Anda di halaman 1dari 4

MENGANALISIS GAMBAR

Deklarasi 2019 Ganti Presiden di Surabaya, Dibubarkan


Masyarakat dari Berbagai Elemen

Rencana deklarasi “2019 Ganti Presiden” di Surabaya, Minggu (26/8/2018) dibubarkan


ratusan massa dari berbagai elemen yang menolak adanya deklarasi ganti Presiden di Surabaya.
Massa dua kubu sempat berhadap-hadapan dan nyaris beradu siku di depan Gedung DPRD
Provinsi Jawa Timur, di Jalan Indrapura, Surabaya, namun berhasi dibubarkan oleh polisi.Meski
polisi tidak mengeluarkan izin, gerakan “2019GantiPresiden” tetap berencana melakukan
deklarasi di Surabaya, Minggu (26/8/2018) pagi. Massa aksi pendukung gerakan itu sempat
melakukan aksi di sekitar Tugu Pahlawan, namun dibubarkan oleh kelompok masa yang kontra.
Aksi kemudian berlanjut di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, namun juga mendapat
desakan untuk membubarkan diri dari masa yang kontra. Polisi akhirnya mendesak mereka
bubar, dan tidak melanjutkan rencana deklarasi.

Orator gerakan “2019 Ganti Presiden” Marwan Batubara mengatakan kegiatan


yang dilakukan adalah menyuarakan pendapat di muka umum yang dilindungi oleh undang
undang, dan tidak bermaksud mengajak orang lain menurunkan Presiden. Marwan mengaku
kecewa dengan pelarangan mengemukakan pendapat di muka umum, yang dilakukan polisi dan
sejumlah kelompok masyarakat.
Dibatasi oleh aparat kepolisian dan berjarak tidak sampai 100 meter, massa aksi yang
berasal dari berbagai elemen, seperti Ansor dan Banser, Pemuda Pancasila, Bonek, serta Koalisi
Elemen Bela NKRI, juga berorasi dan mendesak polisi agar segera membubarkan aksi yang
dinilai ingin membuat Surabaya tidak aman dan damai. Mereka mengancam akan membubarkan
paksa aksi yang menutup seluruh ruas jalan Indrapura di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa
Timur itu, jika polisi tidak bertindak membubarkan deklarasi 2019 Ganti Presiden.

Selain itu, berbagai elemen masyarakat Surabaya juga melakukan aksi dan penghadangan
di depan Hotel Majapahit, di Jalan Tunjungan, Surabaya, karena tempat itu merupakan lokasi
menginap salah seorang motor gerakan "2019 GantiPresiden" yaitu Ahmad Dani. Ahmad Dani
batal hadir dalam aksi dan deklarasi di Tugu Pahlawan dan di depan Gedung DPRD Provinsi
Jawa Timur, karena dihadang massa aksi yang menolak kehadirannya yang dianggap akan
mengganggu kedamaian di Surabaya.
Aksi Demokrasi Deklarasi 2019 Ganti Presiden Jika Dikaitkan Dengan Ke Lima Sila
Pancasila

 Sila 1 : “ Ketuhanan yang Maha Esa “

Setiap manusia memiliki persamaan harkat dan derajat yang sama sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang sama, sehingga kita tidak boleh
mengedepankan kepentingan kelompok saja, melainkan lebih mengedepankan kepentingan
umum saat berdemokrasi.

 Sila 2 : “ Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab “

Kita sebagai manusia pada hakikatnya semua sama di dunia ini, sehingga kita harus
mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban setiap manusia. Sebagai manusia yang beradab
kita tidak boleh semena-mena membuat keputusan sendiri dan memprovokasi orang lain.

 Sila 3 : “Persatuan Indonesia “

Dalam sila ini kita harus mengembangkan sikap persatuan dan kesatuan, mengutamakan
kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi. Dalam aksi 2019 ganti presiden dinilai ingin
membuat Surabaya tidak aman dan damai serta mengganggu kedamaian warga kota Surabaya.

 Sila 4 : “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksannaan Dalam Permusyawaratan


Perwakilan “

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam
menyelesaikan masalah. Orator gerakan 2019 ganti presiden Marwan Batubara mengatakan
kegiatan yang dilakukan dilindungi oleh undang-undang dan tidak bermaksud mengajak orang
lain menurunkan presiden. Karena presiden kita ini sudah sesuai konstitusi, disahkan oleh rakyat
Indonesia dan mau diganti sebelum waktunya.
 Sila 5 : “ Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia “

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita dalam bersikap adil terhadap semua orang.
Dalam aksi 2019 ganti presiden ratusan massa dari berbagai elemen mendapat desakan untuk
membubarkan diri dari massa yang kontra, dan dinilai melanggar dalam mengemukakan pendapat
dimuka umum.

Anda mungkin juga menyukai