Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

STUDI MANUSKRIP AL QURAN DAN TAFSIR


Manuskrip Al quran awal dan penanggalannya(The Quranic Manuskrip)

Untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah Studi Manuskrip Al Quran dan Tafsir
Dosen pembimbing : Nur Sachidin, S.H.I, M.Pd.I.

Disusun oleh :
MOHAMAD FATHU ROZAKI (1801024)

STIQ Miftahul Huda (Semester VII)


Pesawahan Rawalo Banyumas

ABSTRAK

Ada beberapa polemic yang terjadi dalam Al Quran bahwasannya Al Quran tidak
memiliki manuskrip pada abad pertama Hijrah, Namun ini tidak benar, banyak sekali fragmen
quran awal berupa manuskrip yang ditunjukan oleh Orientalis terutama oleh Nabia Abbott dalam
sebuah karyanya yang berjudul “The Rise Of the North Arabic script and its Kuranic development,
with a full description of the kuran manuscripts of the oriental institute” (1939 University of
Chicago Press). Disana ia mendiskusikan beberapa manuskrip al quran yang berasal dari paruh
kedua hijrah abad pertama dan seterusnya, yang berada di Oriental Institute University of
Chicago. Tujuan halaman saya ini adalah untuk menyoroti beberapa manuskrip quran awal untuk
membantah klaim tersebut bahwasannya al quran tidak memiliki manuskrip dari abad pertama
hijrah. Terdapat beberapa penelitian bahwa ada sebuah penggalian di Masjid Agung San’a
Yaman telah menemukan sejumlah besar manuskrip al quran yang berasal dari abad pertama
hijrah , tanggal pembangunan Masjid Agung San’a kembali ke tahun ke-6 hijrah ketika Nabi
Muhammad SAW mempercayakan salah satu temannya untuk membangun masjid , dan masjid
pun diperpanjang dan diperlebar oleh penguasa islam dari waktu ke waktu pada 1385 H/ 1965,
pada saat itu hujan lebat turun mengguyur Masjid Agung San’a yang pada akhirnya langit langit
dan sudut barat laut rusak. Selama survei para pekerja menemukan lemari besi besar yang
penuh perkamen dan manuskrip kertas kertas kedua al quran da nada pula materi materi non Al
Quran.
UNESCO, cabang perserikatan bangsa bangsa telah menyusun CD berisi beberapa
manuskrip Masjid Agung San’a yang tertanggal sebagai bagian dari program “Memory of The
World”. Didalam CD berisi ada lebih dari 40 manuskrip al quran yang berasal dari abad ke-1
hijrah, salah satunya milik awal ke-1 lebih dari 45 naskah dan memiliki tanggal dari periode ½
Abad hijrah, ada beberapa contoh dari manuskrip al quran abad 1 dan ½ yang ditemukan
didalam buku Masahif San’a (1985, Dar Al-Athar Al-Islamiyyah). Jadi, buku ini adalah katalog
permanen di Museum Nasional Kuwait, dengan artikel artikel oleh Hussa Sabbah Salim Al-Sabah,
G.R. Puin , M.Jenkins, U. Dreibholz dalam bahasa Arab dan Inggris. Diharapkan bawa
manuskrip manuskrip San’a ini akan memberikan banyak perhatian sejarah islam awal kaligrafi
dan iluminasi dan bahkan berbagai ahruf yang dimana al quran diturunkan. Beberapa kata
peringatan tentang penanggalan manuskrip alquran itu harus diingat bahwa menetapkan tanggal
alquran awal yang tidak bertanggal pun.
Naskah pada al quran terutama tanpa adanya wakf ada sebuah kecenderungan untuk
berasumsi bahwa mereka yang menggunakan skrip besar dan tanpa vocal adalah yang paling
awal tanggal, maka asumsi ini benar sampai batas waktu tertentu bagaimanapun akan
menyesatkan dalam dua hal, bahwa ia mengabaikan fakta bahwa Masahif Al quran yang kecil
maupun yang besar ada diantara mereka tertulis paling awal dan kedua, meskipun ada beberapa
pendapat bahwa al quran tanpa vocal harus diperlambat tetapi tidak selalu demikian untuk
beberapa naskah yang sangat awal pada al quran, dan selanjutnya system vikal digunakan pada
saat tidak lama setelah masahif pertama ditulis.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu , dan tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi agung Muhammad SAW
yang kita nanti nantikan syafaat nya di akhirat nanti.
Saya selaku penulis mengucapkan banyak bersyukur kepada Alloh SWT atas limpahan nikmat-
Nya , baik itu berupa fisik maupun akal pikiran sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah pada mata kuliah Studi Manuskrip Al quran dan Tafsir dengan judul
“Manuskrip Al quran awal dan penanggalannya (The Quranic Manuscript) “ .
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan dalam penulisan serta banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu, saya
sangat mengharap kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki makalah saya ini,
supaya nanti nya makalah ini dapat lebih baik lagi, dan apabila banyak sekali kesalahan pada
makalah saya ini saya mohon maaf yang sebesar besar nya.
Demikian juga saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua orang atau pada
semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan makalah saya ini, khususnya
kepada bapak dosen pembimbing bapak Nur Sachidin, S.H.I, M.Pd.I. karna beliau
saya mengetahui studi baru
dan membuka cakrawala saya terhadap satu mata kuliah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat , Wallohul Muwafiq ila aqwa mitoriq
Wassalamualaikum Wr.Wb

Penulis,
Rawalo, senin 8 november 2021

Mohamad Fathu Rozaki

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Naskah atau manuskrip merupakan salah satu sumber primer yang paling otentik, yang
dapat mendekatkan jarak antara masa lalu dan masa kini, Naskah juga merupakan sumber yang
sangat menjanjikan bagi suatu penelitian, tentunya bagi mereka yang tau membaca dan
menafsirkannya. Naskah dapat disebut juga jalan pintas untuk mengetahui khazanah intelektual
dan sejarah social, kehidupan masyarakat lalu.[1] Naskah kuno banyak merekam informasi dan
pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun menurun dari dulu hingga
sekarang . Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam macam bentuknya dan tersebar
diseluruh indonesia dan ditulis dengan berbagai bahasa dan aksara. Bahasa yang dipergunakan
terkadang identik dengan tempat naskah ditulis, seperti bahasa sunda diwilayah jawa barat
bahasa melayu disekitar wilayah Sumatera Utara dan Kalimantan Utara dan bahasa lainnya yang
disesuaikan dengan bahasa diwilayah masyarakatnya.[2]
Setiap penelitian yang dilakukan tentunya harus menggunakan sumber , dan sumber
dari segala sumber adalah naskah atau manuskrip. Dimana naskah adalah tulisan awal dari
setiap pemikiran atau kegiatan yang dilakukan masyarakat pada masa lalu. Naskah pun memiliki
aksara dan bahasa yang berbeda beda, sesuai dengan wilayah naskah itu berasal, tentunya
perbedaan itu terletak pada pemahaman masyarakat itu sendiri dalam bahasanya sehingga
bahasa naskah sering disesuaikan dengan bahasa masyarakat agar mudah dipahami.
Adapun dalam bahasa latin naskah disebut codex dalam bahasa inggris disebut
manuscript, dan dalam bahasa belanda disebut Handshrift. Perlu diketahui bahwa pengertian
bahan tulisan dalam batu disebut epigrafi dan epigrafi merupakan bagian dari cabang ilmu
arkeologi . Pada intinya setiap naskah mempunyai sebutan yang berbeda beda namun sama saja
maksudnya yaitu dokumen yang ditulis dimasa lalu atau aktvtas dimasa lalu yang memang perlu
jika dikaji lebih dalam lagi. Adapun nama Naskah itu sendiri adalah tulisan yang dituliskan dalam
suatu tempat selain batu, karena tulisan didalam batu tidak disebut naskah tetapi disebut dengan
piagam batu bersurat atau inskripsi yang dikaji dalam ilmu arkeologi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Manuskrip Ulama Nusantara Dijarah penjajah
Sejak abad pertama hijriyah, Sahabat Nabi SAW sudah melakukan penelitian terhadap
naskah al quran sebelum dikodifikasikan. Para ulama hadist juga menetapkan system hak cipta
buku, catatan kehadiran siswa, tata cara penulisan teks, metode periwayatan, system
perbandingan antar teks dan banyak lagi. Ini mengharuskan para perawi dan pencatat hadist
melakukan penelitian terhadap tulisan yang mereka temukan. Hingga kini, studi ilmu hadist
memiliki cabang ilmu rusum at tahdits yang menganalisa system filologi ilmu hadist sejak abad
pertama hijriyah dan periode berikutnya (Tesis Magister Dr.M Lutfhi Fathullah di University of
Jordan tentang filologi hadist).
Karenanya, salah besar jika menganggap islam tak memiliki tradisi ilmu filologi. Seolah
olah ilmu ini dikembangkan barat, khususnya antropolog dan arkeolog belanda seperti Scouck
Hurgronje. Filologi adalah ilmu yang memperlajari tentang Naskah, khususnya naskah naskah
kuno. Islam memiliki tradisi ini, tapi tidak menyebut ilmu filologi, hanya islam melahirkan
peradaban lengkap dengan ilmu pengetahuan yang melingkuinya. Buktinya, tradisi menulis
dikalangan ulama sejak abad pertama hijriyah hingga kini tetap terjalin. Ketika islam masuk ke
nusantara para ulama juga menuangkan pemikiran dengan menulis . Tulisan tangan asli ulama
yang disebut manuskrip merupakan bukti dejarah perkembangan islam dikawasan ini.
1. Karya ulama di Nusantara yang masuk kategori manuskrip
Yang dimaksud manuskrip adalah tulisan tangan asli yang berumur 50 tahun yang
punya arti penting bagi peradaban,sejarah,kebudayaan,dan ilmu pengetahuan. Di Indonesia ada
tiga jenis , pertama , manuskrip berbahasa dan tulisan arab. Kedua, Manuskrip jawi yakni naskah
yang ditulis dengan huruf arab tetapi berbahasa melayu agar sesuai dengan aksen melayu diberi
beberapa tambahan vonim. Ketiga, Manuskrip pegon yakni, naskah yang ditulis dengan huruf
arab tapi menggunakan bahasa daerah seperti bahasa jawa, sunda, bugis, buton, banjar, aceh
dan lainnya.
2. Contoh manuskrip Islam yang berpengaruh di Nusantara
Di Aceh, pada abad enam belas dan tujuh belas terdapat cukup banyak penulis
manuskrip, msalnya Hamzah Fansuri , yang dikenal sebagai tokoh sufi ternama pada masanya.
Kemudian ada Syech Nurrudin ar-raniri alis syech nurudin Muhammad ibnu Ali ibnu Hasanji ibnu
Muhammad Hamid ar-Rarini al-Quraisyi. Ia dikenal sebagai ulama yang juga bertugas menjadi
Qadhi Al Malik al Adil dan mufti Muaddam dikesultanan aceh pada kepemimpinan sultan Iskadar
Tsani abad 16. Salah satu karyanya adalah Bustanul Salatin. Syeich Abdul Rauf As Singkili yang
juga ditetapkan sebagai mufti dan qadhi Malik al Adil dikesultanan aceh selama periode empat
orang ratu, juga menulis banyak naskah keislaman.
Karya Karya beliau tidak hanya berkembang di Aceh tetapi juga berkembang diseluruh
Sumatera di semenanjung malaka sampai ke Thailand selatan. Karya karya nya juga
mempengaruhi pemikiran dan peradaban islam dipulau jawa, Sulawesi, Kalimantan, kepulauan
Maluku, buton hingga papua. sehingga di daerah itu juga terdapat peninggalan karya ulama aceh
ini. Perkembangan selanjutnya, memunculkan karya keislaman daerah lain seperti, kitab Sabilal
Muhtadin karya syech al banjari di Banjarmasin, didarah daerah lain pun ada manuskrip ini
menjadi rujukan umat dan penguasa saat itu.
B. Manuskrip Sana’a
Manuskrip Sana’a adalah manuskrip tertua didunia, yang ditemukan di Yaman pada
tahun 19tujuh2, yang dianggap sebagian orang sebagai manuskrip al quran tertua. Waalaupun
teks tersebut bertanggalkan hingga dua dekade awal abad ke 8 (kira kira tujuh puluh tahun pasca
Nabi SAW ) yang mana telah di teliti yang menunjukan beberapa perkamen dalam kumpulan
sudah ada sejak ada ke tujuh dan delapan.
Pada tahun 19tujuh2, pekerja bangunan yang waktu itu merenovasi dinding di loteng
Masjid Agung San’a di Yaman menemukan sejumlah besar perkamen dan manuskrip kuno.
Mereka tidak menyadari apa yang mereka temukan dan mengumpulkan dokumen dokumen
tersebut, dan memasukannya kedalam 20 karung kentang dan meninggalkan tangga menara
masjid. Presiden saat itu dari otoritas kepurbakalaan Yaman, Qadhi Ismail Al-Akwa, Menyadari
adanya kemungkinan penemuan ini adalah penemuan penting Al-Akwa meminta bantuan
internasional dalam memeriksa dan melestarikan serpihan serpihan naskah itu. Dan pada tahun
19tujuh9 berhasil menarik perhatian seorang ilmuan German, yang kemudian membujuk
pemerintah Jerman Barat untuk mengorganisir dan membiayai proyek restorasi.
Tes karbon-14 menunjukan beberapa perkamen berasal dari tahun 645-690 sesudah
masehi. Periode ini cukup panjang terutama jika perkamen itu digunakan ulang, yang wajar
dilakukan pada zaman dahulu, sedangkan kaligrafinya berasal dari tahun tujuh ratus sepuluh-
tujuh ratus lima belas sesudah masehi, secara umum yang diketahui saat itu adalah belum
pernah ada manuskrip yang berasal dari sebelum abad ke-9. Kebenaran yang sangat
mengancurkan adalah bahwa sejumlah besar naskah naskah kuno, berasal dari abad pertama
Hijrah ditemukan di Majid Agung San’a (Yaman) yang secara signifikan berbeda dengan al quran
standar yang ada sekarang. Sistem penanggalannya dengan menggunakan karbon meyakini
bahwa naskah naskah al quran tidan dibuat oleh orang orang non muslim melainkan ditemukan
dan di temukan orang orang muslim sendiri. Barangkali inilah peristiwa yang mengharukan
tercatat sudah 14 abad bahwasannya Masjid San’a adalah salah satu Masjid tertua dalam
sejarah islam , Gedung ini dibangun pada tahun 6 Hijrah ketika Nabi SAW mempercayakan
seorang temannya untuk membangun sebuah Masjid di Yaman, yang akhirnya diperluas dan
diperbesar oleh para pemimpin Islam masa ke masa.
Pada tahun 199tujuh , ia menerima kunjungan dari seorang sarjana non muslim yang
bersal dari jerman, orang ini membujuk pemerintahan jerman untuk mengorganisir dan
menjalankan sebuah proyek restorasi, segeralah dibuat proyek tersebut dan menjadi jelaslah
bahwa kuburan kertas itu adalah sebuah tempat untuk menyimpan puluhan ribu naskah naskah
kuno quran, kitab suci umat muslim. Ororitas muslim pada masa masa awal islam menganjurkan
agar kopian kopian quran yang telah rusak disingkirkan dari peredaran dan hanya mengijinkan
edisi edisi kitab suci yang masih baik untuk dipakai, juga tempat aman seperti itu dibutuhkan
untuk melindungi kitab kitab itu dari kebakaran atau kehancuran jika para penyerang datang, dan
disinilah kemudian muncul ide untuk menyimpannya disebuah kuburan dalam Masjid agung
Sana’a, yang pada waktu itu merupakan sebuah tempat untuk mempelajari quran. Hal ini sudah
berlansung sejak abad pertama hijrah. Restorasi naskah naskah itu diorganisir dan diawasi oleh
Gerd R. Puin dari Saarland University, di Jerman. Puin adalah seorang specialis terkemuka
dalam bidang kaligrafi Arabik, dan merupakan seorang paleografi (studi mengenai dokumen
dokumen dan tulisan kuno), dan selama kurang lebih 10 tahun ia ekstensif menguji fragmen
fragmen perkamen berharga itu .
Pada tahun 1985 rekannya H.C. Graf V. Bothmer bergabung dengannya, dan tes
carbon-14 menunjukan bahwa sejumlah perkamen itu berasal dari tahun 645-690, pada tahun
pembuatan mereka sebenarnya bisa jadi lebih dini lagi karna tes carbon-14 memperkirakan tahun
kematian dari sebuah organisme (perkamen adalah kulit binatang), dan proses itu hingga
penulisan akhir pada perkamen mencakup waktu yang tidak bisa diketahui , perkiraan tanggal
penulisan kaligrafi menunjukan tahun tujuh10-tujuh15. Berdasarkan penelitian beberapa
perkamen keliatannya berasal dari abad ke tujuh dan dapat dikatakan quran tertua yang ada saat
ini. Hingga saat ini hanya ada tiga kopian kuno quran yang ditemukan , yang pertama, disimpan
diperpustakaan Inggris di London, berasal dari akhir abad ke tujuh dan dianggap paling tua pula,
tetapi naskah naskah Sana’a bahkan lebih tua usianya karena ditulis dengan huruf yang aslinya
dari Hijaz wilayah Arabia dimana Nabi SAW hidup, yang membuatnya tidak hanya sebagai
naskah tertua yang berhasil selamat, tetapi kopian otentik qur’an yang paling tua.
Ada beberapa Contoh temuan temuan manuskrip di Masjid Agung sana’a yang menarik pada
saat itu untuk diteliti oleh sarjana dan ilmuan barat.
1. Ini adalah salah satu manuskrip temuan di Masjid Sana’a yang diawasi oleh seorang ahli
kaligrafi arab dan paleografi quran yang bernama Gerd R. Puin Saarland University .

2. Potret Masjid Sana’a Yaman

Adapun Manuskrip Manuskrip Alquran


yang ada di Indonesia ini juga dijaga dan terdapat di perpustakaan Nasional yang sudah
melakukan dokumentasi sebagian dengan merekam dalam microfilm. Saat terjadi tsunami di
Aceh, juga banyak naskah naskah asli aceh yang hilang. karenanya, saat ini dilakukan lah upaya
dokumentasi menggunakan microfilm digital terhadap naskah naskah yang tersisa pada saat itu.
Untungnya, disebuah pesantren di kawasan tanobe NAD, masih tersimpan 2.000 lebih naskah
klasik dari abad 13 sampai 19 karya nya ulama ulama aceh dan timur tengah.
Fungsi dari Manuskrip islam ini, pertama, naskah naskah ini mengandung informasi
yang sangat lengkap , sehingga bermanfaat untuk menjaga kesinambungan peradaban islam.
Kedua, berisi kajian keagamaan yang bersumber dari karya para sahabat dimasa rasul, sehingga
bermanfaat untuk menjaga dan mengembangkan otentitas ajaran islam dimasa mendatang.
Ketiga, berisi tentang pemahaman terkait pemerintahan pada saat itu dan masih banyak lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut penulis, belum terlalu tau jelas pastinya kapan manuskrip al quran awal
penanggalan dan awal mula nya, tapi yang pasti bahwasannya manuskrip al quran banyak
dijadikan sebuah penelitian oleh orang orang muslim mapun non muslim terutama orang orang
barat, manuskrip al quran tersebar dan terdapat penemuan dimana mana bahkan disetiap negara
negara barat dan negara timur mereka memiliki perpustakaan untuk tetap menyimpan ekstistensi
al quran itu sendiri dari ke outentitakannya.
Dari penulis mohon maaf belum bisa menemukan cakrawala berbagai ragam
manuskrip manuskrip lain dengan detail, karna itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.
Demikian kurang lebih nya mohon maaf .

Anda mungkin juga menyukai