Anda di halaman 1dari 6

outseal

www.outseal.com
+62-8113001599

Outseal PLC Nano V.5.2


07 Agustus 2021

Spesifikasi teknis
Digital input pada outseal PLC terisolasi secara optik menggunakan optocoupler dan
memenuhi spesifikasi teknik dari International standard IEC 61131-2. Digital output berupa
NPN transistor dengan regulasi arus agar tidak terjadi masalah saat kelebihan beban atau
terjadi hubungan pendek. Spesifikasi dapat dilihat pada tabel

Table 1. Spesifikasi Teknis

Feature Specs / Parameter

CPU Atmega328P, 16Mhz

Supply 24V DC ±15%

Digital Input 8 channels, sinking


Type 3, IEC 61131-2 compliant
10-30 VDC, optical isolation

Analog Input 2 Channels


10 bit, 0-5V

Digital Output 8 channels, NPN


Regulated current to 50mA
5-28 VDC

Communication 1 Channel
Interface & protocol UART/RS485 & MODBUS RTU
MASTER atau SLAVE

Optional Feature PWM


High Speed Counter

1
Konstruksi Modul

Gambar 2 Papan CPU dan papan I/O

Papan CPU dari PLC ini adalah arduino nano V.3 dan papan I/O dari PLC ini berupa shield
untuk arduino tersebut. Power regulator dirancang modular sehingga dipilih modul MP1584
sebagai modul karena berdimensi kecil dan berjenis “Switching converters”. Outseal PLC
menggunakan protokol komunikasi MODBUS RTU melalui jalur serial RS485.

Karena jalur serial hanya berjumlah satu saja, maka terdapat serial switch yang digunakan
untuk memilih jalur komunikasi serial dari CPU yang hanya ada dua pilihan saja yakni RS485
atau USB. Untuk berkomunikasi dengan komputer melalui jalur USB (mengirim/mengambil
ladder atau online mode) maka serial switch harus mengarah ke USB. Apabila diinginkan
komunikasi dengan perangkat luar melalui RS485 maka serial switch harus mengarah ke
485.

2
Digital Input
Papan I/O mempunyai rancangan digital input mengikuti standard IEC 61131-2 yakni digital
input type 3 dan terisolasi secara optik sehingga ground input (GIN) terpisah dengan ground
pada PLC (G). Apabila anda hanya menghendaki satu power supply saja dalam sistem, maka
G dan GIN dapat disambungkan namun system PLC ini akan menjadi tidak terisolasi lagi.

Pada standard IEC 61131-2 untuk point digital input type 3, logika 1/true dipicu oleh
tegangan 11V, namun karena alasan compatibility dengan PSU 12V maka kami menurunkan
sedikit level menjadi 10V tetapi tetap diimbangi dengan mengikuti aturan minimum arus
2mA. Banyak vendor PLC komersial lain yang juga melakukan ini. Oleh sebab itu diperlukan
PSU (power supply unit) 12V atau lebih (umumnya 24V) untuk menguji logika pada digital
input.

Karena input berjenis sinking maka perangkat yang paling tepat untuk disambungkan ke
input ini adalah mechanical switch dan PNP switch seperti pada gambar 3.

Gambar 3 Menghubungkan Switch

Untuk lingkungan industri yang mempunyai noise sangat tinggi terdapat pilihan proteksi
noise secara software menggunakan input filter pada saat memprogram menggunakan
outseal studio.

3
Digital Output
Digital output dirancang berjenis transistor NPN open collector. Ini artinya saat misalkan
logika R.1 pada ladder PLC adalah 1/true maka pin R.1 akan tersambung secara internal
dengan ground, sebaliknya saat logika R.1 adalah 0/false, maka pin R.1 akan mengambang
(tidak tersambung dengan apa-apa). Ilustrasi dapat dilihat pada gambar 4. Digital output ini
berjumlah 8 jalur dengan pin X+ adalah collector yang harus disambungkan dengan + supply
beban karena terdapat flywheel dioda untuk melindungi system dari lonjakan tegangan
(spike).

Saat pin output dihubungkan dengan relay coil seperti pada gambar 4, maka pada saat R.1
berlogika 1/true maka pin R.1 ini akan terhubung ke ground secara internal sehingga listrik
dapat mengalir melalui lilitan listrik (coil) untuk membangkitkan magnet relay. Pada saat
logika PLC adalah 0/false maka pin R.1 akan mengambang dan tidak akan ada listrik yang
mengalir melalui coil relay.

Gambar 5 adalah panduan untuk menyambungkan papan I/O dengan relay module. Pin
JDVcc pada relay module adalah pin supply untuk coil relay dan harus disesuaikan dengan
voltase relay yang digunakan.

Gambar 4 Wiring relay coil

4
Gambar 5 Wiring relay module

Karena digital output ini adalah NPN, maka tidak ada perubahan tegangan pada pin output
saat terjadi perubahan logika PLC dan hal ini akan menyulitkan pengguna saat melakukan
alih fungsi pin output untuk PWM. Gambar 6 adalah contoh rangkaian elektronik tambahan
untuk pembangkitan tegangan PWM dan digunakan untuk keperluan servo motor. Terdapat
tambahan transistor PNP dan sebuah resistor. Dalam percobaan kami menggunakan
Transistor PNP dengan seri BD140.

Gambar 6 perangkat tambahan untuk PWM generator

5
Analog
Analog input dari mikrokontroler hanya 5000𝑚𝐴
membaca tegangan 0~5V, sehingga jika
𝑅 = 20𝑚𝐴
= 250Ω
ingin membaca arus listrik, maka arus
listrik tersebut harus diubah menjadi Dengan pertimbangan adanya penurunan

tegangan listrik terlebih dahulu. tegangan akibat tegangan listrik yang


keluar dari port USB harus melewati dioda
terlebih dahulu, battery laptop dalam
kondisi “Low” atau akibat lain, maka
disarankan menggunakan 4,9V atau
dibawahnya (bukan 5V) sebagai tegangan
referensi, sehingga dihitung seperti berikut

4900𝑚𝐴
𝑅 = 20𝑚𝐴
= 245Ω

Gambar 7 Jumper shunt


4800𝑚𝐴
𝑅 = 20𝑚𝐴
= 240Ω
JPS (Jumper Shunt) digunakan untuk
mengaktifkan “Shunt” resistor yang Dengan menggunakan shunt resistor
digunakan untuk mengubah arus listrik sebesar 245 ohm maka arus listrik 0-20mA
menjadi tegangan listrik melalui rumus diubah menjadi 0-4.9V. Dengan shunt
berikut: resistor sebesar 240 ohm maka arus listrik
0-20mA diubah menjadi 0-4.8V.
𝑉 = 𝐼. 𝑅
Slot shunt resistor berjumlah dua yakni
V = Tegangan listrik (mV)
RS1 dan RS2 (digunakan untuk A.1 dan
I = Arus listrik (mA)
A.2) dan dibiarkan kosong pada pcb.
R = Hambatan listrik (Ω)
Untuk mengukur arus listrik, maka anda
Sehingga perhitungan nilai resistor dapat dapat memasang sendiri shunt resistor ini
dilakukan sesuai persamaan berikut sesuai dengan nilai yang diinginkan dan
disarankan menggunakan resistor dengan
𝑉 toleransi 1% atau kurang
𝑅 = 𝐼

Contoh, untuk mengubah arus listrik


0-20mA menjadi 0-5V maka :

Anda mungkin juga menyukai