Anda di halaman 1dari 47

BAB

1
PENDAHULU
AN

1.1 LATAR BELAKANG

Energi listrik merupakan sumber energi yang sangat penting dan didambakan oleh
manusia untuk mendukung kegiatan rumah tangga komersil maupun industri. Seiring
dengan perkembangan zaman, mengingat begitu pentingnya energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari sedangkan sumber daya listrik dari bahan fosil keberadaannya
terbatas maka harus dilakukan beberapa upaya dalam menghemat penggunaan bahan
bakar fosil tersebut.

Saat ini di Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan energi dalam
negeri sendiri. Hal ini dibuktikan masih banyaknya pemadaman listrik di beberapa
daerah di Indonesia. Namun hal ini bertolak belakang dengan fakta bahwa di Indonesia
memiliki potensi-potensi energi yang melimpah dan belum dimanfaatkan. Dalam
kondisi ini solusi yang memadai adalah dengan membangun beberapa pembangkit yang
menggunakan sumber energi terbarukan antara lain seperti angin, air, cahaya matahari,
biomass, dan lain-lain. Pembangkit Listrik Tenaga Microhidro (PLTMH) merupakan
salah satu solusi sebagai penghasil listrik yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Microhidro adalah salah satu istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik
skala menengah kebawah yang menggunakan energi air. Kondisi air yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber daya penghasil listrik memiliki kapasitas debit dan
ketinggian yang efektif. Semakin besar debit dan ketinggian titik jatuh air maka semakin
besar pula energi listrik yang dapat dihasilkan. Semakin besar skala debit air yang
memutar turbin maka semakin besar energi listrik yang akan dibangkitkan.

Untuk menerapkan teknologi pengolahan microhidro menjadi sumber energi


terbarukan, perlu dilakukannya kajian untuk menentukan pemanfaatan layak atau

2
tidaknya merealisasikan sebuah pembangkit listrik tenaga microhidro berdasarkan
potensi sungai yang tersedia. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan
bermaksud untuk ikut serta berperan aktif untuk memanfaatkan energi terbarukan
khususnya tenaga air. Potensi tenaga air cukup melimpah di wilayah Kabupaten
Kabupaten Tapanuli Selatan Potensi ini akan terbuang percuma bila tidak dimanfaatkan
sacara tepat. Salah satu potensi tenaga air adalah potensi pada saluran sungai yang ada
di Kabupaten Tapanuli Selatan. Studi Kelayakan ini dimaksudkan untuk memanfaatkan
potensi sungai sehingga dapat berguna bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten
Tapanuli Selatan khusunya masyarakat desa Sigiring-girng Kecamatan Saipar Dolok
Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari Penyusunan FS PLTMH Desa Sunge Sigiring- Giring, Kecamatan


Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan adalah dilakukannya studi kelaykan
atas potensi energi yang ada di desa Sigiring-girng Kecamatan Saipar Dolok Hole
Kabupaten Tapanuli Selatan, sebagai lokasi rencana PLTMH, sehingga didapatkan
pemanfaatan yang optimal.

Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan potensi energi listrik tenaga air
dalam rangka memenuhi kebutuhan energi yang murah dan terbarukan untuk
masyarakat desa desa Sigiring-girng dan sekitarnya yang diharapkan dapat ikut
menunjang pengembangan ekonomi rakyat.

1.3 RUANG LINGKUP

Pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam “Penyusunan FS PLTMH Desa Sunge


Sigiring- Giring, Kec Saipar Dolok Hole, Kab Tapsel.” meliputi sebagai berikut :

a) Lokasi
Obyek kegiatan ini adalah Wilayah studi pemanfaatan dalam perencanaan
pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Microhidro (PLTMH) Desa Sunge Sigiring-
Giring, Kec Saipar Dolok Hole, yang berada di :
- Desa Sigiring-Giring, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kab. Tapanuli
Selatan pada Latitute : 1°50'37.02"N Longitude : 99°30'56.62"E.

2
- Dusun Lobu, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kab. Tapanuli Selatan
pada Latitute : 1°50'32.90"N Longitude : 99°29'58.49"E.
- Aek Nabara Hororoan, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kab. Tapanuli
Selatan pada Latitute : 1°50'20.66"N Longitute : 99°29'40.34"E.
Secara lebih jelas dapat dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2

b) Pekerjaan
1. Desk Study dan Study Literatur
2. Survey Lapangan
 Survey topografi
 Survey hidrolika/hidrometri
 Survey kelistrikan
 Pengumpulan dan data sekunder
3. Studi Kelistrikan
4. Studi Optimasi
5. Analisis kelayakan Pembangkit
6. Laporan-laporan.

Gambar 1.1 Titik Kordinat Lokasi Survey

2
2
2
1.4 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam penyusunan Penyusunan FS PLTMH Desa Sunge Sigiring- Giring, Kec Saipar
Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan akan mengikuti sistematika sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pengantar yang mejelaskan latar belakang pekerjaan,
maksud dan tujuan kegiatan, ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan berupa
ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup pekerjaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang digunakan sebagi referensi
dalam pekerjaan ini. Secara garis besar akan diuraikan teori Penyusunan Studi
Kelayakn, Teori tentang Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Hidro yang
sesuai untuk dikembangkan di Desa Sunge Sigiring- Giring, Kec Saipar Dolok
Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan.
BAB 3 METODE SURVEY
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang metode survey yang dikerjakan untuk
melaksanakan pekerjaan Penyusunan FS PLTMH Desa Sunge Sigiring- Giring,
Kec Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini menguraikan tentang hasil survey dan analisis yang dilakukan
untuk kegiatan Penyusunan FS PLTMH Desa Sunge Sigiring- Giring, Kec Saipar
Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan, dimana analisa yang dilakukan
meliputi aspek teknis, social dan aspek keuangan yang dilakukan untuk melihat
kelayakan pembangunan PLTMH Desa Sunge Sigiring- Giring.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini menguraikan tentang kesimpulan yang dihasilkan dari kajian dan
saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan pembangunan PLTMH Desa
Sunge Sigiring- Giring, Kec Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan.

2
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2

2.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Air merupakan salah satu sumber energi yang banyak dimanfaatkan untuk
membangkitkan energi yang dapat menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan air
merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air
tersimpan energi potensial (pada saat jatuh) dan energi kinetik (pada saat air mengalir).
Energi air sangat banyak dimanfaatkan sebagai energi kinetik yang bertujuan untuk
menghasilkan energi listrik. Energi air sangat banyak dimanfaatkan dalam
menggerakkan kincir air atau turbin yang berada di sungai ataupun air terjun.
PLTMH adalah pembangkit listrik yang tergolong pembangkit listrik skala kecil.
Pembangkit listrik skala kecil ini dibagi 2 menurut kapasitas daya yang di hasilkan. Bila
kapasitas energi yang dihasilkan dibawah 200 kW (kiloWatt) disebut Pembangkit Listrik
Tenaga Microhidro (PLTMH), dan bila kapasitas energi listrik yang dihasilkan antara
200 kW sampai dengan 5 MW (Mega Watt) itu disebut Pembangkit Listrik Tenaga
Minihidro (PLTM). Kapasitas daya pembangkit Microhidro cukup memungkinkan
pemanfaatan di daerah atau Desa yang terpencil atau jauh dari jangkauan PLN.

2
Gambar 2.1 Skema PLTMH
Persyaratan pokok untuk suatu PLTMH adalah tersedianya air (debit) dan
adanya perbedaan jatuh air (head). Air akan dialirkan ke dalam turbin dan melalui sudu,
energi atau tenaga air yang ada akan memutar poros turbin. Putaran inilah yang akan
memutar generator untuk menghasilkan energi listrik. Contoh skema PLTMH
ditunjukkan pada Gambar 2.1

2.2 KLASIFIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIDRO

Berikut ini disampaikan klasifikasi pembangkit listrik hidro secara umum


berdasarkan daya yang dihasilkannya.

Tabel 2.1
Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro
No Jenis Daya / Kapasitas
.
1 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) > 5 MW
2 PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro) 100kW – 5MW
3 PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Microhidro) < 100kW

2
Sumber : Severn Wye Energy Agency

2.3 POTENSI ENERGI PADA AIR

Potensi energi pada air dapat dikonversikan menjadi energi mekanik yang dapat
memutar turbin dengan debit dan titik jatuh air untuk menggerakkan generator yang
menghasilkan tenaga elektrik (listrik). Seperti Gambar 2.2

Gambar 2.2 Skema Konversi Energi Pada Pembangkit Tenaga hidro.


Dari gambar di atas dapat dilihat tenaga potensial aliran air yang mempunyai
tinggi yang besar H (m) dan kapasitas debit Q (m/s2) maka daya listrik (P ) dapat
dihitung dengan persamaan :
P= g x Q x  x H

Di mana: P = daya listrik (kW)


 = efisiensi turbin
H = ketinggian jatuh air (m)
Q = debit air (m/s2)
G = grafitasi bumi ( 9,81 )

Untuk mencari debit arus (Q), metode yang sering digunakan dengan
menggunakan alat ukur arus (current meter) dikarenakan mudahnya dalam penggunaan,

2
kemudian faktor kesalahannya pengamatan kecil. Bila memakai current meter maka
faktor koreksi (k) diabaikan sehingga persamaan untuk mencari debit air adalah :

Q=xA

Di mana : Q = debit air (m/s2 )


 = kecepatan aliran (m/s)
A = luas penampang aliran (m2 )

Dalam mencari debit air maka dibutuhkan luas penampang. Maka dari untuk mencari
luas penampang dapat menggunakan persamaan :

A = L (m) x d (m)
(2.3)

Di mana : A = luas penampang aliran (m2)


L = lebar saluran (meter)
d = kedalaman air rata-rata (meter)

2.4 TURBIN AIR

Turbin air adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi kinetik dari
arus air. Arus air itu akan masuk ke dalam turbin dan akan memutar sudu pada turbin
maka dihasilkanlah energi mekanik. Turbin tersebut terkopel pada generator dan akan
memutar generator. Dalam pemilihan turbin pada pembangkit listrik yang akan
direncanakan ada beberapa faktor yang dapat dilihat dalam pemilihan turbin agar sesuai
dengan perhitungan yaitu:
1. Faktor tinggi jatuh air ( head ) dan debit. Faktor ini merupakan faktor utama
yang sangat mempengaruhi untuk pemilihan jenis turbin yang sesuai dengan
kondisi dan alokasi perencanaan pembangunan pembangkit listrik.
2. Faktor daya (P) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang
tersedia.

2
3. Faktor kecepatan turbin berputar. Faktor ini yang akan nantinya dapaT
mempengaruhi putaran dari pada generator yang akan dipakai.

Dari ketinggian titik jatuh air dapat diklasifikasikan head yang sesuai untuk
pemilihan turbin. Dapat dilihat pada tabel 2.2 :

Tabel 2.2. Klasifikasi Head


Klasifikasi Head
Head Rendah 2-40 meter
Head Sedang 40-100 meter
Head Tinggi > 100 meter

Dari Tabel 2.2 dapat ditentukan pengelompokan turbin dan jenis yang sesuai
dengan ketinggihan titik jatuh air. Pada tabel 2.3 dapat dilihat pengelompokan yang
akan di pakai dalam pemilihan turbin.
Tabel 2.3. Pengelompokan Turbin Berdasarkan Head
Jenis Head Tinggi Head Sedang Head Rendah
Turbin Impuls Pelton Cross-flow Cross-flow
Turgo Multi – Jet Pelton
Turbin Reaksi Francis Propeller
Kaplan

Berdasarkan prinsip dalam mengubah energi potensial air menjadi energi


mekanik, turbin air dapan dibedakan menjadi 2 jenis turbin yaitu :

2.4.1 Turbin Impuls

Turbin impuls adalah jenis turbin air yang berkerja dengan cara merubah semua
energi potensial air dengan kecepatan dan tekanan yang tinggi menjadi energi kinetik
melalui nozel. Air yang keluar pada nozel yang mempunyai kecepatan yang tinggi akan
membentur sudu turbin. Setelah bentur sudu tersebut arah kecepatan aliran berubah
sehingga terjadi perubahan momontum (impuls). Akibatnya roda turbin akan bergerak
dan berputar. Turbin implus terbagi atas beberapa jenis sesuai dengan ketinggihan head.

2.4.1.1 Turbin Pelton

2
Turbin pelton merupakan salah satu jenis turbin air yang prinsip kerjanya
memanfaatkan energi potensial air sebagai energi listrik tenaga air. Prinsip kerja turbin
pelton adalah memanfaatkan daya fluida dari air untuk menghasilkan daya poros. Pada
turbin pelton energi potensial yang terdapat pada air berubah menjadi energi kinetik
melalui nosel disemprot ke bucket untuk diubah menjadi energi mekanik yang
digunakan untuk memutar poros generator.
Kecepatan keliling dari bucket akibat tumbukan yang terjadi tergantung dari
jumlah dan ukuran pancaran serta kecepatan debit air. Turbin ini mempunyai titik jatuh
air (head) ≥ 200 meter dan memiliki efisiensi sekitar 80% sampai dengan 85%[2].
Turbin ini memiliki beberapa keuntungan dan kerugian diantara lain:
Keuntungan :
 Daya yang dihasilkan besar
 Konstruksi yang sederhana
 Mudah dalam perawatan
 Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di tempat yang
terisolir.
Kelemahan :
 Memerlukan investasi dana yang besar.

Berikut ini gambar turbin Pelton :

Gambar 2.3 Turbin Pelton

2
2.4.1.2 Turbin Turgo

Turbin turgo adalah turbin air yang dirancang pada head sekitar 30meter - 100
meter. Operational turbin turgo mencapai efisiensi sekitar 87%[2]. Turbin turgo
memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan diantara lain:
Kelebihan :
 Runner lebih murah daripada Turbin Pelton
 Tidak memerlukan housing kedap udara seperti francis
 Ia memiliki kecepatan kecepatan tertentu dan dapat menangani
aliran air besar dari diameter roda Pelton yang sama.
Kekurangan :
 Membutuhkan lebih banyak tempat.

Berikut adalah gambar dari turbin Turgo :

Gambar 2.4 Turbin Turgo.

2.4.1.3 Turbin Cross-Flow

Turbin Cross-Flow atau turbin aliran silang adalah merupakan jenis turbin
athmosphere radial flow[5], yaitu turbin aliran radial yang daerah kerjanya pada tekanan
atmosfer, sehingga akan mudah dalam perakitan karena turbin ini tidak membutuhkan

2
seal-seal kedap udara. Untuk titik jatuh air pada turbin sendiri sekitar 4 -100 meter.
Turbin ini memiliki efesiensi antara 70% sampai dengan 84%[2].
Turbin ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pemakaiannya.
Berikut ini kelebihan dan kekurangan turbin ini yaitu:
Kelebihan :
 Pemanfaatan air 2 kali membuat efektivitas dan efisiensinya
meningkat.
Kekurangan :
 Perputaran turbin sangat lambat.
Berikut adalah gambar dari turbin Cross-flow :
Gambar 2.5 Desain Turbin Cross-Flow

2.4.2 Turbin Reaksi

Turbin reaksi adalah sebuah mesin berputar yang dapat merubah seluruh energi
air yang tesedia menjadi energi kinetik. Turbin ini mempunyai profit yang khusus pada
sudunya. Sudu ini mempunyai istilah guide vane yaitu sudu-sudu yang diletakkan pada
runner yang tetap diantara runner yang berputar. Runner yang berisi sudu-sudu tetap ini
dipasang pada spiral casing.

Sudu pengarah (guild vane) dirancang dengan pertimbangan antara lain:

2
a) Agar air masuk runner tanpa shock. Hal ini dilakukan dengan menjaga
kecepatan relative pada sisi inlet runner dengan arah tangensial terhadap
sudut sudu.
b) Agar air masuk sesuai kebutuhan debit dari turbin. Hal ini dilakukan dengan
mengatur pembukaan sudu pengarah.

Semua sudu pengarah dapat berputar terhadap engselnya. Sudu pengarah bisa
ditutup ataupun dibuka dengan regulating shaft sehingga debit yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan.

Pada turbin reaksi, air masuk runner pada sisi keliling menuju pusat runner.
Turbin ini terdiri dari sudu pengarah tetap ( fixed guide vane) yang mengarahkan air
masuk ke runner (revolving runner) pada sudut yang tepat. Ini dilakukan dengan
mengatur sudut sudu secara tangensial kecepatan relatif air dan revolving runner. Air
melewati sudu dan memberikan sejumlah gaya revolving runner melalui sudu-sudunya.
Gaya ini menyebabkan runner berputar.
Gambar 2.6 Skema Runner

Perlu diketahui bahwa ketika beban pada berkurang akan menyebabkan poros
putaran pada turbin berputar pada rpm yang lebih tinggi. Gaya sentrifugal yang naik
karena rpmnya naik cenderung mengurangi jumlah air yang mengalir melalui sudu
sehingga kecepatan air pada sisi masuk juga berkurang. Hal ini akhirnya akan
menurunkan daya yang dihasilkan turbin.
Ini adalah keuntungan dari turbin reaksi jenis aliran inward bahwa turbin dapat
mengatur secara otomatis sesuai beban yang diperlukan turbin. Turbin reaksi terbagi
atas beberapa jenis sesuai tingkat titik jatuh airnya yaitu :

2
2.4.2.1 Turbin Francis

Turbin Francis adalah jenis turbin air yang dikembangkan oleh James B. Francis.
Turbin france adalah jenis turbin reaksi yang dipasang di antara sumber air tekanan
tinggi dibagian masuk dan air bertekanan rendah dibagian luar. Air yang masuk kedalam
turbin akan dialirkan melalui pengisihan air dari atas turbin atau melalui sebuah rumah
yang berbentuk spiral (rumah keong). Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara
mengubah posisi pembuka sudu pengarah. Pembukaan sudu pengarah dapat dilakukan
dengan tangan atau dengan pengaturan dari oil bertekanan (governor), dengan demikian
kapasitas air yang masuk ke dalam roda turbin bisa diperbesar ataupun diperkecil. Pada
sisi luar roda mempunyai tekanan yang rendah (kurang dari 1atm) dan kecepatan aliran
tinggi. Turbin ini beroperasi pada titik jatuh air sekitar 40 sampai 200 meter. Efisiensi
dari turbin sekitar 80% sampai dengan 90%[2]. Turbin france memiliki kelebihan dan
kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan :
Kelebihan :
Variasi dalam kepala operasi dapat dengan mudah dikendalikan pada
turbin ini
Kekurangan :
Sulit dalam perawatan dan pembersihan.
Berukut adalah gambar dari skema turbin Francis :

Gambar 2.7 : Desain Turbin Francis

2
2.4.2.2 Turbin kaplan

Turbin kaplan adalah turbin air tipe baling baling yang memiliki empat sudu. Ini
dikembangkan pada tahun 1913 oleh profesor Austria Viktor Kaplan, yang
menggabungkan sudu dan runner secara otomatis untuk mencapai efisiensi dari debit air
dan ketinggian jatuh air.
Turbin kaplan merupakan turbin yang dapat dioperasikan pada head yang rendah
yang tidak mungkin dengan turbin francis. Titik jatuh air pada turbin ini sekitar 10
sampai dengan 65 meter dari titik jatuh air. Diameter pada runner turbin sekitar 2
sampai 11 meter. Turbin berputar dengan laju konstan yang bervariasi. Putaran pada
turbin sekitar 54,4 sampai 429 rpm. Turbin kaplan juga mempunyai efisiensi sekitar
80% sampai dengan 90%[2]. Turbin ini memiliki keuntungan dan kerugian. Berikut ini
keuntungan dan kerugian pada turbin yaitu:

Keuntungan :
Sudu-sudu Adjustabel
Head rendah
Kerugian :
Poros turbin tegak, tak bisa melintang
Kecepatan putar turbin 250-280 rpm
Generator bekerja lebih.

Berikut ini adalah gambar dari turbin kaplan:

2
Gambar 2.8 Turbin Jenis Kaplan.

2.5 GENERATOR

Generator adalah suatu mesin bergerak yang dapat mengkonversikan energi


kinetik menjadi energi listrik. Generator merupakan bentuk kesatuan daripada turbin
untuk menghasilkan energi listrik. Turbin terhubung ke generator melalui bearing yang
dihubungkan pada salah satu shaft turbin sehingga pada saat turbin berputar maka rotor
yang terdapat pada generatorpun akan mengalami perputara dan akan menginduksikan
fluks pada stator dan akan menimbulkan energi listrik.

Generator juga memiliki beberapa jenis. Berikut ini adalah jenis jenis generator :
i. Jenis generator berdasarkan letak kutub.
 Generator kutub dalam mempunyai medan magnet yang terletak pada
bagian yang berputar (rotor).
 Generator kutub luar mempunyai medan magnet yang terletak pada
bagian yang diam (rotor).
ii. Jenis generator berdasarkan putaran medan.
 Generator sinkron
 Generator asinkron
iii. Jenis generator berdasarkan arus yang dibangkitkan
 Generator alternating current (ac)
 Generator direct current (dc)
iv. Jenis generator berdasarkan fasanya
 Generator 1 fasa
 Generator 3 fasa
v. Jenis generator berdasarkan bentuk rotornya
 Generator rotor kutub menonjol biasanya digunakan pada generator
rpm yang rendah seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan
Pembangkir Listrik Tenaga Disel (PLTD)
 Generator rotor kutub datar (silindris) biasa digunakan pada
generator dengan putaran rpm tinggi seperti Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

2
Untuk menghitung besaran daya generator, dapat menggunakan rumus sebagai berikut;
Pgenerator = generator x Pturbin

Di mana : Pgenerator = daya yang dihasilkan generator (Mw)


generator = efisiensi generator 0,8 s/d 0,95
Pgenerator = daya turbin.

Dalam pemilihan kapasitas daya yang terpasang pada generator biasanya dapat
ditentukan dengan mencari daya semu. Untuk mencari daya semu dapat digunakan
rumus sebagai berikut;
Pgenerator
Psemu = cos❑

Di mana : Psemu = daya semu (VA)


Pgenerator = daya generator (W)
cos ❑ = faktor daya ( 0,8 )

2.6 Prediksi Debit Aliran Air

Terdapat berbagai cara yang sangat rumit didalam menentukan dan memprediksi
debit aliran air sungai. Dalam penelitian ada beberapa metode yang akan digunakan
untuk memprediksikan debit air yaitu dengan metode area-rainfall (curah hujan) dan
metode pengukuran langsung. Dalam metode penukuran langsung kegiatan akan lebih
banyak dilakukan di lapangan atau lokasi surve dikarenakan agar data sesuai dengan
keadaan di lapangan. Pada pengukuran langsung ini dapat menggunakan antara lain
metode salt gulp metode dan float method yang nantinya akan dipilih salah satu untuk
dilakukan pada pengukuran di lokasi.

2.6.1 Metode Salt Gulp

Metode salt gulp merupakan metode yang cukup sederhana dan memiliki nilai akurasi
yang cukup baik khususnya untuk area sungai yang cukup lebar dan memiliki bentuk
yang tidak beraturan. Pada umumnya metode ini dilakukan dengan cara melarutkan

2
garam ke dalam satu ember air dan larutan garam dibuang ke sungai dan pada jarak
tertentu bagian bawah sungai, akan diukur nilai konduktivitas air sungai dengan
konduktivitas meter. Pada prinsip ini, larutan garam yang di buang pada aliran sungai ia
akan melarut dan menyebar ke sungai. Pada saat aliran air deras maka konduktivitas

meter akan menunjukkan nilai yang relatif rendah. Pada saat aliran air lambat maka
konduktifitas meter akan menunjukkan angka yang tinggi. Berikut adalah gambar
grafiknya.

Gambar 2.9 : Berbagai Grafik Kondiktivitas ( sumbu Y)-waktu (sumbu X)

2.6.2 Metode Fload

Metode fload merupakan metode yang digunakan apabila air cenderung lurus,
tidah beriak atau bergelombang dan tidak banyak halangan pada sungai/saluran air.
Dengan sebuah benda yang dapat melayang di dalam aliran air dan mengalir terbawa
arus air.

Kecepatan rata-rata arus air tersebut kemudian dikoreksi dengan mengkalikan


pada faktor koreksi tertentu sesuai kondisi yanga ada pada aliran arus sungai. Berikut
dapat dilihat tabel faktor koreksi sesuai kondisi sungai :

Tabel 2.4

2
Faktor Koreksi Fload method
Kondisi Sungai/salura Faktor Koreksi
Sungai besar, lurus, lambat dan tidak banyak halangan 0,75
Saluran bersemen, lurus, dan bentuknya teratur 0,85
Saluran bersemen, dangkal, lurus dan berbentuk teratur 0,8
Sungai kecil, lurus dan tidak banyak halangan 0,65
Sungai dangkal dan bergelombang 0,45
Sangat dangkal dan bergelombang 0,25
Sumber : Manual book on Micro-hydro Development

Luas area yang dilalui oleh arus air tersebut dapat dihitung dengan cara
mengukur sisi aliran air dan kedalaman rata-rata saluran air. Setelah didapat luas area
sungai yang dilalui oleh air, maka debit aliran air akan dapat dihitung dengan persamaan
berikut:

Q = ῡ x F x Ā (m3/s)

Di mana : Q = debit aliran air


ῡ = kecepatan rata-rata aliran sungai
F = faktor koreksi sesuai kondisi sungai/saluran
Ā = luas rata-rata yang dilalui aliranair secara cross-section

Gambaran umum head dapat diperoleh dengan mengamati peta topografi area
yang bersangkutan. Hal ini akan mempresentasikan gambaran secara ringkas mengenai
berapa ketinggian dan elevansi area yang telah disuvey, namun pentuan head secara
lebih lanjut perlu dilakukan secara langsung.

2.7 Evaluasi Proyek

Evaluasi ini diperluka untuk melihat dan meninjau kelayakan pembangunan


Pembangkit Listrik Microhidro (PLTMH) dengan berdasarkan biaya investasi, umur
ekonomis, nilai masa kini dan priode pengembalian modal guna memberikan
rekomendasi dalam pembangunan PLTMH.

2
Pada tahap ini akan dilakukan indentifikasi alternatif, masing-masing alternatif
memiliki karakteristik. Selanjutnya akan dilakukan perbandingan dan pemilihan
alternatif dengan menganalisis ke ekonomian yaitu Net Present Value(NPV), Pay Back
Periode (PBP), dan Benefit Cost Ration (BCR).

2.7.1 Depresiasi

Umur ekonomis pembangkit yang diperkirakan sekitar 10 tahun dan pada akhir
umur pembangkit tersebut masih ada nilai residu yang tersisa sekitar 10% dari masa
pemakaiannya.
Residu
Nilai residu (10%) = investasi awal
Inventasi−residu
Depresiasi =
T

Di mana; Depresiasi = nilai penyusutan (Rp/ Tahun)


Inventasi = nilai biaya awal pembangunan (Rp)
Residu = Nilai sisa diakhir umur barang
T = umur/priode pemakaian (tahun)
2.7.2 Penyusutan Cashflow

Penyusutan cashflow menggunakan beberapa asumsi diantaranya ;


 Tingkat inflasi = %
 Tingkat suku bunga = %
 Kenaikan tarif listrik per tahun = %
 Umur ekonomis pembangkit = %
 Pajak = %

Dan untuk mencari discount factor pada persamaan :


1
i= 2
(1+ P)

Di mana : i = discount factor

2
P = Tingkat suku bunga %
n = tahun ke-

2.7.3 Net Present Value (NVP)


Net Present Value(NVP) adalah nilai dari selisih harga dari aliran kas bersih
(Net Cash Flow) dimasa datang dengan harga sekarang dari investasi awal pada
tingkatan bunga tertentu. Untuk dapat mencari NPV dapat menggunakan persamaan
berikut :
n
NB 1
NVP = ∑
i=1 (1+i)2

n
= ∑ Bi −Ci
i=1

Di mana : NVP = Net Present Value (Rp)


NB = Net Benefit = benefit – Cost
Bi = Benefit yang telah didiskon.
Ci = Cost yang telah didiskon
n = Tahun ke-
i = Diskon faktor ( %)

2.7.4 Pay Back Priode (PBP)


Pay back Priode (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan
terjadinya arus penerimaan (cash in flows) yang secara kumulatif sama dengan jumlah
investasi dalam bentuk present value [1][8]. Pay Back Priode juga sering disebut
sebagai balik modal dari biaya yang telah dikeluarkan/investasi. Untuk menghitung
besar PBP dapat menggunakan persamaan :
n n

PBP = T P-1 +
∑ Ii +∑ Bicp−1
i=1 i=1
Bp

Di mana : PBP = Pay Back Periode (tahun)


T P-1 = Tahun sebelum terdapat PBP

2
Ii = Jumlah investasi yang telah di diskon (rupiah)
Bicp−1 = Jumlah benefit yang didiskon sebelum PBP (rupiah)
Bp = Jumlah benefit pada PBP (rupiah)

2.7.5 Benefit Cost Ratio (BCR)


Benefit Cost Ratio (BCR) adalah ratio antara manfaat bersih yang bernilai positif
(benefit) dengan manfaat biaya yang bernilai negatif. Suatu proyek bisa dapat dikatakan
layak bila diperoleh nilai BCR>1 dan dikatakan tidak layak bila diperoleh nilai BCR <
dari 1. BCR dapat dihitung dengan mengunakan persamaan:
n

∑ Bk
k=0
BCR = n

∑ Ck
k=0

Di mana : BCR = Benefit Cost Ratio


N = Periode proyek (tahun)
k = Tahun ke-
Bk = Keuntungan (benefit) pada tahun k (Rp)
Ck = Biaya (cost) pada tahun k (Rp)

2
BAB
3
METODE
SURVEY
3.1 WAKTU DAN TEMPAT SURVEY
Tempat ini akan diadakan Survey di Sungai Aek Nabara Hororoan, Desa
Sigiring-giring Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sungai Aek
Nabara Haroroan pada posisi garis Latitute : 1°50'20.66"N dan Longitute :
99°29'40.34"E dibagian tenggara dari Kabupaten Tapanuli Selatan.

2
Gambar 3.1 Titik Lokasi Penelitian

3.2 DATA-DATA YANG DIPERLUKAN

Adapun data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah


sebagai berikut :
1. Jumlah Rumah/bangunan di Dusun Lobu dan Dusun Sigiring
2. Curah Hujan Sungai Aek Nabara Haroroan
3.3 PELAKSANAAN SURVEY
Dalam Survey ini dilakukan kegiatan peninjauan lokasi, menghitung jumlah
rumah/bangunan yang ada, jalur tiang/kabel dan untuk menghitung debit air sungai,
mengukur head (titik jatuh air) sebagai energi yang akan menggerakkan turbin pada
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro, biaya investasi untuk membangun PLTM, dan
ditutup dengan penyajian hasil akhir serta kesimpulan.

3.4 VARIABEL YANG DIAMATI


Variabel-variabel yang diamati dan penelitian yang meliputi :
 Debit dan head pada air
 Titik tempat bangunan (bendungan, bak penampung, lokasi ware house)
 Jalur tiang/kabel
 Daya listrik yang dibangkitkan PLTMH dan hasil penjualannya
 Analisa ekonomi

3.5 DIAGRAM ALUR KAJIAN

2
Gambar 3.2 Diagram Alur Kajian BAB
4
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN

4.1 SUNGAI AEK NABARA HAROROAN


Sungai Aek Nabara Haroroan merupakan salah satu sungai yang terletak di Desa
Sigiring-giring Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan dan memiki
sumber air berupa alur sungai yang memiliki air terjun yang berpotensi untuk pembutan
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH).
Kebutuhan energi listrik di saera Desa Sigiring-giring tepatnya di Dusun
Sigiring-giring dan Dusun Lobu sangat mendesak kebutuhannya sebab kedua wilayah
ini belum memiliki akses terhadap energi listrik. Dari segi perekonomian, kebanyakan
penduduk yang terdapat di Desa Sigiring-giring dan sekitar merupakan penduduk
berekonomi menengah kebawah. Ini diakibatkan karena kebanyakan penghasilan
mereka didapat dari bekerja sebagai petani dan berkebun dan kebanyakan tidak
memiliki pekerjaan yang tetap. Ditambah akeses jalan yang sulit menyebabkan mereka

2
susah untuk interaksi ke daerah lain terutama untuk pendidikan dan penjualan hasil bumi
mereka. Selain sebagai petani dan berkebun, kebanyakan dari pemuda mereka pergi
merantau untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar.
Akses transportasi dari Sipirok menuju lokasi sungai sekitar 2 jam perjalanan
menggunakan transportasi darat dengan jarak 58 km. Lokasi dapat dilihat pada Gambar
4.1.

Gambar 4.1 Sungai Aek nabara Haroroan

Pada gambar tersebut dapat dilihat bentuk sungai yang akan menjadi lokasi
sumber energi listrik dan wilayah yang dilakukan survey untuk mengukur dan
menganalisa besar debit sungai yang dihasilkan pada lokasi tersebut.

4.2 POTENSI ENERGI


Pada survey yang telah dilakukan potensi energi yang telah dianalisis memiliki
beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut.

2
4.2.1 Potensi Pengguna Energy Listrik
Pada Survey awal ke Desa Sigiring-giring yang memiliki 4 dusun, dimana Dusun
Lobu dan Dusun Sigiring-giring belum ada nya akses listrik, 2 dusun yang lain sudah
ada akses listrik dari PLTMH. Untuk itu Dusun Lobu yang memiliki 25 KK dan Dusun
Sigiring-giring 83 KK merupakan 2 dusun yang berpotensi untuk pembuatan PLMTH
dari aliran arus sungai Aek Nabara Haroroan..
Tabel 4.1
Jumlah Bangunan Dusun Lobu dan Dusun Sigiring-giring
Sigiring-
Nama Desa Lobu
giring
Rumah 29 83
Sekolah - 1
Kantor Kepala Desa   1
Balai Desa   2
Rumah Ibadah 1 1
Total 30 88
Table 4.2
Urutan Daya Listrik PLN
No Daya Terpasang Pembatasan MCB/MCCB (ampere)
1 250 1 x 1,2
2 450 1x2
3 900 1x4
4 13000 1x
Sumber : PLN

Berdasarkan Table Daya Listrik di Indonesia kalau kita asumsikan Daya ke meter-meter
pelanggan rumah tangga (250 VA, 1 Phasa) terpasang di tiap rumah adalah 450 W,
maka dapat kita hitung jumlah Daya yang dibutuh kan di dua dusun tersebut
Jumlah Daya yang di butuhkan = 450 x (30 + 88)
= 53100 Watt
= 53 kW
Berarti daya yang di butuhkan di dua dusun tersebut adalah 53 kW
Berdasarkan Data BPS pertumbuhan penduduk di Kecamatan Saipar Dolok Hole
sebesar 0,3%, berdasarkan angka pertumbuhan penduduk tersebut dapat di proyeksikan

2
jumlah penduduk 20 tahun kedepan dusun Lobu dan dusun Sigiring-giring dengan
jumlah 118 KK
Sebanyak = (0,3% x 20) x 540
= 32,4 ≈ 33 Jiwa

Jumlah penduduk 10 tahun kedepan = 525 + 33


= 558 Jiwa
Jumlah rumah 10 tahun kedepan = 558 : 5
= 111,6 ≈ 112 rumah
Total Bangunan 10 Tahun di kedua dusun tersebut adalah 112 rumah + 4 rumah kosong
+ 2 rumah ibadah + 2 Balai desa + 1 kantor kepala desa = 121 bangunan.
Untuk 20 Tahun kedepan Daya yang dibutuhkan = 450 x 121
= 54050
= 54,05 kW

4.2.2 Analisis Potensi Debit (Pengukuran Sesaat)


Pada survey ini dilakukan pengukuran dengan metode fload untuk mengetahui
dan menganalisis besarnya potensi debit yang dapat dihasilkan sungai Aek Nabara
Haroroan pada saat ketinggian normal. Dari pengukuran telah didapat lebar sungai 6,3
meter dan kedalaman dapat diasumsikan rata-rata 37 centimeter dan pengukuran
kecepatan dapat dilihat pada Tabel 4.3 dengan jarak tempuh tetap yaitu 5 meter.

Tabel 4.3
Pengukuran Kecepatan Air Sungai
No Panjang Sungai (meter) Waktu (detik) Kecepatan (m/detik)

1 6,3 01:58,98 0.05295


2 6,3 01:46,56 0.059122
3 6,3 01:20,74 0.078028
4 6,3 01:57,39 0.053667
5 6,3 01:18,04 0.080728
Rata-rata 0.064899

2
Sumber : Hasil Survey 2021

Percobaan dilakukan dengan menggunakan benda apung gabus yang dilempar


mengikuti arus sungai dan menghitung memakai stopwach agar mendapatkan
pengukuran yang akurat dilakukannya perhitungan waktu sebanyak 5 kali. Maka didapat
kecepatan rata-rata sebesar 0.064899 m/s. Dari data yang telah diperoleh dapat dicari
debit air sungai dengan persamaan, yaitu :
A = L (m) x d (m)
= 6.3 x 0,37 = 5,229 m2
Q =xA
` = 0.064899 x 5,229
= 0.339357 m3/s

Maka dari perhitungan Q didapat debit sebesar 0.339357/s di lokasi tersebut.

4.2.3 Analisis Potensi Head


Berikut adalah gambar dari titik lokasi surve debit ke-titik lokasi power station
yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.

2
Gambar 4.2 Perancangan PLTMH Sungai Aek Nabara Haroroan.
Dari letak gambar titik gambar di atas serta hasil survey dapat di asumsikan ketinggi
jatuh air (head) ke power station tersebut sekitar 26,3 meter. Dengan head tersebut
bahwa kita dapat menentukan daya listrik yang akan dibangkitkan dan juga menentukan
turbin yang efektif dan efisien dalam menggerakkan generator.

4.2.4 Analisis Potensi Daya Listrik


Dari debit yang di ukur dari perhitungan sesaat sebesar 0.339357 m3/s, maka
potensi daya listrik yang mampu dihasilkan sungai Aek Nabara Haroroan dengan jarak
yang telah ditentukan dari titik pengukuran debit ke titik lokasi power station dapat
dihitung menggunakan persamaan 2.1 yaitu :
P=gxQxxH
= 9,81 x 0.339357x 26,3
= 87,55 kW

Dari perhitungan daya diatas dapat kita asumsikan bahwa daya yang dihasilkan sungai
Aek Nabara Haroroan sebesar 87,55 kW.

4.3 POTENSI BANGUNAN

2
4.3.1 Bendungan (Dam)
Bendungan (dam) adalah kontruksi yang dibangun untuk menahan laju air.
Bendungan sangat penting dalam mengontrol debit air yang besar agar tidak merusak
turbin. Di samping itu pada lokasi yang telah disurvey, bendungan juga sangat
mempengaruhi dalam penambahan ketinggian titik jatuh air (head) agar lebih efisiensi
untuk menghasilkan listrik. Di samping itu dengan membangun bendungan kita dapat
menghasilkan debit air yang sangat efektif.
Lokasi Bendungan direncanakan berada pada :
 Koordinat : 1°50'20.66"N 99°29'40.36"E
 Elevasi : 149 meter

4.3.2 Bak Pengendap (Sand Trap)


Bak Pengendap (Sand Trap) merupakan salah satu kontruksi yang rancang untuk
menyaring keluaran air dari bendungan (dam) yang banyak membawa partikel-partikel
seperti pasir dan lumpur. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidak stabilan
putaran pada turbin akibat partikel tersebut dan dapat menjadikan kerusakan pada turbin.

4.3.3 Saluran Air (Waterway)


Saluran air (Waterway) merupakan kontruksi sebagai pendukung untuk
mengalirkan air dari sisi bukit untuk menjaga ketinggian atau elevasi dari air yang
disalurkan.

4.3.4 Rumah Pembangkit (Power House)


Rumah pembangkit merupakan bangunan yang berfungsi untuk menempatkan
alat-alat mekanikal dan alat-alat elektrikal. Bangunan ini digunakan juga sebagai tempat
untuk mengontrol operasional PLTMH. Pintu rumah pembangkit dibuat sedemikian
rupa sehingga mudah untuk memasukkan alat-alat mekanikal yang ukurannya cukup
besar. Perancangan rumah pembangkit harus sesuai dengan standar perencanaan untuk
struktur bangunan gedung agar bangunan kuat dalam memikul beban dan gaya yang
berada di atasnya.
Lokasi Rumah Pembangkit direncanakan berada pada :
 Koordinat : 1°50'21.00"N 99°29'37.51"E

2
Elevasi 120,19 meter
Gambar 4. 3
Contoh Rumah Pembangkit

4.3.5 Saluran Pembuangan


Untuk membangun PLTMH diperlukan saluran pengambilan untuk mengambil
air dari saluran irigasi ataupun saluran lainnya menuju rumah pembangkit. Saluran
dirancang sesuai dengan debit rencana yang telah ditetapkan. Setelah masuk ke rumah
pembangkit dan memutar turbin, air akan ditangkap oleh saluran pembuang untuk
dialirkan kembali menuju saluran irigasi ataupun saluran lainnya. Saluran pembuang
juga dirancang berdasarkan debit rencana.

4.4 PEMILIHAN TURBIN DAN PERHITUNGAN DAYA KELUAR TURBIN

Berdasarkan data head dan debit sungai Aek Nabara Haroroan maka dapat
dilakukan pemilihan dengan berpatokan tabel 2.3. bahwasanya turbin yang akan dipakai
adalah turbin cross-flow dengan efisiensi turbin 70% sampai dengan 84%.

Untuk mengetahui daya keluar dapat dicari dengan memakai efisiensi turbin
sebagai berikut.

Pturbin = P x turbin
= 87,55 × 0,8

= 70,04 kW

Untuk mengefisiensikan kerja turbin pada saat terjadinya debit air minimum
pada PLTMH maka turbin yang beroprasi di pakai pada sore samapai pagi, di mana air
dapat dikumpulkan pada pagi menjelang sore.

2
4.5 PERHITUNGAN DAYA KELUAR GENERATOR

Dalam perhitungan daya yang keluar pada generator dapat digunakan persamaan
sebagai berikut;
Pgenerator = turbin x Pturbin

Efisiensi generator sendiri dapat diasumsikan besarnya 90% sehingga;


Pgenerator = 0,9 x 70,04
= 63,04 kW

Maka daya yang keluar pada gerator adalah 59.54 kW. Untuk kapasitas daya
generator yang terpasang pada sebuah pembangkit setidaknya 10 sampai 20% lebih
besar dari hasil perhitungan daya generator dengan demikian kapasitas adalah;

Pgen terpasang = 63,04 + (63,04 x 20%)


= 75,648 kW

Dalam pemilihan kapasitas daya yang terpasang pada PLTMH digunakan persamaan
P generator
Psemu =
cos ❑
75,648
= 0,9

= 68.08 kW

Perhitungan ini digunakan untuk menentukan karakteristik generator yang akan


digunakan untuk membuat PLTMH. Maka karakteristik generator yang digunakan
adalah generator singkron ac dengan frekuensi 50 Hz dan daya 3 × 3000 KVA. Daya
yang keluar dari PLTMH tersebut akan bisa diinterkoneksikan dengan PLN melalui
Transmisi Distribusi. Dan Juga bisa untuk memenuhi kebutuhan 121 bangunan yang ada
di Desa Sigiring-giring tepatnya di dusun Lobu dan dusun Sigiring-giring sebesar 54,05
kW.

2
4.6 EVALUASI PROYEK

Evaluasi ini diperlukan untuk melihat dan meninjau kelayakan pembangunan


Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) dengan berdasarkan Jumlah banguna
(konsumen), biaya investasi, umur ekonomis, nilai masa kini dan priode pengembalian
modal guna memberikan rekomendasi dalam pembangunan PLTMH.
Sebelum suatu proyek dilaksanakan perlu dilakukan analisa dari investasi tesebut
sehingga akan diketahui kelayakan suatu proyek dilihat dari sisi ekonomis investasi.
Ada beberapa metode penilaian proyek investasi, yaitu:

4.6.1 Biaya Investasi Awal

Biaya investasi pada pembangkit diperoleh dari biaya pembangunan yang


berkapasitas hampir sama sehingga akurasi data yang dipakai dan tidak terlalu berbeda
dengan kenyataan di lapangan. Adapun biaya investasi dapat diasumsikan pada tabel
berikut.

Tabel 4.4
Biaya Pradesain
No Nama Pekerjaan Harga (Rp)
1 Survey 50.000.000
2 Analisa Perhitungan 30.000.000
3 Pekerjaan gambar desain 20.000.000
Total Jumlah 100.000.000
Sumber : Hasil Analisa Konsultan 2021

Tabel 4.5
Biaya Pekerjaan Sipil
No Nama Pekerjaan Harga (Rp)
1 Persiapan Lahan 0 (disediakan Masyarakat
2 Konstruksi Bandungan 725.000.000
 Pembuatan bendungan
 Pembutan intake

2
 Pembuatan santrap
 Pembutan waterway
 Pembutan Surge tank
 Pembutan Penstok
 Pembuatan Power house
 Pembuatan Tail race
3 Pembuatan jangkar pengangkut 50.000.000
Total Jumlah 775.000.000
Sumber : Hasil Analisa Konsultan 2021

Table 4.6
Biaya Peralatan Listrik
No Peralatan Jumla Harga Satuan
h
1 Turbin, Generator 100 kW 1 450.000.000
dan swicthboard(set)
2 Transformator Daya 1 15.000.000
3 Alat Pengontrol dan 1 25.000.000
pengamanan
4 Pengadaan dan pesangan 1 400.000.000
(instalasi) peralatan listrik
5 Total jumlah 890.000.000
Sumber : Hasil Analisa Konsultan 2021

Tabel 4.7
Biaya Jasa Pengurusan
No Pengurusan Harga Harga
1 Jasa Pengurusan 10.000.0000
2 Dokumentasi 10.000.000
3 Transfortasi 35.000.000
Total Jumlah 45.000.000
Sumber : Hasil Analisa Konsultan 2021

2
Tabel 4.8
Biaya Investasi keseluruhan
No Item Pekerjaan Harga

1 Biaya Predesain 100.000.000

2 Biaya Pekerjaan Sipil 775.000.000

3 Biaya Peralatan Listrik 890.000.000

4 Jasa Pengurusan 45.000.000

Total Jumlah 1.818.500.000

PPN 10 % 181.850.000

Total Jumlah + PPN 1,999,800,000


Sumber : Hasil Analisa Konsultan 2021

4.6.2 Pendapatan PLTMH

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2017 mengenai


Pembelian Tenaga Listrik dari Tenaga Air, diperkirakan untuk PLTMH Sumatra Utara
sebesar $ 0,0789 USD/kWh dengan nilai konversi ke rupiah sebesar Rp. 1.113 /kWh.

Total energi yang dihasilkan dari PLTMH berdasarkan hasil perhitungan adalah
sebagai berikut :

 Daya yang dapat dibangkitkan/ jam = 68,08 kWh


 Daya yang dibangkitkan dalam 1 tahun = 594.338,4 kWh/thn dengan waktu
operasi
8730 jam.
 Daya yang dapat dijual ke PLN = 594.338,4 kWh/tahun
 Maka Penerimaan /tahun = 743.970,6 × Rp 1.113/kWh
= Rp 661.498.639,2
= Rp 661.498.000

2
4.6.3 Pengeluaran PLTMH

Adapun biaya pengeluaran yang terdapat pada PLTM ini yaitu biaya operational
dan pemeliharaan, dapat diasumsikan per tahunnya dalam tabel berikut.

Tabel 4.9
Biaya Operational dan pemeliharaan
No Uraian Jumlah Harga Satuan Total (Rp)
(Rp)
1 Biaya Operasional 1 5.000.000 5.000.000
2 Gaji Karyawan 2 24.000.000 48.000.000
3 Biaya Perawatann dan 1 10.000.000 10.000.000
Maintenance
Total Jumlah 63.000.000
Sumber : Hasil Analisa Konsultan 2021

4.6.4 Biaya Depresiasi/ Penyusutan

Jika umur ekonomis Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro diasumsikan sekitar


10 tahun dan pada akhir umur pembangkit tersebut masih terdapat nilai residu yang
tersisa sekitar 10% dari masa pemakaian. Referensi ini diambil dari jurnal yang sudah
ada yaitu pada daftar pustaka no 1.
 Residu
Investasi awal = Rp 1,999,800,000
Nilai residu (10%) = Rp 199,980,000
Inventasi−residu
 Depresiasi/penyusutan =
T
1,999,800,000−199,980,000
=
10
= Rp 197.980.200
Dibulatkan = Rp 197.900.000.

4.6.5 Penyusunan Cashflow

Penyusunan proforma cashflow menggunakan asumsi dasar sebagai berikut :


 Tingkat inflasi = 3%

2
 Tingkat suku bunga = 6,25%
 Kenaikan tarif listrik per tahun = 1%
 Umur ekonomis Pembangkit = 10 tahun
 Pajak = 25%
Perhitungan dan penyusunan cashflow dapat dilihat pada tabel 4.8 Berikut ;

Tabel 4.10
Proforma cashflow
Tah Penerimaan Pengeluaran i Bi Ci Pajak Arus Kas Kas Komulatif
un
0   1,999,800,000 1   1,999,800,000     -1,999,800,000
1 661,498,000 63,000,000 0.941 622,586,353 59,294,118 155,646,588 407,645,647 -1,592,154,353
2 668,112,980 64,890,000 0.886 591,823,263 57,480,415 147,955,816 386,387,032 -1,205,767,321
3 674,794,110 68,945,625 0.834 562,580,231 57,480,415 140,645,058 364,454,758 -841,312,563
4 681,542,051 73,254,727 0.785 534,782,149 57,480,415 133,695,537 343,606,196 -497,706,367
5 688,357,471 77,833,147 0.739 508,357,619 57,480,415 127,089,405 323,787,799 -173,918,568
6 695,241,046 82,697,719 0.695 483,238,772 57,480,415 120,809,693 304,948,664 131,030,096
7 702,193,457 87,866,326 0.654 459,361,092 57,480,415 114,840,273 287,040,403 418,070,499
8 709,215,391 93,357,971 0.616 436,663,249 57,480,415 109,165,812 270,017,022 688,087,521
9 716,307,545 99,192,845 0.579 415,086,948 57,480,415 103,771,737 253,834,795 941,922,316
10 723,470,621 105,392,397 0.545 394,576,769 57,480,415 98,644,192 238,452,162 1,180,374,478
Sumber : Hasil Analisa Konsultan 2021
4.6.6 Net Present Value (NPV)

Net Present Value nilai adalah selisih harga sekarang dari aliran kas bersih dimasa
datang dengan harga sekarang dari investasi awal pada tingkat bunga tertentu. Untuk
menghitung NPV kita menggunakan persamaan :
n
NPV = ∑ Bi −Ci
i=1

= Rp 5,009,056,444 - Rp 2,576,417,855

= Rp 2,432,638,589

Dari hasil perhitungan Net Present Value (NPV) didapat NPV > 0. Maka dari sisi
evaluasi proyek dikatakan layak dibangun.

4.6.7 Pay Back Period (PBP)

2
Pay back priod merupakan jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus
penerimaan (cash in flows) dapat dilihat pada tabel 4.10. Proforma cashflow atau dapat
dihitung dengan penggunakan persamaan :
n n

PBP = TP-1 +
∑ Ii +∑ Bicp−1
i=1 i=1
Bp
−173,918,568+131,030,096
= 4+
304,948,664
= 5,8 tahun
Dari hasil perhitungan Pay Back Period (PBP) didapat sebesar 5, 8 tahun atau
dibawah nilai atau umur ekonomi pembangkit yaitu 10 tahun. Maka dari sisi
evaluasi proyek dikatakan layak dibangun.

4.6.8 Benefit Cost Ratio (BCR)

Untuk mencari benefit cost ratio kita menggunakan persamaan 2.11.


n

∑ Bk 5,009,056,444
k=0
BCR = =
n
2,576,417,855
∑ Ck
k=0

= 1,94

Dari hasil perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR) didapat BCR > 1. Maka dari sisi
evaluasi proyek dikatakan layak dibangun.

BAB

KESIMPULAN DAN 5
SARAN
5.1 KESIMPULAN

2
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Potensi daya listrik yang dapat dibangkitkan dari debit air Sungai Aek Nabara
Haroroan yang keluar dari generator dapat mencapai 68,08 kWh.
2. Pembangunan PLTMH Desa Sigiring-Giring memenuhi kriteria kelayakan
secara teknis.
3. Secara sosial, pembangunan PLTMH Desa Sigiring-Giring memenuhi kriteria
kelayakan dikarenakan akan dapat membantu penerangan 2 dusun yaitu dusun
lobu dan dusun sigiring-giring yang sampai saat ini terdapat 121 rumah dan
fasilitas umum yang belum memperoleh akses terhadap energi listrik..
4. Ditinjau dari aspek finansial Pembangunan PLTMH di Desa Sigiring-Giring
LAYAK untuk dibangun dikarenakan nilai NPV > 0. Dan nilai BCR > 1 yaitu
sebesar 1,94.
5. Investasi PLTM Sungai Aek Nabara Haroroan dalam jangka waktu 10 tahun
memberikan benefit sebesar Rp 2,432,638,589.
6. Pembangunan PLTMH akan mendatangkan keuntungan secara finansial, jika
dibiayai dengan pinjaman tanpa bunga atau hibah dari pemerintah ataupun dari
pihak donor.

5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut;
1. Pemerintah diharapkan turut andil dalam memberikan subsidi untuk
pembangunan PLTMH Desa Sigiring-Giring agar layak untuk dikerjakan.
2. Perlu diadakan kajian tentang daya beli masyarakat, terutama yang belum
mendapatkan aliran listrik dari PT PLN. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kemungkinan meningkatkan harga jual daya listrik yang dihasilkan PLTMH
Desa Sigiring-Giring.
3. Rencana pembangunan PLTMH Desa Sigiring-Giring perlu ditindaklanjuti
dengan melaksanaan rencana DED agar lebih detail untuk dapat dilaksanakan
pembangunan konstruksinya.

2
DAFTAR PUSTAKA

(1). Wijaya, Wisnu,dkk.” Analisa Perencanaan Pembangkit Listrik Microhidro di


Sungai Lowongan Kecamatan Kedungbanten Kabupaten Bayumas”. Universitas
Diponegoro. Semarang. 2012.
(2). Severn Wye Enegy Agency, www.swea.co.uk
(3). O.F. Patty. 1995. Tenaga Air Edisi Pertama. Jakarta. Erlangga.
(4). [M,M Dandekar, K,N Sharman. Pembangkit Listrik Tenaga Air. Universitas
Indonesia. 1991.

2
(5). Sulvian, Robet Lee. Power Sistem Planning, McGraw Hill. New York. 1977.
(6). Rahmayanti, Mutia Isti,dkk.” Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Minihidro
(PLTM) di Sungai Citarum Hulu Kabupaten Bandung Barat”. Universitas
Brawijaya. Brawijaya.
(7). Centre For Rudal Technology. Manual On Micro-Hydro development.
Tripureshowe, Khathmandu Nepal.2005.
(8). Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Replubik Indonesia 2017. Kajian
Penyediaan dan Pemanfaatan Migas, Batubara, EBT dan Listrik. Jakarta: Pusat
Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral.
(9). Bank Indonesia. 2019. Inflasi.
https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx.
(10). Bank Indonesia. 2019. Suku Bunga Penjaminan.
https://www.bi.go.id/id/moneter/suku bunga/
(11). penjaminan/Contents/Default.aspx. (diakses 26 maret)
IMIDAP, Pedoman Studi Kelayakan PLTMH, cetakan kedua, Direktoral Jendral
Listrik dan Pemanfaatan Energi Departement Energi dan Sumber Daya Mineral ,
2009.

2
LAMPIRAN

2
2
2

Anda mungkin juga menyukai