Anda di halaman 1dari 15

Kajian atas Karya Nuria De Castilla : An Aljamiado Translation

of the Morisco Qur’an’ and its Arabic Text (c. 1609)


Siti Zuhrotun Ni’mah
Zuhrotunnimah95@gmail.com

Abstract
The tradition of writing the Qur'anic manuscripts has been well-known among
Muslims since it was first performed by the writers of the Prophet Muhammad
SAW. After that, it was followed by a codification initiated by the leader of the
khulaur Rasyidin, namely Usman bin Affan. Muslims try to maintain the
authenticity of the Holy Quran by memorizing and writing it down. This custom
has become a culture for all Muslims to spread to all areas under Islamic rule,
including Andalusia which is currently known as Spain. There had been a
spectator of the progress of Muslims, before finally Muslims had to be expelled by
European Christians and there was a Christianization of them. The discovery of
the Mushaf al Quran Morisco and the translation in the al Jamiado script which
was allegedly copied during the expulsion are evidence of the struggle of Muslims
in upholding Islamic teachings.

Keywords: Islam, Al Quran, Al Jamiado

Abstrak

Tradisi penulisan mushaf al Quran telah masyhur dikalangan umat muslim


semenjak dilakukan pertama kali oleh para penulis Nabi Muhammad SAW.
Setelah itu dilanjutkan dengan kodifikasi yang digagas oleh pemimpin khulaur
Rasyidin yaitu Usman bin Affan.. Orang – orang muslim berusaha menjaga
keotentikan dari kitab suci al Quran dengan cara menghafal dan juga
menuliskannya. Kebiasaan ini menjadi budaya bagi seluruh muslim hingga
menyebar ke seluruh wilayah di bawah kekuasaan islam. Termasuk Andalusia
yang saat ini dikenal dengan Spanyol. Disana pernah menjadi saksi kemajuan
peradaban umat islam,sebelum akhirnya umat islam harus diusir oleh para kaum
Kristen Eropa dan terjadi kristenisasi pada mereka. Ditemukannya Mushaf al
Quran Morisco dan terjemahan dalam aksara al Jamiado yang diduga disalin pada
masa pengusiran tersebut menjadi bukti perjuangan umat islam dalam memegang
teguh ajaran islam saat itu.
Kata Kunci : Islam , Al Quran ,Al Jamiado

A.Pendahuluan
Penyebaran Islam di daerah Spanyol tidak terlepas dari pengaruh Dinasti
Umayyah yang saat itu gencar melakukan ekspansi politik guna memperluas
wilayah islam. Islam pertama kali datang ke Spanyol dengan pasukan yang
dipimpin oleh Thariq bin ziyad pada tahun 711 M. Hingga akhirnya Spanyol
berada dibawah kepemimpinan islam dan berlangsung selama sekitar 8 abad.
Berbagai prestasi gemilang serta kejayaan islam di Spanyol juga melahirkan
berbagai perkembangan ilmu pengetahuan serta para sarjana dan dan ilmuan
dalam berbagai disiplin ilmu.Namun pada akhirnya islam mengalami
kemunduran dan jatuh dari tangan bani Ahmar ke tangan pemerintahan Kristen
pada tahun 1492 M1.
Kerajaan Aragon dan juga kerajaan Castillia saat itu bersatu untuk
mengepung Granada. Hingga akhirnya seluruh kekuasaan politik dan kekuatan
islam pada waktu itu hilang dari daratan Spanyol. Pada tahun 1567 Raja Philips II
memberikan kebijakan yang memaksa orang Morisco untuk meninggalkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan bahasa Arab dalam kesempatan apapun. Jika
ada yang masih menggunakan Bahasa arab maka Tindakan ini dianggap sebagai
perbuatan kejahatan.
Aljamiado yang merupakan tulisan arab atau disebut juga dengan aksara
berbahasa arab yang dituliskan untuk bahasa Spanyol. Angel Gonzales Palencia
dalam Historia de la literature Arabigo-Espanola menyatakan mengenai aksara al
Jamiado ( Khamyadiyah ) ialah peninggalan sekaligus kontribusi yang besar oleh
umat islam dalam sejarah peradaban islam di spanyol. Al-Khamyadiyyah ini
merupakan derivasi dari kata “al-Khama” (Al-Jama, Spanyol) yang diserap dari

1
Ahmad Syalabi, Mausu’at al Tarikh al Islamiy wa al Haddrat al Islamiyat. Jilid IV ( Mesir:
Maktabat al Nahdah al Misriyat,1979), 76.

2
bahasa Arab “al-Jamaah” yang juga bermakna sebuah tempat yang berlindung
bagi kaum muslim.
Maka dengan berkembangnya peradapan islam di Spanyol tidak heran
jika ditemukan berbagai peninggalan bersejarah mengenai islam di Spanyol.
Diantara peninggalan itu ialah berupa buku – buku terjemahan yang telah
dipelajari oleh orang-orang barat serta kajian keislaman yang salah satunya ialah
manuskrip al Quran.
Teks al Quran secara filologis memang memiliki keunikan tersendiri
dibandingkan dengan peninggalan manuskrip yang lainnya. Kajian filologi secara
umum ingin menyajikan teks dengan seotentik mungkin seperti yang ditulis oleh
pengarangnya, Sehingga dalam kajian ini mengharuskan untuk melakukan
penelusuran asal usul dari kepengarangannya lalu disajikan dalam bentuk sebuah
suntingan2. Pendekatan tekstologi dalam hal ini berbeda dikarenakan dalam
kajiannya tidak hanya menegtahui seluk beluk dari proses penyalinan mushaf
pada masa tertentu namun juga mengenai proses perkembangan dari teks al Quran
terkait dengan rasm, qirâ’at, tanda ayat, tanda tajwîd, tanda waqaf, garâ’ib al-
Qur’ân, catatan pinggir, jumlah baris, gaya tulisan, iluminasi yang digunakan, dan
identitas penulisnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan
tekstologi paradigma intertekstual bisa diketahui kemungkinan mengenai
keterkaitan antara naskah yang satu dengan lainnya, atau keterkaitan antara
mushaf satu daerah dengan daerah lainnya berdasarkan kesamaan teks.
Dalam kasus tertentu naskah mushaf al Quran dijadikan sebagai artefak
kebudayaan yang mencerminkan masyarakat yang menciptakannya. Mushaf al
Quran juga bisa disebut karya seni karena tidak hanya dalam gaya penulisannya
yang berbeda namun, juga menggunakan hiasan atau ornamen yang menjadi ciri
khas dan membedakan dengan manuskrip lainnya3.
Studi terhadap hasil penelitian seperti yang dilakukan pada artikel ini
dapat digolongkan menjadi studi verifikatif. Karena dalam studi ini akan
2
Oman Fathurahman, dkk., Filologi dan Islam Indonesia (Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan,
2010), 22.
3
Annabel Teh Gallop, “The Appreciation and Study of Qur’an Manuscripts from Southeast Asia:
Past, Present, And Future”, Heritage of Nusantara: International Journal of Religious Literature
and Heritage, Vol. 4. No. 2 (2015), 195.

3
dilakukan kajian untuk mengetahui kekurangan dan juga kelebihan dari hasil
penelitian sebelumnya. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat kebenaran yang
dihasilkan oleh penelitian ini. Hasil penelitian yang sedang dikaji ialah artikel
berjudul ” An Aljamiado Translation of the ‘Morisco Qur’an’ and its Arabic Text
(c. 1609)” yang merupakan karya yang ditulis oleh Nuria de Castilla.
Nuria adalah Profesor "Sejarah dan Kodikologi Kitab di Dunia Islam" di
École Pratique des Hautes Études (Paris) sejak 2016. Dia saat ini juga merupakan
koordinator ilmiah Proyek ERC "Kehidupan Budaya Intelektual Saadian" (2016-
2021), berfokus pada studi Koleksi Arab yang disimpan di perpustakaan Biara
San Lorenzo de El Escorial. Topik penelitian utamanya adalah sejarah, buku,
naskah Arab, Kodikologi, Sejarah Perpustakaan, Hubungan Islam-Kristen di
Periode Modern Awal, Sastra dan Produksi Aljamiado dan transmisi Al-Qur'an di
Dunia Islam Barat4. Maka salah satu hasil penelitiannya ialah artikel yang akan
dikaji pada penelitian ini.
Artikel ini diterbitkan dalam Journal of Qur'anic Studies Volume 22, Issue
3 yang diterbitkan pada bulan Oktober 2020 oleh Edinburgh University Press.
Artikel ini terdiri dari 7 bab yang tidak termasuk Bibliography.

B.Metode

Dalam tulisan ini menggunakan metode kepustakaan dengan pendekatan


filologis dan kodikologis. Melalui pendekatan kodikologi kita akan mampu
menelusuri dan merekonstruksi kembali mengenai informasi penanggalan,lokasi
penyalinan naskah dan juga nama penyalin yang masih terabaikan. Sedangkan
dengan pendekatan filologis kita mampu memahami teks sebuah naskah dengan
memperhatikan berbagai kajian, yang dimaksudkan untuk memurnikannya dari
kesalahan-kesalahan dalam proses penyalina ndan mampu menyajikan informasi
hasil penyuntingan dan isi yang terdapat didalamnya.

Proses penulisan dari kajian ini dilakukan dengan mulai membaca dan
menterjemahkan karya Nuria De Castilla lalu menelaah terjemahan dari karya
tersebut. Setelah itu ditemukan beberapa hal yang menarik untuk diteliti dan
4
https://ephe.academia.edu/NuriadeCastilla diakses tanggal 17 Maret 2021

4
dilakukan kajian lebih mendalam. Kajian terhadap karya ini ialah menganalisis
penemuan – penemuan serta pendapat yang dituliskan oleh Nuria mengenai
terjemahan al Jamiado dari al Quran Morisco dan teks Arabnya dengan berbagai
sumber dan referensi.

Kajian terhadap karya Nuria De Castilla ini tersusun menjadi delapan


pembahasan yakni latar belakang,metode penulisan,empat pembahasan terkait
aksara aljamiado dalam penerjemahan al Quran Morisco serta teks arab yang
terdapat didalamnya,serta terakhir berisi kesimpulan penulis mengenai kajian teks
yang telah dilakukan.

C. Introducttion

Dalam pendahuluannya Nuria memaparkan mengenai terjemahan alquran


dengan bahasa Eropa sehari hari yang tidak banyak diketahui atau diabaikan yang
dinamakan sebagai terjemahan Morisco. Karena pada faktanya terjemahan ini
disiapkan untuk kaum muslim. Manuskrip al Quran yang dikaji ialah terjemahan
lengkap al Jamiado yang diperkirakan ditulis pada tahun 1606 beserta salinan
lainnya. Salinan lainnya adalah dalam bilingual yaitu dengan bahasa Arab dan
Spanyol kuno atau dalam aksara latin disebut Aljamía

Pada kajian ini Nuria menyatakan bahwa terdapat kesamaan tekstual pada
naskah tersebut walaupun berbeda substansi sehingga tidak pernah mungkin
menemukan stemma yang menunjukkan asal-usul dan transmisi salinan ini.

Stemma yang dimaksud disini ialah asal usul dari suatu naskah yang mana
mampu menunjukkan seberapa dekat kekerabatan antara naskah tersebut. Jika
suatu naskah dapat ditunjukkan bahwa diturunkan dari naskah di atasnya maka
naskah tersebut dapat dihapuskan dari pertimbangan. Dengan cara ini kita dapat
mencoba untuk menyederhanakan bukti yang memperumit dan secara bertahap
membimbing kita untuk sampai pada teks yang mendekati dengan teks yang
ditulis pengarangnya.5

5
Tedi Permadi ,” Metode Edisi : Stemma”, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni – Universitas
Pendidikan Indonesia

5
Berdasarkan penemuan – penemuan ini maka ia menuliskan dua hipotesa
pada kajian manuskrib – manuskrip tersebut.Yang pertama ia menduga bahwa
para penerjemah Morisco melakukannya dalam waktu yang sama dengan
memilih dari satu kodeks dengan yang lainnya berdasarkan tiap kasus. Sedangkan
mengenai hipotesa kedua ia menduga sebagai referensi untuk dihafalkan dan
dibaca.

Kajian terhadap al Quran Morisco ini menjadi perhatian yang menarik


bagi Nuria dengan ditemukannya salinan yang hanya dalam tulisan berbahasa
arab. Penemuan ini jika dikaitkan dengan salinan lain yang memiliki keterkaitan
dalam tekstual dan kodikologis akan bisa memunculkan pendekatan baru untuk
mengetahui tingkat pengetahuan bahasa arab oleh orang – orang Morisco serta
mengetahui transmisi al Quran yang terjadi.

Saya berpendapat bahwa dalam pendahuluan ini Nuria de Castilla


melakukan kajian guna mengetahui keterkaitan pengusiran umat islam di Spanyol
dengan ditemukannya terjemahan al Quran Morisco.Selain itu juga mengetahui
usaha umat islam dalam mempertahankan agamanya hingga harus mengalami
kristenisasi serta terusir dari daerahnya.

D. A Unique Aljamiado Translation : Analisis Komparatif Naskah T5 dan


T19

Naskah yang dijadikan bahan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nuria
salah satunya ialah al Quran Morisco. Dalam pembahasan ini penulis menyajikan
secara komparatif mengenai perbandingan dua naskah al Quran yang disimpan di
Perpustakaan Real Academia de la Historia, Madrid yaitu dua salinan dari
terjemahan yang sama dari Alquran Morisco berupa 11/9402 (olim T5) dan
11/9415 (olim T19).

Kedua manuskrip yang kemudian diketahui ditrasmisikan oleh tangan


yang sama berdasarkan kesamaan tradisi karakter penulisannya maka Nuria
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai waktu penulisan,tempat serta
mengenai manuskrip ini apakah sebuah naskah yang terisolasi.

6
Pertama saya membaca beberapa literatur mengenai penguraian berbagai
keterangan dalam pengkajian manuskrip maka disini saya menyimpulkan dan
memahami bahwa dalam penjabarannya Nuria De Castilla memaparkan secara
keseluruhan mengenai kondisi manuskrip ini dengan detail sesuai data yang telah
dimilikinya mengenai manuskrip tersebut.

1. Manuskrip ( T5)

Manuskrip ini memiliki ukuran 129 x 89 mm.Bahasa yang digunakan


dalam naskah ini ialah aksara al Jamiado. Dalam sebuah naskah manuskrip
kondisis fisik dapat digolongkan menjadi naskah yang lengkap dan tidak lengkap.
Naskah yang dikategorikan utuh adalah naskah yang lengkap, tidak ada lembaran
yang rusak dan hilang. Sedangkan naskah yang tidak utuh adalah naskah yang
sudah tidak lengkap karena ada bagian yang rusak dan hilang. Naskah yang baik
adalah naskah yang wujud fisiknya masih baik dan tidak sobek, tidak dimakan
ngengat atau hal-hal lainnya. sedangkan naskah yang rusak adalah naskah yang
lembarannya sobek disebabkan usia sudah tua (lapuk), dimakan ngengat ataupun
yang lainnya6. Dalam artikel ini disajikan mengenai kondisi fisik dari manuskrip
(T5) :

“ T5 is a complete manuscript comprising ten senions (gatherings


composed by six bifolia or twelve folia) spanning from 0v to 118r. 0r and 118v
are left blank, with the exception of recently added notes .”

Dalam naskah ini juga tidak ada tanggal penyalinan.namun kertas yang
digunakan menunjukkan kertas yang dibuat pada abad ke 15.Manuskrip ini terdiri
dari 118 halaman yang berkuran Octavo. Permukaan tulisan ini berukuran 10cm x
7cm. Dekorasi warna dan sketsa dengan gaya kodeks Al-Qur'an. Di margin luar
atas dari f. 78, bagian dari watermark dapat diamati: I6 ', huruf' I 'berlubang.
Kombinasi alfanumerik dan tempat di mana ia berada menunjukkan bahwa itu
sebenarnya adalah tanda balasan.

2. Manuskrip ( T19)

6
Alfian Rokhmansyah, Teori Filologi, (Yogyakarta : Istana Agency, 2017),84.

7
Naskah (T19) memiliki ukuran 254 x 177 mm.Bahasa yang
digunakan dalam naskah ini ialah dua bahasa atau bilingual yakni
bahasa Arab dan al Jamiado.Penulisan naskah ini menggunakan
penulisan dengan tiap paragraf. Keadaannya saat ini adalah seperti
(T5), (T19) tidak mengandung tanggal. Akan tetapi, kertas yang
digunakan sama dengan yang digunakan di (T5), Judul Surah yang
disimpan di (T19) ditulis dalam huruf pseudo-Kufic berongga yang
dihiasi dengan guratan miring merah yang juga ditemukan di (T5)
3. Teks Al Jamiado pada naskah T5 dan T19

Salinan terjemahan Morisco yang terdapat dalam (T5) maupun (T19)


memiliki tradisi teks yang sama dan tidak menunjukkan mengenai
perbedaan.Kalaupun ada kesalahan penulisan dalam draft yang pertama
maka dibenarkan oleh penyalin kedepannya.

Mengenai komparasinya lebih detail Nuria menyatakan :

“To provide a comprehensive sample of my comparative study of the text


transmitted by T5 and T19, I will consider the divergences found among
the 83 verses of Sura 36 to show that they are minor and relate to the
script, the phonetics, the morphology (synonyms), the syntax, and the
lexicon”

Saat melakukan perbandingan antara manuskrip (T5) dengan (T19)


menunjukkan ketelitiannya dalam mendalami naskah ini. Sehingga
perbedaan kecil yang ada dalam teks ini bisa diketahui dengan
cermat.Perbedaan dalam pengejaan dalam bahasa aljamiado ini tidak
ditemukan perbedaan yang sangat signifikan .

E. The Arabic Copy that Completes the Loop : Korelasi Naskah Aix 1367
sebagai Pelengkap Naskah (T5) dan (T19)

8
Al Quran Morisco yang merupakan sumber penyalinan dari naskah T5 dan
juga T19 menjadi pelengkap hubungan dari ketiga naskah ini. Hubungan ini
dianggap mampu memperkaya bidang studi Al-Qur'an di Spanyol Abad
Pertengahan dan Modern Awal. Nuria menjabarkan hubungan ketiga naskah
tersebut dengan hipotesa yang dimunculkannya dengan tulisan,

“ The Morisco Qur’an included in this manuscript is part of the complete


miscellany preserved in the Bibliothèque Méjanes in Aix-en-Provence 1367 (olim
1223) and is referred to hereafter as Aix 1367. It contains the same selection of
suras as T5 and T19 and they are presented in the same order (see §5). However,
while T5 represents an Aljamiado translation and T19 a paragraph-by-paragraph
bilingual version, Aix 1367 presents the suras in Arabic only. Comparative
analysis of these manuscripts with Aix 1367 allows us to corroborate certain
hypotheses regarding the Morisco Qur’an and opens new avenues for research on
the transmission and use of the Qur’anic text in the Morisco communities.”

Nuria de Castilla mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui mengenai


sejarah manuskrip Aix 1367 sebelum akhirnya ditemukan naskah T5 dan T19.
Saat ketiga manuskrip ini dikaji dan diteliti maka ditemukanlah kesamaan dalam
penulisannya maupun isi teks dari Aix 1367 dengan T5 dan T19. Aix 1367
memamerkan ʿunwān yang sangat mirip dengan T5. Ikat kepala berwarna merah
dan hitam, mirip dengan ornamen yang terdapat di T5, terletak di ujung teks Al-
Qur'an.

Dalam naskah T5, T19 maupun Aix 1367 penulisan teks nya bukan
menggunakan tata letak kolom tunggal merupakan ciri khas tradisi Islam, namun
pembagian teks al-Qur'an pada tiga kodeks ini dilakukan dengan menulis setiap
paragraf yang dipinjam melalui tradisi barat. Dalam penulisan tiap paragraf ini
dituliskan penomeran pada paragrafnya. Mengenai penggunaan teknik penulisan
ini Nuria mencoba mengaitkan dengan tafsir yang dibawa oleh Ibnu Abi Zamanin
namun tidak menemukan penjelasan terkait maksud dari penomoran ini ,

Yet, no surviving copy of Ibn Abī Zamanīn’s tafsīr exhibits this or any
similar kind of division.46 What then, is the purpose of this specific form of
numeration encountered in three codices containing suras and verses of the
Morisco Qur’an in different languages? At present, we lack sufficient data to

9
conclude that this internal division and numbering are associated with the ways
the passages were recited or commented, either in public or in private, aloud or
in a low voice.
Terlihat dari sini bahwa dia hanya terfokus pada satu ulama tafsir dalam
pengkajian ini .Nuria de castilla mencari maksud dari penomoran hanya melalui
tafsir Ibnu Abi Zamanin saja tanpa melihat pada ulama tafsir lainnya. Penulis
melakukan pencarian mengenai tokoh ini dan diketahui bahwa Ibnu Abu
Zamanin merupakan salah satu ulama tafsir yang masyhur dan berasal dari
Andalusia. Dia bernama lengkap Muhammad bin Abdillah bin Isa bin Muhammad
al murri, atau dinamakan Abu Abdillah al Andalusi. Tafsir yang dituliskan oleh
Ibnu Zamamnin merupakan ringkasan dari tafsir yang dituliskan oleh Imam yahya
bin Salam7. Alasan beliau meringkas adalah ketika membaca tafsir Imam Yahya
bin Salam banyak di dapat pengulangan dan hadist-hadist yang tidak perlu
dicantumkan.

Berdasarkan namanya dia merupakan orang muslim yang tinggal pada


zaman pertengahan yang tinggal di Al-Andalus (Semenanjung Iberian termasuk
Spanyol dan Portugis zaman sekarang) dan juga Maroko dan Afrika barat, yang
budayanya disebut Moorish. Maka disini dapat dipahami alasan kenapa Nuria
merujuk pada tafsir Ibnu Zamanin dalam mencari maksud dari penomoran
tersebut karena menganggap dia merupakan ulama yang selain masyhur dalam
tafsirnya dia juga mengenal bahasa disana. Namun Nuria juga tidak
menemukannya.

F. Review of the Copies and Completion of Work : Proses penyalinan dan


Penyelesaian Naskah Manuskrip (T5),(T19) dan (Aix 1367)

Menurut Nuria de Castilla adanya korespondensi dalam penomoran tiap


paragraf dari tiga Salinan al Quran tersebut menyatakan bahwa ketiganya disalin
di tempat yang sama. Selain itu juga dalam waktu yang cukup singkat dengan
melihat adanya penyelipan ayat atau memasukkan ayat Q. 36:66 di tepi sebelah
7
Nuria MARTÍNEZ DE CASTILLA MUÑOZ , “ La transmisión de textos entre los moriscos:
dos copias del tafsīr abreviado de Ibn Abī Zamanīn The textual transmission among the Moriscos:
two copies of the abbreviated tafsīr of Ibn Abī Zamanīn” ( Universidad Complutense de Madrid /
Warburg Institute,2015),147 - 161

10
tempatnya. Kesalahan penulisan tekstual pada ayat 66 dari surat ke 36 dan di
revisi dengan diletakkan di pinggir dak tegak lurus dengan teks baik itu pada
naskah Aix 1367,T5 serta T19. Kemungkinan karena kesamaan awal bunyi pada
ayat ini membuat para penyalin melakukan kesalahan dan mengkoreksinya
bersamaan.

Dalam mempertimbangkan perbedaan ini maka perlu di lihat kapa waktu


pasti dimasukkannya terjemahan ini dalam ketiga naskah ini . Namun Nuria sulit
menyimpulkan mengenai siapa yang melakukan pembenaran ini. Apakah memang
dari penyalin sendiri atau ada kemungkinan memang ada pihak kedua yang
mengoreksi dan menyampaikannnya kepada penyalin sehingga membenarkan
bersamaan.

Naskah Aix 1367 merupakan satu satunya yang meninggalkan kolofon


bertanggal dan menggunakan tinta hitam.Sedangkan dalam T5 juga digunakan
kolofon yang sama namun tidak mencantumkan tanggal dan menggunakan tinta
berwarna merah. Begitu juga pada naskah T19. Maka disimpulkan bahwa
ketiganya memiliki keterkaitan yang kuat.

G. The Religious Text Most Copied in Arabic

Berdasarkan kodikologinya ketiga naskah manuskrip al Quran Morosko


yaitu (T5),(T19) dan Aix 1367 dinyatakan memiliki kesamaaan mengenai
waktu,tempat ,penyalin,teknik penulisan serta dekorasi yang mirip. Meskipun
Manuskrip ini dibuat dengan bahasa yang berbeda, yaitu T5 menggunakan
terjemahan dari al-Qur'an Morisco (terjemahan yang sama yang digunakan di
T19), Aix 1367 dan T19 berisi teks Arab yang teksnya ditranskripsikan terlebih
dahulu di T19 sebelum penambahan terjemahan Aljamiado, paragraf demi
paragraf.

Berdasarkan konsistensi yang dipakai oleh orang barat dalam pembacaan


al Quran menggunakan qiraat Imam Nafi’ riwayat Warsy , bukan Qalun. Qiraat
warsy merupakan qiraat yang banyak tersebar di Afkrika utara, Afrika Barat dan
Andalusia atau Spanyol.

11
Sebagai tambahan al Quran merupakan teks agama yang paling banyak di salin
dalam Bahasa arab dan al Jamia oleh orang Morisco.

H. Uses of the Arabic and Translated Qur’anic Texts : Penggunaan


Manuskrip (T5),(T19) dan (Aix 1367)

Pada bagian ini Nuria menjelaskan mengenai penggunaan masing - masing


dari al Quran ini. Manuskrip T19 yang menggunakan bahasa arab dan juga
terjemahan al Jamia merupakan al Quran yang dipakai bagi mereka kurang fasih
berbahasa Arab atau yang harus berbicara dalam bahasa Spanyol. Selain itu
disajikan dalam ukuran yang lebih besar yaitu quarto dengan tujuan bukan untuk
individu tapi lebih digunakan bersama dalam satu tempat .

Sedangkan mengenai T5 dan juga Aix 1637 dalam artikel ini dituliskan
bahwa ,

“ In addition to other codicological and aesthetic similarities, the fact that T5


contains a full Aljamiado version of the Morisco Qur’an—with textual segments
numbered as in Aix 1367 and the first words written with a thicker calamus ,
suggests that it was used as a linguistic aid for the reader of Aix 1367’s first two
chapters. This would mean that the Aix 1367 copy was intended for use alongside
T5”
Naskah T5 yang berisi terjemahan al Jamiado diduga digunakan secara
bersamaan dengan Aix 1367 yang hanya berisi teks bahasa arab. Penggunanya
ada kemungkinan memang telah mahir berbahasa arab. Maka dapat diketahui
bahwa naskah ini dimilki oleh para faqih atau ulama. Ukurannya yang relatif kecil
membuat Salinan ini fleksibel untuk dibawa kemana- mana. Mengenai
keberadaan dari terjemahan al Jamiado digunakan untuk mempermudah dalam
proses pembelajaran maupun pengajaran yang dilakukan oleh ulama tersebut.

12
I. Kesimpulan

Melihat hubungan antara ketiga manuskrip al Quran Morisco yakni (T5),


(T19) dan Aix (1367),dapat disimpulkan bahwasannya naskah ini memang disalin
ditempat dan oleh orang yang sama.Meskipun terdapat perbedaan dalam Salinan
tersebut namun hanya dalam ranahvarian yang bersifat grafis-fonologis dan
morfologis Kebutuhan penulisan dari manuskrip ini tidak memiliki sangkut paut
dengan al Quran Morisco karena dalam kenyataannya penyalinan ini dilakukan
karena kebutuhan individu untuk pembelajaran serta pendalaman agama.

Identifikasi ini menjadi bukti hubungan yang kuat dalam kodikologi,


linguistik, dan estetika dari berbagai salinan Alquran Morisco dalam bahasa Arab
dan dalam terjemahan. Karya ini memberikan kontribusi yang baru bagi bidang
studi Alquran di Spanyol Abad Pertengahan dan Modern Awal.Selain itu
penelitian ini membuat Nuria de Castilla meiliki pertanyaan baru mengenai
seberapa jauh pengetahuan para Morisco saat itu ,mengenai transmisi al Quran
awal abad ke 17 serta mengenai keterlamabatan dalam memiliki ketrampilan
penulisan yakni pada masa pengusiran dari Spanyol

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syalabi, Mausu’at al Tarikh al Islamiy wa al Haddrat al


Islamiyat. Jilid IV Mesir: Maktabat al Nahdah al Misriyat,1979.

Alfian Rokhmansyah, Teori Filologi, (Yogyakarta : Istana Agency, 2017.

Annabel Teh Gallop, “The Appreciation and Study of Qur’an Manuscripts


from Southeast Asia: Past, Present, And Future”, Heritage of Nusantara:
International Journal of Religious Literature and Heritage, Vol. 4. No. 2 ,2015.

https://ephe.academia.edu/NuriadeCastilla diakses tanggal 17 Maret 2021

Nuria de Castilla, 2020, “An Aljamiado Translation of the Morisco


Qur’an’ and its Arabic Text (c. 1609)”, 2020 ,Edinburgh University Press :
Journal of Qur'anic Studies Volume 22, Issue 3

Nuria MARTÍNEZ DE CASTILLA MUÑOZ , “ La transmisión de textos


entre los moriscos: dos copias del tafsīr abreviado de Ibn Abī Zamanīn The
textual transmission among the Moriscos: two copies of the abbreviated tafsīr of
Ibn Abī Zamanīn” ( Universidad Complutense de Madrid / Warburg
Institute,2015),

Oman Fathurahman, dkk., Filologi dan Islam Indonesia (Jakarta:


Puslitbang Lektur Keagamaan, 2010.

Tedi Permadi ,” Metode Edisi : Stemma”, Program Studi Bahasa dan


Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Pendidikan Bahasa dan Seni – Universitas Pendidikan Indonesia.

14
15

Anda mungkin juga menyukai