Anda di halaman 1dari 14

 

Sekilas Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an


Perhatian ilmiah orientalis terhadap al-Qur’an bermula dengan kunjungan Petrus
Venerabilis, kepala Biara Cluny ke Toledo pada perempatan kedua abad ke-XII !  Ia
membentuk dan membiayai suatu team penerjemah yang ditugaskan menerjemahkan
serangkaian teks "rab yang se#ara keseluruhan merupakan pijakan ilmiah bagi para
missionaris $risten yang berurusan dengan Islam %asil kerja team ini dikenal sebagai
Clunia# Corpus yang kemudian tersebar luas, tetapi tidak digunakan se#ara menyeluruh
hanya bagian-bagian yang memiliki man&aat langsung dan berguna dalam polemik yang
dieksploitasi serta dikutip tanpa komentar '
"sumsi dasar para orientalis menggugat al-Qur’an dilatarbelakangi dua hal, yaitu(
 pertama, keke#e)aan orang $risten dan *ahudi terhadap kitab su#i mereka $edua,
disebabkan oleh ke#emburuan mereka terhadap umat Islam dan kitab su#i "l-Qur’an
+ayoritas #endekia)an $risten sudah lama meragukan otentisitas Bibel $arena pada
kenyataannya Bibel yang ada di tangan mereka sekarang ini terbukti tidak asli Terlalu
 banyak #ampur-tangan manusia di dalamnya, sehingga sulit untuk membedakan mana yang
 benar-benar )ahyu dan mana yang bukan ebagaimana ditegaskan oleh $urt "land dan
Barbara "land(
“Until the beginning of the fourth century, the text of the New Testament developed 
 freely….Even for later scribes, for example, the parallel passages of the ospels were so
 familiar that they would adapt the text of one gospel to that of another. They also felt 
themselves free to ma!e corrections in the text, improving it by their own standard of 
correctness, whether grammatically, stylistically, or more substantively
$eke#e)aan itulah yang mendasari para orientalis menyebar isu adanya
keterpengaruhan al-Qur’an dari tradisi mereka dan menganggap kodi&ikasi al-Qur’an belum

1 Tau&ik "dnan "mal, "l#$ur%an di &ata 'arat (a)ian 'aru *ohn +ansbrough dalam .lum al-
Qur’an /urnal Ilmu dan $ebudayaan no 0 1ol ! tahun !223 hlm 2

2 ibid

3 $urt "land and Barbara "land, The Text of the New Testatement   4+i#higan( 5rand 6apids, !2278, hlm 92
seperti dikutip yamsuddin "ri&,  "l#$ur%an, rientalisme dan -uxenberg   dalam ":-I;"; /urnal $ajian
Islam Vol ! no ! /anuari, '337, hlm !3
 

&inal, mereka berasumsi adanya kemungkinan kekurangan atau ketertinggalan ayat dalam
+usha& .smani0
+enurut "ndre) 6ippin, orientalis terkenal dalam studi al-Qur’an, "braham 5eiger 
4!<=08 7 termasuk yang pertama kali menggunakan pendekatan pengaruh *ahudi terhadap al-
Qur’an +enurut 5eiger, seorang pendiri dan pemimpin gerakan 6e&ormasi *ahudi di
/erman, ajaran +uhammad meminjam dari agama *ahudi $ata-kata yang terdapat di dalam
al-Qur’an seperti Tabut, Taurat, /annatu >"dn, /ahannam, "hbar, ?arasa, 6abani, abt,
Taghut, @urAan, +a’un, +asani, +alakut berasal dari bahasa Ibrani elain itu, hal-hal yang
menyangkut keimanan dan doktrin, hukum-hukum, moral, pandangan tentang kehidupan dan
#erita-#erita yang ada di dalam al-Qur’an, tidak terlepas dari pengaruh agama *ahudi
+engenai ayat-ayat di dalam al-Qur’an yang menge#am *ahudi, 5eiger berpendapat bah)a
ke#aman itu disebabkan +uhammad telah menyimpang dan salah mengerti tentang doktrin-
doktrin agama *ahudi
Pemikiran 5eiger kemudian dipuji dan dikembangkan lagi oleh Theodor ;oldeke 9
yang pada tahun !<93 menulis tentang sejarah al-Qur’an 45es#hi#hte des Qorans8 ?alam
karyanya ini, ;oldeke berusaha merekonstruksi sejarah al-Qur’an Buku ;oldeke ini
kemudian diedit dan dire1isi se#ara beramai-ramai oleh beberapa rientalis terkemuka
/erman lainnya dan dikerjakan selama 9< tahun sejak edisi pertama dan selama 03 tahun
sejak diusulkannya edisi kedua %asilnya, sampai saat ini, menjadi karya standar dalam
masalah sejarah kritis penyusunan al-Qur’an bagi para rientalis
+urid ;oldeke, bernama @riedri#h #h)ally, mengkritik pendapat gurunya
+enurut #h)ally, yang lebih berpengaruh terhadap Islam adalah $risten dan bukan *ahudi

4 ahiron yamsuddin, dkk  ermeneuti!a al#$ur%an &a/hab 0ogya , 4*ogyakarta( Islamika, '338,
hlm !0

5 "braham 5eiger adalah seorang rabbi *ahudi di /erman rang pertama yang menggunakan
 pendekatan ilmiah terhadap Islam *ang dimaksud dengan ilmiah adalah >Teori Pengaruh "sing’
kepada Islam 5eiger menulis sebuah buku Dhat did +uhammad Borro) &rom /udaismE’ :ihat
"dnin "rmas, &enelusuri 1emi!iran rientalisme Terhadap "l#$ur%an dalam http(FF )))FF I;IT
#om '33

6  Theodor ;oldeke, seorang Pendeta di /erman dan juga dedengkot orientalis dalam studi historisitas al-
Qur’an, memuji usaha 5eiger dengan mengatakan( De )ant, &or eGample, an eGhausti1e #lassi&i#ation and
dis#ussion o& all the /e)ish elements in the $oranH a praise)orthy beginning has already been made in 5eiger’s
youth&ul essay Das hat +ahomet aus dem /udenthum au&genommenE :ihat "bdurrahman Bada)i, &ausu%ah
al#&ustasyri2in yang dialihbahasakan oleh "mroeni ?rajat menjadi Jnsiklopedi Tokoh rientalis, 4*ogyakarta(
:$i, '338, hlm 0!
 

CCTorrey, seorang pro&esor di .ni1ersitas *ale-"merika erikat, mempertahankan pendapat


5eiger Torrey membahas se#ara panjang lebar mengenai pengaruh *ahudi dalam Islam
dalam karyanya The /e)ish @oundation o& Islam =
 ;amun, kemudian, >Teori Pengaruh’ ini dikembangkan lebih jauh lagi bah)a Islam
 bukan hanya dipengaruhi oleh *ahudi dan $risten, tetapi juga oleh unsur-unsur budaya
eorang +isionaris Inggris, D t Clair Tisdall menegaskan bah)a Islam itu bukan
 bersumber dari >langit’, tapi bersumber dari ragam agama dan budaya +enurut Tisdall,
konsep Islam tentang Tuhan, haji, #ium %ajar "s)ad, menghormati $a’bah, semuanya
diambil dari budaya jahiliyah halat 7 )aktu dari tradisi abian $isah ;abi Ibrahim,
ulaiman, 6atu BalAis, %arut +arut, %abil Qabil dari *ahudi "shabul $ah&i dan +aryam
dari $risten Tidak ketinggalan dari %indu dan Koroastria, yaitu Isra’ +i’raj dan jembatan
4shirath8 di hari kiamat
Pada tahun !2=, kemudian mun#ul "rthur /e&&ery yang ingin mendekonstruksi
+usha& .tsmani dan membuat musha& baru rientalis "ustralia ini ingin merekonstruksi
teks "l-Qur’an berdasarkan $itab al-+ashahi& karya Ibn "bi ?a)ud al-ijistani yang ia
anggap mengandung ba#aan-ba#aan tandingan dalam musha& 4yang ia istilahkan dengan
<
>ri1al #odi#es>8 /e&&ery bermaksud meneruskan usaha 5otthel& Bergstraesser dan tto PretLl
yang pernah bekerja keras mengumpulkan berbagai &oto lembaran-lembaran 4manus#ript8 "l-
Qur’an dan berbagai sumber seperti buku-buku ta&sir, hadis, kamus Qira’at dengan tujuan
membuat edisi kritis "l-Qur’an 4tetapi gagal, karena semua arsipnya di +uni#h musnah saat
Perang ?unia ke-II yang menghan#urkan /erman8 ejumlah besar bahan yang telah mereka

7 "dnin "rmas, &enelusuri 1emi!iran rientalisme Terhadap "l#$ur%an  dalam http(FF )))FF I;IT #om
'33

8 tto PretLel lahir di +inns, +uni#h, pada '3 "pril !<2 sosok PretLl erat kaitannya dengan kajian ba#aan-
 ba#aan al-Qur’an 4$ira%at al#$ur%an8, selain 5othla& Bergstars dan "rthur /e&&rey ebenarnya, spesialis
utamanya adalah tentang kitab su#i Perjanjian :ama leh karena itu, disertasi yang diajukan tahun !2'9dan
disertasi keguruan du .ni1ersitas  abilitationschrift   yang diajukan tahun !2'<, keduanya membahas tentang
 problema terjemahan *unani *aurat yang dikerjakan oleh =3 pakar Ibrani di Iskandariah pada masa Ptolomeus
Philadepus "kan tetapi, yang mampu men#uri perhatian ialah kajiannya tentang bahasa "rab dan dialeknya,
khususnya ragam ba#aan al-Qur’an ebenarnya Bergstars telah merintis karya-karya a)al tentang ragam
 ba#aan al-Qur’an, yaitu sejak diangkat menjadi guru besar di .ni1ersitas +inns, tetapi kemudian ia meminta
PretLl melanjutkannya etelah itu PretLl mengadakan la)atan ke Istanbul untuk meneliti dua buku induk 
mengenai Qira’at al-Qur’an karya "bu "mr .sman bin a’id al-?ani, dan melaporkan hasil kajiannya pada
 'ibliotheca 3slamica.  $edua buku induk tersebut, yaitu !itab al#Taysir fi al#$ira%at al#sab >, terbit di Istanbul
tahun !23, dan !itab al#&u2ni% fi rasm mashahif al#amsar ma%a !itab al#nu2ath  :ihat "bdurrahman Bada)i,
 &ausu%ah al#&ustasyri2in yang dialihbahasakan oleh "mroeni ?rajat menjadi Jnsiklopedi Tokoh rientalis,
4*ogyakarta( :$i, '338, hlm 93
 

himpun, musnah terkena bom tentara sekutu ampai meninggalnya /e&&rey dan PretLl,
 proyek ambisius al-Qur’an edisi kritis tidak pernah terlaksana
eorang rientalis lain, 5erd " Puin mengklaim bah)a dia telah menemukan
manuskrip lama di *aman yang konon mengandung Aira’ah yang lebih a)al dari Aira’ah
tujuh yang terkandung dalam +usha& .tsmani +anuskrip tersebut mengandung Aira’ah yang
lebih banyak dari Aira’ah tujuh, sepuluh, atau empat belas 2
Baru-baru ini, mun#ul lagi seorang dengan nama samaran Christoph :uGenberg la
mengklaim bah)a "l-Qur’an hanya bisa dimengerti kalau diba#a sesuai dengan bahasa
asalnya, yaitu yro-aramai# 4bahasa "ramai# dalam dialek yria#8 :uGenberg dengan nekat
mengklaim bah)a(
! Bahasa "l-Qur’an sebenarnya bukan bahasa "rab $arena itu, menurut dia, banyak 
kata-kata dan ungkapan yang sering diba#a keliru atau sulit dipahami 4in einem
"usmass 1erlesen und missdeutet )urde8 ke#uali dengan merujuk pada bahasa yro-
aramai# yang konon merupakan lingua &ran#a pada masa itu
' Bukan hanya kosa-katanya berasal dari yro-aramai#, bahkan isi ajarannya pun
diambil dari tradisi kitab su#i *ahudi dan $risten-yria 4Peshitta8
 "l-Qur’an yang ada tidak autentik, perlu ditinjau kembali dan diedit ulang 4Kur 
6i#htigstellung des an Lahlrei#hen tellen 1erlesenen $oranteGtes ist eine kritis#he
JditionM si#herli#h )uens#hen)ert8 elengkapnya akan dijelaskan pada bab
tersendiri !3
/ohn Dansbrough!!  tidak ketinggalan menyerang al-Qur’an %asil kajian yang
dilakukannya dalam menganalisis ayat-ayat al-Qur’an berkesimpulan bah)a ada
keterpengaruhan *ahudi-$risten, perpaduan antara tradisi dan al-Qur’an sebagai pen#iptaan
 post-pro&etik ?alam kaitannya dengan isi al-Qur’an menunjukkan bah)a dalam al-Qur’an

9 "dnin "rmas, &enelusuri 1emi!iran rientalisme Terhadap "l#$ur%an  dalam http(FF )))FF I;IT #om
'33

10 :uGenberg, 4ie 5yro#aramaeische -esarte,  37   seperti


dikutip yamsuddin "ri&,  "l#$ur%an, rientalisme
dan -uxenberg dalam ":-I;"; /urnal $ajian Islam Vol ! no ! /anuari, '337, hlm !3

11  /ohn Dansbrough adalah seorang ahli ta&sir terkemuka di :ondon Ia memulai karir akademiknya tahun
!293 alah satu karyanya adalah $ur%anic 5tudies6 5ource and &ethod of 5criptural 3nterpretation  :ihat
+uhammad ;ur $holis etia)an,  3ntera!si 5ar)ana 'arat dengan 3slam tentang 5e)arah Te!s al#$ur%an
4*ogyakarta( Puslit I"I; unan $alijaga, !22<8, hlm '3
 

terdapat adanya kesamaan dengan kitab sebelumnya !'  :ebih jauh ia mengatakan, ada
kemungkinan memberlakukan al-Qur’an seperti agama *ahudi dan $risten dalam konteks
historis !
Pada dasarnya, pandangan-pandangan para orientalis ini berkisar antara
keterpengaruhan bahasa al-Qur’an dengan tradisi mereka leh karena itu, tulisan singkat ini
lebih khusus akan mengungkap seputar Qira’at al-Qur’an dan sejarah kodi&ikasinya disertai
dengan pandangan Christoph :uGemberg dan bukunya
Orintalis mengutamakan Rasm dan Riwayah

alah satu #iri dari pendekatan sainti&ik di Barat itu adalah penekanan pada &akta-
&akta empiris yang berlebihan sehingga bukti-bukti lain selain yang memiliki &akta &isik 
4habeas #orpus8 tidak dapat diterima %al ini terbukti dari besarnya perhatian orientalis yang
 berlebihan dalam mengkaji sejarah kompilasi teks al-Qur’an atau sejarah teks al-Qur’an !0 Ini
nampaknya berdasarkan pengalaman mereka dalam mela#ak sejarah Bible yang hanya
mengandalkan pada tulisan manus#ript dalam bentuk papyrus, s#roll dan sebagainya
+anus#ript itulah yang berperan dan ber&ungsi sebagai a#uan dan landasan bagi penulisan
5ospel

?engan pendekatan tekstual itu maka orang-orang seperti /e&&ery, Dansbrough dan
Puin, misalnya, mengkaji al-Qur’an dengan berdasarkan sebuah asumsi bah)a "l-Qur’an
adalah Ndokumen tertulis’ atau teks, bukan sebagai Nha&alan yang diba#a’ atau re#itatio
?engan asumsi keliru ini 4taking the Qur’an as teGt8 mereka lantas mau menerapkan metode-
meode &ilologis yang laLim digunakan dalam penelitian Bible, seperti histori#al #riti#ism,
sour#e #riti#ism, &orm #riti#ism, dan teGtual #riti#ism :ogika tekstual itulah yang
mengkibatkan anggapan bah)a al-Qur’an sebagai hasil interaksi orang "rab abad ke-= dan

12 Tau&ik "dnan "mal, "l#$ur%an di &ata 'arat (a)ian 'aru *ohn +ansbrough dalam .lum al-Qur’an /urnal
Ilmu dan $ebudayaan ;o 0 Vol ! Tahun !223, hlm 2

13  "l-@atihuryadilaga, “Pendekatan %istoris /ohn Dansbrough dalam tudi al-Qur’an7 dalam  5tudi al#
$ur%an (ontemporer , 4*ogyakarta( Tiara Da#ana, '33'8, hlm '!=

14 +enurut /e&&ery, Para ilmu)an Barat tidak sependapat bah)a susunan teks "l-Qur’an yang ada di tangan
kita sekarang, sama dengan apa yang terdapat pada Laman ;abi +uhammad , maksudnya dalam hal susunan
surah dan ayat-ayatnya
 

<+ dengan masyarakat sekeliling mereka elain itu mereka juga beranggapan bah)a musha& 
yang ada sekarang tidak lengkap dan berbeda dengan aslinya 4tanpa mengetahui bagaimana
teks aslinya itu8 dan karena itu mereka lantas membuat edisi kritis, merestorasi teksnya,
maupun membuat naskah baru berdasarkan manuskrip-manuskrip yang ada

ebenarnya, dalam Islam "l-Qur’an bukanlah Ntulisan’ 4rasm, teGt atau )riting8
tetapi merupakan Nba#aan 4Aira’ah atau re#itation8 dalam arti u#apan dan sebutan Baik proses
turun 4pe)ahyuan8-nya maupun penyampaian, pengajaran dan peri)ayatan 4transmisi8-nya
dilakukan melalui lisan dan ha&alan ?ari dahulu, yang dimaksud dengan Nmemba#a’ al-
Qur’an adalah Nmemba#a dari ingatan’ 4Aara’a Nan Lhahri Aalbin8 Tulisan ber&ungsi sebagai
alat penyimpan dan dokumentasi yang dapat berbentuk tulisan diatas tulang, kayu, kertas,
daun dan lain sebagainya ;amun semua itu berdasarkan ha&alan, bersandarkan apa yang
sebelumnya telah tertera dalam ingatan sang AaariFmuAri +aka dari itu prinsip yang terkenal
dikalangan para ulama adalah al-rasm tabi li al-ri)ayah 4tulisan itu mengikuti ri)ayat8
Bagaimana ha&alan itu dapat terjaga dari lupa, para sahabat dan para ulama menggunakan
metode isnad yang muta)aatir dari generasi ke generasi %a&alan seorang alim di #ross #he#k 
dengan ulama yang lain ?ari sini maka keutuhan dan keaslian "l-Qur’an terjaga
sebagaimana di)ahyukan oleh +alaikat /ibril as kepada ;abi "D dan diteruskan kepada
 para ahabat dan ulama hingga hari ini

Orientalis Menyoal Pembentukan Mushaf 

Para orientalis pada umumnya tidak per#aya pada &akta tentang keberadaan al-
Qur’an dalam bentuk lisan dari tradisi hapalan dikalangan orang-orang "rab pada )aktu itu
?engan memberi penekanan pada substansi al-Qur’an sebagai sebuah teks, kalangan
orientalis berusaha menepis sejarah penulisan dan kompilasinya di masa +uhammad dan di
masa khali&ah "bu Bakr, namun menerima upaya kompilasi yang dilakukan oleh >.thman
%anya saja mereka kemudian menduga adanya kemungkinan terjadinya kesalahan dalam teks
"l-Qur’an di masa itu ebab antara )a&atnya 6asulullah dengan distribusi naskah "l-Qur’an
ke pelbagai )ilayah ?unia Islam selisih lima belas tahun +ereka menganggap dalam
rentang )aktu terOsebut telah terjadi distorsi dan pemalsuan teks aslinya Padahal, ilmu)an
$itab Injil tidak mempermasalahkan sejarah Bibel, meskipun beberapa $itab Perjanjian
:ama ditulis berdasarkan trans&ormasi lisan setelah berselang delapan abad lamanya
ebaliknya naskah bahasa *ahudi, yang mengalami transmisi saat kembalinya orang *ahudi
 

itu dari Babilonia ke bumi Palestina sejak masa pena)anan, sama sekali tanpa bukti ilmiah
dan hal demikian berlaku selama dua ribu tahun hingga terjadinya kontak dengan orang-
orang "rab +uslim yang mema#u mereka dalam hal tersebut +eskipun anggapan bah)a
selisih )aktu lima puluh tahun sebagai sarana pembuktian kepalsuan naskah al-Qur’an dan
kemungkinan adanya keragu-raguan, sangat tidak masuk akal

$ajian-kajian orientalis seakan mempertanyakan mengapa, jika "l-Qur’an sudah


ditulis sejak Laman ;abi +uhammad, dan disimpan baik dalam penga)asan beliau maupun
 para ahabat, mengapa pula N.mar takut kehilangan "l-Qur’ an karena syahidnya para
hu&&aLE N.mar merasa kha)atir dengan kematian para hu&&aL pada peperangan *amamah dan
kemudian memberi tahu "bu Bakr akan kemungkinan lenyapnya $itab u#i ini lantaran
kematian merekaE :ebih jauh lagi, mengapa bahan-Obahan yang telah ditulis tidak disimpan
di ba)ah pemeliharaan ;abi +uhammad sendiriE /ika demikian, mengapa pula Kaid bin
Thabit tidak dapat meman&aatkan dalam menyiapkan uhu& ituE +eskipun berita itu
diri)ayatkan oleh al-Bukhari dan dianggap sah oleh semua kaum +uslimin, penjelasan itu
tetap dianggap oleh kalangan rientalis bah)a apa yang didiktekan sejak a)al dan
 penulisannya adalah palsu elain itu mereka juga mempertanyakan jika terdapat satu naskah
al-Qur’an milik ;abi +uhammad mengapa beliau lalai menyerahkannya pada para ahabat
untuk disimak dan diman&aatkanE /ika naskah itu terdapat, mengapa Kaid bin Thabit tidak 
memakainya sebagai narasumber di Laman pemerintahan "bu BakrE /adi, karena ;abi tidak 
 pernah menyerahkan bahan-bahan tertulis kepada para sahabat, maka tidak ada unsur 
kesaksian yang terjadi pada naskah kertas kulit yang dapat digunakan sebagai sumber utama
untuk tujuan perbandingan, baik oleh Kaid maupun orang lain
Pertanyaan-pertanyaan tersebut boleh saja dilontarkan, manun &akta-&akta bah)a
 para hu&&aL yang jumlahnya ribuan memperoleh ilmu pengetahuan "l-Qur’an melalui satu-
satunya otoritas yang saling beruntun di muka bumi ini yang, akhirnya, sampai pada ;abi
+uhammad %ingga )a&atnya 6asulullah "D hampir seluruh #atatan-#atatan a)al para
sahabat nabi yang merupakan koleksi pribadi dengan perbedaan kualitas dan kuantitasnya
telah )ujud $arena untuk keperluan masing-masing, banyak yang menuliskan #atatan
tambahan sebagai keterangan atau komentar 4ta&sir8 dipinggir ataupun disela-sela ayat yang
mereka tulis ;amun, sekali lagi rekaman #atatan para sahabat itu tidak lebih utama dari
hapalan mereka Itulah sebabnya mengapa setelah susutnya jumlah pengha&al "l-Qur’an
karena gugur di medan perang, $hali&ah "bu Bakr as-iddiA ra berusaha mengkodi&ikasikan
4jam’8 dengan membentuk sebuah tim pengumpul hingga "l-Qur’an terkumpul dalam satu
 

musha&, berdasarkan peri)ayatan langsung 4&irst-hand8 dan muta)aatir dari ;abi "D
etelah )a&atnya "bu Bakr ra 4!%F90+8, musha& tersebut disimpan oleh $hali&ah .mar 
ra sampai beliau )a&at 4'%F900+8, lalu disimpan oleh %a&sah, sebelum kemudian
diserahkan kepada $hali&ah .tsman ra Pada masa inilah, atas desakan permintaan sejumlah
sahabat, sebuah tim ahli sekali lagi dibentuk dan diminta mendata kembali semua Aira’at
yang ada, serta meneliti dan menentukan nilai keshahihan peri)ayatannya untuk kemudian
melakukan standarisasi demi men#egah kekeliruan dan perselisihan
.ntuk membuat kompilasi uhu&, "bu Bakr bertahan pada pendiriannya bah)a
setiap orang tidak hanya mesti memba)a ayat, melainkan juga dua orang saksi guna
membuktikan bah)a penyampaian ba#aan itu datang langsung dari ;abi +uhammmad
%ukum kesaksian ini juga dihidupkan kembali di Laman pemerintahan N.thman /adi otoritas
saksi merupakan poin paling penting dalam menentukan keutuhan nilai sebuah dokumen
"yat-ayat yang telah ditulis tetap terpelihara di suatu tempat tertentu %asilnya dibukukan
dalam beberapa musha& standard yang masing-masing mengandung Aira’at muta)aatirah
yang disepakati keshahihan peri)ayatannya dari ;abi "D /adi sangat jelaslah &akta sejarah
dan proses kodi&ikasinya

Kesalahan Orientalis dan utentisitas l-Qur’an


$ajian orientalis terhadap "l-Qur’an tidak sebatas mempersoalkan autentisitasnya
Isu klasik yang selalu diangkat adalah soal pengaruh *ahudi, $risten, Koroaster, dan lain
sebagainya terhadap Islam dan isi kandungan "l-Qur’an 4theories o& borro)ing and
in&luen#e8, baik yang mati-matian berusaha mengungkapkan apa saja yang bisa dijadikan
 bukti bagi >teori pinjaman dan pengaruh’ tersebut seperti dari literatur dan tradisi *ahudi-
$risten 4"braham 5eiger, Clair Tisdall, dan lain-lain8 maupun yang membandingkannya
dengan adat-istiadat /ahiliah, 6oma)i, dan lain sebagainya Biasanya mereka akan
mengatakan bah)a #erita-#erita dalam "l-Qur’an banyak yang keliru dan tidak sesuai dengan
1ersi Bible yang mereka anggap lebih akurat !7
"da beberapa hal yang perlu digarisba)ahi dan diingat dalam menghadapi serangan
orientalis, sekaligus membuktikan autentisitas al-Qur’an Pertama, pada prinsipnya "l-
Qur’an bukanlah tulisan 4rasm atau )riting8 tetapi merupakan ba#aan 4Aira’ah atau
re#itation8 dalam arti u#apan dan sebutan Baik proses turun-4pe-)ahyuan8-nya maupun
15 Tau&ik "dnan "mal, 8e!onstru!si 5e)arah al#$ur%an,  4/akarta( "l1abet, '3378, hlm 0''
 

 penyampaian, pengajaran dan peri)ayatan 4transmisi8-nya dilakukan melalui lisan dan


ha&alan, bukan tulisan ?ari dahulu, yang dimaksud dengan memba#a "l-Qur’an adalah
memba#a dari ingatan 4Aara’a >an Lhahri AalbinH to re#ite &rom memory8 "dapun tulisan
 ber&ungsi sebagai penunjang semata ebab ayat-ayat "l-Qur’an di#atat, atau dituangkan
menjadi tulisan di atas tulang, kayu, kertas, daun, dan lain sebagainya berdasarkan ha&alan,
 bersandarkan apa yang sebelumnya telah tertera dalam ingatan sang Aari’FmuAri’ !9
Proses transmisi sema#am ini, dilakukan dengan isnad se#ara muta)atir dari
generasi ke generasi, terbukti berhasil menjamin keutuhan dan keaslian "l-Qur’an
sebagaimana di)ahyukan oleh +alaikat /ibril kepada ;abi "D dan diteruskan kepada para
ahabat, demikian hingga hari ini Ini berbeda dengan kasus Bibel, di mana tulisan
4manus#ript e1iden#e8 dalam bentuk papyrus, s#roll, dan sebagainya memegang peran utama
dan ber&ungsi sebagai a#uan dan landasan bagi Testamentum 5ospel
/adi seluruh kekeliruan orientalis bersumber dari sini rang-orang seperti /e&&ery,
Dansbrough dan Puin, misalnya, berangkat dari sebuah asumsi keliru, menganggap "l-
Qur’an sebagai >dokumen tertulis’ atau teks, bukan sebagai >ha&alan yang diba#a’ atau
re#itatio ?engan asumsi keliru ini 4taking the Qur’an us TeGt8, mereka lantas hendak 
menerapkan metode-metode &ilologi yang laLim digunakan dalam penelitian Bibel, seperti
histori#al #riti#ism, sour#e #riti#ism, &orm #riti#ism, dan teGtual #riti#ism "kibatnya, mereka
menganggap "l-Qur’an sebagai produk sejarah, hasil interaksi orang "rab abad ke-= dan < +
dengan masyarakat sekeliling mereka
+ereka mengatakan, bah)a musha& yang ada sekarang tidak lengkap dan berbeda
dengan aslinya 4yang mereka sendiri tidak tahu pasti8, dan karena itu mereka lantas mau
membuat edisi kritis, merestorasi teksnya, mau membuat naskah baru berdasarkan
manuskrip-manuskrip yang ada Bah)a mereka menyamakan "l-Qur’an dengan Bibel diakui
sendiri oleh $arl-%einL hlig(
Jin Bli#k darau&, )ie in den 1ierLig /ahren bis Lur Jntstehung des
+arkuse1angeliums Predigt und :eben /esu kerygmatis#h umge&ormt und dur#h
5emeindetradition angerei#hnet )urden, so dass der historis#he /esus kaum no#h Lu
erkennen ist, mag Leigen, )ie au#h die +ohammedueberlie&erung 1ariiert )orden sein
koennte !=

16 yamsuddin "ri&,  "l#$ur%an, rientalisme dan -uxenberg dalam ":-I;"; /urnal $ajian Islam Vol ! no
! /anuari, '337, hlm '!
 

$edua, meskipun pada prinsipnya diterima dan diajarkan melalui ha&alan, "l-Qur’an
 juga di#atat dengan menggunakan berbagai medium tulisan %ingga )a&atnya 6asulullah
"D, hampir seluruh #atatan-#atatan a)al tersebut milik pribadi para sahabat ;abi, dan
karena itu berbeda kualitas dan kuantitas-nya satu sama lain $arena untuk keperluan masing-
masing 4&or personal purposes only8, banyak yang menuliskan #atatan tambahan sebagai
keterangan atau komentar 4ta&sirFglosses8 di pinggir atau-pun di sela-sela ayat yang mereka
tulis Baru kemudian, menyusul berkurangnya jumlah pengha&al "l-Qur’an karena gugur di
medan perang, usaha kodi&ikasi 4jam’8 pun dilakukan oleh sebuah tim yang dibentuk atas
inisiati& $hali&ah "bu Bakr as-iddiA ra hingga "l-Qur’an terkumpul dalam satu musha&,
 berdasarkan peri)ayatan langsung 4&irst-hand8 dan muta)atir dari ;abi "D
etelah )a&atnya "bu Bakr ra 4!%F 90+8, musha& tersebut disimpan oleh
$hali&ah .mar ra sampai beliau )a&at 4'%F900+8, lalu disimpan oleh %a&sah, sebelum
kemudian diserahkan kepada $hali&ah .tsman ra Pada masa inilah, atas desakan permintaan
sejumlah sahabat, sebuah tim ahli sekali lagi dibentuk dan diminta mendata kembali semua
Qira’at yang ada, serta meneliti dan menentukan nilai kesahihan peri)ayatannya untuk 
kemudian melakukan standarisasi demi men#egah kekeliruan dan perselisihan !<  %asilnya
dibukukan dalam beberapa musha& standar yang masing-masing mengandung Qira’at
muta)atir yang disepakati kesahihan peri)ayatannya dari ;abi "D
/adi, sangat jelas &akta sejarah dan proses kodi&ikasinya Para orientalis yang ingin
mengutak-atik "l-Qur’an biasanya akan mulai dengan mempertanyakan &akta ini dan
menolak hasilnya +ereka menganggap sejarah kodi&ikasi tersebut hanya kisah &ikti& dan
mengatakan bah)a proses kodi&ikasi baru dilakukan pada a)al abad ke ke- % atau ke-2 +
/e&&ery, misalnya, berkata( That he ie "bu Bakr ra e1er made an o&&i#ial re#ession as the
orthodoG theory demands is eG#eedingly doubt&ul la juga mengklaim bah)a M the teGt

17  .ngkapan tersebut diterjemahkan kurang lebih Ber#ermin dari sejarah $risten, di mana ajaran dan
ri)ayat hidup *esus dibentuk se#ara kerygmatis dan dibangun melalui tradisi yang berkembang dalam
komunitas para pengikutnya selama 03 tahun sampai mun#ulnya Injil +arkus, sehingga *esus sejarah yang
sesungguhnya nyaris mustahil untuk diketahui, maka ber#ermin dari kasus ini boleh jadi tradisi ri)ayat-
ri)ayat mengenai ;abi +uhammad  sallallahu 9alaihi wasallam  pun  yakni "l-Qur’an dan %adis melalui
 proses serupa8 $arl-% hlig et "ll ;eue Dege der $oran&orshung, dalam +agaLin @orshung
4aarbrueeken( .ni1ersitaet des aarlandes, !2228, 0 seperti dikutip yamsuddin "ri&,  "l#$ur%an,
rientalisme dan -uxenberg  dalam ":-I;"; /urnal $ajian Islam Vol ! no ! /anuari, '337, hlm !7

18  Ibrahim "l- Ibyariy,  1engenalan 5e)arah al#$ur%an, terj aad "bd Dahid 4/akarta( 6aja 5ra&indo
Press,!2278, hlm !37
 

)hi#h .thman #anoniLed )as only one out o& many ri1al teGts, and )e need to in1estigate
)hat )ent be&ore the #anoni#al teGt !2
$etiga, salah-paham tentang rasm dan Qira’at  ebagaimana diketahui, tulisan "rab
atau khat mengalami perkembangan sepanjang sejarah Pada kurun a)al Islam, "l-Qur’an
ditulis gundul, tanpa tanda-ba#a sedikit pun '3  istem 1okalisasi baru diperkenalkan
kemudian +eskipun demikian, rasm .tsmani sama sekali tidak menimbulkan masalah,
mengingat kaum muslimin saat itu belajar "l-Qur’an langsung dari para sahabat, dengan #ara
mengha&al, dan bukan dan tulisan +ereka tidak bergantung pada manuskrip atau tulisan '!
/adi, orientalis seperti /e&&ery dan Puin telah salah-paham dan keliru, lalu menyimpulkan
sendiri bah)a teks gundul inilah sumber 1ariant readings -sebagaimana terjadi dalam kasus
Bibel serta keliru menyamakan Qira’at dengan readings, padahal Qira’at adalah re#itation
&rom memory dan bukan reading the teGt +ereka tidak tahu bah)a dalam hal ini
kaidahnya adalah bah)a tulisan harus menga#u pada ba#aan yang diri)ayatkan dari ;abi
"D 4ar-rasmu tab’iun li al-ri)ayah8 dan bukan sebaliknya
rientalis juga salah-paham mengenai rasm "l-Qur’an ?alam bayangan keliru mereka,
mun#ulnya berma#am-ma#am Qira’at disebabkan oleh rasm yang sangat sederhana itu,
sehingga setiap pemba#a bisa saja berimpro1isasi dan memba#a sesuka-hatinya Padahal
ragam Qira’at telah ada lebih dahulu sebelum adanya rasm +ereka juga tidak mengerti
 bah)a rasm "l-Qur’an telah disepakati dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat
me)akili dan menampung perbagai Qira’at yang diterima +isalnya, dengan
menyembunyikan 4hadh&8 ali& pada kata-kata berikut(
! m-l-k 4Q !( 08 demi +engakomodasi Qira’at >"sim, al-$isa’i, *a’Aub dan $hala& 
4maaliki-panjang8, sekaligus Qira’at "bu >"mr, Ibnu $atsir, ;a&i’, "bu /a’&ar, dan
Ibnu >"mir 4maliki-pendek8 ''
19 "rthur /e&rey, &aterials for the istory of Text of the $ur%an6 The ld :odices  4:eiden( J / Brill !2=8,
hlm 9 dikutip yamsuddin "ri&, "l#$ur%an, rientalisme dan -uxenberg  dalam ":-I;"; /urnal $ajian Islam
Vol ! no ! /anuari, '337, hlm !7

20 +anna’ $halil al-Qattan, &abahis fi 9Ulum al#$ur%an,  4ttp tth8, hlm!=3

21 +uhammad %usein al-Kahabi, al#Tafsir wa al#&ufassirun, 4Beirut( ?ar al-@ikr, tth8, hlm, '3

22 "bu %ayyan al-"ndalusi, al#'ahr al#&uhith, 4Beirut( ?ar al-$utub al-Ilmiah, !0''8, hlm !
 

' y-kh-d-’-)-n 4Q '( 28 sehingga memungkinkan diba#a yukhaadi’uuna


4berdasarkan Qira’at ;a&i’, Ibnu $atsir dan "bu >"mr8 dan yakhda’uuna 4mengikut
Qira’at >"shim, al-$isa’i, Ibnu >"mir dan "bu /a’&ar8 '
 )-’-d-n-’  4Q '( 7!8 ditulis demikian untuk menampung Qira’at "bu >"mr, "bu
/a’&ar, *a’Aub 4)a’adnaa pendek, tanpa ali& setelah )a)8 dan Qira’at Ibnu $atsir,
>"sim, "l-$isa’I serta Ibnu >"mir 4)aa’adnaa )a) panjang, dengan ali&8 '0
/adi, pada prinsipnya, tidak ada Qira’at muta)atir yang tidak ter)akili, semuanya
telah ditampung oleh rasm .tsmani, sebab para ulama sepakat tentang syarat-syarat
diterimanya sebuah Qira’at yaitu( '7 Pertama, isnad Qira’at harus muta)atir $edua, Qira’at
harus sejalan dengan kaidah-kaidah bahasa "rab, karena Qira’at yang tsabitah dan baku akan
menjadi penguat bagi bahasa "rab dan bukan sebaliknya
$etiga, esuai dengan rasm musha& .thmani atau sesuai dengan salah satu dari 9
masahi& rasm .tsmani 4yakni yang dikirim ke +ekkah, Basrah, $u&ah, ?imashA, +adinah,
dan yang disimpan oleh $hali&ah .tsman ra sendiri8 harus selaras dengan khat salah satu
masahi&, meskipun hanya kemungkinan $arena pengu#apan suatu kalimat yang sama dengan
yang tertulis dapat saja sesuai dengan rasm al-musha& al-.tsmani ?an bisa juga itu hanya
kemungkinan, karena apa yang kita ketahui bah)a rasm al-musha& itu punya asal-usul yang
khusus yang dapat diba#a lebih dari satu ba#aan
?alam konteks ini, seperti 4RS U WS YZ[8 yang ditulis dengan maliki tanpa ali& di
seluruh masahi& +aka barang-siapa yang memba#anya tanpa ali&, itu sesuai dengan rasm
se#ara determinati& 4tahAiAan8 dan barangsiapa yang memba#anya dengan Y\\U][ dengan
tambahan ali& maka itu sesuai se#ara implikati& 4taAdiran8
?i sini, yang dimaksud dengan syarat sesuai dengan salah satu masahi& rasm
.tsmani adalah sesuai dengan Qira’at yang ditulis dalam musha& tertentu, meskipun tidak 
 pada yang lain 4Contohnya, Q '9('!=8 ?alam musha& yang dikirim ke +adinah dan yam
4?amaskus8 tertulis &a-ta)akkal 4dengan &a’-sesuai dengan Qira’at yang diri)ayatkan oleh
 ;a&i’, Ibnu >"mir, "bu /a’&ar8, sementara dalam musha& yang lain 4+ekkah, Basrah, $u&ah8

23  3bid.  bandingkan dengan yihabuddin "hamad yang dikenal dengan al-Banna’, 3thaaf ;udhalaa% al#'asyar 
 fi al#$ira%at al#"rba%ata 9"syara /ilid I 4Beirut( ?ar al-$utub al-Ilmiah, !0''8, hlm !=3

24 3bid.hlm !=<

25 3bid 
 

tertulis )a-ta)akkal 4dengan )a)-mengikut Qira’at >"shim, Ibnu $athir, "bu >"mru, dan
al-$isa’i8 Perlu ditegaskan bah)a dalam kaitannya dengan orthogra&i musha& ini, se#ara
umum Qira’at yang diterima karena telah memenuhi tiga syarat di atas dapat dikategorikan
sebagai berikut( '9
?ua Qira’at yang berbeda, tapi ditulis dengan salah satunya, seperti s-r-t 4siraat8,
y-b-s-t 4yabsutu8, m-s-y-t-r 4musaytir8 emuanya ditulis dengan sad, padahal aslinya sin,
maka diba#a dengan sad sesuai rasm, dan juga diba#a dengan sin sesuai asal katanya
?ua Qira’at atau lebih yang berbeda, tapi ditulis dengan satu bentuk rasm yang bisa
menampung semuanya, seperti rasm k-bFt-r yang me)akili dua Aira’al Qul &i-hima itsmun
kabirFkatsiir 4Q '('!28, sebab dalam rasm .tsmani semuanya ditulis tanpa titik, baris atau
harakat Contoh lainnya dalam Q "l-%ujurat ayat 9 ( rasm &-t-bFth-yFb-nFt-)- dapat
menampung dua Airaat sekaligus( &a-tabayyanu dan &a-tathabbatu  '=
$ata atau kalimat dalam Qira’at yang mengandung tambahan atau pengurangan dan
tidak mungkin ditulis dua kali atau lebih karena akan ter#ampur dan dapat menga#aukan
+isalnya 4Q '9 ( '!=8 tersebut di atas Contoh lainnya dalam Q ' ( !', dimana terdapat
dua Qira’at ()a )assa bihi dan )a a)sa *ang pertama diba#a oleh selain ;a&i’, Ibnu
>"mir dan "bu /a’&ar, sehingga dalam musha& yang dikirim ke yam dan +adinah tertulis(
)a a)sa, sementara dalam musha& yang dikirim ke $u&ah dan Basrah ditulis tanpa ali&,
)a )ashshaa'<

*ang masuk kategori ketiga #ukup banyak ebagaimana ditegaskan oleh Pro& ?r ha’ban
+uhammad Ismail dan .ni1ersitas al-"Lhar, jumlah Qira’at yang ditulis dengan rasm
 berbeda-beda dalam musha& .tsman, tanpa pengulangan, men#apai 7< kata ?ari sini jelas,
masahi& yang dikirim oleh $hali&ah .tsman ra ke berbagai kota itu beragam rasm-nya,
sesuai dengan ba#aan ahabat yang diutus untuk mengajarkannya '2

26 "l-uyuthi, al#3t2an fi 9Ulum al#$ur%an.  Jd ?r +usta&a ?ib al-Bugha’ 4Beirut( ?ar Ibn $asir, !2298, hlm
'<

27 3bid 

28 3bid 

29 3bid 
 

Bisa saja seorang imam atau peri)ayat memba#anya sesuai dengan ri)ayat dan
rasm yang ada di musha& kota lain Contoh-nya, Imam %a&sh di $u&ah memba#a Q aL-
Kukhru&( =!, tashtahiihi al-an&us 4dengan dua ha8, seperti tertera dalam musha& +adinah
dan yam, padahal dalam musha& $u&ah tertulis dengan satu ha 4tashtahihi8 %al ini
dibolehkan mengingat salah satu syarat diterimanya sebuah Qira’at adalah sesuai dengan
salah satu rasm al-musha& al-.tsmani ebaliknya, jika suatu Qira’at tidak ter#atat dalam
salah satu al-musha& al-.tsmani, Qira’at tersebut dianggap >shadh’ dan tidak dapat diterima,
karena bertentangan dengan rasm yang disepakati, rasm yang telah menampung dan me)akili
semua Qira’at muta)atir Ini berarti Qira’at yang tidak dilengkapi dengan tiga syarat di atas
dikategorikan sebagai al-Qira’at "l-hadLah /ika demikian halnya, maka impro1isasi para
orientalis seperti /e&&rey, Puin, :uGenberg )a man tabi >ahum dianggap a &ortiori batal,
karena tidak dibuktikan se#ara ilmiah

Anda mungkin juga menyukai