Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN

PENDAFTARAN DAN SERTIFIKASI KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL


TUMBUHAN
UNTUK SUPPLIER PANGAN SEGAR BERUPA SAYUR DAN BUAH

DEPARTEMEN PRODUCT SAFETY


PT LION SUPER INDO
2021
KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN

PENDAHULUAN
Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) adalah pangan asal tumbuhan yang dapat
dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pangan olahan yang
mengalami pengolahan minimal meliputi pencucian, pengupasan, pendinginan,
pembekuan, pemotongan, pengeringan, penggaraman, pencampuran, penggilingan,
pencelupan (blanching), dan/atau proses lain tanpa penambahan bahan tambahan
pangan kecuali pelapisan dengan bahan penolong lain yang diijinkan untuk
memperpanjang masa simpan.
Keamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan,
Pemerintah berkewajiban menjamin penyelenggaraan keamanan pangan di setiap
rantai pangan secara terpadu. Penyelengaraan ini dapat diwujudkan dengan berbagai
cara, salah satunya adalah dengan pemberian jaminan keamanan dan mutu pangan.
Dalam pengaturan wewenang antar instansi pengawas keamanan pangan di
Indonesia, Kementerian Pertanian wewenang melakukan pengawasan keamanan
pangan segar hasil pertanian sedangkan pangan olahan menjadi ranah pengawasan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Mengingat hal tersebut, maka dirasa perlu untuk dibuat suatu pedoman tertulis yang
mudah untuk dipahami dan diaplikasikan terkait dengan pendaftaran pangan segar
asal tumbuhan dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 53
Tahun 2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan.

TUJUAN
Pedoman ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada supplier pangan segar
asal tumbuhan mengenati pendaftaran dan sertifikasi pangan segar asal tumbuhan,
sehingga dapat memberikan jaminan dan perlindungan bagi masyarakat dari
peredaran pangan segar yang tidak memenuhi persyaratan keamanan dan mutunya
dan sekaligus kepastian hukum bagi produsen.
1. REGISTRASI LAHAN/KEBUN (GAP)
Proses penomoran atau pengkodean kebun/lahan usaha yang telah memenuhi
persyaratan / kriteria penerapan GAP
Tujuan Registrasi Kebun dan Lahan Usaha
- Menyiapkan sistem jaminan mutu produk
- Mempermudah proses telusur balik (traceablity)
- Mendorong percepatan akses pasar
- Meningkatkan mutu dan keamanan pangan sehingga memiliki daya saing
Sasaran

- Terbangunnya sistem jaminan mutu bagi pelaku usaha yang telah menerapkan
GAP
- Terbentuknya proses telusur balik yang lebih mudah
- Terciptanya percepatan akses pasar yang mempersyaratkan jaminan mutu
- Tercapainya mutu dan keamanan pangan serta berdaya saing

Masa berlaku Nomor Registrasi :


- Berlaku pada tahun yang ditunjuk untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
- Dapat diperpanjang untuk 2 (dua) tahun berikutnya setelah melalui proses
surveilan
Prosedur Registrasi Kebun/Lahan Usaha

Persyaratan Utama
- Telah memahami dan menerapkan GAP.
- Telah memahami dan menerapkan prinsip - prinsip PHT.
- Telah memahami dan menerapkan SOP
- Telah melakukan pencatatan/pembukuan
Persyaratan tambahan dokumen à untuk kelompok tani/gapoktan :
1. Pernyataan kesanggupan anggota untuk melaksanakan kesepakatan pelaksanaan
GAP sesuai keputusan kelompok.
2. Struktur organisasi yang menerapkan GAP

Proses dan Syarat Permohonan


a. Proses permohonan sampai dengan penerbitan nomor registrasi paling lama 6
bulan atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dilapang.
b. Permohonan registrasi kebun/lahan usaha diawali dengan pengajuan formulir
permohonan
c. Formulir permohonan registrasi meliputi permohonan untuk registrasi baru dan
registrasi perpanjangan.
d. Pemohon registrasi baru mengajukan permohonan kepada dinas pertanian
provinsi melalui dinas pertanian di Kabupaten/Kota dengan mengisi formular
e. Adapun proses dan syarat perpanjangan bagi permohonan perpanjangan adalah
sebagai berikut :
1. Pemohon mengajukan permohonan perpanjang registrasi kepada dinas
pertanian provinsi melalui dinas pertanian di Kabupaten/Kota
2. Prosedur perpanjangan nomor registrasi dilaksanakan sama dengan proses
registrasi awal, dengan mengajukan permohonan paling lambat 30 hari kerja
sebelum masa berlaku nomor registrasi berakhir.
3. Pemohon yang masa berlaku nomor registrasinya telah berakhir tetapi sudah
mengajukan permohonan perpanjangan tetap dapat melaksanakan
kegiatannya sampai terbit keputusan hasil penilaian yang tetap dan untuk
sementara waktu akan diterbitkan persetujuan oleh Kepala Dinas Provinsi.
4. Pemohon perlu mengajukan permohonan registrasi baru apabila terjadi
perubahan kepemilikan lahan, jenis komoditas yang diusahakan maupun lokasi
kebun/lahan usaha.
f. Pemohon registrasi harus memenuhi persyaratan :
1. Telah memahami dan menerapkan GAP
2. Telah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip PHT
3. Telah memahami dan menerapkan SOP
4. Telah melakukan pencatatan/pembukuan
g. Bagi pemohon kelompok tani/gabungan kelompok perlu menambahkan
persyaratan dokumen diantaranya:
1. Pernyataan kesanggupan anggota untuk melaksanakan kesepakatan
pelaksanaan GAP sesuai keputusan kelompok.
2. Struktur organisasi penerapan GAP.
SERTIFIKASI PRIMA
Pengertian Sertifikasi Prima
Sertifikasi Prima adalah pemberian sertifikat kepada pelaku usaha/petani/kelompok
tani sebagai bukti pengakuan bahwa pelaku usaha/petani /kelompok tani tersebut
telah memenuhi persyaratan dalam menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan
pangan secara konsisten yang dikeluarkan Kementerian Pertanian.
Pelaku usaha/petani/ Kelompok tani/ Gapoktan yang ingin mendapatkan sertifikasi,
dapat mengajukan permohonan sertifikasi kepada Otoritas Kompeten Keamanan
Pangan (OKKP-P) Pusat atau Daerah (OKKP-D). Pelaku usaha/ Petani/Kelompok
tani/Gapoktan yang akan disertifikasi terlebih dahulu, kebunnya telah mendapatkan
registrasi kebun/lahan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
setempat (telah melaksanakan GAP).

Jenis Sertifikasi Prima


 Sertifikasi Prima 1 (OKKP-P)
Acuan yang dipakai adalah Good Agriculture Practices (GAP) sayur/buah/kebun yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian RI. Peringkat penilaiannya : menghasilkan
produk yang aman di konsumsi, bermutu baik, serta cara produksinya ramah
lingkungan. Pelaku usaha yang telah di sertifikasi memperoleh hak untuk
mencantumkan logo Prima 1 pada produknya.

 Sertifikasi Prima 2
Acuan yang dipakai adalah Good Agriculture Practices (GAP) sayur/buah /kebun yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian RI. Peringkat penilaiannya menghasilkan
produk yang aman di konsumsi dan bermutu baik. Pelaku usaha yang telah di
sertifikasi memperoleh hak untuk mencantumkan logo Prima 2 pada produknya.
 Sertifikasi Prima 3
Acuan yang dipakai adalah Good Agriculture Practices (GAP) sayur / buah/kebun yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian RI. Peringkat penilaiannya : menghasilkan
produk yang : aman di konsumsi. Pelaku usaha yang telah di sertifikasi memperoleh
hak untuk mencantumkan logo prima 3 pada produknya.

Manfaat Sertifikasi Prima


1. Memberikan jaminan dan perlindungan bagi masyarakat dari peredaran produk
pangan segar yang tidak memenuhi persyaratan keamanan dan mutunya
(cemaran fisik, cemaran biologi serta cemaran bahan kimia yang melebih batas
minimum yang ditetapkan)
2. Mempermudah penelusuran kembali dari kemungkinan terjadinya penyimpangan
produk dan peredaran produk pangan segar
3. Meningkatkan daya saing dan nilai jual produk pangan segar sehingga dapat
memperluas akses pasar
4. Memberikan citra (image) produk pangan segar dengan adanya “label prima”

Persyaratan Pendaftaran Sertifikasi Prima


o Pre-Requisit :
1. Telah memiliki Registrasi Kebun/Lahan/GAP yang dikeluarkan oleh Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura,
2. dan telah melakukan satu siklus penuh proses produksi pangan hasil pertanian
sesuai persyaratan yang ditetapkan
3. Memiliki SOP dari produk yang yang akan disertifikasi.

o Persyaratan Administrasi :
1. Mengisi dan menandatangani form permohonan (nama perusahaan, alamat, nama
pemohon, ruang lingkup sertifikasi)
2. Melampirkan fotocopy identitas pemohon
3. Melampirkan peta lahan/lokasi
4. Memiliki sistem manajemen mutu untuk menjamin bahwa kegiatan sertifikasi yang
dilaksanakannya sesuai dengan persyaratan sistem jaminan mutu hasil pertanian
5. Bersedia memberikan informasi yang diperlukan untuk penilaian

o Persyaratan Teknis :
1. Fasilitas administrasi (Ruang kerja yang memadai, Sarana penyimpanan
dokumen, Sarana komunikasi seperti telepon, mesin fax, dll)
2. Memiliki kompetensi sebagai berikut:
a. Memenuhi persyaratan Sistem jaminan mutu Pangan Hasil Pertanian Prima 3
untuk pengajuan permohonan sertifikasi Prima 3
b. Memenuhi persyaratan Sistem jaminan mutu Pangan Hasil Pertanian Prima 2
dan memilki sertifikat Prima 3 untuk pengajuan permohonan sertifikasi Prima 2
c. Memenuhi persyaratan Sistem jaminan mutu Pangan Hasil Pertanian Prima 1
dan memiliki sertifikat Prima 2 untuk pengajuan permohonan sertifikasi Prima 1
3. Telah menjalankan satu siklus penuh proses produksi pangan hasil pertanian
sesuai persyaratan Sistem jaminan mutu Pangan Hasil Pertanian yang dibuktikan
dengan rekaman/catatan pelaksanaan kegiatan dan/ atau bukti lain sesuai
persyaratan yang ditetapkan.
4. Memiliki Penanggung Jawab Teknis : Memiliki kompetensi di bidang teknis
penanganan mutu pangan hasil pertanian, yang dibuktikan dengan pengalaman
atau sertifikat pelatihan yang diterbitkan oleh pihak/instansi/ lembaga yang
kompeten.
5. Memiliki Penanggung Jawab Sistem Mutu : Memiliki kompetensi di bidang sistem
manajemen mutu pangan hasil pertanian yang dibuktikan dengan sertifikat
pelatihan yang diterbitkan oleh pihak/ instansi/lembaga yang kompeten.
6. Hasil pengujian sesuai dengan lampiran Permentan 53/2018, dan minimal
dilakukan terhadap dua parameter yang dianggap paling berisiko sesuai hasil
analisa resiko yang dilakukan atau dapat berdasarkan bahan aktif yang digunakan
oleh pelaku usaha.
7. Biaya pengujian laboratorium dibebankan kepada pemohon sertifikasi Prima.
8. Masa berlaku Sertifikasi Prima selama 3 (tiga) tahun.
Alur Prosedur Sertifikasi Prima 3

Anda mungkin juga menyukai