Anda di halaman 1dari 9

1

FAKTORI YANGI MEMPENGARUHII ANGKAI KEMISKINANI DII


PROVINSII GORONTALO

Trii Rezkii Kurniawani Muhtar


C-2
Pembangunani Ekonomii dani Pemberdayaani Masyarakat
Fakultasi Politiki Pemerintahan
email:i @rizkymuhtar7@gmail.com

Abstrak
Kajiani inii dimaksudkani untuki membantui memahamii faktor-faktori yangi mempengaruhii wilayahi Gorontaloi
yangi masihi menjadii salahi satui wilayahi termiskini dii Indonesia.i Sebuahi programi pemerintahi untuki mengatasii
masalahi ini.i Untuki menguatkani pernyataani tersebut,i penulisi i banyaki menggunakani datai darii Badani Pusati
Statistiki Provinsii Gorontaloi dani jurnali lainnya.Metodei penelitiani yangi digunakani dalami artikeli inii adalahi
metodei kualitatifi dengani membacai dani menganalisisi jurnali ilmiahi darii berbagaii sumber.i Hasili i penelitiani inii
membuktikani bahwai walaupuni angkai kemiskinani dii Provinsii Gorontaloi masihi cukupi tinggi,i namuni darii tahuni
kei tahuni angkai kemiskinani dii Provinsii Gorontaloi terusi menuruni walaupuni angkanyai tidaki besar.i Hali inii
menunjukkani bahwai programi pemerintahi untuki mengurangii kemiskinani tidaki terlalui efektif,i tetapii cukupi
berhasil.i Faktori penyebabi masihi tingginyai angkai kemiskinani dii i Gorontaloi adalahi penganggurani karenai
kurangnyai lapangani pekerjaan,i pemerataani infrastrukturi pendidikani dani i kesehatan,i dani masihi banyaki investori
yangi tidaki berminati untuki berinvestasii dii Gorontalo.i Minimnyai fasilitasi berkualitasi dii i Gorontaloi berisikoi
kehilangani minati yangi signifikani bagii penduduki dii wilayahi Gorontaloi yangi menggantungkani matai
pencahariannyai dii sektori infrastruktur,i pertanian,i dani perkebunani dii wilayahi Gorontaloi yangi pendapatannyai
tidaki tetap.i Perani Negarai Gorontaloi dalami pengentasani kemiskinani adalahi meningkatkani kualitasi sumberi dayai
manusiai dengani mengatasii Mayanii ataui bangunani tempati tinggal,i gizii buruki dani putusi sekolah,i meningkatkani
kualitasi stafi dani jumlahi lulusan,i sertai mengoptimalkani i potensii pemerintahani dani i infrastruktur.i peningkatan.

Katai Kunci:i Ekonomi,i Gorontalo,i Kemiskinan,i Pembangunani .i

I. LATARI BELAKANG
Provinsii Gorontaloi merupakani provinsii yangi berasali darii pemekarani wilayahi Provinsii Sulawesii Utarai
yangi resmii ditetapkani sebagaii provinsii ke-32i dii Indonesiai padai 22i Desemberi tahuni 2000.i Berdasarkani
Peraturani Menterii Dalami Negerii Nomori 72i Tahuni 2019,i Provinsii Gorontaloi mempunyaii luasi sebesari
11.257i km2i ataui hanyai 0,59i perseni darii luasi keseluruhani wilayahi Republiki Indonesia.i Secarai
Administratifi Provinsii Gorontaloi memilikii 6i daerahi administratifi yangi terdirii darii 5i kabupateni dani 1i kotai
yaitui Kotai Gorontalo,i Kabupateni Gorontalo,i Kabupateni Bonei Bolango,i Kabupateni Boalemo,i Kabupateni
Pohuwatoi dani Kabupateni Gorontaloi Utara.i Dalami bidangi perekonomiani nasionali Provinsii Gorontaloi masihi
tergolongi cukupi kecil,i hali inii sangati wajari mengingati Provinsii Gorontaloi terhitungi Provinsii yangi masihi
relatifi mudai dibandingkani provinsi-provinsii lainnya.i Hali inii dapati dibuktikani dengani masihi tingginyai
angkai kemiskinani dii Provinsii Gorontalo.
Tingginyai tingkati kemiskinani dii Provinsii Gorontaloi merupakani salahi satui isui strategisi yangi harusi
disikapii olehi Pemerintahi Daerahi Gorontalo.i Dibandingkani dengani daerahi laini dii Indonesia,i Gorontaloi
masihi merupakani salahi satui daerahi termiskini dii Indonesia.i Masalahi kemiskinani merupakani salahi satui
masalahi mendasari yangi menjadii pusati perhatiani pemerintahi dii semuai negara,i khususnyai dii kotai
Gorontalo.i i Kemiskinani jugai merupakani salahi satui kriteriai sosiali ekonomii untuki menilaii keberhasilani
pembangunani yangi dilakukani olehi pemerintahi i daerah.i Meningkatnyai tingkati kemiskinani dii wilayahi
tersebuti menimbulkani banyaki masalahi sosiali yangi negatif..
Hikmati (2001)i mengemukakani bahwai adai beberapai strategii pembangunani yangi dilakukani untuki
meningkatkani kesejahteraani masyarakati Indonesia,i terutamai dalami hali pengentasani kemiskinan.i Sebagaii
contoh:
1. Mempromosikani pertumbuhani ekonomii lokali dengani mempromosikani berbagaii proyeki dii bawahi
kepemimpinani Presiden.
2. Meningkatkani aksesi masyarakati miskini kei berbagaii layanani sosial,i sepertii pendidikan,i perawatani
kesehatan,i keluargai berencana,i airi minum,i sanitasi,i dani layanani lainnya.
3. Meningkatkani aksesi masyarakati miskini kei berbagaii layanani sosial,i sepertii pendidikan,i perawatani
kesehatan,i keluargai berencana,i airi minum,i sanitasi,i dani layanani lainnya.i
4. i Menyediakani fasilitasi krediti untuki golongani masyarakati i bawahi sepertii Kupedes,i KURK,i BKK,i
KCK,i Krediti Bimas,i dll.
5. Pembangunani infrastrukturi ekonomii pedesaan,i khususnyai dii bidangi pertanian.
2

6. Mengembangkani skema-skemai sepertii Programi Pengembangani Wilayahi (PPW),i Pengembangani


Wilayahi Menyeluruhi (PKT),i dani Programi Peningkatani Pendapatani Petanii Kecili (P4KT).i 7.i
Programi Membantui Masyarakati Miskini Melaluii Keputusani Presideni Tentangi Desai Tertinggali
(Inpresi Desai Tertinggal)i ataui yangi kitai kenali dengani IDT.

Kenyataannya,i hali inii menunjukkani bahwai upayai pengentasani kemiskinani belumi efektifi dani sejauhi
inii belumi i mencapaii hasili yangi diharapkan.i Hali inii dibuktikani dengani banyaknyai penduduki Indonesiai
yangi tinggali dii pedesaani dani perkotaani menghadapii masalahi kemiskinan.i Awali darii kegagalani inii adalahi
kesalahpahamani tentangi pengentasani kemiskinan,i yangi masihi selalui dipahamii sebagaii i kondisii ekonomii
yangi sederhana.i Dii sisii lain,i parai ahlii berpendapati bahwai kemiskinani budayai membuati orangi menjadii
fatalistiki dani tidaki bahagia.i Penduduki miskini adalahi suatui keadaani dimanai rata-ratai pengeluarani bulanani
penduduki i peri kapitai i beradai dii bawahi garisi kemiskinan.i Garisi kemiskinani berfungsii sebagaii standari
yangi berfungsii sebagaii ukurani minimumi jumlahi pengeluarani yangi dikeluarkani untuki memenuhii kebutuhani
dasar,i sepertii bahani makanani dani non-makanan,i dani berfungsii sebagaii kriteriai ataui batasi untuki menjadii
miskini dalami hali konsumsi.i Tidaki adai standari garisi kemiskinani tunggali yangi digunakani secarai
keseluruhan,i karenai negarai yangi berbedai memilikii standari ataui ukurani garisi kemiskinan.i Pasalnya,i setiapi
daerahi memilikii standari hidupi yangi berbeda,i sehinggai standari hidupi dani tempati tinggali jugai berbeda.
Datai jumlahi masyarakati Gorontaloi yangi beradai dii bawahi garisi kemiskinani i menuruti Badani Pusati
Statistiki Tahuni i 2020i sebesari 185,02i ribui jiwa.i Padai periodei 2019-2020i jumlahi penduduki miskini
mengalamii penurunani sekitari 1,01i ribui jiwai dani persentasei penduduki miskini jugai mengalamii penurunani
darii 15,52i perseni menjadii 15,22i persen.i Garisi kemiskinani sangati menentukani besari kecilnyai jumlahi
penduduki miskin.i Padai tahuni 2020i garisi kemiskinani perdesaani dii Provinsii Gorontaloi sebesari Rpi 366.811,i
naiki darii tahuni sebelumnyai yangi sebesari Rpi 328.597.
Beberapai faktori yangi mempengaruhii angkai kemiskinani Gorontaloi dani belumi maksimalnyai
pembangunani ekonomii adalahi kurangnyai lapangani pekerjaan,i pemerataani infrastrukturi pendidikani dani
kesehatan,i keterbatasani infrastrukturi dani masihi banyaknyai masyarakati yangi enggani berinvestasii dii
Gorontalo.i Matai pencahariani bergantungi padai pertaniani dengani pendapatani yangi i tidaki pastii dani risikoi
kerugian.i
i Kebijakani yangi dapati dilaksanakani olehi pemerintahi harusi mendorongi sosialisasii i UKMi untuki
menjadii sumberi pendapatani bagii masyarakati dani menciptakani lapangani kerjai bagii orangi lain.i Pemerintahi
jugai harusi meningkatkani kualitasi sumberi dayai manusiai dengani i memaksimalkani kapasitasi produktifi
pendidikannyai sehinggai menjadii lebihi baiki dani lebihi bermanfaat,i dapati mewakilii masyarakati yangi unggul,i
bersaingi dii duniai kerjai dani memberikani sosialisasii kepadai masyarakati pertanian;i Selaini itu,i kamii
menyediakani bantuani berupai permodalani ataui alati pertaniani yangi berkualitasi untuki produksii tanamani
yangi berkualitas.
II. TINJAUANI PUSTAKA
Kemiskinani adalahi keadaani dimanai kekuatani ekonomii suatui daerahi tidaki memenuhii tarafi hidupi i
masyarakati rata-rata.i Kondisii disabilitasi inii ditandaii dengani i kemampuani masyarakati berpenghasilani
rendahi untuki memenuhii kebutuhani dasari akani sandang,i pangan,i dani papan.i (Hildegunda,i 2010).i
Kemampuani berpenghasilani rendahi inii jugai akani berdampaki padai penurunani kemampuani i memenuhii
standari hidupi rata-rata,i sepertii standari kesehatani masyarakati dani i pendidikan.i Kemiskinani merupakani
masalahi yangi suliti bagii semuai penduduki i dii semuai negara,i dalami hali inii penduduki dianggapi miskini jikai
pendapatannyai rendah,i pendidikannyai rendah,i tingkati produksinyai rendahi dani tingkati kesehatannyai rendahi
tetapii gizinyai tidak.i Bagus,i tingkati kesejahteraannyai masihi rendah.i Kemiskinani jugai disebabkani olehi
kurangnyai sumberi dayai manusiai yangi dikaitkani dengani rendahnyai tingkati pendidikani i formali dani
informal.
Pemikirani tentangi kemiskinani berubahi darii waktui kei waktu,i tetapii terutamai terkaiti dengani
ketidakmampuani untuki memenuhii kebutuhani dasari (Mikelsen,i 2003:i 194).i Kemiskinani adalahi suatui
keadaani kekurangani totali yangi terjadii karenai orangi miskini tidaki dapati menghindarinyai bukani karenai
menginginkannya,i tetapii karenai apai yangi dimilikinyai (Soegijoko,i 1997:i 137).i Kemiskinani didefinisikani
sebagaii ketidakmampuani ekonomi,i sosiali dani budayai untuki berpartisipasii dalami masyarakat.i dani secarai i
politik.i Dengani demikian,i bentuk-bentuki kemiskinani tidaki hanyai bersifati universal,i tetapii jugai mencakupi i
kemiskinani manusiawii dani kemiskinani harkat.i Kemiskinani i merupakani masalahi yangi dihadapii olehi semuai
negara,i terutamai i negarai berkembangi sepertii Indonesia.i Hali inii disebabkani olehi kenyataani bahwai
kemiskinani i bersifati multidimensi.i Dengani katai lain,i karenai kebutuhani manusiai berbeda,i makai kemiskinani
i memilikii banyaki dimensii primeri dani dimensii sekunderi berupai kemiskinani kekayaan,i organisasii sosiali
politik,i pengetahuani dani keterampilan.i Kemiskinani jaringani sosial,i sumberi dayai keuangani dani informasi.
Karenai parameteri kemiskinani jugai i kompleks,i i parai ahlii mengklasifikasikani kemiskinani menjadii tigai
jenisi kemiskinani (Harniati,i 2010).
3

1. Kemiskinani ilmiahi adalahi kemiskinani karenai rendahnyai kualitasi sumberi dayai alami dani manusia.i
Kondisii alami dani kelangkaani sumberi dayai jugai mengurangii peluangi produksi.i Kemiskinan,i
khususnyai dii sektori pertanian,i munculi terutamai darii kualitasi lahani dani iklimi yangi tidaki
mendukungi kegiatani pertanian.
2. Kemiskinani kultural,i kemiskinani berkaitani erati dengani sikapi individui ataui kelompoki dalami
masyarakati yangi tidaki melakukani upayai untuki meningkatkani kualitasi hidupi meskipuni adai upayai
untuki memperbaikii dengani bantuani orangi lain.i Kemiskinani inii jugai dapati munculi darii kenyataani
bahwai beberapai sistemi dalami tradisii masyarakati berkontribusii terhadapi kemiskinani dii masyarakat.
3. Kemiskinani struktural,i kemiskinani yangi disebabkani secarai langsungi ataui tidaki langsungi olehi
mekanismei kelembagaani ataui strukturi sosiali masyarakat.i Dii sinii tatanani kelembagaani ataui strukturi
sosiali i dapati diartikani sebagaii tatanani organisasii dani aturani maini yangi berlaku.i Kebijakani yangi
dipaksakani olehi pemerintahi seringkalii memiskinkani kelompoki i masyarakati tertentu.
Ketigai dimensii tersebuti menunjukkani bahwai penyebabi kemiskinani bukani satu-satunya,i tetapii dapati
berasali darii kondisii alami yangi tidaki membawai manfaati ekonomi,i sebagaimanai ditunjukkani olehi
kemiskinani ilmiah.i Akani tetapi,i kemiskinani jugai dapati disebabkani olehi faktori manusia,i sebagaimanai
dijelaskani dalami kemiskinani kultural,i dani dapati jugai disebabkani olehi kondisii yangi dibentuki masyarakati
melaluii strukturi dani institusii sosial,i sepertii yangi terlihati padai dimensii kemiskinani struktural.i Kemiskinani
yangi dihadapii petanii pedesaani tidaki hanyai dijelaskani olehi i sumberi dayai manusiai yangi buruk,i tetapii jugai
olehi strukturi dani kebijakani sektori pertaniani yangi tidaki kondusifi bagii pengembangani sektori pertanian.i
Kemiskinani strukturali dii pedesaani cenderungi terjadii dii kalangani petanii ataui buruhi tanii yangi tidaki
memilikii tanahi dani merekai yangi hasili pertaniannyai tidaki mencukupii untuki menghidupii dirii sendirii dani
keluarganya.
III. METODEI
Lokasii i penelitiani inii beradai dii Provinsii Gorontalo.i Lokasii tersebuti dipilihi karenai kabupaten/kotai dii
Provinsii Gorontaloi termasuki wilayahi termiskini dii Indonesia.i Penelitiani inii menggunakani salahi satui i jenisi
penelitiani kualitatifi yaitui i penelitiani yangi memperbanyaki bahani bacaani dani berfokusi padai diskusii untuki
menghasilkani tulisani yangi berkualitas.i Jenisi datai yangi digunakani dalami penelitiani inii adalahi datai
sekunder.i Datai sekunderi adalahi datai yangi diperoleh,i diolah,i ataui diungkapkani secarai tidaki langsungi i olehi
instansii terkait.i Sumberi datai diperolehi darii Badani Pusati Statistiki (BPS)i i Gorontaloi dani berbagaii jurnali i
terakreditasi,i sertai datai i Badani Pusati Statistiki i Gorontaloi meliputii jumlahi penduduki miskin,i angkai
kemiskinan,i jumlahi pengangguran,i dani datai pendukungi lainnya.i data.i Metodologii pengumpulani datai untuki
penelitiani inii menggunakani dokumeni yangi diterbitkani yangi mengunduhi filei sumberi datai yangi diterbitkan.
IV. PEMBAHASAN
A. Kemiskinani dii Provinsii Gorontalo
Provinsii Gorontaloi merupakani salahi satui daerahi dengani angkai kemiskinani tertinggii dii Indonesia.Padai
tahuni 2019,i angkai kemiskinani wilayahi Gorontaloi mencapaii 15,52%,i dani angkai i kemiskinani tertinggii
beradai dii wilayahi Bolemoi sebesari 18,87%i yaitui mencapaii 18,87%i yangi harusi diselesaikan.i Inii adalahi
masalahi yangi perlui ditangani.i Pemerintahi Provinsii Gorontaloi telahi mencontohkani bahwai kemiskinani
merupakani gangguani yangi dapati memperlambati pembangunani ekonomii dii i daerahi i dani dapati dianggapi
pemerintahi tidaki mampui melaksanakani pembangunani ekonomii dii i daerahi (Rofi`ii &,i Dwii Susilowatia,i
2021).i
i Dii bawahi inii adalahi tabeli persentasei i penduduki miskini menuruti BPSi Provinsii Gorontaloi Tahuni
2020.
4

Sepertii terlihati darii tabeli dii atas,i angkai kemiskinani tertinggii dii Provinsii Gorontaloi beradai dii
Kabupateni Boalemoi yaitui sebesari 18,57%i padai tahuni 2020,i menuruni darii tahuni sebelumnyai menjadii
18,87%.i Angkai kemiskinani minimali dii i Gorontaloi adalahi 5,59%,i namuni indikatori inii lebihi tinggii
dibandingkani tahuni 2019i yangi sebesari 5,45%.i Secarai keseluruhani angkai kemiskinani dii Provinsii
Gorontaloi turuni darii 15,52%i padai tahuni 2019i i menjadii 15,22%i padai tahuni 2020.

B. Faktori Yangi Mempengaruhii Angkai Kemiskinan

Masalahi kemiskinani i dii Provinsii Gorontaloi disebabkani olehi beberapai faktori yangi mempengaruhi,i
sepertii pertumbuhani ekonomii yangi tidaki merata,i yangi meningkatkani kemungkinani terjadinyai kemiskinan,i
sepertii yangi terlihati padai indeksi Ginii provinsii Gorontalo.i Meskipuni pertumbuhani ekonomii i provinsii
Gorontaloi meningkati setiapi tahun,i ketimpangani pertumbuhani ekonomii masihi besari yangi mempengaruhii
kemiskinani dii provinsii Gorontalo,i namuni mencapaii 0,410%i padai tahuni 2019.i Faktori selanjutnyai adalahi
pendidikan,i artinyai pendidikani dii wilayahi Gorontaloi i belumi beradai dii urutani terbawah,i namuni rata-ratai
lamai studii tahuni 2019i hanyai 6,54,i artinyai pendidikani yangi diberikani hanyai sampaii jenjangi Sekolahi
Menengahi Pertamai (SMP).i .i Sumberi dayai manusiai yangi terlalui berkualitasi akani menyebabkani sumberi
dayai manusiai yangi berkualitasi rendah.i Kualitasi angkatani kerjai jugai rendah,i dani produktivitasi sertai
pendapatani penduduki menurun,i yangi menyebabkani meningkatnyai kemiskinan.i Faktori selanjutnyai adalahi
kesehatan.i Dimanai kesehatani adalahi dukungani untuki mengentaskani kemiskinan,i kesehatani itui sendirii
dipengaruhii olehi pengeluarani peri kapita.i Tidaki diragukani lagii kebutuhani akani terpenuhii i jikai pengeluarani
peri kapitai tinggi,i tetapii sebaliknya.i Menghabiskani lebihi sedikit.i ,i kebutuhani i penduduki tidaki terpenuhi,i
demikiani pulai pengeluarani peri kapitai provinsi.i Gorontaloi i masihi tergolongi rendahi sehinggai menyebabkani
penurunani derajati kesehatani dii Provinsii Gorontalo,i dimanai angkai i harapani hidupi padai tahuni 2019i adalahi
67,35i tahun.i Meskipuni angkai kemiskinani dii Provinsii Gorontaloi mengalamii penurunani antarai tahuni 2015i
hinggai 2019,i namuni tidaki sertai mertai berartii kemiskinani dii Provinsii Gorontaloi akani menuruni secarai
signifikan,i namuni angkai kemiskinani masihi tinggii dani masihi melebihii angkai kemiskinani dii i Indonesia.i
Dalami hali ini,i pemerintahi pusati dani pemerintahi daerahi harusi dapati mengambili tindakani dengani
melaksanakani program-programi yangi terutamai dapati mempengaruhii pengentasani kemiskinani dii wilayahi
Gorontalo.i Pemerintahi daerahi Gorontaloi harusi dapati mengoptimalkani semuai kapasitasi yangi adai untuki
memperbaikii situasii kemiskinani yangi tinggi,i dani daerah-daerahi yangi berpotensii besari untuki membantui
pengentasani kemiskinani harusi dioptimalkani agari kemiskinani dii i Gorontaloi terkendali.Adapuni factori yangi
mempengaruhii angkai kemiskinani secarai umumi adalahi sebagaii berikut:
1. Keterbatasani Aksesi Pendidikani
Rendahnyai tingkati pendidikani masyarakati menjadii penentui masalahi rendahnyai tingkati
kesejahteraani masyarakati secarai keseluruhan.i Semakini rendahi tingkati pendidikani dani
pengetahuani yangi dimilikii suatui masyarakat,i makai semakini suliti masyarakati tersebuti i
mengatasii berbagaii tantangani dalami meningkatkani tarafi hidup..
2. Keterbatasani Pangan
Kendalai setiapi keluargai miskini dalami memenuhii jatahi hariannyai jugai kompleks.i Berdasarkani
datai i BPMPi dani KBi Kotai Gorontaloi terakhir,i jumlahi penerimai bantuani berasi miskini
(Ruskin)i dii 50i kotai dani desai dii Kotai Gorontaloi adalahi i 203.843i jiwai dani 7.408i kepalai
keluarga.i Masyarakati Miskini Kotai Gorontalo/Rumahi Tanggai Miskini Penerimai Rumahi Tanggai
Miskini (RASKIN)i ditunjukkani padai Tabeli 4.3i sebagaii berikut.:
Wilayahi Lokasii Penerimai Bantuani Raskini dii Kotai Gorontalo

No. Kecamatan Jumlahi Jiwa Jumlahi RTM


1. Dungingi 25.376 822
2. Sipatana 18.463 770
3. Kotai Tengah 29.057 776
4. Kotai Utara 18.815 1.407
5. Dumboi Raya 19.082 684
6. Kotai Timur 27.943 695
7. Hulonthalangi 17.331 676
8. Kotai Selatan 24.717 518
9 Kotai Barat 23.059 1.420
Jumlah 203.843 7.408
5

3. Keterbatasani Aksesi Kesehatan


Upayai peningkatani mutui pelayanani kesehatani i mendapati perhatiani seriusi darii pemerintahi
dengani menyelesaikani pembangunani berbagaii saranai dani prasaranai kesehatani i untuki
meningkatkani mutui pelayanani kesehatan.i Hali inii dibuktikani dengani keberadaani berbagaii
institusii kesehatani sepertii Pusquesmas,i Subi Pusquesmasi dani Posyandui yangi tersebari dii
seluruhi wilayahi kotai Gorontalo.i Hali tersebuti dii atasi menyatakani bahwai sebagiani besari rumahi
tanggai yangi tidaki dapati mengaksesi pelayanani kesehatani padai saati i membutuhkani yaitui
rumahi tanggai miskini dii kotai Gorontaloi tidaki terbantui olehi pelayanani kepadai rumahi tanggai
miskini yangi tidaki dapati mengaksesi pelayanani kesehatan.i .i melayani..

4. Keterbatasani Aksesi Sanitasii Lingkungani dani Perumahan


Sebagiani besari rumahi tanggai miskini dii Kotai Gorontaloi mempunyaii rumahi yangi lantainyai
darii tanahi ataui bahani berkualitasi rendah.i disampingi itui rumahi tanggai miskini rata-ratai tidaki
memilikii tempati buangi airi (WC).
5. Keterbatasani Aksesi Airi Bersih
Gayai hidupi i sehati adalahi bagiani darii upayai kitai untuki meningkatkani kualitasi hidupi kita.i
Salahi satui indikatori yangi dapati menjelaskani polai hidupi sehati adalahi aksesi terhadapi airi
bersih.i Dii sini,i indikatori inii dapati digunakani sebagaii komponeni dalami menghitungi indeksi
kemiskinani penduduk.i Karenai airi merupakani kebutuhani dasari manusia,i indikatori inii sangati
penting.i Hali inii karenai kekurangani airi ataui kekurangani airi dapati menyebabkani masalahi
kesehatani sertai masalahi lainnya.i Keluargai miskini dii Gorontaloi kesulitani mengaksesi airi bersihi
untuki i minum,i mandii dani mencuci.i Dii Kotai Gorontalo,i rata-ratai keluargai miskini memilikii
aksesi i sumberi airi minumi dii daerahi terbukai ataui i tidaki terlindungi..
6. Keterbatasani Aksesi Pekerjaan
Keterampilani dani kemampuani kepalai rumahi tanggai miskini sertai terbatasnyai tingkati
pendidikani formali i jugai menjadii faktori i penghambati rumahi tanggai miskini dalami mencarii
pekerjaan.i Faktori laini yangi mencegahi pembatasani pekerjaani bagii masyarakati miskini adalahi
kurangnyai lapangani pekerjaani yangi dapati disediakani olehi pemerintahi daerah.i Olehi karenai itu,i
langkahi kebijakani yangi diambili adalahi i memberikani modali usahai berupai pinjamani usahai
bersamai kepadai seluruhi rumahi tanggai miskin/miskin..
7. Keterbatasani Sumberi Dayai Alam
Kondisii alami jugai menjadii indikatori yangi mendukungi kehidupani manusia.i Pengamatani
menunjukkani bahwai sebagiani besari keluargai miskini hidupi dalami kondisii miskin/sehat.

C. i Perani Pemerintahi dalami mengatasii Kemiskinan

1. Mengurangii kemiskinani melaluii pemeliharaani perumahani yangi layaki huni,i gizii buruki dani i
putusi sekolah
2. Meningkatkani kualitasi sumberi dayai manusiai dengani meningkatkani kapasitasi gurui dani jumlahi
mahasiswai pascasarjanai
3. Meningkatkani perekonomiani melaluii optimalisasii manajemeni kapasitasi dani peningkatani
infrastruktur.i

Berdasarkani pernyataani dii atas,i dapati disimpulkani bahwai penanggulangani kemiskinani merupakani
masalahi yangi menjadii perhatiani khususi pemerintah.i Akani tetapi,i harusi diakuii bahwai masalahi
kemiskinani merupakani masalahi klasik,i dani karenai dalami kenyataannyai merupakani masalahi yangi
agaki suliti untuki dipecahkan,i makai memerlukani perhatiani khususi darii i pemerintahi pusati maupuni
pemerintahi daerah.i .
Mengatasii masalahi kemiskinani membutuhkani berbagaii upayai yangi menggabungkani berbagaii
strategii dani programi yangi lazimi dii berbagaii sektor.i Menuruti Gunawani Sumodininggrat,i kebijakani
pengentasani kemiskinani yangi dikutipi Maimouni Sholeti (online,i 16i Septemberi 2013)i dapati dibagii
menjadii duai bagian.:i
1.i Kebijakani taki langsungi yangi terdirii darii
a.i Upayai menciptakani ketentramani dani kestasbilani ekonomi,i sosiali politiki
b.i Mengendalikani jumlahi penduduki
c.i Melestarikani lingkungasni hidupi dani menyiapkani kelomapoki masyarakati miskini melaluii
kegiatani pelatihan.
i 2.i Kebijakani langsungi mencakupi ;i
a.i Pengembangani datai basei dalami penentuani kelompoki sasarani
6

b.i Penyediaani kebutuhani dasari (pangan,i sandang,i papan,i kesehatani dani pendidikani
c.i Penciptaani kesempdatani kerjai
d.i Programi pembangunani wilayah
e.i Pelayadnani perkreditani
Tentui sajai alokasii sumberi dayai manusiai untuki mengatasii masalahi kemiskinani
(Sumodininggrat,i 1998).i Programi yangi dipilihi harusi memihaki dani memberdayakani masyarakati
melaluii pembangunani dani peningkatani perekonomiani nasional.i Adai tigai pendekatani untuki
memberdayakani masyarakati miskin.i Pertama,i pemberdayaani yangi terarah,i artinyai pemberdayaani
masyarakati harusi diarahkani kepadai masyarakati miskin.i Kedua,i pendekatani kolektifi berartii bersama-
samai memfasilitasii penyelesaiani tugasi yangi diberikan.i Ketiga,i pendekatani pendampingani artinyai
dalami prosesi pengorganisasiani dani pengelolaani kelompoki fakiri miskin,i pendampingi profesionali
mendampingii pembantu,i komunikator,i dani aktivisi kelompoki untuki mempercepati pencapaiani
kemandiriani (Soegijoko,i 1997Untuki itu,i programi antari lembagai antarai pemerintahi dengani lembagai
ekonomii dani bisnis,i lembagai politiki dani masyarakati harusi terusi dilanjutkan.i Instansii pemerintahi
berperani dalami memperkuati kebijakani yangi mendorongi pemberdayaani ekonomi.i Sistemi ekonomii
diharapkani dapati membantui terciptanyai sistemi ekonomii yangi baiki bagii tumbuhi dani
berkembangnyai ekonomii produktifi bagii masyarakati miskin.i Menuruti Maimouni Sholehi (online,i 16i
Sepi 2013),i selaini lembaga-lembagai tersebuti dii atas,i 71i LSMi dapati berperani sebagaii katalisi dani
perantarai dalami pembangunani ekonomii bagii masyarakat.i Strategii jangkai pendeki meliputii (1)i
identifikasii masalahi kemiskinan,i (2)i penilaiani potensii sumberi dayai alami dani manusia,i teknologii
dani institusii yangi ada,i dani (3)i identifikasii hambatani dani tantangani utamai untuki mengurangii
kemiskinani teknologi,i ekonomii dani sosial.i (4)i pendefinisiani programi dani kebijakani
penanggulangani kemiskinani (5)i koordinasii dani sinkronisasii programi antari instansii ataui instansii
pemerintahi i dii tingkati pusati dani daerahi i (6)i konsistensii antarai programi dani anggarani (7)i
pembagiani perani antari instansii (8)i )i kelompoki sasarani Mengidentifikasii dani merumuskani
keterlibatani perencanaan,i pelaksanaan,i pemantauani dani evaluasii programi pembangunan.i Beberapai
langkahi kongkriti yangi dilakukani pemerintahi sebagaii upayai percepatani penanggulangani kemiskinani
dani pengurangani penagguran,i dijabarkani dalami berbagaii programi yangi diharapkani menjadii
instrumenti utamai kegiatani tersebut.i Berbagaii programi yangi dilaksanakani diantaranyai menuruti
Maimuni Sholehi (onlinei tanggali 16i Septemberi 2013):i
1. Programi Nasionali Pemberdayaani Masyarakati Mandirii (PNPMMANDIRI)i merupakani perluasani
dani integrasii darii programi penanggulangani kemiskinan.i
2. Programi Bantuani Khususi Keluargai Harapani (PKH)i Pendidikani dani Kesehatan.i tiga.i Programi
negarai yangi bertujuani untuki meningkatkani aksesi masyarakati miskini terhadapi permodalani
untuki usahai mikroi dani kecil,i listriki dii pedesaan,i aktai tanah,i pinjamani makro,i dani banyaki
lagi.i
3. Programi Bantuani Langsungi Hibahi Masyarakati (BLSM)
Secarai umum,i Strategii Pembangunani Prioritasi Kotai Gorontaloi tahuni 2013i bersinergii dengani
program-programi pemerintahi i dii atas,i antarai laini i (1)i pengentasani kemiskinani dengani penyediaani
perumahani yangi berkualitas,i gizii buruki dani i putusi sekolah,i (2)i peningkatani kualitasi sumberi dayai
manusia.i Dengani menaikkani tingkati kompetensii i dani pendidikani gurui lulusan,i (3)i Meningkatkani
perekonomiani dengani mengoptimalkani potensii bisnisi dani meningkatkani infrastruktur.
Prioritasi percepatani program/kegiatani pembangunani berbasisi pemberdayaani masyarakati dani
orientasii masyarakati dii Kotai Gorontaloi meliputii limai Fokus,i i Penyadarani melaluii BBGRM,i
Peningkatani kapasitasi desai melaluii peningkatani kompetisii antari desa,i i Meningkatkani ketahanani dani
kesejahteraani keluarga,i Pemanfaatani teknologii yangi tepati i dani pelestariani lingkungan.
Dii bidangi pendidikan,i sesuaii dengani datai dii Dinasi Pendidikani Kotai Gorontaloi tahuni 2013i mutui
pendidikani yangi masihi rendahi dengani indicatori angkai putusi sekolahi dii seluruhi jenjangi pendidikan.i
73i Beberapai programi yangi sudahi dilaksanakani dinataranyai
1. Memperluasi aksesi i anaki usiai sekolahi 06,i 712,i 1315i dani 1618,i baiki laki-lakii maupuni
perempuan,i untuki memastikani merekai siapi berpartisipasii dalami pendidikan,i
memungkinkani merekai untuki tumbuhi dani berkembangi secarai optimali sesuaii dengani
potensii dani tahapi perkembangannya.i tingkati yangi merekai ambil,i
2. Memberikani bantuani keuangani pribadi,i khususnyai kepadai siswai i darii keluargai miskini dii
tingkati pendidikani dasari dani menengah,i melaluii penggunaani biayai operasionali sekolahi
(BOS),i (3)i Pendiriani SDSMPi onei stopi shopi untuki daerahi terpencili dengani kepadatani
penduduki rendahi dani meluasi darii penambahani ruangi belajari perguruani tinggii dii SDi
hinggai pendiriani perguruani tinggii bagii pemegangi sarjanai mudanyai Upayai memaksimalkani
peralatani yangi i ada,i baiki ruangi kelasi maupuni gedungi sekolah,i menciptakani jaringani
sekolahi antarai SMPi dani SDSDi dii wilayahi layanani dani menggabungkani SDSDi yangi i
tidaki lebihi efisien,i (4)i memperluasi aksesi bagii merekai yangi tidaki terlayanii padai jaluri
7

pendidikani formali untuki memilikii kemungkinani memperolehi layanani pendidikani dii jaluri
pendidikani nonformal,i sertai programi pendidikani terpadui bagii anaki berkebutuhani khusus,i
terutamai untuki daerahi dimanai layanani pendidikani tidaki tersedia,i perlui jugai
mengembangkani perguruani tinggii yangi lebihi rendah.i (5)i Memperluasi aksesi i penduduki
butai hurufi usiai 15i tahuni kei atasi untuki memilikii kemungkinani memperolehi layanani
keaksaraani melaluii jaluri pendidikani nonformal,i (6)i Memperluasi aksesi i pendidikani dii
sekolahi kejuruani sesuaii dengani kebutuhani dani keunggulani i lokali dengani menambahi
fleksibilitasi programi pendidikani vokasii menuruti Secarai umumi program-programi dii atasi
bersinergii dengani programi pemerintahi dii bidangi pendidikani terkaiti pemberdayaani
masyarakati dani penanggulangani kemiskinani yaitui BOPi (Bantuani Operasionali Pendidikan)i
untuki PAUD,i BOSi (Bantuani Operasionali Sekolah)i selamai 9i tahuni pendidikani dasari ,i
BSMi (beasiswai miskin)i untuki siswai yangi berprestasii dii SMPi /i MTi dani programi
kesetaraani (paketi A,i Bi dani C)i untuki Andai putuskan.

Perani pemerintahi daerahi dalami upayai percepatani penanggulangani kemiskinani i sangati pentingi
terutamai dii erai otonomii daerah.i Secarai umum,i keberadaani pemerintahi daerahi adalahi untuki
melindungii dani mensejahterakani masyarakat,i mendorongi prosesi demokratisasii dani pendidikani politiki
dii tingkati lokal,i menjamini efektivitasi dani efisiensii pelayanani sipili dani publik.i Dalami prakteknya,i
hasili akhiri darii fungsi-fungsii dii atasi padai hakekatnyai hanyai dua,i yaitui penyelenggaraani pelayanani
publiki sepertii sekolah,i rumahi sakiti dani prasarana,i sertai pelaksanaani peraturani melaluii peraturani
daerah,i peraturani i daerahi ataui peraturani umumi lainnya.i 75i Dalami penyelenggaraani pemerintahani
daerahi khususnyai dii Kotai Gorontalo,i tugasi pokoki tersebuti dii atasi dilaksanakani melaluii i keterkaitani
kewenangani antari tingkati pemerintahani yangi dii Indonesiai dilaksanakani atasi dasari penilaiani
desentralisasi,i desentralisasii dani bantuani dalami memerangii kemiskinan.Yaitu:i
1. Pemetaani kemiskinani lokali berdasarkani datai BPSi yangi divalidasi,i dianalisis,i dani diinterpretasikani
secarai sektorali dani spasiali
2. Menggagasi dani mendorongi inisiatifi demokrasii partisipatif,i mulaii dii tingkati desa,i kecamatan,i dani
rayon/kota.i
3. Monitoringi dani evaluasii program/kegiatani yangi dilakukani setiapi tahuni untuki menentukani
relevansi,i efektivitas,i efektivitasi dani dampaki kebijakani penanggulangani kemiskinani i daerahi
4. Pengembangani forumi manajemeni interaktifi (Formasi)i untuki mengurangii kemiskinani lokali melaluii
pengembangani komitmeni dani salingi pengertiani .i Kepercayaani antarai anggota,i kelompoki moderasii
dani komunitas.
V. SIMPULAN
Kemiskinani tetapi menjadii salahi satui masalahi palingi suliti dii Indonesia.i Provinsii Gronthaloi
memilikii salahi satui tingkati kemiskinani tertinggii dii Indonesia.i Hali inii disebabkani olehi berbagaii
faktori sepertii tingginyai angkai pengangguran,i pemerataani pendidikani dani kesehatan,i keengganani
investori untuki berinvestasii dii Gorontalo,i keterbatasani gizi,i keterbatasani sumberi dayai alam,i
keterbatasani aksesi airi bersih,i dani faktori lainnyai sepertii keterbatasani lapangani pekerjaan.i .i Aksesi
terbatasi kei sanitasii ekologisi dani perumahan.i Berkaitani dengani hali tersebut,i pemerintahi telahi
mengambili beberapai langkahi untuki lebihi mengurangii kemiskinani dii Provinsii Gorontalo.i Kebijakani inii
telahi menurunkani tingkati kemiskinani dii Provinsii Gorontalo,i misalnyai melaluii mahyanisi ataui
perumahani yangi layak,i namuni sejauhi inii belumi berkurangi secarai signifikan.i Yangi harusi dilakukani
pemerintah,i menuruti saya,i adalahi meningkatkani kualitasi sumberi dayai manusiai dii wilayahi Gorontalo.i
Karenai salahi satui penyebabi tingginyai angkai penganggurani bukani hanyai kurangnyai kualitasi sumberi
dayai manusiai itui sendiri,i tetapii jugai karenai pemerintahi i harusi memahamii hali ini.i Pentingnyai perani
usahai kecili dani menengahi (UKM)i untuki memberikani lapangani kerjai barui bagii masyarakati i Provinsii
Gorontaloi dani akhirnyai memungkinkani Pemerintahi Daerahi Gorontaloi meningkatkani kualitasi
infrastrukturi dani memanfaatkani fasilitasi pariwisatai yangi adai Memastikani bahwai investori tertariki
dalami berinvestasii dii Provinsii Gorontaloi i dii Provinsii Gorontalo.
8

VI. REFERENSI
Aneta,i A.i (2012).i Implementasii Kebijakani Programi Penanggulangani Kemiskinani Perkotaani (P2KP)i Dii
Kotai Gorontalo.i Jurnali Ilmiahi Ilmui Administrasii Publik,i 1(1),i 54.i
https://doi.org/10.26858/jiap.v1i1.132
Cahyo,i H.,i Safitri,i D.,i &i Afiatno,i B.i E.i (2020).i Determinani Durasii Mengangguri dii Provinsii Gorontaloi
dengani Analisisi Survival.i Gorontaloi Developmenti Review,i 3(1),i 28–38.
Gasim,i H.i (2017).i Evaluasii Pelaksanaani Programi Pemberdayaani Ekonomii Masyarakati Pesisiri (PEMP)i i
Sebagaii i Upayai i Penanggulangani Kemiskinani dii i Kecamatani Batudaai Pantaii Kabupateni Gorontalo.i
Publik :i (Jurnali Ilmui Administrasi),i 6(1),i 30.i https://doi.org/10.31314/pjia.6.1.30-40.2017
Harniati.i (2010).i Program-Programi Sektori Pertaniani Yangi Berorientasii Penanggulangani Kemiskian :i
Pengalamani Proyeki Pembinaani Peningkatani Pendapatani Petani-Nelayani Kecili (i P4Ki )i sebagaii
Sebuahi Modeli Penanggulangani Kemiskinani dii Perdesaan.i Pse.Litbang.Pertanian.Go.Id.
Hildegunda,i W.i (2010).i ANALISISi FAKTOR-FAKTORi YANGi MEMPENGARUHIi JUMLAHi
PENDUDUKi MISKINi DIi WILAYAHi PEMEKARANi TINGKATi KABUPATENi (Studii Kasusi
Perbandingani Jumlahi Penduduki Miskini Sebelumi Dani Sesudahi Pemekarani dii Kabupateni Nagekeoi
Propinsii NTTi Tahuni 2005-2009).i Journali ofi Chemicali Informationi andi Modeling,i 53(9),i 1689–1699.
Husain,i W.i (2020).i Pengaruhi Penyusunani Rencanai Pembangunani Terhadapi Pengentasani Kemiskinani
Dengani Partisipasii Masyarakati Desai Sebagaii Moderatingi Variabeli Padai Beberapai Desai dii Kabupateni
Gorontalo.i Aksara:i Jurnali Ilmui Pendidikani Nonformal,i 6(1),i 18.i https://doi.org/10.37905/aksara.6.1.18-
34.2020
Jennings,i C.i P.,i Aldinger,i S.i G.,i Kangu,i F.i N.,i Jennings,i C.i P.,i Purba,i J.i M.,i &i Alotaibi,i M.i N.i (2015).i
Hubungani antarai dinamikai Programi Sarjanai Penggeraki Pembangunani dii Pedesaani Dengani
Pengentasani Kemiskinani dii Kabupateni Gorontaloi Utara.i 3(7),i 59–78.
Novriansyah,i M.i A.i (2018).i Pengaruhi Penganggurani dani Kemiskinani Terhadapi Pertumbuhani Ekonomii dii
Provinsii Gorontalo.i Gorontaloi Developmenti Review,i 1(1),i 59–73.
PATEDA,i Y.-,i Masinambow,i V.i A.i J.,i &i Rotinsulu,i T.i O.i (2019).i Pengaruhi Investasi,i Pertumbuhani
Ekonomii Dani Pengeluarani Pemerintahi Terhadapi Tingkati Kemiskinani Dii Gorontalo.i Jurnali
Pembangunani Ekonomii Dani Keuangani Daerah,i 19(3),i 1–17.i
https://doi.org/10.35794/jpekd.16455.19.3.2017
PAYU,i B.i R.i (2010).i Analisis-Kondisi-Kemiskinan-Absolut-Provinsi-Gorontalo.pdf.
Ratulangi,i U.i S.i (2021).i Analisisi Pengaruhi Pengangguran,i Kemiskinan,i dani Distribusi.i 22(3),i 58–74.
Ridena,i S.i (2020).i Kemiskinani Dani Lingkungan:i Perspektifi Kemiskinani Dii Perkotaani Dani Pedesaan.i
Jurnali Litbangi Sukowati :i Mediai Penelitiani Dani Pengembangan,i 5(1),i 39–48.i
https://doi.org/10.32630/sukowati.v5i1.196
Rofi’i,i M.,i &i ,i Dwii Susilowatia,i Z.i A.i (2021).i Analisisi Faktor-Faktori Yangi Mempengaruhii Tingkati
Kemiskinani Dii Provinsii Gorontalo.i Jurnali Ilmui Ekonomii Terapan,i 5(2),i 324–338.i
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jie/article/view/14513
Statistik,i B.i P.i (2021).i PROVINSIi GORONTALOi DALAMi ANGKAi 2021.
9

Usman,i C.i (2014).i Efektivitasi Programi Keluargai Harapani (Pkh)i Dalami Rangkai Penanggulangani
Kemiskinani (Suatui Studii Dii Kecamatani Kotai Utarai Kotai Gorontalo).i Jurnali Administrasii Publiki
UNSRAT,i 2(001),i 1200.

(Harniati,i 2010;i PATEDAi eti al.,i 2019;i Ridena,i 2020;i Usman,i 2014)(Cahyoi eti al.,i 2020;i
Novriansyah,i 2018;i Rofi’ii &i ,i Dwii Susilowatia,i 2021)(Aneta,i 2012;i Gasim,i 2017;i Husain,i 2020;i Jenningsi
eti al.,i 2015)(Hildegunda,i 2010;i PAYU,i 2010;i Ratulangi,i 2021;i Rofi’ii &i ,i Dwii Susilowatia,i 2021;i
Statistik,i 2021)

Anda mungkin juga menyukai