Anda di halaman 1dari 9

PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO INDUSTRI PENCETAKAN UMUM (KBLI 18111) DAN PERIZINAN

BERUSAHA INDUSTRI INDUSTRI TEKSTIL LAINNYA YTDL (KBLI 13999)

1. Perizinan Berusaha Industri Pencetakan Umum (KBLI 18111)


Kelompok ini mencakup kegiatan industri percetakan surat kabar, majalah dan periodik lainnya
seperti tabloid, surat kabar, majalah, jurnal, pamflet, buku dan brosur, naskah musik, peta, atlas,
poster, katalog periklanan, prospektus dan iklan cetak lainnya, buku harian, kalender, formulir bisnis
dan barang-barang cetakan komersial lainnya, kertas surat atau alat tulis pribadi dan barang-
barang cetakan lainnya hasil mesin cetak, offset, klise foto, fleksografi dan sejenisnya, mesin
pengganda, printer komputer, huruf timbul dan sebagainya termasuk alat cetak cepat; pencetakan
secara langsung tanpa adanya media perantara ke bahan tekstil, plastik, kaca, logam, kayu dan
keramik, kecuali pencetakan tabir sutera pada kain dan pakaian jadi; dan pencetakan pada label
atau tanda pengenal (litografi, pencetakan tulisan di makam, pencetakan fleksografi dan
sebagainya). Termasuk pula mencetak ulang melalui komputer, mesin stensil dan sejenisnya. Barang
cetakan ini biasanya merupakan hak cipta. Industri label kertas atau karton termasuk kelompok
17099

Tingkat Risiko : Tinggi


Jenis Industri : Besar
Skala Usaha : Besar
Jenis Perizinan : NIB dan Izin
Persyaratan Perizinan : 1. Berlokasi di Kawasan Industri atau Kawasan Peruntukan
(Halaman II.6.A.827 No Industri (Pasal 143 PP 28/2021)
192 Lampiran II PP No 5 2. Telah selesai melaksanakan persiapan dan kegiatan
Tahun 2021) pembangunan, pengadaan, pemasangan/instalasi peralatan,
dan kesiapan lain yang diperlukan.

Kewajiban Perizinan : 1. Menjamin keamanan dan keselamatan alat, proses, hasil


Berusaha produksi, penyimpanan, serta pengangkutan; (Pasal 153 s.d
(Halaman II.6.A.827 No Pasal 155 PP 28/2021)
192 Lampiran II PP No 5 a. keamanan dan keselamatan alat;
Tahun 2021) 1) pemenuhan dokumen dan/atau standar operasional
prosedur pemeliharaan alat Industri berkala; dan
2) pelaksanaan kalibrasi secara berkala
b. keamanan dan keselamatan proses produksi;
1) pemenuhan sistem manajemen mutu;
2) pemenuhan antisipasi penyimpangan dari standar
proses produksi;
3) pemenuhan pemantauan selama proses Industri
berjalan; dan
4) pemenuhan evaluasi hasil produksi sebagai umpan
balik perbaikan proses.
c. keamanan dan keselamatan hasil produksi 
pemenuhan standar mutu
d. keamanan dan keselamatan penyimpanan dan
pengangkutan;
1) pemenuhan kondisi ruangan, ventilasi, dan suhu
penyimpanan; dan
2) pemenuhan standar penyimpanan dan
pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2. Mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam secara


efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan; (Pasal 92 s.d
Pasal 94 PP 28/2021)
a. kepatuhan penyampaian rencana pemanfaatan sumber
daya alam Yang efisien, ramah lingkungan, dan
berkelanjutan; dan
b. kesesuaian pemanfaatan sumber daya alam yang
efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan yang
diukur berdasarkan:
1) penggunaan teknologi ramah lingkungan; dan
2) pengelolaan limbah, emisi udara, dan emisi gas
rumah kaca.

3. Memiliki akun Sistem Informasi Industri Nasional (Pasal 13


Permenperin No 15 Tahun 2019 j.o Permenperin No 30
Tahun 2019;

4. Menyampaikan data industri yang akurat, lengkap, dan


tepat waktu secara berkala yang disampaikan melalui Sistem
Informasi Industri Nasional; (Pasal 120 dan Pasal 121 PP
28/2021 j.o Pasal Pasal 13 Permenperin No 15 Tahun 2019
j.o Permenperin No 30 Tahun 2019)

5. Memenuhi SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata


cara yang diberlakukan secara wajib (bagi produk yang telah
diberlakukan SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata
cara secara wajib). (Pasal 34 PP No 28/2021)
Note:
Dokumen kesesuaian mutuh terhadap SNI, Spesifikasi
Teknis, dan/atau pedoman tata cara yang diberlakukan
secara wajib berupa SPPT SNI, Laporan Hasil Uji/Sertifikat
Hasil Uji, atau Sertifikat Tanda Kesesuaian (Permenperin No
4 Tahun 2018).

Perizinan Berusaha 1. Surat Keterangan Pengecualian Berlokasi di Kawasan


Untuk Menunjang Industri (bagi Perusahaan Industri yang dikecualikan dari
Kegiatan Usaha kewajiban berlokasi di Kawasan Industri)
(Perizinan Berusaha Persyaratan:
Untuk Menunjang a. Bukti bayar PNBP
Kegiatan Usaha (PB b. Surat permohonan dari pimpinan perusahaan;
UMKU) adalah perizinan c. Melengkapi data permohonan; dan
yang diperlukan bagi d. Dokumen sesuai dengan ketentuan
kegiatan usaha dan/atau Kementerian/Lembaga.
produk pada saat Masa Berlaku : Setiap pengajuan Perizinan Berusaha dalam
pelaksanaan tahap rangka Perluasan Kawasan Industri
operasional dan/atau
komersial) 2. Verifikasi teknis perizinan berusaha Industri
Persyaratan:
1. Bukti bayar PNBP
2. Surat keterangan pengecualian berlokasi di kawasan
industri (jika ada);
Masa Berlaku : Setiap pengajuan perizinan berusaha industri
per KBLI.
Kewajiban lainnya 1. Perusahaan Industri harus mengutamakan penggunaan
Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang berasal dari
dalam negeri (Pasal 5 PP No 28 Tahun 2021). Impor Bahan
Baku dan/atau Bahan Penolong hanya dilakukan oleh
Perusahaan Industri yang memiliki nomor induk berusaha
yang berlaku sebagai Angka Pengenal Importir Produsen
(API-P).
2. Perusahaan Industri wajib melaksanakan kegiatan usaha
Industri sesuai dengan Perizinan Berusaha yang dimiliki dan
wajib berlokasi di Kawasan Industri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang (Pasal 143 PP No 28 Tahun 2021).
3. Perusahaan Industri yang lokasi Industrinya berada dalam
kawasan ekonomi khusus, Kawasan Industri, atau kawasan
perdagangan bebas dan Pelabuhan bebas wajib menyusun
RKL-RPL rinci berdasarkan RKL-RPL Kawasan. (Pasal 18 ayat
(4) Permenperin No 15 Tahun 2019 jo Permenperin No 30
Tahun 2019.

2. Perizinan Berusaha Industri Industri Tekstil Lainnya Ytdl (KBLI 13999)


Kelompok ini mencakup usaha industri tekstil lainnya yang belum/tidak tercakup dalam golongan
industri tekstil manapun, seperti benang karet, benang logam dan pipa/selang kain dan lainnya.

Tingkat Risiko : Tinggi


Jenis Industri : Besar
Skala Usaha : Besar
Jenis Perizinan : NIB dan Izin
Persyaratan Perizinan : 1. Berlokasi di Kawasan Industri atau Kawasan Peruntukan
(Halaman II.6.A.827 No Industri
192 Lampiran II PP No 5 2. Telah selesai melaksanakan persiapan dan kegiatan
Tahun 2021) pembangunan, pengadaan, pemasangan/instalasi peralatan,
dan kesiapan lain yang diperlukan
Kewajiban Perizinan : 1. Menjamin keamanan dan keselamatan alat, proses, hasil
Berusaha produksi, penyimpanan, serta pengangkutan; (Pasal 153 s.d
(Halaman II.6.A.827 No Pasal 155 PP 28/2021)
192 Lampiran II PP No 5 1) keamanan dan keselamatan alat;
Tahun 2021) 1) pemenuhan dokumen dan/atau standar operasional
prosedur pemeliharaan alat Industri berkala; dan
2) pelaksanaan kalibrasi secara berkala
2) keamanan dan keselamatan proses produksi;
1) pemenuhan sistem manajemen mutu;
2) pemenuhan antisipasi penyimpangan dari standar
proses produksi;
3) pemenuhan pemantauan selama proses Industri
berjalan; dan
4) pemenuhan evaluasi hasil produksi sebagai umpan
balik perbaikan proses.
3) keamanan dan keselamatan hasil produksi 
pemenuhan standar mutu
4) keamanan dan keselamatan penyimpanan dan
pengangkutan;
1) pemenuhan kondisi ruangan, ventilasi, dan suhu
penyimpanan; dan
2) pemenuhan standar penyimpanan dan
pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2. Mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam secara


efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan; (Pasal 92 s.d
Pasal 94 PP 28/2021)
a. kepatuhan penyampaian rencana pemanfaatan sumber
daya alam Yang efisien, ramah lingkungan, dan
berkelanjutan; dan
b. kesesuaian pemanfaatan sumber daya alam yang
efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan yang
diukur berdasarkan:
1) penggunaan teknologi ramah lingkungan; dan
2) pengelolaan limbah, emisi udara, dan emisi gas
rumah kaca.

3. Memiliki akun Sistem Informasi Industri Nasional (Pasal 13


Permenperin No 15 Tahun 2019 j.o Permenperin No 30
Tahun 2019;

4. Menyampaikan data industri yang akurat, lengkap, dan


tepat waktu secara berkala yang disampaikan melalui Sistem
Informasi Industri Nasional; (Pasal 120 dan Pasal 121 PP
28/2021 j.o Pasal Pasal 13 Permenperin No 15 Tahun 2019
j.o Permenperin No 30 Tahun 2019)
Data Industri terdiri atas Data Industri pada tahap
pembangunan dan Data Industri pada tahap produksi.

5. Memenuhi SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata


cara yang diberlakukan secara wajib (bagi produk yang telah
diberlakukan SNI, spesifikasi teknis, dan/atau pedoman tata
cara secara wajib).
Note:
Dokumen kesesuaian mutuh terhadap SNI, Spesifikasi
Teknis, dan/atau pedoman tata cara yang diberlakukan
secara wajib berupa SPPT SNI, Laporan Hasil Uji/Sertifikat
Hasil Uji, atau Sertifikat Tanda Kesesuaian (Permenperin No
4 Tahun 2018).

Perizinan Berusaha 1. Registrasi Barang Terkait Keamanan, Keselamatan,


Untuk Menunjang Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (K3L) (Lampiran I Huruf C
Kegiatan Usaha Permendag Nomor 26 Tahun 2021)
(Perizinan Berusaha Persyaratan:
Untuk Menunjang a. Produsen/Importir barang yang wajib terdaftar harus
Kegiatan Usaha (PB melampirkan:
UMKU) adalah perizinan 1) Pernyataan mandiri (self declaration of conformity);
yang diperlukan bagi 2) Hasil Uji Laboratorium atas barang yang didaftarkan
kegiatan usaha dan/atau dengan mencantumkan merek, tipe atau jenis
produk pada saat barang;
3) Daftar dan alamat distributor, agen, grosir, dan/atau
pelaksanaan tahap
pengecer
operasional dan/atau
b. Produsen/Importir yang mengajukan pendaftaran atas
komersial) barang dengan bahan baku telah terdaftar harus
melampirkan:
1) Bukti Registrasi Barang K3L atas bahan baku;
2) Surat pernyataan yang menyatakan bahwa Barang
diproduksi tanpa melalui proses yang
mengakibatkan perubahan kandungan senyawa
kimia.

2. Surat Keterangan Pengecualian Berlokasi di Kawasan


Industri (bagi Perusahaan Industri yang dikecualikan dari
kewajiban berlokasi di Kawasan Industri)
Persyaratan:
e. Bukti bayar PNBP
f. Surat permohonan dari pimpinan perusahaan;
g. Melengkapi data permohonan; dan
h. Dokumen sesuai dengan ketentuan
Kementerian/Lembaga.
Masa Berlaku : Setiap pengajuan Perizinan Berusaha dalam
rangka Perluasan Kawasan Industri

3. Verifikasi teknis perizinan berusaha Industri


Persyaratan:
3. Bukti bayar PNBP
4. Surat keterangan pengecualian berlokasi di kawasan
industri (jika ada);
Masa Berlaku : Setiap pengajuan perizinan berusaha industri
per KBLI.

Kewajian Lainnya 1. Perusahaan Industri harus mengutamakan penggunaan


Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong yang berasal dari
dalam negeri (Pasal 5 PP No 28 Tahun 2021). Impor Bahan
Baku dan/atau Bahan Penolong hanya dilakukan oleh
Perusahaan Industri yang memiliki nomor induk berusaha
yang berlaku sebagai Angka Pengenal Importir Produsen
(API-P).
2. Perusahaan Industri wajib melaksanakan kegiatan usaha
Industri sesuai dengan Perizinan Berusaha yang dimiliki dan
wajib berlokasi di Kawasan Industri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang (Pasal 143 PP No 28 Tahun 2021).
3. Perusahaan Industri yang lokasi Industrinya berada dalam
kawasan ekonomi khusus, Kawasan Industri, atau kawasan
perdagangan bebas dan Pelabuhan bebas wajib menyusun
RKL-RPL rinci berdasarkan RKL-RPL Kawasan. (Pasal 18 ayat
(4) Permenperin No 15 Tahun 2019 jo Permenperin No 30
Tahun 2019.

Pasal 14 Permenperin No 30 Tahun 2019 j.o Permenperin No 15 Tahun 2019


Pelaku Usaha yang telah memiliki lUI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) wajib
memenuhi Komitmen sebagai berikut:
a. memiliki Akun SIlNas;
b. bagi Perusahaan Industri yang dikecualikan dari kewajiban berlokasi di Kawasan Industri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), memiliki Surat
Keterangan;
c. menyampaikan Data Industri;
d. dihapus;
e. Dihapus;
f. telah dilakukan verifikasi teknis;
g. Dihapus.
Pasal 23 Permenperin No 30 Tahun 2019 j.o Permenperin No 15 Tahun 2019
(1) UI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) dinyatakan batal apabila Perusahaan Industri
tidak dapat memenuhi seluruh Komitmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 18, dan Pasal 20.
(2) Perusahaan Industri yang tidak dapat memenuhi seluruh Komitmen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilarang melakukan kegiatan usaha Industri.

3. Ketentuan Ekspor dan Impor

Eksportir dalam kegiatan Ekspor wajib memiliki NIB. Dalam hal Ekspor tidak dilakukan untuk
kegiatan usaha, Eksportir tidak memerlukan NIB dan/atau Perizinan Berusaha. Terhadap kegiatan
Ekspor tertentu, Eksportir wajib memiliki Perizinan Berusaha dari Menteri yang terdiri dari Eksportir
Terdaftar dan/atau Persetujuan Ekspor (Pasal 5 PP Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perdagangan “PP No 29 Tahun 2021”)

Importir dalam kegiatan Impor wajib memiliki NIB yang berlaku sebagai Angka Pengenal Importir
(API). NIB yang berlaku sebagai Angka Pengenal Importir (API) yang terdiri dari Angka Pengenal
Importir Umum (API-U) dan Angka Pengenal Importir Produsen (API-P). Dalam hal Impor tidak
dilakukan untuk kegiatan usaha, Importir tidak memerlukan NIB dan/atau Perizinan Berusaha.
Perzinan Berusaha di bidang Impor terdiri dari Importir terdaftar, Importir Produsen dan/atau
persetujuan Impor. (Pasal 6 PP No 29 Tahun 2021)

NIB yang berlaku sebagai API-P hanya diberikan kepada Importir yang melakukan Impor Barang
tertentu untuk dipergunakan sendiri sebagai barang modal, Bahan Baku, Bahan Penolong, dan/atau
bahan untuk mendukung proses produksi (Pasal 3 ayat (5) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
20 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor).

4. Ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Produk Dalam Negeri ditentukan berdasarkan besaran komponen dalam negeri pada setiap
Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai TKDN (Pasal 67 PP Nomor 29 Tahun 2018 tentang
Pemberdayaan Industri “PP No 29 Tahun 2018”). Penghitungan dan verifikasi besaran nilai TKDN dan
nilai Bobot Manfaat Perusahaan dilakukan melalui sertifikasi TKDN oleh Menteri (Pasal 70 PP No 29
Tahun 2018). Perusahaan Industri selaku produsen Barang mencantumkan besaran nilai TKDN
Barang yang sudah ditandasahkan pada label produk (Pasal 71 PP No 29 Tahun 2018).

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/m-ind/per/2/2011). TKDN barang


dihitung berdasarkan perbandingan harga barang jadi dikurangi harga komponen luar negeri
terhadap harga barang jadi. Harga barang jadi merupakan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang. Penentuan komponen dalam negeri barang berdasarkan kriteria:
a. Untuk bahan (material) langsung berdasarkan negara asal barang (country of origin);
b. Untuk alat kerja/fasilitas kerja berdasarkan kepemiikan dan negara asal;
c. Untuk tenaga kerja berdasarkan kewarganegaraan.
5. Kewajiban Berlokasi di Kawasan Industri / Surat Keterangan Pengecualian Berlokasi di Kawasan
Industri
Pasal 106 UU Perindustrian j.o Pasal 44 angka 13 UU Cipta Kerja
1) Perusahaan Industri yang akan menjalankan Industri wajib berlokasi di Kawasan Industri.
2) Kewajiban berlokasi di Kawasan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi
Perusahaan Industri yang akan menjalankan Industri dan berlokasi di daerah kabupaten/kota
yang:
a. belum memiliki Kawasan Industri;
b. telah memiliki Kawasan Industri tetapi seluruh kaveling Industri dalam Kawasan Industrinya
telah habis; atau
c. terdapat Kawasan Ekonomi Khusus yang memiliki zona industri.
3) Pengecualian terhadap kewajiban berlokasi di Kawasan Industri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) juga berlaku bagi:
a. Industri kecil dan Industri menengah yang tidak berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan hidup yang berdampak luas; atau
b. Industri yang menggunakan Bahan Baku khusus dan/atau proses produksinya memerlukan
lokasi khusus.
4) Perusahaan Industri yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan Perusahaan
Industri menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a wajib berlokasi di kawasan
peruntukan Industri.
5) Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Pasal 65 PP 5/2021:
1) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat
(1) huruf a diperuntukan untuk kegiatan usaha industri yang wajib dilakukan di lokasi kawasan
industri.
2) Kegiatan usaha industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berlokasi di luar kawasan
industri apabila:
a. berlokasi di daerah kabupaten/kota yang belum memiliki kawasan industri atau telah
memiliki kawasan industri tetapi seluruh kaveling industri dalam kawasan industrinya telah
habis;
b. berlokasi di zona industri dalam KEK;
c. termasuk klasifikasi industri kecil dan industri menengah yang tidak berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan hidup yang berdampak luas; atau
d. industri yang menggunakan bahan baku khusus dan/atau proses produksinya memerlukan
lokasi khusus.
3) Kegiatan usaha industri yang berlokasi di luar kawasan industri sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dengan ketentuan:
a. berlokasi di daerah kabupatenlkota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a; dan/atau
b. termasuk klasifikasi industri menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (21huruf c, wajib
berlokasi di kawasan peruntukan industri sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, atau rencana tata n-lang wilayah kabupaten I
kota
Pasal 13 huruf b Permenperin No 15 Tahun 2019 jo Permenperin No 30 Tahun 2019
Pelaku Usaha yang telah memiliki lUI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) wajib
memenuhi Komitmen sebagai berikut:
b. bagi Perusahaan Industri yang dikecualikan dari kewajiban berlokasi di Kawasan Industri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), telah memiliki Surat
Keterangan;

Anda mungkin juga menyukai