Anda di halaman 1dari 5

Resume Sertifikasi Hijau – Kementrian Perindustrian

Dasar Hukum :

1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian


https://peraturan.bpk.go.id/Details/38572/uu-no-3-tahun-2014
2. Peraturan Menteri Perindustrian No. 39 Tahun 2018 Republik Indonesia tentang Tata
Cara Sertifikasi Industri Hijau - http://bbkkp.kemenperin.go.id/storage/files/page/2018-Permenperin-
Nomor-39-Tahun-2018-Tata-Cara-Sertifikasi-IH.pdf

Definsi

 Industri Hijau = industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi
dan efektivitas pengguanaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu
menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
 Sertifikat Industri Hijau = pengakuan yang diberikan oleh lembaga sertifikasi industri
hijau untuk menyatakan bahwa perusahaan industri telah memenuhi Sertifikat Industri
Hijau.
 Lembaga Sertifikasi Hijau = lembaga yang berwenang dan bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan kegiatan sertifikasi lndustri Hijau (ditetapkan oleh Menteri)
 Surveilans = pengecekan secara berkala dan/atau secara khusus terhadap Perusahaan
Industri yang telah memperoleh Sertifikat lndustri Hijau atas konsistensi penerapan SIH.

Tata Cara Penerbitan Sertifikat Hijau

1) Penerbitan Sertifikat Industri Hijau dilakukan berdasarkan permohonan dari Perusahaan


Industri yang diajukan ke Lembaga Sertifikasi Industri Hijau (LSIH) dengan
menggunakan Formulir yang dilengkapi oleh dokumen-dokumen kelengkapan yang
antara lain :
a. salinan Izin Usaha lndustri atau Tanda Daftar Industri;
b. salinan Nomor Pokok Wajib Pajak Perusahaan;
c. salinan Izin Dokumen Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan;
d. daftar isian profil perusahaan – tercantum di Lampiran permenperin No 39/2018
Formulir II-B.
e. deskripsi dan diagram alir proses produksi = memuat diagram alir proses produksi
dan uraian pada tiap tahapan proses produksi sesuai dengan bidang usaha industri
yang tercantum dalam izin usaba yang dimilikinya.
f. neraca massa = memuat informasi sumber, jumlah, dan jenis bahan baku serta
baban penolong pada tiap tabapan proses produksi dalam jangka waktu 1 (satu)
tabun terakhir; dan jumlah, dan jenis produk serta basil samping atau limbah yang
dibasilkan dalam 1 (satu) tabun terakhir.
g. neraca energi = memuat informasi mengenai jumlah dan jenis pemakaian energi
pada tiap tahapan proses produksi dalam jangka waktu 1 (satu) tabun terakhir.
h. neraca air = memuat informasi mengenai jumlah dan jenis pemakaian air pada tiap
tahapan proses produksi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun terakhir.
i. dokumen sarana pengelolaan limbah dan hasil pengujiannya = memuat informasi
sarana pengelolaan dan basil pengujian limbah cair, emisi gas buang, dan udara
ambien untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terakhir dari laboratorium uji yang
terakreditasi Komite Akreditasi Nasional; dan sarana pengelolaan limbah B3 serta
izinnya dan limbah padat untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terakhir.
j. salinan dokumen standar operasional prosedur memuat informasi mengenai
standar operasional prosedur penanganan bahan baku; bahan penolong; dan
tahapan pada proses produksi.
k. salinan kebijakan dan struktur organisasi Industri Hijau;
l. salinan perencanaan strategis, pelaksanaan, pemantauan penerapan industri hijau;
m. salinan laporan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.
2) Terhadap Permohonan tersebut LSIH akan melakukan audit kecukupan dokumen
terhadap pemenuhan SIH sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Apabila permohonan dengan audit sudah lengkap dan sesuai maka LSIH melakukan audit
kesesuaian untuk memverifikasi kesesuaian dokumen permohonan dengan kondisi di
lapangan terhadap pemenuhan SIH.
4) Berdasarkan hasil evaluasi, LSIH dapat : Menerbitkan Sertifikat Industri Hijau kepada
perusahaan industri yang memenuhi SIH atau menolak permohonan penerbitan Sertifikat
lndustri Hijau kepada perusahaan industri yang tidak memenuhi SIH
5) Terhadap Perusahaan Industri yang telah memperoleh Sertifikat lndustri Hijau dilakukan
audit Surveilans paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.
6) Audit Surveilans dilakukan oleh LSIH yang menerbitkan Sertifikat Industri Hijau yang
bersangkutan.

Biaya

 Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Menteri Perindustrian No. 39 Tahun 2018, seluruh biaya
yang berkaitan dengan penerbitan Sertifikat Industri Hijau dibebankan pada Perusahaan
Industri.

Sumber : http://bbkk.kemenperin.go.id/page/sertifikasi_hijau.php
Sumber : https://bbia.go.id/layanan-jasa/sertifikasi/sertifikasi-industri-hijau/

Sertifikat Industri Hijau

Sertifikat lndustri Hijau yang ditandatangani oleh Ketua LSIH akan memuat:

a. nama LSIH;
b. nomor sertifikat;
c. tanggal, bulan dan tahun diterbitkan;
d. nama dan alamat perusahaan industri;
e. nomor SIH dan komoditi industri yang tersertifikasi;
f. masa berlaku Sertifikat Industri Hijau;
g. logo Kementerian Perindustrian; dan
h. logo Industri Hijau.

Jangka Waktu Sertifikat Industri Hijau

Sertifikat Industri Hijau berlaku untuk jangka waktu 4 (empat) tahun sejak tanggal diterbitkan.
Logo Industri Hijau

Perusahaan Industri yang telah memiliki Sertifikat Industri Hijau dapat mencantumkan Logo
Industri Hijau.

Logo Industri Hijau dapat dicantumkan pada:

a. kemasan produk;
b. label produk;
c. kop surat perusahaan;
d. kartu nama perusahaan; dan/atau
e. media promosi perusahaan.
Pencantuman Logo Industri Hijau dapat digunakan selama Sertifikat Industri Hijau yang dimiliki
Perusahaan Industri yang bersangkutan masih berlaku.

Anda mungkin juga menyukai