Eksportir dalam kegiatan Ekspor wajib memiliki NIB. Dalam hal Ekspor tidak dilakukan untuk
kegiatan usaha, Eksportir tidak memerlukan NIB dan/atau Perizinan Berusaha. Terhadap kegiatan
Ekspor tertentu, Eksportir wajib memiliki Perizinan Berusaha dari Menteri yang terdiri dari Eksportir
Terdaftar dan/atau Persetujuan Ekspor (Pasal 5 PP Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perdagangan “PP No 29 Tahun 2021”)
Importir dalam kegiatan Impor wajib memiliki NIB yang berlaku sebagai Angka Pengenal Importir
(API). NIB yang berlaku sebagai Angka Pengenal Importir (API) yang terdiri dari Angka Pengenal
Importir Umum (API-U) dan Angka Pengenal Importir Produsen (API-P). Dalam hal Impor tidak
dilakukan untuk kegiatan usaha, Importir tidak memerlukan NIB dan/atau Perizinan Berusaha.
Perzinan Berusaha di bidang Impor terdiri dari Importir terdaftar, Importir Produsen dan/atau
persetujuan Impor. (Pasal 6 PP No 29 Tahun 2021)
NIB yang berlaku sebagai API-P hanya diberikan kepada Importir yang melakukan Impor Barang
tertentu untuk dipergunakan sendiri sebagai barang modal, Bahan Baku, Bahan Penolong, dan/atau
bahan untuk mendukung proses produksi (Pasal 3 ayat (5) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
20 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor).
Produk Dalam Negeri ditentukan berdasarkan besaran komponen dalam negeri pada setiap
Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai TKDN (Pasal 67 PP Nomor 29 Tahun 2018 tentang
Pemberdayaan Industri “PP No 29 Tahun 2018”). Penghitungan dan verifikasi besaran nilai TKDN dan
nilai Bobot Manfaat Perusahaan dilakukan melalui sertifikasi TKDN oleh Menteri (Pasal 70 PP No 29
Tahun 2018). Perusahaan Industri selaku produsen Barang mencantumkan besaran nilai TKDN
Barang yang sudah ditandasahkan pada label produk (Pasal 71 PP No 29 Tahun 2018).
Pasal 65 PP 5/2021:
1) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat
(1) huruf a diperuntukan untuk kegiatan usaha industri yang wajib dilakukan di lokasi kawasan
industri.
2) Kegiatan usaha industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berlokasi di luar kawasan
industri apabila:
a. berlokasi di daerah kabupaten/kota yang belum memiliki kawasan industri atau telah
memiliki kawasan industri tetapi seluruh kaveling industri dalam kawasan industrinya telah
habis;
b. berlokasi di zona industri dalam KEK;
c. termasuk klasifikasi industri kecil dan industri menengah yang tidak berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan hidup yang berdampak luas; atau
d. industri yang menggunakan bahan baku khusus dan/atau proses produksinya memerlukan
lokasi khusus.
3) Kegiatan usaha industri yang berlokasi di luar kawasan industri sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dengan ketentuan:
a. berlokasi di daerah kabupatenlkota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a; dan/atau
b. termasuk klasifikasi industri menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (21huruf c, wajib
berlokasi di kawasan peruntukan industri sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, atau rencana tata n-lang wilayah kabupaten I
kota
Pasal 13 huruf b Permenperin No 15 Tahun 2019 jo Permenperin No 30 Tahun 2019
Pelaku Usaha yang telah memiliki lUI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) wajib
memenuhi Komitmen sebagai berikut:
b. bagi Perusahaan Industri yang dikecualikan dari kewajiban berlokasi di Kawasan Industri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), telah memiliki Surat
Keterangan;