Balikpapan,
23 Februari 2023
DASAR HUKUM
➢ PP No. 26 Tahun 2022 tentang Jenis dan Tarif PNBP yang berlaku di KESDM;
2
JENIS PNBP SDA MINERAL DAN BATUBARA
Jenis PNBP Mineral dan Batubara Bentuk Usaha
• Izin Usaha Pertambangan (IUP) Mineral dan Batubara
SERVICES
• Iuran Tetap/Landrent/Deadrent • Kontrak Karya (KK)
• Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
• Iuran Eksploitasi (Royalti)
(PKP2B)
• Izin Usaha Pertambangan Khusus Perpanjangan Kontrak (IUPK)
Perhitungan PNBP Mineral dan Batubara Berdasarkan PP 26/2022 ▪ Sesuai PP 15 Tahun 2022 maka
1. Iuran Tetap (dibayar per tahun untuk 1 tahun penuh, dari 1 Januari - 31 Desember) pemegang IUPK sebagai Kelanjutan
Operasi Kontrak/Perjanjian akan
a. IUP = Luas Wilayah x Tarif PP No. 26/2022 dikenakan tarif bervariasi dari 14%
b. KK dan PKP2B = Luas Wilayah x Tarif PP No. 26/2022 sampai dengan 28%.
2. Iuran Produksi/Royalti (dibayar SETIAP kali PENJUALAN mineral atau batubara) ▪ PP 26/2022 telah terbit tanggal 15
Agustus 2022, sehingga Peraturan
a. IUP = Tonase x Harga x Tarif PP No. 26/2022 Pemerintah ini mulai berlaku
b. KK = Tonase x Harga x Tarif PP No. 26/2022 setelah 30 (tiga puluh) hari
c. PKP2B yaitu DHPB = Tonase x Harga x 13,5% (sesuai Kontrak) terhitung sejak tanggal
diundangkan.
d. IUPK Perpanjangan Kontrak : Tonase x Harga Jual x Tarif PP No. 15/2022
3
PERKEMBANGAN PNBP MINERAL DAN BATUBARA
PNBP SUBSEKTOR MINERBA 2023 Satuan: Triliun Rupiah
180,4 T
101,8
Rp 29,07 Triliun 85,24
(34,01 %) 74,9
Target 2023*): 50
43,27
45,59
*) Target PNBP Minerba Tahun 2023 Perpres No. 2018 2019 2020 2021 2022 2023
130/2022 tentang Rincian APBN TA 2023
HBA : 150 USD/ton; Rencana PNBP Realisasi PNBP Rencana 2023
Produksi Batubara : 625 Juta Ton;
Kurs : Rp 14.350
4
DANA BAGI HASIL
PENGERTIAN: TUJUAN:
Pendapatan APBN yang dialokasikan Untuk memperbaiki
kepada daerah berdasarkan angka keseimbangan vertikal antara
persentase untuk mendanai kebutuhan pusat dan daerah dengan
daerah dalam rangka pelaksanaan memperhatikan potensi daerah
desentralisasi. penghasil.
PEMBAGIAN : By Origin
o Dibagi kepada daerah penghasil sesuai dengan
porsi yang ditetapkan dalam UU No. 1/2022
pasal 116 PENYALURAN:
Based on Actual Revenue
o Dibagi dengan pertimbangan Daerah penghasil
mendapatkan porsi lebih besar, dan Daerah lain Penyaluran DBH berdasarkan
(dalam provinsi yang bersangkutan) mendapatkan realisasi penerimaan tahun
bagian pemerataan dengan porsi tertentu yang anggaran berjalan.
ditetapkan dalam UU.
5 5
KEBIJAKAN DANA BAGI HASIL (UU 1/2022)
USULAN PERUBAHAN
❑ Dasar Pengalokasian
o Lebih memberikan kepastian kepada Pemda melalui pengalokasian
berdasarkan realisasi T-1
TUJUAN
❑ Penerapan indikator kinerja
• Mendukung penguatan penerimaan negara
o Pengalokasian tidak hanya berdasarkan pada sumber DBH,tapi juga
• Efektivitas penanganan eksternalitas negatif
kinerja Pemda dalam mendorong peningkatan pendapatan negara dan
dari kegiatan ekstraksi SDA.
upaya pemulihan lingkungan atas kegiatan ekstraksi SDA.
• Akuntabilitas pengelolaan DBHyang lebih baik
o Pengalokasian memperhitungkan dampak ekternalitas bagi daerah
karena prinsip pengalokasian yang berbasis
disekitar daerah penghasil
performance/result based
6
PERUBAHAN KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DBH
(PERBANDINGAN UU 33/2004 DENGAN UU 1/2022)
7
PROPORSI PEMBAGIAN DBH BERDASARKAN FORMULA (UU No.1/2022)
UU 33/2004 UU 1/2022
RUU HKPD
JENIS PENERIMAAN NEGARA
No K/K K/K K/K
Pemera ta a n
YANG DIBAGIHASILKAN Pus a t Prov Pemera ta a n Pus a t Prov berba ta s a n Da era h
Pengha s i l Pengha s i l Pengol a h
l a ngs ung l a i nnya
PAJAK
1. PPh Pasal 21 dan 25/29 80 8 8,4 3,6 80 7,5 8,9 3,6
Pajak Bumi dan Bangunan (Off
2.
shore & tubuh bumi)*)
5,85 16,2 67,95 10 16,2 73,8 10
3. Cukai Hasil Tembakau 98 0,6 0,8 0,6 97 0,8 1,2 1
SUMBER DAYA ALAM
1. Kehutanan
a.IIUPH 20 16 64 20 32 48
b.PSDH 20 16 32 32 20 16 32 16 16
c.Dana Reboisasi**) 60 40 0 60 40
2. Mineral dan Batubara
a.Iuran Tetap (Land-rent)
•Darat - Laut < 4 Mil 20 16 64 20 30 50
•4 Mil < laut < 12 Mil 20 80 20 80
b.Iuran Produksi (Royalti)
•Darat - Laut < 4 Mil 20 16 32 32 20 16 32 8 12 12
•4 Mil < laut < 12 Mil 20 26 54 20 26 8 46
3. Minyak Bumi 15%
•Darat - Laut < 4 Mil 84,5 3,1 6,2 6,2 84,5 2 6,5 1 3 3
•4 Mil < laut < 12 Mil 84,5 5,17 10,33 84,5 5 1 9,5
4. Gas Bumi 30%
•Darat - Laut < 4 Mil 69,5 6,1 12,2 12,2 69,5 4 13,5 1 6 6
•4 Mil < laut < 12 Mil 69,5 10,17 20,33 69,5 10 1 19,5
5. Panas Bumi 20 16 32 32 20 16 32 8 12 12
6. Perikanan 20 80 20 80
8
MEKANISME PERENCANAAN ALOKASI DBH
(PP 55/2005)
TRANSPARAN
- Rekonsiliasi data PNBP
antara Kementerian
terkait dengan Pemda
Catatan: - Informasi realisasi
Menteri teknis menetapkan penyaluran DBH
daerah penghasil dan dasar
penghitungan DBH SDA paling AKUNTABEL
lambat 60 hari sebelum T.A. - Dilaporkan dalam LKPP
bersangkutan dilaksanakan - Diperiksa BPK
setelah berkonsultasi dengan
Mendagri.
Per Kab/Kota
dalam Rupiah
MEKANISME PENYALURAN DBH SDA
Penyaluran DBH SDA (Migas, Minerba dan Pabum) dilakukan secara Triwulanan.
• Usulan Penyaluran DBH SDA Minerba dan Pabum oleh KESDM kepada Kemenkeu
• Usulan penyaluran DBH SDA Migas langsung dari Kemenkeu setelah
mendapatkan hasil rekon lifting migas dari KESDM.
Sesuai dengan PMK No. 112/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Dana Bagi Hasil,
Dana Alokasi Umum, dan Dana Otonomi Khusus: