1 Tau&ik "dnan "mal, "l#$ur%an di &ata 'arat (a)ian 'aru *ohn +ansbrough dalam .lum al-
Qur’an /urnal Ilmu dan $ebudayaan no 0 1ol ! tahun !223 hlm 2
2 ibid
3 $urt "land and Barbara "land, The Text of the New Testatement 4+i#higan( 5rand 6apids, !2278, hlm 92
seperti dikutip yamsuddin "ri&, "l#$ur%an, rientalisme dan -uxenberg dalam ":-I;"; /urnal $ajian
Islam Vol ! no ! /anuari, '337, hlm !3
&inal, mereka berasumsi adanya kemungkinan kekurangan atau ketertinggalan ayat dalam
+usha& .smani0
+enurut "ndre) 6ippin, orientalis terkenal dalam studi al-Qur’an, "braham 5eiger
4!<=08 7 termasuk yang pertama kali menggunakan pendekatan pengaruh *ahudi terhadap al-
Qur’an +enurut 5eiger, seorang pendiri dan pemimpin gerakan 6e&ormasi *ahudi di
/erman, ajaran +uhammad meminjam dari agama *ahudi $ata-kata yang terdapat di dalam
al-Qur’an seperti Tabut, Taurat, /annatu >"dn, /ahannam, "hbar, ?arasa, 6abani, abt,
Taghut, @urAan, +a’un, +asani, +alakut berasal dari bahasa Ibrani elain itu, hal-hal yang
menyangkut keimanan dan doktrin, hukum-hukum, moral, pandangan tentang kehidupan dan
#erita-#erita yang ada di dalam al-Qur’an, tidak terlepas dari pengaruh agama *ahudi
+engenai ayat-ayat di dalam al-Qur’an yang menge#am *ahudi, 5eiger berpendapat bah)a
ke#aman itu disebabkan +uhammad telah menyimpang dan salah mengerti tentang doktrin-
doktrin agama *ahudi
Pemikiran 5eiger kemudian dipuji dan dikembangkan lagi oleh Theodor ;oldeke 9
yang pada tahun !<93 menulis tentang sejarah al-Qur’an 45es#hi#hte des Qorans8 ?alam
karyanya ini, ;oldeke berusaha merekonstruksi sejarah al-Qur’an Buku ;oldeke ini
kemudian diedit dan dire1isi se#ara beramai-ramai oleh beberapa rientalis terkemuka
/erman lainnya dan dikerjakan selama 9< tahun sejak edisi pertama dan selama 03 tahun
sejak diusulkannya edisi kedua %asilnya, sampai saat ini, menjadi karya standar dalam
masalah sejarah kritis penyusunan al-Qur’an bagi para rientalis
+urid ;oldeke, bernama @riedri#h #h)ally, mengkritik pendapat gurunya
+enurut #h)ally, yang lebih berpengaruh terhadap Islam adalah $risten dan bukan *ahudi
4 ahiron yamsuddin, dkk ermeneuti!a al#$ur%an &a/hab 0ogya , 4*ogyakarta( Islamika, '338,
hlm !0
5 "braham 5eiger adalah seorang rabbi *ahudi di /erman rang pertama yang menggunakan
pendekatan ilmiah terhadap Islam *ang dimaksud dengan ilmiah adalah >Teori Pengaruh "sing’
kepada Islam 5eiger menulis sebuah buku Dhat did +uhammad Borro) &rom /udaismE’ :ihat
"dnin "rmas, &enelusuri 1emi!iran rientalisme Terhadap "l#$ur%an dalam http(FF )))FF I;IT
#om '33
6 Theodor ;oldeke, seorang Pendeta di /erman dan juga dedengkot orientalis dalam studi historisitas al-
Qur’an, memuji usaha 5eiger dengan mengatakan( De )ant, &or eGample, an eGhausti1e #lassi&i#ation and
dis#ussion o& all the /e)ish elements in the $oranH a praise)orthy beginning has already been made in 5eiger’s
youth&ul essay Das hat +ahomet aus dem /udenthum au&genommenE :ihat "bdurrahman Bada)i, &ausu%ah
al#&ustasyri2in yang dialihbahasakan oleh "mroeni ?rajat menjadi Jnsiklopedi Tokoh rientalis, 4*ogyakarta(
:$i, '338, hlm 0!
7 "dnin "rmas, &enelusuri 1emi!iran rientalisme Terhadap "l#$ur%an dalam http(FF )))FF I;IT #om
'33
8 tto PretLel lahir di +inns, +uni#h, pada '3 "pril !<2 sosok PretLl erat kaitannya dengan kajian ba#aan-
ba#aan al-Qur’an 4$ira%at al#$ur%an8, selain 5othla& Bergstars dan "rthur /e&&rey ebenarnya, spesialis
utamanya adalah tentang kitab su#i Perjanjian :ama leh karena itu, disertasi yang diajukan tahun !2'9dan
disertasi keguruan du .ni1ersitas abilitationschrift yang diajukan tahun !2'<, keduanya membahas tentang
problema terjemahan *unani *aurat yang dikerjakan oleh =3 pakar Ibrani di Iskandariah pada masa Ptolomeus
Philadepus "kan tetapi, yang mampu men#uri perhatian ialah kajiannya tentang bahasa "rab dan dialeknya,
khususnya ragam ba#aan al-Qur’an ebenarnya Bergstars telah merintis karya-karya a)al tentang ragam
ba#aan al-Qur’an, yaitu sejak diangkat menjadi guru besar di .ni1ersitas +inns, tetapi kemudian ia meminta
PretLl melanjutkannya etelah itu PretLl mengadakan la)atan ke Istanbul untuk meneliti dua buku induk
mengenai Qira’at al-Qur’an karya "bu "mr .sman bin a’id al-?ani, dan melaporkan hasil kajiannya pada
'ibliotheca 3slamica. $edua buku induk tersebut, yaitu !itab al#Taysir fi al#$ira%at al#sab >, terbit di Istanbul
tahun !23, dan !itab al#&u2ni% fi rasm mashahif al#amsar ma%a !itab al#nu2ath :ihat "bdurrahman Bada)i,
&ausu%ah al#&ustasyri2in yang dialihbahasakan oleh "mroeni ?rajat menjadi Jnsiklopedi Tokoh rientalis,
4*ogyakarta( :$i, '338, hlm 93
himpun, musnah terkena bom tentara sekutu ampai meninggalnya /e&&rey dan PretLl,
proyek ambisius al-Qur’an edisi kritis tidak pernah terlaksana
eorang rientalis lain, 5erd " Puin mengklaim bah)a dia telah menemukan
manuskrip lama di *aman yang konon mengandung Aira’ah yang lebih a)al dari Aira’ah
tujuh yang terkandung dalam +usha& .tsmani +anuskrip tersebut mengandung Aira’ah yang
lebih banyak dari Aira’ah tujuh, sepuluh, atau empat belas 2
Baru-baru ini, mun#ul lagi seorang dengan nama samaran Christoph :uGenberg la
mengklaim bah)a "l-Qur’an hanya bisa dimengerti kalau diba#a sesuai dengan bahasa
asalnya, yaitu yro-aramai# 4bahasa "ramai# dalam dialek yria#8 :uGenberg dengan nekat
mengklaim bah)a(
! Bahasa "l-Qur’an sebenarnya bukan bahasa "rab $arena itu, menurut dia, banyak
kata-kata dan ungkapan yang sering diba#a keliru atau sulit dipahami 4in einem
"usmass 1erlesen und missdeutet )urde8 ke#uali dengan merujuk pada bahasa yro-
aramai# yang konon merupakan lingua &ran#a pada masa itu
' Bukan hanya kosa-katanya berasal dari yro-aramai#, bahkan isi ajarannya pun
diambil dari tradisi kitab su#i *ahudi dan $risten-yria 4Peshitta8
"l-Qur’an yang ada tidak autentik, perlu ditinjau kembali dan diedit ulang 4Kur
6i#htigstellung des an Lahlrei#hen tellen 1erlesenen $oranteGtes ist eine kritis#he
JditionM si#herli#h )uens#hen)ert8 elengkapnya akan dijelaskan pada bab
tersendiri !3
/ohn Dansbrough!! tidak ketinggalan menyerang al-Qur’an %asil kajian yang
dilakukannya dalam menganalisis ayat-ayat al-Qur’an berkesimpulan bah)a ada
keterpengaruhan *ahudi-$risten, perpaduan antara tradisi dan al-Qur’an sebagai pen#iptaan
post-pro&etik ?alam kaitannya dengan isi al-Qur’an menunjukkan bah)a dalam al-Qur’an
9 "dnin "rmas, &enelusuri 1emi!iran rientalisme Terhadap "l#$ur%an dalam http(FF )))FF I;IT #om
'33
11 /ohn Dansbrough adalah seorang ahli ta&sir terkemuka di :ondon Ia memulai karir akademiknya tahun
!293 alah satu karyanya adalah $ur%anic 5tudies6 5ource and ðod of 5criptural 3nterpretation :ihat
+uhammad ;ur $holis etia)an, 3ntera!si 5ar)ana 'arat dengan 3slam tentang 5e)arah Te!s al#$ur%an
4*ogyakarta( Puslit I"I; unan $alijaga, !22<8, hlm '3
terdapat adanya kesamaan dengan kitab sebelumnya !' :ebih jauh ia mengatakan, ada
kemungkinan memberlakukan al-Qur’an seperti agama *ahudi dan $risten dalam konteks
historis !
Pada dasarnya, pandangan-pandangan para orientalis ini berkisar antara
keterpengaruhan bahasa al-Qur’an dengan tradisi mereka leh karena itu, tulisan singkat ini
lebih khusus akan mengungkap seputar Qira’at al-Qur’an dan sejarah kodi&ikasinya disertai
dengan pandangan Christoph :uGemberg dan bukunya
Orintalis mengutamakan Rasm dan Riwayah
alah satu #iri dari pendekatan sainti&ik di Barat itu adalah penekanan pada &akta-
&akta empiris yang berlebihan sehingga bukti-bukti lain selain yang memiliki &akta &isik
4habeas #orpus8 tidak dapat diterima %al ini terbukti dari besarnya perhatian orientalis yang
berlebihan dalam mengkaji sejarah kompilasi teks al-Qur’an atau sejarah teks al-Qur’an !0 Ini
nampaknya berdasarkan pengalaman mereka dalam mela#ak sejarah Bible yang hanya
mengandalkan pada tulisan manus#ript dalam bentuk papyrus, s#roll dan sebagainya
+anus#ript itulah yang berperan dan ber&ungsi sebagai a#uan dan landasan bagi penulisan
5ospel
?engan pendekatan tekstual itu maka orang-orang seperti /e&&ery, Dansbrough dan
Puin, misalnya, mengkaji al-Qur’an dengan berdasarkan sebuah asumsi bah)a "l-Qur’an
adalah Ndokumen tertulis’ atau teks, bukan sebagai Nha&alan yang diba#a’ atau re#itatio
?engan asumsi keliru ini 4taking the Qur’an as teGt8 mereka lantas mau menerapkan metode-
meode &ilologis yang laLim digunakan dalam penelitian Bible, seperti histori#al #riti#ism,
sour#e #riti#ism, &orm #riti#ism, dan teGtual #riti#ism :ogika tekstual itulah yang
mengkibatkan anggapan bah)a al-Qur’an sebagai hasil interaksi orang "rab abad ke-= dan
12 Tau&ik "dnan "mal, "l#$ur%an di &ata 'arat (a)ian 'aru *ohn +ansbrough dalam .lum al-Qur’an /urnal
Ilmu dan $ebudayaan ;o 0 Vol ! Tahun !223, hlm 2
13 "l-@atihuryadilaga, “Pendekatan %istoris /ohn Dansbrough dalam tudi al-Qur’an7 dalam 5tudi al#
$ur%an (ontemporer , 4*ogyakarta( Tiara Da#ana, '33'8, hlm '!=
14 +enurut /e&&ery, Para ilmu)an Barat tidak sependapat bah)a susunan teks "l-Qur’an yang ada di tangan
kita sekarang, sama dengan apa yang terdapat pada Laman ;abi +uhammad , maksudnya dalam hal susunan
surah dan ayat-ayatnya
<+ dengan masyarakat sekeliling mereka elain itu mereka juga beranggapan bah)a musha&
yang ada sekarang tidak lengkap dan berbeda dengan aslinya 4tanpa mengetahui bagaimana
teks aslinya itu8 dan karena itu mereka lantas membuat edisi kritis, merestorasi teksnya,
maupun membuat naskah baru berdasarkan manuskrip-manuskrip yang ada
ebenarnya, dalam Islam "l-Qur’an bukanlah Ntulisan’ 4rasm, teGt atau )riting8
tetapi merupakan Nba#aan 4Aira’ah atau re#itation8 dalam arti u#apan dan sebutan Baik proses
turun 4pe)ahyuan8-nya maupun penyampaian, pengajaran dan peri)ayatan 4transmisi8-nya
dilakukan melalui lisan dan ha&alan ?ari dahulu, yang dimaksud dengan Nmemba#a’ al-
Qur’an adalah Nmemba#a dari ingatan’ 4Aara’a Nan Lhahri Aalbin8 Tulisan ber&ungsi sebagai
alat penyimpan dan dokumentasi yang dapat berbentuk tulisan diatas tulang, kayu, kertas,
daun dan lain sebagainya ;amun semua itu berdasarkan ha&alan, bersandarkan apa yang
sebelumnya telah tertera dalam ingatan sang AaariFmuAri +aka dari itu prinsip yang terkenal
dikalangan para ulama adalah al-rasm tabi li al-ri)ayah 4tulisan itu mengikuti ri)ayat8
Bagaimana ha&alan itu dapat terjaga dari lupa, para sahabat dan para ulama menggunakan
metode isnad yang muta)aatir dari generasi ke generasi %a&alan seorang alim di #ross #he#k
dengan ulama yang lain ?ari sini maka keutuhan dan keaslian "l-Qur’an terjaga
sebagaimana di)ahyukan oleh +alaikat /ibril as kepada ;abi "D dan diteruskan kepada
para ahabat dan ulama hingga hari ini
Para orientalis pada umumnya tidak per#aya pada &akta tentang keberadaan al-
Qur’an dalam bentuk lisan dari tradisi hapalan dikalangan orang-orang "rab pada )aktu itu
?engan memberi penekanan pada substansi al-Qur’an sebagai sebuah teks, kalangan
orientalis berusaha menepis sejarah penulisan dan kompilasinya di masa +uhammad dan di
masa khali&ah "bu Bakr, namun menerima upaya kompilasi yang dilakukan oleh >.thman
%anya saja mereka kemudian menduga adanya kemungkinan terjadinya kesalahan dalam teks
"l-Qur’an di masa itu ebab antara )a&atnya 6asulullah dengan distribusi naskah "l-Qur’an
ke pelbagai )ilayah ?unia Islam selisih lima belas tahun +ereka menganggap dalam
rentang )aktu terOsebut telah terjadi distorsi dan pemalsuan teks aslinya Padahal, ilmu)an
$itab Injil tidak mempermasalahkan sejarah Bibel, meskipun beberapa $itab Perjanjian
:ama ditulis berdasarkan trans&ormasi lisan setelah berselang delapan abad lamanya
ebaliknya naskah bahasa *ahudi, yang mengalami transmisi saat kembalinya orang *ahudi
itu dari Babilonia ke bumi Palestina sejak masa pena)anan, sama sekali tanpa bukti ilmiah
dan hal demikian berlaku selama dua ribu tahun hingga terjadinya kontak dengan orang-
orang "rab +uslim yang mema#u mereka dalam hal tersebut +eskipun anggapan bah)a
selisih )aktu lima puluh tahun sebagai sarana pembuktian kepalsuan naskah al-Qur’an dan
kemungkinan adanya keragu-raguan, sangat tidak masuk akal
musha&, berdasarkan peri)ayatan langsung 4&irst-hand8 dan muta)aatir dari ;abi "D
etelah )a&atnya "bu Bakr ra 4!%F90+8, musha& tersebut disimpan oleh $hali&ah .mar
ra sampai beliau )a&at 4'%F900+8, lalu disimpan oleh %a&sah, sebelum kemudian
diserahkan kepada $hali&ah .tsman ra Pada masa inilah, atas desakan permintaan sejumlah
sahabat, sebuah tim ahli sekali lagi dibentuk dan diminta mendata kembali semua Aira’at
yang ada, serta meneliti dan menentukan nilai keshahihan peri)ayatannya untuk kemudian
melakukan standarisasi demi men#egah kekeliruan dan perselisihan
.ntuk membuat kompilasi uhu&, "bu Bakr bertahan pada pendiriannya bah)a
setiap orang tidak hanya mesti memba)a ayat, melainkan juga dua orang saksi guna
membuktikan bah)a penyampaian ba#aan itu datang langsung dari ;abi +uhammmad
%ukum kesaksian ini juga dihidupkan kembali di Laman pemerintahan N.thman /adi otoritas
saksi merupakan poin paling penting dalam menentukan keutuhan nilai sebuah dokumen
"yat-ayat yang telah ditulis tetap terpelihara di suatu tempat tertentu %asilnya dibukukan
dalam beberapa musha& standard yang masing-masing mengandung Aira’at muta)aatirah
yang disepakati keshahihan peri)ayatannya dari ;abi "D /adi sangat jelaslah &akta sejarah
dan proses kodi&ikasinya
16 yamsuddin "ri&, "l#$ur%an, rientalisme dan -uxenberg dalam ":-I;"; /urnal $ajian Islam Vol ! no
! /anuari, '337, hlm '!
$edua, meskipun pada prinsipnya diterima dan diajarkan melalui ha&alan, "l-Qur’an
juga di#atat dengan menggunakan berbagai medium tulisan %ingga )a&atnya 6asulullah
"D, hampir seluruh #atatan-#atatan a)al tersebut milik pribadi para sahabat ;abi, dan
karena itu berbeda kualitas dan kuantitas-nya satu sama lain $arena untuk keperluan masing-
masing 4&or personal purposes only8, banyak yang menuliskan #atatan tambahan sebagai
keterangan atau komentar 4ta&sirFglosses8 di pinggir atau-pun di sela-sela ayat yang mereka
tulis Baru kemudian, menyusul berkurangnya jumlah pengha&al "l-Qur’an karena gugur di
medan perang, usaha kodi&ikasi 4jam’8 pun dilakukan oleh sebuah tim yang dibentuk atas
inisiati& $hali&ah "bu Bakr as-iddiA ra hingga "l-Qur’an terkumpul dalam satu musha&,
berdasarkan peri)ayatan langsung 4&irst-hand8 dan muta)atir dari ;abi "D
etelah )a&atnya "bu Bakr ra 4!%F 90+8, musha& tersebut disimpan oleh
$hali&ah .mar ra sampai beliau )a&at 4'%F900+8, lalu disimpan oleh %a&sah, sebelum
kemudian diserahkan kepada $hali&ah .tsman ra Pada masa inilah, atas desakan permintaan
sejumlah sahabat, sebuah tim ahli sekali lagi dibentuk dan diminta mendata kembali semua
Qira’at yang ada, serta meneliti dan menentukan nilai kesahihan peri)ayatannya untuk
kemudian melakukan standarisasi demi men#egah kekeliruan dan perselisihan !< %asilnya
dibukukan dalam beberapa musha& standar yang masing-masing mengandung Qira’at
muta)atir yang disepakati kesahihan peri)ayatannya dari ;abi "D
/adi, sangat jelas &akta sejarah dan proses kodi&ikasinya Para orientalis yang ingin
mengutak-atik "l-Qur’an biasanya akan mulai dengan mempertanyakan &akta ini dan
menolak hasilnya +ereka menganggap sejarah kodi&ikasi tersebut hanya kisah &ikti& dan
mengatakan bah)a proses kodi&ikasi baru dilakukan pada a)al abad ke ke- % atau ke-2 +
/e&&ery, misalnya, berkata( That he ie "bu Bakr ra e1er made an o&&i#ial re#ession as the
orthodoG theory demands is eG#eedingly doubt&ul la juga mengklaim bah)a M the teGt
17 .ngkapan tersebut diterjemahkan kurang lebih Ber#ermin dari sejarah $risten, di mana ajaran dan
ri)ayat hidup *esus dibentuk se#ara kerygmatis dan dibangun melalui tradisi yang berkembang dalam
komunitas para pengikutnya selama 03 tahun sampai mun#ulnya Injil +arkus, sehingga *esus sejarah yang
sesungguhnya nyaris mustahil untuk diketahui, maka ber#ermin dari kasus ini boleh jadi tradisi ri)ayat-
ri)ayat mengenai ;abi +uhammad sallallahu 9alaihi wasallam pun yakni "l-Qur’an dan %adis melalui
proses serupa8 $arl-% hlig et "ll ;eue Dege der $oran&orshung, dalam +agaLin @orshung
4aarbrueeken( .ni1ersitaet des aarlandes, !2228, 0 seperti dikutip yamsuddin "ri&, "l#$ur%an,
rientalisme dan -uxenberg dalam ":-I;"; /urnal $ajian Islam Vol ! no ! /anuari, '337, hlm !7
18 Ibrahim "l- Ibyariy, 1engenalan 5e)arah al#$ur%an, terj aad "bd Dahid 4/akarta( 6aja 5ra&indo
Press,!2278, hlm !37
)hi#h .thman #anoniLed )as only one out o& many ri1al teGts, and )e need to in1estigate
)hat )ent be&ore the #anoni#al teGt !2
$etiga, salah-paham tentang rasm dan Qira’at ebagaimana diketahui, tulisan "rab
atau khat mengalami perkembangan sepanjang sejarah Pada kurun a)al Islam, "l-Qur’an
ditulis gundul, tanpa tanda-ba#a sedikit pun '3 istem 1okalisasi baru diperkenalkan
kemudian +eskipun demikian, rasm .tsmani sama sekali tidak menimbulkan masalah,
mengingat kaum muslimin saat itu belajar "l-Qur’an langsung dari para sahabat, dengan #ara
mengha&al, dan bukan dan tulisan +ereka tidak bergantung pada manuskrip atau tulisan '!
/adi, orientalis seperti /e&&ery dan Puin telah salah-paham dan keliru, lalu menyimpulkan
sendiri bah)a teks gundul inilah sumber 1ariant readings -sebagaimana terjadi dalam kasus
Bibel serta keliru menyamakan Qira’at dengan readings, padahal Qira’at adalah re#itation
&rom memory dan bukan reading the teGt +ereka tidak tahu bah)a dalam hal ini
kaidahnya adalah bah)a tulisan harus menga#u pada ba#aan yang diri)ayatkan dari ;abi
"D 4ar-rasmu tab’iun li al-ri)ayah8 dan bukan sebaliknya
rientalis juga salah-paham mengenai rasm "l-Qur’an ?alam bayangan keliru mereka,
mun#ulnya berma#am-ma#am Qira’at disebabkan oleh rasm yang sangat sederhana itu,
sehingga setiap pemba#a bisa saja berimpro1isasi dan memba#a sesuka-hatinya Padahal
ragam Qira’at telah ada lebih dahulu sebelum adanya rasm +ereka juga tidak mengerti
bah)a rasm "l-Qur’an telah disepakati dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat
me)akili dan menampung perbagai Qira’at yang diterima +isalnya, dengan
menyembunyikan 4hadh&8 ali& pada kata-kata berikut(
! m-l-k 4Q !( 08 demi +engakomodasi Qira’at >"sim, al-$isa’i, *a’Aub dan $hala&
4maaliki-panjang8, sekaligus Qira’at "bu >"mr, Ibnu $atsir, ;a&i’, "bu /a’&ar, dan
Ibnu >"mir 4maliki-pendek8 ''
19 "rthur /e&rey, &aterials for the istory of Text of the $ur%an6 The ld :odices 4:eiden( J / Brill !2=8,
hlm 9 dikutip yamsuddin "ri&, "l#$ur%an, rientalisme dan -uxenberg dalam ":-I;"; /urnal $ajian Islam
Vol ! no ! /anuari, '337, hlm !7
22 "bu %ayyan al-"ndalusi, al#'ahr al#&uhith, 4Beirut( ?ar al-$utub al-Ilmiah, !0''8, hlm !
23 3bid. bandingkan dengan yihabuddin "hamad yang dikenal dengan al-Banna’, 3thaaf ;udhalaa% al#'asyar
fi al#$ira%at al#"rba%ata 9"syara /ilid I 4Beirut( ?ar al-$utub al-Ilmiah, !0''8, hlm !=3
24 3bid.hlm !=<
25 3bid
tertulis )a-ta)akkal 4dengan )a)-mengikut Qira’at >"shim, Ibnu $athir, "bu >"mru, dan
al-$isa’i8 Perlu ditegaskan bah)a dalam kaitannya dengan orthogra&i musha& ini, se#ara
umum Qira’at yang diterima karena telah memenuhi tiga syarat di atas dapat dikategorikan
sebagai berikut( '9
?ua Qira’at yang berbeda, tapi ditulis dengan salah satunya, seperti s-r-t 4siraat8,
y-b-s-t 4yabsutu8, m-s-y-t-r 4musaytir8 emuanya ditulis dengan sad, padahal aslinya sin,
maka diba#a dengan sad sesuai rasm, dan juga diba#a dengan sin sesuai asal katanya
?ua Qira’at atau lebih yang berbeda, tapi ditulis dengan satu bentuk rasm yang bisa
menampung semuanya, seperti rasm k-bFt-r yang me)akili dua Aira’al Qul &i-hima itsmun
kabirFkatsiir 4Q '('!28, sebab dalam rasm .tsmani semuanya ditulis tanpa titik, baris atau
harakat Contoh lainnya dalam Q "l-%ujurat ayat 9 ( rasm &-t-bFth-yFb-nFt-)- dapat
menampung dua Airaat sekaligus( &a-tabayyanu dan &a-tathabbatu '=
$ata atau kalimat dalam Qira’at yang mengandung tambahan atau pengurangan dan
tidak mungkin ditulis dua kali atau lebih karena akan ter#ampur dan dapat menga#aukan
+isalnya 4Q '9 ( '!=8 tersebut di atas Contoh lainnya dalam Q ' ( !', dimana terdapat
dua Qira’at ()a )assa bihi dan )a a)sa *ang pertama diba#a oleh selain ;a&i’, Ibnu
>"mir dan "bu /a’&ar, sehingga dalam musha& yang dikirim ke yam dan +adinah tertulis(
)a a)sa, sementara dalam musha& yang dikirim ke $u&ah dan Basrah ditulis tanpa ali&,
)a )ashshaa'<
*ang masuk kategori ketiga #ukup banyak ebagaimana ditegaskan oleh Pro& ?r ha’ban
+uhammad Ismail dan .ni1ersitas al-"Lhar, jumlah Qira’at yang ditulis dengan rasm
berbeda-beda dalam musha& .tsman, tanpa pengulangan, men#apai 7< kata ?ari sini jelas,
masahi& yang dikirim oleh $hali&ah .tsman ra ke berbagai kota itu beragam rasm-nya,
sesuai dengan ba#aan ahabat yang diutus untuk mengajarkannya '2
26 "l-uyuthi, al#3t2an fi 9Ulum al#$ur%an. Jd ?r +usta&a ?ib al-Bugha’ 4Beirut( ?ar Ibn $asir, !2298, hlm
'<
27 3bid
28 3bid
29 3bid
Bisa saja seorang imam atau peri)ayat memba#anya sesuai dengan ri)ayat dan
rasm yang ada di musha& kota lain Contoh-nya, Imam %a&sh di $u&ah memba#a Q aL-
Kukhru&( =!, tashtahiihi al-an&us 4dengan dua ha8, seperti tertera dalam musha& +adinah
dan yam, padahal dalam musha& $u&ah tertulis dengan satu ha 4tashtahihi8 %al ini
dibolehkan mengingat salah satu syarat diterimanya sebuah Qira’at adalah sesuai dengan
salah satu rasm al-musha& al-.tsmani ebaliknya, jika suatu Qira’at tidak ter#atat dalam
salah satu al-musha& al-.tsmani, Qira’at tersebut dianggap >shadh’ dan tidak dapat diterima,
karena bertentangan dengan rasm yang disepakati, rasm yang telah menampung dan me)akili
semua Qira’at muta)atir Ini berarti Qira’at yang tidak dilengkapi dengan tiga syarat di atas
dikategorikan sebagai al-Qira’at "l-hadLah /ika demikian halnya, maka impro1isasi para
orientalis seperti /e&&rey, Puin, :uGenberg )a man tabi >ahum dianggap a &ortiori batal,
karena tidak dibuktikan se#ara ilmiah