Anda di halaman 1dari 18

A.

Pengertian Radikalisme
1. Pengertian Radikalism eMenurut Para
Ahli
- Dawinsha mengemukakan bahwa
defenisi radikalisme adalah sikap dari
jiwa yang membawa kepada tindakan
yang bertujuan melemahkan dan
mengubahtatanankemapanan dan
menggantinya denga ngagasan baru.
2. MenurutKamusBesar Bahasa Indonesia
Radikalismeadalahpahamataualiran yang
menginginkanperubahanataupembaharuansosial dan
politikdengancarakekerasanataudrastis.

3. Menurut Horace M Kallen

Radikalismememilikikekayanyangkuatakankebenaranideologiat
au program yang merekabawa. Dalamgerakansosial,
kaumradikalismemperjuangkankeyakinan yang merekaanut.
3. Menurut Horace M Kallen

Radikalismememilikikekayanyangkuataka
nkebenaranideologiatau program yang
merekabawa. Dalamgerakansosial,
kaumradikalismemperjuangkankeyakinan
yang merekaanut.
B. Faktor Penyebab
Munculnya Radikalisme :

Gerakan radikalisme sesungguhnya bukan


sebuah gerakan yang muncul begitu saja
tetapi memiliki latar belakang yang
sekaligus menjadi faktor pendorong
munculnya gerakan radikalisme. Diantara
faktor-faktor itu adalah sebagai berikut.
1. Faktor Sosial-Politik
Yaitu adanya pandangan yang salah atau
salah kaprah mengenai suatu kelompok yang
dianggap sebagai kelompok radikalisme.
Secara historis kita dapat melihat bahwa
konflik-konflik yang ditimbulkan oleh kalangan
radikal dengan seperangkat alat kekerasannya
dalam menentang dan membenturkan diri
dengan kelompok lain ternyata lebih berakar
pada masalah sosial-politik.
Dalam hal ini kaum radikalisme
memandang fakta historis bahwa
kelompok tersebut  tidak diuntungkan oleh
peradaban global sehingga menimbulkan
perlawanan terhadap kekuatan yang
mendominasi.
Denganmembawabahasa dan simbol
tertentu serta slogan-slogan agama, kaum
radikalis mencoba menyentuh emos
ikeagamaan dan mengggalang kekuatan
untuk mencapa itujuan “mulia” dari
politiknya.
2. Faktor Emosi Keagamaan
Harus diakui bahwa salah satu penyebab gerakan radikalisme adalah faktor sentimen keagamaan, termasuk di dalamnya
adalah solidaritas keagamaan untuk kawan yang tertindas oleh kekuatan tertentu.

 FaktorKultural
 Faktorini juga memilikiandil yang cukupbesar yang melatarbelakangimunculnyaradikalisme. Hal
iniwajarkarenamemangsecarakultural, sebagaimanadiungkapkan Musa Asy’ari, bahwa di
dalammasyarakatselaludiketemukanusahauntukmelepaskandiridarijeratanjaring-jaringkebudayaantertentu yang
dianggaptidaksesuai.
 Sedangkan yang dimaksudfaktorkultural di siniadalahsebagai anti tesaataupertentanganterhadapbudayasekularisme. Budaya
Barat merupakansumbersekularisme yang dianggapsebagaimusuh yang harusdihilangkandaribumi.
Sedangkanfaktasejarahmemperlihatkanadanyadominasi Barat dariberbagaiaspeknyaatas negeri-negeri dan budaya Muslim.
 Peradaban Barat sekaranginimerupakanekspresidominan dan universal umatmanusia. Negara Barat
telahdengansengajamelakukan proses marjinalisasiseluruhsendi-sendikehidupan Muslim sehinggaumat Islam
menjaditerbelakang dan tertindas.Negara Barat dengansekularismenya, sudahdianggapsebagaibangsa yang mengotoribudaya-
budayabangsa Timur dan Islam, juga dianggapbahayaterbesarbagikeberlangsunganmoralitas Islam.
 FaktorIdeologis Anti Westernisme
 Westernismemerupakansuatupemikiran yang membahayakan Muslim dalammengaplikasikansyari’at Islam. Sehinggasimbol-
simbol Barat harusdihancurkan demi penegakansyarri’at Islam. Walaupunmotivasi dan gerakan anti Barat
tidakbisadisalahkandenganalasankeyakinankeagamaantetapijalankekerasan yang
ditempuhkaumradikalismejustrumenunjukkanketidakmampuanmerekadalammemposisikan
 Tetapi hal ini lebih tepat dikatakan  sebagai
faktor emosi keagamaannya, dan bukan agama
(wahyu suci yang absolut) walaupun gerakan
radikalisme selalu mengibarkan bendera dan
simbol agama sepertidalihmembela agama,
jihad dan matisyahid. Dalam konteksini yang
dimaksud dengan emosi keagamaan adalah
agama sebagai pemahaman realitas yang
sifatnya interpretatif. Jadi sifatnya nisbi dan
subjektif.
3. Faktor Kultural
Faktor ini juga memiliki andil yang cukup
besar yang melatarbelakangi munculnya
radikalisme. Hal ini wajar karena memang
secara kultural, sebagaimana diungkapkan
Musa Asy’ari, bahwa di dalam masyarakat
selalu diketemukan usaha untuk
melepaskan diri dari jeratan jaring-jaring
kebudayaan tertentu yang dianggap tidak
sesuai.
Sedangkan yang dimaksud faktor
kultural disini adalah sebagai anti tesa
atau pertentangan terhadap budaya
sekularisme. Budaya Barat merupakan
sumber sekularisme yang dianggap
sebagai musuh yang harus dihilangkan
dari bumi. Sedangkan fakta sejarah
memperlihatkan adanya dominasi
Barat dari berbagai aspeknya atas
negeri-negeri dan budaya Muslim
Peradaban Barat sekarang ini merupakan
ekspresi dominan dan universal umat manusia.
Negara Barat telah dengan sengaja melakukan
proses marjinalisasi seluruh sendi-sendi
kehidupan Muslim sehingga umat Islam menjadi
terbelakang dan tertindas.Negara Barat dengan
sekularismenya, sudah dianggap sebagai
bangsa yang mengotor ibudaya-budaya bangsa
Timur dan Islam, juga dianggap bahaya
terbesar bagi keberlangsungan moralitas Islam.
4. Faktor Ideologis Anti Westernisme
Westernisme merupakan suatu pemikiran
yang membahayakan Muslim dalam
mengaplikasikan syari’at Islam. Sehingga
simbol-simbol Barat harus dihancurkan demi
penegakan syarri’at Islam. Walaupun motivasi
dan gerakan anti Barat tidak bisa disalahkan
dengan alasan keyakinan keagamaan tetapi
jalan kekerasan yang ditempuh kaum
radikalisme justru menunjukkan ketidak
mampuan mereka dalam memposisikan diri
sebagai pesaing dalam budaya dan peradaban.
5. Faktor Kebijakan Pemerintah
 Ketidak mampuan pemerintah untuk bertindak
memperbaiki situasi atas berkembangnya frustasi dan
kemarahan sebagian orang atau kelompok yang
disebabkan dominasi ideologi, militer maupun
ekonomi dari negera-negara besar. Dalam hal ini elit-
elit pemerintah belum atau kurang dapat mencari akar
yang menjadi penyebab munculnya tindak kekerasan
(radikalisme) sehingga tidak dapat mengatasi
problematika sosial yang dihadapi umat
UPAYA MENCEGAH RADIKALISME

1. Memperkuat pendidikan Kewarganegaraan dengan


menanamkan pemahaman yang mendalam terhadap 4
pilar kebangsaan : Pancasila, UUD 1945, NKRI DAN
Bhineka Tunggal Eka.
2. Memberikan pemahaman agama yang damai dan
toleran, sehingga pemuda tidak mudah terjebak arus
ajaran radikalisme. Dalam hal ini peran guru agama
dilingkungan sekolah dan peran pemuka agama di
masyarakat sangat penting. Peran peran damai dalam
ajaran ajaran perlu dikedepankan dalam pelajaran
maupun ceramah ceramah keagamaan
3. Mengarahkan parta pemuda pada beragam
aktifitas yang berkualitas baik dalam bidang
akademik, sosial, keagamaan ,seni budaya
dan o;ah raga

4. Memeberikan keteladaman kepada pemuda,


sebab tanpa adanya keteladanan daari para
penyelenggara negara, tokoh agama, tokoh
masyarakat, maka upa yang yang dilakukan
sia sia.

Anda mungkin juga menyukai