Anda di halaman 1dari 10

No. Dokumen : CC.PRO.

07
BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Edisi :1
INDUSTRI PADANG
Revisi :1
Efektif : 23-Mei-2018

SKEMA SERTIFIKASI Halaman : 1 dari 10

Subjek : Kelompok Semen

UNIT KERJA : BARISTAND INDUSTRI PADANG

NOMOR DOKUMEN : CC.PRO.07

JUDUL DOKUMEN : SKEMA SERTIFIKASI KELOMPOK


SEMEN

EDISI : 1

REVISI : 1

BERLAKU EFEKTIF : 23 MEI 2018

DIBUAT OLEH : TIM PENYUSUN SKEMA SERTIFIKASI

DISETUJUI OLEH :

PRIMA YUDHA HAYATI


KEPALA

" Hak Cipta Baristand Industri Padang, Tidak Untuk Dikomersialkan


Dokumen ini Sah dan Terkendali Jika Diakses Melalui Aplikasi e-IMS
Bila Diunduh dan Dicetak Oleh Pengguna Menjadi Dokumen Tidak Terkendali"
No. Dokumen : CC.PRO.07
BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Edisi :1
INDUSTRI PADANG
Revisi :1
Efektif : 23-Mei-2018

SKEMA SERTIFIKASI Halaman : 2 dari 10

Subjek : Kelompok Semen

STATUS REVISI

Rev. Lembar Perubahan


Tanggal Revisi Uraian Revisi
No No.
01 23 Mei 2018 Pada tahap determinasi butir cara 33
pengujian, dilakukan penambahan
parameter uji kimia dan fisika tambahan
(apabila diminta secara khusus oleh klien)

" Hak Cipta Baristand Industri Padang, Tidak Untuk Dikomersialkan


Dokumen ini Sah dan Terkendali Jika Diakses Melalui Aplikasi e-IMS
Bila Diunduh dan Dicetak Oleh Pengguna Menjadi Dokumen Tidak Terkendali"
No. Dokumen : CC.PRO.07
BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Edisi :1
INDUSTRI PADANG
Revisi :1
Efektif : 23-Mei-2018

SKEMA SERTIFIKASI Halaman : 3 dari 10

Subjek : Kelompok Semen

1. Ruang Lingkup
1.1. Semen Portland (SNI 2049:2015)
1.2. Semen Portland Pozzolan (SNI 0302:2014)
1.3. Semen Portland Komposit (SNI 7064:2014)

2. Regulasi Teknis
2.1. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang
Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
2.2. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 82/M-IND/PER/9/2015 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Semen Secara Wajib
2.3. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 21/M-IND/PER/5/2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 05/M-IND/PER/1/2016 tentang Lembaga
Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia
Semen Secara Wajib
2.4. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Nomor 01/IKTA/PER/1/2016
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan Standar
Nasional Indonesia Semen Secara Wajib

3. Tata Cara Sertifikasi Produk


3.1. Tata cara sertifikasi dilakukan berdasarkan Tipe 5
3.2. Tata cara penilaian:

No. KETENTUAN URAIAN


TAHAP I: SELEKSI
1. Permohonan 1) Surat aplikasi permohonan sesuai prosedur LSPro PS.SS-
PRO.10/Penanganan Permohonan Sertifikasi.
2) Dokumen permohonan SPPT SNI disertai degan
melampirkan dokumen legal perusahaan, pedoman mutu dan
daftar informasi terdokumentasi, diagram alir proses
produksi dalam Bahasa Indonesia, serta jenis dan/atau tipe
serta merek yang diajukan.
3) Dokumen legal perusahaan antara lain:
a. Akta pendirian perusahaan bagi produsen dalam negeri
atau akta sejenis bagi produsen luar negeri yang sudah
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah.
b. Izin Usaha Industri (IUI) atau sejenis bagi produsen
dalam negeri atau produsen luar negeri yang sudah
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah.
c. Penggunaan merek:
1) Fotokopi Sertifikat Merk produsen atau Tanda Daftar
Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
2) Fotokopi perjanjian lisensi dari pemilik merek, yang
telah didaftarkan pada Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
" Hak Cipta Baristand Industri Padang, Tidak Untuk
Manusia, Dikomersialkan
sesuai ketentuan Pasal 43 Undang-Undang
Dokumen ini Sah dan Terkendali Jika Diakses Melalui Aplikasi e-IMS
Bila Diunduh dan Dicetak Oleh Pengguna Menjadi Dokumen Tidak Terkendali"
No. Dokumen : CC.PRO.07
BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Edisi :1
INDUSTRI PADANG
Revisi :1
Efektif : 23-Mei-2018

SKEMA SERTIFIKASI Halaman : 4 dari 10

Subjek : Kelompok Semen

Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.


3) Fotokopi surat perjanjian pemesanan pembuatan
semen dari perusahaan lain (makloon).
4) Fotokopi surat perjanjian makloon dari pemberi
makloon untuk produk yang menggunakan merek dari
pemberi makloon.
d. Fotokopi NPWP
e. Struktur organisasi
f. Angka Pengenal Importir (API-U/API-P) dan Nomor
Induk Kepabeanan (NIK), bagi produk impor.
g. Contract Agreement Manufacturer and Importer.
h. Daftar Induk Dokumen/Daftar Informasi Terdokumentasi.
i. Ilustrasi Pembubuhan Tanda SNI
j. Fotokopi sertifikat SNI ISO 9001:2008 atau revisinya
k. Kelengkapan dokumen lainnya, seperti:
1. Daftar peralatan utama produksi.
2. Daftar peralatan laboratorium mutu produk sampai
produk akhir.
3. Daftar pengendalian mutu produk dari mulai bahan
baku sampai produk akhir
4. Gambar atau desain dan foto kemasan produk.
Keterangan:
LSPro harus menjelaskan dan memastikan ketentuan
penandaan SNI pada kemasan dan persyaratan lainnya yang
terkait.

2. Sistem Manajemen Mutu yang Menerapkan SNI ISO 9001:2008 atau revisinya;
diterapkan

3. Durasi Audit Tahap 2 1) Penentuan waktu audit tercantum dalam Prosedur PS.SS-
PRO.11/Tinjauan Permohonan, Evaluasi, dan Tinjauan
Audit
2) Minimal 6 man/days dengan mempertimbangkan
kompleksitas proses produksi dan lokasi.

4. Petugas Pengambil Contoh Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang terdaftar di LSPro dan
ditugaskan oleh LSPro.

5. Laboratorium Penguji yang Laboratorium independen subkontrak: terakreditasi KAN dan


Digunakan ditunjuk sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian yang
berlaku dengan ruang lingkup mencakup semua parameter yang
tercantum dalam SNI

TAHAP II: DETERMINASI


1. Audit Tahap 1 (Audit 1) Daftar informasi Terdokumentasi (untuk pemohon
Kecukupan) dari luar negeri diterjemahkan dalam bahasa
" Hak Cipta Baristand Industri Padang, Tidak Untuk Dikomersialkan
Dokumen ini Sah dan Terkendali Jika Diakses Melalui Aplikasi e-IMS
Bila Diunduh dan Dicetak Oleh Pengguna Menjadi Dokumen Tidak Terkendali"
No. Dokumen : CC.PRO.07
BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Edisi :1
INDUSTRI PADANG
Revisi :1
Efektif : 23-Mei-2018

SKEMA SERTIFIKASI Halaman : 5 dari 10

Subjek : Kelompok Semen

TAHAP II: DETERMINASI


Indonesia)
2) Peralatan produksi
Produsen paling sedikit memiliki fasilitas produksi
berupa penggilingan semen dan pengantongan, serta
memiliki peralatan untuk pengendalian dan pengujian
mutu produk.
5) Peralatan inspeksi pengendalian mutu
Produsen paling sedikit memiliki alat uji kuat tekan
dan Vicat.

2. a. Audit Tahap 2 Tipe 5


(Audit kesesuaian oleh Tim 1) Ketua Tim Auditor harus menyiapkan rencana audit
Auditor) (audit plan)
2) PPC menyiapkan rencana pengambilan contoh
(sampling plan) sesuai dengan SNI yang diajukan dan
diketahui oleh Ketua Tim Auditor serta disetujui oleh
Pihak Perusahaan.
3) Minimal 1 orang dari tim auditor memilki kompetensi
proses produksi semen.

b. Lingkup yang diaudit Tipe 5


1) Jika perusahaan telah memiliki sertifikat SMM yang
terakreditasi KAN/PAC/IAF sesuai dengan ruang
lingkupnya, pada saat sertifikasi awal/resertifikasi,
audit dilakukan pada seluruh elemen kritis.
2) Elemen kritis yang perlu diperhatikan:
a. Pengendalian kualitas bahan baku (batu kapur,
pasir silika, pasir besi, tanah liat, gypsum,
batubara). Komposisi mixing, temperatur preheater,
dan kiln.
b. Pengendalian kualitas hasil pembakaran (sifat
kimia kritis: C3S, Silica Ratio, MgO, Free Lime,
Alkali Bebas, Loss Ignition, Insoluble Residue,
SO3):
1. Campuran awal pembakaran
2. Campuran pada saat proses pembakaran
3. Klinker
c. Spesifikasi kimia dan fisika blending cement
meliputi pengujian kualitas produk akhir
(konsistensi, kuat tekan).
d. Pengemasan:
Pengecekan toleransi berat dan kualitas
kemasan/kantong.
" Hak Cipta Baristand Industri Padang, Tidak Untuk Dikomersialkan
Dokumen ini Sah dan Terkendali Jika Diakses Melalui Aplikasi e-IMS
Bila Diunduh dan Dicetak Oleh Pengguna Menjadi Dokumen Tidak Terkendali"
No. Dokumen : CC.PRO.07
BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Edisi :1
INDUSTRI PADANG
Revisi :1
Efektif : 23-Mei-2018

SKEMA SERTIFIKASI Halaman : 6 dari 10

Subjek : Kelompok Semen

TAHAP II: DETERMINASI


3. Kategori ketidaksesuaian TIPE 5
1) Mayor, apabila berhubungan langsung dengan mutu
produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan
atau sistem manajemen mutu tidak berjalan, maka
tindakan koreksi diberi waktu maksimal 1 (satu) bulan
untuk melakukan tindakan perbaikan atau;
2) Minor, apabila terdapat inkosistensi dalam
menerapkan sistem manajemen mutu maka diberi
waktu 2 (dua) bulan untuk melakukan tindakan
perbaikan.

4. Jumlah contoh yang diambil Sesuai SNI 2049:2015 Butir 6.6


1) PPC membuat Rencana Pengambilan Contoh yang
disetujui oleh Ketua Tim Auditor.
2) Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara
Pengambilan Contoh dan Label Contoh. Contoh yang
diambil pada jalur produksi atau gudang pabrik.
3) Pengambilan Contoh diambil secara acak.
4) Contoh diambil sebanyak 2 paket (masing-masing
paket minimal 10 kg) dan dikemas tersendiri dalam
kantong/wadah kedap udara.
5) Contoh yang diambil 2 paket (dimeas, diberi label
contoh uji), 1 (satu) paket dikirim ke laboratorium dan
1 (satu) sebagai paket arsip disimpan diperusahaan.
6) Contoh yang diambil mewakili setiap merek dan
tipe/jenis.

5. Cara Pengujian Pengujian dilakukan menurut SNI masing-masing produk


yang diacu.
1) Semen Portland (SNI 2049:2015)
2) Semen Portland Pozzolan (SNI 0302:2014)
3) Semen Portland Komposit (SNI 7064:2014)

Untuk pengujian syarat fisika dan kimia tambahan,


dilakukan pengujian apabila diminta secara khusus oleh
klien.
Syarat Fisika Tambahan:
1) Kalor (panas) Hidrasi: Umur 7 hari dan 28 hari
2) Pemuaian Karena Sulfat 14 hari
3) Kandungan Udara Mortar
4) Kuat Tekan: Umur 28 hari

Syarat Kimia Tambahan:


" Hak Cipta Baristand Industri Padang,
1) C3ATidak Untuk Dikomersialkan
Dokumen ini Sah dan Terkendali Jika Diakses Melalui Aplikasi e-IMS
Bila Diunduh dan Dicetak Oleh Pengguna Menjadi Dokumen Tidak Terkendali"
No. Dokumen : CC.PRO.07
BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Edisi :1
INDUSTRI PADANG
Revisi :1
Efektif : 23-Mei-2018

SKEMA SERTIFIKASI Halaman : 7 dari 10

Subjek : Kelompok Semen

TAHAP II: DETERMINASI


2) C3S + 2 C3A
3) Alkali sebagai Na2O + 0.658 K2O

6. Laporan Hasil Uji Mencantumkan kesesuaian atau ketidaksesuaian dalam


pemenuhan persyaratan SNI

TAHAP III: TINJAUAN DAN KEPUTUSAN


1. Tinjauan terdapat Laporan 1) Paling sedikit 1 (satu) orang dari tim Teknis/ Pengkaji
Audit dan Laporan Hasil Uji (Reviewer) memiliki kompetensi Proses Produksi
Semen.
2) Panitia Teknis/Pengkaji (Reviewer) melakukan
Tinjauan Laporan Audit.
3) Panitia Teknis/Pengkaji (Reviewer) melakukan
Tinjauan Laporan Hasil Uji.
4) Tinjauan yang dihasilkan meruapakan bahan rapat
Panel/Komite Tinjau Teknis SPPT SNI.
5) Jika ada satu atau lebih parameter yang tidak
memenuhi persyaratan SNI, maka berdasarkan hasil
evaluasi perusahaan dapat dilakukan uji ulang dengan
ketentuan sebagai berikut.
a. Dilakukan pengujian ulang untuk parameter uji
tersebut terhadap contoh uji yang tersedia (arsip
pabrik), atau
b. Dilakukan pengambilan contoh ulang untuk semua
parameter uji setelah perusahaan melakukan
tindakan perbaikan
6) Jika hasil uji ulang tidak memenuhi, maka proses
sertifikasi dinyatakan gagal dan perusahaan harus
melakukan permohonan baru.

2. Keputusan Sertifikasi melalui Sesuai Prosedur LSPro PS.SS-PRO.12 (Keputusan


rapat Panel Tinjauan SPPT Sertifikasi).
SNI

TAHAP IV: LISENSI


1. Penerbitan SPPT SNI 1) Sebelum dilakukan penerbitan SPPT SNI, LSPro
melakukan registrasi secara online ke Pusat
Standardisasi Industri, BPPI, Kementerian
Perindustrian.
" Hak Cipta Baristand Industri Padang, Tidak Untuk Dikomersialkan
Dokumen ini Sah dan Terkendali Jika Diakses Melalui Aplikasi e-IMS
Bila Diunduh dan Dicetak Oleh Pengguna Menjadi Dokumen Tidak Terkendali"
No. Dokumen : CC.PRO.07
BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Edisi :1
INDUSTRI PADANG
Revisi :1
Efektif : 23-Mei-2018

SKEMA SERTIFIKASI Halaman : 8 dari 10

Subjek : Kelompok Semen

TAHAP IV: LISENSI


2) Masa berlaku SPPT SNI untuk tipe 5 adalah 4 (empat)
tahun.
3) SPPT SNI Semen mencantumkan informasi paling
sedikit:
a. Nama dan alamat perusahaan;
b. Nama dan alamat perusahaan Perwakilan/importir
(bagi Produsen Luar Negeri);
c. Alamat pabrik;
d. Nama penanggung jawab;
e. Nomor dan judul SNI;
f. Merek;
g. Jenis produk.
4) Dalam 1 (satu) SPPT-SNI hanya dicantumkan 1 (satu)
nama dan alamat produsen dalam negeri/importir. Jika
dari produsen dan merek yang sama terdapat
penambahan importir, akan diterbitkan SPPT SNI baru
dengan mengacu pada proses sertifikasi yang telah
dilakukan sebelumnya.
5) Surat Perjanjian Tanggung Jawab Lisensi Pengguna
tanda SNI antara LSPro dengan perusahaan atau
perwakilan di indonesia (jika produk berasal dari
impor).

TAHAP V: SURVEILEN
1. Lingkup Yang Diaudit Tipe 5
1) Jika perusahaan telah memiliki sertifikat SMM yang
terakreditasi KAN/PAC/IAF sesuai dengan ruang
lingkupnya, pada saat sertifikasi awal/resertifikasi,
audit dilakukan pada seluruh elemen kritis.
2) Elemen Pengendalian Pross yang perlu diperhatikan
jika sesuai, antara lain (untuk integrated plant):
a. Pengendalian kualitas bahan baku (batu kapur,
pasir silika, pasir besi, tanah liat, gypsum,
batubara). Komposisi mixing, temperatur preheater,
dan kiln.
b. Pengendalian kualitas hasil pembakaran (sifat
kimia kritis: C3S, Silica Ratio, MgO, Free Lime,
Alkali Bebas, Loss Ignition, Insoluble Residue,
SO3):
1. Campuran awal pembakaran
2. Campuran pada saat proses pembakaran
3. Klinker
" Hak Cipta Baristand Industri Padang, Tidak Untuk Dikomersialkan
Dokumen ini Sah dan Terkendali Jika Diakses Melalui Aplikasi e-IMS
Bila Diunduh dan Dicetak Oleh Pengguna Menjadi Dokumen Tidak Terkendali"
No. Dokumen : CC.PRO.07
BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Edisi :1
INDUSTRI PADANG
Revisi :1
Efektif : 23-Mei-2018

SKEMA SERTIFIKASI Halaman : 9 dari 10

Subjek : Kelompok Semen

TAHAP V: SURVEILEN
c. Spesifikasi kimia dan fisika blending cement
meliputi pengujian kualitas produk akhir
(konsistensi, kuat tekan, sulfat expansion).
d. Pengemasan:
Pengecekan toleransi berat dan kondisi
penyimpanan.

2. Durasi Audit 1) Penentuan waktu audit tercantum dalam Prosedur


PS.SS-PRO.11/Tinjauan Permohonan, Evaluasi, dan
Tinjauan Audit
2) Prosedur surveilen sesuai dengan PS.SS-
PRO.13/Surveilen

3. Kategori ketidaksesuaian 1) Mayor, apabila berhubungan langsung dengan mutu


produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan
atau sitem manajemen mutu tidak berjalan maka
tindakan koreksi diberi waktu maksimal 1 (satu) bulan
untuk melakukan tindakan perbaikan;
2) Minor, apabila terdapat inkonsistensi dalam
menerapkan sistem manajemen mutu maka diberi
waktu 2 (dua) bulan untuk melakukan perbaikan.

4. Jumlah Contoh yang Diambil Sesuai SNI 2049:2015 Butir 6.6


1) PPC membuat Rencana Pengambilan Contoh yang
disetujui oleh Ketua Tim Auditor.
2) Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara
Pengambilan Contoh dan Label Contoh. Contoh yang
diambil pada jalur produksi atau gudang pabrik.
3) Pengambilan Contoh diambil secara acak.
4) Contoh diambil sebanyak 2 paket (masing-masing
paket minimal 10 kg) dan dikemas tersendiri dalam
kantong/wadah kedap udara.
5) Contoh yang diambil 2 paket (dimeas, diberi label
contoh uji), 1 (satu) paket dikirim ke laboratorium dan
1 (satu) sebagai paket arsip disimpan diperusahaan.
6) Contoh yang diambil mewakili setiap merek dan
tipe/jenis.

5. Evaluasi terhadap Laporan 1) Paling sedikit 1 (satu) orang dari tim Teknis/ Pengkaji
Audit dan Laporan Hasil Uji (Reviewer) memiliki kompetensi Proses Produksi
dilakukan oleh Panitia Teknis/ Semen.
Evaluator 2) Panitia Teknis/Pengkaji (Reviewer) melakukan
Tinjauan Laporan Audit.
3)
" Hak Cipta Baristand Industri Padang, Panitia Teknis/Pengkaji
Tidak Untuk (Reviewer) melakukan
Dikomersialkan
Dokumen ini Sah dan Terkendali Jika Diakses Melalui Aplikasi e-IMS
Bila Diunduh dan Dicetak Oleh Pengguna Menjadi Dokumen Tidak Terkendali"
No. Dokumen : CC.PRO.07
BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Edisi :1
INDUSTRI PADANG
Revisi :1
Efektif : 23-Mei-2018

SKEMA SERTIFIKASI Halaman : 10 dari 10

Subjek : Kelompok Semen

TAHAP V: SURVEILEN
Tinjauan Laporan Hasil Uji.
4) Tinjauan yang dihasilkan meruapakan bahan rapat
Panel/Komite Tinjau Teknis SPPT SNI.
5) Jika ada satu atau lebih parameter yang tidak
memenuhi persyaratan SNI, maka berdasarkan hasil
evaluasi perusahaan dapat dilakukan uji ulang dengan
ketentuan sebagai berikut.
a. Dilakukan pengujian ulang untuk parameter uji
tersebut terhadap contoh uji yang tersedia (arsip
pabrik), atau
b. Dilakukan pengambilan contoh ulang untuk semua
parameter uji setelah perusahaan melakukan
tindakan perbaikan
6) Jika hasil uji ulang tidak memenuhi, maka proses
sertifikasi dinyatakan gagal dan perusahaan harus
melakukan permohonan baru.

6. Keputusan Surveilan melalui Sesuai Prosedur LSPro PS.SS-PRO.12 (Keputusan


rapat Panel Tinjauan SPPT Sertifikasi).
SNI

" Hak Cipta Baristand Industri Padang, Tidak Untuk Dikomersialkan


Dokumen ini Sah dan Terkendali Jika Diakses Melalui Aplikasi e-IMS
Bila Diunduh dan Dicetak Oleh Pengguna Menjadi Dokumen Tidak Terkendali"

Anda mungkin juga menyukai