Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad Zhafran Iffat PJP : Prof. Dr. Ir.

Tatik Chikmawati,
Taqy Arif M.Si.
NIM : F4401211009 Nama Asisten:
Hari / Tanggal : Senin, 21 Februari 2022 1. Yuan Raga A24180069
2. Anggi Yudiastuti Safitri G34180005
3. Farrah Zulfa G34180046
4. Selvia Dwi Putri H G44180017

PERUBAHAN ENERGI CAHAYA MENJADI ENERGI KIMIA : HASIL


FOTOSINTESIS

PENDAHULUAN
Fotosintesis merupakan proses sintesis karbohidrat yang membutuhkan zat
anorganik (CO2 dan H2O) dan energi cahaya matahari pada tumbuhan berpigmen
dengan. Fotosintesis terdiri atas 2 fase, yaitu fase I yang berlangsung pada grana dan
menghasilkan ATP dan NADPH2 serta fase II yang berlangsung pada stroma dan
menghasilkan karbohidrat (Ai 2012).

Gambar proses fotosintesis


Sumber : (Urry et al. 2021)

Proses fotosintesis yang berlangsung secara cepat disebabkan oleh adanya


beberapa faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis yaitu cahaya (terutama cahaya
matahari), konsentrasi CO2, persediaan air, kandungan klorofil, penimbunan hasil
fotosintesis, suhu, resistensi daun terhadap difusi gas bebas dan faktor protoplasma.
Cahaya matahari merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam laju
fotosintesis (Handoko dan Fajariyanti 2013).
Selain faktor pendukung, terdapat faktor penghambat laju fotosintesis pada
tanaman. Faktor penghambat tersebut seperti kondisi lingkungan yang tercemar,
jaringan pengatur stres, dan proses biokimia tertentu pada tanaman (Muhammad et
al. 2021).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh cahaya dan ketersediaan
CO2 terhadap laju fotosintesis dengan mengukur banyaknya O2 yang dikeluarkan.

BAHAN DAN METODE

Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman Hydrilla, air (250
ml) ,Natrium bikarbonat (NaHCO3) dengan ketentuan konsentrasinya sebagai berikut:
a. Percobaan 1 dan 4: 1 gr NaHCO3 /250 ml air
b. Percobaan 2 dan 5: 2 gr NaHCO3 /250 ml air
c. Percobaan 3 dan 6: 3 gr NaHCO3 /250 ml air
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah lampu, termometer, tabung
beaker, jarum suntik dan pipa kapiler dengan susunan seperti berikut :
Metode

Tanaman Hydrilla dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang diletakkan dalam


tabung beaker berisi air (250 ml).

Air dan NaHCO3 dalam tabung beaker disesuaikan dengan konsentrasi yang telah
ditentukan.

Termometer dimasukkan ke tabung beaker untuk memantau suhu air agar stabil
pada suhu ruang.

Lampu diarahkan pada Hydrilla dengan jarak yang sudah ditentukan. agar stabil
pada suhu ruang.

Lampu dinyalakan dan setelah masa adaptasi berakhir, pengamatan jumlah gas
yang terkumpul pada pipa kapiler (tubing) dilakukan selama 5 menit. agar stabil
pada suhu ruang.

Diameter mikro buret adalah 1 mm dan skala yang terbaca sebagaimana


dicantumkan pada tabel adalah mm.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
a. Data pengamatan
Gelembung udara yang dihasilkan (mm)
Kombinasi perlakuan
1 2 3 4 5 6
Percobaan 1
Ulangan 1 1.2 3.8 5.6 6.4 6.5 6.7
Ulangan 2 1.1 3.9 5.7 6.3 6.7 6.5
Ulangan 3 1.2 4 5.6 6.2 6.4 6.6
Ulangan 4 1.2 3.7 5.7 6.3 6.4 6.7
Ulangan 5 1.3 3.7 5.8 6.2 6.5 6.7
Rataan 1.2 3.82 5.68 6.28 6.5 6.64
Percobaan 2
Ulangan 1 1.3 5.8 6.5 1.5 6.2 7.5
Ulangan 2 1.2 5.7 6.3 1.4 6.3 7.4
Ulangan 3 1.2 5.6 6.3 1.3 6.4 7.3
Ulangan 4 1.1 5.7 6.2 1.3 6.2 7.3
Ulangan 5 1.2 5.6 6.4 1.4 6.5 7.4
Rataan 1.2 5.68 6.34 1.38 6.32 7.38
Percobaan 3
Ulangan 1 1.2 5.1 6.5 2.7 7.6 9
Ulangan 2 1.3 5.4 6.3 2.5 7.5 8.9
Ulangan 3 1.2 5.2 6.2 2.3 7.5 8.7
Ulangan 4 1.3 5.2 6.3 2.4 7.4 8.8
Ulangan 5 1.1 5.3 6.3 2.3 7.6 8.7
Rataan 1.22 5.24 6.32 2.44 7.52 8.82
Percobaan 4
Ulangan 1 1.2 5.1 6.5 2.7 7.6 9
Ulangan 2 1.3 5.4 6.3 2.5 7.5 8.9
Ulangan 3 1.2 5.2 6.2 2.3 7.5 8.7
Ulangan 4 1.3 5.2 6.3 2.4 7.4 8.8
Ulangan 5 1.1 5.3 6.3 2.3 7.6 8.7
Rataan 1.22 5.24 6.32 2.44 7.52 8.82
Percobaan 5
Ulangan 1 2.3 3.1 1.9 6.2 7.2 1.2
Ulangan 2 2.4 2.8 1.8 6.1 7.2 1.1
Ulangan 3 2.5 3 1.9 6 7.3 1
Ulangan 4 2.3 3.1 1.7 6.1 7.1 1.1
Ulangan 5 2.4 3.2 1.8 6.1 7.3 1.2
Rataan 2.38 3.04 1.82 6.1 7.22 1.12

b. Grafik hubungan jarak cahaya dan konsentrasi NaHCO3 dengan tinggi


gelembung yang terbentuk

Hubungan antara kombinasi perlakuan dengan


gelembung udara yang dihasilkan
8 7,016
Gelembung yang dihasilkan (mm)

6,556
7
6 5,296
4,604
5
3,728
4
3
2 1,444

1
0
1 2 3 4 5 6
Kombinasi Perlakuan
Pembahasan

a. Analisis, interpretasi data (data yang telah tersaji), bandingkan dengan literatur.
Berdasarkan data percobaan yang telah tersaji, kombinasi perlakuan 3 dan 6
(percobaan dengan kadar NaHCO3 paling tinggi) memiliki panjang rataan
gelembung yang lebih panjang jika dibandingkan dengan kombinasi perlakuan
yang lain. Hal ini terjadi karena natrium bikarbonat (NaHCO3) yang mudah
larut dalam air dan dapat melepas karbondioksida (CO2) apabila bereaksi
dengan asam sitrat serta menghasilkan gelembung-gelembung gas. Dengan kata
lain, semakin tinggi penambahan NaHCO3 yang ditambahkan, maka semakin
meningkat juga kadar CO2 yang dihasilkan (Nasution 2018).
b. Bahas grafik
Grafik yang berjudul “Hubungan Antara Kombinasi Perlakuan dengan
Gelembung Udara yang Dihasilkan” menunjukkan kecenderungan peningkatan
panjang gelembung udara dengan takaran NaHCO3. Data yang digunakan
merupakan rataan dari gelembung yang dihasilkan dari seluruh pengulangan
dan dibagi berdasarkan kombinasi perlakuannya.
c. Berdasarkan data yang ada, faktor apa saja yang paling besar pengaruhnya
terhadap laju fotosintesis?
Data yang tercatat membuktikan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi
laju fotosintesis adalah reaksi NaHCO3 menjadi CO2 yang tinggi terhadap
tanaman uji coba.
d. Apa yang menyebabkan hasil berbeda dari pemberian NaHCO3?
Kadar konsentrasi NaHCO3 yang berbeda menyebabkan panjang gelembung
yang diamati berbeda pula. Semakin tinggi penambahan NaHCO3 yang
ditambahkan, maka semakin meningkat juga kadar CO2 yang dihasilkan ,
sehingga laju fotosintesis semakin tinggi (Nasution 2018).
e. Selain terkait dengan data percobaan, faktor apa lagi yang mempengaruhi laju
fotosintesis?
Selain kadar CO2 (hasil dari reaksi pada NaHCO3) yang tinggi, terdapat
banyak faktor lain yang memengaruhi laju fotosintesis. Faktor lain tersebut di
antaranya :
1. Cahaya (terutama cahaya matahari),
2. Persediaan air
3. Kandungan klorofil
4. Penimbunan hasil fotosintesis
5. Suhu
6. Resistensi daun terhadap difusi gas bebas
7. Faktor protoplasma (Handoko dan Fajariyanti 2013)
Simpulan

Praktikum yang berjudul ” Perubahan Energi Cahaya Menjadi Energi Kimia :


Hasil Fotosintesis” ini memberikan gambaran proses fotosintesis pada tumbuhan.
Berdasarkan hasil percobaan dan literatur yang ada, terdapat berbagai faktor yang
memengaruhi proses fotosintesis. Faktor tersebut berupa intensitas cahaya, kandungan
CO2, dan air.

Daftar Pustaka

Ai NS. 2012. Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. J Ilm Sains FMIPA Unsrat. 1:1–7.
doi:10.35799/jis.12.1.2012.398.
Handoko P, Fajariyanti Y. 2013. PENGARUH SPEKTRUM CAHAYA TAMPAK
TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS TANAMAN AIR Hydrilla Verticillata.
Kediri. https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/viewFile/6576/5956.
Muhammad I, Shalmani A, Ali M, Yang Q, Ahmad H, Li FB. 2021. Mechanisms
Regulating the Dynamics of Photosynthesis Under Abiotic Stresses. Front Plant
Sci. 11 January:1–25. doi:10.3389/fpls.2020.615942.
Nasution AR. 2018. PENGARUH PENAMBAHAN NATRIUM BIKARBONAT
(NaHCO 3 ) DAN ASAM SITRAT TERHADAP MUTU MINUMAN SARI BUAH
KEDONDONG BERKARBONASI [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera
Utara.
Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky P V., Orr RB. 2021. Campbell
Biology : 12th Edition. Ed ke-12th. Fallon A, Ong M, Creative L, Puda J, editor.
Hoboken: Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai