Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Perilaku hidup bersih dan sehat

DISUSUN OLEH:
VIDYA AURELYA PUTRI ILAM
841421105

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS )


Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Maret 2022
Pukul : 10.00 WITA
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Kantor Lurah Hulonthalangi

A. Latar Belakang

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu
untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga. Keluarga mempunyai fungsi sebagai perawatan kesehatan
dalam bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mempunyai sepuluh
indikator PHBS di tatanan rumah tanggadapat mengakibatkan penyakit tidak saja bagi
keluarga tetapi juga terhadap orang–orang disekelilingnya (Susanto, 2011). Oleh karena
itu, sangat penting dilakukan pemberian penyuluhan terkait PHBS di rumah tangga demi
terciptanya masyarakat yang sehat dan terhindar dari penyakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan keluarga mampu memahami tentang
PHBS di Tatanan Rumah Tangga.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan keluarga mampu:
a. Menjelaskan pengertian PHBS di Tatanan Rumah Tangga
b. Menjelaskan tujuan PHBS di Tatanan Rumah Tangga
c. Menjelaskan manfaat dilakukannya PHBS di Rumah Tangga
d. Menjelaskan tentang indikator PHBS Di Rumah Tangga
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS )
2. Sasaran/Target
Masyarakat

3. Metode
Ceramah dan tanya jawab

4. Media dan Alat


Leflet

5. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Maret 2022
Jam : 10.00 WITA

D. Kegiatan Penyuluhan (boleh dalam bentuk tabel atau narasi: menguraikan tentang tahap-
tahap penyuluhan mulai dari pembukaan hingga penutup)

No
Tahapan Kegiatan Waktu
.
1. Orientasi 1. Memberi salam 5 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menggali pengetahuan keluarga
pasien tentang demam berdarah
dengue
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan
5. Membuat kontrak waktu

2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan tentang: 25 menit


 Pengertian
 Penyebab
 Indikator
 Tujuan
 Manfaat
 Macam-macam PHBS
2. Memberikan kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan peserta

3. Evaluasi 1. Menyimpulkan materi yang 15 menit


disampaikan oleh penyuluh
2. Mengevaluasi peserta atas
penjelasan yang disampaikan dan
penyeluh menanyakan kembali
materi penyuluhan
3. Salam penutup

E. Setting Tempat

: Pemateri
: Moderator
: Peserta

F. Pengorganisasian
1. Pembagian Tugas (moderator, penyuluh, fasilitator, observer)
 Moderator : Rahmatia Sabrun Saleh
 Penyuluh : Vidya Aurelya Putri Ilam
2. Rincian Tugas/Peran
a. Peran moderator
 Memperkenalkan diri
 Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
 Menjaga kelancaran acara
 Memimpin diskusi
b. Peran penyuluh
Menyajikan materi penyuluhan

G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
 Seluruh peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan acara atau tempat penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar

2. Evaluasi Hasil
Peserta mampu memahami tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Lampiran Materi (Daftar Pustaka)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

1. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat
(Maryunani A, 2013).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan
(Maryunani A, 2013).

2. Penyebab (etiologi)
Banyak factor yang mempengaruhi PHBS dalam tatanan rumah tangga, diantaranya
factor ekonomi, social budaya, tingkat pengetahuan, tingkaat pendidikan, adanya
peranan tenaga kesehatan dan pengaruh dari tokoh masyarakat. (Dinkes, 2010).
3. Indikator PHBS
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10
PHBS yaitu :
1.    Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2.    Memberi ASI ekslusif
3.    Menimbang balita setiap bulan
4.    Menggunakan air bersih
5.    Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6.    Menggunakan jamban sehat
7.    Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8.    Makan buah dan sayur setiap hari
9.    Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
4. Tujuan PHBS

Adapun tujuan dilakukannya PHBS di Rumah adalah :


1. Mengerti dan memahami perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Meningkatkan kesehatan keluarga.
3. Menjaga keluarga agar tidak mudah terserang penyakit.
4. Agar anak dapat tumbuh sehat dan cerdas.
5. Meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga.
6. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk pemenuhan gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan modal usaha.

5. Manfaat PHBS di Tatanan Rumah Tangga


Manfaat rumah tangga ber-PBHS antara lain:
1. Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat
2. Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat
3. Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang sehat
4. Mampu mencegah dan menaggulangi penyakit dan masalah kesehatan
5. Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain. Dengan
meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan
untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha
lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga
6. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota dibidang
kesehatan.
7. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
8. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
6. Macam –macam PHBS
1) Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan. Sebaiknya setiap persalinan setiap
anggota keluarga ditolong oleh tenaga kesehatan contohnya : Bidan dan Dokter.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka kematian pada ibu dan bayi. Angka
kematian pada ibu dan bayi diindonesia masih cukup tinggi maka dari itu salah
satu cara mengurangi angka kematian ibu dan anak adalah dengan bersalin yang
ditolong oleh tenaga kesehatan.
2) Ibu hanya memberikan ASI Eksklusif. ASI adalh asupan gizi yang cukup untuk
bayi dan sesuai dengan pencernaan bayi. Sampai usia bayi6 bulan hanya diberi
ASI saja, tidak boleh diberi makanan/minuman lain. Menyusui harus dipersiapkan
sejak hamil, karna ibu hamil memerlukan perawatan payudara agar nantinya ASI
dapat keluar dengan lancar dan dapat melakukan ASI eksklusif. Maka
rencanakanlah perawatan payudara sejak awal kehamilan. Adapun penunjang dari
ASI ekslusif adalah :Agama, Psikologi, Program pemerintah
3) Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM). Adalah
anggota rumah tangga mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti Askes,
Kartu Sehat, Dana Sehat, Jamsostek, Asuransiperusahaan dll.
4) Setiap anggota keluarga tidak merokok didalam rumah, untuk merokok
disediakan tempat diluar rumah, sehingga anggota keluarga yang lain yang bukan
perokok tidak menjadi perokok pasif. Merokok dapat menyebabkan jantung
koroner dan kanker. Dua penyakit ini merupakan penyebab utama kematian
dindonesia. 90% pada masyarakat indonesia meninggal karna kanker paru-paru
terjadi pada perokok. 30%-70% disebabkan kanker mulut, tenggorokan, kandung
kemih dan pankreas yang berhubungan dengan merokok. Merokok juga dapt
merusak hutan yang disebabkan sebagian hutan dibabat habis untuk menanam
tembakau. Perokok seharusnya bertimbang rasa terhadap orang lain yang
mendapat imbas buruk atas apa yang telah dia lakukan.
5) Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur. Olah raga atau latihan
fisik bermanfaat untuk membentuk tubuh yang kencang serta kuat dan
menghilangkan lemak dari tubuh. Olahraga dan latihan fisik merupakan kunci
pertahanan dari tubuh dan juga dapat memperkuat jantung dan paru-paru, serta
membuat organ-organ tubuh kita bekerja secara efisien. Olahraga juga dipercaya
untuk menurunkan kadar kolesterol dan memperkuat daya tahan tubuh terhadap
penyakit dan mengurangi resiko dari berbagai macam penyakit. Contohnya :
jantung koroner dan stroke. Setiap anggota keluarga dianjurkan olahraga minimal
3-5 kali seminggu..
6) Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari).
Lengkapilah menu makanan sehari hari dengan buah buahan dan sayuran. Menu
seimbang adalah menu yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini
bertujuan agar anggota keluarga tidak bosan dengan menu yang monoton dan
tercukupinya asupan gizi tubuh. Cara yang dapat dilakukan untuk menyiapkan
makanan dan minum yang bersih dan sehat sebagai berikut :
 Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah dan menyajikan
makanan dan minuman serta setelah memegang benda-benda yang kotor.
 Alat-alat makan dan alat-alat masak harus selalu bersih serta menggunakan lap
yang bersih.
 Jangan meletakkan makanan dan minuman di sembarang tempat.
 Cucilah sayuran mentah dengan air panas jika digunakan untuk lalapan atau
dimakan mentah.

7) Tersedia air bersih. Setiap rumah tangga harus memiliki akses terhadap air
bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari hari yang berasal dari : air
dalam kemasan, air ledeng, air pompa sumur terlindung, dan penampungan air
hujan. Sumber air pompa, Sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10
meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah. Hal ini bertujuan untuk
menghindari penyakit yang berasal dari air kotor.
8) Tersedia Jamban. Setiap rumah sebaiknya memiliki jamban dalam jenis apapun,
contohnya : jamban leher angsa dengan tanki septic atau lubang penampung
kotoran sebagai pembuangan akhir. Jika dalam suatu rumah yang tidak memiliki
jamban, biasanya masyarakat BAB di lubang-lubang galian , tapi harus
memperhatikan yaitu tempatnya sekurang-kurangnya berjarak 20 meter dari
sumber-sumber air ( sumur, sungai, danau, mata air dan sejenisnya ), jauh dari
pemukiman serta harus ditutp tanah setelah BAB selesai dilakukan. Dan selalu
mencuci tangan dengan air dan sabun pada air mengalir setelah BAB. Hal ini
bertujuan untuk pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh kuman-
kuman atau bakteri-bakteri yang terdapat dalam tinja.
9) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni. Luas lantai rumah yang
ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari hari dibagi jumlah penghuni (9
M2 per orang ). Kesesuaian rumah akan berpengaruh pada kesehatan
penghuninya. Bila banyak orang tinggal dalam satu rumah, maka pembersihan
dan pengelolaannya akan amat sulit sehingga menimbulkan ketegangan antara
para penghuninya. Demikian pula pembersihan rumah yang tidak tepat akan
menyebabkan debu-debu berhamburan, hal ini akan menyebabkan infeksi saluran
pernafasan.
10) Lantai rumah bukan dari tanah. Lantai rumah kedap air, bisa terbuat dari
semen (plester), tegel, ubin, keramik, papan/ bambu (rumah panggung). Bila
memungkinkan pilihlah bahan yang tidak mudah terbakar, sebuah rumah harus
mempunyai lantai yang terbuat dari kayu, bambu, ubin, plester atau yang lainnya
sehingga orang yang berjalan diatasnya tidak seperti berjalan diatas tanah terbuka,
lantai itu sendiri akan lebih mudah dibersihkan. Lantai rumah yang tidak dilapisi
atau dari tanah akan dapat menyebabkan anggota keluarga cacingan dan penyakit
lain yang bersumber dari tanah.
DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2011. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Chua, Irine, dkk. 2010. Panduan Kesehatan Keluarga. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
www.google.com.”PHBS DI RUMAH TANGGA”.

Anda mungkin juga menyukai