iv
2. DPD IKATEMI D.I. Yogyakarta yang telah menyiapkan draft rancangan
pedoman pelatihan elektromedik, DPD IKATEMI Jawa Tengah yang telah
memfasilitasi dalam penyusunan pedoman pelatihan elektromedik, dan DPD
IKATEMI Jawa Barat yang telah memfasilitasi dalam validasi pedoman
pelatihan elektromedik.
3. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan
pedoman pelatihan elektromedik.
Demi peningkatan kompetensi dan pengembangan sistem kediklatan
elektromedis, kami mohon masukan dan saran untuk perbaikan Pedoman
Pelatihan Elektromedik ini. Semoga Pedoman Pelatihan Elektromedik ini
bermanfaat bagi kita semua.
v
DAFTAR ISI
Halaman
Surat Keputusan i
Narasumber,Tim Penyusun Dan Tim Validasi iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Sasaran 2
D. Manfaat 2
E. Ruang Lingkup 3
vi
BAB VI Media Dan Alat Bantu Pelatihan 37
A. Menetapkan Media Pelatihan 37
B. Menetapkan Alat Bantu Pelatihan 37
BAB XIII Penyusunan Dan Evaluasi Soal Pre Test Dan Post Test 84
A. Langkah Uji 84
B. Penyusunan Soal 84
C. Evaluasi Soal 86
vii
BAB XIV Aturan Peralihan 88
BAB XV Penutup 89
Daftar Pustaka 90
Lampiran
viii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelatihan elektromedik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kompetensi elektromedis sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725 tahun
2003 tentang pedoman Penyelenggaraan pelatihan di bidang kesehatan dan
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 161 Tahun 2015
tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori
Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standardisasi, Pelatihan dan
Sertifikasi.
Seiring dengan kuantitas pelaksanaan aktivitas pelatihan elektromedik,
diperlukan acuan penyelenggaraan, kurikulum dan evaluasi efektivitas pelatihan,
supaya pelatihan elektromedik berkualitas sejalan dengan tujuan organisasi.
Oleh karena itu, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Elektromedis Indonesia
(IKATEMI) memandang perlu adanya sebuah pedoman pelatihan elektromedik.
Sebagai kelengkapan dalam penyelenggaraan pelatihan elektromedik, perlu
tersedia kurikulum pelatihan nasional terakreditasi yang digunakan secara nasional
sebagai acuan dalam menyelenggarakan pelatihan elektromedik.
B. TUJUAN
Pedoman ini bertujuan sebagai panduan praktis dalam menyusun kurikulum
penyelenggaraan pelatihan elektromedik di seluruh Indonesia.
1. Tujuan Umum
Membina dan mengendalikan pelatihan elektromedik dalam rangka
meningkatkan mutu, profesionalisme dan kompetensi elektromedis.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pemahaman yang sama mengenai penyelenggaraan pelatihan
elektromedik.
1
b. Mengendalikan dan meningkatkan mutu materi, mutu peserta, mutu
narasumber/ fasilitator/ instruktur, dan mutu penyelenggaraan pelatihan
elektromedik.
c. Standarisasi proses, metode dan target capaian hasil pembelajaran pelatihan
Elektromedik.
d. Tersedianya jadwal rencana pelatihan elektromedik secara nasional yang
terpadu, terencana, dan berhasil guna.
e. Membina masyarakat elektromedis yang lebih bermutu, kompeten, beretika dan
profesional.
C. SASARAN
Sasaran pedoman ini meliputi:
1. Tim Penyusun kurikulum pelatihan elektromedik
2. Panitia/ Penyelenggara pelatihan elektromedik
3. Tim Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) Elektromedik
4. Pengendali pelatihan (Master of Training) Pelatihan Elektromedik
5. Penanggung jawab pelatihan elektromedik yaitu DPP/ DPD Ikatemi, LDP
elektromedis atau Institusi Penyelenggara Pelatihan terakreditasi
6. Tim Pengendali Mutu Pelatihan (TPMP) Elektromedik
7. Lembaga Diklat Profesi (LDP) Elektromedis
8. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Elektromedis
9. Semua pihak yang terkait pelatihan elektromedik
D. MANFAAT
Manfaat pedoman ini adalah:
1. Bagi tim penyusun kurikulum pelatihan elektromedik sebagai panduan praktis
dalam menyusun kurikulum pelatihan elektromedik.
2. Bagi penyelenggara pelatihan elektromedik, sebagai panduan praktis untuk
menyusun bahan dan metode pelatihan yang akan digunakan dalam
meyelenggarakan pelatihan elektromedik.
2
3. Bagi narasumber pelatihan elektromedik, sebagai panduan praktis dalam
pengembangan modul dan materi pelatihan elektromedik.
4. Bagi Lembaga Diklat Profesi Elektromedis, sebagai persyaratan dan pertimbangan
dalam penerbitan Satuan Kredit Profesi (SKP).
5. Menjadi pedoman dalam melakukan kajian kurikulum pelatihan elektromedik.
6. Menjadi pedoman penyelenggaraan, evaluasi dan pelaporan pelatihan
elektromedik.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini meliputi penyusunan kurikulum, penyelenggaraan,
evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pelatihan elektromedik.
3
BAB II
LANDASAN HUKUM DAN PENGERTIAN
BAB II : LANDASAN HUKUM
DAN PENGERTIAN
A. LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 TAHUN 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara;
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun 2013
Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis dan Angka Kreditnya;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2015 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Elektromedik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian dan
Kalibrasi Alat Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Elektromedik;
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 725/Menkes/SK/V/2003 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang kesehatan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelatihan Diklat Teknis;
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan;
13. Keputusan menteri ketenagakerjaan RI Nomor 135 tahun 2019 tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Alat Kesehatan Manusia
4
dan Alat Sosial Golongan Pokok Aktivitas Kesehatan Manusia Bidang Kesehatan
Profesi Elektromedis;
14. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Jasa
Pendidikan Bidang Standardisasi, Pelatihan dan Sertifikasi;
15. Peraturan Ketua Umum IKATEMI Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) Elektromedis;
16. Peraturan Ketua Umum IKATEMI Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Kredensial Elektromedis;
17. Keputusan Ketua Umum IKATEMI Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Kelompok Alat
Elektromedik;
18. Keputusan Ketua Umum IKATEMI Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Standar
Kompetensi Elektromedis Level 5;
19. Keputusan Ketua Umum IKATEMI Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Standar
Kompetensi Elektromedis Level 6;
20. Keputusan Ketua Umum IKATEMI Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Standar
Kompetensi Elektromedis Level 8;
B. PENGERTIAN
1. Pelatihan adalah proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja
profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karir bagi elektromedis.
Pelatihan dengan uji kompetensi diselenggarakan minimal 30 jam pembelajaran.
2. Pelatihan bagi Pelatih (Training Of Trainer/ ToT) elektromedis adalah pelatihan
yang diselenggarakan dengan tujuan agar peserta memiliki kompetensi dalam
melatih pada pelatihan elektromedik.
3. Alat Kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
4. Alat Elektromedik adalah alat kesehatan yang menggunakan catu daya listrik atau
memiliki prinsip kerja secara mekanik, pneumatik, elektrik, elektronik, kimia, atau
5
lainnya yang berfungsi untuk membantu pelayanan pasien secara langsung di
fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas kesehatan lain.
5. Pelayanan elektromedik adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
elektromedis baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
6. Elektromedis adalah setiap orang yang telah lulus dari pendidikan teknik
elektromedik, berijazah minimal diploma III elektromedik, telah mendapatkan
pengakuan kompetensi yang dibuktikan dengan surat tanda registrasi elektromedis
(STR-e) dan sesuai ketentuan perundang-undangan.
7. Pelatihan Elektromedik adalah pelatihan yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi elektromedis untuk pelaksanaan tugas pelayanan yang
meliputi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Pelatihan
elektromedik meliputi:
a. Pelatihan teknis elektromedik atau disebut pelatihan elektromedik adalah
pelatihan yang diselenggarakan untuk meningkatkan kompetensi teknis dan
keterampilan teknis di bidang elektromedik dalam rangka pencapaian
kompetensi elektromedis terkait dengan tugas-tugas yang bersifat teknis,
sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara profesional.
b. Pelatihan jabatan fungsional elektromedis yaitu pelatihan yang memberikan
pengetahuan dan atau penguasaan keterampilan di bidang tugas yang terkait
dengan jabatan fungsional elektromedis sehingga mampu melaksanakan tugas
dan kewajibannya secara profesional.
c. Pelatihan manajemen elektromedik (pelatihan kepemimpinan elektromedik)
yaitu pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi konseptual dan
teoritis di bidang substansi elektromedik.
8. Kegiatan Non Kediklatan Elektromedis
Merupakan kegiatan elektromedis yang tidak termasuk kegiatan kediklatan yang
berhak memperoleh SKP elektromedis sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
meliputi antara lain:
a. Workshop elektromedik adalah kegiatan elektromedis yang memiliki minat dan
perhatian tertentu dalam rangka berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk
meningkatkan kompetensi atau memecahkan suatu masalah tertentu.
6
b. Seminar elektromedik adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas
suatu masalah atau topik tertentu di bawah pimpinan ahli (Guru Besar, Pakar,
dan sebagainya), sebuah bentuk pengajaran yang diberikan secara khusus untuk
membahas suatu topik tertentu di bidang elektromedik.
c. Simposium elektromedik adalah serangkaian presentasi didepan peserta
simposium elektromedis dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan
beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan
yang berbeda dengan topik yang sama dibidang elektromedik.
d. Lokakarya elektromedik adalah sebuah acara atau pertemuan yang dilakukan
para ahli (pakar) yang terkait di bidang elektromedik, bertujuan untuk
membahas suatu masalah praktis atau masalah terkait dengan keahlian di bidang
elektromedik, untuk memecahkan masalah dan mencari solusi bagi
permasalahan tersebut.
e. Sosialisasi elektromedis adalah upaya memasyarakatkan suatu regulasi atau
kebijakan di bidang elektromedik sehingga menjadi dikenal, dipahami, dan
dihayati.
f. Pengabdian kepada masyarakat elektromedik adalah kegiatan yang
dilaksanakan elektromedis dalam rangka mengabdikan atau memberikan ilmu
kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, secara mandiri atau tim. Dalam
bentuk kegiatan sosial, penanggulangan bencana, dan kegiatan keprofesian
lainnya.
9. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Elektromedis adalah Lembaga pelaksana uji dan
sertifikasi kompetensi elektromedis yang telah memperoleh lisensi dari Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). LSP elektromedis dibentuk di tingkat pusat.
10. Lembaga Diklat Profesi (LDP) Elektromedis adalah lembaga yang memiliki
kewenangan dalam mengendalikan dan meningkatkan mutu pelatihan
elektromedik. LDP elektromedis terakreditasi sesuai perundang-undangan yang
berlaku dan dapat dibentuk di tingkat pusat dan propinsi.
11. Tim Pengendali Mutu pelatihan (TPMP) Elektromedik adalah tim yang dibentuk
oleh masing-masing DPD IKATEMI, memiliki kewenangan dalam mengendalikan dan
meningkatkan mutu pelatihan elektromedik di DPD Ikatemi yang bersangkutan.
7
12. Penanggung Jawab Pelatihan adalah seseorang/ pihak yang bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan kegiatan pelatihan yaitu DPP, DPD atau LDP serta
institusi penyelenggara pelatihan yang telah terakreditasi BPPSDMK atau LSP
Elektromedik.
13. Pengendali pelatihan adalah seseorang atau tim yang bertanggung jawab dalam
merancang, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan proses pembelajaran
suatu pelatihan elektromedik.
14. Penyelenggara pelatihan adalah kepanitiaan/ tim penyelenggara/ institusi
penyelenggara pelatihan yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan
pelatihan elektromedik.
15. Pelatih/ Fasilitator adalah seseorang yang mewakili pribadi atau lembaga yang
memberikan atau mengetahui secara jelas suatu informasi atau menjadi sumber
informasi untuk memberi paparan atau materi tertentu dibidang elektromedik.
16. Instruktur adalah seseorang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus
memberikan latihan dan bimbingan teknis dengan melibatkan peserta pelatihan
elektromedik secara aktif.
17. Peserta pelatihan elektromedik adalah seorang elektromedis yang telah terdaftar
sebagai peserta pelatihan dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
18. Institusi Pelatihan adalah balai besar pelatihan kesehatan, rumah sakit dan institusi
pelatihan kesehatan lainnya yang memiliki tugas dan fungsi menyelenggarakan
pelatihan kesehatan.
19. Tempat Uji Kompetensi (TUK) Elektromedis adalah tempat yang memenuhi
prasyarat dan telah diverifikasi oleh LSP elektromedis untuk menjadi tempat uji
kompetensi elektromedis.
20. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar.
21. Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) adalah ikhtisar keseluruhan
program pembelajaran yang terdiri atas tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum
dan ruang lingkup bahan pembelajaraan yang disusun dan diatur secara berurutan.
8
22. Kompetensi adalah suatu karakteristik yang mendasar yang dimiliki oleh seseorang
berupa wawasan, pengetahuan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya.
23. Jam Pelatihan (JPL) adalah satuan waktu yang digunakan dalam proses suatu
pelatihan, dimana 1 (satu) JPL adalah 45 (empat puluh lima) menit, satu hari
maksimum 10 (sepuluh) JPL, dan penyelenggaraan pelatihan sebaiknya minimal 30
JPL.
24. Satuan Kredit Profesi (SKP) adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau
akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang diberikan/ ditetapkan berdasarkan
penilaian atas prestasi yang akan diperoleh seseorang.
25. Materi Dasar merupakan materi yang menjadi dasar dalam pencapaian kompetensi
yang akan dicapai. Berisi materi regulasi dan kebijakan profesi elektromedis
26. Materi Inti merupakan materi yang harus dikuasai dalam pencapaian kompetensi
yang telah diterapkan dalam tujuan khusus pelatihan. Berisi materi pokok yang
harus dipelajari dan dipraktikkan untuk menguasai suatu kompetensi.
27. Materi Penunjang merupakan materi yang menunjang keberlangsungan proses
pelatihan dan mendukung pencapaian kompetensi. Berisi materi membangun
komitmen belajar/ Building Learning Commitment (BLC), Rencana Tindak Lanjut
(RTL) dan Anti Korupsi.
28. Metode pelatihan adalah suatu proses yang sistematis dan teratur yang dilakukan
oleh pelatih/fasilitator/instruktur dalam penyampaian materi kepada peserta
pelatihan elektromedik.
29. Metode pelatihan Teori adalah kegiatan pelatihan yang dilakukan berupa ceramah
tanya jawab (CTJ) secara interaktif dan eksploratif, curah pendapat, diskusi, dan
tanya jawab.
30. Metode pelatihan Praktik/ Penugasan adalah kegiatan yang dilakukan dengan
memberikan praktik pada saat pelatihan di kelas atau tugas/ take home untuk
diselesaikan diluar waktu pelatihan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
materi peserta.
31. Metode pelatihan Praktik Lapangan adalah kegiatan yang dilakukan saat pelatihan
berlangsung dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan
9
sikap kerja yang didapat di kelas, sehingga peserta mendapatkan pengalaman baik
kemudahan maupun kesulitan dalam melaksanakan tugas.
32. Sertifikat adalah surat sebagai tanda pengakuan bahwa seseorang telah mengikuti
suatu pelatihan yang dikeluarkan oleh penyelenggara pelatihan.
33. Rencana Tindak Lanjut adalah suatu proses perencanaan secara sistematik tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan setelah peserta pelatihan kembali ke tempat
kerja yang meliputi perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijalankan
dalam rangka mencapai suatu obyektif tertentu, dimana, bilamana, oleh siapa dan
bagaimana caranya.
34. Evaluasi Pelatihan adalah evaluasi pengendali pelatihan yang berisi laporan hasil
proses pembelajaran dengan menganalisis efektivitas penyelenggaraan pelatihan,
terdiri dari evaluasi persiapan pelatihan, evaluasi pelaksanaan pelatihan dan
evaluasi pasca pelatihan. Minimal evaluasi dilakukan pada pelaksanaan pelatihan.
35. Laporan Penyelenggaraan Pelatihan adalah laporan penyelenggara pelatihan yang
berisi pelaporan kegiatan hasil penyelenggaraan pelatihan secara keseluruhan.
10
BAB III
KUALIFIKASI PROGRAM PELATIHAN
BAIFIKASI PROGRAM
PELATIHAN
A. NAMA PROGRAM PELATIHAN ELEKTROMEDIK
Judul program pelatihan mencerminkan tujuan akhir pembelajaran. Nama
program pelatihan menggunakan rumus ABCDE :
A = Jenis Pelatihan; Pelatihan, Pelatihan Teknis, Pelatihan Kepemimpinan, Pelatihan
Jabatan Fungsional.
B = Tingkatan zonasi; Regional, Nasional, Internasional.
C = Kegiatan; Pengoperasian, Pemantauan Fungsi, Pemeliharaan, Perbaikan,
Pengujian dan Kalibrasi, Instalasi, Pengelolaan, Kajian Teknis.
D = Klasifikasi alat; Peralatan life support, peralatan bedah dan anestesi, peralatan
radiologi, peralatan diagnostik, peralatan terapi, peralatan laboratorium klinik,
peralatan sterilisasi, pengujian dan kalibrasi peralatan elektromedik. Sesuai
dengan tingkat teknologi alat (sederhana, menengah, atau tinggi).
E = Acuan; Sesuai standar, sesuai prosedur, sesuai standar …, sesuai …. bagi
elektromedis (dituliskan standar acuannya).
Contoh :
1. Pelatihan (A) Nasional (B) Pemeliharaan (C) Peralatan Life Support Teknologi
Sederhana (D) Sesuai Standar ECRI (E) bagi elektromedis.
2. Pelatihan Teknis (A) Regional (B) Pengoperasian (C) Alat Elektrocardiograph, Patient
Monitor, dan Pulse Oximeter (D) Sesuai Standar (E).
3. Pelatihan (A) Internasional (B) Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Perbaikan (C)
Ultrasonograph (D).
11
1. Alat elektromedik teknologi sederhana adalah alat yang komponen utamanya
dominan mekanikal dan elektrikal, sistem kontrol menggunakan elektronik/solid
state
2. Alat elektromedik teknologi menengah adalah alat yang komponen utamanya
dominan elektronikal, kontrol sistem alat menggunakan elektronik/solid state
3. Alat elektromedik teknologi tinggi adalah alat yang komponen utamanya dominan
solid state dan integrated circuit (IC) dengan akurasi lebih tinggi dibandingkan
dengan teknologi sederhana/menengah.
Pembagian tingkat teknologi alat elektromedik sesuai dengan Keputusan Ketua
Umum IKATEMI Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelompok alat elektromedik.
12
D. DESKRIPSI PROGRAM PELATIHAN ELEKTROMEDIK
E. KOMPETENSI PESERTA
13
BAB IV
KURIKULUM PELATIHAN ELEKTROMEDIK TIHA
N ELEKTROMEDIK
A. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang , berisi analisis dari kebutuhan pelatihan dan hal-hal yang melatar
belakangi pelatihan tersebut diselenggarakan yaitu:
a. Regulasi, kebijakan, standar atau aturan yang mengamanatkan untuk
pelaksanaan tugas, bisa berupa undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan menteri, peraturan direktur rumah sakit, dan peraturan organisasi
profesi Ikatan Elektromedis.
b. Perlunya pelatihan peningkatan kompetensi berkesinambungan, guna
meningkatkan produktifitas
c. Teknologi baru peralatan elektromedik.
d. Metode kerja baru dalam pengelolaan alat elektromedik.
e. Mandat yang harus diberlakukan karena adanya perubahan cara kerja atau
mekanisme atau sistem.
f. Kesenjangan antara teknologi peralatan elektromedik dengan kompetensi
elektromedis.
g. Ketidakpuasan terhadap kinerja elektromedis, karena ketidakmampuan
elektromedis.
h. Sebab lainnya.
Contoh:
Latar belakang diselenggarakannya pelatihan peralatan Elektromedik life
support dikarenakan kompetensi elektromedis menjadi salah satu faktor penting
dalam keberhasilan pelayanan peralatan life support. Sebagai contoh perawatan
pasien dengan ventilasi mekanik, apabila hasil pemeliharaan tidak tepat maka akan
14
sangat mempengaruhi hasil terapi dan perawatan pasien, bahkan ventilator dapat
membahayakan pasien.
15
1) Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh
kompetensi yang ditetapkan dalam pelatihan.
2) Memperoleh sertifikat pelatihan dengan SKP elektromedis, setelah dinyatakan
berhasil mendapatkan kompetensi yang ditetapkan
2. Fungsi
3. Kompetensi
17
h. Untuk pelatihan bagi jabatan fungsional, kompetensi diambil dari Permenpan
Jabatan Fungsional Elektromedis.
i. Untuk pelatihan teknis keprofesian, kompetensi diambil dari kompetensi SKKNI
bidang elektromedis.
Contoh:
Untuk menjalankan fungsinya, peserta memiliki kompetensi dalam melakukan
pelayanan elektromedik yang menyeluruh, bertanggung jawab, efektif dan efisien
serta berorientasi pada keselamatan pasien.
atau,
untuk menjalankan fungsinya, peserta memiliki kompetensi :
a. Mengoperasikan alat elektromedik.
b. Memelihara alat elektromedik.
c. Memperbaiki alat elektromedik.
d. Menguji dan kalibrasi alat elektromedik.
atau,
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu :
a. Mengoperasikan peralatan life support sesuai prosedur.
b. Memelihara peralatan life support sesuai prosedur.
c. Memperbaiki peralatan life support sesuai prosedur.
Sub total
B. Materi Inti
1.
2.
3
4. dst
Sub total
C. Materi Penunjang
1. Building Learning Commitment 2 0 0 2
2. Rencana Tindak Lanjut 1 0 0 1
3. Anti Korupsi 1 0 0 1
Sub total
TOTAL
Keterangan : T= Teori; P = Penugasan/praktik di kelas; PL= Praktik Lapangan; 1 Jpl @ 45 menit
19
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka disusun materi pelatihan yang
akan diberikan secara rinci pada struktur program sebagai berikut :
1. Materi Dasar:
a. Berisi materi yang sebaiknya diketahui peserta
b. Merupakan materi yang menjadi dasar dalam pencapaian kompetensi yang akan
dicapai.
c. Berisi Undang-Undang, Kebijakan, Peraturan, Konsep dasar , dan lain-lain.
d. Materi dasar berisi < 10% dari jumlah jam pelatihan (JPL) yang ada.
e. Persentase maksimal 15 atau 20% dari total jam pelatihan, semakin kecil
proporsi materi dasar akan semakin bagus.
f. Untuk pelatihan teknis profesi (keterampilan psikomotorik) maka semakin kecil
proporsi materi dasar akan semakin bagus.
2. Materi Inti:
a. Materi yang harus ditingkatkan kompetensinya.
b. Merupakan materi yang harus dikuasai dalam pencapaian kompetensi yang telah
ditetapkan pada tujuan khusus pelatihan.
c. Persentase materi ini merupakan presentase terbesar minimal 70% dari total jam
pembelajaran. Semakin besar proporsi materi inti maka semakin bagus.
d. Materi inti untuk pelatihan teknis sebaiknya berisi ≥ 80 % dari jumlah JPL yang
ada
3. Materi Penunjang:
a. Merupakan materi yang menunjang keberlangsungan proses pembelajaran dan
mendukung pencapaian kompetensi.
b. Materi untuk membantu materi inti agar tujuan pelatihan tercapai, meliputi
Building Learning Commitment (BLC), dan Rencana Tindak lanjut (RTL)
c. Materi penunjang berisi ≤ 10 % dari jumlah JPL yang ada.
d. Prosentase untuk materi ini sama dengan materi dasar, makin sedikit makin
bagus.
4. Jam Pelatihan (JPL):
Pada pembuatan struktur program ini juga ditentukan alokasi waktu yang
diperlukan untuk tiap materi
20
a. Terdiri dari:
1) T : Teori,
2) P : Penugasan,
3) PL : Praktik lapangan
b. Proporsi distribusi JPL untuk T, P dan PL yaitu:
1) T maksimal 40% (makin sedikit makin bagus)
2) P+PL minimal 60% (makin besar makin bagus)
Tujuan
Pokok Bahasan dan
Pembelajara Media dan
Sub Pokok Bahasan Metode Referensi
n Khusus Alat Bantu
(TPK)
1. Regulasi 1.1 Standar profesi CTJ Laptop • Undang- Undang No.36
profesi elektromedis Diskusi LCD tahun 2009 tentang
elektrom 1.2 Standar pelayanan kelompok Flipchart Kesehatan
edis elektromedis Modul • Undang-Undang No.44
1.3 Ijin dan Presentasi tahun 2009 tentang
penyelenggaraan Rumah Sakit
praktik • UU No 36 tahun 2014
elektromedik tentang Tenaga
1.4 SKKNI Kesehatan
Elektromedis • PMK RI
No46/Menkes/Per/VIII/20
13 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
• PERMENKES No 65. tahun
2016 tentang Standar
Pelayanan Elektromedik
• PERMENKES No 45 tahun
2015 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik
elektromedis
• Dan Regulasi lainnya.
2. Kebilakan 2.1 Registrasi dan CTJ Laptop Kep. ketum No. 1 th 2018,
profesi sertifikasi profesi Diskusi LCD tentang kelompok alat
elektrom 2.2 Kode etik profesi kelompok Flipchart elektromedik
edis elektromedis Modul Kep. Ketum No.2 th 2018
21
2.3 Kredensial Presentasi tentang kode etik
Elektromedik elektromedis Indonesia
2.4 Pelatihan
Elektromedik
2. Materi inti
Contoh:
Nomor : MI - 01
Materi : Pengoperasian Ventilator
2 Jpl (T = 1 Jpl; P = 2 Jpl; PL = 0 Jpl)
Waktu : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
Tujuan Pembelajaran : pengoperasian ventilator dengan benar sesuai standar
Umum (TPU)
1. Fungsi panel 1. Fungsi panel depan dan CTJ interaktif Bahan tayang Operating Manual alat
depan dan panel panel belakang peralatan : (Slide power Sevice Manual alat
belakang alat a.Tombol ON/OFF point)
b.Fungsi Parameter Laptop
Ventilator LCD
c.Fungsi kombinasi keypad Flipchart
(bila ada) White board
Spidol (ATK) Operating Manual alat
22
Nomor : MI - 02
Materi : Pemeliharaan Ventilator
4 Jpl (T = 1 Jpl; P = 3 Jpl; PL = 0 Jpl)
Waktu : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
Tujuan Pembelajaran : pemeliharaan ventilator dengan benar sesuai standar
Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Media dan
Metode Referensi
Khusus (TPK ) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu menjelaskan:
1. Fungsi panel depan 1. Fungsi panel depan dan CTJ interaktif Bahan tayang Operating Manual alat
dan panel belakang panel belakang peralatan : (Slide power Sevice Manual alat
alat a.Tombol ON/OFF point)
b.Fungsi Parameter Laptop
Ventilator LCD
c.Fungsi kombinasi keypad Flipchart
(bila ada) White board
Spidol (ATK) Operating manual alat
5.Sistem elektronik 7.Sistem elektronik dan CTJ interaktif Unit alat dengan
dan pneumatik pneumatik peralatan kelengkapan Service manual alat
peralatan a.Electronic unit : lokasi, aksesoris
fungsi, cara kerja.
b. Pneumatic unit : lokasi,
fungsi, cara kerja
6.Identifikasi fungsi 8.Identifikasi fungsi PC-board CTJ interaktif Unit alat dengan
PC-board dan koneksi dan koneksi kelengkapan Service manual alat
a.Lokasi masing-masing PC- aksesoris Schematic dan diagram
board
b. Fuction description
c.Interkoneksi PC-Board
e.Electrostatic hazard
23
3. Materi penunjang
Contoh 1:
Nomor : MP - 01
Materi : Membangun Komitmen Belajar/ Building Learning Commitment (BLC)
1 Jpl (T = 0 Jpl; P = 1 Jpl; PL = 0 Jpl)
Waktu : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu membangun komitmen
Tujuan Pembelajaran : belajar selama proses pelatihan.
Umum (TPU)
Pokok
Tujuan
Bahasan dan Media dan Alat
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bantu
Khusus (TPK)
Bahasan
Setelah
mengikuti materi
ini, peserta
mampu:
1. Melakukan 1. Perkenalan Curah Bahan tayang Depkes RI, Pusdiklat
perkenalan dan dan pendapat (Slide power Kesehatan, 2004,
pencairan pencairan Permainan point) Kumpulan Games dan
diantara diantara Diskusi Laptop Energizer, Jakarta.
peserta, peserta, kelompok LCD Munir, Baderel, 2001,
fasilitator dan fasilitator Flip chart Dinamika Kelompok,
panitia. dan panitia. White board Penerapannya Dalam
Spidol (ATK) Laboratorium Ilmu
2. Merumuskan 2. Perumusan Panduan diskusi Perilaku, Jakarta
kesepakatan kesepakata
tentang n tentang
harapan harapan
peserta peserta
terhadap terhadap
pelatihan, nilai, pelatihan,
norma, nilai,
kekhawatiran norma,
mencapai kekhawatir
harapan dan an
kontrol klektif mencapai
yang disepakati harapan
bersama dan kontrol
sebagai kolektif
komitmen yang
belajar. disepakati
bersama
sebagai
komitmen
belajar.
3. Menetapkan 3. Penetapan
organisasi organisasi
kelas. kelas.
24
Contoh 2:
Nomor : MP – 02
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Waktu : 1 Jpl (T = 0 Jpl; P = 1 Jpl; PL = 0 Jpl)
Tujuan : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun Rencana Tindak
Pembelajaran Lanjut (RTL) setelah mengikuti pelatihan.
Umum (TPU)
25
F. BAB VI DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN
Pre Test
Pre Test
Post Test
Penutupan
26
Contoh:
Kriteria Peserta :
1) Berpendidikan DIII/ DIV Elektromedik dengan membawa copy ijazah.
(Pelatihan ini merupakan pelatihan profesi maka semua peserta pelatihan
harus berpendidikan Elektromedik).
2) Diutamakan memiliki STR Elektromedis
3) Peserta pelatihan adalah elektromedis yang mempunyai tugas pokok atau
direncanakan untuk menangani pemeliharaan peralatan elektromedik life
support.
b. Jumlah Peserta
Jumlah peserta penting dipersyaratkan karena menyangkut efektivitas
pelaksanaan pelatihan. Mengacu pada ketentuan akreditasi pelatihan jumlah
peserta tiap kelas maksimal:
1) 30 orang elektromedis untuk pelatihan kepemimpinan/ manajemen
elektromedik.
2) 25 orang elektromedis untuk pelatihan teknis elektromedik (dilengkapi
instruktur dengan rasio 1 instruktur untuk setiap 5 orang peserta).
3) Jumlah peserta minimal 15 orang.
Contoh:
Jumlah Peserta:
Peserta pelatihan elektromedis lifesupport ini terbatas untuk 25 orang
elektromedis, hanya peserta yang telah melakukan pembayaran yang akan
diproses terlebih dahulu.
27
c. Latar belakang:
1) Dasar pendidikan dan pendidikan tambahan, sesuai dengan materi yang
diberikan.
2) Pendidikan/ pelatihan tambahan/ pengalaman kerja yang terkait dengan
materi yang diberikan.
3) Memiliki pelatihan kediklatan, sudah mengikuti pelatihan TPPK atau TOT,
AKTA atau pengalaman melatih, pengalaman bekerja, yang berkaitan dengan
materi yang diberikan.
4) Narasumber yang berasal dari penyalur alat kesehatan, pernah memperoleh
pelatihan teknis dari alat yang akan disajikan, tertelusur ke manufaktur dan
kompeten pada bidangnya bersertifikasi trainer internasional dan/ atau
trainer manufaktur yang direkomendasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
elektromedis.
d. Kriteria ditulis dengan jelas karena kriteria harus dipenuhi oleh penyelenggara.
Contoh:
Narasumber untuk pelatihan elektromedik dengan kriteria sebagai berikut:
1) Memiliki latar belakang pendidikan teknik elektromedik atau sesuai dengan
materi yang diberikan.
2) Memiliki kemampuan kediklatan, yaitu telah mengikuti pelatihan bagi Tenaga
Pelatih Program Kesehatan (TPPK), atau pelatihan Training of Trainer (TOT)
pelatihan elektromedik
3) Memiliki pengalaman kerja terkait dengan materi yang diberikan.
4) Memahami kurikulum pelatihan elektromedik.
5) Menguasai materi yang disampaikan sesuai dengan Garis-garis Besar Program
Pembelajaran (GBPP) yang ditetapkan dalam kurikulum pelatihan.
1.
2.
3.
dst
28
H. BAB VIII PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN
1. Penyelenggara
Adalah kepanitiaan/ tim penyelenggara/ institusi kediklatan yang diberi
kewenangan untuk menyelenggarakan pelatihan elektromedis, yaitu:
a. DPP/ DPD / DPC IKATEMI.
b. Lembaga Diklat Profesi (LDP) elektromedis.
c. Institusi pelatihan yang telah terakreditasi BPPSDMK Kementerian Kesehatan
atau terakreditasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) elektromedis, dengan masa
berlaku akreditasi yang masih aktif.
Komponen penyelenggara:
a. Institusi penyelenggara pelatihan:
1) DPP Ikatemi
2) DPD/ DPC IKATEMI ………….........
3) Lembaga Diklat Profesi (LDP) elektromedis
4) Rumah Sakit ……………….…, (faskes/fasyankes yang telah terakreditasi)
b. Penanggung jawab pelatihan:
1) Ketua DPD IKATEMI ….. (untuk pelatihan DPD/DPC Ikatemi), atau
2) Nama ……… (Elektromedis dari faskes/ fasyankes)
c. Tenaga yang menjadi Pengendali pelatihan (Master of Training): …….. orang
(lampirkan dalam SK Penyelenggaraan atau surat tugas sebagai pengendali
pelatihan dari DPD Ikatemi).
d. Waktu/lama penyelenggaraan pelatihan: …. jam pelatihan (jpl), ……hari, dari
tanggal …………. s/d .....................
2. Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraan:
a. Tempat penyelenggaraan mempunyai sarana dan prasarana yang menunjang
proses pembelajaran.
b. Pelatihan dapat diselenggarakan di hotel, gedung pertemuan, atau auditorium.
29
Fasilitas penyelenggaraan:
a. Fasilitas peserta ; modul pelatihan, seminar kit, name-tag, presentasi pelatihan,
sertifikat.
b. Media pelatihan ; laptop, projector, flipchart, pointer
c. Unit praktik ; menyesuaikan materi pelatihan
30
b. Elemen Kemampuan Kediklatan
3) Teknik penyajian
Bagaimana kemampuan narasumber menyampaikan materi pelatihan.
4) Penggunaan alat bantu pelatihan
Apakah penggunaan alat bantu pelatihan sesuai dengan materi dan gaya
belajar peserta pelatihan.
5) Interaksi dengan peserta
Bagaimana kemampuan narasumber menciptakan suasana interaktif.
6) Pemberian motivasi belajar pada peserta
Apakah narasumber mempunyai sikap dan keterampilan penyampaian materi
pelatihan yang memotivasi peserta untuk belajar.
7) Komunikasi yang dibangun oleh pelatih dalam proses pelatihan
8) Personality atau karakter yang dimiliki oleh seorang pelatih
3. Evaluasi Penyelenggara
J. BAB X SERTIFIKAT
Sertifikat keikutsertaan diberikan bagi:
1. Peserta.
2. Pengendali pelatihan.
3. Pelatih/fasilitator/instruktur.
4. Panitia
32
BAB V
METODE PELATIHAN
BAB V : METODE PELATIHAN
33
diskusi kelas. Agar berhasil, metode ini membutuhkan pelatih yang terampil untuk
bertindak sebagai fasilitator, waktu yang cukup untuk melakukan diskusi yang
bermakna, peserta pelatihan harus memiliki tujuan dan rujukan yang sama agar
diskusi berjalan dengan baik dan bermakna. Kebanyakan peserta pelatihan
menganggap metode ini lebih menyenangkan daripada metode ceramah.
c. Metode praktik adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberikan praktik pada
saat pembelajaran di kelas untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi
peserta. Dapat dilakukan dengan demonstrasi, simulasi.
d. Penugasan adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberikan tugas/ take home
untuk diselesaikan diluar waktu pelatihan untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan materi peserta.
e. Metode praktik lapangan adalah kegiatan yang dilakukan saat pelatihan
berlangsung dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang didapat di kelas, sehingga peserta mendapatkan pengalaman baik
kemudahan maupun kesulitan dalam melaksanakan tugas.
f. Metode Refleksi Diri adalah sebagai tahap awal dalam pelatihan, refleksi diri akan
menjadi acuan bagi penyelenggara dalam memberikan pelatihan. Pengendali
pelatihan dapat memberikan edukasi mengenai pemahaman kepribadian dan
karakter dalam diri setiap individu.
g. Metode Refleksi hasil pelatihan adalah peserta pelatihan menyampaikan/
merefleksikan hasil pelatihan pada awal pelatihan hari berikutnya. Berupa resume
pelatihan dan implementasi yang mungkin dapat/ belum dapat dilakukan.
h. Metode curah pendapat (Brainstorming) adalah teknik pemecahan masalah
dimana peserta memberi suatu masalah, dan peserta diminta untuk menyampaikan
setiap gagasan yang mereka pikirkan, tidak jadi soal betapapun aneh dan gilanya
gagasan itu. Semua gagasan dihimpun dan dicatat, tanpa evaluasi, sebelum
didiskusikan.
i. Metode demonstrasi (demonstration) adalah suatu cara untuk menunjukkan dan
merencanakan bagaimana cara kerja atau melakukan suatu pekerjaan atau
bagaimana sesuatu itu harus dikerjakan. Metode ini diterapkan untuk
mengilustrasikan atau memperjelas gagasan, proses, atau hubungan. Peran peserta
34
adalah mengamati dan tidak terlibat secara langsung. Metode ini seringkali disertai
dengan mempersilakan peserta mempraktikkan hal-hal yang didemonstrasikan
serta menerima balikan.
j. Metode simulasi adalah representasi dari situasi realitas kerja yang sesungguhnya
secara nyata pada pekerjaan, biasanya situasi yang mengharuskan adanya tindakan
dan reaksi yang sesuai yang mengharuskan pemeragaan keahlian teknis.
k. Metode permainan (game) adalah interaksi dari peserta pelatihan dalam sebuah
permainan (games). Setiap permainan memiliki keunikan aturan dan hasil belajar
masing-masing. Setiap peserta dituntut untuk dapat melakukan kerja sama, kreatif
dalam mengembangkan ide, problem solving, dan hal-hal lain yang dapat
memberikan pembelajaran dalam sebuah tim. Di mana dalam sebuah tim kerja
tersebut memiliki berbagai latar belakang skill, karakter, dan kepribadian yang
berbeda sehingga dapat menimbulkan tantangan dan pengembangan diri seseorang
dalam bersosialisasi, interpersonal, komunikasi, dan lain sebagainya.
l. Metode studi kasus (Case Study) adalah peristiwa atau kejadian yang ditulis atau
disampaikan secara lisan berkenaan dengan suatu situasi nyata. Dalam studi kasus
disampaikan cakupan rincian masalah secukupnya agar peserta dapat menganalisis
masalah dan mengajukan solusi yang mungkin. Membantu peserta pelatihan
mempelajari keterampilan analisis dan pemecahan masalah dengan menyajikan
cerita (kasus) mengenai orang dalam organisasi yang menghadapi suatu masalah.
Instruktur harus bertindak sebagai katalis dan fasilitator yang mampu mendorong
sudut pandang yang beragam tetapi tidak mendominasi diskusi dan tidak
membiarkan beberapa orang mendominasi diskusi serta tidak mengarahkan diskusi
menuju solusi yang dikehendakinya. Studi kasus akan efektif jika instruktur dapat
bertindak dengan baik dan kasus yang diangkat baik.
m. Metode bermain peran (role play) adalah merupakan kombinasi antara studi kasus
dan program pengembangan sikap. Setiap orang diberi peran dalam suatu situasi
(seperti kasus) dan diminta memainkan peran dan bereaksi terhadap rangsangan
yang dikehendaki seseorang. Bermain peran membangun pemahaman yang lebih
baik mengenai para pemeran dengan melihat dan mendengar mereka dalam
tindakan. Memberi kesempatan kepada pengamat untuk melakukan pembelajaran
35
seperti mengalami sendiri. Memberi wawasan dan kesempatan pada pemeran
untuk mempraktikkan keterampilan perilaku. Memberi contoh perilaku untuk
tujuan menganalisis dan mengevaluasi kinerja atau respons.
n. Metode kelompok studi kecil (buzz group) adalah peserta dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil yang masing-masing beranggotakan empat sampai enam orang yang
mendiskusikan suatu topik atau melaksanakan suatu tugas dalam waktu kurang dari
10 menit.
C. Panduan Praktik
1. Menyusun panduan praktik alat elektromedik
Panduan praktik disusun sebagai acuan pada pembelajaran praktik yang berisi
prosedur dan langkah-langkah kegiatan, yang disusun sesuai dengan standar.
2. Instruktur memberi contoh praktik secara urut sesuai prosedur
Instruktur terlebih dahulu melakukan pendampingan praktik, kemudian
mempersilakan peserta melakukan praktik dengan mengamati dan menilai hasil
pembelajaran.
3. Asesmen Kegiatan Praktik
Formulir asesmen praktik diisi sesuai kondisi yang ada sebagai bahan penilaian
peserta.
4. Menilai hasil pembelajaran praktik
Pengujian komprehensif kemampuan praktik, peserta dianggap kompeten
apabila 100 % keterampilan teknis yang diajarkan telah dikuasai.
36
BAB VI
MEDIA DAN ALAT BANTU PELATIHAN
BAB VI : MEDIA DAN ALAT B
NTU PELATIHAN
A. MENETAPKAN MEDIA PELATIHAN
Media pelatihan adalah seperangkat benda/alat yang digunakan oleh Pelatih/
fasilitator/ instruktur untuk mempermudah dan meningkatkan efektivitas proses
penyampaian materi pelatihan kepada peserta, dalam bentuk non fisik (software) yang
mengandung ‘pesan’ didalamnya (isi pembelajaran).
Media pelatihan merupakan sarana penghantar proses pembelajaran yang
digunakan pelatih untuk:
a. Mengemas ide/ pesan yang akan disampaikan dalam proses pelatihan untuk
mencapai tujuan pelatihan.
b. Mempelajari/ memahami pesan/ materi yang terkandung didalamnya (terjadi
internalisasi proses pelatihan).
Menetapkan media pelatihan disesuaikan dengan:
a. Tujuan Pembelajaran Umum/ Tujuan Pembelajaran Khusus yang telah ditetapkan
dalam Garis-garis Besar Program Pembelajaran
b. Metode pelatihan yang digunakan
c. Karakteristik kemampuan peserta
d. Kemampuan pelatih/fasilitator/instruktur
e. Sumber daya penunjang yang tersedia.
Media pelatihan yang digunakan pada pelatihan antara lain:
a. Bahan tayang (slide power point)
b. Modul pelatihan
c. Media cetak, grafis, dan audiovisual
d. Panduan pelatihan (petunjuk praktik/ studi kasus/ referensi/ prosedur tetap)
38
BAB VII
MODUL PELATIHAN
PELATIHAN
KERJA
A. MODUL PELATIHAN
Modul pelatihan merupakan uraian dari pokok-pokok bahasan yang sesuai
dengan tujuan pelatihan dilengkapi dengan langkah-langkah/ proses, bahan bacaan
atau uraian materi petunjuk, penugasan, diskusi, studi kasus, latihan-latihan dan
evaluasi yang berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.
Modul pelatihan elektromedik ditulis dengan menggunakan microsoft word atau
sejenisnya dengan font Calibri 12 spasi 1,5.
B. MENYUSUN MODUL PELATIHAN
Cara menyusun modul adalah sebagai berikut:
1. Rujukan GBPP yang terdapat dalam kurikulum.
2. Isi kerangka (format) modul dengan berpedoman pada penjelasan pengisian format
dibawah ini :
a. Judul Modul, diisi dengan judul materi yang tercantum dalam struktur program.
b. Deskripsi Singkat, uraikan dengan singkat pengantar materi pembelajaran yang
akan disampaikan.
c. Tujuan Pelatihan, tuliskan tujuan pelatihan seperti yang tercantum dalam GBPP
Tujuan Pembelajaran Umum dan Tujuan Pembelajaran Khusus
d. Pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan, tuliskan pokok bahasan dan sub
pokok bahasan seperti dalam GBPP. Jumlah pokok bahasan sama dengan jumlah
item pada tujuan pembelajaran khusus.
e. Bahan belajar, tuliskan bahan-bahan yang dipergunakan untuk mempelajari
materi. Bahan belajar dapat berupa buku, teks, modul, peraturan, standar,
pedoman, dan bahan lain berisikan informasi yang terkait dengan materi
f. Langkah-langkah kegiatan pelatihan
1) Jabarkan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses
pelatihan
39
2) Uraikan prosedur dengan metode yang akan digunakan menyampaikan materi
setiap pokok dan sub pokok bahasan.
3) Gunakan metode yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat
dicapai pada sesi tersebut.
4) Pertimbangkan metode yang dapat senantiasa melibatkan secara aktif seluruh
peserta dalam setiap proses. Metode sebaiknya berganti-ganti pada setiap
sesi agar motivasi peserta tetap terjaga.
5) Tetapkan media dan alat bantu yang tepat disesuaikan dengan metode.
6) Tuliskan tugas-tugas atau latihan yang harus diselesaikan oleh peserta
pelatihan.
7) Persiapkan bahan-bahan penugasan (tayangan kasus, skenario permainan)
dan lampirkan pada lembar kerja secara rinci.
8) Uraikan rencana evaluasi baik kuantitatif maupun kualitatif yang akan
digunakan untuk mengukur kemampuan awal peserta latih juga untuk
mengukur pencapaian kompetensi sesuai tujuan pembelajaran.
9) Perhitungan alokasi waktu yang dipergunakan setiap sesi sehingga
kompetensi yang diharapkan tercapai.
g. Uraian materi, Uraikan secara spesifik materi dari masing-masing pokok bahasan
dan sub pokok bahasan.
h. Referensi, Sebutkan buku-buku atau sumber lainnya yang digunakan dalam
menyusun materi pelatihan dan yang digunakan sebagai rujukan dalam
mempelajari materi pelatihan.
i. Lampiran
1) Lembar penugasan, sediakan lembar penugasan bagi peserta. Lembar
penugasan membuat petunjuk kegiatan dan bahan-bahan yang dapat berupa
kasus, ilustrasi, skenario, soal, pertanyaan, praktik, demontrasi dan
sebagainya.
2) Informasi lain, Informasi yang mendukung dan tidak disampaikan di bagian
lain.
40
BAB VIII
BIAYA PROGRAM PELATIHAN
BAB VIII : BIAYA PROGRAM PELATI
HAN
A. KOMPONEN PEMBIAYAAN PROGRAM PELATIHAN
1. Identifikasi pembiayaan SDM pelatihan minimal sesuai dengan regulasi yang
berlaku, serta mengikuti update dari regulasi dan kebijakan yang ada;
a. Penanggung jawab pelatihan, sebesar Rp. 500.000.00/orang/ kegiatan
b. Pengendali pelatihan, sebesar Rp. 900.000.00/orang/kegiatan
c. Ketua Panitia, sebesar Rp. 750.000.00/orang/kegiatan
d. Sekretaris, bendahara Rp.500.000/orang/kegiatan
e. Anggota panitia, sebesar Rp. 500.000.00/orang/ kegiatan
f. Pengarah (pembukaan, penutupan), variabel (Rp.300.000)
g. Narasumber/Fasilitator
1) Eselon I minimal Rp. 1.400.000.00/ jpl/ orang
2) Eselon II / Elektromedis Utama/ Direktur minimal Rp. 1.000.000.00/ jpl/ orang
3) Eselon III/ Elektromedis Madya/ Supervisor minimal Rp.900.000.00/ jpl/ orang
4) Elektromedis Jenjang lainnya minimal Rp. 600.000.00/ orang/ jpl/ orang
h. Instruktur, sebesar Rp. 150.000.00/ jpl/ orang
i. Narasumber agen non sponsorship sesuai aturan pembiayaan narasumber, dan
untuk Narasumber agen tunggal sponsorship bebas pembiayaan honorarium
narasumber
41
2. Pembiayaan penyelenggaraan pelatihan:
a. Satuan Kredit Profesi (SKP), sesuai kebijakan terkini dari DPP IKATEMI
(Rp.500.000/ SKP Peserta)
b. Paket meeting
Paket residensial fullboard meeting, dengan fasilitas tempat
penyelenggaraan sesuai standar. Apabila tidak termasuk biaya penginapan,
panitia menyediakan informasi rekomendasi hotel di sekitar tempat
penyelenggaraan.
c. Fasilitas peserta
Fasilitas peserta meliputi residensial fullboard meeting, modul pelatihan,
flashdisk berisi hasil presentasi, uniform (wearpack/ rompi/ kaos/ jaket/ jas).
42
g. Bendahara menyusun laporan akhir realisasi anggaran (pertanggungjawaban),
sesuai hasil pelaksanaan di akhir penyelenggaraan pelatihan secara akuntabel.
h. Sponsorship penyelenggaraan merupakan dana operasional dan pengembangan
DPP/DPD/DPC Ikatemi selaku penyelenggara, sehingga penggunaan anggaran
bersumber sponsorship, atas persetujuan terlebih dahulu antara ketua panitia
dengan DPP/ DPD/ DPC selaku penanggung jawab penyelenggara pelatihan, dana
tersebut dapat digunakan apabila terjadi defisit anggaran atau kebutuhan
operasional pelatihan.
i. Dana sponsorship tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
kediklatan dan keorganisasian DPP/DPD/DPC meliputi biaya pengembangan
kurikulum, pengembangan modul pelatihan, investasi peralatan pelatihan, biaya
peningkatan sumber daya manusia dan biaya lain yang diperlukan, yang dikelola
oleh DPD Ikatemi terkait.
j. Saldo pelaksanaan pelatihan dimasukkan ke kas DPP/DPD/DPC Ikatemi terkait
selaku penyelenggara, paling lambat satu bulan setelah pelaksanaan.
2. Pelaksanaan pelatihan
a. Pendaftaran melalui aplikasi google formulir atau sejenisnya
b. Pemanggilan peserta sesuai urutan pendaftaran, peserta yang melakukan
pembayaran lebih dahulu diprioritaskan sebagai peserta pelatihan
c. Biaya pendaftaran ditransfer ke rekening DPD/ DPC Ikatemi, atau onsite atas
persetujuan panitia
d. Apabila peserta mengundurkan diri selambat-lambatnya satu bulan sebelum
pelaksanaan maka biaya pendaftaran tidak dapat dikembalikan
e. Apabila kriteria peserta tidak sesuai persyaratan, maka pendaftaran dianggap
batal dan biaya pendaftaran dikembalikan selambat-lambatnya satu bulan
setelah pelaksanaan.
43
C. EVALUASI PEMBIAYAAN PROGRAM PELATIHAN
Rencana tindak lanjut untuk perbaikan pembiayaan program pelatihan dievaluasi
dan disusun dengan memperhatikan biaya kepatutan pelaksanaan, kenyamanan/
kepuasan peserta, hasil pembelajaran dan semangat tim penyelenggara pelatihan
elektromedik.
44
BAB IX
PENGELOLAAN PELATIHAN
BAB IX : PENGELOLAAN PELATI
HAN
A. STANDAR PENGELOLAAN PELATIHAN
1. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta membangun komitmen belajar
diantara peserta.
b. Penyiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang mempunyai pengaruh
terhadap perubahan perilaku dalam menciptakan iklim yang kondusif dalam
melaksanakan tugas.
c. Penjajagan awal peserta dengan memberikan pre-test.
d. Pembahasan materi kelas.
e. Praktik kelas dalam bentuk penugasan-penugasan dan praktik lapangan.
f. Penjajagan akhir peserta dengan memberikan post-test.
Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta dilibatkan secara aktif baik dalam
teori maupun penugasan, dimana:
a. Pengendali pelatihan mempersiapkan peserta untuk siap mengikuti proses
pembelajaran.
b. Pengendali pelatihan menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada setiap materi.
c. Pengendali pelatihan dapat mengawali proses pembelajaran dengan:
Penggalian pengalaman peserta.
Penjelasan singkat tentang seluruh materi.
Penugasan dalam bentuk individual atau kelompok.
d. Setelah semua materi disampaikan, pengendali pelatihan dan atau peserta dapat
memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan materi yang diberikan.
e. Sebelum pemberian materi berakhir, pengendali pelatihan dan peserta dapat
membuat rangkuman.
45
2. Metode pelatihan
Metode pelatihan ini berdasarkan pada prinsip:
a. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan yang
terkait dengan tugas yang dilaksanakan.
b. Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran.
c. Pembinaan kondisi yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya komunikasi
dua arah.
3. Alur Proses Pelatihan
Rincian rangkaian alur proses pelatihan sebagai berikut:
a. Pembukaan, proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut :
1) Safety Briefing
2) Pembukaan (oleh MC)
3) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
4) Menyanyikan Mars IKATEMI.
5) Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
6) Pengarahan dari DPP/ DPD Ikatemi atau pejabat yang berwenang (tentang
latar belakang perlunya penyelenggaraan pelatihan), sekaligus membuka
acara.
7) Penyerahan peserta dari Panitia Penyelenggara kepada Pengendali pelatihan
8) Penyematan tanda peserta secara simbolis
9) Do`a
10) Dokumentasi ( Foto bersama )
b. Membangun komitmen belajar (kesepakatan pembelajaran)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti
proses pembelajaran, kegiatannya antara lain:
1) Penjelasan oleh Pengendali pelatihan tentang tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar.
2) Perkenalan antara peserta, Pengendali pelatihan, panitia penyelenggara, dan
juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan
permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.
46
3) Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen masing-
masing peserta selama pelatihan.
4) Kesepakatan antara pengendali pelatihan, penyelenggara pelatihan dan
peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi :
pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang
lainnya.
c. Pemberian Materi Dasar
Setelah materi membangun komitmen belajar, kegiatan dilanjutkan dengan
memberikan materi dasar sebagai pengetahuan/wawasan yang sebaiknya
diketahui peserta dalam pelatihan.
d. Pemberian Materi Inti
Pemberian materi keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada
kompetensi keterampilan yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua
peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu
metode ceramah tanya jawab interaktif, studi kasus, diskusi kelompok, bermain
peran, tugas baca, simulasi, praktik lapangan.
e. Pemberian Materi Penunjang
Pemberian materi penunjang berupa Rencana Tindak Lanjut (RTL). Masing-
masing peserta menyusun rencana tindak lanjut setelah selesai pelatihan
elektromedik.
f. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan cara me-review kegiatan proses pembelajaran
yang sudah berlangsung, ini sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses
pembelajaran selanjutnya. Di samping itu juga dilakukan proses umpan balik dari
pelatih ke peserta berdasarkan penilaian penampilan peserta, baik di kelas
maupun di lapangan.
g. Penutupan
Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan
masukan dari peserta ke penyelenggara dan fasilitator untuk perbaikan pelatihan
47
yang akan datang. Proses penutupan pelatihan meliputi beberapa kegiatan
berikut:
1) Pembukaan (oleh MC)
2) Sambutan Pengendali pelatihan
3) Penyerahan peserta dari Pengendali pelatihan kepada Panitia Penyelenggara
4) Sambutan oleh wakil peserta
5) Pelepasan tanda peserta secara simbolis
6) Penyerahan Sertifikat Pelatihan oleh Panitia Penyelenggara
7) Sambutan oleh Panitia penyelenggara sekaligus menutup acara
8) Do`a
48
D. STANDAR SERTIFIKASI
1. Sertifikat yang mempunyai nilai Satuan Kredit Profesi (SKP) elektromedis hanya
diberikan pada peserta yang mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir, dibuktikan
dengan absensi setiap materi/sesi/hari, minimal 90% kehadiran untuk materi teori
dan 100% untuk materi praktik.
2. Apabila kehadiran peserta tidak memenuhi ketentuan tersebut maka sertifikat
kepesertaan tidak dapat diberikan namun penyelenggara dapat memberikan surat
keterangan keikutsertaan pelatihan tersebut.
3. DPD Ikatemi, Fasyankes, Faskes lainya dan institusi Penyelenggara pelatihan yang
terakreditasi dapat mengajukan permohonan SKP kepada Lembaga Diklat Profesi
(LDP) Elektromedis untuk memperoleh SKP elektromedis.
4. Penyelenggara pelatihan yang terakreditasi dapat mengajukan permohonan uji
kompetensi kepada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Elektromedis untuk
mendapatkan sertifikat kompetensi.
5. Penyelenggara pelatihan yang belum terakreditasi hanya mendapatkan sertifikat
keikutsertaan yang mempunyai nilai SKP elektromedis.
6. Sertifikat kompetensi (certificate of competence) elektromedis hanya diberikan
kepada peserta pelatihan minimal 30 JPL dengan uji kompetensi sesuai dengan
ketentuan, dan dinyatakan lulus uji kompetensi. Apabila tidak lulus uji kompetensi
maka hanya diberikan sertifikat keikutsertaan (certificate of attendance).
7. Syarat mengikuti uji kompetensi peserta harus memenuhi syarat kehadiran (point
1).
49
2. SKP elektromedis diperuntukkan bagi penyelenggaraan pelatihan teknis, pelatihan
kepemimpinan dan pelatihan jabatan fungsional elektromedis.
3. Melampirkan kerangka acuan pelatihan elektromedik/ Term of Reference (ToR).
4. Melampirkan kurikulum pelatihan.
5. Permohonan disampaikan paling cepat 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan dan
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan.
6. Memberi laporan dan evaluasi penyelenggaraan acara ke Lembaga Diklat
Elektromedik paling lambat 3 (tiga) bulan setelah pelaksanaan.
7. Membayar biaya SKP profesi sesuai ketentuan, sebelum acara dilaksanakan.
F. SERTIFIKAT PELATIHAN
1. Sertifikat bagian depan:
d
e
Pelatihan Nasional Pemeliharaan, Alat Life Support Teknologi f
Tinggi g
Keterangan:
a. Nomor sertifikat 92.012.2018.001
1) 92 Kode DPD/Provinsi (Jika yang menyelenggarakan DPC maka ditambahkan
kode DPC sesuai kebijakan DPD, misal 92-1).
2) 012 Nomor awal surat penetapan SKP dari DPP IKATEMI.
3) 2018 Tahun penyelenggaraan.
4) 001 Nomor urut sertifikat (absensi pelatihan)
50
b. Penyelenggara Pelatihan.
c. Nomor surat penetapan SKP dari DPP IKATEMI.
d. Nama lengkap pemilik sertifikat tanpa gelar.
e. Peran pemilik sertifikat (Peserta, Narasumber, Fasilitator, Instruktur, Pengendali
pelatihan, Penyelenggara).
f. Tema pelatihan.
g. Tempat dan waktu penyelenggaraan.
h. Nilai ketetapan SKP.
i. Nama dan nomor KTA ketua penyelenggara.
2. Sertifikat bagian belakang:
Berisi materi pelatihan yang mencakup materi dasar, materi inti dan materi penunjang,
serta waktu pelatihan yang menunjukkan jumlah JPL teori, JPL penugasan, dan JPL
praktik lapangan, diberi tanggal dan ditandatangani oleh ketua panitia penyelenggara.
3. Tidak ada logo kemenkes atau logo institusi lain, kecuali telah memperoleh kerja sama
atau akreditasi.
4. Tidak menyertakan logo sponsorship dalam sertifikat.
51
6. Penomoran sertifikat Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan pusat maupun daerah
dikeluarkan oleh Badan PPSDM Kesehatan.
7. Sertifikat Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan harus dilengkapi dengan logo
Kementerian Kesehatan.
a. Dalam hal Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan diselenggarakan oleh
Kementerian bekerjasama dengan instansi pemerintah lainnya atau sebaliknya,
logo Kementerian Kesehatan diletakkan pada sebelah kiri atas halaman depan
sertifikat dan logo instansi pemerintah lainnya diletakkan di sebelah kanan atas
sejajar dengan logo Kementerian Kesehatan.
b. Dalam hal Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan diselenggarakan oleh
pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota
bekerjasama dengan pihak lainnya, logo dinas kesehatan provinsi diletakkan
pada sebelah kiri atas halaman depan sertifikat, logo Kementerian Kesehatan
diletakkan di sisi tengah atas halaman depan sertifikat, dan logo pihak lainnya di
letakkan di sebelah kanan atas.
c. Pada halaman belakang sertifikat dicantumkan daftar mata pelajaran dan
ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan/Balai Pelatihan
Kesehatan sebagai penyelenggara pelatihan. Sebagaimana terlampir.
52
3. Penilaian SKP Pelatihan Elektromedik:
a. SKP Pelatihan Regional Elektromedik
JPL 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 17 s/d 20 dst
SKP Peserta 1 2 3 4 +1
SKP Narasumber/ Fasilitator/ 2 2 2 2 2
Instruktur
SKP Moderator 1 1 1 1 1
SKP Panitia 2 2 2 2 2
SKP Pengendali Pelatihan/ 2 2 2 2 2
MOT/ Pemrasaran
SKP Peserta 2 3 4 5 +1
SKP Narasumber/ Fasilitator/ 3 3 3 3 3
Instruktur
SKP Moderator 2 2 2 2 2
SKP Panitia 3 3 3 3 3
SKP Pengendali Pelatihan/ 3 3 3 3 3
MOT/ Pemrasaran
c. SKP Pelatihan Internasional Elektromedik
JPL 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 17 s/d 20 dst
SKP Peserta 4 5 6 7 +1
SKP Narasumber/ Fasilitator/ 4 4 4 4 4
Instruktur
SKP Moderator 3 3 3 3 3
SKP Panitia 4 4 4 4 4
SKP Pengendali Pelatihan/ 4 4 4 4 4
MOT/ Pemrasaran
I. KEBIJAKAN PELATIHAN
Kebijakan pelatihan elektromedis ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu pengelolaan penyelenggaraan pelatihan elektromedis yang
diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja
elektromedis yang bermutu, kompeten dan profesional.
2. Akreditasi penyelenggara pelatihan elektromedis meliputi kurikulum, peserta,
pelatih dan institusi penyelenggara. Khusus untuk kurikulum dan modul sesuai
kompetensi yang dicapai harus distandarisasi secara nasional. Pelaksanaan
pelatihan elektromedis di setiap institusi/penyelenggara pelatihan diharapkan
mempunyai kualitas penyelenggaraan dan hasil pelatihan yang relatif sama.
53
BAB X
PENGENDALIAN MUTU PELATIHAN
BAB X : PENGENDALIAN MUTU PE
LATIHAN
Pengendalian mutu pelatihan elektromedis dilakukan dengan monitoring
pelaksanaan pelatihan serta evaluasi hasil penyelenggaraan pelatihan.
54
3. Pelatih/ Narasumber/ Instruktur
a. Memiliki sertifikat TPPK dari BPPSDMK Kemenkes/ TOT substantif
b. Kompeten pada materi yang disajikan
c. Menyusun modul materi pelatihan yang disajikan
4. Panitia Penyelenggara
a. Evaluasi Persiapan
1) Melakukan koordinasi awal, sebelum pelaksanaan pelatihan.
2) Melakukan koordinasi final pelaksanaan, maksimal 1 (satu) minggu
sebelum Pelatihan
b. Evaluasi Pelatihan
1) Melakukan kuisioner terhadap pelatih dan penyelenggara
2) Melakukan pre-test dan post-test
c. Evaluasi dan Pelaporan Hasil Penyelenggaraan Pelatihan
1) Melaporkan hasil evaluasi pelatihan ke DPD dan LDP IKATEMI maksimum
3 (tiga) bulan setelah pelaksanaan.
d. Evaluasi Pasca pelatihan
1) Dalam rangka pengembangan pelatihan, LDP Elektromedis atau DPD
IKATEMI bila perlu melakukan evaluasi pasca pelatihan terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Berdasarkan hasil evaluasi, LDP Elektromedis atau DPD IKATEMI dapat
membuat perencanaan kegiatan peningkatan sumber daya manusia dan
sumber daya pelatihan lainnya.
56
BAB XI
EVALUASI DAN PELAPORAN HASIL PELATIHAN
BAB XI : EVALUASI DAN PELAPORAN HASIL PE
LATIHAN
Evaluasi Pelatihan Elektromedik merupakan proses pengumpulan data dan informasi
yang dibutuhkan dalam program pelatihan yang difokuskan pada peninjauan kembali
proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan serta dikaitkan dengan peningkatan
kinerjanya.
Tujuan evaluasi pelatihan adalah untuk menganalisis efektivitas penyelenggaraan
pelatihan, serta mengendalikan dan meningkatkan mutu pelatihan elektromedik. Evaluasi
pelatihan secara umum terdiri dari evaluasi peserta, pelatih dan penyelenggara. Bila perlu
dilakukan evaluasi materi pelatihan, evaluasi biaya pelatihan.
HASIL USULAN
NO URAIAN
KAJIAN PERUBAHAN
A. KOMPONEN KURIKULUM
Variabel Tujuan
Apakah Tujuan menunjukkan kejelasan
perubahan kompetensi pengetahuan, sikap
dan ketrampilan?
Variabel Materi
Apakah ada kesesuaian antara materi inti
pelatihan dengan tujuan pelatihan?
Apakah ada kesesuaian materi inti yang
terdapat dalam GBPP
Apakah Proporsi waktu antara teori dengan
praktik/ penugasan pada struktur program
sudah sesuai?
Variabel metode
Apakah Metode yang digunakan sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai
Variabel alat bantu
Apakah alat bantu, bahan dan media sudah
sesuai dengan metode/persyaratan praktik
yang digunakan?
Variabel Evaluasi
Adanya Instrumen Evaluasi untuk :
Peserta,
Pelatih,
Penyelenggara
Kesesuaian evaluasi hasil belajar dengan
kompetensi yang ingin dicapai
B. KOMPONEN PESERTA
Variabel kriteria
Kesesuaian Persyaratan Calon Peserta
Variabel Efektivitas Pelatihan
Pelatihan Non Teknis
Jumlah Calon Peserta dalam 1 kelas
Peserta 30
Pelatihan Teknis
Jumlah Calon Peserta dalam satu kelas :
Peserta 15
Peserta 16-25
Peserta >25
60
Perbandingan jumlah peserta dengan
fasilitator :
Peserta : Fasilitator = ≤ 5 : 1
Peserta : Fasilitator = 6 - 10 : 1
Peserta : Fasilitator = > 10 : 1
Variabel Kriteria :
Memiliki Kemampuan Kediklatan
(telah mengikuti Training of Trainer
Elektromedis)/ TPPK/mempunyai pengalaman
melatih/mengajar)
Variabel Profesionalisme :
Kesesuaian Keahlian dengan Materi yang
diberikan(pelatih memiliki pendidikan dasar
profesi/pelatihan tambahan/pengalaman
dalam bidang tugasnya sesuai dengan materi
yang diberikan)
C. KOMPONEN PENYELENGGARA
Variabel Landasan Hukum :
Kesesuaian institusi penyelenggara
berdasarkan kewenangan hokum
Institusi diklat kesehatan, baik pemerintah
maupun swasta
Institusi kesehatan non diklat, dengan Master
of Training (MOT)
Institusi kesehatan non diklat, tanpa Master
of Training (MOT)
Variabel Penyelenggara :
Adanya Master of Training (MOT) dan atau
Training officer Course (TOC) yang menjadi
pengelola diklat
D. KOMPONEN TEMPAT PENYELENGGARA
PELATIHAN
Variabel Tempat Penyelenggaraan :
Kesesuaian Tempat penyelenggaraan
berdasarkan fungsi tempat penyelenggaraan
pelatihan
Institusi diklat sesuai dengan badan hukum
dan memiliki sarana kelas dengan
kelengkapannya
Institusi non diklat, dengan dan memiliki
sarana kelas dengan kelengkapannya
Institusi non diklat dengan sarana kelas yang
tidak lengkap
Sumber: Kemenkes (2015)
Evaluasi pada tahap ini mengukur tingkat kepuasan peserta dalam mengikuti
pelatihan. Pelatihan akan efektif, apabila peserta pelatihan bereaksi dengan baik
terhadap penyelenggaraan pelatihan.
61
Data yang dikumpulkan merupakan data deskriftif kuantitatif dengan metode
kuesioner skala likert.
Evaluasi tahap reaksi mencakup elemen evaluasi terhadap pelatih/ fasilitator/
instruktur dan penyelenggara
Tabel 11.2 Interpretasi skala likert
SKALA SKALA 100 INTERPRETASI
LIKERT
5 86 – 100 Sangat baik
4 76 – 85 Baik
3 56 – 75 Cukup
2 45 – 55 Kurang
1 0 – 44 Sangat kurang
Sumber: Kemenkes (2015) diolah
1) Penguasaan materi.
2) Ketepatan waktu.
62
3) Sistematika penyajian.
4) Penggunaan metode, media dan alat bantu pelatihan.
5) Empati, gaya dan sikap terhadap peserta.
6) Penggunaan bahasa dan volume suara.
7) Pemberian motivasi belajar kepada peserta.
8) Pencapaian tujuan pembelajaran.
9) Kesempatan tanya jawab.
10) Kemampuan menyajikan.
11) Penampilan.
12) Kerja sama antar tim pengajar (apabila team teaching).
Evaluasi terhadap penyelenggara:
1) Pengalaman belajar dalam pelatihan.
2) Rata-rata penggunaan metode pelatihan oleh pengajar.
3) Tingkat semangat belajar dalam mengikuti program pelatihan.
4) Tingkat kepuasan terhadap penyelenggaraan proses belajar mengajar.
5) Kenyamanan ruang belajar.
6) Penyediaan alat bantu pelatihan.
7) Penyediaan dan pelayanan bahan belajar.
8) Penyediaan dan kebersihan kamar kecil.
9) Pelayanan sekretariat
10) Penyediaan pelayanan akomodasi.
11) Penyediaan dan pelayanan konsumsi.
63
Jumlah bobot persentase sub elemen dari seluruh responden
Nilai bobot rerata = x100%
Jumlah sub elemen
Berdasar tabel 11.4 mengenai kriteria penilaian, memiliki makna untuk nilai kurang
dari 45 tidak diperkenankan. Nilai 45 – 55% menunjukkan reaksi yang kurang baik
terhadap pelatihan, nilai 56 – 75% menunjukkan reaksi yang lebih baik terhadap
pelatihan, nilai 76 – 85% menunjukkan reaksi yang positip karena menyadari mendapat
masukan yang berguna selama pelatihan, dan nilai 86 – 100% menunjukkan reaksi positip
yang tinggi.
Nilai akhir kelulusan ditentukan berdasarkan :
Penyelesaian tugas : 30 %
Uji praktik : 30 %
Uji komprehensif : 40 %
Tabel 11.3 Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan (Tahap Reaksi)
INDIKATOR ELEMEN SUB ELEMEN BOBOT NILAI BOBOT
(%) RATA-RATA PER-
ELEMEN
Pelatih Materi Manfaat materi
Penguasaan materi
Kemampuan Teknik penyajian
Kediklatan Penggunaan alat bantu
Interaksi dengan peserta
Pemberian motivasi belajar pada
peserta
Penyelenggara Penyelenggara Tujuan Pelatihan
Ketepatan waktu
Suasana pelaksanaan pelatihan
Hubungan peserta dengan
penyelenggara
Pelayanan dan sikap penyelenggara
Tempat Alat bantu
64
Penyelenggaraan Kelengkapan materi
Pelayanan akomodasi hotel
Pelayanan konsumsi
Sound sistem
Pelayanan komunikasi dan informasi
Sumber: Widodo (2018) dimodifikasi.
2 Peserta ke - 2
3 Peserta ke - 3
24 Peserta ke - 24
25 Peserta ke - 25
Jumlah
Skor Max
Bobot ( %)
Nilai bobot rerata =
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasar tabel 11.5 Sub elemen yang masih perlu ditingkatkan lagi adalah sub
elemen …………….. (nilai bobot rerata terendah ……….) disamping ………….. meskipun
65
bernilai ……………. harus dipertahankan dan ditingkatkan., dan nilai bobot tertinggi ………….
(………………) pada …………………………...
1 Peserta ke – 1
2 Peserta ke - 2
23 Peserta ke - 23
24 Peserta ke -24
25 Peserta ke - 25
Jumlah
Skor Max
Bobot ( %)
Nilai bobot
rerata =
92.75
Sumber: Data primer diolah (2019)
66
Sub Elemen 11 = Pelayanan komunikasi
dan informasi
Nilai Bobot Rata-rata
Sumber: Data primer diolah (2019)
Tabel 11.7 menyatakan bahwa sub elemen yang masih perlu ditingkatkan lagi
adalah sub elemen ………………. (bobot nilai ……………… terendah). Hubungan peserta
dengan penyelenggara dinilai ………………….. disamping pelayanan dan sikap
penyelenggara.
24 Peserta ke – 24
25 Peserta ke – 25
Jumlah
Rerata
Setelah ditemukan selisih, dilakukan analisis selisih untuk melihat tingkat kenaikan
hasil pre-test ke post-test
b) Bila perlu menganalisis data dengan uji t-test satu sampel (one sample t-test method,
one tailed) untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil dari pre-test dan pos-test
yang diperoleh tersebut signifikan.
Uji t (t-test) untuk menguji nilai rata-rata dari suatu sampel tunggal dengan suatu
nilai acuan apakah rata-rata memiliki peningkatan secara signifikan. Uji-t dipakai jika
jumlah data sampel kurang dari atau sama dengan 30. Syarat uji-t yaitu data kuantitatif
dan memenuhi asumsi berdistribusi normal. Uji-t satu sampel dengan uji satu arah
kanan (one tailed) untuk meneliti kenaikan nilai pre-test terhadap post-test.
68
Uji-t mengasumsikan bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi yang
terdistribusi memiliki sebaran atau normal. Maka pada tahap awal dilakukan uji
normalitas data. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan SPSS menggunakan
metode Shapiro Wilk, yang mempersyaratkan jumlah sampel kurang dari 50 dengan
kriteria apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka data terdistribusi normal. Dan
apabila data terdistribusi normal maka analisa statistik dapat dilanjutkan. Sebagai
contoh hasil uji normalitas seperti pada tabel 11.5.
Tabel 11.5 Contoh hasil uji normalitas data
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Keterangan
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre-test 0,182 19 0,082 0,952 19 0,393 Normal
Post-test 0,163 19 0,175 0,939 19 0,231 Normal
*
NGainSkor 0,125 19 0,200 0,938 19 0,216 Normal
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasarkan Tabel 11.5 diperoleh hasil uji normalitas dengan Shapiro wilk, nilai sig.
pre-test 0,393, nilai sig. post-test 0,231, dan nilai sig. NGainSkor 0,216, yang
menujukkan semua nilai lebih dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan data yang
digunakan dinyatakan berdistribusi normal.
Tabel 11.6. Hasil evaluasi tahap 2 (peserta)
2 Peserta ke 2
25 Peserta ke 25
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Data primer diolah (2019)
Hasil pre-test dan post-test (tahap-2) dapat dilihat pada tabel 11.6 Tabel 11.6
diperlihatkan bahwa dari total …… peserta, ……. peserta (……%) mengalami
peningkatan pemahaman materi, walaupun demikian ada …….. peserta (……..%) yang
tidak mengalami peningkatan pengetahuan.
69
Nilai rata-rata pre-test untuk seluruh peserta adalah ………. dan nilai rata-rata post-
test untuk seluruh peserta adalah …………... Dan terjadi peningkatan pengetahuan rata-
rata sebesar ………...
Berdasarkan hasil frekuensi peningkatan evaluasi peserta diperoleh hasil …….%
peserta mengalami peningkatan nilai dari pre test ke post test.
Menurut Kemenkes (2015), keberhasilan pelatihan dapat dilihat minimal 70% peserta
mengalami kenaikan dari pre-test ke post-test, seperti ditunjukkan pada tabel 11.7
persentase peserta yang mengalami peningkatan sebesar ……..% sehingga dapat
disimpulkan pelatihan yang diselenggarakan tersebut berhasil karena lebih dari 70,0%
persen peserta mengalami kenaikan nilai skor pre test ke post test.
Hasil pre-test dan post-test memperlihatkan adanya kenaikan rerata hasil Pre Test dan
Post Test sebesar ....... seperti uraian berikut:
- Pre Test, pada awal pelatihan dilakukan evaluasi dengan nilai rata-rata : ..........,
terendah : ............. dan tertinggi : .................
- Post Test, pada akhir pelatihan dilakukan evaluasi dengan nilai rata-rata: ............,
terendah : ............. dan tertinggi : ..............
Adapun langkah uji-t satu sampel dengan satu arah kanan (one tailed) adalah
sebagai berikut:
a) Membuat hipotesis:
Ho (hipotesis null) yang bersifat netral didefinisikan suatu pernyataan tentang
parameter yang bertentangan dengan keyakinan peneliti, atau kebalikan dari Ha.
Dimana Ha (hipotesis kerja/ alternative) merupakan anggapan dasar terhadap suatu
masalah yang sedang dikaji bersifat tidak netral.
Hipotesis,
Ho = Tidak terjadi kenaikan yang signifikan dari hasil pre-test ke post-test
Ho: µ ≤ µo ;rerata sampel (nilai dugaan) ≤ nilai acuan
70
Ha: µ > µo ;rerata sampel (nilai dugaan) > nilai acuan
∑(𝑋−𝑋̅) 2
𝑆𝑑 = √
𝑛−1
𝑋𝑗−𝑋𝑖
𝑋̅ = 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 = 𝑛
71
𝑆𝑑 = √𝑣𝑎𝑟
f) Menghitung nilai t-hitung:
𝑋̅ − µ𝑜
𝑡 − ℎ𝑖𝑡 =
𝑆𝑑⁄
√𝑛
𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡)−𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 (𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)
𝑡 − ℎ𝑖𝑡 = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
𝑆𝑑
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 (𝑆𝐸) =
√𝑛
72
Data yang dikumpulkan melalui observasi atau dengan action plan yang
dilakukan peserta, harus ada sasaran peningkatan kinerja yang terukur. Data
kuantitatif dengan metode survei dengan instrumen kuesioner. Observasi
perubahan perilaku bekerja diukur dengan:
1) Melakukan kuisioner kepada peserta, atasan langsung, dan bawahan/teman
sejawat.
2) Worksampling, evaluasi kemampuan berdasarkan hasil kerja yang telah
dilakukan peserta yang masih bekerja pada bidang elektromedik.
Langkah evaluasi tahap-3
a. Melakukan terlebih dahulu evaluasi di tahap-1 dan tahap-2.
b. Memberikan waktu untuk berlangsungnya perubahan perilaku, yang umumnya
adalah 3 sampai dengan 6 bulan setelah pelatihan.
c. Melakukan evaluasi perilaku baik sebelum dan sesudah program pelatihan
apabila memungkinkan.
d. Melakukan metode survei menggunakan kuisioner dan/atau wawancara pada
peserta pelatihan, atasan langsung peserta, bawahan peserta, dan pihak lain
yang sering mengamati perilaku peserta.
e. Melakukan evaluasi pada semua peserta, atau apabila tidak memungkinkan
gunakan metode sampling.
Kuesioner evaluasi tahap 3 (Perilalu):
Elemen diseminasi hasil pelatihan
1) Melaporkan dan mempresentasikan rencana tindak lanjut hasil pelatihan.
Peserta pelatihan menyusun rencana tindak lanjut dan mempresentasikan
kepada atasan.
2) Membagi/ mendesiminasikan hasil pelatihan kepada rekan sejawat.
Peserta pelatihan melakukan desiminasi hasil pelatihan yang diperoleh
kepada rekan sejawat.
Elemen perubahan perilaku kerja
3) Perubahan perilaku terhadap sikap kerja
4) Perubahan perilaku terhadap disiplin kerja
5) Perubahan perilaku terhadap peningkatan komunikasi dalam bekerja
73
6) Perubahan perilaku terhadap kompetensi kerja untuk menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan baru
7) Perubahan perilaku terhadap pencapaian target dalam mengerjakan tugas/
pekerjaan
8) Perubahan perilaku terhadap pelayanan yang professional dan bertanggung
jawab
Elemen Kondisi kerja
10) Memperoleh dukungan dari rekan kerja
Perubahan perilaku bekerja yang positip sebaiknya memperoleh dukungan
dari rekan kerja di tempat kerjanya.
11) Ketersediaan dan kesesuaian alat bantu dan fasilitas dalam pekerjaan.
Adanya kesesuaian materi pelatihan dengan kondisi di tempat kerja. Adanya
alat bantu dan fasilitas yang mendukung pelaksanaan tugas dari karyawan.
12) Menerapkan materi pelatihan yang diperoleh
Peserta pelatihan sebaiknya memperoleh kesempatan untuk menerapkan
materi yang diperoleh untuk diimplementasikan di tempat kerjanya.
13) Berkontribusi untuk perubahan di tempat kerja
Peningkatan perilaku kerja karyawan pasca pelatihan diharapkan mampu
membawa perubahan yang positip di tempat kerja.
Tabel 11.5 Evaluasi Pasca Pelatihan (Tahap Perilaku)
INDIKATOR ELEMEN SUB ELEMEN BOBOT NILAI BOBOT
(%) RATA-RATA PER-
ELEMEN
Peserta Diseminasi Melaporkan dan mempresentasikan
pengetahuan rencana tindak lanjut hasil pelatihan
Membagi/ mendesiminasikan hasil
pelatihan kepada rekan sejawat
Perubahan Perubahan perilaku terhadap sikap
Perilaku Kerja kerja
Perubahan perilaku terhadap disiplin
kerja
Perubahan perilaku terhadap
peningkatan komunikasi dalam bekerja
Perubahan perilaku terhadap
kompetensi kerja untuk menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan baru
Perubahan perilaku terhadap
pencapaian target dalam mengerjakan
tugas/ pekerjaan
Perubahan perilaku terhadap
pelayanan yang professional dan
bertanggung jawab
74
Kondisi Kerja Memperoleh dukungan dari rekan
kerja
Ketersediaan dan kesesuaian alat
bantu dan fasilitas dalam pekerjaan
Menerapkan materi pelatihan yang
diperoleh
Berkontribusi untuk perubahan di
tempat kerja
Sumber: Widodo (2018) modifikasi.
Analisis persentase tahap 3 dan tahap 4, dengan cara yang sama seperti pada
evaluasi tahap 1
b. Memberikan waktu dalam melihat dampak muncul atau tercapai. Tidak ada
75
c. Dapat dilakukan dengan metode survei menggunakan kuisioner
76
BAB XII
KEGIATAN NON KEDIKLATAN ELEKTROMEDIK
BAB XII : KEGIATAN NON KEDIKLA
B. KETENTUAN UMUM
Penyelenggaraan kegiatan tersebut secara administratif sesuai dengan pedoman
penyelenggaraan diatas, antara lain:
a. Pelaksanaan kegiatan maksimal 10 JPL/hari @45 menit
b. Kriteria peserta 100% elektromedis untuk kegiatan ber SKP Ikatemi.
1) Apabila bekerjasama dengan profesi lain, maka peserta diluar elektromedis
100% dipastikan berasal dari profesi tersebut. Absensi dibuat terpisah untuk
masing-masing profesi.
2) Apabila mengikutsertakan mahasiswa elektromedik, maka mahasiswa tidak
dimasukkan sebagai daftar peserta, namun dengan absensi tersendiri.
c. Materi kegiatan Elektromedik, sesuai pedoman penyelenggaraan pelatihan
elektromedik ini.
d. Absensi kehadiran peserta minimal 90% dari jumlah total waktu pelatihan.
e. Ketentuan sertifikat sama, perbedaan pada nama jenis kegiatan.
1) Apabila bekerjasama dengan profesi lain, nomor terakhir sertifikat bagi
elektromedis dibuat urut absen peserta elektromedis, selanjutnya peserta
diluar elektromedis ditulis angka 000
2) Apabila mengikutsertakan mahasiswa, nomor terakhir sertifikat mahasiswa
ditulis angka 000
77
Penyelenggaraan kegiatan secara teknis pelaksanaan sesuai dengan prosedur
dan ketentuan pelaksanaan masing-masing jenis kegiatan.
C. KETENTUAN PELAKSANAAN
1. Workshop elektromedik adalah kegiatan elektromedis yang memiliki minat dan
perhatian tertentu dalam rangka berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk
meningkatkan kompetensi atau memecahkan suatu masalah tertentu.
a. Langkah pelaksanaan workshop meliputi:
1) Pengantar tujuan workshop yang ingin dicapai
2) Pengupasan kulit permasalahan oleh beberapa narasumber yang kompeten
3) Perumusan masalah pokok, penentuan prosedur teknis pemecahan masalah
4) Aktifitas diskusi
5) Penentuan pemecahan masalah yang diambil dan rencana tindak lanjut
dibidang elektromedik.
b. Nama workshop:
Workshop berbeda dengan pelatihan, pada pelatihan pemberian informasi
pembelajaran dalam satu arah, sementara pada workshop seluruh peserta
memiliki kemampuan pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan materi yang
akan dibahas dan menghasilkan keputusan bersama.
Contoh:
1) Workshop penyusunan prosedur dan lembar kerja pemeliharaan alat
elektromedik teknologi sederhana.
2) Workshop penyusunan metode kerja pengujian/kalibrasi alat
elektromedik teknologi sederhana.
c. Zonasi pelaksanaan:
Workshop elektromedis diselenggarakan pada tingkat regional, nasional
dan internasional.
d. Jumlah peserta:
Jumlah peserta workshop elektromedis, minimal 10 orang maksimum 60
orang
78
e. Hasil akhir:
Merupakan rancangan draft yang dapat dipertimbangkan oleh DPP Ikatemi
untuk ditindak lanjuti pada pembahasan rapat kerja nasional yang dapat
dijadikan pedoman/ acuan/ rancangan/ kebijakan.
2. Seminar elektromedik adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu
masalah atau topik tertentu di bawah pimpinan ahli (Guru Besar, Pakar, dan
sebagainya), sebuah bentuk pengajaran yang diberikan secara khusus untuk
membahas suatu topik tertentu di bidang elektromedik.
a. Nama seminar:
Seminar berbeda dengan pelatihan, pada pelatihan pemberian informasi
pembelajaran dalam satu arah, sementara pada seminar para peserta lebih
dahulu mengumpulkan makalah presentasi yang sesuai dengan topik yang akan
dibahas, yang kemudian mempresentasikan, dan menghasilkan keputusan yang
disimpulkan oleh pimpinan ahli/ guru besar.
Contoh:
1) Seminar nasional teknologi flat detector pada pesawat digital radiograf.
2) Seminar metode kerja dan prosedur pemeliharaan alat elektromedik
berbasis risiko sesuai standar ECRI
b. Zonasi pelaksanaan:
Seminar elektromedis diselenggarakan pada tingkat nasional dan internasional.
c. Jumlah Peserta:
Jumlah peserta seminar elektromedis minimal 20 orang maksimum 100 orang
d. Hasil akhir:
Hasil seminar untuk dapat dipublikasi secara nasional melalui media profesi
elektromedis.
3. Simposium elektromedik adalah serangkaian presentasi didepan peserta
simposium elektromedis dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan
beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan
yang berbeda dengan topik yang sama dibidang elektromedik.
a. Zonasi pelaksanaan:
Simposium diselenggarakan pada tingkat nasional.
79
b. Jumlah Peserta:
Jumlah peserta simposium minimal 20 orang maksimum 100 orang
c. Hasil akhir:
Hasil simposium untuk dapat dipublikasi secara nasional melalui media profesi
elektromedis.
4. Lokakarya elektromedik adalah sebuah acara atau pertemuan yang dilakukan para
ahli (pakar) yang terkait di bidang elektromedik, bertujuan untuk membahas suatu
masalah praktis atau masalah terkait dengan keahlian di bidang elektromedik, untuk
memecahkan masalah dan mencari solusi bagi permasalahan tersebut.
5. Sosialisasi elektromedis adalah upaya memasyarakatkan sesuatu regulasi atau
kebijakan di bidang elektromedik sehingga menjadi dikenal, dipahami, dan dihayati.
6. Pengabdian kepada masyarakat elektromedik adalah kegiatan yang dilaksanakan
elektromedis dalam rangka pemberdayaan masyarakat, mengabdikan atau
memberikan ilmu kepada masyarakat, secara mandiri atau tim.
Tujuan kegiatan:
1) Memanfaatkan keilmuan elektromedis untuk kemanusiaan
2) Sharing keilmuan dan ketrampilan elektromedis kepada masyarakat dan atau
sesama elektromedis.
Bentuk kegiatan:
a. Kegiatan sosial :
Misal memberikan penyuluhan masyarakat berkaitan dengan peralatan
elektromedik, mempersiapkan dan menjamin kinerja peralatan elektromedis
pada kegiatan sosial, atau melakukan kegiatan pemeliharaan peralatan
elektromedik di masyarakat/ institusi umum
b. Penanggulangan bencana
Misal pemeliharaan alat elektromedik pasca bencana.
c. Kegiatan keprofesian lain.
Bukti penilaian kegiatan:
a. Surat tugas atau surat keputusan dari DPD/DPC Ikatemi
b. Diberikan untuk setiap kegiatan
80
c. Laporan kegiatan yang disahkan oleh penanggung jawab kegiatan dan minimal
diketahui oleh Lurah/ kepada desa atau setara.
D. KRITERIA SKP KEGIATAN
Nilai satuan kredit profesi kegiatan non kediklatan elektromedik mengacu pada Ketetapan
SKP IKATEMI.
81
SKP Panitia 4 4 4 4 4
SKP 4 4 4 4 4
Pengendali
Pelatihan/
MOT/
Pemrasaran
82
3. SKP Kegiatan non kediklatan lainnya
Sesuai ketetapan dari DPP Ikatemi, apabila penetapan SKP belum dapat ditentukan
maka sesuai dengan kebijakan dari Lembaga Diklat Profesi Elektromedik.
83
BAB XIII
PENYUSUNAN DAN EVALUASI SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST
A. Langkah uji:
Pre-test adalah melakukan penilaian terhadap kemampuan dasar yang dimiliki
peserta. Materi soal mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang dilakukan
pada sesi sebelum pelatihan.
Post-test adalah melakukan penilaian terhadap kemampuan dasar yang dimiliki
peserta setelah mengikuti pelatihan. Materi soal mencakup pengetahuan, keterampilan
dan sikap, yang dilakukan pada sesi akhir pelatihan.
Tahapan persiapan pelaksanaan test:
1. Memilih bahan presentasi dari narasumber apabila tersedia bahan presentasi atau
menentukan bahan presentasi apabila narasumber tidak menyediakan bahan
presentasi.
2. Mengidentifikasi kisi-kisi soal sesuai modul pelatihan.
3. Menyusun soal tes
4. Menggandakan soal dan lembar jawaban
Tahapan pelaksanaan test:
5. Memastikan 100% peserta mengikuti pre-test dan post-test.
Tahapan penilaian hasil test:
6. Menganalisis dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test untuk melihat
angka kenaikan dari pre-test ke post-test.
7. Menghitung persentasi kenaikan dari pre-test ke post-test dengan melakukan
perhitungan bobot persentase hasil test.
8. Atau melakukan uji statistik dengan uji-t satu sampel arah kanan (one tailed).
B. Penyusunan soal:
1. Mendesain dan menyusun soal tes (30 soal) yang mencakup semua materi
pelatihan:
a. 6 soal berisi pengetahuan pengukuran domain kognitif
84
b. 12 soal berisi keterampilan/ keahlian pengukuran domain phsicomotoric
c. 12 soal berisi sikap kerja pengukuran domain afektif
2. Materi soal pre-test dan post-test bisa sama, atau berbeda, susunan bisa diacak
atau jika diperlukan berbeda soal
3. Ada kesesuaian, antara materi yang diajarkan dengan materi yang diujikan
4. Ada keseimbangan, materi yang dianggap penting mendapat porsi lebih banyak
5. Representatif kasus dalam pembuatan soal, untuik menilai hasil uji yang lebih
obyektif.
6. Didalam struktur soal terdiri dari vignette, lead in dan option,
a. Menentukan topik/ tema:
Menentukan secara jelas dan spesifik apa yang ingin diujikan, diambil dari
standar kompetensi
Misal: Pemeliharaan alat elektromedik diagnostik teknologi menengah
b. Membuat vignette, satu vignette memungkinkan untuk dibuat dalam
beberapa lead in.
- Format tulisan satu paragraph (1 kalimat utama)
- Berisi kompetensi esensial (penting/ banyak ditemukan)
- Sumber: kasus, laporan penelitian, atau laporan kegiatan
Misal:
Seorang elektromedis hendak melakukan pengujian/ kalibrasi ECG recorder
dengan menggunakan sebuah ECG simulator dan jangka sorong, untuk uji
laik pakai alat tersebut elektromedis hendak menguji heart rate, kecepatan
kertas dan sensitivity, apakah hasil pengukuran memenuhi toleransi yang
diijinkan.
c. Memilih pertanyaan yang akan diajukan (lead in)
Dari hasil print out pada lead II dengan kecepatan kertas 25 mm/s diketahui
jarak peak to peak hasil perekaman pulsa pada kertas ECG adalah 18,75 mm.
Berapa nilai keluaran heart rate (bpm) berdasarkan data tersebut ?
d. Option
a) 30 bpm
b) 60 bpm
c) 80 bpm
d) 100 bpm
e) 120 bpm
85
e. Menentukan kunci jawaban
𝑚𝑚
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 ( ) 𝑋 60𝑠 1500
𝑏𝑝𝑚 = 𝑠 = = 80
𝑝𝑒𝑎𝑘 𝑡𝑜 𝑝𝑒𝑎𝑘 (𝑚𝑚) 18,75
Jawaban: C
Jadi soal test diatas:
C. Evaluasi soal
1. Uji Tingkat Kesukaran (difficulty index)
Untuk mengetahui derajat kesukaran pada setiap butir soal.
Ba Bb
TingkatKesukaran
Ja Jb
Dimana :
Nilai peserta di ranking dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu kelompok atas
dan kelompok bawah.
Ba : Jumlah yang menjawab benar dari kelompok atas
Bb : Jumlah yang menjawab benar dari kelompok bawah
Ja : Jumlah lembar jawaban kelompok atas
Jb : Jumlah lembar jawaban kelompok bawah
Tabel 13.1 Hasil uji tingkat kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi Hasil
TK < 0,35 Sukar
0,35 < TK < 0,70 Sedang
TK > 0,70 Mudah
86
2. Uji Tingkat Daya Pembeda (Difference Index)
Untuk mengetahui tingkat daya pembeda pada setiap butir soal sehingga dapat
membedakan yang pandai dan yang kurang pandai.
Ba Bb
TingkatDayaPembeda
Ja Jb
Dimana :
Ba : Jumlah yang menjawab benar dari kelompok atas
Bb : Jumlah yang menjawab benar dari kelompok bawah
Ja : Jumlah lembar jawaban kelompok atas
Jb : Jumlah lembar jawaban kelompok bawah
Tabel 13.2 tabel hasil uji tingkat pembeda
Tingkat Daya Pembeda (DP) Interprestasi Hasil
DP > 0,75 Tinggi
0,50 < DP < 0,75 Sedang
DP < 0,50 Rendah
87
BAB XIV
ATURAN PERALIHAN
BAB XII : ATURAN PERALIHAN
1. Pedoman ini disahkan pada tanggal 7 Desember 2019, dan mulai berlaku terhitung
mulai tanggal 2 Januari 2020.
2. Selama proses sosialisasi penyelenggaraan pelatihan diharapkan masing-masing
penyelenggara pelatihan dapat menyesuaikan penyelenggaraan pelatihan
sebagaimana tercantum dalam pedomen pelatihan elektromedik.
3. Selama Lembaga Diklat Profesi (LDP) Elektromedis belum terbentuk maka tanggung
jawab LDP elektromedis dilimpahkan kepada DPP IKATEMI.
4. Selama Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Elektromedis belum terbentuk maka tanggung
jawab LSP elektromedis dilimpahkan kepada LSP Kesehatan.
5. Petunjuk teknis pelatihan elektromedik online akan diatur tersendiri.
88
BAB XV
PENUTUP
BAB XIV : PENUTUP
Standar kurikulum ini merupakan acuan minimal yang harus dipenuhi dalam
melakukan pelatihan elektromedik, dapat dilakukan pengembangan materi pembelajaran
sesuai kebutuhan.
89
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Jasa Pendidikan
Bidang Standardisasi, Pelatihan dan Sertifikasi;
Kementerian Kesehatan Badan PPSDMK Pusdiklat Aparatur (2014), Kurikulum dan Modul
Pelatihan Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK), Jakarta
Kirkpatrick, Donald.L. & Kirkpatrick, James.D. (2009). Evaluating Training Program; The
Four Levels (3rd ed)
Kirkpatrick, Donald.L. & Kirkpatrick, James.D. (2007). Implementing the Four Levels a
practical guide for effective evaluation of training programs (1st ed), diperoleh dari
http://www.gen.lib.rus.ec
Russell, Jeffrey & Russell, Linda (2006), Leading Change Training Trainer`s Workshop
Series (1st ed), diperoleh dari http://www.gen.lib.rus.ec
90
Sumardjo (2018), Manajemen Pengembangan Sumberdaya Manusia Konsep-konsep
Kunci, Bandung, Alfabeta
91
LAMPIRAN
RENCANA PELATIHAN
A. Format kerangka acuan pelatihan elektromedik
B. Format jadwal pelatihan elektromedik
C. Contoh permohonan SKP pelatihan elektromedik
PERSIAPAN PELATIHAN
D. Contoh susunan kepanitiaan
E. Contoh Surat Keputusan Penyelenggara Pelatihan elektromedik
F. Contoh RAB pelatihan elektromedik
G. Contoh Form Honorarium pelatihan elektromedik
H. Format tata tertib peserta pelatihan elektromedik
I. Contoh Panduan Praktik
J. Form Rencana kebutuhan alat dan bahan praktik
K. Contoh Modul pelatihan
FORMULIR PELATIHAN
L. Form checklist penerimaan persyaratan peserta
M. Form checklist penerimaan fasilitas peserta
N. Form checklist penerimaan peserta (pengaturan kamar)
O. Form biodata peserta
P. Form biodata narasumber
Q. Form daftar hadir/ absensi Narasumber
R. Form daftar hadir/ absensi panitia
S. Form Kegiatan Praktik
T. Album kenangan peserta pelatihan
U. Format rencana tindak lanjut
PELAKSANAAN PELATIHAN
V. Checklist Penyelenggara
W. Checklist Pengendali Pelatihan
92
X. Checklist Tim Pengendali Mutu Pelatihan
Y. Form Evaluasi Pelatih (wajib)
Z. Form Evaluasi Penyelenggara (wajib)
AA. Form Evaluasi Materi
BB. Form Evaluasi Diri Peserta
CC. Form Mood meter
PASCA PELATIHAN
DD.Form Evaluasi Perilaku Kepada Atasan (tahap 3)
EE. Form Evaluasi Perilaku Kepada Bawahan (tahap 3)
FF. Form Evaluasi Perilaku Kepada Peserta (tahap 3)
GG. Form Evaluasi Kinerja Kepada atasan (tahap 4)
HH.Form Evaluasi Kinerja Kepada Peserta (tahap 4)
LAPORAN HASIL PELATIHAN
II. Format evaluasi pelaksanaan pelatihan
JJ. Format laporan hasil uji praktik
KK. Contoh sertifikat pelatihan jabatan fungsional
93
A. Format kerangka acuan pelatihan elektromedik
95
B. Format Jadwal Pelatihan Elektromedik
JADWAL TENTATIF
PELATIHAN …………………………………..
Hari 1: Rabu, ….
SESI WAKTU MATERI MODUL NARA METODE TEMPAT
(Jpl) SUMBER
07.30 - 08.30 Registrasi Ulang
08.30 - 09.00 Pre-test
09.00 - 09.30 Pembukaan
09.30 - 09.45 Coffe break
1 09.45 - 10-30 Building Learning Commitment
2 10.30 - 11.15 Building Learning Commitment
3 11.15 - 12.00 Building Learning Commitment
12.00 - 13.00 Ishoma
Konsep Pengelolaan Peralatan MI-01 CTJ R. Arjuna
4 13.00 -13.45 Elektromedik Life Support
Konsep Pengelolaan Peralatan
5 13.45 - 14.30 Elektromedik Life Support
Dekontaminasi Alat
6 14.30 - 15.15 Elektromedik
15.15 - 15.45 Coffe break
Evaluasi dan Pelaporan
7 15.45 - 16.30 Kegiatan Elektromedik
Evaluasi dan Pelaporan
8 16.30 - 17.15 Kegiatan Elektromedik
dst
96
C. Contoh permohonan SKP pelatihan elektromedik
KOP SURAT
Nomor : …...
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan SKP Pelatihan Elektromedik
Yang terhormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Pelatihan ................... yang akan diselenggarakan oleh
Ikatemi DPD …….…….. dengan tema …..…….. di ..................................... pada tanggal .............. s/d
......................... Pelatihan diikuti sebanyak ............. (.............) orang peserta. Sehubungan dengan
hal tersebut, kami mengajukan permohonan penerbitan satuan kredit profesi (SKP) pelatihan
elektromedik tersebut. (kerangka acuan dan kurikulum pelatihan terlampir).
Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
…………, …………
Ketua DPD Ikatemi…..
……………………..
KTA.
97
D. Contoh susunan kepanitiaan
(susunan seksi kepanitiaan menyesuaikan kondisi setempat)
Tim Pelaksana,
Ketua Panitia : ………………..............................
Sekretaris : ………………..............................
Bendahara : ………………..............................
Seksi publikasi, dokumentasi dan
informasi : ………………..............................
Seksi perlengkapan dan akomodasi
Seksi konsumsi : ………………..............................
Seksi acara : ………………..............................
Seksi ilmiah : ………………..............................
(menyesuaikan kebutuhan panitia). : ………………..............................
Mengetahui
Ketua DPD IKATEMI …..,
…………………………………………………
KTA.
98
E. Contoh Surat Keputusan Penyelenggara Pelatihan Elektromedik
(SK kepanitiaan dan pengendali pelatihan)
SURAT KEPUTUSAN
Tentang:
PENYELENGGARAAN PELATIHAN
.......................................................
DPD IKATEMI ..............................
Menimbang : a. ....................
b. .....................
c. ....................
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Pelatihan ...................................
Kedua : Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh tim,
yang susunannya sebagai berikut:
Seksi : 1. ....................
2. ....................
3. …………………
99
4. ………………….
5. …………………
Ditetapkan di : ............................
Pada tanggal : ............................
........................................
100
F. Contoh RAB pelatihan elektromedik
N
URAIAN NAMA KETERANGAN SATUAN JUMLAH
O
PENERIMAAN
25 orang 1 paket
PENGELUARAN
I. Pengembangan Pelatihan
Biaya DPD/DPC
1 Ikatemi
10%
pengembangan
II. Kepanitiaan
Penanggung
1 Nama 1 orang 1 keg
Jawab Pelatihan
Pengendali
2 Nama 1 orang 1 keg
pelatihan
Ketua Panitia
3 Nama 1 orang 1 keg
Penyelenggara
by
4 Anggota Panitia 5 orang 1 keg
name
Pengarah
3 Nama 1 orang 1 keg
(Pembukaan)
Narasumber by
4 10 orang 1 keg
Pelatihan name
by
5 Instruktur 5 orang 20 keg
name
Paket
1 rapat, dll 15 orang 2 paket
Pertemuan
Fullboard 25
1 26 orang 3 hari
Meeting 4D3N peserta
Fullday
2 10 orang 10 orang 3 hari
Meeting Panitia
Biaya SKP
3 10 skp 10 skp 1 paket
Profesi
Modul
4 25 modul 1 paket
pelatihan
5 Biaya Spanduk backdrop 1 pcs 1 paket
Wearpack 25
6 35 orang 1 paket
Peserta peserta
25
7 Tas Peserta 35 orang 1 paket
peserta
101
8 Kit pelatihan 25 orang 1 paket
Hasil
9 Flashdisk 25 orang 1 paket
Presentasi
10 Sertifikat 40 orang 1 paket
ATK dan Foto
11 1 keg 1 paket
copy
Biaya
12 2 nomor 1 paket
komunikasi
TOTAL BIAYA
PELATIHAN
………………………., ……………………..
Mengetahui
Ketua DPD Ikatemi
Ketua Panitia Pelatihan,
…………………..
……………………………………… ………………………………………..
KTA. KTA.
102
G. Contoh Honorarium pelatihan elektromedik
2
3
JUMLAH - - - - -
.......................... , ...........................
Bendahara Pelatihan
.............................................
KTA.
(dalam rupiah)
Panitia
Honor Panitia Penyelenggara
penyelenggara Tanda
No kehadiran
Satuan Jum Jumlah Tangan
Nama instansi Pajak
Honor lah Diterima
1
2
3
JUMLAH - - - - -
....................... , .........................
Bendahara Pelatihan
.............................................
KTA.
103
H. Format tata tertib peserta pelatihan elektromedik
104
I. Contoh Panduan Praktik
PANDUAN PRAKTIK (nama alat, merk, type)
PELATIHAN TEKNIS PENGELOLAAN ALAT DIAGNOSTIK
I. DESKRIPSI SINGKAT
Panduan praktik ini merupakan prosedur dan langkah-langkah untuk
mengukur dan mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang diperoleh
peserta dalam proses pembelajaran.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti pelatihan, peserta memiliki ketrampilan teknis yang
diperoleh dari kegiatan praktik pada saat pembelajaran di kelas sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti praktik peserta mampu melakukan:
a. Instalasi alat elektromedik
b. Pengoperasian peralatan elektromedik
c. Pemantauan fungsi alat elektromedik
d. Pemeliharaan alat elektromedik
e. Perbaikan alat elektromedik
f. Pengujian/ kalibrasi alat elektromedik
III. POKOK BAHASAN
a. Langkah-langkah kegiatan sesuai prosedur
b. Yang diperbolehkan (DO) dan yang tidak diperbolehkan (DON`T) dalam
melakukan kegiatan.
c. Uji komprehensif pada peserta secara sampling/ keseluruhan.
IV. ALAT BANTU PRAKTIK
a. Alat elektromedik (alat praktik)
b. Alat ukur standar
c. Panduan praktik
105
d. Standar Prosedur Operasional
e. Formulir kegiatan
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Petunjuk praktik:
a. Praktik dilaksanakan di dalam kelas maupun di lapangan
b. Pada pelaksanaan praktik, perbandingan antara instruktur dengan peserta =1 :
5. Peserta yang berjumlah 25 orang, dibagi dalam 5 kelompok sesuai alat
praktik yang telah dipersiapkan. Setiap kelompok didampingi oleh 1 orang
instruktur.
c. Pada saat melaksanakan praktik, peserta berperan sebagai penyaji
pembelajaran praktik sesuai waktu, kompetensi dan prosedur.
d. Kompetensi praktik dinilai melalui keterampilan peserta dalam melakukan
praktik sesuai prosedur dan sikap kerja dalam melakukannya.
e. Masing-masing instruktur mendemonstrasikan prosedur praktik yang harus
dilakukan di masing-masing kelompok. Masing-masing/ perwakilan peserta
mempraktikkan kegiatan, kemudian instruktur melakukan pengamatan serta
menilai keterampilan masing-masing peserta dengan menggunakan cek-list
yang telah disediakan.
f. Apabila jumlah alat praktik terbatas, terdapat beberapa alat praktik yang
berbeda (lima alat), setiap kelompok berputar/ berganti ke kelompok
berikutnya, sampai semua alat selesai dipraktikan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran praktik,
Instruktur melakukan langkah-langkah kegiatan dalam proses
pembelajaran sebagai berikut:
a. Menjelaskan geografi alat dan fungsi panel kontrol
b. Menjelaskan langkah demi langkah secara berurutan bagaimana melakukan
kegiatan tersebut sesuai prosedur
c. Meminta peserta sampel/ sebagian/ seluruhnya, untuk melakukan praktik
yang sama dengan yang telah dijelaskan.
d. Instruktur melakukan pendampingan praktik.
e. Mengevaluasi langkah kegiatan dan memastikan sudah sesuai prosedur.
106
VI. URAIAN MATERI
Pengelolaan peralatan elektromedik dalam pembelajaran ini meliputi:
a. Instalasi Alat
Berisi langkah-langkah persiapan pra instalasi apabila diperlukan, langkah dan
prosedur instalasi.
b. Pengoperasian Alat
Berisi prosedur operasional bagaimana langkah-langkah operasional yang
harus dilakukan sesuai prosedur. Termasuk langkah korektif untuk
troubleshooting setiap alarm operasional, yang meliputi indikasi
kegagalan/alarm, uraian dan tindakan.
c. Pemantauan Fungsi/ Uji Kualitatif
Berisi langkah-langkah pemeriksaan fisik, fungsi dan aksesoris alat
elektromedik sesuai prosedur, bagian mana yang perlu dipelihara dan
bagaimana cara melakukannya. Bagaimana menentukan Pass atau Fail sesuai
hasil pengujian.
d. Pemeliharaan/ Uji Kuantitatif
Berisi langkah-langkah pengujian kuantitatif dari besaran yang dianggap
kritis dalam pelayanan. Bagaimana menilai hasil pengukuran terhadap
standar/ toleransi yang bisa diterima dan mampu menyatakan laik atau tidak
laik untuk digunakan.
Termasuk melakukan pemeliharaan preventif, meliputi pembersihan
(cleaning), pengaturan elektronik/ mekanik (adjusting), pelumasan
(lubricating), penggantian suku cadang (replacing) dan pengencangan mekanik
(tightening) serta menguji keselamatan listrik alat elektromedik.
e. Perbaikan
Berisi penjelasan bagian geography alat atau system/ sub system/ komponen
dari alat, berikut fungsi dan tip bagaimana cara melakukan pelacakan
kerusakan sesuai flow chart atau petunjuk teknik dari manufacture,
melakukan analisis kerusakan dengan dengan failure mode and effect analysis
107
(FMEA) atau metode fault tree analisis (FTA), flow chart atau metode lain yang
setara
f. Pengujian Dan Kalibrasi
Berisi langkah-langkah melakukan pengujian/ kalibrasi alat elektromedik.
Menjelaskan hasil pengukuran, dan melakukan perhitungan estimasi
ketidakpastian pengukuran, dan peserta mampu menentukan laik atau tidak
laik pakai untuk digunakan dan mendokumentasikannya.
108
J. Contoh rencana kebutuhan alat dan bahan praktik
………………, …………………
Mengetahui, Yang mengajukan,
……………………………... ……………………………..
109
K. Contoh Modul Pelatihan
MATERI INTI. 1
JUDUL MATERI (lihat struktur program)
I. DESKRIPSI SINGKAT
Menjelaskan secara singkat tentang materi
IV. METODE
110
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1.
Pengkondisian
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan
disampaikan.
2. Sampaikan tujuan pembelajarn materi ini dan pokok bahasan yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
Langkah 2.
Pembahasan per Materi
Fasilitator merangkum……
VII. URAIAN MATERI
Pokok Bahasan 1.
Pengumpulan isu public (Judulnya (lihat gbpp pada kurikulum/struktur program)
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………uraikan
Pokok Bahasan 2.
Judulnya (lihat gbpp pada kurikulum/struktur program)
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………uraikan
111
Judulnya (lihat gbpp pada kurikulum/struktur program)
Dstnya.
VIII. REFERENSI
Tuliskan referensinya.
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas, bertemu sekelompok
orang yang belum saling mengenal sebelumnya, berasal dari tempat yang berbeda,
dengan latar belakang sosial budaya, pendidikan/ pengetahuan, pengalaman, serta
sikap dan perilaku yang berbeda pula, pada awal memasuki suatu pelatihan, sering
para peserta menunjukkan suasana kebekuan (freezing), karena belum tentu
pelatihan yang diikuti merupakan pilihan prioritas dalam kehidupannya. Mungkin
saja kehadirannya di pelatihan karena terpaksa, tidak ada pilihan lain, harus
menuruti ketentuan/persyaratan.
112
Agar dapat pelatihan sukses, partisipasif dan berbasis aktifitas peserta, kita
harus memperkenalkan rasa percaya antar peserta, Dalam lingkungan peserta yang
saling percaya, peserta akan lebih disiapkan untuk berani mengambil resiko,
berkontribusi dan lebih menyenangi proses belajar dan membantu kelancaran
proses pembelajaran selanjutnya.
Untuk menciptakan rasa saling percaya ini, kita harus memecahkan kebekuan
dengan proses pencairan (unfreezing) pada awal pelatihan dengan cara saling
mengenal antar peserta dan menciptakan perasaan positif satu sama lain.
Membangun Komitmen Belajar (BLC) salah satu metode atau proses untuk
mencairkan kebekuan tersebut. BLC juga mengajak peserta mampu mengemukakan
harapan-harapan mereka dalam pelatihan ini, serta merumuskan nilai-nilai dan
norma yang kemudian disepakati bersama untuk dipatuhi selam proses
pembelajaran. Jadi inti dari BLC juga selama proses pembelajaran. Jadi inti dari BLC
juga adalah terbangunnya komitmen dari semua peserta untuk berperan serta
dalam mencapai harapan dan tujuan pelatihan, serta mentaati norma yang
dibangun berdasarkan perbaruan nilai-nilai yang dianut dan disepakati. Proses BLC
adalah proses melalui tahapan dari mulai saling mengenal antar pribadi,
mengidentifikasi dan merumuskan harapan dari pelatihan ini, sampai terbentuknya
norma kelasw yang disepakati bersam aserta kontrol kolektifnya.
Pada proses BLC setiap peserta harus berpartisipasi aktif dan dinamis.
Keberhasilan atau ketidak berhasilan proses BLC akan berpengaruh pada proses
pembelajaran selanjutnya.
113
b. Mencapai suasana pencairan sehingga peserta dapat lebih siap dan berani
mengemukakan pengalaman dan pandangannya / berpartisipasi aktif dalam
pelatihan.
c. Merumuskan harapan-harapan terhadap pelatihan yang merupakan
kesepakatan bersama dan menjadi norma kelas yang disepakati bersama.
d. Menetapkan kontrol kolektif terhadap pelaksanaan norma kelas.
115
1) Tahap 1: Menentukan harapan kelompok dan kekhawatiran mencapai
harapan.
a) Peserta dibagi dalam kelompok kecil @ 5-8 orang.
b) Mula-mula peserta bekerja secara individu. Secara sendiri setiap peserta
mengidentifikasi apa yang menjadi harapannya terhadap pelatihan ini.
Tuliskan pada kertas catatan masing-masing 3 kekhawatiran untuk
mencapai harapan.
c) Kemudian diskusikan harapan masing-masing peserta dalam kelompok
dipandu oleh ketua kelompok.
d) Dengan metode brainstorming setiap peserta menyampaikan pendapatnya
tentang usulan harapan kelompok berdasarkan hasil renungan dan analisis
dari harapan-harapan semua anggota kelompok.
e) Kelompok diharapkan dapat mentukan harapan kelompok dan
kekhawatiran sebagai hasil kesepakatan bersama. Setiap kelompok
menetukan 3 harapan yang menjadi prioritas kelompok.
f) Tuliskan harapan kelompok dan kekhawatiran pada kertas flipchart.
116
a) Setiap peserta diminta mengemukakan pendapatnya tentang norma kelas
berdasarkan harapan kelas yang sudah disepakati (norma untuk mencapai
harapan kelas).
b) Tuliskan pendapat peserta pada kertas flipchart agar terbaca oleh semua
orang. Dapat juga diminta salah seorang peserta mengetik di komputer dan
ditayangkan.
c) Pendapat peserta tidak boleh dikomentari dahulu.
d) Setelah semua pendapat peserta tertulis, kemudian dikompilasi/dipilah,
yaitu pendapat yang serupa digabung jadi satu.
e) Hasil penggabungan kemudian dibahas, sehingga menjadi beberapa butir
norma.
f) Buatlah kesepakatan bersama dan menjadikannya sebagai norma kelas
yang harus ditaati.
g) Tuliskan norma kelas yang sudah disepakati pada kertas flipchart dan
tempelkan di dinding agar dapat dibaca semua orang.
117
Hasil Kelas
Tabel 7. 3 Hasil Kelas
Harapan Kelompok Harapan Kelas
Lembar Kerja 2.
Menentukan Kontrol Kolektif
1) Peserta kembali ke dalam kelompok kecil
2) Norma yang disepakati dibahas untuk ditentukan apa yang kontrol kolektif
apabila ada yang tidak mentaati norma kelas
3) Hasil kelompok kemudian di presentasikan
4) Fasilitator memandu peserta untuk menentukan kontrol kolektif yang
disepakatibersama (kelas). Tuliskan hasil kesepakatan kontrol kolektif pada
kertas flipchart .
Norma : Kontrol kolektif hasil kelompok :
118
L. Contoh Form checklist persyaratan peserta
Penerimaan peserta
Nama Peserta :
Tanggal :
1 2 3 4 5
1
2
3
…
24
25
Keterangan:
1. Surat Tugas
2. Copy Ijazah Elektromedik
3. Pasphoto 3x4 background merah, 2 lembar
4. Kuitansi/ bukti transfer pendaftaran
5. Biodata peserta
Panitia ,
……………………………………………
KTA.
119
M. Contoh Form checklist penerimaan fasilitas peserta
Nama Peserta :
Tanggal :
1 2 3 4 5
1
2
3
…
24
25
Keterangan:
1. Name tag
2. Modul pelatihan
3. Bag packer
4. Kit Pelatihan
5. Wearpack
Panitia ,
……………………………………………
KTA.
120
N. Contoh Form Pengaturan kamar twin-share
Nama Peserta :
Tanggal :
23
24
25
Panitia ,
……………………………………………
KTA.
121
O. Form Biodata Peserta
BIODATA PESERTA
Nama Pelatihan :
Tanggal :
Nama :
NIP :
Pangkat/ Golongan :
Jabatan :
Tempat, tanggal lahir :
Pendidikan D3/ D4 TEM :
Lulus tahun :
Pendidikan terakhir :
Nomor KTA :
Nomor STR :
Nomor SIP :
Instansi :
Alamat kantor :
Telp/ fax kantor :
email :
Alamat rumah :
HP/ WA :
email :
Hobi :
Peserta pelatihan,
……………………………………………
KTA.
122
P. Form Biodata Narasumber
BIODATA NARASUMBER
Nama Pelatihan :
Tanggal :
Nama :
NIP :
Pangkat/ Golongan
Tempat, tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Jabatan :
Pendidikan terakhir :
Instansi tempat tugas :
Alamat instansi :
Alamat rumah :
Nomor HP/ WA :
Alamat email :
Pendidikan/ pelatihan :
tambahan terkait dengan
materi yang diajarkan
Pelatihan kediklatan :
seperti: TPPK, TOT, AKTA,
atau pengalaman melatih
123
Q. Daftar Hadir Narasumber
Nama Pelatihan :
Tanggal :
1 08.00 – 08.45
2 08.45 – 09.30
3 09.30 – 10.15
5 11.15 – 12.00
7 14.15 – 15.00
9 16.15 – 17.00
Ketua Panitia ,
……………………………………………
KTA.
124
R. Daftar hadir panitia
Nama Pelatihan :
Tanggal :
Ketua Panitia ,
……………………………………………
KTA.
125
S. Form Contoh Kegiatan Praktik
Checklist KUK kegiatan/ peserta
Nama Pelatihan :
Tanggal :
126
T. Album kenangan peserta pelatihan
ALBUM PESERTA
Nama :
NIP :
Pangkat/ Golongan :
Jabatan :
Tempat, tanggal lahir :
Pendidikan D3/ D4 TEM :
Lulus tahun :
Pendidikan terakhir :
Instansi :
Alamat kantor :
Telp/ fax kantor :
Email :
Alamat rumah :
Telp/ fax rumah :
HP/ WA :
Email :
:
Pas Foto
background
merah
3x4
127
U. Format rencana tindak lanjut
RENCANA PENANGGUNG
NO TUJUAN TARGET WAKTU METODE BIAYA
KEGIATAN JAWAB
………………………., ………………….
Peserta pelatihan,
………………………………
128
V. Checklist Panitia Penyelenggara
129
32 Form rencana tindak lanjut (RTL)
TAMBAHAN:
33 Tas, dan Kit Pelatihan (Blok Note,
Pena)
34 Wearpack/kaos
35 Form evaluasi terhadap materi
pelatihan.
36 Formulir penugasan
37 Format penilaian ketrampilan
38 Mood meter
130
W. Checklist Pengendali Pelatihan
(untuk setiap materi pelatihan)
Nama Pelatihan :
131
X. Checklist Tim pengendali mutu pelatihan
(Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan)
132
Y. Form Evaluasi Pelatih
(kuesioner pelaksanaan pelatihan, untuk setiap pelatih)
Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................
MATERI:
1 Penguasaan materi pelatihan
2 Manfaat materi
KEMAMPUAN KEDIKLATAN:
3 Kemampuan menyampaikan materi pelatihan
4 Kesesuaian metode pelatihan dengan materi
5 Kemampuan menggunakan media dan alat bantu
pelatihan
6 Kemampuan menciptakan suasana interaktif
7 Pemberian motivasi belajar pada peserta
8 Kemampuan mengelola waktu pelatihan
9 Empati, gaya dan sikap pada peserta
133
Z. Form Evaluasi Penyelenggara
(kuesioner pelaksanaan pelatihan, pada sesi akhir pelatihan)
Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................
PENYELENGARA:
1 Pengaturan jadwal dan ketepatan waktu
2 Suasana pembelajaran
3 Hubungan peserta dengan penyelenggara
4 Pelayanan penyelenggara pelatihan
5 Modul pelatihan
6 Kesesuaian materi dengan tujuan pelatihan
7 Manfaat materi pelatihan bagi pelaksanaan
tugas
TEMPAT PENYELENGGARAAN:
8 Kelengkapan fasilitas dan alat bantu
pelatihan
9 Kelengkapan materi
10 Pelayanan akomodasi hotel
11 Pelayanan konsumsi
12 Pelayanan komunikasi dan informasi
134
AA. Form Evaluasi Materi
(Bila perlu, untuk pelatihan berulang dalam beberapa angkatan
Pada sesi akhir pelatihan)
Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................
(Materi 1)
Sebelum pelatihan (Materi 1)
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1 Penting..................................Tidak penting
5 4 3 2 1
Setelah pelatihan
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1
Berikan tingkat pengetahuan anda tentang : Berikan seberapa PENTING TIDAKNYA
(Materi 2)
Sebelum pelatihan (Materi 2)
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1 Penting..................................Tidak penting
5 4 3 2 1
Setelah pelatihan
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1
Berikan tingkat pengetahuan anda tentang : Berikan seberapa PENTING TIDAKNYA
(Materi 3)
Sebelum pelatihan (Materi 3)
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1 Penting..................................Tidak penting
5 4 3 2 1
Setelah pelatihan
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1
135
BB. Form Evaluasi Diri Peserta
(Bila perlu, Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan)
MOTIVASI BELAJAR:
1 Saya berusaha memahami semua materi pelatihan
yang disampaikan narasumber
2 Saya berdiskusi dengan teman untuk menambah
pemahaman tentang materi pelatihan
3 Saya berusaha mengatasi setiap kendala yang dapat
menghambat penguasaan materi pelatihan
4 Saya lebih suka berdiskusi tugas-tugas pelatihan
daripada sekedar ngobrol
5 Saya tertantang untuk mengerjakan tugas yang bagi
kebanyakan teman dianggap sulit
6 Saya berusaha mengerjakan tugas pelatihan dengan
segenap kemampuan
MATERI PELATIHAN:
7 Materi pelatihan sangat bermanfaat sebagai bekal
untuk meningkatkan kemampuan kerja
8 Saya senang belajar materi pelatihan yang diajarkan
9 Pada waktu instruktur mengajar materi pelatihan,
saya memperhatikannya dengan seksama
136
CC. Mood meter
Bila perlu, Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan
Pada awal setiap hari pelatihan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Pengendali Diklat,
………………………………………………….
137
DD. Form Evaluasi Perilaku oleh atasan peserta (tahap 3)
Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................
138
EE. Form Evaluasi Perilaku oleh bawahan Peserta (tahap 3)
Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................
KONDISI KERJA:
9 Memperoleh dukungan dari rekan kerja
10 Ketersediaan dan kesesuaian alat bantu dan fasilitas dalam
pekerjaan
11 Menerapkan materi pelatihan yang diperoleh
12 Berkontribusi untuk perubahan di tempat bekerja
139
FF. Form Evaluasi Perilaku oleh Peserta/ diri sendiri (tahap 3)
Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................
KONDISI KERJA:
9 Memperoleh dukungan dari rekan kerja
10 Ketersediaan dan kesesuaian alat bantu dan fasilitas dalam
pekerjaan
11 Menerapkan materi pelatihan yang diperoleh
12 Berkontribusi untuk perubahan di tempat bekerja
140
GG. Form Evaluasi Kinerja (tahap 4)
Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................
No KRITERIA 1 2 3 4 5
PRODUKTIFITAS:
1 Meningkatkan efisiensi biaya
2 Meningkatkan efektivitas kerja
3 Meningkatkan produktifitas kerja
DAMPAK:
4 Meningkatkan komunikasi kerja
5 Meningkatkan kompetensi kerja
6 Meningkatkan perilaku dan sikap kerja
7 Meningkatkan disiplin kerja
8 Meningkatkan mutu pelayanan
141
HH. Form Evaluasi Kinerja (tahap 4)
Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................
No KRITERIA 1 2 3 4 5
PRODUKTIFITAS:
1 Meningkatkan efisiensi biaya
2 Meningkatkan efektivitas kerja
3 Meningkatkan produktifitas kerja
DAMPAK:
4 Meningkatkan komunikasi kerja
5 Meningkatkan perilaku dan sikap kerja
6 Meningkatkan kompetensi kerja
7 Meningkatkan disiplin kerja
8 Meningkatkan mutu pelayanan
142
II. Format Evaluasi pelaksanaan pelatihan
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan oleh Pengendali Pelatihan
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berisi latar belakang diselenggarakannya pelatihan.
Contoh :
Beberapa masalah yang menjadi latar belakang penyelenggaraan pelatihan
elektromedik ini adalah sebagai berikut :
a. Peralatan elektromedik di rumah sakit harus selalu siap operasional dan
terjamin kinerjanya manakala akan dipergunakan.
b. Update operasional, pemeliharaan dan perbaikan peralatan radiologi dari
principle.
c. Sharing operasional dan pemeliharaan dari masing-masing rumah sakit
2. Tujuan
Laporan ini disusun untuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pelatihan
di mulai dari persiapan, proses penyelenggaraan dan evaluasi pembelajaran,
untuk digunakan bagi pihak yang membutuhkan terutama panitia
penyelenggara. Seperti tertuang pada tujuan umum dan tujuan khusus pelatihan.
Kenaikan hasil evaluasi awal (pre-test) dengan hasil evaluasi akhir (post-
test) menunjukan angka ............., berarti peningkatan pengetahuan pesera
..................., berarti pelatihan ...................
Rekapitulasi hasil evaluasi terhadap perubahan pemahaman peserta
terhadap materi yang ditunjukkan dalam seluruh butir soal tes :
*)
Dari …. soal tes yang di evaluasi terdapat ….. butir soal yang tidak dapat
dijawab dengan betul oleh maksimal ….. % peserta pada pre-test dan post-test,
yaitu soal no ..., …, ….., …..
Berikut adalah soal-soal yang tidak dapat dijawab dengan betul oleh
sebagian besar peserta (> … peserta)
144
Tabel 8. 3 Tabel rekapitulasi jawaban benar berdasarkan
Pre & Post Test
Jumlah peserta yang
menjawab dengang betul
Pertanyaan dan pilihan
No soal pada:
jawaban
PRE-TEST POST-TEST
145
Contoh Lampiran Hasil Evaluasi Panitia Penyelenggara
SUB ELEMEN
NO NAMA PESERTA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Jumlah
Bobot ( %)
Nilai bobot rerata =
146
Tabel hasil evaluasi pre-test dan post-test
Pre Post (Xj- (xj-xi) ((xj-xi)
No Nama Xj-Xi Kterangan
(Xi) (Xj) Xi)2 -ẍ -ẍ)^2
1 Peserta ke – 1 Meningkat +1
Peserta ke – 2
2
Peserta ke – 3
3
Peserta ke – 24
24
Peserta ke –25
25
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Data primer diolah (2019)
147
Contoh Lampiran Proses Pelatihan
PROSES PELATIHAN ….
Contoh,
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka disusun materi yang akan diberikan
secara rinci pada struktur program yang terjadwal selama 4 hari 3 malam.
1. Materi pelatihan yang diterima peserta,
Hari Pertama
Hari, tanggal
a. Pre-test
b. Pembukaan
Proses pembukaan workshop meliputi beberapa kegiatan berikut:
1) Safety Briefing
2) Pembukaan (oleh MC)
3) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
4) Menyanyikan Mars IKATEMI.
5) Laporan ketua penyelenggara pelatihan
6) Pengarahan dari Ketua Umum DPP Ikatemi, sekaligus membuka
acara.
7) Penyerahan peserta dari Panitia Penyelenggara kepada Pengendali
pelatihan
8) Penyematan tanda peserta secara simbolis
9) Do`a
10) Dokumentasi ( Foto bersama )
c. Membangun komitmen belajar
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam
mengikuti proses pendidikan dan pelatihan. Kegiatannya antara lain :
a. Penjelasan oleh Pengendali pelatihan tentang tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar
(panitia) serta kesepakatan pembelajaran.
b. Perkenalan antara peserta, narasumber/ instruktur dan panitia
penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta.
148
Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen masing-
masing peserta selama pelatihan (aesculap academy)
c. Kesepakatan antara para pengendali pelatihan, penyelenggara dan peserta
dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi:
pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang
lainnya (panitia).
Materi hari pertama
Materi pelatihan mengarah pada kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik
yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif dalam
mencapai kompetensi tersebut, yaitu metode tanya jawab interaktif, studi kasus,
diskusi kelompok, dan praktik
Berisi materi pelatihan ini, meliputi :
1. ……..
2. ……..
3. dst
Hari Kedua
Hari, tanggal
Berisi materi pelatihan ini, meliputi :
1. .......
2. .......
3. dst
Hari Ketiga
Hari, tanggal
Berisi materi pelatihan ini, meliputi :
1. .......
2. .......
3. dst
Hari Keempat
149
Hari, tanggal
Berisi materi pelatihan ini, meliputi :
1. .......
2. .......
3. dst
4. Rencana Tindak Lanjut, masing-masing peserta menyusun rencana tindak lanjut
Pelatihan.
5. Post-test
Penutupan
Proses penutupan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
1. Pembukaan (oleh MC)
2. Sambutan Pengendali pelatihan
3. Penyerahan peserta dari Pengendali pelatihan kepada Panitia Penyelenggara
4. Sambutan oleh wakil peserta
5. Penyerahan Sertifikat Pelatihan oleh Panitia Penyelenggara dan pelepasan tanda
peserta secara simbolis
6. Sambutan oleh Panitia penyelenggara sekaligus menutup acara Do`a
150
JJ. Contoh Format Pelaporan hasil pelatihan
(panitia penyelenggara)
LAPORAN PENYELENGGARAAN
PELATIHAN …………
151
KK. Contoh Format laporan hasil uji praktik
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
II. PELAKSANAAN
A. Persiapan
B. Pelatihan sesi 1
C. Pelatihan sesi 2
D. dst
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
152
LL. Contoh Sertifikat pelatihan jabatan fungsional
153
154