Aug 17 2016
Aspek perizinan yang terkait dengan pendirian industri pelumas saat ini antara lain adalah izin
perusahaan PMDN dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Izin dari Ditjen. Migas
untuk investasi baru bidang industri pelumas, karena masih terkait dengan hilir migas. Dan
kemudian izin dari Dep.Perindustrian, yang terkait dengan operasional industri pengolahan dan
perdagangannya.
Dalam Keppres Nomor 21 tahun 2001 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas bahwa
penyediaan dan pelayanan pelumas tidak hanya oleh Pertamina tetapi dapat dilakukan oleh semua
jenis usaha BUMN, BUVD, Koperasi ataupun Swasta yang berbadan hukum Indonesia, untuk
bergerak dalam bidang usaha :
Pabrikasi Pelumas
Pengemasan Pelumas
Pengolahan Pelumas Bekas
Menteri Perindustrian dan Perdagangan C.q Direktorat Jenderal Industi Kimia Agro dan Hasil
Hutan akan mengeluarkan IUI Pelumas untuk perusahaan industri dengan persyaratan sesuai
ketentuan yang berlaku setelah perusahaan industri tersebut mendapatkan rekomendasi
Pertimbangan Tertulis dari Menteri ESDM C.q Direktorat Jender Minyak dan Gas Bumi.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 1693 K/34/MEM/2001 tanggal 22 Juni 2001
sebelum pemohon mendapatkan Pertimbangan Tertulis dari Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM), pemohon diharuskan memperoleh Nomor Pelumas Terdaftar (NPT) sesuai
dengan Keputusan Menteri ESDM No. : 019.K/34/MPE/1998 tanggal 12 Januari 1998 tentang
Wajib Daftar Pelumas yang Beredar di Dalam Negeri dan Keputusan Direkti Jenderal Minyak dan
Gas Bumi (Migas) No. 85 K/34/DDJM/1998 tanggal 24 Agustus 1998 tentang Mutu dan Pengujian
Pelumas yang beredar di dalam negeri.
b. Data Teknis :
Sumber perolehan pelumas dasar dan aditif bagi pabrikasi pelumas.
Sumber perolehan pelumas dasar; aditif dan bahan baku berupa pelumas bekas,
bagi pengolahan pelumas bekas
Jenis dan mutu Pefumas atau Pelumas Dasar yang dihasilkan.
Merek dan Nama Dagang pelumas yang dihasilkan
Proses teknologi blending bagi pabrikasi pelumas
Proses teknologi pengo!ahan pelumas bekas
1. Pengemasan Pelumas
a. Selain melampiri data-data sebagaimana dimaksud dalam huruf b diatas, juga
melampirkan :
Nama Dagang / Merek Pelumas sebelum dan sesudah dikemas
Jumlah dan spesipikasi pelumas
Bentuk kemasan
a. Direktur Jenderal Migas mela!ui Direktur Pengolahan dan Niaga Migas meminta kepada
perusahaan melengkapi data-data yang diperlukan.
b. Dalam hal data-data sebagaimana dimaksud pada butir 2 telah lengkap Direktur
Pengolahan dan Niaga Migas meminta Perusahaan untuk melakukan presentasi.
c. Direktur Jenderal Migas melalui Tim Evaluasi Pelumas melakukan evaluasi atas presentasi
yang dilakukan Perusahaan.
d. Dalam jangka waktu paling lama 30 hari kerja setelah dilakukan presentasi dan evaluasi
dan permohonan dinyatakan lengkap dan benar :
o Ketua Tim melalui Direktur Pengolahan dan Niaga Migas melaporkan kepada
Direktur Jendera! Migas mengenai hasil pelaksanaan dan evaluasi serta
menyiapkan usulan pertimbangan tertulis.
o Direktur Jenderal Migas menyampaikan hasil penyelesaian evaluasi permohonan
kepada Menteri ESDM untuk dapat diberikan pertimbangan tertulis.
o Menteri ESDM memberikan pertimbangan tertulis yang berupa persetujuan atau
penolakan kepada Menperindag dengan tembusan kepada Dirjen Migas, Dirjen
IKAH dan Perusahaan.
a. Setiap perubahan, perluasan dan peningkatan pelaksanaan pengemasan pelumas
perusahaan wajib memberitahukan kepada Dirjen. Migas dan Dirjen. Industri Kimia, Agro
dan Hasil Hutan.
c.Pengemasan Pelumas
Pelumas hasil kemasan yang dipasarkan dengan merek sendiri sebelum dipasarkan
wajib memiliki NPT.
A. Prosedur Perijinan
Keterangan Umum
Nilai Investasi
Tenaga Kerja
Pemasaran
1. Data Lain
http://prestasi-lubricants.com/informasi/item/9-perijinan-usaha-industri-pelumas