DISUSUN OLEH:
VIDYA AURELYA PUTRI ILAM
841421105
A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu
untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga. Keluarga mempunyai fungsi sebagai perawatan kesehatan
dalam bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mempunyai sepuluh
indikator PHBS di tatanan rumah tanggadapat mengakibatkan penyakit tidak saja bagi
keluarga tetapi juga terhadap orang–orang disekelilingnya (Susanto, 2011). Oleh karena
itu, sangat penting dilakukan pemberian penyuluhan terkait PHBS di rumah tangga demi
terciptanya masyarakat yang sehat dan terhindar dari penyakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan keluarga mampu memahami tentang
PHBS di Tatanan Rumah Tangga.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan keluarga mampu:
a. Menjelaskan pengertian PHBS di Tatanan Rumah Tangga
b. Menjelaskan tujuan PHBS di Tatanan Rumah Tangga
c. Menjelaskan manfaat dilakukannya PHBS di Rumah Tangga
d. Menjelaskan tentang indikator PHBS Di Rumah Tangga
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS )
2. Sasaran/Target
Masyarakat
3. Metode
Ceramah dan tanya jawab
D. Kegiatan Penyuluhan (boleh dalam bentuk tabel atau narasi: menguraikan tentang tahap-
tahap penyuluhan mulai dari pembukaan hingga penutup)
No
Tahapan Kegiatan Waktu
.
1. Orientasi 1. Memberi salam 5 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menggali pengetahuan keluarga
pasien tentang demam berdarah
dengue
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan
5. Membuat kontrak waktu
E. Setting Tempat
: Pemateri
: Moderator
: Peserta
F. Pengorganisasian
1. Pembagian Tugas (moderator, penyuluh, fasilitator, observer)
Moderator : Rahmatia Sabrun Saleh
Penyuluh : Vidya Aurelya Putri Ilam
2. Rincian Tugas/Peran
a. Peran moderator
Memperkenalkan diri
Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
Menjaga kelancaran acara
Memimpin diskusi
b. Peran penyuluh
Menyajikan materi penyuluhan
G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Seluruh peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Tidak ada peserta yang meninggalkan acara atau tempat penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
2. Evaluasi Hasil
Peserta mampu memahami tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Lampiran Materi (Daftar Pustaka)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
1. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat
(Maryunani A, 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan
(Maryunani A, 2013).
2. Penyebab (etiologi)
Banyak factor yang mempengaruhi PHBS dalam tatanan rumah tangga, diantaranya
factor ekonomi, social budaya, tingkat pengetahuan, tingkaat pendidikan, adanya
peranan tenaga kesehatan dan pengaruh dari tokoh masyarakat. (Dinkes, 2010).
3. Indikator PHBS
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10
PHBS yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
4. Tujuan PHBS
7) Tersedia air bersih. Setiap rumah tangga harus memiliki akses terhadap air
bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari hari yang berasal dari : air
dalam kemasan, air ledeng, air pompa sumur terlindung, dan penampungan air
hujan. Sumber air pompa, Sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10
meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah. Hal ini bertujuan untuk
menghindari penyakit yang berasal dari air kotor.
8) Tersedia Jamban. Setiap rumah sebaiknya memiliki jamban dalam jenis apapun,
contohnya : jamban leher angsa dengan tanki septic atau lubang penampung
kotoran sebagai pembuangan akhir. Jika dalam suatu rumah yang tidak memiliki
jamban, biasanya masyarakat BAB di lubang-lubang galian , tapi harus
memperhatikan yaitu tempatnya sekurang-kurangnya berjarak 20 meter dari
sumber-sumber air ( sumur, sungai, danau, mata air dan sejenisnya ), jauh dari
pemukiman serta harus ditutp tanah setelah BAB selesai dilakukan. Dan selalu
mencuci tangan dengan air dan sabun pada air mengalir setelah BAB. Hal ini
bertujuan untuk pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh kuman-
kuman atau bakteri-bakteri yang terdapat dalam tinja.
9) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni. Luas lantai rumah yang
ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari hari dibagi jumlah penghuni (9
M2 per orang ). Kesesuaian rumah akan berpengaruh pada kesehatan
penghuninya. Bila banyak orang tinggal dalam satu rumah, maka pembersihan
dan pengelolaannya akan amat sulit sehingga menimbulkan ketegangan antara
para penghuninya. Demikian pula pembersihan rumah yang tidak tepat akan
menyebabkan debu-debu berhamburan, hal ini akan menyebabkan infeksi saluran
pernafasan.
10) Lantai rumah bukan dari tanah. Lantai rumah kedap air, bisa terbuat dari
semen (plester), tegel, ubin, keramik, papan/ bambu (rumah panggung). Bila
memungkinkan pilihlah bahan yang tidak mudah terbakar, sebuah rumah harus
mempunyai lantai yang terbuat dari kayu, bambu, ubin, plester atau yang lainnya
sehingga orang yang berjalan diatasnya tidak seperti berjalan diatas tanah terbuka,
lantai itu sendiri akan lebih mudah dibersihkan. Lantai rumah yang tidak dilapisi
atau dari tanah akan dapat menyebabkan anggota keluarga cacingan dan penyakit
lain yang bersumber dari tanah.
DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2011. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Chua, Irine, dkk. 2010. Panduan Kesehatan Keluarga. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
www.google.com.”PHBS DI RUMAH TANGGA”.