PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang kurikulum
sekolah menengah kejuruan (SMK) Edisi 2004, dijelaskan mengenai
peningkatan mutu dan relevansi pendidikan menengah kejuruan diarahkan
untuk mengembangkan suatu sistem yang utuh dan mantap sehingga
terdapat suatu keseimbangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
2. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0409/U/1992,
tentang Sekolah Menengah Kejuruan yang bertujuan salah satunya adalah
menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan
sikap profesional.
3. Dalam program kegiatan belajar mengajar senantiasa teralokasikan waktu
untuk pengalaman kerja lapangan selama 2 bulan di dunia usaha industri,
sehingga program PRAKERIN ini bersifat wajib.
4. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 80 Tahun 2016
tentang Penyeleggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan keterampilan siswa sebagai bekal untuk memasuki
dunia kerja yang sesuai dengan program keahlian masing masing
b. Meningkatkan pengetahuan siswa terhadap aspek aspek :
1) Manajemen dunia usaha
2) Proses kerja dunia usaha : persiapan, pelaksaan dan pelaporan
3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyesuaikan diri
dengan dunia kerja : ketenagaan kerja, perkembangan IPTEK, dan
kewirausahaan.
1
2
A. Pengertian
Pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat pentig di indonesia. Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI
2011)
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya prootif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyrakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (Permenkes No.75 Tahun 2004)
Secara umum puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang
secara profesional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang
menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah
kerja tertentu .
5
6
11
12
1. VISI
2. Misi
3. TUJUAN PUSKESMAS
1) Tujuan
1. Supaya kualitas layanan kesehatan lebih meningkat namun
masih bisa terjangkau oleh masyarakat
2. Supaya kualitas layanan lebih maksimal sesuai dengan standar
yang ditetapkan
3. Meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat dengan cara
melakukan kerja sama dengan pihak lain baik profesi kesehatan
maupun diluar profisi kesehatan
4. Meningkatan kualitas sarana prasarana kesehatan
5. Supaya masyarakat dapat melaksanakan prilaku hidup bersih
dan sehat secara mandiri
C. Sistem Pengelolaan
1.Unit Rawat Jalan
Unit rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosa, dan pengobatan, rehabilitas dan pelayanan
14
PASIEN DATANG
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
OBAT KONSELING
LAB
OBAT
PULANG
15
b. Poli Gigi
Merupakan tempat pelayanan yang bertugas melakukan penanganan
dan perawatan kesehatan gigi serta seleksi terhadap pasien.
c. Kesehatan Ibu dan Anak
merupakan tempat dilakukannya upaya kesehatan yang menyangkut
pelayanan
ManajemenTerpaduBalitaSakit (MTBS).Ruangan ini merupakan tempat
pemeriksaan pasien bayi/balita berupa pemeriksaan
kesehatandanimunisasi.
d. Laboratorium
f. Gudang obat
a. Ruang Tindakan
Ruang tindakan yaitu ruangan yang ditujukan untuk pasien yang
perlu penanganan khusus dan gawat darurat seperti pasien
kecelakaan lalu lintas, luka bakar, dan lainnya.
b. Ruang Observasi
Ruang ini ditujukan untuk pasien UGD setelah dilakukan tindakan
sebelum di pindahkan keruangan rawat inap.
Tugas-tugas yang dilakukan di IGD :
1. Membantu mengukur tanda-tanda vital pasien di rawat inap
2. Membantu tenaga medis untuk:
Mengobservasi
Mendiagnosa
Menangani dan mengobati pasien
3.Unit Rawat Inap
Rawat inap adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga
kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan di
suatu ruangan puskesmas. Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien di
rawat.
1. Ruang Saffa
Ruangan ini sejajar denganruangan UGD, berhadapan dengan ruang
observasi, dan di khususkan untuk ruang rawat inap anak. Memiliki 3
tempat tidur, memiliki meja kecil disetiap samping tempat tidurnya dan
satu kamar mandi yang berada didalam ruangan.
2. Ruang Marwah
Ruangan ini digunakan untuk pasien rawat inap laki-laki. Terletak di
samping ruangan saffa, memiliki 3 tempat tidurdan meja di setiap
samping tempat tidurnya, dan memiliki 1 kamar mandi.
3. Ruang Arafah
Ruangan ini terletak disamping ruang marwah, digunakan untuk
pasien rawat inap perempuan.Memiliki 3 tempat tidurdan meja kecil
di setiap samping tempat tidurnya, dan memiliki 1 kamar mandi.
17
4. Ruang Laki-Laki
Ruangan ini hanya memiliki satu tempat tidur dan memiliki satu kamar
mandi yang ada di dalamnya. Ruangan ini terletak di samping dapur.
PASIEN
PULANG
LABORATORIUM RAWAT INAP RUJUK
RUMAH SAKIT
YA
PERAWATAN LANJUT
SEMBUH
ADMINISTRASI
PULANG
BAB IV
PEMBAHASAN DAN TUGAS KHUSUS
PENYAKIT ILEUS PARALITIK
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi Obstruksi Usus
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun
penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.Obstruksi usus
terdiri dari akut dan kronik, partial atau total.Obstruksi usus biasanya mengenai
kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebagian dasar
dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus
merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan
pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Ada dua tipe obstruksi
yaitu :
a. Mekanis (Ileus Obstruktif)
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh
peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau
kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intusepsi, tumor polipoid
dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia
dan abses
b. Neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik)
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan
peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus.
Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes
mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit parkinson.
2. Ileus Paralitik
Ileus Paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut
menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang
biasanya
18
19
23
5. Manifestasi Klinis Ileus Paralitik
Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung (abdominal distention),
anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada, mungkin pula tidak ada.
Keluhan perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan keluhan
perut kembung pada ileus obstruksi. Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut
kembung, tidak disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan adanya distensi abdomen, perkusi timpani dengan bising usus yang
lemah dan jarang bahkan dapat tidak terdengar sama sekali. Pada palpasi, pasien
hanya menyatakan perasaan tidak enak pada perutnya. Tidak ditemukan adanya
reaksi peritoneal (nyeri tekan dan nyeri lepas negatif). Apabila penyakit primernya
peritonitis, manifestasi klinis yang ditemukan adalah gambaran peritonitis. Gejala
klinis :
1. Distensi yang hebat tanpa rasa nyeri (kolik)
2. Mual dan mutah
3. Tak dapat defekasi dan flatus, sedikitnya 24 – 48 jam
4. Pada palpasi ringan perut, ada nyeri ringan, tanpa defans muskuler
5. Bising usus menghilang
6. Gambaran radiologis : semua usus menggembung berisi udara
a. Identitas Klien
1. Nama : Tn. A
2. Umur : 57 Tahun
4. Agama : Islam
6. Pekerjaan :Buruh
1. Nama :Tn. F
2. Umur : 30 Tahun
3. Agama : Islam
7. Alamat : Cibenda
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama : Sakit Ulu Hati, Melilit, Perut Kembung, Flatus (-)
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Klien datang dengan keluhan Sakit Ulu Hati, Melilit,
Perut Kembung, Flatus (-)
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien tidak pernah mengalami sakit seperti ini
sebelumnya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Klien mengatakan bahwa tidak ada Riwayat penyakit
yang sama seperti.
5. Data Genogram :
2. Riwayat Aktivitas DailyLiving
Nutrisi
Cairan
a Intake
ORAL
• jenis
Air putih Air putih
• jumlah CC / hari
1600 cc / hari 1000 cc / hari
• Bantuan total/
sebagaian
Intravena Tidak ada Sebagian
• Jenis
• Jumlah cc / hari
Tidak ada Asering
Eliminasi
a BAB
Personal hygien
a mandi
Aktivitas
1. Data psikologis
3. Pola koping : klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya Kepada tim medis tentang
kondisi penyakitnya. Dalam mengatasi masalah klien sering meminta
bantuan orang lain.
5. Konsep diri
a. Gambaran diri : klien tampak sadar dalam menerima sakit yang diderita.
b. Harga diri : klien ingin cepat pulang agar dapat berkumpul kembali dengan
keluarga.
d. Identitas Klien : klien berjenis kelamin laki-laki, klien merasa tidak berdaya
e. Identitas diri : kain dapat berinteraksi dengan perawat
f. Data Sosial : Klien mengatakan ingin cepat sembuh agar bisa beraktivitas
seperti biasa.
1. Data sosial
Hubungan klien dengan keluarga dan lingkungan sangat baik, terlihat klien sangat akrab
dengan keluarga dan lingkungan, komunikasi pasien dengan perawat dan dokter sangat baik.
2. Data spiritual
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,3°C
a. Therapy
T : 130/90
N : 96
R : 22x/menit
S : 36,3
1.Diagnosa Keperawatan
1. Setelah melakukan pengkajian dan analisis data pasien di diagnose nyeri berhubungan
dengan distensi abdomen
2.Intervensi Keperawatan
3.Implementasi keperawatan
4.Catatan perkembangan
1. Kesimpulan
Dengan mengikuti kegiatan Prakerin di Puskesmas Pamarican, penulis dapat
mempelajari, memahami, memberikan asuhan perawatan dan menambah wawasan
serta pengalaman terhadap pengelolaan Klien dengan penyakit Ileus Paralitik.
2. Saran
Setelah saya melakukan asuhan keperawatan pada pasien Ileus Paralitik, saya
memberikan asuhan dan masukan yang positif khususnya dibidang kesehatan antara
lain:
a. Bagi institusi pelayanan kesehatan (PUSKESMAS)
Hal ini diharapkan puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan dan
mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan maupun pasien,
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal
pada umumnya dan pada pasien Ileus Paralitik khususnya, juga diharapkan
puskesmas pamarican mampu menyediakan fasilitas serta sarana prasarana yang
dapat mendukung kesembuhan pasien.
b. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien agar lebih maksimal. Perawat
diharapkan dapat memberikan pelayanan profesional dan komprehensif.
c. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang lebih berkualitas dan profesional
sehingga dapat tercipta perawat profesional,terampil, dan inovatif sesuai kode
etik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
39