Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

RSJD Dr.RM. SOEDJARWADI KLATEN

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa


Preceptor : Sakti Prabandari,.S.Kep.Ns

Disusun Oleh :

Tiana Putri Ladjamu


(24211490)
1B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2022
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXVII

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan “Laporan Pendahuluan Waham RSJD Dr.Rm. Soedjarwadi Klaten” guna Memenuhi
Tugas Stase (Keperawatan Jiwa) Ners STIKes Surya Global Yogyakarta Tahun 2022.

Yogyakarta, 2022

Diajukan Oleh :

Tiana Putri Ladjamu


(24211490)
1B

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Suib.,S.Kep.Ns.M.Kep) (Sakti Prabandari,.S.Kep.Ns)


LAPORAN PENDAHULUAN

“WAHAM”

A. KASUS ( MASALAH UTAMA)


Pasien mengalami gangguan pola berfikir atau waham curiga.
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian Waham Curiga
Waham adalah suatu keadaan di mana seseorang individu mengalami sesuatu
kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas – aktivitas kognitif (Townsend, 2011)
Waham adalah keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal
(Stuart dan Sundeen, 2012).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah , keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya , ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui
proses interaksi / informasi secara akurat (Yosep ,2011 ).
Waham adalah keyakinan yang keliru tentang isi pikir yang dipertahankan secara
kuat atau terus menerus namun tidak sesaui dengan kenyataan (SDKI,2017).
2. Rentang Respon
Rentang Respon Neurobiologi

Adaptif Maladaptif

- Pikiran logis - Pikiran kadang - Gangguan proses


- Persepsi akurat. menyimpang illusi pikir: Waham
- Emosi konsisten - Reaksi emosional - Halusinasi
dengan berlebihan dan - Kerusakan emosi
pengalaman kurang - Perilaku tidak sesuai
- Perilaku sosial. - Perilaku tidak sesuai - Ketidakteraturan
- Hubungan sosial - Menarik diri isolasi sosial
3. Manifestasi Klinik
Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi perilaku berikut
ini :
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus , diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh : “saya ini pejabat di
departemen kesehatan lho..” atau “saya punya tambang emas”.
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/
mencederai dirinya , diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “saya tahu… seluruh saudara ingin mneghancurkan hidup saya karena
merasa iri dengan kesuksesan saya.”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan , diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh : “kalau saya masuk surge saya harus
menggunakan pakaian putih setiap hari.”
d. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu / terserang penyakit ,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh : “saya sakit
kanker” , setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda – tanda kanker
namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
e. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia / meninggal , diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh : “ini kana lam kubur ya ,
semua yang ada adalah roh – roh”.
4. Penyebab
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama
fungsi otak Menurut Kusumawati, (2011) yaitu :
a. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan
menilik terganggu
b. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan
berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan
tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).
c. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
d. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,
ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
e. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat
C. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah Keperawatan
a. Perilaku kekerasan
b. Waham
c. Menarik Diri
d. Harga Diri Rendah
2. Data Yang Perlu Dikaji
a. Faktor predisposisi
- Aspek biologi
Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana abnormalitas otak
yang menyebabkan respon neurologis yang maladaptif yang baru mulai
dipahami, ini termasuk hal-hal berikut :
1) Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak
yang luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada area frontal,
temporal dan limbik paling berhubungan dengan perilaku psikotik.
2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil penelitian sangat
menunjukkan hal-hal berikut ini :
a) Dopamin neurotransmitter yang berlebihan
b) Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain
c) Masalah-masalah pada sistem respon dopamine Penelitian pada
keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang diadopsi telah
diupayakan untuk mengidentifikasikan penyebab genetik pada
skizofrenia. Sudah ditemukan bahwa kembar identik yang dibesarkan
secara terpisah mempunyai angka kejadian yang tinggi pada
skizofrenia dari pada pasangan saudara kandung yang tidak identik
penelitian genetic terakhir memfokuskan pada pemotongan gen dalam
keluarga dimana terdapat angka kejadian skizofrenia yang tinggi.
- Psikologi
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang maladaptif
belum didukung oleh penelitian. Sayangnya teori psikologik terdahulu
menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan
kurangnya rasa percaya (keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa
profesional).
- Sosial budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan
gangguan psikotik tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama
gangguan.Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham (Direja, 2011).
b. Faktor Presipitasi
- Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang maladaptif
termasuk:
1) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses
informasi
2) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan.
- Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
- Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering menunjukkan
episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respon
neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan. Lingkungan,
sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).

D. DIAGNOGSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Waham
3. Menarik Diri
4. Harga Diri Rendah
E. RENCANA TINDAKAN NCP : NOC & NIC
1. Diagnogsa Waham Curiga
- SP 1 :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Jangan membantah atau mendukung waham klien
c. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
d. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-harinya.
- SP 2 :
a. Mengidentifikasi kemampuan positif pasien
b. Beri pujian pada penampilan klien yang dimiliki pada masa lalu dan saat ini.
c. Tanyakan apa yang bisa dilakukan
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai wahamnya tidak
ada

- SP 3 :

a. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi.


b. Observasi kebutuhan klien sehari-hari
c. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
d. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham.
e. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dalam
memerlukan waktu dan tenaga.
f. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
- SP 4 K:
a. Klien dapat berhubungan dengan realitas
b. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, orang lain, waktu,
dan tempat).
c. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas.
d. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan oleh klien.
- Sp 5 k:
a. Klien dapat dukungan dari keluarga
b. Diskusikan dengan keluarga tentang
c. Gejala waham
d. Cara merawatnya
e. Lingkungan keluarga
f. Follow up dan obat
g. Anjurkan keluarga melaksanakannya dengan bantuan perawat.
- Sp 6 k:
a. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
b. Diskusikan denga klien dan keluarga tentang obat, dosis, efek samping dan
akibat penghentian
c. Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
d. Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah minum obat.
2. Diagnogsa : Menarik Diri
- Sp 1p :
a. Mengidentifikai penyebab isolasi sosial pasien
b. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
c. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
d. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
e. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
- Sp 2p :
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
c. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
- Sp 3p :
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
c. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian Keluarga

- Sp 1k :
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara – cara merawat pasien isolasi sosial
- Sp 2k :
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah
isolasi sosial langsung dihadapan pasien.
- Sp 3k :
a. Menjelaskan perawatan lanjutan.
3. Diagnogsa :Harga Diri Rendah
- Sp 1p :
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
b. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
d. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
e. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
- Sp 2p :
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
c. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
- Keluarga
- Sp 1k :
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara – cara merawat pasien harga diri rendah.

- Sp 2k :

a. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial


b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi
sosial
- Sp 3k :
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah.
DAFTAR PUSTAKA

Direja. A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi 1. Yogyakarta : Nuha Medika.

Kusumawati & Hartono. 2011. Buku Ajar Keperawatan. Jakarta : Salemba

SDKI.2017.Survey Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta : BKKBN, BPS, Kementrian


Kesehatan & ICF Internasional.

Stuart and Sundeen. 2012. Buku Saku Keperawata Jiwa. Jakarta : EGC

Townsend, M.C.2011.Diagnogsis Keperawatan Pskiatri Rencana Asuhan & Medikasi


Psikotropik. Jakarta : EGC.

Yosep. I.2011. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai