URUSAN
PEMERINTAHAN
OLEH
NAMA; FITRAN AMRAIN
NOMOR PESERTA; 21-3010-211-0035849
FORMASI JABATAN ; ASISTEN AHLI-DOSEN (4049. UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
PENGERTIAN DASAR
wajib pilihan
1. politik luar negeri;
2. pertahanan; a. pembinaan wawasan
3. keamanan;
4. Yustisi 1. Pelayanan dasar 1. kelautan dan b. pembinaan persatuan
5. moneter dan fiskal 2. Bukan pelayanan perikanan c. pembinaan kerukunan
nasional dasar 2. pariwisata antar
6. agama. 3. Pertanian
d. penanganan konflik
4. kehutanan
5. energi dan sumber sosial
daya mineral e. koordinasi
6. Perdagangan
f. pengembangan
7. perindustrian
transmigrasi. kehidupan demokrasi
g. pelaksanaan semua
Urusan Pemerintahan
MODEL KEWENANGAN MENURUT CLARK
1. Model Relatif memberikan kebebasan pada pemerintah daerah dan pada saat yang sama tidak
mengingkari realitas negara bangsa, penekanannya adalah dengan memberikan kebebasan bertindak
pada pemerintah daerah dalam rangka kerja kekuasaan dan kewajiban yang ditentukan. Hubungan
pemerintah pusat dan daerah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan pengawasan dibatasi.
2. Model Agensi adalah pemerintah daerah dilihat terutama sebagai agen untuk melaksanakan kebijakan
pemerintah pusat.
3. Model Interaksi, model ini sulit ditentukan ruang lingkup kegiatan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, karena mereka terlibat dalam pola hubungan yang ramah dimana penekananya ada pada
pengaruh yang menguntungkan
PELIMPAHAN KEWENANGAN
• Kepala daerah 2004-2021 ada 126 kepala daerah yang terlibat korupsi
• Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menjadi kepala daerah pertama yang
terseret kasus korupsi dan operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada 27 Februari
2021,
• suap dan gratifikasi proyek infrastruktur di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
PENYEBAB KORUPSI BAGI KEPALA DAERAH
PENGARUH OTONOMI DAERAH
• Agus Susanto
• Alasan pertama, dikarenakan otonomi daerah yang selama ini berjalan cenderung hanya terfokus
pada pelimpahan wewenang dalam membuat kebijakan, pengelolaan keuangan serta administrasi
birokrasi dari pusat ke daerah
• Kedua, otonomi daerah telah memutus struktur hirarkis pemerintahan, yang memungkinkan
kepala daerah menjalankan kekuasaannya tanpa kontrol pemerintah pusat.
• Ketiga, gagalnya dewan legislatif daerah dalam menjalankan fungsinya sebagai pengontrol
kekuasaan
SOLUSI