Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH TAGLINE DAN TREND FASHION TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PRODUK DENGAN BRAND AWARENESS SEBAGAI


VARIABEL MEDIASI

Kelompok 8 :

Firman Dwi O (7311419091)

Ahmad Fajar Fauzi (7311419094)

Hendita Irza Permana (7311419112)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
ABSTRAK

This study discusses issues related to purchasing decisions on Nike


fashion products. The study will discuss whether taglines, fashion trends,
and brand awareness have a positive effect on purchasing decisions.
Data will be collected from a sample of 70 UNNES students, and used as
an analytical tool. The research uses a quantitative method approach
and will be carried out within a period of 3 months. The data collection
system used is a questionnaire as primary data and other studies,
internet and other literature as secondary data.

Keywords: (tagline, fashion trend, brand awareness, purchase decision)

Penelitian ini membahas tentang masalah yang berkaitan dengan


keputusan pembelian pada produk fashion Nike. Penelitian akan
membahas apakah tagline, tren fashion, dan kesadaran merek memiliki
efek positif pada keputusan pembelian. Data akan dikumpulkan dari
sampel 70 mahasiswa UNNES, dan digunakan sebagai alat analisis.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dan akan
dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan. Sistem pengumpulan data
yang digunakan adalah kuesioner sebagai data primer dan studi lain,
internet dan literatur lain sebagai data sekunder.

Kata kunci: (tagline, tren fashion, kesadaran merek, keputusan


pembelian)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga Amerika
Serikat yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Mereka terkenal karena mensponsori
beberapa olahragawan profesional dunia seperti Cristiano Ronaldo, Neymar Jr., Kylian
Mbappe, Ronaldinho, Wayne Rooney, Rafael Nadal, Pete Sampras, Tiger Woods, LeBron
James, Kyrie Irving, dan Michael Jordan. Selain itu mereka juga memiliki perjanjian dengan
berbagai tim sepak bola dunia seperti F.C. Barcelona, Sevilla F.C., F.C. Basel, Chelsea
F.C., Tottenham Hotspur, AC Sparta Praha, Red Star Belgrade, Inter Milan, VfL Bochum, VfL
Wolfsburg, Hertha BSC Berlin, PSV Eindhoven, Valencia C.F., Urawa Red Diamonds, Kaizer
Chiefs, Atlético de Madrid, NK Maribor, Glasgow Celtic, FC Porto, Paris Saint-Germain, Boca
Juniors, dan Corinthians.

Nike telah beroperasi di Indonesia sejak 1988 dan hampir sepertiga dari sepatu yang ada
sekarang merupakan produk dari sana. Berkolaborasi dalam sebuah wawancara pers di 4 Agustus
2000, kontributor perusahaan Nike di Indonesia bersama FOX boots, berkolaborasi merancang edisi
spesial untuk pembalap andalannya " Ryan Dungey-James Stewart " mensponsori yayasan dimasa
pensiunnya bersama pengembang dari desainer sepatu And1 indonesia dengan Personal
Lisence dari divisi FOX usa , mengatakan perusahaan yang digunakan di Indonesia berjumlah 3
kontraktor. Di antaranya merupakan bekas-bekas basis pertama perusahaan 6.0 motocross boots
termasuk asosiasi Nike beserta produk 7 (seven) Made in Vietnam, China, dan Indonesia yang juga
pada saat yang sama menghasilkan untuk merek lain seperti Supreme, Seven, untuk pasarnya di
negara-negara asia disponsori leadership Rockstar, Redbullindo, team mate Indonesia.

Hubungan antara Nike dan kontraktor di Indonesia cukup dekat. Setiap personel Nike di
setiap pabrik di Indonesia memeriksa kualitas dan pengerjaan yang memenuhi persyaratan ketat
Nike. Sebagian besar pabrik yang memproduksi untuk Nike berlokasi di daerah yang baru
dikembangkan untuk industri ringan di Tangerang dan Serang, sebelah barat Jakarta. Pada pabrik
yang dimiliki Korea (dan beberapa yang dimiliki Indonesia juga) manajemen puncaknya dipegang
oleh orang Korea. manajer tingkat menengah dan supervisor juga dapat berasal dari Korea atau
Indonesia. Tapi para pekerja produksi semua berasal dari Indonesia, terutama wanita muda dalam
kelompok usia 16-22, biasanya pekerja tersebut berasal dari pulau Jawa.

Just Do It atau JDI untuk pendek (bergaya JUST DO IT. dan diatur dalam Futura Bold


Condensed) adalah merek dagang dari perusahaan sepatu Nike , dan merupakan salah satu
komponen inti dari merek Nike. Slogan itu diciptakan pada tahun 1988 pada pertemuan biro
iklan. Pendiriagensi Wieden+Kennedy , Dan Wieden , memuji slogan Nike "Just Do It"-nya pada
kata-kata terakhir Gary Gilmore : "Let's do it."Kampanye "Just Do It" memungkinkan Nike untuk
lebih meningkatkan pangsa bisnis sepatu olahraga domestik Amerika Utara dari 18% menjadi 43%,
(dari $877 juta menjadi $9,2 miliar dalam penjualan di seluruh dunia) dari tahun 1988 hingga
1998. [3] Dalam banyak situasi terkait Nike, "Just Do It" muncul di samping logo Nike, yang dikenal
sebagai Swoosh 

Kampanye "Just Do It" yang diluncurkan pada tahun 1988 sangat sukses, dengan
perusahaan mendefinisikan arti "Just Do It" sebagai "universal dan sangat
pribadi."Sementara Reebok mengarahkan kampanye mereka di aerobik selama kegemaran
kebugaran tahun 1980-an, Nike menanggapi dengan "kampanye iklan yang keras, tidak ada
tahanan." Salah satu tujuan kampanye adalah untuk menargetkan semua orang Amerika—tanpa
memandang usia, jenis kelamin, atau tingkat kebugaran fisik—dan tujuan mendasar Nike adalah
mewakili sepatu kets sebagai pernyataan mode kepada konsumen, yang menyebabkan pakaian Nike
menjadi lebih dari sekadar perlengkapan kebugaran. Kampanye "Just Do It" dilakukan di berbagai
media termasuk merchandise, billboard outdoor, media cetak, dan seni grafiti.

Sepanjang kampanye, Nike merekrut sejumlah orang dari berbagai etnis dan ras, serta
banyak atlet terkenal, untuk menarik pelanggan dan mempromosikan citra Nike sebagai produk yang
dapat diandalkan tidak hanya bagi pelanggan sehari-hari tetapi juga atlet profesional. Atlet seperti
bintang sepak bola Bo Jackson , Ronaldinho , dan Wayne Rooney ; bintang bola basket Michael
Jordan dan Kobe Bryant ; dan bintang tenis Roger Federer dan Rafael Nadal digunakan dalam iklan
mereka. Kampanye tersebut mewujudkan citra Nike sebagai ikon Amerika yang inovatif terkait
dengan kesuksesan melalui kombinasi atlet profesional dan slogan motivasi yang menekankan
sportivitas dan kesehatan. Hal ini menyebabkan pelanggan mengasosiasikan pembelian mereka
dengan prospek mencapai kehebatan.

Bisnis pakaian menjadi anjlok selama pandemi. Hal yang sama terjadi pada
Nike, produsen dan pengecer sepatu yang jatuh. Namun kemungkinan terjadinya hal
yang tidak terduga, pendapatan Nike melonjak drastis pada kuartal terakhir tahun 2020.
Nike mengumumkan pendapatan sebesar 11,2 miliar dolar AS, naik 9% dari kuartal
sebelumnya. Laba bersih Nike naik 12 persen menjadi 1,3 miliar dolar. Saham mereka
berada pada titik tertinggi sepanjang masa, melonjak 7,7% dan memberi Nike nilai
pasar $228 miliar. Kesuksesan di masa pandemi sebenarnya tidak datang tiba-tiba,
tetapi karena keputusan strategi bisnis tingkat tinggi Nike yang dimulai tiga tahun
sebelumnya, hanya pandemi yang mempercepat prosesnya.
Nike mengklaim pandemi global menegaskan bahwa perilaku konsumen
berubah dengan cepat dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mempercepat
proses transformasi. Nike telah beralih dari warisan distribusi grosir ke model yang
dapat memberikan pelanggan kami pengalaman berbelanja yang lebih premium. Nike
mewujudkannya dengan cara menggunakan tagline yang berkesan dan juga mengamati
tren sebagai market leader di bidang fashion apparel khususnya olahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang pentingnya tagline, tren
fashion, brand awareness, hingga keputusan pembelian Nike yang mereka terapkan di
masa pandemi ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah variabel tagline berpengaruh pada variabel keputusan pembelian?


1.2.2 Apakah variabel trend fashion berpengaruh pada variabel keputusan pembelian
1.2.3 Apakah variabel brand awareness memediasi pengaruh variabel A terhadap
keputusan pembelian?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Menguji pengaruh variabel tagline terhadap keputusan pembelian


1.3.2 Menguji pengaruh variabel trend fashion terhadap keputusan pembelian
1.3.3 Menguji variabel brand awareness yang memediasi pengaruh tagline terhadap
keputusan pembelian

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis
yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Memberi sumbangan konseptual bagi perkembangan kajian ilmu manajemen


pemasaran. Khususnya mengenai penerapan teori periklanan di Indonesia.
b. Sebagai rangsangan dan acuan dalam melakukan penelitian tingkat lanjut mengenai
pengaruh periklanan dalam rangka pengembangan ilmu manajemen pemasaran
khususnya yang berkaitan dengan periklanan.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai evaluasi bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan pemasarannya


khusunya dalam bidang periklanannya.

b. Sebagai implikasi lebih lanjut dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi guna menciptakan kemampuan perusahaan dalam manajemen pemsaran yang
mengarah pada kondisi yang lebih baik.

BAB II

TINJAUAN TEORI, PROPOSISI, DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Trend Fashion

A. Pengertian Trend

Menurut KBBI Trend adalah bentuk nominal yang berartikan ragam cara atau bentuk
terbaru pada suatu waktu tertentu (pakaian, gaya rambut, corak hiasan, dan lain sebagainya).

Trend dapat terjadi ketika sekolompok orang menyukai suatu objek, benda, hobi, atau
seseorang dalam waktu singkat hal ini juga dapat berlaku dalam pakaian. Trend adalah segala
sesuatu yang saat ini sedang dibicarakan, diperhatikan, dikenakan, atau dimanfaatkan oleh
orang banyak secara bersamaan dalam waktu tertentu.

Jadi secara garis besar adalah trend merupakan objek yang sedang menjadi pusat
perhatian pada masyarakat dalam waktu tertentu.

B. Pengertian Fashion

Dalam Bahasa Indonesia penyebutan untuk fashion adalah mode.


Mode atau fesyen (bahasa Inggris: fashion) merupakan sebuah ekspresi estetika yang populer
pada waktu, masa, tempat tertentu dan dalam konteks tertentu, terutama pada pakaian, alas
kaki, gaya hidup, aksesori, riasan wajah, gaya rambut, dan proporsi tubuh.

Menurut Soekanto, fashion memiliki arti suatu mode yang hidupnya tidak lama, yang
mungkin menyangkut gaya bahasa, perilaku, hobi terhadap model pakaian tertentu. Sedangkan
menurut Lypovettsky, Fashion merupakan bentuk perubahan yang bercirikan oleh rintikan
waktu yang cepat, sehingga fashion merupakan kekuatan dari individualitas dengan
mengizinkan seseorang untuk mengekspresikan dirinya dalam berbusana.

C. Pengertian Trend Fashion

Trends fashion Adalah fashion yang cenderung dipilih, diterima, digemari dan
digunakan sehingga akan sering dilihat dan didengar oleh mayoritas masyarakat yang bisa
memberi kenyamanan dan membuat lebih baik pada suatu waktu tertentu. Trend Fashion sendiri
akan berubah seiring dengan berjalannya waktu.

2.1.2 Pengertian Tagline

Menurut Nuradi et al. (1996:56) tagline adalah kalimat singkat sebagai penutup teks inti
yang menyimpulkan secara singkat tujuan komunikasi suatu iklan. Tagline merupakan sebuah
kalimat singkat, padat, dan jelas yang digunakan untuk memudahkan komunikasi kepada
konsumen agar konsumen menggunakan produk mereka.

Menurut Eric Swartzm (dalam KBBI) Tagline adalah susunan kata yang ringkas,
diletakkan mendampingi logo dan mengandung pesan brand yang kuat ditujukan kepada
audience tertentu.

Menurut Ismiati (dalam Andini, 2016:31) peran tagline dalam sebuah iklan merupakan
sebuah hal yang teramat penting untuk dapat membantu menanamkan sebuah produk yang
diiklankan kedalam benak konsumen. Dengan adanya slogan atau tagline dalam sebuah iklan,
maka akan sangat membantu masyarakat untuk mengingat merek dari produk yang ditawarkan.
Jadi sebuah slogan atau tagline merupakan sederetan kalimat atau ungkapan kreatif mudah
diingat dan mampu mempresentasikan keseluruhan pesan iklan dari produsen kepada
konsumen, yang meliputi merek dan karakter produknya, dalam rangka proses penanaman
konsep terhadap produk secara positif dalam benak masyarakat (Abiromo, 2014:35)

2.1.3 Pengertian Brand Awareness


Brand awareness dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan tindakan keputusan
pembelian. Keputusan pembelian adalah evaluasi dari satu pilihan atau lebih untuk memilih

salah satu pilihan tersebut (Peter & Olson, 2000:162).

Menurut Suciningtyas (2012) brand awareness merupakan kemampuan konsumen dalam


mengingat suatu merek dengan pengenalan merek atau mengingat kembali suatu
merek.Sedangkan menurut Yudhiartika dan Haryanto (2012) brand awareness adalah konsep
pemasaran untuk mengukur tingkat pengetahuan konsumen pada suatu merek.

Menurut Kriyantoro (2006) empat indikator yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
konsumen aware terhadap sebuahbrand antara lain: Recognition yaitu seberapa jauh konsumen
dapat mengenali suatumerek termasuk dalam kategori tertentu, recall yaitu seberapa jauh
konsumen dapat mengingat suatu merek, purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan
memasukkan suatu merek kedalam alternatif pilihan saat akan membeli produk atau layanan,
consumption yaitu apakah konsumen masih mengingat suatu merek walaupun sedang
menggunakan produk atau layanan pesaing.

2.1.4 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah evaluasi dari satu pilihan atau lebih untuk memilih salah satu
pilihan tersebut (Peter & Olson, 2000:162)

Menurut Kotler dan Amstrong (2012) konsumen akan melalui lima tahap dalam pengambilan
keputusan pembelian. Gambaran proses keputusan pembelian, sebagai berikut:

1.Pengenalan kebutuhan Merupakan tahap pertama proses keputusan pembeli, dimana


konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan.

2.Pencarian informasi Merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen ingin
mencari informasi lebih banyak; konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau
melakukan pencarian informasi secara aktif.

3.Evaluasi alternatif Merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen


menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.

4.Keputusan pembelian Merupakan keputusan pembeli tentang merek mana yang paling
disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

5.Perilaku pasca pembelian Merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen
mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan
mereka.
2.2 Proposisi

Noki dan Saino (2021) melakukan penelitian tentang Pengaruh Online Customer
Review dan Tagline Terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion Di Marketplace Shopee
dengan Minat Beli SebagaI Variabel Intervening: Studi Pada Generasi Muda Surabaya. Hasil
penelitian menunjukkan tagline memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat
beli, hal tersebut dikarenakan tagline dapat mempengaruhi untuk menimbulkan minat beli pada
konsumen.

Derby dan Yusepaldo (2020) melakukan penelitian tentang Pengaruh Brand


Ambassador dab Taglube Terhadap Keputusan Pembelian Online Dengan Mediasi Brand
Awareness. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tagline tidak berpengaruh terhadap
keputusan pembelian dan tagline berpengaruh signifikan terhadap brand awareness.

Nurul dan Vicky (2021) melakukan penelitian tentang Pengaruh Gaya Hidup dan Trend
Fashion Terhadap Keputusan Pembelian Online Produk Fashion Pada Media Sosial Instagram.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa trend fashion berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian.

Siti (2018) melakukan penelitian tentang Pengaruh Tagline Shopee Terhadap


Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Hasil
dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa bahwa tagline Shopee “Gratis Ongkir seluruh
Indonesia” memiliki pengaruh pada keputusan membeli mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya.

Hasri (2020) melakukan penelitian tentang Pengaruh Trend fashion dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Busana Muslimah dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi
Kasus Pada Khayla Boutique di Kota Duri ). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
dapat diketahui bahwa variabel Trend Fashion dan Promosi memiliki pengaruh secara parsial
terhadap variabel Keputusan Pembelian. Variabel trend fashion dan promosi secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

2.3 Kerangka Berpikir


Kerangka konsep penelitian digunakan sebagai acuan agar penelitian memiliki arah
penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian.. kerangka berpikir penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tagline
A

Brand Awareness Keputusan Pembelian

Trend Fashion

Hipotesis
H1 = Diduga terdapat pengaruh antara tagline dengan brand awareness pada produk
Nike..
H2 = Diduga terdapat pengaruh antara trend fashion dengan brand awareness pada
produk Nike.
H3 = Diduga terdapat pengaruh antara brand awareness dengan keputusan pembelian
produk Nike.
H4. = Diduga terdapat pengaruh antara tagline dengan keputusan pembelian produk
Nike.
H4 = Diduga terdapat pengarih antara trend fashion dengan keputusan pembelian
produk Nike.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mengukur dan menganalisis pengaruh trend fashion dan tagline
terhadap keputusan pembelian produk Nike dengan brand awareness sebagai variabel
mediasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan metode kuantitatif. Metode
penelitian ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Disebut kuantitatif karena data
penelitian berhubungan dengan angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

3.2 Desain penelitian

3.2.1 waktu dan lokasi penelitian

Waktu penelitian di mulai pada bulan Maret 2022 – Mei 2022. Penelitian ini
dilakukan di Universitas Negeri Semarang.

3.2.2 Populasi dan sampel

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau
orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang
peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah penelitian (Ferdinand, 2014). Populasi dari
penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Populasi ini dipilih
karena produk Nike merupakan produk yang banyak diminati di kalangan para pemuda
sehingga pemilihan Mahasiswa sudah sangat tepat.

Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi yang
merupakan sebuah perwakilan populasi (Ferdinand, 2014 : 171). Sampel penelitian
sangat penting mengingat peneliti akan menggambarkan keadaan populasi hanya
mengambil sumber data dari anggota populasi. Cohen, Manion, dan Morrison (2007)
mengatakan bahwa semakin besar jumlah sampel dari populasi yang ada maka semakin
baik, namun ada jumlah batas yang harus diambil minimal 30 sampel. Penelitian ini
mengambil sampel sebesar 70 responden mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2018). Kriteria pertimbangan yang
digunakan yaitu responden yang menyukai olahraga dan pastinya pengguna produk
Nike. Kriteria ini dipilih karena produk Nike identik dengan produk kebutuhan
olahraga.

3.2.3 Sumber dan metode pengumpulan data

Dalam penelitian ini digunakan sumber data primer dan data sekunder. Adapun
mengenai penjelasan kedua data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner peneliti yang diberikan
kepada mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis secara daring kepada responden untuk dijawab (Augusty, 2014: 199).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup. responden hanya
memilih jawaban yang sudah dalam bentuk pilihan jawaban. Penyebaran kuesioner
disebar secara online dengan media google form kepada responden

2. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari studi pustaka yang mendukung penulisan penelitian,
serta diperoleh dari majalah, internet dan berbagai literatur yang relevan dengan
penelitian ini.

3.2.4 Variabel Penelitian

Menurut Augusty (2014: 182) variabel penelitian adalah obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini menggunakan variabel:

1.Variabel bebas (Independen Variabel) Variabel bebas, artinya variabel yang


mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(Augusty, 2014:4). Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel independen
adalah trend fashion (X1) dan tagline (X2).

2.Variabel terikat (Dependen Variabel) Variabel terikat, berarti variabel yang


dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Augusty, 2014: 4).
Maka dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel dependen adalah Keputusan
pembelian (Y).
3. variabel mediasi, Menurut Tuckman dalam Sugiyono (2017) variabel mediasi adalah
variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan
diukur. dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel mediasi adalah brand
awareness.

3.2.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan suatu cara untuk memberikan pemahaman yang


sama tentang pengertian variabel diukur untuk menentukan variabel penelitian yang
digunakan dalam analisis data. Definisi operasional variabel dalam penelitin ini sebagai
berikut:

Tabel Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi operasional indikator


Trend trend fashion adalah busana 1) Design yang dikeluarkan
Fashion atau pakaian yangs edang 2) Pengakuan dan Digunakan oleh
(X1) dibicarakan atau di gunakan Kelompok sosial
oleh banyak orang di 3) Eksistensi Design Pakaian
masyarakat
Tagline Tagline 1) Familiarity (familiar)
(X2) merupakan pendapat 2) Differentiation (deferensiasi)
responden mengenai 3) Messege of Value (nilai pesan)
kata atau kalimat yang
dikampanyekan Oppo
untuk menginformasikan
merek tersebut. Indikator
yang
digunakan mengacu pada
pendapat Darno (2007)

Keputusan Rasa percaya diri yang kuat 1) Pengenalan Masalah


pembelian pada diri konsumen atau 2) Pencarian Informasi
(Y) pelanggan yang merupakan 3) Evaluasi Alternatif
keyakinan bahwa keputusan 4) Keputusan Pembelian
atas pembelian yang 5) Perilaku Pasca Pembelian
diambilnya adalah benar.

3.3 Teknik analisis data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel


dari seluruh responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis (Augusty, 2014: 206). Dalam penelitian ini analisis data
menggunakan regresi linier berganda dengan aplikasi software SPSS.

3.3.1 Uji Validitas dan Uji Reabilitas

1) Uji Validitas

Digunakan untuk mengetahui kesamaan antara data yang terkumpul dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, sehingga dapat diperoleh hasil
penelitian yang valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat dipergunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Imam Gozali, 2013: 52). Teknik yang
digunakan untuk uji validitas dilakukan dengan korelasi product-moment Pearson. Jika
nilai 𝑅𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑅𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti item dinyatakan valid. Sedangkan jika nilai 𝑅𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝑅𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti dinyatakan tidak valid.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001).
Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini
adalah menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach. Apabila hasil koefisien Alpha
lebih besar dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel. b.
Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka
kuesioner tersebut tidak reliabel.

3.3.2 Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas Data

Menurut Ghozali (2013), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Uji normalitias dapat dilakukan dengan melihat Asymp.Sig.(2-tailed)
pada hasil uji dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (K-S).
Data bisa dikatakan terdistribusi normal jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05 (Ghozali,
2013).

2) Uji Heteroskedastisitas

Bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas dan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas
dengan menggunakan uji Glejser. Jika probabilitas signifikasinya diatas tingkat
kepercayaan 5% maka model agresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas
dengan syarat probabilitas signifikasinya diatas tingkat kepercayaan 5% (Ghozali,
2013 : 143).

3) Uji Multikoliniearitas

Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Multikoloniearitas data dapat dilihat dengan: (1) Variance
Inflation Factor (VIF) dan (2) tolerance value. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen lainnya. Jadi, nilai VIF yang tinggi sama
dengan nilai tolerance yang rendah. Apabila nilai VIF >10 dan nilai tolerance < 0,10
maka terdapat gejala multikoloniearitas dan sebaliknya jika nilai VIF 0,10 maka tidak
terdapat gejala multikoloniearitas (Ghozali, 2013).

3.3.3 Uji Ketepatan Model

1) Uji Koefisien Determinasi (𝑅 2 )


Koefisien determinasi (𝑅 2 ) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
dan satu. Nilai koefisien determinasi > 0,5 berarti variabel bebas dapat menjelaskan
variabel terikat dengan baik atau kuat. Nilai koefisien determinasi = 0,5 yang berarti
variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat dengan dengan tingkatan yang lebih
sedang. Nilai koefisien determinasi < 0,5 berarti variabel bebas dapat menjelaskan
variabel terikat dengan relatif kurang baik atau kurang kuat (Suharyadi dan Purwanto,
2016: 233).

2) Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang


dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Pengambilan keputusan ini berdasarkan perbandingan nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan
melihat tingkat signifikansinya, kemudian membandingkan dengan taraf signifikansi
yang telah ditetapkan (5% atau 0,05). jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho ditolak,
sedangkan jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho diterima (Ghozali, 2013).

3.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode Regresi Linier Berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh modal


sosial, kemampuan pemasaran dan inovasi produk terhadap kinerja pemasaran, baik
secara bersama- sama maupun sebagian. Regresi ganda merupakan ekspansi dari teknik
regresi apabila variabel independen lebih dari satu untuk melakukan prediksi terhadap
variabel dependen (Arikunto, 2006) . Sehingga dalam penelitian ini untuk menguji
hipotesis satu, hipotesis dua menggunakan regresi berganda yaitu sebagai berikut:

Y = α+𝛽1 𝑋1 +𝛽2 𝑋2 + e

Keterangan:

Y = Kinerja Pemasaran

𝛼 = Koefisien

𝛽1 , 𝛽2 = koefisien regresi

𝑋1 = Harga
𝑋2 = Ekuitas merek

e = Error

3.3.5 Uji Hipotesis Uji hipotesis

bertujuan mengetahui apakah ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara


variabel indepeden (Harga dan ekuitas merek) terhadap variabel dependen (Keputusan
pembelian) baik secara parsial maupun simultan.

1) Uji Signifikan T

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini pengujian
dilakukan menggunakan uji t. Menurut Imam Ghozali (2013), uji t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Pengambilan keputusan ini dilakukan
berdasarkan perbandingan nilai signifikansi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 5% (α
= 0,05). Jika signifikansi t hitung lebih besar dari α maka Ho diterima, artinya variabel
tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan
jika signifikansinya lebih kecil dari α maka Ho ditolak yang artinya variabel independen
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
DAFTAR REFERENSI

Anda diwajibkan menggunakan software reference manager, anda bisa menggunakan


Mendeley (rekomendasi) atau Endnote. Format daftar referensi adalah dengan
menggunakan American Psychological Association (APA) 6th Edition.

Spasi single, line spacing 6pt, TNR12

Contoh:

Kang, J., Tang, L., & Lee, J. Y. (2015). Self-congruity and functional congruity in
brand loyalty. Journal of Hospitality & Tourism Research, 39(1), 105-131.

Wassler, P., & Hung, K. (2015). Brand-as-person versus brand-as-user: An


anthropomorphic issue in tourism-related self-congruity studies. Asia Pacific
journal of tourism research, 20(8), 839-859.

Cha, M. K., Yi, Y., & Bagozzi, R. P. (2016). Effects of customer participation in
corporate social responsibility (CSR) programs on the CSR-brand fit and brand
loyalty. Cornell Hospitality Quarterly, 57(3), 235-249.

(Penilaian: Penggunaan software reference manager dan penulisan daftar pustaka


dengan benar)
Meskipun telah menggunakan software reference manager, masih terdapat potensi
ketidaklengkapan referensi, oleh karena itu, perlu memastikan dengan pengecekan satu
per satu
PROPORSI PEMBAGIAN KERJA

Anda diwajibkan menguraikan pembagian tugas dalam menyusun paper. Proporsi


pembagian kerja ditujukan untuk mengidentifikasi pekerjaan dan tanggungjawab anda
untuk menjadi acuan penilaian. Proporsi pembagian kerja diisi dalam bentuk tabel.

Berikut adalah contoh tabel kontribusi penulisan paper. Isikan secara mendetail
aktivitas apa saja yang dilakukan sebagai bagian dari tanggungjawab masing-masing
mahasiswa.

Nama Mahasiswa Kontribusi Tugas

Firman Dwi O (7311419091) 1. Merancang ide


2. Menulis bab 2

Ahmad Fajar Fauzi (7311419094) 1. Merancang ide


2. Menulis bab 3

Hendita Irza Permana 1. Merancang ide


(7311419112) 2. Menulis bab 1

Anda mungkin juga menyukai