr. Dyah Sugandhini, MSi, Drs. Hery
Sutanto, MM, Drs. Ign. Agus Suryono, MM
Status : Ujian Akhir Semester
Hari/Tanggal Ujian : Jum’at / 24 Desember 2021
Waktu/Sesi : 120 menit / III ( 13.00 – 15.00)
Sifat Ujian : Daring
Petunjuk :
a. Sebelum mengerjakan UAS berdo’alah terlebih dahulu.agar diberi kemudahan
b. Pengumpulan jawaban UAS sesuai dengan petunjuk Dosen masing-masing.
c. Jawaban soal diusahakan sesuai dengan nomor urut.
d. Jangan lupa mahasiswa mengisi daftar presensi UAS di SPADA terlebih dahulu
sebelum memulai mengerjakan soal.
e. Jawaban boleh diketik, namun akan kami uji kesamaan/similiritas, jika diantara Anda
ada yang mempunyai kesamaan 25% atau lebih, tidak akan kami perhitungkan dalam
penilaian.

Soal:

1. (Skor 15)
Cara berfikir dalam teori manajemen masih ada yang menganggap bahwa
pendelegasian masih dianggap efektif dalam kontribusi peningkatan kinerja
organisasi, namun pada kondisi masa kini pemberdayaan jauh dianggap paling efektif
dalam kontribusinya peningkatan kinerja organisasi, seperti yang ditujukkan hasil cara
kerjanya Pemerntah Jepang dengan popularitasnya Total Quality Mananegement
yang sempat membuat Eropa dan Amerika harus membuka mata lebar-lebar, Berikan
penjelasan kelebihan-kelebihan seperti apa dalam pendelegasian dan juga kelebihan-
kelebihan seperti apa dalam pemberdayaan ! lalu bagaimana cara organisasi
membangun pemberdayaan individu karyawannya yang nantinya memiliki tipe
pemberdayaan suggestion involvement, tipe job involvement dan tipe high
involvement, berikan penjelasannya apa yang dimaksud dari tipe- tipe tersebut !

Jawab :
Bowen dan Lawler mendefiisikan tiga tipe pemberdayaan diantaranya:
 Suggestion Involvement
Para karyawan didorong untuk menyumbangkan ide-ide melalui program-
program saran formal atau lingkunganlingkungan kualitas, tetapi kegiatan-
kegiatan kerja sehari-hari mereka tidak benar-benar berubah. Mereka hanya
diperdayakan untuk merekomendasikan, biasanya manejemen mempertahankan
kekuasaan untuk memutuskan apakah hendak mengimplementasikan ide-ide
yang mereka berikan atau tidak.
 Job Involvement
Disini pekerjaan didesain ulang sedemikian rupa, sehingga para karyawan
menggunakan aneka keterampilan. Karyawan percaya tugas-tugas mereka
penting, mereka mempunyai kebebasan lumayan besar dalam memutuskan
bagaimana mengerjakan pekerjaannya.
 High Involvement Organisasi-organisasi high involvement memberi para
karyawan tingkat terendah mereka perasaan di libatkan tidak hanya dalam
bagaimana mereka mengerjakan pekerjaan mereka, atau seberapa efektif kinerja
kelompok mereka, tetapi juga dalam kinerja total organisasi.
Dari ketiga tipe pemberdayaan yang dituturkan oleh Bowen dan Lawler, di
Bumdesma menggunakan tipe sugestion invoment dan job involment dimana pihak-
pihak yang terlibat diberikan kebebasan untuk berpendapat tetapi juga pihak
manajemen akan memperrtmbangkan kembali pendapat mereka. Para karyawan dan
anggota juga diperbolehkan menggunakan eterampilan mereka dalam menuntaskan
tugas mereka dengan tetap pada acuan peraturan di lembaga tersebut.

2. (Skor 15)
Bagaimana merubah perilaku individu dalam membangun tim kerja yang ideal ?
bentuk ketrampilan-ketrampilan apa saja yang perlu dimiliki individu dalam kinerja
tim yang efektif ? serta kendala-kendala apa saja yang banyak dijumpai yang
membuat kerja tim gagaal dan bagaimana solusinya ?
Jawab :
Tips Membangun Tim Kerja – Tidak dapat ditampik bahwa perubahan-perubahan
terhadap cara kerja selalu diperbaharui untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik. Ide-
ide segar bermunculan memberikan nilai tambah pada efektifitas kinerja karyawan. Hal
ini sangat berkaitan dengan banyaknya konflik yang terjadi baik antar karyawan dan
manajemen. Konflik ini bisa timbul karena sinergi yang lemah di antara karyawan
sehingga produktivitas kerja pun menurun. Maka, manajemen perlu selalu
memperbaharui dan menemukan cara kerja terbaik. Banyak cara yang bisa dilakukan,
salah satunya yaitu dengan membentuk tim kerja atau teamwork. Sebelum membahas
mengenai teamwork atau yang akan kita sebut pada artikel ini tim kerja, maka saya perlu
menjelaskan perbedaan antara tim kerja dan kelompok kerja. Kelompok kerja adalah
perkumpulan dua atau lebih orang yang berinteraksi untuk berbagi informasi dan
membantu akan pembuatan keputusan di wilayah tanggung jawab masing-masing.
Sedangkan, tim kerja tidak hanya sekedar berbagi informasi, namun juga terlibatnya
koordinasi antar anggota tim dengan sebuah sinergi positif. Jika sifat kelompok kerja
pertanggungjawabannya adalah kepada individu dengan ketrampilan kerja yang
bervariasi. Maka, tim kerja memiliki dua tanggung jawab, individual dan mutual dengan
ketrampilan yang saling melengkapi antar anggota.

Lalu bagaimana cara membangun tim kerja yang solid dan efektif?
1. Tetapkan tujuan tim

Menetapkan tujuan dari dibentuknya sebuah tim kerja akan membantu tim Anda selalu
berada di jalur yang tepat untuk melakukan upaya-upaya meraih kesuksesan.
Komunikasikan tujuan dan harapan apa yang ingin Anda capai kepada tim kerja.
Sehingga, mereka memahami apa yang Anda inginkan sebagai seorang pemimpin tim.

Tim efektif adalah tim yang masing-masing anggotanya mempunya visi dan misi yang
selaras sehingga dapat bersinergi dalam mencapai tujuan awal.

2. Kepemimpinan

Bagian yang tak kalah penting dari sebuah tim kerja adalah pemimpin yang tegas dan
bijaksana. Pemimpin disini berkewajiban untuk memastikan para anggota tim
berkontribusi dengan menerapkan ketrampilan-ketrampilan yang mereka miliki sesuai
dengan beban kerja masing-masing.

Dalam beberapa kasus, terkadang pemimpin tidak mutlak diperlukan. Bahkan tim yang
dapat mengelola diri sendiri tanpa intervensi manajer atau pemimpin memberikan hasil
yang jauh lebih baik. Ini dikarenakan, biasanya pemimpin terlalu banyak memberikan
tugas kepada tim tersebut.

Namun, pada kasus yang lain pemimpin yang dipercaya oleh anggota tim akan
memberikan stimulasi positif bagi hasil kinerja tim daripada tim tanpa leader.

Oleh karena itu, perlunya pemimpin membentuk kepercayaan pada anggota tim serta
menularkan suasana positif yang dimilikinya melalui kejujuran dan transparansi.
Sehingga, tim masih dapat berjalan efektif meskipun saat pemimpin berada di tempat
kerja maupun tidak.

3. Rancangan Pekerjaan

Buatlah rancangan pekerjaan atau misi apa saja yang harus dilakukan oleh setiap
anggota tim kerja untuk mencapai visi tim. Desain pekerjaan dapat berupa rincian tugas
dan pembagiannya, memberikan skala prioritas, serta timeline.

4. Kolaborasi

Tim tanpa kolaborasi mungkin bisa dikatakan nothing. Bagaimana Anda menginginkan
sebuah tim solid dan efektif tanpa ada kerjasama?
Kolaborasi memungkinkan sharing skills antara anggota tim dengan memberikan
kontribusi yang berbeda-beda dari setiap anggota tim pada pekerjaan. Sehingga, setiap
anggota tim saling melengkapi dalam menyelesaikan misi. Bekerjasama memungkinkan
pekerjaan selsesai dengan efektif, tepat waktu daripada bekerja secara individu.

Untuk membentuk kolaborasi yang baik sangat berkaitan erat dengan faktor-faktor lain
yang saya sebutkan pada artikel ini. Yaitu anggota tim mengerti tanggung jawab masing-
masing, pemimpin yang selalu men-support dan memberikan feedback, serta hubungan
antar anggota tim berjalan baik.

Maka, secara tidak langsung kolaborasi antar anggota tim akan tercipta.

 Membangun hubungan kepada anggota tim.

Untuk membangun sebuah hubungan, maka pertama kali Anda harus mengetahui
karakteristik mereka. Apa saja keahlian, ketrampilan, kelemahan serta hal apa yang
membuat mereka termotivasi.

Hal ini membantu Anda untuk mengerti apa kebutuhan mereka. Anda akan lebih
mudah merancang dan memetakan pekerjaan anggota tim.

Alih-alih memberikan seabrek tugas kepada tim, berikanlah suatu proyek yang
memacu mereka untuk memunculkan solusi atas masalah mereka sendiri. Jika
diperlukan tawarkanlah bantuan dan bertindaklah sebagai mediator.

 Membangun hubungan antar karyawan

Berikan kebebasan kepada para anggota tim untuk bekerja sama dengan teknik
mereka sendiri. Komunikasi yang terjalin di antara anggota tim akan lebih membuka
pikiran mereka bagaimana rekan satu tim mereka bekerja serta karakteristiknya.

Tugas Anda adalah memeriksa kerjasama tersebut dan pikirkanlah strategi untuk
meningkatkan komunikasi, kepercayaan, serta kerjasama. Degan begitu
produktivitas tim Anda akan meningkat.

5. KOMITMEN

Komitmen bila Anda telusuri terbagi menjadi tiga yaitu komitmen afektif, normatif
dan continuance.

Beberapa orang berkomitmen dengan beberapa alasan di atas. Lalu yang menjadi kunci
adalah bagaimana Anda dapat menghadirkan komitmen tersebut pada sebuah tim yang
Anda pimpin. Anda dapat memancing terbentuknya komitmen tersebut dengan
keterlibatan kerja, keuntungan-keuntungan apa yang anggota tim dapatkan jika dapat
mencapai visi tim, membentuk hubungan yang baik antar anggota.

Pastikan Anda mengkomunikasikan ekspektasi Anda kepada tim dan mereka sependapat
dengan Anda.

6. PENGHARGAAN

Berikanlah penghargaan atas usaha keras, ide, dan kreativitas tim yang telah dituangkan
pada pekerjaan. Meskipun terkadang anggota tim tidak meminta, namun pujian tulus
dari atasan atau pimpinan secara emosional akan memberikan semangat dan dorongan
untuk lebih berkembang.

Insentif berupa uang mungkin juga diperlukan. Motivasi berupa reward atas kinerja bisa
menjadi salah satu yang sepertinya sepele namun berdampak besar untuk membangun
tim kerja ( team building ) yang lebih solid dan efektif.

Penting juga memberikan dua reward baik penghargaan untuk tim maupun individu.

7. PENGENDALIAN

Rapat bisa menjadi alternatif pemimpin untuk mengendalikan apakah tim sudah
melakukan pekerjaannya selaras dengan visi. Anda juga dapat menanyakan seberapa
jauh progress yang telah dihasilkan. Apakah ada kendala dan hambatan saat
menjalankan setiap tugas? Apakah ada konflik yang perlu diselesaikan dan
dimusyawarahkan?

Kontrol sangat penting dilakukan mengingat terkadang tim mungkin akan kehilangan
arah saat mengerjakan tugas yang bagi mereka terlalu kompleks. Menyatukan,
menyadarkan dan mengembalikan mereka ke misi yang seharusnya. Pengendalian
membantu kita untuk memastikan bahwa para anggota tim melaksanakan tanggung
jawabnya dengan benar.

8. FASILITAS YANG MEMADAI

Membangun sebuah tim atau team building berarti Anda menyetujui bahwa setiap usaha
yang dilakukan tim akan didukung oleh manajemen. Manajemen harus memastikan
terpenuhinya kebutuhan akan fasilitas-fasilitas seperti alat, perlengkapan, termasuk dana.
Bila dukungan akan fasilitas tersebut terkendala, maka hal itu akan menghambat kinerja
tim.
9. Tim Virtual

Tidak ada salahnya membangun tim virtual jika memang dibutuhkan. Yang dimaksud
tim virtual disini adalah tim yang dibangun sebagai solusi hubungan jarak jauh melalui
komunikasi online.

Banyak perusahaan di Eropa dan multinasional menerapkan tim virtual. Sudah barang
tentu alasannya adalah keterbatasan tempat dan waktu. Perusahaan multinasional dengan
cabang di berbagai negara mengalami masalah kurangnya kolaborasi, kordinasi, dan
komunikasi pada satu waktu dan tempat yang sama.

Apakah tim virtual dapat dibangun dengan efektif dan berhasil? Tentu saja.

Walaupun kelemahan tim virtual mungkin akan membatasi terbentuknya hubungan yang
lebih dekat antar karyawan.

Beberapa kelebihan tim virtual yaitu

pertama penghematan waktu dan biaya, dimana para manajer tidak perlu berpindah dari
satu kota ke kota lain, atau dari negara satu ke negara lain hanya untuk
melakukan meeting membahas proyek tertentu. Kendala-kendala kecil hingga kompleks
langsung dapat ditemukan solusinya dengan cepat tanpa hambatan waktu dan tempat.

Kedua, tim virtual akan fokus pada memaksimalkan pekerjaan mereka dibandingkan
mengurusi masalah karakteristik individu anggota tim lainnya.

Ketiga, tim virtual mungkin akan menjadi lebih memberikan banyak ide, kreativitas,
serta pemecahan masalah yang beragam. Dimana misalnya budaya kerja antar negara
atau kota yang berbeda sehingga ide-ide yang muncul juga akan beragam.

Tentunya yang harus diperhatikan dari tim virtual yaitu bagaimana Anda mengatur
waktu Anda dengan tim Anda. Semisal perbedaan waktu di berbagai negara, sehingga
Anda harus mencocokkan waktu dengan negara lain saat melakukan pertemuan
dengan video conference. Serta menyelesaikan konflik yang mungkin terjadi akibat
perbedaan budaya.

10. Gunakanlah Aplikasi Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja

Perusahan-perusahaan multinasional yang menerapkan tim virtual pastilah memerlukan


dukungan aplikasi atau software yang memungkinkan mereka berkomunikasi dari jarak
jauh dengan cepat, efektif, dan efisien.
Umumnya mereka menggunakan video conference, email, aplikasi kolaborasi seperti
dokumen, sheets, dan slide. Namun, tidak perlu khawatir bila perusahaan Anda mencari
software apa yang menyediakan kesuluruhan paket tersebut.

Google memberikan solusi yang terbaik bagi perusahaan multinasional untuk


meningkatkan produktivitas kerja. Dengan cara kerja baru tim virtual tidak kesulitan
mendapatkan akses untuk bertemu dimana saja, kapan saja, platform apa saja.

G Suite adalah paket aplikasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja
perusahaan Anda yang berisi email dengan nama domain perusahaan (kredibilitas
perusahaan akan naik), dokumen, sheets, slide, serta hangout untuk kolaborasi secara
real time.

3. (Skor 15)
Berikan penjelasan mengenai Apprenciative Inguiry (AI) yang merupakan model
perubahan positip ! Bagaimana proses yang digunakan untuk menghasilkan kekuatan
AI tersebut ? dan jelaskan secara ringkas cara kerja AI ! lalu untuk merealisasi
tanggung jawab tersebut diperlukan berfikir strategis, kondisi dan situasi yang
bagaimana agar berfikir strategis tersebut bisa dioptimalkan, berikan penjelasan !
Jawab :
Appreciative Inquiry (AI) dapat dipahami dari dua kata yang membentuknya:
Appreciative dan Inquiry. Di dalam Geddes & Grosset English Dictionary (2002),
appreciative, dalam bentuk kata kerja, Appreciate, diartikan sebagai to value highly
(sangat menghargai), to recognize gratefully (mengakui dengan penuh syukur), to
understand (memahami), be aware of (menyadari), to increase the value of
(meningkatkan nilai). Dalam bentuk kata benda, Appreciation bermak - na: gratitude
(terima kasih), approval (persetujuan), sensitivity to aesthetic val - ues (kepekaan
terhadap nilai-nilai astetik), an assessment or critical evaluation of a person or thing
(penilaian atau evaluasi kritis seseorang atau suatu hal), a favorable review (tinjauan
positif), dan an increase in value (peningkatan nilai). Sementara inquiry, dalam bentuk
kata kerjanya, Inquire diartikan sebagai to request information about (meminta
informasi), to investigate (menyelidiki), dan to ask about (bertanya). Sebagai kata
benda, inquiry diartikan sebagai the act of inquiring (tindakan penyelidikan), a search
by questioning (pencarian melalui tanya-jawab), an investigation (penyelidikan), a
question (pertanyaan), dan research (riset).

Apakah Appreciative Inquiry itu ? Secara harfiah, appreciative bermakna menyadari


kehebatan atau menyatakan kekuatan atau kesuksesan atau potensi, menghargai sesuatu,
memberikan nilai tambah dan bahkan mengambil pelajaran akan sesuatu hal.
Sedangkan inquiry bermakna menanyakan atau terbuka dalam melihat potensi, tindakan
untuk mengeksplorasi sesuatu, tindakan untuk menemukan sesuatu (Cooperrinder &
Whitney, 2001). Pendekatan appreciative inquiry (AI) ini fokus pada pencarian kekuatan
dan inti positif dari keberadaan komunitas untuk membangun visi yang bisa diraih secara
kolektif. Secara garis besar, alur proses pendekatan appreciative inquiry ini diawali
dengan mengapresiasi hal – hal terbaik yang dimiliki oleh komunitas, kemudian
dilanjutkan dengan membangun impian yang terfokus dari komunitas yang dilanjutkan
pada penyusunan atau perancangan tindakan – tindakan serta melakukan tindakan –
tindakan tersebut yang berbasiskan pada inti positif yang dimiliki komunitas. AI
memiliki lima prinsip dasar, yaitu :
 Prinsip Konstruksionis. Prinsip ini mengusulkan bahwa apa yang kita yakini
benar menentukan apa yang kita lakukan, serta pemikiran dan tindakan muncul
dari sebuah hubungan dalam organisasi. Melalui bahasa dan wacana interaksi
sehari-hari, orang membangun bersama organisasi tempat mereka tinggal.
Tujuan penyelidikan adalah untuk merangsang gagasan, cerita dan gambar baru
yang menghasilkan kemungkinan aksi baru. Prinsip ini sejatinya
mengungkapkan bahwa kata – kata mampu menciptakan dunai.
 Prinsip Simultanitas. Prinsip ini mengusulkan bahwa saat kita menyelidiki
sistem manusia, kita mengubahnya dan menanamkan benih perubahan. Hal-hal
yang dipikirkan dan dibicarakan orang, apa yang mereka temukan dan pelajari,
tersirat dalam pertanyaan pertama yang diajukan. Pertanyaan tidak pernah netral,
mereka sangat menentukan, dan sistem sosial bergerak ke arah pertanyaan yang
paling sering mereka pertanyakan dan mereka mendiskusikannyadengan penuh
semangat. Proses penyidikan melalui pertanyaan – pertanyaan tersebut pada
akhirnya mampu menciptakan perubahan.
 Prinsip Puitis. Prinsip ini mengusulkan bahwa kehidupan organisasi
diungkapkan dalam cerita yang mereka ceritakan setiap hari, dan kisah tentang
organisasi secara terus-menerus yang ditulis bersama – sama. Kata-kata dan
topik yang dipilih untuk penyelidikan memiliki dampak yang jauh melampaui
dari kata-kata itu sendiri. Mereka memohon kepekaan perasaan, saling
pengertian dan dunia makna di antara mereka. Sehingga sebenarnya tim dan
organisasi seperti buku yang sudah terbuka, dimana prinsipnya perjalanan
organisasi merupakan sumber yang tidak berakhir untuk belajar dan
pembelajaran dan memberikan kita ruang untuk memilih apa yang akan kita
pelajari. Prinsip ini mampu menggambarkan dan bahkan menciptakan dunia
seperti yang kita ketahui.
 Prinsip Antisipatif. Prinsip ini mengemukakan bahwa apa yang kita lakukan
hari ini sebenarnya dipandu oleh citra masa depan kita. Sistem manusia
selamanya memproyeksikan di depan diri mereka atas cakrawala harapan yang
membawa masa depan dengan kuat ke masa sekarang sebagai agen penggerak
mereka sendiri. Permintaan apresiatif menggunakan penciptaan yang indah atas
citra positif secara kolektif untuk mengubah lagi realitas antisipatifnya di
kemudian hari. Prinsip ini menjelaskan bahwa gambaran masa depan mampu
menginspirasi aksi.
 Prinsip positif. Prinsip ini mengusulkan bahwa momentum dan perubahan yang
berkelanjutan membutuhkan pengaruh positif dan ikatan sosial. Sentimen seperti
harapan, kegembiraan, inspirasi, persahabatan dan kegembiraan meningkatkan
kreativitas, keterbukaan terhadap gagasan dan orang baru, dan fleksibilitas
kognitif. Mereka juga mempromosikan hubungan dan hubungan yang kuat di
antara stakeholder, terutama di antara kelompok-kelompok yang berkonflik,
diperlukan untuk penyelidikan dan perubahan kolektif untuk kepentingan
bersama. Prinsip ini mengandung makna bahwa pertanyaan positif akan
memberikan peluang perubahan positif yang lebih besar.
Metode Pendekatan Appreciative Inquiry
Appreciative Inquiry sebagai sebuah pendekatan dalam mengembangkan perilaku
organisasi merupakan metode yang mencoba menggunakan cara pengajuan pertanyaan
atas kondisi sekarang dan pengalaman terbaik di masa lalu dan membayangkan imajinasi
masa depan untuk mendorong hubungan positif dan membangun potensi seseorang,
organisasi atau situasi saat ini. Model yang paling umum digunakan adalah siklus empat
proses (baca: 4D), sebagai berikut :
 Discovery merupakan sebuah pengungkapan dan pengapreasiasian atas sesuatu
yang bisa memberikan energi positif atas komunitas atau personal. Fokus
tahapan ini pada dasarnya adalah mencari dan merefleksikan pengalaman –
pengalaman positif terkait dengan topik yang telah dipilih pada tahapan
definition sebelumnya.
 Dream merupakan tahapan mengolah imajinasi (envision) dari komunitas terkait
kondisi ideal di masa depan dari topik yang dibahas. Informasi pada tahap
definition dan discovery dijadikan landasan pijakan atas spekulasi dari imajinasi
yang memungkinkan dicapai di masa depan.
 Design merupakan tahapan perancangan dan penciptaan struktur masyarakat,
proses dan hubungan yang mendukung tahapan dream. Aktivitas utamanya
adalah menciptakan proposisi atau pernyataan yang provokatif (provocative
propositions) secara kolaboratif dalam komunitas.
 Destiny merupakan tahapan yang memiliki tujuan penguatan kapasitas dukungan
terhadap masyarakat / komunitas untuk membangun harapan dan menciptakan
proses belajar, penyesuaian – penyesuaian target serta berimprovisasi dalam
mencapai harapan masyarakat. Tahapan ini memberdayakan setiap anggota
untuk melakukan tindakan – tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai
mimpi atau visi masa depan komunitas.
Beberapa ahli menambahkan siklus Definition sebelum tahapan Discovery dengan
tujuan ingin menyamakan definisi atau perspektif dari para stakeholder, sehingga
menjadi siklus 5D.

gbr.1 : Siklus 5D dalam appreciative inquiry

Penerapan Appreciatif Inquiry


Pendekatan dalam menggali appreciative inquiry ada bermacam – macam mulai dari
per-individu, per-kelompok atau sampai pada wawancara yang dimobilisasi secara
massal yang biasanya disebut Appreciative Inquiry Summit. Pendekatan ini melibatkan
membawa banyak kelompok orang yang beragam untuk belajar dan membangun yang
terbaik dalam sebuah organisasi atau komunitas.
AI digunakan dalam pengembangan organisasi dan sebagai alat konsultasi dalam upaya
untuk mewujudkan perubahan strategis organisasi. Ini telah diterapkan di
bisnis, hospitality, organisasi nirlaba, institusi pendidikan, dan pemerintah. AI memiliki
berbagai aplikasi bisnis dan dapat digunakan secara efektif untuk mendapatkan
informasi dari para stakeholder. Semangat positif dipasangkan dengan konsensus
kelompok untuk membayangkan kondisinya di masa depan dan mulai menghasilkan
masa depan yang optimis berdasarkan kekuatan dan pengalaman keberhasilan yang ada.
Berdasarkan pengalaman penulis, AI bisa diterapkan dalam memfasilitasi perencanaan
kegiatan project kelompok perempuan entrepreneur dalam membangun jejaring bisnis
usaha kelompok mereka. Proses fasilitasi dengan metode AI tersebut disandingkan
dengan analisis SOAR (Strength, Opportunities, Appreciative, Result). Hal ini
dikarenakan dengan menggunakan analisis SOAR dalam proses perencanaan operasi
strategis memungkinkan organisasi membangun jalur menuju kesuksesan. Analisis
SOAR adalah salah satu aspek terpenting dari proses perencanaan strategis untuk setiap
organisasi (McKenna, Daykin, Mohr, & Silbert, 2007). SOAR mengambil filosofi
appreciative inquiry dan menerapkannya untuk memberikan pemikiran strategis dan
proses dialog.
(https://widytaurus.wordpress.com/2017/12/21/appreciative-inquiry-ikhtisar-metode-
dan-penerapannya/)

4. (Skor 15)
Sikap positip akan menentukan kualitas hidup seseorang, baik dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat maupun dalam berorganisasi. Berikan contoh sikap
positip yang seperti apa yang dimaksud ? Bagaimana cara mengembangkan sikap
positip yang bisa untuk meningkatkan nilai kualitas pada diri individu ? kendala-
kendala apa saja yang menyebabkan sulit mengembangkan sikap positip ? dan apa
dampak yang mungkin terjadi bagi individu dan organisasi jika seseorang tidak
mampu mengembangkan sikap positip ? dikaitkan dengan kecerdasan Emosi,
bagaimana hubungan kecerdasan emosi dengan sikap positip dan bagaimana
mengembangakn kecerdasan emosi , sehingga didapatkan unsur-unsur kompetensi
kecerdasan emosi yang optimal ?
Jawab :
 Contoh Perilaku Positif

Adapun untuk penjabaran atas beragam bentuk prilaku positif di masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Antara lain;

1. Peka Terhadap Sekitar

Hidup tidak akan bermakna apabila tidak memiliki kepedulian terhadap sekitar.
Kepedulian dapat terhadap orang ataupun lingkungan sekitar. Kepedulian
terhadap orang sekitar misalnya apabila terdapat tetangga yang sedang kesusahan
tertimpa musibah ada anggota keluarganya meninggal sebagai bentuk simpati
sebaiknya ikut berbela sungkawa dengan datang ke rumahnya.
Setelah itu terdapat pula contoh kepekaan terhadap lingkungan sosial yaitu
apabila ada sampah yang tidak dibuang pada tempatnya maka perilaku yang baik
adalah memungutnya kemudian membuangnya pada tempat sampah. Kemudian
apabila ada batu besar di jalan yang dapat mengakibatkan kecelakaan maka
hendaknya diambil dan disingkirkna ke pinggir jalan.

Tindakan-tindakan tersebut merupakan contoh dari perilaku positif di lingkungan


masyarakat dalam bentuk kepekaan terhadap sekitar,

2. Tidak Ikut Campur Urusan Orang Lain

Mungkin bagi sebagian orang ikut campur urusan orang lain berniat untuk
membantu namun tidak setiap orang yang mempunyai masalah ingin dibantu.
Oleh karena itu jika tidak diminta membantu sebaiknya tidak ikut untuk
mencampuri urusan orang lain.

3. Mendengarkan saat ada seseorang yang mengajak berbicara

Zaman sekarang merupakan era digital, banyak dari aktivitas manusia yang
menggunakan alat digital seperti komputer dan HP. Sehingga cukup banyak
mengurangi sosialisasi antar manusia. Tak jarang jika berkumpul dalam suatu
acara orang-orang sibuk bermain gawai masing-masing sehingga tidak saling
menghiraukan.

Tindakan sibuk dengan gadged masing-masing merupakan tindakan tidak


menghormati orang lain. Apabila ada seseorang yang sedang berbicara
hendaknya memperhatikan bahkan lebih baik juga turut memberi tanggapan agar
orang yang sedang berbicara merasa dihargai.

4. Tanggap dengan keadaan

Tanggap dengan kedaan artinya kita sponta melakukan tindakan yang memang
perlu dilakukan. Tak jarang dalam kehidupan sosial bermasyarakat memerlukan
bantuan dan respon dari orang lain. Respon inilah yang sangat diperlukan apabila
terdapat keaadan yang darurat.

Misalnya saja terdapat teman yang tidak bisa mengerjakan tugas sebaiknya kita
bertanya mengapa tidak bisa mengerjakan tugas sekolah. Apabila karena
terkendala peralatan seperti komputer sebaiknya kita menawarkan untuk
meminjamkan.
Apabila kterkendala pengetahuan karena tidak memahami pelajaran yang
diberikkan oleh guru sebaiknya menawari bantuan dengan mengajak belajar
bersama.

5. Bermurah Senyum

Tidak ada orang yang senang melihat orang lain menekuk muka atau bersedih.
Oelh karena itu sebaiknya tersneyum apabila bertemu orang lain atau saat
berbicara juga sambil tersenyum. Tersenyum merupakan kegiatan yang mudah
dan sederhana apabila dilakukan namun berdampak besar.

Seseorang dengan murah senyum juga akan dinilai memiliki karakter yang baik
dan ramah. Terdapat pula slogan “senyum merupakan inadah” karena dengan
tersneyum akan membuat orang lain merasa nyaman dan dihargai. Hal kecil
namun memiliki dampak positif apabila dilakukan dalam kehidupan
bermasyarakat yang memerlukan banyak beragam bentuk sosialisasi.

6. Mengayomi

Mengayomi merupakan hal yang biasa dilakukan oleh orang tua kepada orang
yang lebih muda. Dalam kehidupan di lingkungan rumah akan banyak
menjumpai anak kecil. Sehingga diperlukan sikap mengayomi dalam artian
memaklumi apabila anak kecil di sekitar lingkungan rumah melakukan
kesalahan.

Namun sebagai orang dewasa harus melakukan tindakan yang benar dengan cara
memberi tahu kesalahan yang telah diperbuat dan memberi contoh yang baik.

7. Membiasakan mengucapkan tolong, maaf dan terima kasih

Dalam mengucapkan tolong, maaf, dan terim kasih merupakan tindakan yang
bagus dilakukan pada lingkungan mana saja. Tidak merasa gengsi meminta maaf
saat melakukan kesalahan. Tidak malu untuk meminta tolong dengan sopan
apabila sedang kesusahan serta mengucapkan terima kasih sebagai tanda
apresiasi terhadap orang lain.

Tindakan yang sederhana namun masih sulit dilakuakan oleh sebagain orang.
Misalnya saja saat makan di restoran hendaknya mengucapkan terima aksih
kepada pelayan yang mengantar makanan.
Mengucapkan tolong kepada tukang parkir untuk mengambilkan kendaran yang
terparkin dan meminta maaf kepada teman apabila melakuakan kesalahan.
Tindakan-tindakan tersebut akan lebih membuat memanusiakan manusia.

8. Tidak saling menjelekan

Manusia merupakan tempatnya kesalahan, tidak ada manusia yang sempurna


oleh karena itu banyak yang membuat kesalahan. Apabila orang lain membuat
kesalahan hendaknya ditegur dan memberi tahu letak kesalahannya dengan
sopan.

Jangan menjelekn orang lain di belakangnya dan membicarakan kesalahannya


dengan orang lain. Hal tersebut merupakan tindakan tidak terpuji.

9. Mengutamakan Persatuan, Kesatuan, dan Perdamaian

Dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi perbedaan pendapat bahkan


perbedaan ras, suku dan agama. Namun harus tetap saling menghormati dan
melaksanakan sila ketiga pancasila dengan lebih mengutamakan kepentingan
bersama dibandingkan kepentingan pribadi.

10. Aktif dalam kegiatan positif

Gotong royong, rapat rutin, memperingati HUT RI, menjenguk orang sakit
merupakan contoh kegiatan positif yang ada di masyarakat. Dengan ikut serta
aktif dalam berbagai kegiatan tersebut sudah merupakan kontribusi yang baik
dan memiliki tenggang rasa dan kepedulian terhadap sesama dalam kehidupan
bermasyarakat.

11. Tidak melakukan penipuan saat perjualan

Dalam prihal ekonomi perwujutan atas sikap positif di kehidupan bisa di ambil
contoh terkait dengan menghindari penipuan dalam berjualan. Apalagi berjualan
online yang mempergunakan berbagai platform saat ini penipuan marak terjadi.

Misalnya saja antara barang yang di foto dengan barang yang dikirimkan berbeda
atau ketika ada pelanggan yang membayar untuk membeli barang tidak
dikirimkan.

12. Mengucapkan Bela Sungkawa Kepada Teman Ketika Menggalami Musibah

Tindakan ini bagian daripada perilaku positif yang harus dilakukan oleh
seseorang kepada orang lainnya. Baik di lingkungan sekolahan maupun tetangga.
Alasannya karena munculnya empati seperti ini bisa memberikan
dampak hubungan sosial yang baik.

 Davies (Casmini, 2007: 17) menjelaskan bahwa kecerdasan emosi adalah


kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang
lain, membedakan satu emosi dengan lainnya dan menggunakan informasi
tersebut untuk menuntun proses berpikir dan berperilaku seseorang. Daniel
Goleman (Hariwijaya, 2005: 7) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi
adalah:

 Kemampuan seseorang untuk mengenali emosi pribadinya sehingga tahu


kelebihan dan kekurangnnya;

 Kemampuan sesorang untuk mengelola emosi tersebut;

 Kemampuan seseorang untuk memotivasi dan memberikan dorongan


untuk maju kepada diri sendiri;

 Kemampuan seseorang untuk mengenal emosi dan kepribadian orang


lain;

 Kemampuan seseorang untuk membina hubungan dengan pihak lain


secara baik. Jika kita memang mampu memahami dan melaksanakan
kelima wilayah utama kecerdasan emosi tersebut, maka semua perjalanan
bisnis atau karier apapun yang kita lakukan akan lebih berpeluang
berjalan mulus.

John Mayer (Lawrence E. Shapiro, 1997: 5) untuk menerangkan kualitas-


kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Kualitas-
kualitas tersebut anatara lain adalah :

a. Empati;

b. Mengungkapkan dan memahami perasaan;

c. Mengendalikan amarah;

d. Kemandirian;

e. Kemampuan menyesuaikan diri;

f. Disukai;
g. Kemampuan memecahkan masalah antarpribadi;

h. Ketekunan;

i. Kesetiakawanan;

j. Keramahan;

k. Sikap terhormat.

Kesimpulan yang dapat diperoleh mengenai pengertian kecerdasan emosi


adalah jenis kecerdasan yang fokusnya memahami, mengenali,
merasakan, mengelola dan memimpin perasaan sendiri dan orang lain
serta mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Kecerdasan dalam memahami, mengenali, meningkatkan, mengelola dan
memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain serta mengaplikasikannya
dalam kehidupan pribadi dan sosial. Kecerdasan dalam memahami,
mengenali, meningkatkan, mengelola dan memimpin motivasi diri sendiri
dan orang lain untuk mengoptimalkan fungsi energi, informasi, hubungan
dan pengaruh bagi pencapaian-pencapaian tujuan yang dikehendaki dan
ditetapkan.

Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Daniel Goleman (2005: 58-59) Aspek-aspek Kecerdasan Emosi menurut


Salovey yang menempatkan kecerdasan pribadi Gardner yang
mencetuskan aspek-aspek kecerdasan emosi sebagai berikut :

a. Mengenali emosi diri Mengenali emosi diri merupakan suatu


kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.
Aspek mengenali emosi diri terjadi dari: kesadaran diri, penilaian diri,
dan percaya diri. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan
emosi, para ahli psikologi menyebutkan bahwa kesadaran diri merupakan
kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.

b. Mengelola emosi Mengelola emosi merupakan kemampuan inividu


dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau
selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.

c. Memotivasi diri sendiri Dalam mengerjakan sesuatu, memotivasi diri


sendiri adalah salah satu kunci keberhasilan.Mampu menata emosi guna
mencapai tujuan yang diinginkan.Kendali diri secara emosi, menahan diri
terhadap kepuasan dan megendalikan dorongan hati adalah landasan
keberhasilan di segala bidang.

d. Mengenali emosi orang lain

Kemampuan mengenali emosi orang lain sangat bergantung pada


kesadaran diri emosi. Empati merupakan salah salah satu kemampuan
mengenali emosi orang lain, dengan ikut merasakan apa yang dialami
oleh orang lain. Menurut Goleman (2005: 59) kemampuan seseorang
untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan empati seseorang.
Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap
sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi dan mengisyaratkan apa-apa yang
dibutuhkan oleh oaring lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut
pandang orang lain, peka terhadap perasan orang lain dan lebih mampu
untuk mendengarkan orang lain.

e. Membina hubungan dengan orang lain

Kemampuan membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan


mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini merupakan keterampilan
yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar
pribadi. Orang yang dapat membina hubungan dengan orang lain akan
sukses dalam bidang apa pun yang mengandalkan pergaulan yang mulus
dengan orang lain.

Menurut Goleman (2005: 274) ada tujuh unsur kemampuan anak yang
berkaitan erat dengan kecerdasan emosi adalah

a. Keyakinan Perasaan kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh,


perilaku, dan dunia; perasaan anak bahwa ia lebih cenderung berhasil
daripada tidak dalam apa yang dikerjakannya,dan bahwa orang-orang
dewasa akan bersedia menolong.

b. Rasa ingin tahu Perasaan bahwa menyelidiki sesuatu itu bersifat positif
dan menimbulkan kesenangan.

c. Niat Hasrat dan kemapuan untuk berhasil, dan untuk bertindak


berdasarkan niat itu dengan tekun, ini berkaitan dengan perasaan
terampil, perasaan efektif.
d. Kendali diri Kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan
tindakan dengan pola yang sesuai dengan usia; suatu rasa kendali
batiniah.

e. Keterkaitan Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain


berdasarkan pada perasaan saling memahami.

f. Kecakapan berkomunikasi Keyakinan dan kemampuan verbal untuk


bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain. Ini ada
kaitannya dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlibat
dengan orang lain, termasuk orang dewasa

g. Koperatif Kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya sendiri


dengan kebutuhan orang lain, termasuk orang dewasa. Apabila unsur-
unsur di atas dapat terpenuhi dengan baik, akan mempermudah peserta
didik untuk mencapai keberhasilan dalam menguasai, mengelola emosi
dan memotivasi diri yang berkaitan erat dengan kecerdasan emosi. 7.
Faktor-faktor kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi juga akan
dipengaruhioleh beberapa faktor penting penunjangnya.

Menurut Goleman (Casmini, 2007: 23-24) ada faktor internal dan


eksternal yang mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain :

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang. Setiap
manusia akan memiliki otak emosional yang di dalamnya terdapat sistem
saraf pengatur emosi atau lebih dikenal dengan otak emosional. Otak
emosional meliputi keadaan amigdala, neokorteks, sistem limbik, lobus
prefrontal dan keadaan lain yang lebih kompleks dalam otak emosional.
b. Faktor eksternal adalah faktor pengaruh yang berasal dari luar diri
seseorang. Faktor eksternal kecerdasan emosi adalah faktor yang datang
dari luar dan mempengaruhi perubahan sikap. Pengaruh tersebut dapat
berupa perorangan atau secara kelompok. Perorangan mempengaruhi
kelompok atau kelompok mempengaruhi perorangan. Hal ini lebih
memicu pada lingkungan. Seseorang akan memiliki kecerdasan emosi
yang berbeda-beda. Ada yang rendah, sedang maupun tinggi.

Dapsari (Casmini, 2007: megemukakan ciri-ciri kecerdasan emosi yang


tinggi antara lain :
a. Optimal dan selalu berpikir positif pada saat menangani situasisituasi
dalam hidup. Seperti menagani peristiwa dalam hidupnya dan menangani
tekanan-tekanan masalah pribadi yang dihadapi.

b. Terampil dalam membina emosi Terampil di dalam mengenali


kesadaran emosi diri dan ekspresi emosi dan kesadaran emosi terhadap
orang lain.

c. Optimal pada kecakapan kecerdasan emosi meliputi : intensionalitas,


kreativitas, ketangguhan, hubungan antar pribadi, ketidakpuasan
konstruktif

d. Optimal pada emosi belas kasihan atau empati, intuisi, kepercayaaan,


daya pribadi, dan integritas.

e. Optimal pada kesehatan secara umumkualitas hidup dan kinerja yang


optimal.

5. (Skor 15)
Bagaimana menyelesaikan konflik secara efektif ditempat kerja atau di organisasi
kampus tempat anda belajar ? berikan juga contoh konflik yang sifatnya fungsional
dan yang sifatnya disfungsional di tempat kerja atau di kampus tempat anda belajar ?
Jawab :
Masih banyak orang menganggap bahwa konflik selalu bersifat tidak fungsional atau
disfungsional dan oleh karenanya harus dihindari. Pendapat tersebut tentulah tidak
benar. Pandangan masyarakat yang negatif tentang konflik seperti itu bisa saja
disebabkan konflik-konflik yang muncul kepermukaan dan diketahui oleh masyarakat
adalah konflik yang destruktif yang mengarah pada perpecahan. Konflik ibarat pedang
bermata dua, disatu sisi pedang dapat bermanfaat jika digunakan untuk melaksanakan
pekerjan yang produktif dan diisisi lain pedang juga dapat merugikan dan
mendatangkan bencana apabila dipergunakan untuk membunuh orang. Demikian juga
konflik yang terjadi dalam organisasi dalam batas-batas tertentu kehadiran konflik
dalam suatu organisasi diperlukan dalam rangka kemajuan dan perkembangan
organisasi.
 Konflik fungsional Konflik ini berkaitan dengan pertentangan antar kelompok,
yang bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan prestasi organisasi. Dari
hasil studi menemukan bahwa konflik tidak hanya membantu tetapi juga
merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk menumbuhkan adanya
kreativitas. Kelompok yang anggotanya heterogen menimbulkan adanya suatu
perbedaan pendapat yang menghasilkan solusi yang lebih baik dan ide yang
lebih kreatif. Berdasarkan studi tentang proses pengambilan keputusan
kelompok telah mengarahkan teori pada suatu kesimpulan bahwa konflik
dapat menghasilkan banyak manfaat positif bagi organisasi jika dikelola
dengan baik (Cherington, 1989).
Konflik Fungsional (Konstruktif) adalah konflik yang mendukung sasaran
kelompok dan memperbaiki kinerjanya. Contoh: Manajer yang memutuskan
untuk mengalokasikan dananya ke salah satu manajer lini produk yang memiliki
tingkat penjualan lebih tinggi dibanding produk lainnya. Hal ini akan
memunculkan konflik dari manajer lini produk yang lain karena kurang
mendapatkan alokasi dana yang lebih, namun keputusan ini mendukung
tercapainya sasaran perusahaan secara keseluruhan.
 Konflik disfungsional Konflik ini berkaitan dengan pertentangan antara
kelompok yang merusak atau menghalangi pencapaian tujuan
organisasi/kelompok. Sebagian organisasi dapat menangani dan mengelola
konflik yang terjadi sehingga memiliki dampak fungsional. Akan tetapi,
sebagian besar organisasi mengalami konflik pada tingkat yang lebih besar
dari yang diinginkan (yang fungsional), dan prestasi akan membaik jika
konflik yang terjadi dapat dikurangi. Jika konflik yang terjadi begitu parah,
maka prestasi organisasi mulai merosot
Konflik Disfungsional (Destruktif) adalah konflik yang menghambat kinerja
kelompok. Contoh: perbedaan pendapat yang mengedepankan kepentingan
pribadi dalam kelompok sehingga tidak ada penyelesaian yang baik karena
masing-masing mau keinginannya dilakukan.

6. (Skor 15)
Berikan penjelasan tentang apa itu Etos Kerja ? bagaimana membentuk etos kerja
yang bisa menjadikan seseorang memiliki kecanduan akan kejujuran, kecanduan
berdisiplin dan bertanggung jawab, bahagia karena melayani, pantang menyerah dan
juga memiliki semangat untuk perubahan ! program-program apa atau bentuk
kegiatan-kegiatan seperti apa yang harus dilakukan untuk merealisasi dan mencapai
hal-hal tersebut !
Jawab :
 Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri
yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja (Sukardewi,
2013:3). Etos berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang artinya sikap,
kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak
saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.
Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai
yang diyakininya (Tasmara, 2002:15)
 Menurut Sinamo (2011:26), etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang
berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada
paradigma kerja yang integral.
 Menurut Panji Anoraga (2001:29), etos kerja adalah pandangan dan sikap suatu
bangsa atau umat terhadap kerja, oleh karena itu menimbulkan pandangan dan
sikap yang menghargai kerja sebagai suatu yang luhur, sehingga diperlukan
dorongan atau motivasi.
 Menurut Madjid (2000:410), etos kerja ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan,
serta kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seseorang
individu atau sekelompok manusia.
 Meningkatkan etos kerja melalui kegiatan outbound merupakan alternatif dari
suatu perusahaan demi meningkatkan kepribadian yang positif dari dalam diri
setiap karyawan, serta membangun mental kerja sama yang baik. Oleh karena
itu, kegiatan outbound merupakan agenda yang sering kali dilakukan perusahaan
untuk meningkatkan etos kerja, kebersamaan, kekompakan dan koordinasi
sesama karyawan

7. (Skor 10)
Stres ternyata tidak selamanya buruk bagi seseorang, seperti yang sering disebut
dengan Eustres. Berikan contoh pengalaman anda tentang Eustras tersebut ! dan
bagaimana anda mengelola stres , agar stres yang terjadi tidak bersifat distres ?
Jawab :
Alternatif untuk menghilangkan stres kerja
1. Kenali batas kemampuan
Mengenali sampai mana batas kemampuan pekerja dalam menanggung beban pekerjaan
adalah hal yang penting untuk mengurangi stres dalam pekerjaan. Dengan begini,
pekerja juga dapat memperhitungkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan beban kerja. Selain itu, pekerja dapat terhindar dari rasa lelah berlebihan
2. Bicarakan dengan atasan
Bagi sebagian orang, berbicara dengan atasan atau melakukan sesi curhat kecil
terkadang merupakan hal yang agak canggung. Tapi, cobalah bicarakan mengenai stres
yang dialami kepada atasan.
Pekerja juga berhak untuk menolak atau mengatakan tidak pada atasan, jika merasa
beban yang diberikan sudah melewati batas kemampuan, atau bahkan beban pekerjaan
yang diberikan di luar dari tanggung jawab pekerjaan. Tujuannya bukan untuk
mengeluh, melainkan untuk membuat rencana efektif dalam mengelola stres kerja.
3. Lupakan pekerjaan sejenak
Beban atau target pekerjaan tidak jarang membuat seseorang menjadi stres. Bahkan tidak
jarang, hal ini dapat berdampak dan menimbulkan masalah lain di kehidupan pribadi.
Jika merasa diri sudah berada di tahap ini, cobalah untuk mengistirahatkan diri sejenak.
Lupakan pekerjaan sejenak dan carilah hiburan yang dapat membuat pekerja tertawa. .
Tertawa dapat memberikan dampak positif bagi tubuh dan jiwa. Jangan lupa bahwa cuti
adalah hak pekerja, dan jika memang diperlukan, pekerja bisa mengambil cuti selama
beberapa waktu untuk menenangkan diri dan menjauhi stres kerja.
4. Melakukan olahraga atau aktivitas lain
Beberapa olahraga dan aktivitas yang dapat menghilangkan stres dan tentu saja
meningkatkan stamina, antara lain:
a. Jalan santai atau jalan cepat
b. Menari
c. Yoga atau meditasi
d. Tai chi
e. Renang
f. Menyanyi

====)) SELAMAT MENGERJAKAN-SEMOGA SUKSES((====


Materi Ujian telah diverifikasi dan dinyatakan LAYAK
Disusun oleh TIM Soft Skill Manajerial

Tanggal : Koordinator Softskill manajerial Korprodi Manajemen S1

15
Desember
2021
(Drs. Hery Sutanto, MM) Dr. Purbudi Wahyuni, MM, CIHCM

Anda mungkin juga menyukai