Abstract
The tradition of writing the Qur'anic manuscripts has been well-known among
Muslims since it was first performed by the writers of the Prophet Muhammad
SAW. After that, it was followed by a codification initiated by the leader of the
khulaur Rasyidin, namely Usman bin Affan. Muslims try to maintain the
authenticity of the Holy Quran by memorizing and writing it down. This custom
has become a culture for all Muslims to spread to all areas under Islamic rule,
including Andalusia which is currently known as Spain. There had been a
spectator of the progress of Muslims, before finally Muslims had to be expelled by
European Christians and there was a Christianization of them. The discovery of
the Mushaf al Quran Morisco and the translation in the al Jamiado script which
was allegedly copied during the expulsion are evidence of the struggle of Muslims
in upholding Islamic teachings.
Abstrak
A.Pendahuluan
Penyebaran Islam di daerah Spanyol tidak terlepas dari pengaruh Dinasti
Umayyah yang saat itu gencar melakukan ekspansi politik guna memperluas
wilayah islam. Islam pertama kali datang ke Spanyol dengan pasukan yang
dipimpin oleh Thariq bin ziyad pada tahun 711 M. Hingga akhirnya Spanyol
berada dibawah kepemimpinan islam dan berlangsung selama sekitar 8 abad.
Berbagai prestasi gemilang serta kejayaan islam di Spanyol juga melahirkan
berbagai perkembangan ilmu pengetahuan serta para sarjana dan dan ilmuan
dalam berbagai disiplin ilmu.Namun pada akhirnya islam mengalami
kemunduran dan jatuh dari tangan bani Ahmar ke tangan pemerintahan Kristen
pada tahun 1492 M1.
Kerajaan Aragon dan juga kerajaan Castillia saat itu bersatu untuk
mengepung Granada. Hingga akhirnya seluruh kekuasaan politik dan kekuatan
islam pada waktu itu hilang dari daratan Spanyol. Pada tahun 1567 Raja Philips II
memberikan kebijakan yang memaksa orang Morisco untuk meninggalkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan bahasa Arab dalam kesempatan apapun. Jika
ada yang masih menggunakan Bahasa arab maka Tindakan ini dianggap sebagai
perbuatan kejahatan.
Aljamiado yang merupakan tulisan arab atau disebut juga dengan aksara
berbahasa arab yang dituliskan untuk bahasa Spanyol. Angel Gonzales Palencia
dalam Historia de la literature Arabigo-Espanola menyatakan mengenai aksara al
Jamiado ( Khamyadiyah ) ialah peninggalan sekaligus kontribusi yang besar oleh
umat islam dalam sejarah peradaban islam di spanyol. Al-Khamyadiyyah ini
merupakan derivasi dari kata “al-Khama” (Al-Jama, Spanyol) yang diserap dari
1
Ahmad Syalabi, Mausu’at al Tarikh al Islamiy wa al Haddrat al Islamiyat. Jilid IV ( Mesir:
Maktabat al Nahdah al Misriyat,1979), 76.
2
bahasa Arab “al-Jamaah” yang juga bermakna sebuah tempat yang berlindung
bagi kaum muslim.
Maka dengan berkembangnya peradapan islam di Spanyol tidak heran
jika ditemukan berbagai peninggalan bersejarah mengenai islam di Spanyol.
Diantara peninggalan itu ialah berupa buku – buku terjemahan yang telah
dipelajari oleh orang-orang barat serta kajian keislaman yang salah satunya ialah
manuskrip al Quran.
Teks al Quran secara filologis memang memiliki keunikan tersendiri
dibandingkan dengan peninggalan manuskrip yang lainnya. Kajian filologi secara
umum ingin menyajikan teks dengan seotentik mungkin seperti yang ditulis oleh
pengarangnya, Sehingga dalam kajian ini mengharuskan untuk melakukan
penelusuran asal usul dari kepengarangannya lalu disajikan dalam bentuk sebuah
suntingan2. Pendekatan tekstologi dalam hal ini berbeda dikarenakan dalam
kajiannya tidak hanya menegtahui seluk beluk dari proses penyalinan mushaf
pada masa tertentu namun juga mengenai proses perkembangan dari teks al Quran
terkait dengan rasm, qirâ’at, tanda ayat, tanda tajwîd, tanda waqaf, garâ’ib al-
Qur’ân, catatan pinggir, jumlah baris, gaya tulisan, iluminasi yang digunakan, dan
identitas penulisnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan
tekstologi paradigma intertekstual bisa diketahui kemungkinan mengenai
keterkaitan antara naskah yang satu dengan lainnya, atau keterkaitan antara
mushaf satu daerah dengan daerah lainnya berdasarkan kesamaan teks.
Dalam kasus tertentu naskah mushaf al Quran dijadikan sebagai artefak
kebudayaan yang mencerminkan masyarakat yang menciptakannya. Mushaf al
Quran juga bisa disebut karya seni karena tidak hanya dalam gaya penulisannya
yang berbeda namun, juga menggunakan hiasan atau ornamen yang menjadi ciri
khas dan membedakan dengan manuskrip lainnya3.
Studi terhadap hasil penelitian seperti yang dilakukan pada artikel ini
dapat digolongkan menjadi studi verifikatif. Karena dalam studi ini akan
2
Oman Fathurahman, dkk., Filologi dan Islam Indonesia (Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan,
2010), 22.
3
Annabel Teh Gallop, “The Appreciation and Study of Qur’an Manuscripts from Southeast Asia:
Past, Present, And Future”, Heritage of Nusantara: International Journal of Religious Literature
and Heritage, Vol. 4. No. 2 (2015), 195.
3
dilakukan kajian untuk mengetahui kekurangan dan juga kelebihan dari hasil
penelitian sebelumnya. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat kebenaran yang
dihasilkan oleh penelitian ini. Hasil penelitian yang sedang dikaji ialah artikel
berjudul ” An Aljamiado Translation of the ‘Morisco Qur’an’ and its Arabic Text
(c. 1609)” yang merupakan karya yang ditulis oleh Nuria de Castilla.
Nuria adalah Profesor "Sejarah dan Kodikologi Kitab di Dunia Islam" di
École Pratique des Hautes Études (Paris) sejak 2016. Dia saat ini juga merupakan
koordinator ilmiah Proyek ERC "Kehidupan Budaya Intelektual Saadian" (2016-
2021), berfokus pada studi Koleksi Arab yang disimpan di perpustakaan Biara
San Lorenzo de El Escorial. Topik penelitian utamanya adalah sejarah, buku,
naskah Arab, Kodikologi, Sejarah Perpustakaan, Hubungan Islam-Kristen di
Periode Modern Awal, Sastra dan Produksi Aljamiado dan transmisi Al-Qur'an di
Dunia Islam Barat4. Maka salah satu hasil penelitiannya ialah artikel yang akan
dikaji pada penelitian ini.
Artikel ini diterbitkan dalam Journal of Qur'anic Studies Volume 22, Issue
3 yang diterbitkan pada bulan Oktober 2020 oleh Edinburgh University Press.
Artikel ini terdiri dari 7 bab yang tidak termasuk Bibliography.
B.Metode
Proses penulisan dari kajian ini dilakukan dengan mulai membaca dan
menterjemahkan karya Nuria De Castilla lalu menelaah terjemahan dari karya
tersebut. Setelah itu ditemukan beberapa hal yang menarik untuk diteliti dan
4
https://ephe.academia.edu/NuriadeCastilla diakses tanggal 17 Maret 2021
4
dilakukan kajian lebih mendalam. Kajian terhadap karya ini ialah menganalisis
penemuan – penemuan serta pendapat yang dituliskan oleh Nuria mengenai
terjemahan al Jamiado dari al Quran Morisco dan teks Arabnya dengan berbagai
sumber dan referensi.
C. Introducttion
Pada kajian ini Nuria menyatakan bahwa terdapat kesamaan tekstual pada
naskah tersebut walaupun berbeda substansi sehingga tidak pernah mungkin
menemukan stemma yang menunjukkan asal-usul dan transmisi salinan ini.
Stemma yang dimaksud disini ialah asal usul dari suatu naskah yang mana
mampu menunjukkan seberapa dekat kekerabatan antara naskah tersebut. Jika
suatu naskah dapat ditunjukkan bahwa diturunkan dari naskah di atasnya maka
naskah tersebut dapat dihapuskan dari pertimbangan. Dengan cara ini kita dapat
mencoba untuk menyederhanakan bukti yang memperumit dan secara bertahap
membimbing kita untuk sampai pada teks yang mendekati dengan teks yang
ditulis pengarangnya.5
5
Tedi Permadi ,” Metode Edisi : Stemma”, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni – Universitas
Pendidikan Indonesia
5
Berdasarkan penemuan – penemuan ini maka ia menuliskan dua hipotesa
pada kajian manuskrib – manuskrip tersebut.Yang pertama ia menduga bahwa
para penerjemah Morisco melakukannya dalam waktu yang sama dengan
memilih dari satu kodeks dengan yang lainnya berdasarkan tiap kasus. Sedangkan
mengenai hipotesa kedua ia menduga sebagai referensi untuk dihafalkan dan
dibaca.
Naskah yang dijadikan bahan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nuria
salah satunya ialah al Quran Morisco. Dalam pembahasan ini penulis menyajikan
secara komparatif mengenai perbandingan dua naskah al Quran yang disimpan di
Perpustakaan Real Academia de la Historia, Madrid yaitu dua salinan dari
terjemahan yang sama dari Alquran Morisco berupa 11/9402 (olim T5) dan
11/9415 (olim T19).
6
Pertama saya membaca beberapa literatur mengenai penguraian berbagai
keterangan dalam pengkajian manuskrip maka disini saya menyimpulkan dan
memahami bahwa dalam penjabarannya Nuria De Castilla memaparkan secara
keseluruhan mengenai kondisi manuskrip ini dengan detail sesuai data yang telah
dimilikinya mengenai manuskrip tersebut.
1. Manuskrip ( T5)
Dalam naskah ini juga tidak ada tanggal penyalinan.namun kertas yang
digunakan menunjukkan kertas yang dibuat pada abad ke 15.Manuskrip ini terdiri
dari 118 halaman yang berkuran Octavo. Permukaan tulisan ini berukuran 10cm x
7cm. Dekorasi warna dan sketsa dengan gaya kodeks Al-Qur'an. Di margin luar
atas dari f. 78, bagian dari watermark dapat diamati: I6 ', huruf' I 'berlubang.
Kombinasi alfanumerik dan tempat di mana ia berada menunjukkan bahwa itu
sebenarnya adalah tanda balasan.
2. Manuskrip ( T19)
6
Alfian Rokhmansyah, Teori Filologi, (Yogyakarta : Istana Agency, 2017),84.
7
Naskah (T19) memiliki ukuran 254 x 177 mm.Bahasa yang
digunakan dalam naskah ini ialah dua bahasa atau bilingual yakni
bahasa Arab dan al Jamiado.Penulisan naskah ini menggunakan
penulisan dengan tiap paragraf. Keadaannya saat ini adalah seperti
(T5), (T19) tidak mengandung tanggal. Akan tetapi, kertas yang
digunakan sama dengan yang digunakan di (T5), Judul Surah yang
disimpan di (T19) ditulis dalam huruf pseudo-Kufic berongga yang
dihiasi dengan guratan miring merah yang juga ditemukan di (T5)
3. Teks Al Jamiado pada naskah T5 dan T19
E. The Arabic Copy that Completes the Loop : Korelasi Naskah Aix 1367
sebagai Pelengkap Naskah (T5) dan (T19)
8
Al Quran Morisco yang merupakan sumber penyalinan dari naskah T5 dan
juga T19 menjadi pelengkap hubungan dari ketiga naskah ini. Hubungan ini
dianggap mampu memperkaya bidang studi Al-Qur'an di Spanyol Abad
Pertengahan dan Modern Awal. Nuria menjabarkan hubungan ketiga naskah
tersebut dengan hipotesa yang dimunculkannya dengan tulisan,
Dalam naskah T5, T19 maupun Aix 1367 penulisan teks nya bukan
menggunakan tata letak kolom tunggal merupakan ciri khas tradisi Islam, namun
pembagian teks al-Qur'an pada tiga kodeks ini dilakukan dengan menulis setiap
paragraf yang dipinjam melalui tradisi barat. Dalam penulisan tiap paragraf ini
dituliskan penomeran pada paragrafnya. Mengenai penggunaan teknik penulisan
ini Nuria mencoba mengaitkan dengan tafsir yang dibawa oleh Ibnu Abi Zamanin
namun tidak menemukan penjelasan terkait maksud dari penomoran ini ,
Yet, no surviving copy of Ibn Abī Zamanīn’s tafsīr exhibits this or any
similar kind of division.46 What then, is the purpose of this specific form of
numeration encountered in three codices containing suras and verses of the
Morisco Qur’an in different languages? At present, we lack sufficient data to
9
conclude that this internal division and numbering are associated with the ways
the passages were recited or commented, either in public or in private, aloud or
in a low voice.
Terlihat dari sini bahwa dia hanya terfokus pada satu ulama tafsir dalam
pengkajian ini .Nuria de castilla mencari maksud dari penomoran hanya melalui
tafsir Ibnu Abi Zamanin saja tanpa melihat pada ulama tafsir lainnya. Penulis
melakukan pencarian mengenai tokoh ini dan diketahui bahwa Ibnu Abu
Zamanin merupakan salah satu ulama tafsir yang masyhur dan berasal dari
Andalusia. Dia bernama lengkap Muhammad bin Abdillah bin Isa bin Muhammad
al murri, atau dinamakan Abu Abdillah al Andalusi. Tafsir yang dituliskan oleh
Ibnu Zamamnin merupakan ringkasan dari tafsir yang dituliskan oleh Imam yahya
bin Salam7. Alasan beliau meringkas adalah ketika membaca tafsir Imam Yahya
bin Salam banyak di dapat pengulangan dan hadist-hadist yang tidak perlu
dicantumkan.
10
tempatnya. Kesalahan penulisan tekstual pada ayat 66 dari surat ke 36 dan di
revisi dengan diletakkan di pinggir dak tegak lurus dengan teks baik itu pada
naskah Aix 1367,T5 serta T19. Kemungkinan karena kesamaan awal bunyi pada
ayat ini membuat para penyalin melakukan kesalahan dan mengkoreksinya
bersamaan.
11
Sebagai tambahan al Quran merupakan teks agama yang paling banyak di salin
dalam Bahasa arab dan al Jamia oleh orang Morisco.
Sedangkan mengenai T5 dan juga Aix 1637 dalam artikel ini dituliskan
bahwa ,
12
I. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15