Anda di halaman 1dari 70

SOSIALISASI PMK NOMOR11/PMK.

06/2022
REVIU CRASH
PROGRAM 2021
PMK Nomor 15/PMK.06/2021
POKOK PENGATURAN CP DALAM PMK 15/2021
PMK 15/PMK.06/2021 tentang Penyelesaian a. keringanan seluruh sisa utang BDO
Piutang Instansi Pemerintah yang Diurus/Dikelola
oleh PUPN/DJKN b. keringanan untuk utang pokok:
• 35% dari sisa kewajiban pokok (didukung oleh
Ruang Lingkup : barang jaminan berupa tanah/tanah dan
Piutang Instansi Pemerintah Pusat yg bangunan)
pengurusannya telah diserahkan kepada PUPN: • 60% dari sisa kewajiban pokok (piutang tidak
a. Penanggung Utang UMKM; didukung barang jaminan berupa tanah/tanah
b. KPR RS/RSS; dan/atau dan bangunan).
c. selain huruf a dan huruf b dengan jumlah sisa
kewajiban s.d. Rp1 miliar atau setara, c. tambahan keringanan apabila dilakukan
d. Kecuali: TGR, TP, Ikatan Dinas, BDL pelunasan dalam waktu sebagai berikut:
• s.d. Juni 2021 : 50% dari sisa utang pokok
Bentuk Crash Program setelah diberikan keringanan;
• pemberian keringanan hutang; dan • Juli s.d. September 2021 : 30% dari sisa
• moratorium tindakan hukum; utang pokok setelah diberikan keringanan;
atau
Potensi: • Oktober s.d. 20 Desember 2021 : 20% dari
BKPN dengan nilai di bawah Rp1M berjumlah sisa utang pokok setelah diberikan
36.231 BKPN dengan total nilai Rp1,7 triliun. keringanan.

SOP, Kewenangan, Lampiran


2

Kendala/
Masalah
Crash 4

Program
2021 5

(PMK 15/2021)
1.528 BKPN
1.452 BKPN
Surat Persetujuan

Capaian Crash Surat Persetujuan


yang sudah terbit
Capaian per SPPNL
Program 2021 31 Des 21
(PMK 15/2021)

Non CP sebanyak
Rp 100,9 Miliar
292 BKPN Rp 30,6 Miliar Rp 23,18 Miliar
Total Outstanding yang Lunas
Nilai Pembayaran/Crash Program (nilai piutang sebelum
(setelah dikurangi keringanan) dikurangi keringanan)

5
Persandingan Crash Program 2021 dan rencana 2022 (1)
Uraian Crash Program 2021 (PMK 15) Crash Program 2022 (PMK
11)
Ruang Lingkup Umum (Objek CP) Piutang Pemerintah Pusat Piutang Pemerintah Pusat

Ruang Lingkup Khusus (Objek CP) UMKM, KPR-RS/RSS, Piutang s.d Rp1 idem
Miliar
Refocusing Objek CP Tidak ada pengkhususan Objek CP a. Piutang pasien Rumah Sakit;
b. SPP mahasiswa, dan
c. dibawah Rp8 juta
Jenis Crash Program a. Keringanan Utang dan a. Keringanan Utang; dan
b. Moratorium Tindakan Hukum b. Moratorium Tindakan Hukum

Dokumen pendukung Surat Keterangan Lurah/Desa/Instansi a. Lurah/Desa/Camat/Instansi


b. Untuk debitor WNA diatur khusus
c. Surat pernyataan untuk BKPN
pengkhususan.
Tarif keringanan 35 dan 60 persen potong pokok (ditambah 35 dan 60 persen potong pokok
diskon 50, 30 dan 20 persen) (ditambah diskon 40, 30 dan 20
persen)
Persandingan Crash Program 2021 dan rencana 2022 (2)
Uraian Crash Program 2021 Crash Program 2022
(PMK 15) (PMK 11)
Tarif untuk debitor pengkhususan Tidak ada 80 persen dari sisa kewajiban

Cut off date debitor SP3N Cut off date pasti yaitu SP3N per Cut off date sejak 31-12-2021
tanggal 31-12-2020

Moratorium tindakan hukum diatur dihapus

PSBDT Tidak diatur Tidak Diatur

Pemohon Crash Program Debitor, Penjamin, Ahli Waris 1. Debitor, Penjamin, Ahli Waris
2. Pihak ketiga lainnya untuk objek
yang diperlakukan khusus.

Pengecualian BKPN 1. BDL 1. BDL


2. TGR/TP TGR 2. Piutang yang sudah dijamin
3. TGR Ikatan Dinas asuransi, bank garansi, surety bond
4. Piutang yang sudah dijamin asuransi, dan setara
bank garansi, surety bond dan setara
PMK 11/PMK.06/2022
tentang Penyelesaian Piutang Instansi Pemerintah yang Diurus/Dikelola
oleh PUPN/DJKN dengan Mekanisme Crash Program TA 2022
2
LATAR
BELAKANG
CRASH
PROGRAM 4

2022

9
Pemetaan Piutang Negara
Potensi Crash Program 2022
Piutang Negara yang
memenuhi Kriteria Program Debitur yang aktif melakukan Piutang Negara dengan barang
Usia Piutang Negara
Keringanan Utang (Potensi) pembayaran jaminan tidak bergerak

<1 tahun
Debitur
Debitur Debitur Debitur
6.237 Rp173,4M

32.587 1.339 5.110 1 s.d. 3 tahun


Debitur

Nilai Piutang Nilai Piutang 14.892 Rp383,7M

Rp 1,29T Rp31,98 M
(3,2%) Debitur
>3 tahun

15.154 Rp617,1M
Data BKPN
Pengkhususan
Potensi CP 2022
Uraian Jumlah BKPN Outstanding

Piutang rumah sakit 9.060 Rp160.463.245.144


SPP Mahasiswa 1.974 Rp13.160.025.501
universitas
< = Rp8.000.000 7.725 Rp25.514.655.626
JUMLAH 18.759 Rp185.991.060.795

11
Prinsip Dasar

1 2 3
Hanya diberikan pada Jelas komposisi pokok, Pembedaan tarif antara
objek crash program bunga/denda/ongkos yang disertai barang
jaminan berupa
tanah/bangunan, dengan
yang tidak

4
Dalam hal valas, pakai
5
Penanggung hutang yang
6
Terdapat BKPN yang
kurs tengah BI pada sudah melunasi seluruh dilakukan pengkhususan
tanggal surat persetujuan utang pokok s.d. 31/12/21, (refocusing)
dapat diberikan
keringanan seluruh BDO
Pasal 2, pasal 10, pasal 12
Objek dan Jenis
Crash Program

Objek Crash Program Jenis Crash Program

Debitur Debitur KPR Debitur


UMKM RS/RSS s.d. Rp1 M
Pagu s.d. Pagu s.d. Rp100 Jt Keringanan Utang
Rp5 M
Piutang sudah diserahkan kepengurusannya kepada PUPN paling lambat
31/12/21
Pengecualian

1. Piutang Negara dari aset kredit eks Bank Dalam


Likuidasi (BDL)

2. Piutang Negara yang dijamin penyelesaiannya


dengan asuransi, surety bond, bank garansi
dan/atau bentuk jaminan penyelesaian setara
lainnya.
Tarif Keringanan CP 2022
didukung barang jaminan berupa tanah/bangunan

Pokok Tambahan Keringanan Pokok


Bunga, Denda,
Ongkos: utang: s.d. Juni Jul-Sep Okt-Des

100% 35% +40% +30% +20%

tidak didukung barang jaminan berupa tanah/bangunan

Bunga, Denda, Pokok Tambahan Keringanan Pokok


Ongkos: utang: s.d. Juni Jul-Sep Okt-Des
100% 60% +40% +30% +20%

BKPN Yang Dikhususkan


Sisa kewajiban
80% Flat
Tambahan Keringanan Simulasi
s.d. Juni 2022
Perhitungan
Sisa Utang Pokok: Rp100.000.000,00 Jumlah harus dibayar sebelum
Rp65.000.000,00
tambahan keringanan Piutang dengan jaminan
berupa tanah/bangunan
BDO/biaya lainnya: Rp 10.000.000,00 Tambahan Keringanan:
(40%) Rp26.000.000,00

+ -
Jumlah Pembayaran:
Total Sisa Utang Rp110.000.000,00
Rp39.000.000,00
Keringanan Pokok:
Rp 35.000.000,00
(35%)
Tambahan Keringanan Tambahan Keringanan
Keringanan BDO: Jul – Sep 2022 Okt – Des 2022
Rp 10.000.000,00
(100%)
Jumlah harus dibayar sebelum Jumlah harus dibayar sebelum
- tambahan keringanan
Rp65.000.000,00
tambahan keringanan
Rp65.000.000,00

Jumlah harus dibayar


Rp 65.000.000,00 Tambahan Keringanan: Tambahan Keringanan:
sebelum tambahan (30%) Rp19.500.000,00 (20%) Rp13.000.000,00
keringanan
- -
Jumlah Pembayaran: Jumlah Pembayaran:

Rp45.500.000,00 Rp52.000.000,00
Tambahan Keringanan Simulasi
s.d. Juni 2022
Perhitungan
Sisa Utang Pokok: Rp10.000.000,00 Jumlah harus dibayar sebelum
Rp4.000.000,00
tambahan keringanan Piutang tanpa jaminan
berupa tanah/bangunan
BDO/biaya lainnya: Rp 1.000.000,00 Tambahan Keringanan:
(40%) Rp1.600.000,00

+ -
Jumlah Pembayaran:
Total Sisa Utang Rp11.000.000,00
Rp2.400.000,00
Keringanan Pokok:
Rp 6.000.000,00
(60%)
Tambahan Keringanan Tambahan Keringanan
Keringanan BDO: Jul – Sep 2022 Okt – Des 2022
Rp 1.000.000,00
(100%)
Jumlah harus dibayar sebelum Jumlah harus dibayar sebelum
- tambahan keringanan
Rp4.000.000,00
tambahan keringanan
Rp4.000.000,00

Jumlah harus dibayar


Rp 4.000.000,00 Tambahan Keringanan: Tambahan Keringanan:
sebelum tambahan (30%) Rp1.200.000,00 (20%) Rp 800.000,00
keringanan
- -
Jumlah Pembayaran: Jumlah Pembayaran:

Rp2.800.000,00 Rp3.200.000,00
Sisa Utang Pokok: Rp10.000.000,00 Simulasi
BDO/biaya lainnya: Rp 1.000.000,00
Perhitungan
+
Total Sisa Utang Rp11.000.000,00

Keringanan dari sisa


Rp 8.800.000,00
BKPN Pengkhususan tanpa jaminan
(80%)
berupa tanah/bangunan, meliputi:
1. BKPN pasien rumah sakit;
2. BKPN SPP mahasiswa/pelajar;
- 3. BKPN lain s.d Rp8 juta
Jumlah harus dibayar Rp 2.200.000,00
Alur Proses Pelaksanaan
Crash Program Keringanan Piutang Negara
(PMK No. 11/PMK.06/2022)

KPKNL/PUPN Pasal 2 Pasal 9


Max. 3 hari kerja Max. 1 bulan

Mapping BKPN Menentukan Meneliti Menyetujui Menyampaikan Menerima


• UMKM; max. Rp5M BKPN Objek Crash • Surat Ya Sesuai Ya Keringanan Persetujuan Pembayaran
• KPR RS-RSS; max. Rp100J Program Permohonan Lengkap klasifikasi
• Debitur; <Rp1M • Persyaratan
Administratif
Pasal 5
Tidak Tidak Pasal 10, pasal 4 (2)

Menyampaikan Menolak Menyampaikan


Surat Pemberitahuan Keringanan Penolakan Menyampaikan
• Sosialisasi SPPNL
• Joint Program
• Pengumuman
Panggilan
Pasal 6 Pasal 17

Menerima Menerima Menerima


Penolakan Persetujuan/ SPPNL
Penolakan

Menerima Menyampaikan Melengkapi Menerima Melakukan Menerima Melakukan


Surat • Surat Permohonan kekurangan Persetujuan Pembayaran SPPNL Pembukuan Setoran
Pemberitahuan • Persyaratan Berkas Penyerahan Dokumen
Administratif Roya Jaminan
Pasal 17 (4)
Pasal 7 & 8 Pasal 11

DEBITUR Menerima PENYERAH


PIUTANG
Dokumen
Roya Jaminan
!!!Catatan:
1 PH Debitor <Rp1 M
(pasal 8 ayat (3))
Surket Pejabat Lurah/desa/camat
/dinas/instansi -tidak sanggup
dan/atau
Dalam hal
Surket
pejabat tidak
dapat
Surat Keterangan terdampak
Kebenaran Formil dan
bencana
diperoleh,
Materiil ada pada pemohon
maka diganti
Surat (pasal 8 ayat(8))

2
dengan Surat
Permohonan Pernyataan
(pasal 7) PH UMKM atau Surat Keterangan sebagai
dari PH/PJH/
+
KPR RS/RSS UMKM, atau KPR-RS/RSS
(pasal 8 ayat (3) huruf c) Ahli Waris
yang

3
Persyaratan Kartu diketahui oleh
Administrasi Identitas Penjamin Utang Surket Lurah/Desa/Camat/Dinas/ aparat

+
(pasal 8 ayat (4)) Instansi bahwa PH raib
(pasal 8 ayat (2))

Persyaratan Dokumen Surat Pernyataan bermaterai dari


penjamin utang, bertanggung
Pendukung
Administrasi jawab

4
Crash
Program
6
Ahli Waris Dokumen (pasal 8 ayat (3))
(pasal 8 ayat (6))

Piutang Fatwa Waris;


Negara 2022 BKPN Pengkhususan
Keterangan Waris; atau
Akta Waris

5
Surat Pernyataan
bertanggungjawab (tanpa
surket lurah/desa/instansi)
BPKN lebih dari Cukup surat pernyataan PH
10 tahun dengan 2 saksi
(pasal 8 ayat (5))
Contoh 1
Penulisan
Jumlah Kewajiban Yang Harus
Diselesaikan Dan Jangka Waktu
Pelunasan Dalam Surat Persetujuan
(Masih Dalam Rentang Waktu Tarif
Tambahan Keringanan Pokok)
Contoh 2
Penulisan
Jumlah Kewajiban Yang Harus
Diselesaikan Dan Jangka Waktu
Pelunasan Dalam Surat Persetujuan
(Melampaui Rentang Waktu Tarif
Tambahan Keringanan Pokok)
Contoh Surat
Persetujuan
Keringanan Utang
BAB I 1 Definisi
KETENTUAN UMUM 2 Ruang Lingkup
Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Negara
berdasarkan suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun.

BAGIAN
2. Crash Program adalah optimalisasi penyelesaian Piutang Negara yang
dilakukan secara terpadu dalam bentuk pemberian keringanan utang
KESATU kepada Penanggung Utang.

3. Keringanan Utang adalah pengurangan pembayaran pelunasan utang oleh


Definisi Penanggung Utang dengan diberikan pengurangan pokok, bunga, denda,
ongkos / biaya lainnya.

4. Piutang Instansi Pemerintah adalah Piutang Negara yang berasal dari


instansi pemerintah pusat yang diurus oleh Panitia Urusan Piutang Negara.
5. Panitia Urusan Piutang Negara selanjutnya disingkat PUPN adalah
panitia yang bersifat interdepartemental sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitya Urusan
Piutang Negara.
Pasal 1

6. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selanjutnya disingkat DJKN


adalah unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan yang mempunyai
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kekayaan negara, penilaian, dan lelang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.

BAGIAN 7. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang selanjutnya


disingkat KPKNL adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan
KESATU Negara yang mempunyai tugas dan fungsi pelayanan kekayaan negara,
penilaian, Piutang Negara dan lelang.
Definisi 8. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
9. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 1

9. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,


yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian dari Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
BAGIAN undangan.
10. Penanggung Utang adalah badan dan/atau orang yang berutang menurut
KESATU peraturan, perjanjian atau sebab apapun.
11. Penjamin Utang adalah badan dan/atau orang yang
Definisi penyelesaian sebagian atau seluruh utang Penanggung Utang.
menjamin

12. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang keuangan dan kekayaan negara.
13. Direktur Jenderal Kekayaan Negara yang selanjutnya disebut
Direktur Jenderal adalah salah satu pejabat unit eselon I di lingkungan
Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara,
penilaian, dan lelang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 2

1) Peraturan Menteri ini mengatur Berkas Kasus Piutang Negara (BKPN) yang
diselesaikan dengan mekanisme Crash Program meliputi Piutang Instansi
Pemerintah Pusat dengan Penanggung Utang:

a. perorangan atau badan hukum/badan usaha yang menjalankan usaha


dengan skala mikro, kecil, atau menengah (UMKM) dengan pagu kredit
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah);
BAGIAN
b. perorangan yang menerima Kredit Pemilikan Rumah Sederhana/Rumah
KEDUA Sangat Sederhana (KPR RS/RSS) dengan pagu kredit paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); atau
Ruang Lingkup c. perorangan atau badan hukum/badan usaha sampai dengan sisa
kewajiban sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah),

yang pengurusannya telah diserahkan kepada PUPN dan telah diterbitkan


Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara (SP3N) sampai dengan 31
Desember 2021.
Pasal 2

2) Dalam hal kewajiban utang dalam bentuk mata uang asing, batasan sisa kewajiban
utang sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dihitung berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada
tanggal surat persetujuan keringanan utang.
3) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (1) huruf c, Crash Program berupa
pemberian keringanan utang tidak dapat diberikan terhadap:
BAGIAN a. Piutang Negara yang berasal dari aset kredit eks Bank Dalam Likuidasi (BDL);
KEDUA dan
b. Piutang Negara yang terdapat jaminan penyelesaian utang berupa asuransi,
Ruang Lingkup surety bond, bank garansi dan/atau bentuk jaminan penyelesaian setara
lainnya, kecuali jaminan tersebut sudah tidak efektif, kadaluwarsa atau kondisi
lainnya sehingga tidak dapat lagi digunakan sebagai jaminan penyelesaian
Piutang Negara.
Pasal 2

4) Dalam hal terdapat jaminan penyelesaian utang berupa asuransi, surety


bond, bank garansi dan/atau bentuk jaminan penyelesaian setara lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, KPKNL meminta konfirmasi
kepada Penyerah Piutang untuk memastikan status/kondisi/masa berlaku
jaminan penyelesaian utang tersebut.

Pasal 3
BAGIAN 1) Penyelesaian Piutang Negara pada Instansi Pemerintah dalam Peraturan
KEDUA Menteri ini dilakukan dengan mekanisme Crash Program secara nasional
yang dikoordinasikan oleh Menteri.

Ruang Lingkup 2) Pelaksanaan Crash Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara
teknis dikoordinasikan oleh Direktur Jenderal berupa pemberian keringanan
utang.

3) Direktur Jenderal bertanggung jawab atas koordinasi pelaksanaan Crash


Program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan melaporkan kepada
Menteri.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 4
1) Kepala KPKNL bertugas menyelesaikan Piutang Negara yang telah
diserahkan pengurusannya kepada PUPN sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang Piutang Negara.
2) Kepala KPKNL berwenang memberikan persetujuan atau penolakan atas
permohonan Crash Program keringanan utang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 sesuai tata cara yang diatur dalam Peraturan Menteri ini.
1 Inventarisasi BKPN dan
Pemberitahuan Pelaksanaan

BAB III
Crash Program

2 Permohonan dan Pembahasan

PENYELESAIAN
Crash Program

3 Pemberian Keringanan Utang


PIUTANG 4 •Biaya Administrasi Pengurusan
NEGARA
Piutang Negara
Pasal 5
1) KPKNL menginventarisasi Berkas Kasus Piutang Negara (BKPN) untuk
memastikan Penanggung Utang yang dapat diberikan Crash Program
BAGIAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
KESATU 2) Berdasarkan hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
KPKNL melakukan penelitian sisa kewajiban Piutang Negara berdasarkan
Inventarisasi BKPN data penyerahan dari Penyerah Piutang.
Dan Pemberitahuan 3) Penelitian sisa kewajiban Piutang Negara sebagaimana dimaksud pada ayat
Pelaksanaan Crash (2), meliputi rincian besaran Piutang Negara:
Program a. pokok;

b. bunga;

c. denda; dan/atau
d. ongkos/biaya lainnya
Pasal 5

4) Dalam hal terdapat angsuran dari Penanggung Utang, angsuran diperlakukan sebagai
pengurang pokok Piutang Negara.
5) Dalam hal terdapat perbedaan data angsuran Penanggung Utang, KPKNL melakukan
konfirmasi tertulis kepada Penyerah Piutang sebelum melakukan proses penyelesaian
BAGIAN dengan mekanisme Crash Program.

KESATU Pasal 6
1) Kepala KPKNL memberitahukan rencana pelaksanaan Crash Program kepada
Inventarisasi BKPN Penanggung Utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), melalui:
Dan Pemberitahuan
a. surat pemberitahuan yang dikirimkan secara tercatat atau surat elektronik;
Pelaksanaan Crash
Program b. pengumuman panggilan di surat kabar, website atau media elektronik lainnya;

c. surat pemberitahuan melalui Penyerah Piutang;

d. sosialisasi; dan/atau

e. pelaksanaan kerja sama penyelesaian (joint program) dengan Penyerah Piutang.

2) Format surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 7

1) Penanggung Utang yang dapat diberikan Crash Program merupakan


Penanggung Utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang mengajukan
permohonan tertulis kepada Kepala KPKNL dan diterima secara lengkap
BAGIAN paling lambat tanggal 15 Desember 2022.

KEDUA 2) Permohonan tertulis diajukan oleh :

a. Penanggung Utang;
Permohonan Dan
Pembahasan Crash b. Penjamin Utang; atau
Program c. ahli waris.
3) Format permohonan tertulis Crash Program keringanan utang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
1) Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dapat
BAGIAN dikirimkan:
KEDUA a. ke alamat kantor KPKNL; atau
Permohonan Dan b. secara elektronik ke alamat surat elektronik (e-mail) KPKNL.
Pembahasan Crash
2) Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
Program
dilengkapi dengan persyaratan administrasi berupa:
a. kartu identitas Penanggung Utang/Penjamin Utang/ahli
waris; dan
b. dokumen pendukung.
Pasal 8

3) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b


berupa:

BAGIAN a. surat keterangan dari pejabat yang berwenang pada kantor


kelurahan/kantor kepala desa/kantor kecamatan/dinas pemerintah
KEDUA daerah atau instansi yang berwenang yang menerangkan bahwa
Penanggung Utang tidak mempunyai kemampuan untuk
Permohonan Dan menyelesaikan seluruh utang tanpa pemberian keringanan; atau
Pembahasan Crash
b. surat keterangan dari pejabat yang berwenang pada kantor
Program kelurahan/kantor kepala desa/kantor kecamatan/dinas pemerintah
daerah atau instansi yang berwenang bahwa Penanggung Utang
saat mengajukan permohonan Crash Program merupakan pelaku
usaha dengan skala mikro, kecil, atau menengah (UMKM) atau
penerima kredit pemilikan rumah sederhana/rumah sangat
sederhana (KPR RS/RSS).
Pasal 8

BAGIAN 4) Dalam hal surat keterangan dari pejabat yang berwenang pada kantor
kelurahan/kantor kepala desa/kantor kecamatan/dinas pemerintah daerah
KEDUA atau instansi lainnya yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tidak dapat diperoleh, maka dapat digantikan dengan surat pernyataan dari
Permohonan Dan Penanggung Utang/Penjamin Utang/Ahli waris yang dikuatkan/diketahui/
Pembahasan Crash dibenarkan oleh pejabat yang berwenang pada kantor kelurahan/kantor
Program kepala desa/kantor kecamatan/dinas pemerintah daerah atau instansi yang
berwenang tersebut.
Pasal 8
5) Dalam hal permohonan tertulis diajukan oleh Penjamin Utang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b, dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b berupa:
a. surat keterangan dari pejabat yang berwenang pada kantor kelurahan/kantor
kepala desa atau pejabat yang berwenang pada instansi yang berwenang, yang
menerangkan Penanggung Utang tidak diketahui keberadaan/tempat
BAGIAN tinggalnya; dan

KEDUA b. surat pernyataan bermaterai cukup dari Penjamin Utang yang diketahui oleh
pejabat yang berwenang pada kantor kelurahan/kantor kepala desa tempat
Permohonan Dan domisili Penjamin Utang, yang berisi:
Pembahasan Crash i. kesanggupan untuk memenuhi seluruh ketentuan Crash Program
Program keringanan utang;

ii. bertanggungjawab secara penuh jika terjadi gugatan dari Penanggung


Utang, ahli waris atau pihak ketiga lainnya baik secara pidana, perdata
atau tata usaha negara, termasuk gugatan terhadap penyerahan asli
dokumen kepemilikan barang jaminan; dan

iii. membebaskan KPKNL dan Penyerah Piutang dari seluruh gugatan baik
pidana, perdata atau tata usaha negara dari Penanggung Utang, ahli waris
atau pihak ketiga lainnya, termasuk gugatan terhadap penyerahan asli
dokumen kepemilikan barang jaminan.
Pasal 8
6) Dikecualikan dari ketentuan adanya dokumen pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (5) untuk Penanggung Utang yang sudah
diurus oleh PUPN lebih dari 10 (sepuluh) tahun sejak diterbitkan Surat
Penerimaan Pengurusan Piutang Negara (SP3N), dengan didukung surat
pernyataan dari Penanggung Utang/Penjamin Utang/ahli waris disertai 2 (dua)
BAGIAN orang saksi yang berisi ketidakmampuan Penanggung Utang untuk
KEDUA menyelesaikan seluruh utang tanpa pemberian keringanan.

7) Dalam hal diajukan oleh ahli waris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
Permohonan Dan (2) huruf c, permohonan tertulis dilengkapi dengan surat keterangan waris,
Pembahasan Crash fatwa waris atau akta notaris
Program 8) Dalam hal permohonan tidak dilengkapi dengan dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), dan ayat (7) maka
permohonan tidak dapat diproses lebih lanjut oleh KPKNL.
9) Penanggung Utang, Penjamin Utang, atau ahli waris yang mengajukan
permohonan bertanggung jawab atas kebenaran formil maupun materiil dalam
persyaratan administrasi, surat keterangan, surat pernyataan dan/atau bukti
sebagai ahli waris sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4),
ayat (5), ayat (6), dan ayat (7).
Pasal 9

Instansi/pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


BAGIAN ayat (4) dan ayat (5) huruf a meliputi antara lain:
KEDUA a. instansi/pejabat perwakilan negara asing di Indonesia atau
Permohonan Dan instansi/pejabat yang berwenang di negara asal Penanggung Utang,
dalam hal Penanggung Utang merupakan warga negara atau badan
Pembahasan Crash usaha/hukum asing;
Program b. instansi/pejabat atasannya, dalam hal Penanggung Utang merupakan
badan hukum publik, badan hukum milik negara atau unit
instansi/lembaga pada pemerintah pusat/daerah.
Pasal 10
1) Dalam hal Penanggung Utang/Penjamin Utang/ahli waris sudah tidak diketahui
keberadaannya atau sudah menghilang, permohonan Crash Program
keringanan utang dapat diajukan oleh pihak ketiga, dengan ketentuan bahwa
BAGIAN piutang merupakan salah satu dari:
KEDUA a. piutang rumah sakit/fasilitas kesehatan tingkat pertama;
b. piutang biaya perkuliahan/sekolah; atau
Permohonan Dan c. piutang dengan sisa kewajiban paling banyak Rp8.000.000,00 (delapan
Pembahasan Crash juta rupiah), yang tidak didukung dengan barang jaminan berupa tanah
atau tanah dan bangunan.
Program
2) Pihak ketiga selaku pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melampirkan kartu identitas dan dokumen pendukung berupa surat pernyataan
bersedia memenuhi ketentuan serta bertanggungjawab sepenuhnya terhadap
Crash Program keringanan utang.
Pasal 11
1) KPKNL melakukan pembahasan terhadap permohonan Crash Program yang
diajukan oleh pemohon sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.

2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk memastikan:


a. Penanggung Utang merupakan objek Crash Program keringanan utang;
b. jangka waktu pengajuan surat permohonan Crash Program keringanan utang;
BAGIAN c. dipenuhinya persyaratan administrasi permohonan mengikuti Crash Program
keringanan utang;
KEDUA d. ketepatan rincian sisa kewajiban, perhitungan besaran nilai dan tarif keringanan
utang; dan
e. rekomendasi berupa:
Permohonan Dan i. persetujuan atau penolakan Crash Program keringanan utang; atau
Pembahasan Crash ii. permintaan kelengkapan dokumen persyaratan
Program 3) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam berita
acara pembahasan.

4) Berita acara pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit
ditandatangani oleh:
a. Kepala Seksi yang membidangi Piutang Negara;
b. Kepala Seksi yang membidangi Hukum dan Informasi; dan
c. Pemegang Berkas Kasus Piutang Negara (BKPN), serta dibubuhi tanda tangan
mengetahui oleh Kepala KPKNL
Pasal 11
5) Rekomendasi yang dituangkan dalam berita acara pembahasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) digunakan sebagai acuan dalam
memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan Crash Program
BAGIAN keringanan utang.
KEDUA 6) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan lebih
dari satu kali sesuai kebutuhan.
Permohonan Dan
7) Dalam hal persyaratan administrasi yang diajukan pemohon Crash Program
Pembahasan Crash belum lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, KPKNL
Program memberitahukan dan meminta kelengkapan persyaratan administrasi
dimaksud kepada pemohon.
8) Format berita acara pembahasan tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 12

1) Crash Program berupa keringanan utang sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 ayat (2) diberikan kepada Penanggung Utang yang dituangkan dalam
surat persetujuan yang meliputi:

BAGIAN a. pemberian keringanan


ongkos/biaya lainnya;
seluruh sisa utang bunga, denda, dan

KETIGA
b. pemberian keringanan utang pokok:
Pemberian i. sebesar 35 % (tiga puluh lima persen) dari sisa utang pokok, dalam
Keringanan hal piutang negara didukung barang jaminan berupa tanah atau
tanah dan bangunan;
Utang
ii. sebesar 60 % (enam puluh persen) dari sisa utang pokok, dalam hal
piutang negara tidak didukung barang jaminan berupa tanah atau
tanah dan bangunan; dan
Pasal 12

Ayat (1) (lanjutan)

c. tambahan keringanan utang pokok apabila dilakukan pelunasan dalam


waktu sebagai berikut:

BAGIAN i. sampai dengan Juni 2022, sebesar 40% (empat puluh persen) dari
sisa utang pokok setelah diberikan keringanan;
KETIGA
ii. pada Juli sampai dengan September 2022, sebesar 30% (tiga puluh
Pemberian persen) dari sisa utang pokok setelah diberikan keringanan; atau
Keringanan iii. pada Oktober sampai dengan tanggal 20 Desember 2022, sebesar
Utang 20% (dua puluh persen) dari sisa utang pokok setelah diberikan
keringanan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Pasal 12

2) Dikecualikan dari besaran keringanan utang sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) untuk:
a. piutang rumah sakit/fasilitas kesehatan tingkat pertama;
b. piutang biaya perkuliahan/sekolah; atau
BAGIAN c. piutang dengan sisa kewajiban paling banyak Rp8.000.000,00 (delapan
KETIGA juta rupiah),
yang tidak didukung dengan barang jaminan berupa tanah atau tanah dan
bangunan diberikan keringanan utang sebesar 80 % (delapan puluh persen)
Pemberian dari sisa kewajiban.
Keringanan 3) Contoh perhitungan Crash Program berupa keringanan utang sebagaimana
Utang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 13

1) Penanggung Utang yang telah diberikan persetujuan pemberian keringanan


utang harus melunasi kewajibannya paling lambat 1 (satu) bulan sejak surat
persetujuan ditetapkan.
2) Dikecualikan dari kewajiban melunasi paling lambat 1 (satu) bulan
BAGIAN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal:
KETIGA a. permohonan yang disampaikan tanggal 21 Nopember 2022 sampai
dengan paling lambat tanggal 15 Desember 2022, pelunasan dilakukan
paling lambat tanggal 20 Desember 2022; dan
Pemberian b. barang jaminan telah diumumkan untuk dilelang, pelunasan dilakukan
Keringanan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum pelaksanaan lelang.
Utang 3) Dalam hal terjadi pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
PUPN/KPKNL membatalkan rencana lelang dan mengumumkan pembatalan
lelang dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang lelang.
Pasal 14

1) Penanggung Utang yang telah diberikan persetujuan keringanan utang


sebelum Peraturan Menteri ini berlaku namun wanprestasi, dapat
mengajukan permohonan keringanan utang melalui Crash Program
BAGIAN berdasarkan Peraturan Menteri ini.

KETIGA 2) Pemberian keringanan melalui Crash Program sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan terhadap sisa jumlah utang pada saat
Pemberian pengajuan permohonan.
Keringanan 3) Dalam hal permohonan keringanan utang disetujui, pelunasan
Utang kewajiban dilakukan sesuai dengan ketentuan jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1).
Pasal 15
BAGIAN Dalam hal Penanggung Utang tidak melunasi kewajibannya
KETIGA sebagaimana jangka waktu yang diatur dalam Pasal 13 ayat (1)
dan ayat (2), persetujuan keringanan utang yang sudah diberikan
Pemberian batal dan pembayaran yang sudah pernah dilakukan Penanggung
Keringanan Utang diperhitungkan sebagai pengurang jumlah utang pokok.
Utang
Pasal 16

1) Penanggung Utang yang telah melakukan pembayaran


pada saat pengurusan di PUPN sebesar atau melebihi
BAGIAN utang pokok sampai dengan 31 Desember 2021, dapat
diberikan keringanan seluruh sisa utang bunga, denda,
KETIGA
dan ongkos/biaya lainnya.
Pemberian
Keringanan 2) Penanggung Utang sebagaimana dimaksud pada ayat
Utang (1) untuk mendapatkan keringanan harus mengajukan
permohonan sebagaimana diatur dalam Pasal 7, Pasal 8
dan Pasal 10
BAGIAN
Pasal 17
KEEMPAT
Pengenaan biaya administrasi Pengurusan Piutang Negara
Biaya Administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pengurusan Piutang mengenai jenis dan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak di
Negara lingkungan Kementerian Keuangan.
BAB IV
PEMBERIAN
KEPUTUSAN
CRASH PROGRAM
KERINGANAN UTANG
Pasal 18

1) Kepala KPKNL dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja harus sudah memberikan
persetujuan atau penolakan atas permohonan Crash Program keringanan utang.

2) Keputusan persetujuan atau penolakan atas permohonan Crash Program


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis oleh KPKNL
kepada Penanggung Utang dan Penyerah Piutang.

3) PUPN Cabang menerbitkan Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas (SPPNL)


setelah pelunasan dengan keringanan sesuai surat persetujuan keringanan utang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 18

4) Terhadap Piutang Negara yang telah diterbitkan Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas (SPPNL)
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala KPKNL:
a. menyampaikan Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas (SPPNL) kepada Penanggung Utang
dan Penyerah Piutang; dan

b. meminta Penyerah Piutang agar:

i. mengadministrasikan pelunasan dengan keringanan dan melakukan perlakuan akuntansi


sehingga tidak lagi terdapat Piutang Negara atas nama Penanggung Utang;

ii. menyerahkan asli dokumen barang jaminan, apabila terdapat asli dokumen barang jaminan
yang disimpan di Penyerah Piutang; dan/atau

iii. melakukan roya jaminan kebendaan, dalam hal terdapat pengikatan jaminan kebendaan.

5) Format surat persetujuan/penolakan keringanan utang, Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas
(SPPNL), dan surat pemberitahuan kepada Penyerah Piutang, tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 19
Penyelesaian piutang instansi pemerintah yang diurus/dikelola oleh
PUPN/DJKN dengan mekanisme Crash Program, terkait dengan
prosedur, tata cara dan persyaratan pemberian keringanan utang
sepenuhnya berpedoman pada Peraturan Menteri ini.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:


1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.06/2010 tentang
Penyelesaian Piutang Instansi Pemerintah yang Dikelola/Diurus oleh
Panitia Urusan Piutang Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 126); dan
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.06/2021 tentang
Penyelesaian Piutang Instansi Pemerintah yang Dikelola/Diurus oleh
Panitia Urusan Piutang Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Dengan Mekanisme Crash Program Tahun Anggaran 2021 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 122),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
Pasal 21

Peraturan Menteri ini berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
CONTOH 2:
Surat
Pemberitahuan
Crash Program
Kepada
Penanggung Utang
CONTOH 3:
Surat Permohonan
Mengikuti Crash
Program
CONTOH 4:
Berita Acara
Pembahasan
Dalam Rangka
Crash Program
CONTOH 5:
Surat Persetujuan
Keringanan Utang
CONTOH 6:
Surat Penolakan
Mengikuti Crash
Program
CONTOH 7:
SPPNL
Dalam Rangka
Crash Program
CONTOH 8:
Surat
Pemberitahuan
SPPNL
Kepada Penyerah
Piutang
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
1. Mapping BKPN akurat;
2. Debitor yang diberikan surat pemberitahuan harus merupakan objek Crash Program;
3. Antisipasi jangka waktu pelunasan;
4. Antisipasi adanya debitor PSBDT yang akan membayar dengan Crash Program;
5. Aktif mencari debitor Crash Program;
6. Surat persetujuan yang sudah batal, debitor bisa mengajukan lagi sesuai syarat dan
ketentuan;
7. Monev dan laporan periodik;
8. Perkuat strategi komunikasi.
www.djkn.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai