Bahansospmk11 2022 CP
Bahansospmk11 2022 CP
06/2022
REVIU CRASH
PROGRAM 2021
PMK Nomor 15/PMK.06/2021
POKOK PENGATURAN CP DALAM PMK 15/2021
PMK 15/PMK.06/2021 tentang Penyelesaian a. keringanan seluruh sisa utang BDO
Piutang Instansi Pemerintah yang Diurus/Dikelola
oleh PUPN/DJKN b. keringanan untuk utang pokok:
• 35% dari sisa kewajiban pokok (didukung oleh
Ruang Lingkup : barang jaminan berupa tanah/tanah dan
Piutang Instansi Pemerintah Pusat yg bangunan)
pengurusannya telah diserahkan kepada PUPN: • 60% dari sisa kewajiban pokok (piutang tidak
a. Penanggung Utang UMKM; didukung barang jaminan berupa tanah/tanah
b. KPR RS/RSS; dan/atau dan bangunan).
c. selain huruf a dan huruf b dengan jumlah sisa
kewajiban s.d. Rp1 miliar atau setara, c. tambahan keringanan apabila dilakukan
d. Kecuali: TGR, TP, Ikatan Dinas, BDL pelunasan dalam waktu sebagai berikut:
• s.d. Juni 2021 : 50% dari sisa utang pokok
Bentuk Crash Program setelah diberikan keringanan;
• pemberian keringanan hutang; dan • Juli s.d. September 2021 : 30% dari sisa
• moratorium tindakan hukum; utang pokok setelah diberikan keringanan;
atau
Potensi: • Oktober s.d. 20 Desember 2021 : 20% dari
BKPN dengan nilai di bawah Rp1M berjumlah sisa utang pokok setelah diberikan
36.231 BKPN dengan total nilai Rp1,7 triliun. keringanan.
Kendala/
Masalah
Crash 4
Program
2021 5
(PMK 15/2021)
1.528 BKPN
1.452 BKPN
Surat Persetujuan
Non CP sebanyak
Rp 100,9 Miliar
292 BKPN Rp 30,6 Miliar Rp 23,18 Miliar
Total Outstanding yang Lunas
Nilai Pembayaran/Crash Program (nilai piutang sebelum
(setelah dikurangi keringanan) dikurangi keringanan)
5
Persandingan Crash Program 2021 dan rencana 2022 (1)
Uraian Crash Program 2021 (PMK 15) Crash Program 2022 (PMK
11)
Ruang Lingkup Umum (Objek CP) Piutang Pemerintah Pusat Piutang Pemerintah Pusat
Ruang Lingkup Khusus (Objek CP) UMKM, KPR-RS/RSS, Piutang s.d Rp1 idem
Miliar
Refocusing Objek CP Tidak ada pengkhususan Objek CP a. Piutang pasien Rumah Sakit;
b. SPP mahasiswa, dan
c. dibawah Rp8 juta
Jenis Crash Program a. Keringanan Utang dan a. Keringanan Utang; dan
b. Moratorium Tindakan Hukum b. Moratorium Tindakan Hukum
Cut off date debitor SP3N Cut off date pasti yaitu SP3N per Cut off date sejak 31-12-2021
tanggal 31-12-2020
Pemohon Crash Program Debitor, Penjamin, Ahli Waris 1. Debitor, Penjamin, Ahli Waris
2. Pihak ketiga lainnya untuk objek
yang diperlakukan khusus.
2022
9
Pemetaan Piutang Negara
Potensi Crash Program 2022
Piutang Negara yang
memenuhi Kriteria Program Debitur yang aktif melakukan Piutang Negara dengan barang
Usia Piutang Negara
Keringanan Utang (Potensi) pembayaran jaminan tidak bergerak
<1 tahun
Debitur
Debitur Debitur Debitur
6.237 Rp173,4M
Rp 1,29T Rp31,98 M
(3,2%) Debitur
>3 tahun
15.154 Rp617,1M
Data BKPN
Pengkhususan
Potensi CP 2022
Uraian Jumlah BKPN Outstanding
11
Prinsip Dasar
1 2 3
Hanya diberikan pada Jelas komposisi pokok, Pembedaan tarif antara
objek crash program bunga/denda/ongkos yang disertai barang
jaminan berupa
tanah/bangunan, dengan
yang tidak
4
Dalam hal valas, pakai
5
Penanggung hutang yang
6
Terdapat BKPN yang
kurs tengah BI pada sudah melunasi seluruh dilakukan pengkhususan
tanggal surat persetujuan utang pokok s.d. 31/12/21, (refocusing)
dapat diberikan
keringanan seluruh BDO
Pasal 2, pasal 10, pasal 12
Objek dan Jenis
Crash Program
+ -
Jumlah Pembayaran:
Total Sisa Utang Rp110.000.000,00
Rp39.000.000,00
Keringanan Pokok:
Rp 35.000.000,00
(35%)
Tambahan Keringanan Tambahan Keringanan
Keringanan BDO: Jul – Sep 2022 Okt – Des 2022
Rp 10.000.000,00
(100%)
Jumlah harus dibayar sebelum Jumlah harus dibayar sebelum
- tambahan keringanan
Rp65.000.000,00
tambahan keringanan
Rp65.000.000,00
Rp45.500.000,00 Rp52.000.000,00
Tambahan Keringanan Simulasi
s.d. Juni 2022
Perhitungan
Sisa Utang Pokok: Rp10.000.000,00 Jumlah harus dibayar sebelum
Rp4.000.000,00
tambahan keringanan Piutang tanpa jaminan
berupa tanah/bangunan
BDO/biaya lainnya: Rp 1.000.000,00 Tambahan Keringanan:
(40%) Rp1.600.000,00
+ -
Jumlah Pembayaran:
Total Sisa Utang Rp11.000.000,00
Rp2.400.000,00
Keringanan Pokok:
Rp 6.000.000,00
(60%)
Tambahan Keringanan Tambahan Keringanan
Keringanan BDO: Jul – Sep 2022 Okt – Des 2022
Rp 1.000.000,00
(100%)
Jumlah harus dibayar sebelum Jumlah harus dibayar sebelum
- tambahan keringanan
Rp4.000.000,00
tambahan keringanan
Rp4.000.000,00
Rp2.800.000,00 Rp3.200.000,00
Sisa Utang Pokok: Rp10.000.000,00 Simulasi
BDO/biaya lainnya: Rp 1.000.000,00
Perhitungan
+
Total Sisa Utang Rp11.000.000,00
2
dengan Surat
Permohonan Pernyataan
(pasal 7) PH UMKM atau Surat Keterangan sebagai
dari PH/PJH/
+
KPR RS/RSS UMKM, atau KPR-RS/RSS
(pasal 8 ayat (3) huruf c) Ahli Waris
yang
3
Persyaratan Kartu diketahui oleh
Administrasi Identitas Penjamin Utang Surket Lurah/Desa/Camat/Dinas/ aparat
+
(pasal 8 ayat (4)) Instansi bahwa PH raib
(pasal 8 ayat (2))
4
Crash
Program
6
Ahli Waris Dokumen (pasal 8 ayat (3))
(pasal 8 ayat (6))
5
Surat Pernyataan
bertanggungjawab (tanpa
surket lurah/desa/instansi)
BPKN lebih dari Cukup surat pernyataan PH
10 tahun dengan 2 saksi
(pasal 8 ayat (5))
Contoh 1
Penulisan
Jumlah Kewajiban Yang Harus
Diselesaikan Dan Jangka Waktu
Pelunasan Dalam Surat Persetujuan
(Masih Dalam Rentang Waktu Tarif
Tambahan Keringanan Pokok)
Contoh 2
Penulisan
Jumlah Kewajiban Yang Harus
Diselesaikan Dan Jangka Waktu
Pelunasan Dalam Surat Persetujuan
(Melampaui Rentang Waktu Tarif
Tambahan Keringanan Pokok)
Contoh Surat
Persetujuan
Keringanan Utang
BAB I 1 Definisi
KETENTUAN UMUM 2 Ruang Lingkup
Pasal 1
1. Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Negara
berdasarkan suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun.
BAGIAN
2. Crash Program adalah optimalisasi penyelesaian Piutang Negara yang
dilakukan secara terpadu dalam bentuk pemberian keringanan utang
KESATU kepada Penanggung Utang.
1) Peraturan Menteri ini mengatur Berkas Kasus Piutang Negara (BKPN) yang
diselesaikan dengan mekanisme Crash Program meliputi Piutang Instansi
Pemerintah Pusat dengan Penanggung Utang:
2) Dalam hal kewajiban utang dalam bentuk mata uang asing, batasan sisa kewajiban
utang sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dihitung berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada
tanggal surat persetujuan keringanan utang.
3) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (1) huruf c, Crash Program berupa
pemberian keringanan utang tidak dapat diberikan terhadap:
BAGIAN a. Piutang Negara yang berasal dari aset kredit eks Bank Dalam Likuidasi (BDL);
KEDUA dan
b. Piutang Negara yang terdapat jaminan penyelesaian utang berupa asuransi,
Ruang Lingkup surety bond, bank garansi dan/atau bentuk jaminan penyelesaian setara
lainnya, kecuali jaminan tersebut sudah tidak efektif, kadaluwarsa atau kondisi
lainnya sehingga tidak dapat lagi digunakan sebagai jaminan penyelesaian
Piutang Negara.
Pasal 2
Pasal 3
BAGIAN 1) Penyelesaian Piutang Negara pada Instansi Pemerintah dalam Peraturan
KEDUA Menteri ini dilakukan dengan mekanisme Crash Program secara nasional
yang dikoordinasikan oleh Menteri.
Ruang Lingkup 2) Pelaksanaan Crash Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara
teknis dikoordinasikan oleh Direktur Jenderal berupa pemberian keringanan
utang.
BAB III
Crash Program
PENYELESAIAN
Crash Program
b. bunga;
c. denda; dan/atau
d. ongkos/biaya lainnya
Pasal 5
4) Dalam hal terdapat angsuran dari Penanggung Utang, angsuran diperlakukan sebagai
pengurang pokok Piutang Negara.
5) Dalam hal terdapat perbedaan data angsuran Penanggung Utang, KPKNL melakukan
konfirmasi tertulis kepada Penyerah Piutang sebelum melakukan proses penyelesaian
BAGIAN dengan mekanisme Crash Program.
KESATU Pasal 6
1) Kepala KPKNL memberitahukan rencana pelaksanaan Crash Program kepada
Inventarisasi BKPN Penanggung Utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), melalui:
Dan Pemberitahuan
a. surat pemberitahuan yang dikirimkan secara tercatat atau surat elektronik;
Pelaksanaan Crash
Program b. pengumuman panggilan di surat kabar, website atau media elektronik lainnya;
d. sosialisasi; dan/atau
2) Format surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 7
a. Penanggung Utang;
Permohonan Dan
Pembahasan Crash b. Penjamin Utang; atau
Program c. ahli waris.
3) Format permohonan tertulis Crash Program keringanan utang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
1) Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dapat
BAGIAN dikirimkan:
KEDUA a. ke alamat kantor KPKNL; atau
Permohonan Dan b. secara elektronik ke alamat surat elektronik (e-mail) KPKNL.
Pembahasan Crash
2) Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
Program
dilengkapi dengan persyaratan administrasi berupa:
a. kartu identitas Penanggung Utang/Penjamin Utang/ahli
waris; dan
b. dokumen pendukung.
Pasal 8
BAGIAN 4) Dalam hal surat keterangan dari pejabat yang berwenang pada kantor
kelurahan/kantor kepala desa/kantor kecamatan/dinas pemerintah daerah
KEDUA atau instansi lainnya yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tidak dapat diperoleh, maka dapat digantikan dengan surat pernyataan dari
Permohonan Dan Penanggung Utang/Penjamin Utang/Ahli waris yang dikuatkan/diketahui/
Pembahasan Crash dibenarkan oleh pejabat yang berwenang pada kantor kelurahan/kantor
Program kepala desa/kantor kecamatan/dinas pemerintah daerah atau instansi yang
berwenang tersebut.
Pasal 8
5) Dalam hal permohonan tertulis diajukan oleh Penjamin Utang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b, dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b berupa:
a. surat keterangan dari pejabat yang berwenang pada kantor kelurahan/kantor
kepala desa atau pejabat yang berwenang pada instansi yang berwenang, yang
menerangkan Penanggung Utang tidak diketahui keberadaan/tempat
BAGIAN tinggalnya; dan
KEDUA b. surat pernyataan bermaterai cukup dari Penjamin Utang yang diketahui oleh
pejabat yang berwenang pada kantor kelurahan/kantor kepala desa tempat
Permohonan Dan domisili Penjamin Utang, yang berisi:
Pembahasan Crash i. kesanggupan untuk memenuhi seluruh ketentuan Crash Program
Program keringanan utang;
iii. membebaskan KPKNL dan Penyerah Piutang dari seluruh gugatan baik
pidana, perdata atau tata usaha negara dari Penanggung Utang, ahli waris
atau pihak ketiga lainnya, termasuk gugatan terhadap penyerahan asli
dokumen kepemilikan barang jaminan.
Pasal 8
6) Dikecualikan dari ketentuan adanya dokumen pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (5) untuk Penanggung Utang yang sudah
diurus oleh PUPN lebih dari 10 (sepuluh) tahun sejak diterbitkan Surat
Penerimaan Pengurusan Piutang Negara (SP3N), dengan didukung surat
pernyataan dari Penanggung Utang/Penjamin Utang/ahli waris disertai 2 (dua)
BAGIAN orang saksi yang berisi ketidakmampuan Penanggung Utang untuk
KEDUA menyelesaikan seluruh utang tanpa pemberian keringanan.
7) Dalam hal diajukan oleh ahli waris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
Permohonan Dan (2) huruf c, permohonan tertulis dilengkapi dengan surat keterangan waris,
Pembahasan Crash fatwa waris atau akta notaris
Program 8) Dalam hal permohonan tidak dilengkapi dengan dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), dan ayat (7) maka
permohonan tidak dapat diproses lebih lanjut oleh KPKNL.
9) Penanggung Utang, Penjamin Utang, atau ahli waris yang mengajukan
permohonan bertanggung jawab atas kebenaran formil maupun materiil dalam
persyaratan administrasi, surat keterangan, surat pernyataan dan/atau bukti
sebagai ahli waris sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4),
ayat (5), ayat (6), dan ayat (7).
Pasal 9
4) Berita acara pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit
ditandatangani oleh:
a. Kepala Seksi yang membidangi Piutang Negara;
b. Kepala Seksi yang membidangi Hukum dan Informasi; dan
c. Pemegang Berkas Kasus Piutang Negara (BKPN), serta dibubuhi tanda tangan
mengetahui oleh Kepala KPKNL
Pasal 11
5) Rekomendasi yang dituangkan dalam berita acara pembahasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) digunakan sebagai acuan dalam
memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan Crash Program
BAGIAN keringanan utang.
KEDUA 6) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan lebih
dari satu kali sesuai kebutuhan.
Permohonan Dan
7) Dalam hal persyaratan administrasi yang diajukan pemohon Crash Program
Pembahasan Crash belum lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, KPKNL
Program memberitahukan dan meminta kelengkapan persyaratan administrasi
dimaksud kepada pemohon.
8) Format berita acara pembahasan tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 12
KETIGA
b. pemberian keringanan utang pokok:
Pemberian i. sebesar 35 % (tiga puluh lima persen) dari sisa utang pokok, dalam
Keringanan hal piutang negara didukung barang jaminan berupa tanah atau
tanah dan bangunan;
Utang
ii. sebesar 60 % (enam puluh persen) dari sisa utang pokok, dalam hal
piutang negara tidak didukung barang jaminan berupa tanah atau
tanah dan bangunan; dan
Pasal 12
BAGIAN i. sampai dengan Juni 2022, sebesar 40% (empat puluh persen) dari
sisa utang pokok setelah diberikan keringanan;
KETIGA
ii. pada Juli sampai dengan September 2022, sebesar 30% (tiga puluh
Pemberian persen) dari sisa utang pokok setelah diberikan keringanan; atau
Keringanan iii. pada Oktober sampai dengan tanggal 20 Desember 2022, sebesar
Utang 20% (dua puluh persen) dari sisa utang pokok setelah diberikan
keringanan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Pasal 12
1) Kepala KPKNL dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja harus sudah memberikan
persetujuan atau penolakan atas permohonan Crash Program keringanan utang.
4) Terhadap Piutang Negara yang telah diterbitkan Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas (SPPNL)
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala KPKNL:
a. menyampaikan Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas (SPPNL) kepada Penanggung Utang
dan Penyerah Piutang; dan
ii. menyerahkan asli dokumen barang jaminan, apabila terdapat asli dokumen barang jaminan
yang disimpan di Penyerah Piutang; dan/atau
iii. melakukan roya jaminan kebendaan, dalam hal terdapat pengikatan jaminan kebendaan.
5) Format surat persetujuan/penolakan keringanan utang, Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas
(SPPNL), dan surat pemberitahuan kepada Penyerah Piutang, tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 19
Penyelesaian piutang instansi pemerintah yang diurus/dikelola oleh
PUPN/DJKN dengan mekanisme Crash Program, terkait dengan
prosedur, tata cara dan persyaratan pemberian keringanan utang
sepenuhnya berpedoman pada Peraturan Menteri ini.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20