Anda di halaman 1dari 15

Notasi Sigma dan Luas Daerah sebagai Limit

Jumlah
FEVI RAHMAWATI SUWANTO, M.PD.

Fevi Rahmawati Suwanto ● 2022


Notasi Sigma

Notasi sigma yaitu merupakan simbol untuk menjumlahkan beberapa jumlah bilangan
terurut yang mengikuti suatu pola dan aturan tertentu.
Misalkan kita memiliki sebuah fungsi 𝑠 𝑛 = 𝑛2 , dengan domain bilangan bulat positif
atau himpunan bagian bilangan bulat positif. Nilai-nilai fungsi tersebut membentuk sebuah
barisan yang suku-sukunya adalah;
12 , 22 , 32 , 42 , 52 , 62 , … , 1002
Berarti domain fungsi tersebut bilangan bulat 1 sampai 100. Untuk diperkenalkan notasi
sigma atau notasi penjumlahan yang ditulis dengan lambang . Jumlah suku-suku nilai fungsi.
𝑠 𝑛 = 𝑛2 , 𝑛 = 1, 2, 3, …, 100 dinyatakan sebagai :
100
𝑛=1 𝑠(𝑛) = 12 + 21 + 32 + 42 + 52 + 62 + 72 + 82 + ⋯ + 1002
Notasi Sigma

Secara umum notasi sigma dituliskan sebagai :


𝑏
𝑘=𝑎 𝑓 𝑘 = 𝑓 𝑎 + 𝑓 𝑎 + 1 + 𝑓 𝑎 + 2 + ⋯ + 𝑓(𝑏)
Dimana ;
a dan b adalah bilangan bulat tak negative dan a ≤ b
a disebut batas bawah dari jumlah
b disebut batas atas dari jumlah
k disebut indeks dari penjumlahan
Contoh :
10 3
𝑘=4 𝑘 = 43 + 53 + 63 + 73 + 83 + 93 + 103
4
𝑘=1 3𝑘 + 𝑘 2 = 3 1 + 12 + 3 2 + 22 + 3 3 + 32 + (3 4 + 42 )
Notasi Sigma

Teorema
Misalnya 𝑓 𝑥 = 𝑎𝑘 dan 𝑔 𝑘 = 𝑏𝑘 adalah fungsi dari k, dengan k adalah bilangan bulat positif
dan a,b, suatu konstanta berlaku :
𝑛 𝑛 𝑛
𝑘=1 𝑎𝑘 + 𝑏𝑘 = 𝑘=1 𝑎𝑘 + 𝑘=1 𝑏𝑘
Bukti :
𝑛
𝑘=1 𝑎𝑘 + 𝑏𝑘 = (𝑎1 + 𝑏1 ) + (𝑎2 + 𝑏2 ) + (𝑎3 + 𝑏3 ) + …. (𝑎𝑛 + 𝑏𝑛 )
=(𝑎1 + 𝑎1 + 𝑎 + ⋯ + 𝑎𝑛 ) + (𝑎1 + 𝑏2 + 𝑏3 … . + 𝑏𝑛
= 𝑛𝑘=1 𝑎𝑘 + 𝑛𝑘=1 𝑏𝑘
Contoh :
Evaluasi jumlah 60𝑘=1 𝑘(𝑘 + 1)
60 60 2 60 2 60 60(61)(121) 60(61)
Jawab : 𝑘=1 𝑘(𝑘 + 1) = 𝑘=1(𝑘 + 1)= 𝑘=1 𝑘 + 𝑘=1 1=
6
+
2
Notasi Sigma

Teorema
𝑛 𝑛 𝑛+1
a) 𝑘=1 𝑘 = 1 + 2 + 3 + ⋯+ 𝑛 =
2
𝑛 2 𝑛−1 + 2𝑛+1
b) 𝑘=1 𝑘 = 12 + 22 + 32 + ⋯ +
2

𝑛 3 3 3 3 3 3 𝑛 𝑛+1 2
c) 𝑘=1 𝑘 = 1 + 2 + 3 + 4 + ⋯+ 𝑛 =
2

*Pembuktian diserahkan ke mahasiswa sebagai latihan mandiri


Notasi Sigma

Contoh:
30
Evaluasilah jumlah 𝑘=1 𝑘 𝑘+1

Penyelesaian:
Dengan menggunakan teorema, diperoleh:
30 30 30 30 30 31 61 30 31
𝑘=1 𝑘 𝑘+1 = 𝑘=1 𝑘2 + 1 = 𝑘=1 𝑘
2 + 𝑘=1 1 = +
6 2
Luas Daerah sebagai Limit Jumlah

Luas daerah di bidang datar seperti persegi panjang, lingkaran, jajaran genjang dan lain
sebagainya dapat ditentukan luasnya karena sudah ada aturan atau rumus yang langsung
digunakan. Tetapi, jika menentukan luas daerah permukaan daun pisang dan benda-benda atau
poligon-poligon yang permukaannya tidak bisa.

Pendekatan masalah:
Tentukanlah luas daerah R yang diabatasi sumbu x,
garis x = a, garis x = b dan dibatasi oleh kurva y = f(x),
dimana f kontinu pada interval [a,b} dan f(x) ≥ 0, X∈ [a,b].
Luas Daerah sebagai Limit Jumlah

Menentukan luas daerah R dengan menggunakan anti derivative“:


Langkah 1: Pilih sebarang bilangan bulat positif n dan bagi interval [a,b] ke dalam n subinterval
𝑏−𝑎
sehingga panjang sebuah subinterval adalah dan beri titik-titik batas subinterval.yaitu:
𝑛
a,x1,x2,x3,x4…………,xn-1,b.
Diperoleh subinterval [a,x1],[x1,x2],[x2,x3],[x3,x4]………[an-1,b]
yang membagi luas daerah R menjadi
n bagian luas polygon yang lebarnya seragam.
Luas Daerah sebagai Limit Jumlah

Jika kita dekati setiap daerah yang dibatasi interval dengan sebuah persegi panjang bawah
(persegi panjang yang terbentuk dengan panjang nilai y = f(x) yang terkecil untuk masing-masing
subinterval) maka luas daerah R terbagi menjadi n bagian luas persegi panjang (Rn) dengan
𝑏−𝑎
panjangnya y = f(x) dan lebarnya adalah panjang subinterval yaitu , sehingga kita dapat
𝑛
menentukan luas daerah R sebagai limit dari luas daerah Rn dengan n menuju tak terhingga,yang
dinotasikan dengan:
A = Luas(R) = 𝒍𝒊𝒎 [𝒍𝒖𝒂𝒔 𝑹𝒏 ] … … (1)
𝒏→∞
𝑏−𝑎
Jika misalnya tinggi persegi panjang adalah h1,h2,h3,…..hn dan lebarnya 𝑛 dan kita
gunakan fakta bahwa luas persegi panjang adalah hasil perkalian panjang dan lebar,maka diperoleh
𝒃−𝒂 𝒃−𝒂 𝒃−𝒂 𝒃−𝒂
A = Luas (Rn)) = h1 +h2 +h3 ……+hn …..(2)
𝒏 𝒏 𝒏 𝒏
Luas Daerah sebagai Limit Jumlah

Karena f diamsumsikan kontinu pada interval {a,b} maka berdasarkan teorema nilai ekstrim
bahwa f memiliki sebuah nilai minuman pada setiap subinterval.jika nilai minumum ini terjadi
pada titik-titik c1,c2,c3,……cn,maka tinggi persegi panjang pada masing-masing interval dapat
dinyatakan dengan h1 = f (c1), h2 = f(c2), h3 = f(c3),……cn = f(cn). Sehingga luas daerah Rn dapat
ditulis menjadi:
𝒃−𝒂 𝒃−𝒂 𝒃−𝒂 𝒃−𝒂
A = Luas (Rn)) =f (c1) +f(c2) +f(c3) ……+f(cn) …..(3)
𝒏 𝒏 𝒏 𝒏
Luas Daerah sebagai Limit Jumlah

Ambil x1 – a = ∆𝑥1
x2 – x1 = = ∆𝑥2 .
b – xn-1 = ∆𝑥𝑛
persamaan 3 dapat ditulis menjadi
A = Luas(Rn) = f (c1) ∆𝑥 +f(c2) ∆𝑥+f(c3) ∆𝑥……+f(cn)∆𝑥. Atau dalam notasi sigma ditulis
n
A = Luas (Rn) = k=1 f ck ∆x. Dengan notasi sigma ini persamaan (1) dituis menjadi,

𝒏
A = Luas (Rn) = 𝐥𝐢𝐦 𝒌=𝟏 𝒇 𝒄𝒌 ∆𝒙...............(4)
𝒏→∞
Luas Daerah sebagai Limit Jumlah

Contoh soal:
Gunakan pendekatan persegi panjang menentukan luas daerah dibawah kurva f(x) = x yang terdefenisi
pada interval [1,2]
Penyelesaian :
Jika kita bagi interval tutup [1,2] menjadi n bagian yang sama makadiperoleh subinterval yang panjangnya
𝑏−𝑎 2−1 1
sama yaitu ∆𝑥 = = = dan titik-titik batas masing-masing subinterval disebelah kanan dapat
𝑛 𝑛 𝑛
ditulis sebagai berikut
3
X0 = 1 X3 = 1 + 3∆𝑥 = 1 + 𝑛
1
X1 = 1 + ∆𝑥 = 1 + ⋮
𝑛
𝑛−1
X2 = 1 + 2∆𝑥 = 1 +
2 Xn-1 = 1 + (n-1) ∆𝑥 = 1 + 𝑛
𝑛 𝑛
Xn = 1 + n∆𝑥 = 1 + =2
𝑛
Luas Daerah sebagai Limit Jumlah

Karena fungsi f(x) naik kuat maka nilai minimum untuk f(x) pada masing masing subinterval terjadi pada batas kiri
masing-masing subinterval. Sehingga
1
C1 = 1 f(C1) . ∆𝑥 = 1 .
𝑛
1 1 1
C2 = X1 = 1 + f(C2) . ∆𝑥 = (1 + ).
𝑛 𝑛 𝑛
2 2 1
C3 = X2 = 1 + f(C3) . ∆𝑥 = (1 + ).
𝑛 𝑛 𝑛
3 3 1
C4 = X3 = 1 + f(C4) . ∆𝑥 = (1 + ).
𝑛 𝑛 𝑛
4 4 1
C5 = X4 = 1 + f(C4) . ∆𝑥 = (1 + ).
𝑛 𝑛 𝑛
𝑛−1 3 1
Cn = Xn – 1 = 1 + f(Cn) . ∆𝑥 (1 + ).
𝑛 𝑛 𝑛
𝑛 1 1 1 2 1 3 1 𝑛−1 1 1 1 2 3
𝑘=1 𝑓(𝐶𝑘) ∆𝑥 = 1. + (1 + ). + (1 + ). (1 + ). + … + (1 + ). = [1 + (1 + ) + (1 + ) + (1 + ) +…+ (1 +
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
𝑛−1 3 1
)] = -
𝑛 2 2n
Dengan menggunakan persamaan (4) di atas diperoleh luas daerah dibawah kurva :
3 1 3
A = limn ∞ ( - ) = satuan luas
2 2n 2
Luas Daerah sebagai Limit Jumlah

Contoh soal:
Hitung jumlah Riemann untuk f (x) = x2 + 1 pada selang [1,2] memakai titik-titik partisipasi
berjarak sama -1 < -0,5 < 0 < 0,5 < 1 < 1,5 < 2 dengan titik-titik sampel 𝑥1 adalah titik tengah
selang bagian ke-i.
Penyelesaian :
6
RP = f (𝑥i) ∆𝑥i
𝑖=1
= [f (-0,75) + f(-0,25) + f (0,25) + f (0,75) + f (1,25) + f (1,75) ](0,5)
= [1,5625 + 1,0625 + 1,0625 + 1,5625 + 2,5625 + 4,0625](0,5)
= 5,9375
 fevirahmawati@unimed.ac.id
+6281365504916

Anda mungkin juga menyukai