Kata khamer mungkin merupakan kata serapan dari bahasa Azam. Dalam bahasa
yahudi yain, dalam bahasa arabnya wain artinya anggur hitam. Pada masa Nabi Muhammad
orang Makkah dan Madinah dalam berbagai kesempatan biasa meminum khamer, sehingga
sering menjadi penyebab terjadinya kejahatan dan diikuti kejahatan berikutnya yaitu
perjudian. Oleh karenanya Nabi Muhammad melarang khamer.
Pengharaman khamer bukan agenda Nabi pada mulanya bahkan pada QS: 16 ayat 67
disebutkan bahwa menjadi suatu kemurahan Allah pada manusia. Akan tetapi dampak
memabukkan dari khamerlah yang menjadikan haram dan terlarang. Wahyu pertama yg
menjelaskan ini adalah QS: 2 ayat 216. Akan tetapi wahyu ini tidak dianggap sebagai
larangan dan orang-orang tidak merubah kebiasaan mereka, maka wahyu kedua diturunkan
yaitu QS: 4 ayat 46 tapi wahyu ini juga tidak dianggap larangan umum dalam masalah
khamer, hingga turunlah wahyu QS: 5 ayat 92 yang akhirnya menjadi larangan untuk
meminumnya.
Larangan dalam Al-Qur’an diambil kesimpulan oleh ahli fiqih semua madzhab baik
sunni maupun syiah bahwa minum khamer dan memperdagangkannya adalah dilarang. Dalam
hadis disebutkan bahwa khamer adalah kunci semua kejahatan (Ibnu Majjah, Ahmad bin
Hanbal). Meminum khamer didunia tanpa penyesalan maka tidak akan minum khamer di
akhirat (Bukhori, Muslim). Akan dilaknat yang meminum, membeli, menjual dan memaksa
orang minum khamer (Abu daud, Ibnu Majjah, Ahmad bin Hanbal). Dan hadis lainnya.
Ada permasalahan mengenai minuman-minuman yang difragmentasi bagaimanakah
hukumnya? Pada sebagian hadis ada yang mengharamkannya dan juga dilarang. Ada juga
beberapa hadis yang menybutkan bahwa istri-istri Nabi menyuguhkan minuman nabidh dan
diminum oleh beliau dan beliau meminumnya tidak lebih dari tiga hari. Akan tetapi hal ini
tidak mempengaruhi para ahli fiqih untuk membolehkannya. Tiga madzhab bersepakat dan
juga syi’ah bahwa nabidh itu haram. Sedangkan hanafi membolehkan dengan batas untuk
pengobatan dan lainnya (bukan untuk mabuk).
Sesuai dengan ijma’ yang diperbolehkan adalah semua minuman yang tidak
difregmentasikan dan juga minuman yang baik. Sedangkan yang diharamkan menurut ijma’
adalah anggur (wine dan khamer) dari berbagai jenis. Sebagaimana khamer ada 6 jenis
perkara dalam minuman ini; meminumnya dan menggunakannya untuk hal lain adalah haram;
menolak hal ini adalah kufr; menjual, membeli, memberi, dsb adalah haram; tidak ada
pertanggung jawaban bagi yang merusak dan memusnahkan khamer; apakah khamer itu
masih milik masih dipertanyakan; khamer adalah najis seprti air kencing dan darah; siapa
yang meminumnya sedikitpu akan dikenakan hukuman.
Hukuman bagi orang yang minum khamer, hadis menjelaskan bahwa Muhammad dan
Abu Bakar menghukumnya dengan 40 cambukan dengan dahan pohon atau sandal. Orang
yang menuduh muhshanat berzina tanpa membuktikan dengan 4 saksi maka dihukum 80
cambukan. Madhzab lain mengadopsi pandangan Umar, meminum khamer dihukum 80 kali
cambukan jika budak maka dikurangai 40 cambukan, tapi syafi’iyah cenderung kepada
praktik yang dilakukan Nabi dan Abu bakar yaitu 40-20 kali.