Pada umumnya, musik Korea dikenal sebagai musik K-Pop. Tidak berfokus pada musik
saja, K-Pop juga memperhatikan secara matang tentang koreografi dan gaya berpakaian yang
akan ditampilkan. Namun, sebelum terbentuknya musik tersebut, Korea memiliki kebudayaan
musik asli dengan sistem nada, jenis musik, dan instrumen tradisionalnya sendiri. Dengan
masuknya budaya musik Barat pada akhir abad ke-19, musik Korea pada akhirnya mengalami
perubahan melalui proses yang panjang hingga terbentuknya musik yang mendunia hingga saat
Dilansir dari paper studi Korean Music in the 19th Century oleh Dae-Cheol, musik
tradisional Korea pada abad ke-19 umumnya berjenis court music, literati music, folk music,
dan kemudian masuk pengaruh Barat pada akhir abad tersebut. Court music dimainkan dalam
istana-istana dinasti dan asosiasi musik nasional yang berkaitan dengan pemerintah Korea
dengan tujuan memberikan pengaruh budaya kepada masyarakat Korea Selatan. Literati music
juga berperan demikian dan merupakan bentuk perkembangan dari court music yang mulanya
berupa musik pengiring tarian menjadi karya musik berisi puisi atau kisah tertentu. Sedangkan,
folk music merupakan yang paling dikenal di antara ketiga jenis musik tradisional ini, salah
Awal mula pengenalan budaya musik Barat di Korea dilakukan melalui pembelajaran
teori musik barat secara mendasar dari pendeta-pendeta gereja Katolik di Cina oleh Jeong Du-
won. Dilansir dari buku Educating in the Arts: The Asian Experience (p. 267) oleh Ki-Beom
Jang, terjadi penyebaran agama Kristen yang dimulai pada tahun 1882 yang juga fokus dalam
gereja juga dilakukan pembangunan sekolah dan universitas. Dari penyebaran agama Kristen
dan peningkatan kualitas pendidikan tersebut, budaya musik Barat pun dikenal masyarakat
Korea melalui lagu-lagu himne yang dinyanyikan dalam pelayanan gereja, yang mana lagu-
lagu tersebut diciptakan oleh orang-orang Barat. Pengetahuan mengenai budaya musik Barat
pun diajarkan melalui sekolah dan universitas tersebut. Selain itu, perubahan struktur sosial
yang didapatkan pasca Perang Korea (1950-1953), yang mana Korea Selatan dibantu oleh
Amerika Serikat setelah bebas dari kedudukan Jepang, juga menjadi salah satu penyebab Korea
didominasi oleh budaya Barat. Court music yang dimainkan di istana-istana pun digantikan
Korea, sehingga masyarakat Korea bangkit untuk membangun negaranya kembali. Dalam buku
K-Pop Now! The Korean Music Revolution oleh M. J. Russell, terjadi perkembangan budaya
artistik di Korea, di mana genre folk, dan rock mulai berkembang pada akhir tahun 1960.
Namun, era ini tidak berlangsung lama karena sistem pemerintahan Korea yang otoriter,
sehingga berakhir pada tahun 1975. Kebebasan berekspresi pun baru tercapai ketika
berakhirnya pemerintahan otoriter pada tahun 1987, ditandai dengan diadakannya Olimpiade
Musim Panas Seoul 1988 sebagai ‘penunjuk’ bahwa Korea mulai berkembang dan terbuka
dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan kemajuan tersebut, bidang kesenian pun kembali
pulih dengan munculnya penyanyi-penyanyi pop, folk rock, dan ballad seperti Cho Yong-pil,
Kim Kwang-suk, dan Shin Seung-hun. Di sela-sela perkembangan tersebut, banyak produser
musik yang ingin menemukan jenis musik baru, salah satunya Lee Soo-Man.
Selain berprofesi sebagai produser, Lee Soo-Man sebelumnya merupakan penyanyi pop
era 70an. Ia menempuh pendidikan di California sambil mendalami MTV dan tren-tren musik
yang ada di Amerika Serikat. Melalui pendalamannya tersebut, Lee pun menemukan
bagaimana tren tersebut dapat diterapkan di Korea, hingga pada akhirnya ia mendirikan
latihan dalam menyikapi media dan kemampuan berbahasa yang baik. Selain SM, muncul pula
perusahaan musik lainnya seperti YG Entertainment (1996) oleh Yang Hyun-suk dan JYP
Entertainment (1997) oleh Park Jin-young. Hingga saat ini, ketiga perusahaan tersebut menjadi
label musik terbesar di Korea dengan artis-artis K-Pop seperti Girls’ Generation (SM), Big
budaya musik Barat ke dalam musik Korea ialah perubahan struktur sosial yang diperoleh
pasca Perang Korea, sehingga masyarakat Korea terbiasa dengan metode dan sistem yang
diterapkan Amerika Serikat. Selain itu, penyebaran agama Kristen, perubahan sistem
pemerintahan, dan kemajuan dalam bidang kesenian juga menjadi penyebab mendominasinya
budaya musik Barat di Korea. Dengan kemajuan teknologi seperti saat ini, tentunya
memudahkan bagi para artis dan perusahaan musik Korea dalam mempertunjukan K-Pop ke
seluruh penjuru dunia, sehingga tidak heran apabila artis-artis K-Pop seperti BTS dan