PENDAHULUAN
Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) adalah pangan asal tumbuhan yang dapat
dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pangan olahan yang
mengalami pengolahan minimal meliputi pencucian, pengupasan, pendinginan,
pembekuan, pemotongan, pengeringan, penggaraman, pencampuran, penggilingan,
pencelupan (blanching), dan/atau proses lain tanpa penambahan bahan tambahan
pangan kecuali pelapisan dengan bahan penolong lain yang diijinkan untuk
memperpanjang masa simpan.
Keamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan,
Pemerintah berkewajiban menjamin penyelenggaraan keamanan pangan di setiap
rantai pangan secara terpadu. Penyelengaraan ini dapat diwujudkan dengan berbagai
cara, salah satunya adalah dengan pemberian jaminan keamanan dan mutu pangan.
Dalam pengaturan wewenang antar instansi pengawas keamanan pangan di
Indonesia, Kementerian Pertanian wewenang melakukan pengawasan keamanan
pangan segar hasil pertanian sedangkan pangan olahan menjadi ranah pengawasan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Mengingat hal tersebut, maka dirasa perlu untuk dibuat suatu pedoman tertulis yang
mudah untuk dipahami dan diaplikasikan terkait dengan pendaftaran pangan segar
asal tumbuhan dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 53
Tahun 2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan.
TUJUAN
Pedoman ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada supplier pangan segar
asal tumbuhan mengenati pendaftaran dan sertifikasi pangan segar asal tumbuhan,
sehingga dapat memberikan jaminan dan perlindungan bagi masyarakat dari
peredaran pangan segar yang tidak memenuhi persyaratan keamanan dan mutunya
dan sekaligus kepastian hukum bagi produsen.
1. REGISTRASI LAHAN/KEBUN (GAP)
Proses penomoran atau pengkodean kebun/lahan usaha yang telah memenuhi
persyaratan / kriteria penerapan GAP
Tujuan Registrasi Kebun dan Lahan Usaha
- Menyiapkan sistem jaminan mutu produk
- Mempermudah proses telusur balik (traceablity)
- Mendorong percepatan akses pasar
- Meningkatkan mutu dan keamanan pangan sehingga memiliki daya saing
Sasaran
- Terbangunnya sistem jaminan mutu bagi pelaku usaha yang telah menerapkan
GAP
- Terbentuknya proses telusur balik yang lebih mudah
- Terciptanya percepatan akses pasar yang mempersyaratkan jaminan mutu
- Tercapainya mutu dan keamanan pangan serta berdaya saing
Persyaratan Utama
- Telah memahami dan menerapkan GAP.
- Telah memahami dan menerapkan prinsip - prinsip PHT.
- Telah memahami dan menerapkan SOP
- Telah melakukan pencatatan/pembukuan
Persyaratan tambahan dokumen à untuk kelompok tani/gapoktan :
1. Pernyataan kesanggupan anggota untuk melaksanakan kesepakatan pelaksanaan
GAP sesuai keputusan kelompok.
2. Struktur organisasi yang menerapkan GAP
Sertifikasi Prima 2
Acuan yang dipakai adalah Good Agriculture Practices (GAP) sayur/buah /kebun yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian RI. Peringkat penilaiannya menghasilkan
produk yang aman di konsumsi dan bermutu baik. Pelaku usaha yang telah di
sertifikasi memperoleh hak untuk mencantumkan logo Prima 2 pada produknya.
Sertifikasi Prima 3
Acuan yang dipakai adalah Good Agriculture Practices (GAP) sayur / buah/kebun yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian RI. Peringkat penilaiannya : menghasilkan
produk yang : aman di konsumsi. Pelaku usaha yang telah di sertifikasi memperoleh
hak untuk mencantumkan logo prima 3 pada produknya.
o Persyaratan Administrasi :
1. Mengisi dan menandatangani form permohonan (nama perusahaan, alamat, nama
pemohon, ruang lingkup sertifikasi)
2. Melampirkan fotocopy identitas pemohon
3. Melampirkan peta lahan/lokasi
4. Memiliki sistem manajemen mutu untuk menjamin bahwa kegiatan sertifikasi yang
dilaksanakannya sesuai dengan persyaratan sistem jaminan mutu hasil pertanian
5. Bersedia memberikan informasi yang diperlukan untuk penilaian
o Persyaratan Teknis :
1. Fasilitas administrasi (Ruang kerja yang memadai, Sarana penyimpanan
dokumen, Sarana komunikasi seperti telepon, mesin fax, dll)
2. Memiliki kompetensi sebagai berikut:
a. Memenuhi persyaratan Sistem jaminan mutu Pangan Hasil Pertanian Prima 3
untuk pengajuan permohonan sertifikasi Prima 3
b. Memenuhi persyaratan Sistem jaminan mutu Pangan Hasil Pertanian Prima 2
dan memilki sertifikat Prima 3 untuk pengajuan permohonan sertifikasi Prima 2
c. Memenuhi persyaratan Sistem jaminan mutu Pangan Hasil Pertanian Prima 1
dan memiliki sertifikat Prima 2 untuk pengajuan permohonan sertifikasi Prima 1
3. Telah menjalankan satu siklus penuh proses produksi pangan hasil pertanian
sesuai persyaratan Sistem jaminan mutu Pangan Hasil Pertanian yang dibuktikan
dengan rekaman/catatan pelaksanaan kegiatan dan/ atau bukti lain sesuai
persyaratan yang ditetapkan.
4. Memiliki Penanggung Jawab Teknis : Memiliki kompetensi di bidang teknis
penanganan mutu pangan hasil pertanian, yang dibuktikan dengan pengalaman
atau sertifikat pelatihan yang diterbitkan oleh pihak/instansi/ lembaga yang
kompeten.
5. Memiliki Penanggung Jawab Sistem Mutu : Memiliki kompetensi di bidang sistem
manajemen mutu pangan hasil pertanian yang dibuktikan dengan sertifikat
pelatihan yang diterbitkan oleh pihak/ instansi/lembaga yang kompeten.
6. Hasil pengujian sesuai dengan lampiran Permentan 53/2018, dan minimal
dilakukan terhadap dua parameter yang dianggap paling berisiko sesuai hasil
analisa resiko yang dilakukan atau dapat berdasarkan bahan aktif yang digunakan
oleh pelaku usaha.
7. Biaya pengujian laboratorium dibebankan kepada pemohon sertifikasi Prima.
8. Masa berlaku Sertifikasi Prima selama 3 (tiga) tahun.
Alur Prosedur Sertifikasi Prima 3