Anda di halaman 1dari 164

KATA PENGANTAR

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan masyarakat


akan pelayanan Elektromedis yang bermutu, profesional, kompeten dan
memenuhi standar nasional maupun internasional, menuntut profesi
Elektromedis agar senantiasa meningkatkan daya saing dengan kesetaraan
kompetensi secara internasional.
Pedoman Pelatihan Elektromedik ini disusun dengan mengacu kepada
standar penyelenggaraan pelatihan di bidang kesehatan dari BPPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI dan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 161
Tahun 2015 tentang Penetapan SKKNI kategori pendidikan golongan pokok jasa
pendidikan bidang standardisasi, pelatihan dan sertifikasi serta Keputusan menteri
ketenagakerjaan RI Nomor 135 tahun 2019 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Alat Kesehatan Manusia dan Alat
Sosial Golongan Pokok Aktivitas Kesehatan Manusia Bidang Kesehatan Profesi
Elektromedis.
Harmonisasi antara pendidikan, pelatihan, pelayanan elektromedik dan
organisasi profesi dalam pengembangan kompetensi Elektromedis, merupakan
hal penting untuk meningkatkan mutu, profesionalisme dan kompetensi
elektromedis. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penyelenggara
pelatihan elektromedik.
Panduan ini, dapat diselesaikan dengan bantuan dari pengurus DPP, DPD,
DPC IKATEMI, oleh karena kami sampaikan terima kasih kepada :
1. Para Narasumber, Tim Penyusun dan Tim Validasi Pedoman Pelatihan
Elektromedis yang telah mendedikasikan pemikiran, kemampuan, serta
waktu, dalam menyusun Pedoman Pelatihan Elektromedis, sebagaimana
terlampir.

iv
2. DPD IKATEMI D.I. Yogyakarta yang telah menyiapkan draft rancangan
pedoman pelatihan elektromedik, DPD IKATEMI Jawa Tengah yang telah
memfasilitasi dalam penyusunan pedoman pelatihan elektromedik, dan DPD
IKATEMI Jawa Barat yang telah memfasilitasi dalam validasi pedoman
pelatihan elektromedik.
3. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan
pedoman pelatihan elektromedik.
Demi peningkatan kompetensi dan pengembangan sistem kediklatan
elektromedis, kami mohon masukan dan saran untuk perbaikan Pedoman
Pelatihan Elektromedik ini. Semoga Pedoman Pelatihan Elektromedik ini
bermanfaat bagi kita semua.

Ketua Umum DPP IKATEMI

WINDA WIRASA, ST, MT

v
DAFTAR ISI

Halaman
Surat Keputusan i
Narasumber,Tim Penyusun Dan Tim Validasi iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi

BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Sasaran 2
D. Manfaat 2
E. Ruang Lingkup 3

BAB II Landasan Hukum Dan Pengertian 4


A. Landasan Hukum 4
B. Pengertian 5

BAB III Kualifikasi Program Pelatihan 11


A. Nama Program Pelatihan Elektromedik 11
B. Tingkat Teknologi Alat Elektromedik 11
C. Tingkat Zonasi Pelatihan Elektromedik 12
D. Deskripsi Program Pelatihan Elektromedik 13
E. Kompetensi Peserta 13

BAB IV Kurikulum Pelatihan Elektromedik 14


A. Bab I Pendahuluan 14
B. Bab Ii Peran, Fungsi Dan Kompetensi 16
C. Bab Iii Tujuan Pelatihan 18
D. Bab Iv Struktur Program Pelatihan 19
E. Bab V Garis – Garis Besar Program Pembelajaran (Gbpp) 21
F. Bab Vi Diagram Proses Pembelajaran 26
G. Bab Vii Peserta Dan Pelatih 26
H. Bab Viii Penyelenggara Dan Tempat Penyelenggaraan 29
I. Bab Ix Evaluasi Pelatihan 30
J. Sertifikat 32

BAB V Metode Pelatihan 33


A. Memilih Dan Menetapkan Metode Pelatihan 33
B. Metode Pelatihan Elektromedik 33
C. Panduan Praktik 36

vi
BAB VI Media Dan Alat Bantu Pelatihan 37
A. Menetapkan Media Pelatihan 37
B. Menetapkan Alat Bantu Pelatihan 37

BAB VII Modul Pelatihan 39


A. Modul Pelatihan 39
B. Menyusun Modul Pelatihan 39

BAB VIII Biaya Program Pelatihan 41


A. Komponen Pembiayaan Pelatihan 41
B. Kebijakan Biaya Program Pelatihan 42
C. Evaluasi Pembiayaan Program Pelatihan 44

BAB IX Pengelolaan Pelatihan 45


A. Standar Pengelolaan Pelatihan 45
B. Instrumen Penilaian Pelatihan 48
C. Standar Waktu Pelatihan 48
D. Standar Sertifikasi 49
E. Penerbitan Satuan Kredit Profesi Elektromedis 49
F. Sertifikat Pelatihan 50
G. Sertifikat Pelatihan Jabatan Fungsional 51
H. Perhitungan Nilai Skp Pelatihan Elektromedik 52
I. Kebijakan Pelatihan 53

BAB X Pengendalian Mutu Pelatihan 54


A. Pengendali Mutu Pelatihan Elektromedik 54
B. Pengendalian Mutu Pelaksanaan Pelatihan 54
C. Audit Mutu Pelatihan 55

BAB XI Evaluasi Dan Pelaporan Hasil Pelatihan 57


A. Evaluasi Pelatihan Model Kirkpatrick 57
B. Evaluasi Pelatihan Elektromedik 58
C. Evaluasi Persiapan Pelatihan 58
D. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan 61
E. Evaluasi Pasca Pelatihan 72

BAB XII Kegiatan Non Kediklatan Elektromedik 77


A. Jenis Kegiatan Non Kediklatan Elektromedis 77
B. Ketentuan Umum 77
C. Ketentuan Pelaksanaan 78

BAB XIII Penyusunan Dan Evaluasi Soal Pre Test Dan Post Test 84
A. Langkah Uji 84
B. Penyusunan Soal 84
C. Evaluasi Soal 86

vii
BAB XIV Aturan Peralihan 88

BAB XV Penutup 89
Daftar Pustaka 90
Lampiran

viii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelatihan elektromedik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kompetensi elektromedis sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725 tahun
2003 tentang pedoman Penyelenggaraan pelatihan di bidang kesehatan dan
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 161 Tahun 2015
tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori
Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standardisasi, Pelatihan dan
Sertifikasi.
Seiring dengan kuantitas pelaksanaan aktivitas pelatihan elektromedik,
diperlukan acuan penyelenggaraan, kurikulum dan evaluasi efektivitas pelatihan,
supaya pelatihan elektromedik berkualitas sejalan dengan tujuan organisasi.
Oleh karena itu, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Elektromedis Indonesia
(IKATEMI) memandang perlu adanya sebuah pedoman pelatihan elektromedik.
Sebagai kelengkapan dalam penyelenggaraan pelatihan elektromedik, perlu
tersedia kurikulum pelatihan nasional terakreditasi yang digunakan secara nasional
sebagai acuan dalam menyelenggarakan pelatihan elektromedik.

B. TUJUAN
Pedoman ini bertujuan sebagai panduan praktis dalam menyusun kurikulum
penyelenggaraan pelatihan elektromedik di seluruh Indonesia.
1. Tujuan Umum
Membina dan mengendalikan pelatihan elektromedik dalam rangka
meningkatkan mutu, profesionalisme dan kompetensi elektromedis.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pemahaman yang sama mengenai penyelenggaraan pelatihan
elektromedik.

1
b. Mengendalikan dan meningkatkan mutu materi, mutu peserta, mutu
narasumber/ fasilitator/ instruktur, dan mutu penyelenggaraan pelatihan
elektromedik.
c. Standarisasi proses, metode dan target capaian hasil pembelajaran pelatihan
Elektromedik.
d. Tersedianya jadwal rencana pelatihan elektromedik secara nasional yang
terpadu, terencana, dan berhasil guna.
e. Membina masyarakat elektromedis yang lebih bermutu, kompeten, beretika dan
profesional.

C. SASARAN
Sasaran pedoman ini meliputi:
1. Tim Penyusun kurikulum pelatihan elektromedik
2. Panitia/ Penyelenggara pelatihan elektromedik
3. Tim Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) Elektromedik
4. Pengendali pelatihan (Master of Training) Pelatihan Elektromedik
5. Penanggung jawab pelatihan elektromedik yaitu DPP/ DPD Ikatemi, LDP
elektromedis atau Institusi Penyelenggara Pelatihan terakreditasi
6. Tim Pengendali Mutu Pelatihan (TPMP) Elektromedik
7. Lembaga Diklat Profesi (LDP) Elektromedis
8. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Elektromedis
9. Semua pihak yang terkait pelatihan elektromedik

D. MANFAAT
Manfaat pedoman ini adalah:
1. Bagi tim penyusun kurikulum pelatihan elektromedik sebagai panduan praktis
dalam menyusun kurikulum pelatihan elektromedik.
2. Bagi penyelenggara pelatihan elektromedik, sebagai panduan praktis untuk
menyusun bahan dan metode pelatihan yang akan digunakan dalam
meyelenggarakan pelatihan elektromedik.

2
3. Bagi narasumber pelatihan elektromedik, sebagai panduan praktis dalam
pengembangan modul dan materi pelatihan elektromedik.
4. Bagi Lembaga Diklat Profesi Elektromedis, sebagai persyaratan dan pertimbangan
dalam penerbitan Satuan Kredit Profesi (SKP).
5. Menjadi pedoman dalam melakukan kajian kurikulum pelatihan elektromedik.
6. Menjadi pedoman penyelenggaraan, evaluasi dan pelaporan pelatihan
elektromedik.

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini meliputi penyusunan kurikulum, penyelenggaraan,
evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pelatihan elektromedik.

3
BAB II
LANDASAN HUKUM DAN PENGERTIAN
BAB II : LANDASAN HUKUM
DAN PENGERTIAN
A. LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 TAHUN 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara;
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun 2013
Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis dan Angka Kreditnya;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2015 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Elektromedik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian dan
Kalibrasi Alat Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Elektromedik;
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 725/Menkes/SK/V/2003 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang kesehatan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelatihan Diklat Teknis;
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan;
13. Keputusan menteri ketenagakerjaan RI Nomor 135 tahun 2019 tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Alat Kesehatan Manusia

4
dan Alat Sosial Golongan Pokok Aktivitas Kesehatan Manusia Bidang Kesehatan
Profesi Elektromedis;
14. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Jasa
Pendidikan Bidang Standardisasi, Pelatihan dan Sertifikasi;
15. Peraturan Ketua Umum IKATEMI Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) Elektromedis;
16. Peraturan Ketua Umum IKATEMI Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Kredensial Elektromedis;
17. Keputusan Ketua Umum IKATEMI Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Kelompok Alat
Elektromedik;
18. Keputusan Ketua Umum IKATEMI Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Standar
Kompetensi Elektromedis Level 5;
19. Keputusan Ketua Umum IKATEMI Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Standar
Kompetensi Elektromedis Level 6;
20. Keputusan Ketua Umum IKATEMI Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Standar
Kompetensi Elektromedis Level 8;

B. PENGERTIAN
1. Pelatihan adalah proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja
profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karir bagi elektromedis.
Pelatihan dengan uji kompetensi diselenggarakan minimal 30 jam pembelajaran.
2. Pelatihan bagi Pelatih (Training Of Trainer/ ToT) elektromedis adalah pelatihan
yang diselenggarakan dengan tujuan agar peserta memiliki kompetensi dalam
melatih pada pelatihan elektromedik.
3. Alat Kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
4. Alat Elektromedik adalah alat kesehatan yang menggunakan catu daya listrik atau
memiliki prinsip kerja secara mekanik, pneumatik, elektrik, elektronik, kimia, atau
5
lainnya yang berfungsi untuk membantu pelayanan pasien secara langsung di
fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas kesehatan lain.
5. Pelayanan elektromedik adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
elektromedis baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
6. Elektromedis adalah setiap orang yang telah lulus dari pendidikan teknik
elektromedik, berijazah minimal diploma III elektromedik, telah mendapatkan
pengakuan kompetensi yang dibuktikan dengan surat tanda registrasi elektromedis
(STR-e) dan sesuai ketentuan perundang-undangan.
7. Pelatihan Elektromedik adalah pelatihan yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi elektromedis untuk pelaksanaan tugas pelayanan yang
meliputi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Pelatihan
elektromedik meliputi:
a. Pelatihan teknis elektromedik atau disebut pelatihan elektromedik adalah
pelatihan yang diselenggarakan untuk meningkatkan kompetensi teknis dan
keterampilan teknis di bidang elektromedik dalam rangka pencapaian
kompetensi elektromedis terkait dengan tugas-tugas yang bersifat teknis,
sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara profesional.
b. Pelatihan jabatan fungsional elektromedis yaitu pelatihan yang memberikan
pengetahuan dan atau penguasaan keterampilan di bidang tugas yang terkait
dengan jabatan fungsional elektromedis sehingga mampu melaksanakan tugas
dan kewajibannya secara profesional.
c. Pelatihan manajemen elektromedik (pelatihan kepemimpinan elektromedik)
yaitu pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi konseptual dan
teoritis di bidang substansi elektromedik.
8. Kegiatan Non Kediklatan Elektromedis
Merupakan kegiatan elektromedis yang tidak termasuk kegiatan kediklatan yang
berhak memperoleh SKP elektromedis sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
meliputi antara lain:
a. Workshop elektromedik adalah kegiatan elektromedis yang memiliki minat dan
perhatian tertentu dalam rangka berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk
meningkatkan kompetensi atau memecahkan suatu masalah tertentu.
6
b. Seminar elektromedik adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas
suatu masalah atau topik tertentu di bawah pimpinan ahli (Guru Besar, Pakar,
dan sebagainya), sebuah bentuk pengajaran yang diberikan secara khusus untuk
membahas suatu topik tertentu di bidang elektromedik.
c. Simposium elektromedik adalah serangkaian presentasi didepan peserta
simposium elektromedis dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan
beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan
yang berbeda dengan topik yang sama dibidang elektromedik.
d. Lokakarya elektromedik adalah sebuah acara atau pertemuan yang dilakukan
para ahli (pakar) yang terkait di bidang elektromedik, bertujuan untuk
membahas suatu masalah praktis atau masalah terkait dengan keahlian di bidang
elektromedik, untuk memecahkan masalah dan mencari solusi bagi
permasalahan tersebut.
e. Sosialisasi elektromedis adalah upaya memasyarakatkan suatu regulasi atau
kebijakan di bidang elektromedik sehingga menjadi dikenal, dipahami, dan
dihayati.
f. Pengabdian kepada masyarakat elektromedik adalah kegiatan yang
dilaksanakan elektromedis dalam rangka mengabdikan atau memberikan ilmu
kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, secara mandiri atau tim. Dalam
bentuk kegiatan sosial, penanggulangan bencana, dan kegiatan keprofesian
lainnya.
9. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Elektromedis adalah Lembaga pelaksana uji dan
sertifikasi kompetensi elektromedis yang telah memperoleh lisensi dari Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). LSP elektromedis dibentuk di tingkat pusat.
10. Lembaga Diklat Profesi (LDP) Elektromedis adalah lembaga yang memiliki
kewenangan dalam mengendalikan dan meningkatkan mutu pelatihan
elektromedik. LDP elektromedis terakreditasi sesuai perundang-undangan yang
berlaku dan dapat dibentuk di tingkat pusat dan propinsi.
11. Tim Pengendali Mutu pelatihan (TPMP) Elektromedik adalah tim yang dibentuk
oleh masing-masing DPD IKATEMI, memiliki kewenangan dalam mengendalikan dan
meningkatkan mutu pelatihan elektromedik di DPD Ikatemi yang bersangkutan.
7
12. Penanggung Jawab Pelatihan adalah seseorang/ pihak yang bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan kegiatan pelatihan yaitu DPP, DPD atau LDP serta
institusi penyelenggara pelatihan yang telah terakreditasi BPPSDMK atau LSP
Elektromedik.
13. Pengendali pelatihan adalah seseorang atau tim yang bertanggung jawab dalam
merancang, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan proses pembelajaran
suatu pelatihan elektromedik.
14. Penyelenggara pelatihan adalah kepanitiaan/ tim penyelenggara/ institusi
penyelenggara pelatihan yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan
pelatihan elektromedik.
15. Pelatih/ Fasilitator adalah seseorang yang mewakili pribadi atau lembaga yang
memberikan atau mengetahui secara jelas suatu informasi atau menjadi sumber
informasi untuk memberi paparan atau materi tertentu dibidang elektromedik.
16. Instruktur adalah seseorang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus
memberikan latihan dan bimbingan teknis dengan melibatkan peserta pelatihan
elektromedik secara aktif.
17. Peserta pelatihan elektromedik adalah seorang elektromedis yang telah terdaftar
sebagai peserta pelatihan dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
18. Institusi Pelatihan adalah balai besar pelatihan kesehatan, rumah sakit dan institusi
pelatihan kesehatan lainnya yang memiliki tugas dan fungsi menyelenggarakan
pelatihan kesehatan.
19. Tempat Uji Kompetensi (TUK) Elektromedis adalah tempat yang memenuhi
prasyarat dan telah diverifikasi oleh LSP elektromedis untuk menjadi tempat uji
kompetensi elektromedis.
20. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar.
21. Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) adalah ikhtisar keseluruhan
program pembelajaran yang terdiri atas tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum
dan ruang lingkup bahan pembelajaraan yang disusun dan diatur secara berurutan.

8
22. Kompetensi adalah suatu karakteristik yang mendasar yang dimiliki oleh seseorang
berupa wawasan, pengetahuan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya.
23. Jam Pelatihan (JPL) adalah satuan waktu yang digunakan dalam proses suatu
pelatihan, dimana 1 (satu) JPL adalah 45 (empat puluh lima) menit, satu hari
maksimum 10 (sepuluh) JPL, dan penyelenggaraan pelatihan sebaiknya minimal 30
JPL.
24. Satuan Kredit Profesi (SKP) adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau
akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang diberikan/ ditetapkan berdasarkan
penilaian atas prestasi yang akan diperoleh seseorang.
25. Materi Dasar merupakan materi yang menjadi dasar dalam pencapaian kompetensi
yang akan dicapai. Berisi materi regulasi dan kebijakan profesi elektromedis
26. Materi Inti merupakan materi yang harus dikuasai dalam pencapaian kompetensi
yang telah diterapkan dalam tujuan khusus pelatihan. Berisi materi pokok yang
harus dipelajari dan dipraktikkan untuk menguasai suatu kompetensi.
27. Materi Penunjang merupakan materi yang menunjang keberlangsungan proses
pelatihan dan mendukung pencapaian kompetensi. Berisi materi membangun
komitmen belajar/ Building Learning Commitment (BLC), Rencana Tindak Lanjut
(RTL) dan Anti Korupsi.
28. Metode pelatihan adalah suatu proses yang sistematis dan teratur yang dilakukan
oleh pelatih/fasilitator/instruktur dalam penyampaian materi kepada peserta
pelatihan elektromedik.
29. Metode pelatihan Teori adalah kegiatan pelatihan yang dilakukan berupa ceramah
tanya jawab (CTJ) secara interaktif dan eksploratif, curah pendapat, diskusi, dan
tanya jawab.
30. Metode pelatihan Praktik/ Penugasan adalah kegiatan yang dilakukan dengan
memberikan praktik pada saat pelatihan di kelas atau tugas/ take home untuk
diselesaikan diluar waktu pelatihan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
materi peserta.
31. Metode pelatihan Praktik Lapangan adalah kegiatan yang dilakukan saat pelatihan
berlangsung dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan
9
sikap kerja yang didapat di kelas, sehingga peserta mendapatkan pengalaman baik
kemudahan maupun kesulitan dalam melaksanakan tugas.
32. Sertifikat adalah surat sebagai tanda pengakuan bahwa seseorang telah mengikuti
suatu pelatihan yang dikeluarkan oleh penyelenggara pelatihan.
33. Rencana Tindak Lanjut adalah suatu proses perencanaan secara sistematik tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan setelah peserta pelatihan kembali ke tempat
kerja yang meliputi perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijalankan
dalam rangka mencapai suatu obyektif tertentu, dimana, bilamana, oleh siapa dan
bagaimana caranya.
34. Evaluasi Pelatihan adalah evaluasi pengendali pelatihan yang berisi laporan hasil
proses pembelajaran dengan menganalisis efektivitas penyelenggaraan pelatihan,
terdiri dari evaluasi persiapan pelatihan, evaluasi pelaksanaan pelatihan dan
evaluasi pasca pelatihan. Minimal evaluasi dilakukan pada pelaksanaan pelatihan.
35. Laporan Penyelenggaraan Pelatihan adalah laporan penyelenggara pelatihan yang
berisi pelaporan kegiatan hasil penyelenggaraan pelatihan secara keseluruhan.

10
BAB III
KUALIFIKASI PROGRAM PELATIHAN
BAIFIKASI PROGRAM
PELATIHAN
A. NAMA PROGRAM PELATIHAN ELEKTROMEDIK
Judul program pelatihan mencerminkan tujuan akhir pembelajaran. Nama
program pelatihan menggunakan rumus ABCDE :
A = Jenis Pelatihan; Pelatihan, Pelatihan Teknis, Pelatihan Kepemimpinan, Pelatihan
Jabatan Fungsional.
B = Tingkatan zonasi; Regional, Nasional, Internasional.
C = Kegiatan; Pengoperasian, Pemantauan Fungsi, Pemeliharaan, Perbaikan,
Pengujian dan Kalibrasi, Instalasi, Pengelolaan, Kajian Teknis.
D = Klasifikasi alat; Peralatan life support, peralatan bedah dan anestesi, peralatan
radiologi, peralatan diagnostik, peralatan terapi, peralatan laboratorium klinik,
peralatan sterilisasi, pengujian dan kalibrasi peralatan elektromedik. Sesuai
dengan tingkat teknologi alat (sederhana, menengah, atau tinggi).
E = Acuan; Sesuai standar, sesuai prosedur, sesuai standar …, sesuai …. bagi
elektromedis (dituliskan standar acuannya).
Contoh :
1. Pelatihan (A) Nasional (B) Pemeliharaan (C) Peralatan Life Support Teknologi
Sederhana (D) Sesuai Standar ECRI (E) bagi elektromedis.
2. Pelatihan Teknis (A) Regional (B) Pengoperasian (C) Alat Elektrocardiograph, Patient
Monitor, dan Pulse Oximeter (D) Sesuai Standar (E).
3. Pelatihan (A) Internasional (B) Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Perbaikan (C)
Ultrasonograph (D).

B. TINGKAT TEKNOLOGI ALAT ELEKTROMEDIK

Penyelenggaraan pelatihan elektromedik berdasarkan tingkat teknologi


peralatan pelatihan dibagi dalam kualifikasi:

11
1. Alat elektromedik teknologi sederhana adalah alat yang komponen utamanya
dominan mekanikal dan elektrikal, sistem kontrol menggunakan elektronik/solid
state
2. Alat elektromedik teknologi menengah adalah alat yang komponen utamanya
dominan elektronikal, kontrol sistem alat menggunakan elektronik/solid state
3. Alat elektromedik teknologi tinggi adalah alat yang komponen utamanya dominan
solid state dan integrated circuit (IC) dengan akurasi lebih tinggi dibandingkan
dengan teknologi sederhana/menengah.
Pembagian tingkat teknologi alat elektromedik sesuai dengan Keputusan Ketua
Umum IKATEMI Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelompok alat elektromedik.

C. TINGKAT ZONASI PELATIHAN ELEKTROMEDIK

Tingkat penyelenggaraan pelatihan elektromedik berdasar tingkat zonasi dibagi


dalam jenjang kualifikasi:
1. Internasional adalah kegiatan elektromedik dengan narasumber bersertifikasi
trainer internasional dan/ atau trainer manufaktur yang direkomendasi oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi Elektromedis. Materi dari narasumber internasional,
peserta elektromedis internasional dan nasional, SKP yang mengeluarkan Lembaga
Diklat Profesi Elektromedis/ DPP Ikatemi, sertifikat internasional.
2. Nasional adalah kegiatan elektromedik dengan narasumber nasional dan/ atau
internasional yang berkompeten. Peserta elektromedis nasional, SKP yang
mengeluarkan Lembaga Diklat Profesi Elektromedis/ DPP IKATEMI, sertifikat
nasional.
3. Regional adalah kegiatan elektromedik dengan narasumber regional/ nasional dan/
atau internasional yang berkompeten. Peserta elektromedis regional, SKP yang
mengeluarkan Lembaga Diklat Profesi Elektromedis/ DPP IKATEMI, sertifikat
regional.

12
D. DESKRIPSI PROGRAM PELATIHAN ELEKTROMEDIK

1. Pelatihan Teknis Elektromedik


Klasifikasi program pelatihan teknis mengacu kepada jenis peralatan sesuai
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) :
a. Pelatihan peralatan radiologi.
b. Pelatihan peralatan life support.
c. Pelatihan peralatan bedah dan anestesi.
d. Pelatihan peralatan diagnostik.
e. Pelatihan peralatan terapi.
f. Pelatihan peralatan laboratorium klinik.
g. Pelatihan peralatan sterilisasi.
h. Pelatihan pengujian/ kalibrasi peralatan elektromedik.
Klasifikasi program pelatihan teknis mengacu kepada alat elektromedik
tertentu, contoh:
a. Pelatihan Ventilator
b. Pelatihan teknis Mesin Anestesi
c. Pelatihan pengujian/ kalibrasi ECG Recorder
d. Dan sebagainya.
2. Pelatihan Manajemen Elektromedik
a. Pelatihan pengelolaan peralatan elektromedik
b. Pelatihan keorganisasian IKATEMI
3. Pelatihan Jabatan Fungsional Elektromedis (telah diatur dalam pedoman
penyelenggaraan tersendiri)
a. Pelatihan jabatan fungsional keterampilan.
b. Pelatihan jabatan fungsional keahlian.

E. KOMPETENSI PESERTA

Setelah selesai mengikuti pelatihan elektromedik peserta mampu menerapkan


pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja di tempat tugasnya dengan lebih bermutu,
kompeten dan profesional.

13
BAB IV
KURIKULUM PELATIHAN ELEKTROMEDIK TIHA
N ELEKTROMEDIK

Kurikulum pelatihan elektromedik merupakan seperangkat rencana dan pengaturan


mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggarakan pelatihan elektromedik.

A. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang , berisi analisis dari kebutuhan pelatihan dan hal-hal yang melatar
belakangi pelatihan tersebut diselenggarakan yaitu:
a. Regulasi, kebijakan, standar atau aturan yang mengamanatkan untuk
pelaksanaan tugas, bisa berupa undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan menteri, peraturan direktur rumah sakit, dan peraturan organisasi
profesi Ikatan Elektromedis.
b. Perlunya pelatihan peningkatan kompetensi berkesinambungan, guna
meningkatkan produktifitas
c. Teknologi baru peralatan elektromedik.
d. Metode kerja baru dalam pengelolaan alat elektromedik.
e. Mandat yang harus diberlakukan karena adanya perubahan cara kerja atau
mekanisme atau sistem.
f. Kesenjangan antara teknologi peralatan elektromedik dengan kompetensi
elektromedis.
g. Ketidakpuasan terhadap kinerja elektromedis, karena ketidakmampuan
elektromedis.
h. Sebab lainnya.
Contoh:
Latar belakang diselenggarakannya pelatihan peralatan Elektromedik life
support dikarenakan kompetensi elektromedis menjadi salah satu faktor penting
dalam keberhasilan pelayanan peralatan life support. Sebagai contoh perawatan
pasien dengan ventilasi mekanik, apabila hasil pemeliharaan tidak tepat maka akan

14
sangat mempengaruhi hasil terapi dan perawatan pasien, bahkan ventilator dapat
membahayakan pasien.

2. Filosofi Pelatihan, pelatihan elektromedik diselenggarakan dengan


memperhatikan:
a. Prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi), yaitu bahwa selama pelatihan
peserta memiliki hak untuk:
1) Didengarkan dan dihargai pengalamannya dalam melakukan kegiatan
penyiapan pekerjaan elektromedis.
2) Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya selama masih berada dalam
konteks pelatihan.
b. Prinsip learning by doing, dimana peserta dimungkinkan untuk mendapatkan
kesempatan dalam:
1) Melakukan kegiatan atau berperan aktif secara perseorangan atau kelompok
dengan menggunakan metode seperti tanya jawab, presentasi, diskusi
kelompok, latihan/exercise, simulasi dan praktik.
2) Melakukan pengulangan terhadap kegiatan yang dilakukan atau perbaikan
terhadap kegiatan yang dirasa perlu.
c. Prinsip pelatihan berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk :
1) Mendapatkan paket bahan belajar berupa modul pelatihan.
2) Mendapatkan data hasil presentasi pelatihan.
3) Mendapatkan pelatih yang profesional, yang dapat memfasilitasi dengan
berbagai metode dan menguasai materi.
4) Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara visual, auditorial
maupun kinestetik (gerak).
5) Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing-masing tentang
pelayanan kesehatan.
6) Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
7) Melakukan evaluasi (terhadap fasilitator dan penyelenggara) dan dievaluasi
tingkat pemahamannya dalam bidang pelayanan kesehatan.
d. Prinsip pelatihan berbasis kompetensi, dimana peserta dimungkinkan untuk:

15
1) Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh
kompetensi yang ditetapkan dalam pelatihan.
2) Memperoleh sertifikat pelatihan dengan SKP elektromedis, setelah dinyatakan
berhasil mendapatkan kompetensi yang ditetapkan

B. BAB II PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI


Peran, rincian fungsi dan kompetensi yang akan dicapai merupakan hasil dari
Training Need Assessment (TNA)/ analisis kebutuhan pelatihan yang merupakan
kebijakan untuk meningkatkan kompetensi elektromedis dalam melaksanakan tugas
tertentu.
1. Peran
Rumusan peran disesuaikan dengan posisi elektromedis dalam melaksanakan
tugasnya. Diisi dengan peran yang akan diberikan kepada peserta setelah mengikuti
pelatihan. Menggunakan kata kunci:
a. Setelah mengikuti pelatihan ini peserta berperan sebagai …
b. Merupakan tujuan umum pelatihan (= tujuan umum pelatihan)
Contoh:
Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai pengelola peralatan life
support yang bermutu, profesional dan kompeten.

2. Fungsi

Rumusan fungsi disesuaikan dengan pekerjaan yang dilakukan dalam


melaksanakan perannya. Fungsi yang ditulis dalam kurikulum adalah sesuai dengan
kesenjangan kompetensi hasil TNA yang dapat diminimalisasi melalui pelatihan.
Diisi dengan fungsi yang harus dilakukan oleh orang yang memiliki peran sesuai
rumusan diatas.
Menggunakan kata kunci:
a. Dalam melaksanakan perannya, peserta memiliki fungsi, berikut…
b. Dari satu peran dapat diidentifikasi menjadi beberapa fungsi
c. Fungsi akan terkait dengan kewenangan dalam pelaksanaan tugas
d. Rumusan tugas bisa dirumuskan dalam bentuk agregat (tunggal) dan bisa
dirumuskan dalam bentuk rinci (detail)
16
Contoh:
Dalam melaksanakan perannya, peserta memiliki fungsi melakukan kegiatan
pengelolaan peralatan life support.

Contoh bentuk rinci :


Dalam melaksanakan perannya, peserta mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Melakukan pemantauan fungsi peralatan elektromedik
b. Melakukan pemeliharaan peralatan elektromedik.
c. Melakukan perbaikan peralatan elektromedik.

3. Kompetensi

Kompetensi = Tujuan khusus pelatihan


Rumusan kompetensi menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan
tingkatan ranah dan tingkat pencapaian dengan mengacu pada taksonomi bloom.
Diisi dengan kemampuan yang akan dicapai dengan pelatihan agar dapat
menjalankan tugas yang ditetapkan sesuai dengan perannya.
Menggunakan kata kunci:
Untuk menjalankan fungsinya, peserta kompeten dalam :
(diambil dari butir kompetensi di SKKNI bidang elektromedis)
1. ............
2. ............
3. ............ dst
Penjelasan:
a. Kemampuan tersebut diistilahkan dengan kompetensi.
b. Kompetensi mengacu pada fungsi yang ditetapkan sesuai peran yg diberikan.
c. Jumlah rumusan kompetensi sekurang-kurangnya sama dengan fungsi namun
jumlahnya tidak boleh kurang dari fungsi.
d. Dari satu fungsi bisa dijabarkan menjadi lebih dari satu kompetensi.
e. Rumusannya menggunakan kata kerja operasional sesuai tingkatan ranah
(domain) yang terdapat pada taksonomi bloom.
f. Domain kompetensi terdiri dari : kognitif, psikomotorik, attitude.
g. Satu kompetensi dirumuskan dalam satu nomor (tidak boleh ada dua
kemampuan ditulis dalam satu rumusan kompetensi).

17
h. Untuk pelatihan bagi jabatan fungsional, kompetensi diambil dari Permenpan
Jabatan Fungsional Elektromedis.
i. Untuk pelatihan teknis keprofesian, kompetensi diambil dari kompetensi SKKNI
bidang elektromedis.
Contoh:
Untuk menjalankan fungsinya, peserta memiliki kompetensi dalam melakukan
pelayanan elektromedik yang menyeluruh, bertanggung jawab, efektif dan efisien
serta berorientasi pada keselamatan pasien.
atau,
untuk menjalankan fungsinya, peserta memiliki kompetensi :
a. Mengoperasikan alat elektromedik.
b. Memelihara alat elektromedik.
c. Memperbaiki alat elektromedik.
d. Menguji dan kalibrasi alat elektromedik.

C. BAB III TUJUAN PELATIHAN


Tujuan pelatihan merupakan kompetensi yang akan dicapai dalam pelatihan.
1. Tujuan Pelatihan Umum (TPU)
Tujuan ini merupakan tujuan yang akan dicapai setelah seluruh proses
pelatihan selesai dilaksanakan karena merupakan akumulasi dari sejumlah tujuan
khusus.
Kata kunci : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu … (jelaskan kompetensi
akhir yang akan dicapai setelah mengikuti pelatihan ini) Sama dengan rumusan
PERAN menggunakan prinsip ABCD:
A = Audience, subyek yang akan belajar (peserta)
B = Behaviour, perilaku yang akan dicapai pada akhir pelatihan (dengan
menggunakan kata kerja operasional pada taksonomi bloom sesuai dengan
tingkatan ranah dan tingkat pencapaiannya).
C = Condition, syarat keadaan atau obyek yang akan dihadapi pada akhir
pelatihan.
D = Degree, tingkat keberhasilan (kualitas dan atau kuantitas) yang akan dicapai.
Contoh Rumusan TPU:
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta (A) mampu melakukan (B) pemeliharaan
peralatan life support (C) sesuai dengan prosedur (D)
18
2. Tujuan Pelatihan Khusus (TPK)

Tujuan Pelatihan Khusus = Materi inti = Rumusan Kompetensi


Isinya merupakan rincian kompetensi untuk mencapai kompetensi akhir
Kata kunci : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu : …
(tuliskan rincian kompetensi untuk mencapai kompetensi akhir).
Cara penulisan untuk satu kompetensi dirumuskan menjadi satu tujuan khusus
pelatihan.
Menggunakan Prinsip ABCD
Contoh:
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melakukan pelayanan elektromedik
yang menyeluruh, bertanggung jawab, efektif dan efisien serta berorientasi pada
keselamatan pasien.

atau,
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu :
a. Mengoperasikan peralatan life support sesuai prosedur.
b. Memelihara peralatan life support sesuai prosedur.
c. Memperbaiki peralatan life support sesuai prosedur.

D. BAB IV STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN


Struktur program berisi materi dasar, materi inti dan materi penunjang.
Tabel 4. 1 Contoh Struktur Program Pelatihan
Waktu (JPL)
NO
Materi T P PL JLH
A. Materi Dasar
1. Regulasi dan Kebijakan Profesi Elektromedis 2 0 0 2

Sub total
B. Materi Inti
1.
2.
3
4. dst
Sub total
C. Materi Penunjang
1. Building Learning Commitment 2 0 0 2
2. Rencana Tindak Lanjut 1 0 0 1
3. Anti Korupsi 1 0 0 1
Sub total
TOTAL
Keterangan : T= Teori; P = Penugasan/praktik di kelas; PL= Praktik Lapangan; 1 Jpl @ 45 menit

19
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka disusun materi pelatihan yang
akan diberikan secara rinci pada struktur program sebagai berikut :
1. Materi Dasar:
a. Berisi materi yang sebaiknya diketahui peserta
b. Merupakan materi yang menjadi dasar dalam pencapaian kompetensi yang akan
dicapai.
c. Berisi Undang-Undang, Kebijakan, Peraturan, Konsep dasar , dan lain-lain.
d. Materi dasar berisi < 10% dari jumlah jam pelatihan (JPL) yang ada.
e. Persentase maksimal 15 atau 20% dari total jam pelatihan, semakin kecil
proporsi materi dasar akan semakin bagus.
f. Untuk pelatihan teknis profesi (keterampilan psikomotorik) maka semakin kecil
proporsi materi dasar akan semakin bagus.
2. Materi Inti:
a. Materi yang harus ditingkatkan kompetensinya.
b. Merupakan materi yang harus dikuasai dalam pencapaian kompetensi yang telah
ditetapkan pada tujuan khusus pelatihan.
c. Persentase materi ini merupakan presentase terbesar minimal 70% dari total jam
pembelajaran. Semakin besar proporsi materi inti maka semakin bagus.
d. Materi inti untuk pelatihan teknis sebaiknya berisi ≥ 80 % dari jumlah JPL yang
ada
3. Materi Penunjang:
a. Merupakan materi yang menunjang keberlangsungan proses pembelajaran dan
mendukung pencapaian kompetensi.
b. Materi untuk membantu materi inti agar tujuan pelatihan tercapai, meliputi
Building Learning Commitment (BLC), dan Rencana Tindak lanjut (RTL)
c. Materi penunjang berisi ≤ 10 % dari jumlah JPL yang ada.
d. Prosentase untuk materi ini sama dengan materi dasar, makin sedikit makin
bagus.
4. Jam Pelatihan (JPL):
Pada pembuatan struktur program ini juga ditentukan alokasi waktu yang
diperlukan untuk tiap materi
20
a. Terdiri dari:
1) T : Teori,
2) P : Penugasan,
3) PL : Praktik lapangan
b. Proporsi distribusi JPL untuk T, P dan PL yaitu:
1) T maksimal 40% (makin sedikit makin bagus)
2) P+PL minimal 60% (makin besar makin bagus)

E. BAB V GARIS – GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)


Contoh Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP):
1. Materi Dasar
Nomor : MD – 01
Materi : Regulasi dan Kebijakan profesi elektromedis
Waktu : 2 jpl (T = 2, P = 0, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan
Umum (TPU) regulasi dan kebijakan profesi elektromedis

Tujuan
Pokok Bahasan dan
Pembelajara Media dan
Sub Pokok Bahasan Metode Referensi
n Khusus Alat Bantu
(TPK)
1. Regulasi 1.1 Standar profesi  CTJ  Laptop • Undang- Undang No.36
profesi elektromedis  Diskusi  LCD tahun 2009 tentang
elektrom 1.2 Standar pelayanan kelompok  Flipchart Kesehatan
edis elektromedis  Modul • Undang-Undang No.44
1.3 Ijin dan  Presentasi tahun 2009 tentang
penyelenggaraan Rumah Sakit
praktik • UU No 36 tahun 2014
elektromedik tentang Tenaga
1.4 SKKNI Kesehatan
Elektromedis • PMK RI
No46/Menkes/Per/VIII/20
13 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
• PERMENKES No 65. tahun
2016 tentang Standar
Pelayanan Elektromedik
• PERMENKES No 45 tahun
2015 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik
elektromedis
• Dan Regulasi lainnya.
2. Kebilakan 2.1 Registrasi dan  CTJ  Laptop  Kep. ketum No. 1 th 2018,
profesi sertifikasi profesi  Diskusi  LCD tentang kelompok alat
elektrom 2.2 Kode etik profesi kelompok  Flipchart elektromedik
edis elektromedis  Modul  Kep. Ketum No.2 th 2018

21
2.3 Kredensial  Presentasi tentang kode etik
Elektromedik elektromedis Indonesia
2.4 Pelatihan
Elektromedik

2. Materi inti
Contoh:
Nomor : MI - 01
Materi : Pengoperasian Ventilator
2 Jpl (T = 1 Jpl; P = 2 Jpl; PL = 0 Jpl)
Waktu : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
Tujuan Pembelajaran : pengoperasian ventilator dengan benar sesuai standar
Umum (TPU)

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
Khusus (TPK ) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu menjelaskan:

1. Fungsi panel 1. Fungsi panel depan dan  CTJ interaktif  Bahan tayang Operating Manual alat
depan dan panel panel belakang peralatan : (Slide power Sevice Manual alat
belakang alat a.Tombol ON/OFF point)
b.Fungsi Parameter  Laptop
Ventilator  LCD
c.Fungsi kombinasi keypad  Flipchart
(bila ada)  White board
 Spidol (ATK) Operating Manual alat

2. Operasional 2. Operasional peralatan :  CTJ interaktif  Bahan tayang


peralatan a.Standar kelistrikan medis (Slide power
b.Standar gas medis point)
c.breathing circuits  Laptop
d,Bacteria filter  LCD
e.Humidifier  Flipchart
 White board Operating manual alat
 Spidol (ATK)

3.Praktikum 3.Praktikum operasional  Demo Unit alat dengan


operasional peralatan peralatan operasional alat kelengkapan
a. Power on/off  Praktik aksesoris
b. Power on self-test operasional alat
c.Monitoring Minute volume
d.Monitoring PEEP
e.Monitoring I:E Ratio Operating manual alat
f.Monitoring O2
terhadap nilai toleransimya

4.Pre-operasional 4.Pre-operasional check/  Demo device test Unit alat dengan


check/ pre-use check/ pre-use check/ device check  Praktik kelengkapan Operating manual
device check a. Alarm pass/failure operasional alat aksesoris
b.Troubleshooting kegagalan
operasional

5.User alarm 9.User alarm  CTJ interaktif Unit alat dengan


troubleshooting troubleshooting kelengkapan
a.Error list aksesoris
b.Alarm Massage
c.Melacak kegagalan alat
dengan indikasi alarm

22
Nomor : MI - 02
Materi : Pemeliharaan Ventilator
4 Jpl (T = 1 Jpl; P = 3 Jpl; PL = 0 Jpl)
Waktu : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
Tujuan Pembelajaran : pemeliharaan ventilator dengan benar sesuai standar
Umum (TPU)
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Media dan
Metode Referensi
Khusus (TPK ) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu menjelaskan:

1. Fungsi panel depan 1. Fungsi panel depan dan  CTJ interaktif  Bahan tayang Operating Manual alat
dan panel belakang panel belakang peralatan : (Slide power Sevice Manual alat
alat a.Tombol ON/OFF point)
b.Fungsi Parameter  Laptop
Ventilator  LCD
c.Fungsi kombinasi keypad  Flipchart
(bila ada)  White board
 Spidol (ATK) Operating manual alat

2 .Pre-operasional 4.Pre-operasional check/  Demo device test Unit alat dengan


check/ pre-use check/ pre-use check/ device check  Praktik kelengkapan
device check a. Alarm pass/failure operasional alat aksesoris
b.Troubleshooting kegagalan Service manual alat
operasional IPM ECRI

3.Pemeliharaan 5.Pemeliharaan kualitatif,  CTJ interaktif Unit alat dengan


kualitatif, kuantitatif kuantitatif dan preventif kelengkapan
dan preventif a.pemeliharaan kualitatif/ aksesoris
pemantauan fungsi
b.pemeliharaan kuantitatif Service manual alat
c.pemeliharaan preventif
d.Electrical safety test

4.Praktik 6.Praktik pemeliharaan  Demo langkah Unit alat dengan


pemeliharaan sesuai sesuai rekomendasi pabrik pemeliharaan kelengkapan
rekomendasi pabrik a.Periode waktu  Praktik aksesoris
pemeliharaan pemeliharaan
b.maintenance procedure
c.suku cadang yang Service manual alat
diperlukan
d.Peralatan kerja yang
diperlukan

5.Sistem elektronik 7.Sistem elektronik dan  CTJ interaktif Unit alat dengan
dan pneumatik pneumatik peralatan kelengkapan Service manual alat
peralatan a.Electronic unit : lokasi, aksesoris
fungsi, cara kerja.
b. Pneumatic unit : lokasi,
fungsi, cara kerja

6.Identifikasi fungsi 8.Identifikasi fungsi PC-board  CTJ interaktif Unit alat dengan
PC-board dan koneksi dan koneksi kelengkapan Service manual alat
a.Lokasi masing-masing PC- aksesoris Schematic dan diagram
board
b. Fuction description
c.Interkoneksi PC-Board
e.Electrostatic hazard

7.Technical fault 10.Technical fault  CTJ interaktif Unit alat dengan


troubleshooting troubleshooting  Praktik kelengkapan
a. Software version troubleshooting aksesoris
b. Repair procedure

23
3. Materi penunjang
Contoh 1:
Nomor : MP - 01
Materi : Membangun Komitmen Belajar/ Building Learning Commitment (BLC)
1 Jpl (T = 0 Jpl; P = 1 Jpl; PL = 0 Jpl)
Waktu : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu membangun komitmen
Tujuan Pembelajaran : belajar selama proses pelatihan.
Umum (TPU)

Pokok
Tujuan
Bahasan dan Media dan Alat
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bantu
Khusus (TPK)
Bahasan
Setelah
mengikuti materi
ini, peserta
mampu:
1. Melakukan 1. Perkenalan  Curah  Bahan tayang  Depkes RI, Pusdiklat
perkenalan dan dan pendapat (Slide power Kesehatan, 2004,
pencairan pencairan  Permainan point) Kumpulan Games dan
diantara diantara  Diskusi  Laptop Energizer, Jakarta.
peserta, peserta, kelompok  LCD  Munir, Baderel, 2001,
fasilitator dan fasilitator  Flip chart Dinamika Kelompok,
panitia. dan panitia.  White board Penerapannya Dalam
 Spidol (ATK) Laboratorium Ilmu
2. Merumuskan 2. Perumusan  Panduan diskusi Perilaku, Jakarta
kesepakatan kesepakata
tentang n tentang
harapan harapan
peserta peserta
terhadap terhadap
pelatihan, nilai, pelatihan,
norma, nilai,
kekhawatiran norma,
mencapai kekhawatir
harapan dan an
kontrol klektif mencapai
yang disepakati harapan
bersama dan kontrol
sebagai kolektif
komitmen yang
belajar. disepakati
bersama
sebagai
komitmen
belajar.

3. Menetapkan 3. Penetapan
organisasi organisasi
kelas. kelas.

24
Contoh 2:
Nomor : MP – 02
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Waktu : 1 Jpl (T = 0 Jpl; P = 1 Jpl; PL = 0 Jpl)
Tujuan : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun Rencana Tindak
Pembelajaran Lanjut (RTL) setelah mengikuti pelatihan.
Umum (TPU)

Tujuan Pokok Bahasan


Media dan
Pembelajaran dan Sub Pokok Metode Referensi
Alat Bantu
Khusus (TPK) Bahasan
Setelah mengikuti
materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan 1. Pengertian  Curah  Bahan  BPPSDM Kesehatan;
pengertian dan tujuan pendapat tayang Rencana Tindak lanjut;
dan tujuan penyusunan  Ceramah (Slide Modul TOT NAPZA
penyusunan RTL. tanya power Pusdiklat SDM Kesehatan;
RTL. jawab point) Jakarta; 2009
2. Menjelaskan 2. Format  Latihan  Laptop  Ditjen PP dan PL, Depkes RI;
format penyusunan menyusun  LCD Rencana Tindak Lanjut;
penyusunan RTL. RTL  Flip chart Kurmod Surveilans; Subdit
RTL.  White Surveilans; Jakarta; 2008
3. Menyusun 3. Penyusunan board
rencana tindak RTL  Spidol
lanjut (ATK)
4. Menjelaskan 4. Pengertian  Panduan
format dan tujuan latihan
penyusunan penyusunan
RTL. RTL.
5. Menyusun 5. Format
rencana tindak penyusunan
lanjut . RTL.

25
F. BAB VI DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN

Diagram Proses Pembelajaran Pelatihan Elektromedis

Pre Test

Pre Test

Building Learning Commitment (BLC)


Metode : games, diskusi, role play

WAWASAN PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN


(Materi Dasar) (Materi Inti)

Evaluasi Kegiatan METODE: METODE :


 Ceramah Tanya jawab
 Curah  Curah pendapat
pendapat  Demonstrasi
 Ceramah  Bermain peran
tanya  Simulasi
jawab  Latihan
 PL

Post Test

Penutupan

Gambar 4. 1 Diagram Proses Pembelajaran Pelatihan Elektromedis

G. BAB VII PESERTA DAN PELATIH


1. Peserta
a. Kriteria Peserta
Kriteria peserta merupakan persyaratan peserta yang disesuaikan dengan
tujuan dan jenis pelatihan, berdasarkan latar belakang, tugas pokok, pengalaman
kerja, pendidikan, prasyarat kompetensi, kriteria ditulis dengan jelas karena
kriteria harus dipenuhi oleh instansi pengirim dan penyelenggara. Untuk
pelatihan elektromedis maka 100% peserta harus elektromedis.

26
Contoh:
Kriteria Peserta :
1) Berpendidikan DIII/ DIV Elektromedik dengan membawa copy ijazah.
(Pelatihan ini merupakan pelatihan profesi maka semua peserta pelatihan
harus berpendidikan Elektromedik).
2) Diutamakan memiliki STR Elektromedis
3) Peserta pelatihan adalah elektromedis yang mempunyai tugas pokok atau
direncanakan untuk menangani pemeliharaan peralatan elektromedik life
support.

b. Jumlah Peserta
Jumlah peserta penting dipersyaratkan karena menyangkut efektivitas
pelaksanaan pelatihan. Mengacu pada ketentuan akreditasi pelatihan jumlah
peserta tiap kelas maksimal:
1) 30 orang elektromedis untuk pelatihan kepemimpinan/ manajemen
elektromedik.
2) 25 orang elektromedis untuk pelatihan teknis elektromedik (dilengkapi
instruktur dengan rasio 1 instruktur untuk setiap 5 orang peserta).
3) Jumlah peserta minimal 15 orang.
Contoh:
Jumlah Peserta:
Peserta pelatihan elektromedis lifesupport ini terbatas untuk 25 orang
elektromedis, hanya peserta yang telah melakukan pembayaran yang akan
diproses terlebih dahulu.

2. Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur


Kriteria Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur:
a. Merupakan persyaratan pelatih yang disesuaikan dengan materi yang ditetapkan
pada pelatihan yang bersangkutan.
b. Disesuaikan jenis materi yang akan diampu atau diberikan.

27
c. Latar belakang:
1) Dasar pendidikan dan pendidikan tambahan, sesuai dengan materi yang
diberikan.
2) Pendidikan/ pelatihan tambahan/ pengalaman kerja yang terkait dengan
materi yang diberikan.
3) Memiliki pelatihan kediklatan, sudah mengikuti pelatihan TPPK atau TOT,
AKTA atau pengalaman melatih, pengalaman bekerja, yang berkaitan dengan
materi yang diberikan.
4) Narasumber yang berasal dari penyalur alat kesehatan, pernah memperoleh
pelatihan teknis dari alat yang akan disajikan, tertelusur ke manufaktur dan
kompeten pada bidangnya bersertifikasi trainer internasional dan/ atau
trainer manufaktur yang direkomendasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
elektromedis.
d. Kriteria ditulis dengan jelas karena kriteria harus dipenuhi oleh penyelenggara.
Contoh:
Narasumber untuk pelatihan elektromedik dengan kriteria sebagai berikut:
1) Memiliki latar belakang pendidikan teknik elektromedik atau sesuai dengan
materi yang diberikan.
2) Memiliki kemampuan kediklatan, yaitu telah mengikuti pelatihan bagi Tenaga
Pelatih Program Kesehatan (TPPK), atau pelatihan Training of Trainer (TOT)
pelatihan elektromedik
3) Memiliki pengalaman kerja terkait dengan materi yang diberikan.
4) Memahami kurikulum pelatihan elektromedik.
5) Menguasai materi yang disampaikan sesuai dengan Garis-garis Besar Program
Pembelajaran (GBPP) yang ditetapkan dalam kurikulum pelatihan.

Tabel 4. 2 Komponen Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur


Pendidikan/ Pelatihan
Dasar pelatihan kediklatan
Pengalaman bekerja atau
Materi pendidikan tambahan seperti:
Nama tugas yang berkaitan
yang dan terkait TPPK, TOT,
No. pelatih dengan materi yang
diajarkan pendidikan dengan AKTA, atau
diajarkan
tambahan materi yang pengalaman
diajarkan melatih

1.
2.
3.
dst

28
H. BAB VIII PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

1. Penyelenggara
Adalah kepanitiaan/ tim penyelenggara/ institusi kediklatan yang diberi
kewenangan untuk menyelenggarakan pelatihan elektromedis, yaitu:
a. DPP/ DPD / DPC IKATEMI.
b. Lembaga Diklat Profesi (LDP) elektromedis.
c. Institusi pelatihan yang telah terakreditasi BPPSDMK Kementerian Kesehatan
atau terakreditasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) elektromedis, dengan masa
berlaku akreditasi yang masih aktif.
Komponen penyelenggara:
a. Institusi penyelenggara pelatihan:
1) DPP Ikatemi
2) DPD/ DPC IKATEMI ………….........
3) Lembaga Diklat Profesi (LDP) elektromedis
4) Rumah Sakit ……………….…, (faskes/fasyankes yang telah terakreditasi)
b. Penanggung jawab pelatihan:
1) Ketua DPD IKATEMI ….. (untuk pelatihan DPD/DPC Ikatemi), atau
2) Nama ……… (Elektromedis dari faskes/ fasyankes)
c. Tenaga yang menjadi Pengendali pelatihan (Master of Training): …….. orang
(lampirkan dalam SK Penyelenggaraan atau surat tugas sebagai pengendali
pelatihan dari DPD Ikatemi).
d. Waktu/lama penyelenggaraan pelatihan: …. jam pelatihan (jpl), ……hari, dari
tanggal …………. s/d .....................
2. Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraan:
a. Tempat penyelenggaraan mempunyai sarana dan prasarana yang menunjang
proses pembelajaran.
b. Pelatihan dapat diselenggarakan di hotel, gedung pertemuan, atau auditorium.

29
Fasilitas penyelenggaraan:
a. Fasilitas peserta ; modul pelatihan, seminar kit, name-tag, presentasi pelatihan,
sertifikat.
b. Media pelatihan ; laptop, projector, flipchart, pointer
c. Unit praktik ; menyesuaikan materi pelatihan

I. BAB IX EVALUASI PELATIHAN

Evaluasi pelatihan elektromedik meliputi evaluasi persiapan pelatihan (untuk


pelatihan yang sifatnya berulang) dan evaluasi pelaksanaan pelatihan, dan bila
pelatihan berulang sebaiknya dilakukan evaluasi pasca pelatihan.
Evaluasi pelaksanaan pelatihan elektromedik:
1. Evaluasi Peserta

Menetapkan evaluasi yang akan dilakukan terhadap peserta. Pada setiap


pelatihan dilakukan evaluasi untuk peserta, di antaranya :
a. Pre-test dan post-test.
Soal test sebanyak 30 soal, terdiri dari materi pengetahuan 20%, keterampilan
40% dan sikap kerja 40% yang mewakili keseluruhan materi pelatihan yang akan
disajikan.
b. Bila perlu dengan uji kemampuan teknis (uji komprehensif), sehingga dapat
ditentukan kelulusan pada pelatihan yang bersangkutan.
2. Evaluasi Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur
Menetapkan kriteria penilaian terhadap performance pelatih/
fasilitator/instruktur. Meliputi :
a. Elemen Materi
1) Manfaat materi
Kesesuaian materi dengan tujuan pelatihan, kesesuaian materi dengan
harapan peserta, disamping kemudahan materi untuk diterapkan.
2) Penguasaan substansi materi
Apakah narasumber menguasai materi yang disajikan, kelengkapan materi
pelatihan, dan pencapaian tujuan materi pelatihan.

30
b. Elemen Kemampuan Kediklatan
3) Teknik penyajian
Bagaimana kemampuan narasumber menyampaikan materi pelatihan.
4) Penggunaan alat bantu pelatihan
Apakah penggunaan alat bantu pelatihan sesuai dengan materi dan gaya
belajar peserta pelatihan.
5) Interaksi dengan peserta
Bagaimana kemampuan narasumber menciptakan suasana interaktif.
6) Pemberian motivasi belajar pada peserta
Apakah narasumber mempunyai sikap dan keterampilan penyampaian materi
pelatihan yang memotivasi peserta untuk belajar.
7) Komunikasi yang dibangun oleh pelatih dalam proses pelatihan
8) Personality atau karakter yang dimiliki oleh seorang pelatih

3. Evaluasi Penyelenggara

Menentukan aspek yang akan dievaluasi dari penyelenggaraan. Meliputi:


a. Elemen Penyelenggara (Panitia dan Pengendali Pelatihan)
1) Tujuan Pelatihan
Kesesuaian pelaksanaan pelatihan dengan rencana, efektivitas
penyelenggaraan.
2) Ketepatan waktu
Pelaksanaan sesuai jadwal dan waktu pelatihan, sekuen/ urutan materi
pelatihan dilaksanakan secara urut.
3) Kelengkapan materi pelatihan
Adakah modul pelatihan, copy hasil presentasi pelatihan.
4) Suasana pelaksanaan pelatihan
Suasana tempat penyelenggaraan pelatihan mendukung terselenggaranya
proses pelatihan dengan baik.
5) Komunikasi peserta dengan penyelenggara
Penyelenggara menyediakan ruang komunikasi dan sharing informasi dengan
peserta (misal dengan whatsapp atau sejenisnya)
31
6) Pelayanan kesekretariatan dan sikap penyelenggara
Penyelenggara memberi pelayanan yang bermutu, dan profesional sesuai
kebutuhan penyelenggaraan pelatihan.
b. Elemen Tempat Penyelenggaraan
7) Alat bantu pelatihan
Kelengkapan fasilitas dan alat bantu pelatihan.
8) Pelayanan akomodasi hotel
Kenyamanan ruang pelatihan, kebersihan dan kerapihan ruang pelatihan,
kebersihan dan kerapihan kamar, perlengkapan kamar, serta akomodasi yang
memadai.
9) Pelayanan konsumsi
Variasi dan higienis konsumsi, kecukupan konsumsi, pengaturan makanan.
10) Sound system
Adanya sound system yang memadai sesuai dengan kebutuhan.
11) Pelayanan komunikasi dan informasi
Komunikasi dan informasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan baik.

J. BAB X SERTIFIKAT
Sertifikat keikutsertaan diberikan bagi:
1. Peserta.
2. Pengendali pelatihan.
3. Pelatih/fasilitator/instruktur.
4. Panitia

32
BAB V
METODE PELATIHAN
BAB V : METODE PELATIHAN

A. MEMILIH DAN MENETAPKAN METODE PELATIHAN


Metode Pelatihan adalah suatu proses yang sistematis dan teratur yang dilakukan
oleh pelatih/fasilitator/instruktur dalam penyampaian materi kepada peserta
pelatihan elektromedik. Metode pelatihan dipilih sesuai dengan materi pelatihan.
Pemilihan metode pelatihan harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada
peserta untuk berperan lebih aktif.
Penyelenggara pelatihan harus mengenal dengan baik berbagai metode pelatihan
yang ada dan mampu meragamkan metode yang akan dipergunakan. Para pelatih
tidak hanya harus mengetahui berbagai metode pelatihan, tetapi juga harus dapat
menggunakannya dengan baik.
Pemilihan metode disesuaikan dengan:
a. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang ditetapkan dalam GBPP
b. Kemampuan pelatih dalam menggunakan metode pelatihan
c. Tingkat kemampuan peserta dalam mengikuti pelatihan
d. Besarnya kelompok sasaran yang mengikuti pelatihan

B. METODE PELATIHAN ELEKTROMEDIK


Metode pelatihan yang digunakan pada pelatihan elektromedik antara lain:
a. Metode ceramah tanya jawab adalah presentasi lisan yang disampaikan seorang
narasumber kepada peserta pelatihan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat
berupa ceramah tanya jawab (CTJ) secara interaktif dan eksploratif. Dapat dilakukan
dengan diskusi, tanya jawab, update informasi atau sharing pengalaman.
b. Metode diskusi (discussion) adalah komunikasi dua arah antara pelatih dengan
peserta pelatihan, dan peserta pelatihan berkomunikasi satu sama lain. Merupakan
proses eksplorasi topik atau masalah tertentu dalam kelompok. Kesuksesan metode
ini bergantung pada kemampuan pelatih untuk mengambil inisiatif dan mengelola

33
diskusi kelas. Agar berhasil, metode ini membutuhkan pelatih yang terampil untuk
bertindak sebagai fasilitator, waktu yang cukup untuk melakukan diskusi yang
bermakna, peserta pelatihan harus memiliki tujuan dan rujukan yang sama agar
diskusi berjalan dengan baik dan bermakna. Kebanyakan peserta pelatihan
menganggap metode ini lebih menyenangkan daripada metode ceramah.
c. Metode praktik adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberikan praktik pada
saat pembelajaran di kelas untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi
peserta. Dapat dilakukan dengan demonstrasi, simulasi.
d. Penugasan adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberikan tugas/ take home
untuk diselesaikan diluar waktu pelatihan untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan materi peserta.
e. Metode praktik lapangan adalah kegiatan yang dilakukan saat pelatihan
berlangsung dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang didapat di kelas, sehingga peserta mendapatkan pengalaman baik
kemudahan maupun kesulitan dalam melaksanakan tugas.
f. Metode Refleksi Diri adalah sebagai tahap awal dalam pelatihan, refleksi diri akan
menjadi acuan bagi penyelenggara dalam memberikan pelatihan. Pengendali
pelatihan dapat memberikan edukasi mengenai pemahaman kepribadian dan
karakter dalam diri setiap individu.
g. Metode Refleksi hasil pelatihan adalah peserta pelatihan menyampaikan/
merefleksikan hasil pelatihan pada awal pelatihan hari berikutnya. Berupa resume
pelatihan dan implementasi yang mungkin dapat/ belum dapat dilakukan.
h. Metode curah pendapat (Brainstorming) adalah teknik pemecahan masalah
dimana peserta memberi suatu masalah, dan peserta diminta untuk menyampaikan
setiap gagasan yang mereka pikirkan, tidak jadi soal betapapun aneh dan gilanya
gagasan itu. Semua gagasan dihimpun dan dicatat, tanpa evaluasi, sebelum
didiskusikan.
i. Metode demonstrasi (demonstration) adalah suatu cara untuk menunjukkan dan
merencanakan bagaimana cara kerja atau melakukan suatu pekerjaan atau
bagaimana sesuatu itu harus dikerjakan. Metode ini diterapkan untuk
mengilustrasikan atau memperjelas gagasan, proses, atau hubungan. Peran peserta
34
adalah mengamati dan tidak terlibat secara langsung. Metode ini seringkali disertai
dengan mempersilakan peserta mempraktikkan hal-hal yang didemonstrasikan
serta menerima balikan.
j. Metode simulasi adalah representasi dari situasi realitas kerja yang sesungguhnya
secara nyata pada pekerjaan, biasanya situasi yang mengharuskan adanya tindakan
dan reaksi yang sesuai yang mengharuskan pemeragaan keahlian teknis.
k. Metode permainan (game) adalah interaksi dari peserta pelatihan dalam sebuah
permainan (games). Setiap permainan memiliki keunikan aturan dan hasil belajar
masing-masing. Setiap peserta dituntut untuk dapat melakukan kerja sama, kreatif
dalam mengembangkan ide, problem solving, dan hal-hal lain yang dapat
memberikan pembelajaran dalam sebuah tim. Di mana dalam sebuah tim kerja
tersebut memiliki berbagai latar belakang skill, karakter, dan kepribadian yang
berbeda sehingga dapat menimbulkan tantangan dan pengembangan diri seseorang
dalam bersosialisasi, interpersonal, komunikasi, dan lain sebagainya.
l. Metode studi kasus (Case Study) adalah peristiwa atau kejadian yang ditulis atau
disampaikan secara lisan berkenaan dengan suatu situasi nyata. Dalam studi kasus
disampaikan cakupan rincian masalah secukupnya agar peserta dapat menganalisis
masalah dan mengajukan solusi yang mungkin. Membantu peserta pelatihan
mempelajari keterampilan analisis dan pemecahan masalah dengan menyajikan
cerita (kasus) mengenai orang dalam organisasi yang menghadapi suatu masalah.
Instruktur harus bertindak sebagai katalis dan fasilitator yang mampu mendorong
sudut pandang yang beragam tetapi tidak mendominasi diskusi dan tidak
membiarkan beberapa orang mendominasi diskusi serta tidak mengarahkan diskusi
menuju solusi yang dikehendakinya. Studi kasus akan efektif jika instruktur dapat
bertindak dengan baik dan kasus yang diangkat baik.
m. Metode bermain peran (role play) adalah merupakan kombinasi antara studi kasus
dan program pengembangan sikap. Setiap orang diberi peran dalam suatu situasi
(seperti kasus) dan diminta memainkan peran dan bereaksi terhadap rangsangan
yang dikehendaki seseorang. Bermain peran membangun pemahaman yang lebih
baik mengenai para pemeran dengan melihat dan mendengar mereka dalam
tindakan. Memberi kesempatan kepada pengamat untuk melakukan pembelajaran
35
seperti mengalami sendiri. Memberi wawasan dan kesempatan pada pemeran
untuk mempraktikkan keterampilan perilaku. Memberi contoh perilaku untuk
tujuan menganalisis dan mengevaluasi kinerja atau respons.
n. Metode kelompok studi kecil (buzz group) adalah peserta dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil yang masing-masing beranggotakan empat sampai enam orang yang
mendiskusikan suatu topik atau melaksanakan suatu tugas dalam waktu kurang dari
10 menit.

C. Panduan Praktik
1. Menyusun panduan praktik alat elektromedik
Panduan praktik disusun sebagai acuan pada pembelajaran praktik yang berisi
prosedur dan langkah-langkah kegiatan, yang disusun sesuai dengan standar.
2. Instruktur memberi contoh praktik secara urut sesuai prosedur
Instruktur terlebih dahulu melakukan pendampingan praktik, kemudian
mempersilakan peserta melakukan praktik dengan mengamati dan menilai hasil
pembelajaran.
3. Asesmen Kegiatan Praktik
Formulir asesmen praktik diisi sesuai kondisi yang ada sebagai bahan penilaian
peserta.
4. Menilai hasil pembelajaran praktik
Pengujian komprehensif kemampuan praktik, peserta dianggap kompeten
apabila 100 % keterampilan teknis yang diajarkan telah dikuasai.

36
BAB VI
MEDIA DAN ALAT BANTU PELATIHAN
BAB VI : MEDIA DAN ALAT B
NTU PELATIHAN
A. MENETAPKAN MEDIA PELATIHAN
Media pelatihan adalah seperangkat benda/alat yang digunakan oleh Pelatih/
fasilitator/ instruktur untuk mempermudah dan meningkatkan efektivitas proses
penyampaian materi pelatihan kepada peserta, dalam bentuk non fisik (software) yang
mengandung ‘pesan’ didalamnya (isi pembelajaran).
Media pelatihan merupakan sarana penghantar proses pembelajaran yang
digunakan pelatih untuk:
a. Mengemas ide/ pesan yang akan disampaikan dalam proses pelatihan untuk
mencapai tujuan pelatihan.
b. Mempelajari/ memahami pesan/ materi yang terkandung didalamnya (terjadi
internalisasi proses pelatihan).
Menetapkan media pelatihan disesuaikan dengan:
a. Tujuan Pembelajaran Umum/ Tujuan Pembelajaran Khusus yang telah ditetapkan
dalam Garis-garis Besar Program Pembelajaran
b. Metode pelatihan yang digunakan
c. Karakteristik kemampuan peserta
d. Kemampuan pelatih/fasilitator/instruktur
e. Sumber daya penunjang yang tersedia.
Media pelatihan yang digunakan pada pelatihan antara lain:
a. Bahan tayang (slide power point)
b. Modul pelatihan
c. Media cetak, grafis, dan audiovisual
d. Panduan pelatihan (petunjuk praktik/ studi kasus/ referensi/ prosedur tetap)

B. MENETAPKAN ALAT BANTU PELATIHAN


Alat bantu pelatihan adalah seperangkat benda/ alat dalam bentuk fisik
(hardware) yang dapat dilihat, didengar dan diraba oleh panca indera, yang digunakan
37
oleh fasilitator/ pelatih dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu
pelatihan (instructional aids) berperan sebagai perlengkapan yang di gunakan oleh
pengajar dalam memperjelas materi yang sampaikan, oleh karena itu disebut juga alat
bantu mengajar (teaching aids).
Alat bantu pelatihan merupakan:
a. alat yang digunakan pelatih dengan tujuan membantu memperjelas/
mempermudah/ mempercepat pesan/ materi yang disampaikan.
b. Alat yang mempermudah membantu peserta untuk mengerti materi yang
disampaikan oleh pelatih.
Dalam menetapkan alat bantu pelatihan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
yaitu:
a. Disesuaikan dengan Tujuan Pembelajaran Umum/ Tujuan Pembelajaran Khusus
yang telah ditetapkan dalam Garis-garis Besar Program Pembelajaran
b. Disesuaikan dengan metode pelatihan yang digunakan.
c. Menghasilkan efek pembelajaran yang lebih baik
d. Prinsip efektif dan efisien
e. Disesuaikan dengan kemampuan pelatih/fasilitator/instruktur
Alat bantu pelatihan yang digunakan pada pelatihan antara lain:
a. Laptop
b. LCD
c. White board, spidol dan penghapus
d. Flipchart, Perlengkapan peralatan, training kit

38
BAB VII
MODUL PELATIHAN
PELATIHAN
KERJA
A. MODUL PELATIHAN
Modul pelatihan merupakan uraian dari pokok-pokok bahasan yang sesuai
dengan tujuan pelatihan dilengkapi dengan langkah-langkah/ proses, bahan bacaan
atau uraian materi petunjuk, penugasan, diskusi, studi kasus, latihan-latihan dan
evaluasi yang berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.
Modul pelatihan elektromedik ditulis dengan menggunakan microsoft word atau
sejenisnya dengan font Calibri 12 spasi 1,5.
B. MENYUSUN MODUL PELATIHAN
Cara menyusun modul adalah sebagai berikut:
1. Rujukan GBPP yang terdapat dalam kurikulum.
2. Isi kerangka (format) modul dengan berpedoman pada penjelasan pengisian format
dibawah ini :
a. Judul Modul, diisi dengan judul materi yang tercantum dalam struktur program.
b. Deskripsi Singkat, uraikan dengan singkat pengantar materi pembelajaran yang
akan disampaikan.
c. Tujuan Pelatihan, tuliskan tujuan pelatihan seperti yang tercantum dalam GBPP
Tujuan Pembelajaran Umum dan Tujuan Pembelajaran Khusus
d. Pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan, tuliskan pokok bahasan dan sub
pokok bahasan seperti dalam GBPP. Jumlah pokok bahasan sama dengan jumlah
item pada tujuan pembelajaran khusus.
e. Bahan belajar, tuliskan bahan-bahan yang dipergunakan untuk mempelajari
materi. Bahan belajar dapat berupa buku, teks, modul, peraturan, standar,
pedoman, dan bahan lain berisikan informasi yang terkait dengan materi
f. Langkah-langkah kegiatan pelatihan
1) Jabarkan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses
pelatihan

39
2) Uraikan prosedur dengan metode yang akan digunakan menyampaikan materi
setiap pokok dan sub pokok bahasan.
3) Gunakan metode yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat
dicapai pada sesi tersebut.
4) Pertimbangkan metode yang dapat senantiasa melibatkan secara aktif seluruh
peserta dalam setiap proses. Metode sebaiknya berganti-ganti pada setiap
sesi agar motivasi peserta tetap terjaga.
5) Tetapkan media dan alat bantu yang tepat disesuaikan dengan metode.
6) Tuliskan tugas-tugas atau latihan yang harus diselesaikan oleh peserta
pelatihan.
7) Persiapkan bahan-bahan penugasan (tayangan kasus, skenario permainan)
dan lampirkan pada lembar kerja secara rinci.
8) Uraikan rencana evaluasi baik kuantitatif maupun kualitatif yang akan
digunakan untuk mengukur kemampuan awal peserta latih juga untuk
mengukur pencapaian kompetensi sesuai tujuan pembelajaran.
9) Perhitungan alokasi waktu yang dipergunakan setiap sesi sehingga
kompetensi yang diharapkan tercapai.
g. Uraian materi, Uraikan secara spesifik materi dari masing-masing pokok bahasan
dan sub pokok bahasan.
h. Referensi, Sebutkan buku-buku atau sumber lainnya yang digunakan dalam
menyusun materi pelatihan dan yang digunakan sebagai rujukan dalam
mempelajari materi pelatihan.
i. Lampiran
1) Lembar penugasan, sediakan lembar penugasan bagi peserta. Lembar
penugasan membuat petunjuk kegiatan dan bahan-bahan yang dapat berupa
kasus, ilustrasi, skenario, soal, pertanyaan, praktik, demontrasi dan
sebagainya.
2) Informasi lain, Informasi yang mendukung dan tidak disampaikan di bagian
lain.

40
BAB VIII
BIAYA PROGRAM PELATIHAN
BAB VIII : BIAYA PROGRAM PELATI
HAN
A. KOMPONEN PEMBIAYAAN PROGRAM PELATIHAN
1. Identifikasi pembiayaan SDM pelatihan minimal sesuai dengan regulasi yang
berlaku, serta mengikuti update dari regulasi dan kebijakan yang ada;
a. Penanggung jawab pelatihan, sebesar Rp. 500.000.00/orang/ kegiatan
b. Pengendali pelatihan, sebesar Rp. 900.000.00/orang/kegiatan
c. Ketua Panitia, sebesar Rp. 750.000.00/orang/kegiatan
d. Sekretaris, bendahara Rp.500.000/orang/kegiatan
e. Anggota panitia, sebesar Rp. 500.000.00/orang/ kegiatan
f. Pengarah (pembukaan, penutupan), variabel (Rp.300.000)
g. Narasumber/Fasilitator
1) Eselon I minimal Rp. 1.400.000.00/ jpl/ orang
2) Eselon II / Elektromedis Utama/ Direktur minimal Rp. 1.000.000.00/ jpl/ orang
3) Eselon III/ Elektromedis Madya/ Supervisor minimal Rp.900.000.00/ jpl/ orang
4) Elektromedis Jenjang lainnya minimal Rp. 600.000.00/ orang/ jpl/ orang
h. Instruktur, sebesar Rp. 150.000.00/ jpl/ orang
i. Narasumber agen non sponsorship sesuai aturan pembiayaan narasumber, dan
untuk Narasumber agen tunggal sponsorship bebas pembiayaan honorarium
narasumber

41
2. Pembiayaan penyelenggaraan pelatihan:
a. Satuan Kredit Profesi (SKP), sesuai kebijakan terkini dari DPP IKATEMI
(Rp.500.000/ SKP Peserta)
b. Paket meeting
Paket residensial fullboard meeting, dengan fasilitas tempat
penyelenggaraan sesuai standar. Apabila tidak termasuk biaya penginapan,
panitia menyediakan informasi rekomendasi hotel di sekitar tempat
penyelenggaraan.
c. Fasilitas peserta
Fasilitas peserta meliputi residensial fullboard meeting, modul pelatihan,
flashdisk berisi hasil presentasi, uniform (wearpack/ rompi/ kaos/ jaket/ jas).

B. KEBIJAKAN BIAYA PROGRAM PELATIHAN


1. Metodologi
a. Total Biaya pelatihan ditentukan dengan memperhitungkan target jumlah
peserta terhadap prediksi anggaran operasional penyelenggaraan, dengan
mempertimbangkan capaian hasil pembelajaran dan kepuasan penyelenggaraan
dari peserta
b. Biaya pendaftaran peserta pelatihan sesuai dengan rincian anggaran biaya
pelatihan
c. SKP pelatihan diterbitkan oleh Lembaga Diklat Profesi Elektromedis/ DPP
IKATEMI, dengan ketentuan diatur tersendiri.
d. Narasumber dari agen tunggal (sponsorship) yang tidak memerlukan
honorarium, reward dapat diberikan berupa souvenir pelatihan.
e. Pelatihan berbasis rumah sakit/ faskes/ fasyankes, dimana sponsorship tidak
diperkenankan, dapat diberikan dalam bentuk doorprice/ suvenir yang diberikan
kepada peserta dengan quiz dan sebagainya.
f. Bendahara membuat rekapitulasi kebendaharaan pelatihan meliputi masuk,
keluar dan saldo pada setiap aktifitas keuangan, dengan judul rincian Pemasukan
dari peserta, Pemasukan dari sponsor/pihak lain, dan Pengeluaran

42
g. Bendahara menyusun laporan akhir realisasi anggaran (pertanggungjawaban),
sesuai hasil pelaksanaan di akhir penyelenggaraan pelatihan secara akuntabel.
h. Sponsorship penyelenggaraan merupakan dana operasional dan pengembangan
DPP/DPD/DPC Ikatemi selaku penyelenggara, sehingga penggunaan anggaran
bersumber sponsorship, atas persetujuan terlebih dahulu antara ketua panitia
dengan DPP/ DPD/ DPC selaku penanggung jawab penyelenggara pelatihan, dana
tersebut dapat digunakan apabila terjadi defisit anggaran atau kebutuhan
operasional pelatihan.
i. Dana sponsorship tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
kediklatan dan keorganisasian DPP/DPD/DPC meliputi biaya pengembangan
kurikulum, pengembangan modul pelatihan, investasi peralatan pelatihan, biaya
peningkatan sumber daya manusia dan biaya lain yang diperlukan, yang dikelola
oleh DPD Ikatemi terkait.
j. Saldo pelaksanaan pelatihan dimasukkan ke kas DPP/DPD/DPC Ikatemi terkait
selaku penyelenggara, paling lambat satu bulan setelah pelaksanaan.
2. Pelaksanaan pelatihan
a. Pendaftaran melalui aplikasi google formulir atau sejenisnya
b. Pemanggilan peserta sesuai urutan pendaftaran, peserta yang melakukan
pembayaran lebih dahulu diprioritaskan sebagai peserta pelatihan
c. Biaya pendaftaran ditransfer ke rekening DPD/ DPC Ikatemi, atau onsite atas
persetujuan panitia
d. Apabila peserta mengundurkan diri selambat-lambatnya satu bulan sebelum
pelaksanaan maka biaya pendaftaran tidak dapat dikembalikan
e. Apabila kriteria peserta tidak sesuai persyaratan, maka pendaftaran dianggap
batal dan biaya pendaftaran dikembalikan selambat-lambatnya satu bulan
setelah pelaksanaan.

43
C. EVALUASI PEMBIAYAAN PROGRAM PELATIHAN
Rencana tindak lanjut untuk perbaikan pembiayaan program pelatihan dievaluasi
dan disusun dengan memperhatikan biaya kepatutan pelaksanaan, kenyamanan/
kepuasan peserta, hasil pembelajaran dan semangat tim penyelenggara pelatihan
elektromedik.

44
BAB IX
PENGELOLAAN PELATIHAN
BAB IX : PENGELOLAAN PELATI
HAN
A. STANDAR PENGELOLAAN PELATIHAN
1. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta membangun komitmen belajar
diantara peserta.
b. Penyiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang mempunyai pengaruh
terhadap perubahan perilaku dalam menciptakan iklim yang kondusif dalam
melaksanakan tugas.
c. Penjajagan awal peserta dengan memberikan pre-test.
d. Pembahasan materi kelas.
e. Praktik kelas dalam bentuk penugasan-penugasan dan praktik lapangan.
f. Penjajagan akhir peserta dengan memberikan post-test.
Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta dilibatkan secara aktif baik dalam
teori maupun penugasan, dimana:
a. Pengendali pelatihan mempersiapkan peserta untuk siap mengikuti proses
pembelajaran.
b. Pengendali pelatihan menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada setiap materi.
c. Pengendali pelatihan dapat mengawali proses pembelajaran dengan:
 Penggalian pengalaman peserta.
 Penjelasan singkat tentang seluruh materi.
 Penugasan dalam bentuk individual atau kelompok.
d. Setelah semua materi disampaikan, pengendali pelatihan dan atau peserta dapat
memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan materi yang diberikan.
e. Sebelum pemberian materi berakhir, pengendali pelatihan dan peserta dapat
membuat rangkuman.

45
2. Metode pelatihan
Metode pelatihan ini berdasarkan pada prinsip:
a. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan yang
terkait dengan tugas yang dilaksanakan.
b. Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran.
c. Pembinaan kondisi yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya komunikasi
dua arah.
3. Alur Proses Pelatihan
Rincian rangkaian alur proses pelatihan sebagai berikut:
a. Pembukaan, proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut :
1) Safety Briefing
2) Pembukaan (oleh MC)
3) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
4) Menyanyikan Mars IKATEMI.
5) Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
6) Pengarahan dari DPP/ DPD Ikatemi atau pejabat yang berwenang (tentang
latar belakang perlunya penyelenggaraan pelatihan), sekaligus membuka
acara.
7) Penyerahan peserta dari Panitia Penyelenggara kepada Pengendali pelatihan
8) Penyematan tanda peserta secara simbolis
9) Do`a
10) Dokumentasi ( Foto bersama )
b. Membangun komitmen belajar (kesepakatan pembelajaran)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti
proses pembelajaran, kegiatannya antara lain:
1) Penjelasan oleh Pengendali pelatihan tentang tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar.
2) Perkenalan antara peserta, Pengendali pelatihan, panitia penyelenggara, dan
juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan
permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.

46
3) Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen masing-
masing peserta selama pelatihan.
4) Kesepakatan antara pengendali pelatihan, penyelenggara pelatihan dan
peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi :
pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang
lainnya.
c. Pemberian Materi Dasar
Setelah materi membangun komitmen belajar, kegiatan dilanjutkan dengan
memberikan materi dasar sebagai pengetahuan/wawasan yang sebaiknya
diketahui peserta dalam pelatihan.
d. Pemberian Materi Inti
Pemberian materi keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada
kompetensi keterampilan yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua
peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu
metode ceramah tanya jawab interaktif, studi kasus, diskusi kelompok, bermain
peran, tugas baca, simulasi, praktik lapangan.
e. Pemberian Materi Penunjang
Pemberian materi penunjang berupa Rencana Tindak Lanjut (RTL). Masing-
masing peserta menyusun rencana tindak lanjut setelah selesai pelatihan
elektromedik.
f. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan cara me-review kegiatan proses pembelajaran
yang sudah berlangsung, ini sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses
pembelajaran selanjutnya. Di samping itu juga dilakukan proses umpan balik dari
pelatih ke peserta berdasarkan penilaian penampilan peserta, baik di kelas
maupun di lapangan.
g. Penutupan
Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan
masukan dari peserta ke penyelenggara dan fasilitator untuk perbaikan pelatihan

47
yang akan datang. Proses penutupan pelatihan meliputi beberapa kegiatan
berikut:
1) Pembukaan (oleh MC)
2) Sambutan Pengendali pelatihan
3) Penyerahan peserta dari Pengendali pelatihan kepada Panitia Penyelenggara
4) Sambutan oleh wakil peserta
5) Pelepasan tanda peserta secara simbolis
6) Penyerahan Sertifikat Pelatihan oleh Panitia Penyelenggara
7) Sambutan oleh Panitia penyelenggara sekaligus menutup acara
8) Do`a

B. INSTRUMEN PENILAIAN PELATIHAN


1. Absensi awal kehadiran.
2. Pre-test dan post-test.
3. Absensi setiap materi/sesi/hari
4. Hasil Uji Praktik.
5. Kuesioner/angket untuk evaluasi Narasumber/Fasilitator/Instruktur, dan evaluasi
Penyelenggara, (evaluasi materi pelatihan untuk pelatihan yang berulang dalam
beberapa angkatan)
6. Uji kompetensi, untuk pelatihan jabatan fungsional elektromedis
7. Uji kompetensi, untuk pelatihan kompetensi berdasar SKKNI elektromedis

C. STANDAR WAKTU PELATIHAN

1. Pelatihan elektromedik sebaiknya diselenggarakan minimal 30 JPL, dengan ideal


waktu penyelenggaraan pelatihan 4 (empat) hari.
2. Waktu pelatihan maksimum 10 (sepuluh) JPL perhari, dan 1 (satu) JPL@45 Menit
3. Istirahat: ISHOMA maksimum 60 menit, rehat kopi maksimum 30 menit.
4. Pre dan Post Test maksimal 30 menit (1 menit/ soal).

48
D. STANDAR SERTIFIKASI

1. Sertifikat yang mempunyai nilai Satuan Kredit Profesi (SKP) elektromedis hanya
diberikan pada peserta yang mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir, dibuktikan
dengan absensi setiap materi/sesi/hari, minimal 90% kehadiran untuk materi teori
dan 100% untuk materi praktik.
2. Apabila kehadiran peserta tidak memenuhi ketentuan tersebut maka sertifikat
kepesertaan tidak dapat diberikan namun penyelenggara dapat memberikan surat
keterangan keikutsertaan pelatihan tersebut.
3. DPD Ikatemi, Fasyankes, Faskes lainya dan institusi Penyelenggara pelatihan yang
terakreditasi dapat mengajukan permohonan SKP kepada Lembaga Diklat Profesi
(LDP) Elektromedis untuk memperoleh SKP elektromedis.
4. Penyelenggara pelatihan yang terakreditasi dapat mengajukan permohonan uji
kompetensi kepada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Elektromedis untuk
mendapatkan sertifikat kompetensi.
5. Penyelenggara pelatihan yang belum terakreditasi hanya mendapatkan sertifikat
keikutsertaan yang mempunyai nilai SKP elektromedis.
6. Sertifikat kompetensi (certificate of competence) elektromedis hanya diberikan
kepada peserta pelatihan minimal 30 JPL dengan uji kompetensi sesuai dengan
ketentuan, dan dinyatakan lulus uji kompetensi. Apabila tidak lulus uji kompetensi
maka hanya diberikan sertifikat keikutsertaan (certificate of attendance).
7. Syarat mengikuti uji kompetensi peserta harus memenuhi syarat kehadiran (point
1).

E. PENERBITAN SATUAN KREDIT PROFESI ELEKTROMEDIS

Syarat Penerbitan SKP:


1. Permohonan penyelenggaraan pelatihan elektromedik disusun penyelenggara
pelatihan dan ditandatangani oleh ketua penyelenggara dan diketahui oleh ketua
DPD/ DPC Ikatemi. Dan diajukan oleh DPD IKATEMI propinsi yang bersangkutan ke
Lembaga Diklat Profesi Elektromedik.

49
2. SKP elektromedis diperuntukkan bagi penyelenggaraan pelatihan teknis, pelatihan
kepemimpinan dan pelatihan jabatan fungsional elektromedis.
3. Melampirkan kerangka acuan pelatihan elektromedik/ Term of Reference (ToR).
4. Melampirkan kurikulum pelatihan.
5. Permohonan disampaikan paling cepat 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan dan
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan.
6. Memberi laporan dan evaluasi penyelenggaraan acara ke Lembaga Diklat
Elektromedik paling lambat 3 (tiga) bulan setelah pelaksanaan.
7. Membayar biaya SKP profesi sesuai ketentuan, sebelum acara dilaksanakan.

F. SERTIFIKAT PELATIHAN
1. Sertifikat bagian depan:

d
e
Pelatihan Nasional Pemeliharaan, Alat Life Support Teknologi f
Tinggi g

Gambar 5. 1 Contoh Sertifikat Pelatihan

Keterangan:
a. Nomor sertifikat  92.012.2018.001
1) 92  Kode DPD/Provinsi (Jika yang menyelenggarakan DPC maka ditambahkan
kode DPC sesuai kebijakan DPD, misal 92-1).
2) 012  Nomor awal surat penetapan SKP dari DPP IKATEMI.
3) 2018  Tahun penyelenggaraan.
4) 001  Nomor urut sertifikat (absensi pelatihan)

50
b. Penyelenggara Pelatihan.
c. Nomor surat penetapan SKP dari DPP IKATEMI.
d. Nama lengkap pemilik sertifikat tanpa gelar.
e. Peran pemilik sertifikat (Peserta, Narasumber, Fasilitator, Instruktur, Pengendali
pelatihan, Penyelenggara).
f. Tema pelatihan.
g. Tempat dan waktu penyelenggaraan.
h. Nilai ketetapan SKP.
i. Nama dan nomor KTA ketua penyelenggara.
2. Sertifikat bagian belakang:
Berisi materi pelatihan yang mencakup materi dasar, materi inti dan materi penunjang,
serta waktu pelatihan yang menunjukkan jumlah JPL teori, JPL penugasan, dan JPL
praktik lapangan, diberi tanggal dan ditandatangani oleh ketua panitia penyelenggara.
3. Tidak ada logo kemenkes atau logo institusi lain, kecuali telah memperoleh kerja sama
atau akreditasi.
4. Tidak menyertakan logo sponsorship dalam sertifikat.

G. SERTIFIKAT PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL:


Sertifikat pelatihan jabatan fungsional mengacu pada Permenkes nomor 78
tahun 2015 yang berisi :
1. Sertifikat Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan tingkat pusat diterbitkan oleh
Badan PPSDM Kesehatan.
2. Sertifikat Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan tingkat provinsi dan kabupaten/
kota diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi.
3. Sertifikat Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan tingkat provinsi dan kabupaten/
kota diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi.
4. Sertifikat harus mencantumkan Jumlah Jam Pelajaran (JPL) yang memiliki
penyetaraan dengan Angka Kredit Pelatihan (AK).
5. Jumlah Angka Kredit Pelatihan (AK) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengacu
pada kurikulum yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

51
6. Penomoran sertifikat Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan pusat maupun daerah
dikeluarkan oleh Badan PPSDM Kesehatan.
7. Sertifikat Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan harus dilengkapi dengan logo
Kementerian Kesehatan.
a. Dalam hal Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan diselenggarakan oleh
Kementerian bekerjasama dengan instansi pemerintah lainnya atau sebaliknya,
logo Kementerian Kesehatan diletakkan pada sebelah kiri atas halaman depan
sertifikat dan logo instansi pemerintah lainnya diletakkan di sebelah kanan atas
sejajar dengan logo Kementerian Kesehatan.
b. Dalam hal Pelatihan Jabatan fungsional Kesehatan diselenggarakan oleh
pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota
bekerjasama dengan pihak lainnya, logo dinas kesehatan provinsi diletakkan
pada sebelah kiri atas halaman depan sertifikat, logo Kementerian Kesehatan
diletakkan di sisi tengah atas halaman depan sertifikat, dan logo pihak lainnya di
letakkan di sebelah kanan atas.
c. Pada halaman belakang sertifikat dicantumkan daftar mata pelajaran dan
ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan/Balai Pelatihan
Kesehatan sebagai penyelenggara pelatihan. Sebagaimana terlampir.

H. PERHITUNGAN NILAI SKP PELATIHAN ELEKTROMEDIK


Nilai satuan kredit profesi kegiatan pelatihan elektromedik mengacu pada
Ketetapan SKP IKATEMI.
1. Penilaian SKP sesuai jadwal yang dilampirkan, maksimal 10 JPL perhari @45 menit
(pelaksanaan lebih dari 10 jpl sehari, perhitungan SKP dihitung 10 jpl).
2. City tour/wisata, outbound/ tim building, kunjungan lapangan/ industri, pre-test,
post-test, uji materi/ komprehensif, pembukaan/ penutupan acara tidak dihitung
dalam JPL pelatihan.

52
3. Penilaian SKP Pelatihan Elektromedik:
a. SKP Pelatihan Regional Elektromedik
JPL 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 17 s/d 20 dst

SKP Peserta 1 2 3 4 +1
SKP Narasumber/ Fasilitator/ 2 2 2 2 2
Instruktur
SKP Moderator 1 1 1 1 1
SKP Panitia 2 2 2 2 2
SKP Pengendali Pelatihan/ 2 2 2 2 2
MOT/ Pemrasaran

b. SKP Pelatihan Nasional Elektromedik


JPL 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 17 s/d 20 dst

SKP Peserta 2 3 4 5 +1
SKP Narasumber/ Fasilitator/ 3 3 3 3 3
Instruktur
SKP Moderator 2 2 2 2 2
SKP Panitia 3 3 3 3 3
SKP Pengendali Pelatihan/ 3 3 3 3 3
MOT/ Pemrasaran
c. SKP Pelatihan Internasional Elektromedik
JPL 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 17 s/d 20 dst

SKP Peserta 4 5 6 7 +1
SKP Narasumber/ Fasilitator/ 4 4 4 4 4
Instruktur
SKP Moderator 3 3 3 3 3
SKP Panitia 4 4 4 4 4
SKP Pengendali Pelatihan/ 4 4 4 4 4
MOT/ Pemrasaran

I. KEBIJAKAN PELATIHAN
Kebijakan pelatihan elektromedis ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu pengelolaan penyelenggaraan pelatihan elektromedis yang
diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja
elektromedis yang bermutu, kompeten dan profesional.
2. Akreditasi penyelenggara pelatihan elektromedis meliputi kurikulum, peserta,
pelatih dan institusi penyelenggara. Khusus untuk kurikulum dan modul sesuai
kompetensi yang dicapai harus distandarisasi secara nasional. Pelaksanaan
pelatihan elektromedis di setiap institusi/penyelenggara pelatihan diharapkan
mempunyai kualitas penyelenggaraan dan hasil pelatihan yang relatif sama.

53
BAB X
PENGENDALIAN MUTU PELATIHAN
BAB X : PENGENDALIAN MUTU PE
LATIHAN
Pengendalian mutu pelatihan elektromedis dilakukan dengan monitoring
pelaksanaan pelatihan serta evaluasi hasil penyelenggaraan pelatihan.

A. PENGENDALI MUTU PELATIHAN ELEKTROMEDIK

Pengendalian mutu pelatihan elektromedis dilaksanakan oleh:


1. Lembaga Diklat Profesi (LDP) Elektromedis
Lembaga yang memiliki kewenangan dalam mengendalikan dan meningkatkan
mutu pelatihan elektromedik. LDP profesi terakreditasi sesuai perundang-
undangan yang berlaku dan dapat dibentuk di tingkat pusat dan propinsi.
2. Tim Pengendali Mutu Pelatihan (TPMP) Elektromedik
Adalah tim yang dibentuk oleh masing-masing DPD IKATEMI, memiliki
kewenangan dalam mengendalikan dan meningkatkan mutu pelatihan elektromedik
di DPD IKATEMI yang bersangkutan.

B. PENGENDALIAN MUTU PELAKSANAAN PELATIHAN

Pengendalian mutu pelatihan dilakukan oleh segenap penyelenggara pelatihan


elektromedik, meliputi:
1. Tim Pengendali Mutu Pelatihan (TPMP)
a. Membentuk tim pengendali mutu pelatihan di masing-masing DPD IKATEMI
b. Pengendali mutu pelatihan mengaudit mutu pada setiap penyelenggaraan
pelatihan.
c. Menyusun evaluasi penyelenggaraan pelatihan.
2. Pengendali Pelatihan (Master of Training)
a. Memiliki sertifikat pengendali pelatihan dari BPPSDMK Kemenkes
b. Mengendalikan mutu pelaksanaan pelatihan
c. Menyusun evaluasi pelaksanaan pelatihan

54
3. Pelatih/ Narasumber/ Instruktur
a. Memiliki sertifikat TPPK dari BPPSDMK Kemenkes/ TOT substantif
b. Kompeten pada materi yang disajikan
c. Menyusun modul materi pelatihan yang disajikan
4. Panitia Penyelenggara
a. Evaluasi Persiapan
1) Melakukan koordinasi awal, sebelum pelaksanaan pelatihan.
2) Melakukan koordinasi final pelaksanaan, maksimal 1 (satu) minggu
sebelum Pelatihan
b. Evaluasi Pelatihan
1) Melakukan kuisioner terhadap pelatih dan penyelenggara
2) Melakukan pre-test dan post-test
c. Evaluasi dan Pelaporan Hasil Penyelenggaraan Pelatihan
1) Melaporkan hasil evaluasi pelatihan ke DPD dan LDP IKATEMI maksimum
3 (tiga) bulan setelah pelaksanaan.
d. Evaluasi Pasca pelatihan
1) Dalam rangka pengembangan pelatihan, LDP Elektromedis atau DPD
IKATEMI bila perlu melakukan evaluasi pasca pelatihan terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Berdasarkan hasil evaluasi, LDP Elektromedis atau DPD IKATEMI dapat
membuat perencanaan kegiatan peningkatan sumber daya manusia dan
sumber daya pelatihan lainnya.

C. AUDIT MUTU PELATIHAN


Setiap penyelenggaraan pelatihan elektromedik diwajibkan memenuhi standar mutu
minimal penyelenggaraan pelatihan elektromedik:
1. SK Penyelenggara Pelatihan (Panitia dan pengendali pelatihan)
2. SK penetapan satuan kredit profesi
3. Kerangka acuan pelatihan
4. Kurikulum pelatihan
5. Jadwal Pelatihan
55
6. Modul pelatihan
7. Lembar-lembar penugasan seperti: panduan diskusi kelompok, skenario bermain
peran (role play), daftar tilik (check list) dan lain-lain sesuai dengan metode yang
digunakan dalam GBPP.

56
BAB XI
EVALUASI DAN PELAPORAN HASIL PELATIHAN
BAB XI : EVALUASI DAN PELAPORAN HASIL PE
LATIHAN
Evaluasi Pelatihan Elektromedik merupakan proses pengumpulan data dan informasi
yang dibutuhkan dalam program pelatihan yang difokuskan pada peninjauan kembali
proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan serta dikaitkan dengan peningkatan
kinerjanya.
Tujuan evaluasi pelatihan adalah untuk menganalisis efektivitas penyelenggaraan
pelatihan, serta mengendalikan dan meningkatkan mutu pelatihan elektromedik. Evaluasi
pelatihan secara umum terdiri dari evaluasi peserta, pelatih dan penyelenggara. Bila perlu
dilakukan evaluasi materi pelatihan, evaluasi biaya pelatihan.

A. EVALUASI PELATIHAN MODEL KIRKPATRICK


Kirkpatrick memperkenalkan model evaluasinya pertama kali pada tahun 1975. Model
ini diakui memiliki kelebihan karena sifatnya yang menyeluruh, sederhana, dan dapat
diterapkan dalam berbagai situasi pelatihan. Menyeluruh memiliki arti evaluasi ini
mampu menjangkau semua sisi dari suatu program pelatihan. Sederhana Karena model
ini memiliki alur logika yang sederhana dan mudah dipahami serta ketegorisasi yang jelas
dan tidak berbelit-belit. Sementara dari sisi penggunaan, model ini bisa digunakan untuk
mengetahui berbagai macam jenis pelatihan dengan berbagai macam situasi.
Kirkpatrick (2009) membagi evaluasi efektivitas pelatihan dalam 4 (empat) tahap:
1. Tahap-1 reaksi, mengevaluasi reaksi peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan.
Mengukur tingkat kepuasan peserta terhadap Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur dan
Penyelenggara.
2. Tahap-2 pembelajaran, mengevaluasi peserta dalam penyerapan materi dari
program pelatihan yang disampaikan selama pelatihan. Dilakukan dengan test
untuk melihat peningkatan hasil pembelajaran peserta dalam mengikuti pelatihan,
dengan melakukan pre test dan post test.
3. Tahap-3 perilaku, mengevaluasi perubahan perilaku peserta dalam melakukan
pekerjaan. Apakah program pelatihan dapat dimanfaatkan/ diterapkan dalam
57
perilaku kerja sehari-hari dan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
kinerja dan kompetensi di unit kerja.
4. Tahap-4 kinerja, mengevaluasi dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau
organisasi secara keseluruhan, dalam memperbaiki kinerja organisasi.

B. EVALUASI PELATIHAN ELEKTROMEDIK


Evaluasi pelatihan elektromedik meliputi:
1. Evaluasi persiapan pelatihan untuk pelatihan yang sifatnya berulang dalam
beberapa angkatan meliputi:
a. Evaluasi komponen kurikulum,
b. Evaluasi peserta,
c. Evaluasi pelatih/fasilitator/instruktur, dan penyelenggara
d. Evaluasi kesiapan bahan ajar.
2. Evaluasi pelaksanaan pelatihan:
a. Evaluasi reaksi (tahap-1), dilakukan terhadap narasumber/ fasilitator/ instruktur,
dan penyelenggara.
b. Evaluasi pembelajaran (tahap-2) merupakan evaluasi terhadap peserta.
3. Evaluasi pasca pelatihan, merupakan evaluasi perilaku (tahap-3) dan evaluasi
kinerja (tahap-4).

C. EVALUASI PERSIAPAN PELATIHAN


Evaluasi Efektivitas Persiapan Pelatihan Elektromedik
1) Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar.
Evaluasi kurikulum meliputi:
a. Tujuan pelatihan, apakah tujuan menunjukkan kejelasan perubahan kompetensi
pengetahuan, sikap dan keterampilan?
b. Materi pelatihan, apakah ada kesesuaian antara materi inti pelatihan dengan
tujuan pelatihan? apakah ada kesesuaian materi inti yang terdapat dalam GBPP?,
58
apakah proporsi waktu antara teori dengan praktik/ penugasan pada struktur
program sudah sesuai?
c. Metode pelatihan
Apakah metode yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai?
d. Alat bantu pelatihan
Apakah alat bantu, bahan dan media pelatihan sudah sesuai dengan metode/
persyaratan praktik yang digunakan?
e. Evaluasi pelatihan, adanya instrumen evaluasi untuk peserta, pelatih, dan
penyelenggara. Kesesuaian evaluasi hasil belajar dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
2) Struktur Program
Struktur program berisi materi dasar, materi inti, dan materi penunjang yang
akan diberikan saat proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan,
a. Materi dasar:
Materi Dasar merupakan materi yang menjadi dasar dalam pencapaian
kompetensi yang akan dicapai. Berisi materi regulasi dan kebijakan profesi
elektromedis, bila perlu ditambahkan materi etika profesi elektromedis.
b. Materi inti:
Materi inti merupakan materi yang harus dikuasai dalam pencapaian
kompetensi yang telah diterapkan dalam tujuan khusus pelatihan. Berisi materi
pokok yang harus dipelajari dan dipraktikkan untuk menguasai suatu
kompetensi.
c. Materi Penunjang:
Materi Penunjang merupakan materi yang menunjang keberlangsungan
proses pembelajaran dan mendukung pencapaian kompetensi. Berisi materi
membangun komitmen belajar/ Building Learning Commitment (BLC), dan materi
rencana tindak lanjut (RTL)
3) Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)
Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) adalah ikhtisar keseluruhan
program pembelajaran yang terdiri atas tujuan kurikuler, tujuan instruksional
59
umum dan ruang lingkup bahan pembelajaraan yang disusun dan diatur secara
berurutan.

Tabel 11. 1 Penilaian Komponen Kurikulum

HASIL USULAN
NO URAIAN
KAJIAN PERUBAHAN

A. KOMPONEN KURIKULUM
Variabel Tujuan
Apakah Tujuan menunjukkan kejelasan
perubahan kompetensi pengetahuan, sikap
dan ketrampilan?
Variabel Materi
Apakah ada kesesuaian antara materi inti
pelatihan dengan tujuan pelatihan?
Apakah ada kesesuaian materi inti yang
terdapat dalam GBPP
Apakah Proporsi waktu antara teori dengan
praktik/ penugasan pada struktur program
sudah sesuai?
Variabel metode
Apakah Metode yang digunakan sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai
Variabel alat bantu
Apakah alat bantu, bahan dan media sudah
sesuai dengan metode/persyaratan praktik
yang digunakan?
Variabel Evaluasi
Adanya Instrumen Evaluasi untuk :
Peserta,
Pelatih,
Penyelenggara
Kesesuaian evaluasi hasil belajar dengan
kompetensi yang ingin dicapai
B. KOMPONEN PESERTA
Variabel kriteria
Kesesuaian Persyaratan Calon Peserta
Variabel Efektivitas Pelatihan
Pelatihan Non Teknis
Jumlah Calon Peserta dalam 1 kelas
Peserta  30
Pelatihan Teknis
Jumlah Calon Peserta dalam satu kelas :
Peserta  15
Peserta 16-25
Peserta >25

60
Perbandingan jumlah peserta dengan
fasilitator :
Peserta : Fasilitator = ≤ 5 : 1
Peserta : Fasilitator = 6 - 10 : 1
Peserta : Fasilitator = > 10 : 1
Variabel Kriteria :
Memiliki Kemampuan Kediklatan
(telah mengikuti Training of Trainer
Elektromedis)/ TPPK/mempunyai pengalaman
melatih/mengajar)
Variabel Profesionalisme :
Kesesuaian Keahlian dengan Materi yang
diberikan(pelatih memiliki pendidikan dasar
profesi/pelatihan tambahan/pengalaman
dalam bidang tugasnya sesuai dengan materi
yang diberikan)
C. KOMPONEN PENYELENGGARA
Variabel Landasan Hukum :
Kesesuaian institusi penyelenggara
berdasarkan kewenangan hokum
Institusi diklat kesehatan, baik pemerintah
maupun swasta
Institusi kesehatan non diklat, dengan Master
of Training (MOT)
Institusi kesehatan non diklat, tanpa Master
of Training (MOT)
Variabel Penyelenggara :
Adanya Master of Training (MOT) dan atau
Training officer Course (TOC) yang menjadi
pengelola diklat
D. KOMPONEN TEMPAT PENYELENGGARA
PELATIHAN
Variabel Tempat Penyelenggaraan :
Kesesuaian Tempat penyelenggaraan
berdasarkan fungsi tempat penyelenggaraan
pelatihan
Institusi diklat sesuai dengan badan hukum
dan memiliki sarana kelas dengan
kelengkapannya
Institusi non diklat, dengan dan memiliki
sarana kelas dengan kelengkapannya
Institusi non diklat dengan sarana kelas yang
tidak lengkap
Sumber: Kemenkes (2015)

D. EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN


1. Evaluasi Tahap 1 (Reaksi)

Evaluasi pada tahap ini mengukur tingkat kepuasan peserta dalam mengikuti
pelatihan. Pelatihan akan efektif, apabila peserta pelatihan bereaksi dengan baik
terhadap penyelenggaraan pelatihan.

61
Data yang dikumpulkan merupakan data deskriftif kuantitatif dengan metode
kuesioner skala likert.
Evaluasi tahap reaksi mencakup elemen evaluasi terhadap pelatih/ fasilitator/
instruktur dan penyelenggara
Tabel 11.2 Interpretasi skala likert
SKALA SKALA 100 INTERPRETASI
LIKERT
5 86 – 100 Sangat baik
4 76 – 85 Baik
3 56 – 75 Cukup
2 45 – 55 Kurang
1 0 – 44 Sangat kurang
Sumber: Kemenkes (2015) diolah

Langkah evaluasi tahap 1:


a. Menyusun kuesioner pelatih dan kuesioner penyelenggara. Tentukan hal-hal
yang dapat menginformasikan kepuasan peserta dalam mengikuti kegiatan
pelatihan
b. Mengemas informasi-informasi tersebut dalam suatu format isian yang mudah
dimengerti oleh subjek evaluasi, serta dapat mengkuantifikasikan informasi-
informasi tersebut.
c. Bila perlu menambahkan juga kolom komentar dan saran sebagai informasi
tambahan.
d. Menggandakan kuesioner.
e. Melakukan evaluasi di tahap ini segera, baik ketika kegiatan berlangsung,
maupun setelah kegiatan pelatihan berakhir.
f. Melakukan tindakan yang tepat secara langsung dalam menyikapi hasil evaluasi.
g. Memastikan 100% peserta mengisi kuesioner.
h. Menilai kuesioner:
1) Menghitung persentase evaluasi pelatih
2) Menghitung persentase evaluasi penyelenggara
Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator/instruktur:

1) Penguasaan materi.
2) Ketepatan waktu.
62
3) Sistematika penyajian.
4) Penggunaan metode, media dan alat bantu pelatihan.
5) Empati, gaya dan sikap terhadap peserta.
6) Penggunaan bahasa dan volume suara.
7) Pemberian motivasi belajar kepada peserta.
8) Pencapaian tujuan pembelajaran.
9) Kesempatan tanya jawab.
10) Kemampuan menyajikan.
11) Penampilan.
12) Kerja sama antar tim pengajar (apabila team teaching).
Evaluasi terhadap penyelenggara:
1) Pengalaman belajar dalam pelatihan.
2) Rata-rata penggunaan metode pelatihan oleh pengajar.
3) Tingkat semangat belajar dalam mengikuti program pelatihan.
4) Tingkat kepuasan terhadap penyelenggaraan proses belajar mengajar.
5) Kenyamanan ruang belajar.
6) Penyediaan alat bantu pelatihan.
7) Penyediaan dan pelayanan bahan belajar.
8) Penyediaan dan kebersihan kamar kecil.
9) Pelayanan sekretariat
10) Penyediaan pelayanan akomodasi.
11) Penyediaan dan pelayanan konsumsi.

Pada Variabel reaksi yaitu untuk memperoleh informasi tentang reaksi


peserta, dengan menggunakan skala Likert, yaitu Sangat Memuaskan= 5,
Memuaskan= 4, Cukup= 3, Kurang= 2, Sangat kurang= 1. Evaluasi bobot persentase
hasil kuisioner tes dengan persamaan yang digunakan sebagai berikut :
Bobot Persentase sub elemen 1
Total nilai jawaban seluruh responden untuk sub elemen−1
= x100%
Nilai tertinggi pada skala pengukuran

63
Jumlah bobot persentase sub elemen dari seluruh responden
Nilai bobot rerata = x100%
Jumlah sub elemen

Tabel 11. 3 Predikat penyelenggaraan


Kriteria
SCORE Keterangan
Interpretasi Score
Tidak
0 – 44 % Tidak diterima
diperkenankan
peserta menunjukkan reaksi yang kurang
45 – 55 % Kurang
baik terhadap pelatihan
peserta menunjukkan reaksi yang lebih baik
56 – 75% Sedang
terhadap pelatihan
peserta menunjukkan reaksi yang positip
76 – 85% Baik karena menyadari mendapat masukan yang
berguna selama pelatihan
peserta menunjukkan reaksi positip yang
86 – 100% Sangat baik
tinggi
Sumber: Data kemenkes diolah (2015)

Berdasar tabel 11.4 mengenai kriteria penilaian, memiliki makna untuk nilai kurang
dari 45 tidak diperkenankan. Nilai 45 – 55% menunjukkan reaksi yang kurang baik
terhadap pelatihan, nilai 56 – 75% menunjukkan reaksi yang lebih baik terhadap
pelatihan, nilai 76 – 85% menunjukkan reaksi yang positip karena menyadari mendapat
masukan yang berguna selama pelatihan, dan nilai 86 – 100% menunjukkan reaksi positip
yang tinggi.
Nilai akhir kelulusan ditentukan berdasarkan :
Penyelesaian tugas : 30 %
Uji praktik : 30 %
Uji komprehensif : 40 %
Tabel 11.3 Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan (Tahap Reaksi)
INDIKATOR ELEMEN SUB ELEMEN BOBOT NILAI BOBOT
(%) RATA-RATA PER-
ELEMEN
Pelatih Materi Manfaat materi
Penguasaan materi
Kemampuan Teknik penyajian
Kediklatan Penggunaan alat bantu
Interaksi dengan peserta
Pemberian motivasi belajar pada
peserta
Penyelenggara Penyelenggara Tujuan Pelatihan
Ketepatan waktu
Suasana pelaksanaan pelatihan
Hubungan peserta dengan
penyelenggara
Pelayanan dan sikap penyelenggara
Tempat Alat bantu

64
Penyelenggaraan Kelengkapan materi
Pelayanan akomodasi hotel
Pelayanan konsumsi
Sound sistem
Pelayanan komunikasi dan informasi
Sumber: Widodo (2018) dimodifikasi.

Tabel 11.4 Hasil evaluasi tahap-1 (pembicara)


Sangat baik=5, Baik=4, Cukup=3, Kurang=2, Sangat kurang=1
Sub Elemen
No Nama Peserta 1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Peserta ke - 1

2 Peserta ke - 2

3 Peserta ke - 3

24 Peserta ke - 24

25 Peserta ke - 25
Jumlah
Skor Max
Bobot ( %)
Nilai bobot rerata =
Sumber: Data primer diolah (2019)

Tingkat kepuasan peserta terhadap pelaksanaan pelatihan (level-1) dapat dilihat


pada tabel 11.4, nilai rata-rata evaluasi elemen pembicara sebesar …….% kategori ………
artinya pembicara ……….
Tabel 11.5. Rekapitulasi evaluasi tahap 1 (pembicara)
Skor Bobot
Elemen Pembicara Jumlah Max ( %) Keterangan
Sub Elemen 1 = Penguasaan materi
Sub Elemen 2 = Teknik penyajian
Sub Elemen 3 = Penggunaan alat
bantu
Sub Elemen 4 = Manfaat materi
Sub Elemen 5 = Interaksi dengan
peserta
Sub Elemen 6 = Pemberian
motivasi belajar pada peserta
Nilai Bobot Rata-rata
Sumber: Data primer diolah (2019)

Berdasar tabel 11.5 Sub elemen yang masih perlu ditingkatkan lagi adalah sub
elemen …………….. (nilai bobot rerata terendah ……….) disamping ………….. meskipun

65
bernilai ……………. harus dipertahankan dan ditingkatkan., dan nilai bobot tertinggi ………….
(………………) pada …………………………...

Tabel 11.6. Hasil evaluasi tahap 1 (penyelenggara)


Sangat baik=5, Baik=4, Cukup=3, Kurang=2, Sangat kurang=1
SUB ELEMEN
NAMA
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PESERTA Total

1 Peserta ke – 1

2 Peserta ke - 2

23 Peserta ke - 23

24 Peserta ke -24

25 Peserta ke - 25

Jumlah

Skor Max

Bobot ( %)
Nilai bobot
rerata =
92.75
Sumber: Data primer diolah (2019)

Nilai rata-rata evaluasi elemen penyelenggara sebesar ……….% menunjukkan kategori


…………... Sub elemen yang masih perlu ditingkatkan adalah sub elemen ……………… dengan
nilai bobot rerata terendah ………. meskipun bernilai ……………, perlu ditingkatkan. Nilai
bobot tertinggi ………… (………………) pada sub elemen hubungan peserta dengan
penyelenggara.
Tabel 11.7 Rekapitulasi evaluasi tahap 1 (penyelenggara)
Bobot
Elemen Penyelenggara Jumlah Skor Max ( %) Keterangan
Sub Elemen 1 = Tujuan Pelatihan
Sub Elemen 2 = Ketepatan waktu
Sub Elemen 3 = Kelengkapan materi
Sub elemen 4 = Alat bantu
Sub Elemen 5 = Suasana pelaksanaan
pelatihan
Sub Elemen 6 = Hubungan peserta
dengan penyelenggara
Sub Elemen 7 = Pelayanan dan sikap
penyelenggara
Sub Elemen 8 = Pelayanan akomodasi
hotel
Sub Elemen 9 = Pelayanan konsumsi
Sub Elemen 10 = Sound system

66
Sub Elemen 11 = Pelayanan komunikasi
dan informasi
Nilai Bobot Rata-rata
Sumber: Data primer diolah (2019)

Tabel 11.7 menyatakan bahwa sub elemen yang masih perlu ditingkatkan lagi
adalah sub elemen ………………. (bobot nilai ……………… terendah). Hubungan peserta
dengan penyelenggara dinilai ………………….. disamping pelayanan dan sikap
penyelenggara.

2. Evaluasi Tahap 2 (Pembelajaran)


Evaluasi tahap pembelajaran mengukur sejauh mana daya serap peserta
terhadap materi pembelajaran. Evaluasi meliputi pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill) dan sikap (attitude). Data yang dikumpulkan merupakan data
kuantitatif dengan metode survei dengan instrumen tes.
Langkah evaluasi tahap 2
Evaluasi terhadap peserta, meliputi :
a. Pre-test, melakukan penilaian terhadap kemampuan dasar yang dimiliki peserta.
Materi soal mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang dilakukan
pada sesi sebelum pelatihan.
b. Post-test, melakukan penilaian terhadap kemampuan dasar yang dimiliki peserta
setelah mengikuti pelatihan. Materi soal mencakup pengetahuan, keterampilan
dan sikap, yang dilakukan pada sesi akhir pelatihan. Adapun evaluasi peserta
melalui pre-test dan post-test, dengan tahapan sebagai berikut:
1. Memilih bahan presentasi dari narasumber apabila tersedia bahan presentasi
atau menentukan bahan presentasi apabila narasumber tidak menyediakan
bahan presentasi.
2. Mengidentifikasi kisi-kisi soal sesuai modul pelatihan.
3. Mendesain dan menyusun soal tes (30 soal) yang mencakup semua materi
pelatihan:
a. 6 soal berisi pengetahuan pengukuran (domain kognitif )
b. 12 soal berisi keterampilan pengukuran (domain phsicomotoric)
c. 12 soal berisi sikap kerja pengukuran (domain afektif)
67
4. Menggandakan soal dan lembar jawaban
5. Memastikan 100% peserta mengikuti pre-test dan post-test.
6. Mengolah nilai dan menginterpretasikan nilai hasil evaluasi.
7. Menilai/ assesment hasil pre-test dan post-test:
a) Menghitung persentasi kenaikan dari pre-test ke post-test. Untuk variabel
pembelajaran, data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post test melalui
pengolahan skor dengan melakukan perhitungan bobot persentase hasil
test. Menganalisis dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test
untuk melihat angka kenaikan dari hasil pre-test ke post-test.
𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 yang diperoleh
Bobot persentase hasil 𝑡𝑒𝑠𝑡 = x100%
Total 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒

Tabel 11.4 Evaluasi Pelatihan Tahap Pembelajaran

No. Peserta Bobot Nilai Bobot Nilai Peningkatan


Pre-test Post-test
1 Peserta ke – 1
2 Peserta ke – 2

24 Peserta ke – 24
25 Peserta ke – 25
Jumlah

Rerata

Sumber: Kemenkes (2015) diolah.

Setelah ditemukan selisih, dilakukan analisis selisih untuk melihat tingkat kenaikan
hasil pre-test ke post-test
b) Bila perlu menganalisis data dengan uji t-test satu sampel (one sample t-test method,
one tailed) untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil dari pre-test dan pos-test
yang diperoleh tersebut signifikan.
Uji t (t-test) untuk menguji nilai rata-rata dari suatu sampel tunggal dengan suatu
nilai acuan apakah rata-rata memiliki peningkatan secara signifikan. Uji-t dipakai jika
jumlah data sampel kurang dari atau sama dengan 30. Syarat uji-t yaitu data kuantitatif
dan memenuhi asumsi berdistribusi normal. Uji-t satu sampel dengan uji satu arah
kanan (one tailed) untuk meneliti kenaikan nilai pre-test terhadap post-test.

68
Uji-t mengasumsikan bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi yang
terdistribusi memiliki sebaran atau normal. Maka pada tahap awal dilakukan uji
normalitas data. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan SPSS menggunakan
metode Shapiro Wilk, yang mempersyaratkan jumlah sampel kurang dari 50 dengan
kriteria apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka data terdistribusi normal. Dan
apabila data terdistribusi normal maka analisa statistik dapat dilanjutkan. Sebagai
contoh hasil uji normalitas seperti pada tabel 11.5.
Tabel 11.5 Contoh hasil uji normalitas data
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Keterangan
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre-test 0,182 19 0,082 0,952 19 0,393 Normal
Post-test 0,163 19 0,175 0,939 19 0,231 Normal
*
NGainSkor 0,125 19 0,200 0,938 19 0,216 Normal
Sumber: Data primer diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 11.5 diperoleh hasil uji normalitas dengan Shapiro wilk, nilai sig.
pre-test 0,393, nilai sig. post-test 0,231, dan nilai sig. NGainSkor 0,216, yang
menujukkan semua nilai lebih dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan data yang
digunakan dinyatakan berdistribusi normal.
Tabel 11.6. Hasil evaluasi tahap 2 (peserta)

Pre Post (xj-xi) ((xj-xi)


No Nama Xj-Xi (Xj-Xi)2 Kterangan
(Xi) (Xj) -ẍ -ẍ)^2
1 Peserta ke 1 Meningkat +1

2 Peserta ke 2

25 Peserta ke 25

Jumlah
Rata-rata
Sumber: Data primer diolah (2019)

Hasil pre-test dan post-test (tahap-2) dapat dilihat pada tabel 11.6 Tabel 11.6
diperlihatkan bahwa dari total …… peserta, ……. peserta (……%) mengalami
peningkatan pemahaman materi, walaupun demikian ada …….. peserta (……..%) yang
tidak mengalami peningkatan pengetahuan.

69
Nilai rata-rata pre-test untuk seluruh peserta adalah ………. dan nilai rata-rata post-
test untuk seluruh peserta adalah …………... Dan terjadi peningkatan pengetahuan rata-
rata sebesar ………...
Berdasarkan hasil frekuensi peningkatan evaluasi peserta diperoleh hasil …….%
peserta mengalami peningkatan nilai dari pre test ke post test.

Tabel 11.7 Evaluasi peserta, hasil frekuensi peningkatan


Evaluasi Frekuensi Persentase Komulatif Persentase
Menurun
Meningkat
Total 100,0
Sumber: Data primer diolah (2019)

Menurut Kemenkes (2015), keberhasilan pelatihan dapat dilihat minimal 70% peserta
mengalami kenaikan dari pre-test ke post-test, seperti ditunjukkan pada tabel 11.7
persentase peserta yang mengalami peningkatan sebesar ……..% sehingga dapat
disimpulkan pelatihan yang diselenggarakan tersebut berhasil karena lebih dari 70,0%
persen peserta mengalami kenaikan nilai skor pre test ke post test.
Hasil pre-test dan post-test memperlihatkan adanya kenaikan rerata hasil Pre Test dan
Post Test sebesar ....... seperti uraian berikut:
- Pre Test, pada awal pelatihan dilakukan evaluasi dengan nilai rata-rata : ..........,
terendah : ............. dan tertinggi : .................
- Post Test, pada akhir pelatihan dilakukan evaluasi dengan nilai rata-rata: ............,
terendah : ............. dan tertinggi : ..............
Adapun langkah uji-t satu sampel dengan satu arah kanan (one tailed) adalah
sebagai berikut:
a) Membuat hipotesis:
Ho (hipotesis null) yang bersifat netral didefinisikan suatu pernyataan tentang
parameter yang bertentangan dengan keyakinan peneliti, atau kebalikan dari Ha.
Dimana Ha (hipotesis kerja/ alternative) merupakan anggapan dasar terhadap suatu
masalah yang sedang dikaji bersifat tidak netral.
Hipotesis,
Ho = Tidak terjadi kenaikan yang signifikan dari hasil pre-test ke post-test
Ho: µ ≤ µo ;rerata sampel (nilai dugaan) ≤ nilai acuan
70
Ha: µ > µo ;rerata sampel (nilai dugaan) > nilai acuan

Gambar 11.1 Penentuan daerah penolakan uji pihak kanan


b) Menentukan tarat signifikan (α):
Nilai taraf signifikan one tailed untuk jumlah responden < 30,
Interval konfidensi 95% maka nilai α = 1-95%=0,05
c) Kaidah pengujian:
Ho diterima, jika 𝑡ℎ𝑖𝑡 < 𝑡𝛼;(𝑛−1)
Ho ditolak, jika 𝑡ℎ𝑖𝑡 ≥ 𝑡𝛼;(𝑛−1)
d) Menghitung nilai rata-rata sampel,
∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖 ∑( 𝑋𝑗 − 𝑋𝑖)
̅𝑋 = =
𝑛 𝑛
Dimana,
𝑋̅ = Rata-rata selisih hasil pre-test terhadap post-test
Xj=Rerata post-test, Xi=Rerata pre-test
n=jumlah sampel
Nilai rata-rata sampel pre-test,
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑟𝑒 − 𝑡𝑒𝑠𝑡 =
𝑛
Nilai rata-rata sampel post-test,
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑡𝑒𝑠𝑡 = 𝑛

e) Menghitung nilai standar deviasi sampel (Sd):

∑(𝑋−𝑋̅) 2
𝑆𝑑 = √
𝑛−1
𝑋𝑗−𝑋𝑖
𝑋̅ = 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 = 𝑛

X= selisih pre-test terhadap post-test = ∑(𝑋𝑗 − 𝑋𝑖)


𝑛
1 ∑( 𝑋𝑗 − 𝑋𝑖) 2
𝑉𝑎𝑟 (𝑆𝑑 2 ) = ∑((𝑋𝑗 − 𝑋𝑖 ) − ( ))
𝑛−1 𝑛
𝑖=1

71
𝑆𝑑 = √𝑣𝑎𝑟
f) Menghitung nilai t-hitung:
𝑋̅ − µ𝑜
𝑡 − ℎ𝑖𝑡 =
𝑆𝑑⁄
√𝑛
𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡)−𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 (𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)
𝑡 − ℎ𝑖𝑡 = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
𝑆𝑑
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 (𝑆𝐸) =
√𝑛

g) Menghitung nilai tabel 𝒕𝜶;(𝒏−𝟏)


Dengan taraf signifikan one tailed α=0.05, kemudian dicari nilai t-tabel pada tabel
distribusi -t dengan ketentuan dF=n-1, untuk n=25 maka dF=25-1=24
h) Membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel:
Nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel, untuk pengambilan keputusan Ho
diterima atau Ho ditolak.
i) Mengambil keputusan:
Pada pengujian hipotesis kriteria penerimaan dan penolakan Ho adalah
berdasarkan nilai T-tabel (perhitungan manual) atau P-Value, (perhitungan dengan
SPSS), kriteria tersebut adalah sebagai berikut jika t-hitung ≥ t-tabel, maka Ho ditolak,
terjadi peningkatan yang signifikan, terjadi peningkatan pengetahuan dan sebaliknya
jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima, tidak terjadi peningkatan yang signifikan,
tidak terjadi peningkatan pengetahuan.

E. EVALUASI PASCA PELATIHAN


1. Evaluasi Tahap 3 (Perilaku)

Evaluasi tahap-3 (perilaku) mengukur kompetensi peserta setelah


menerapkan hasil pembelajaran di lingkungan kerja. Dilaksanakan 3 (tiga) bulan
setelah pelaksanaan pelatihan.
Perubahan perilaku yang diharapkan meliputi apakah ada perubahan perilaku
dalam melakukan pekerjaan, apakah hasil pelatihan dapat diimplementasikan
dalam perilaku kerja sehari-hari, dan apakah hasil pelatihan berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan kinerja dan kompetensi di tempat kerja.

72
Data yang dikumpulkan melalui observasi atau dengan action plan yang
dilakukan peserta, harus ada sasaran peningkatan kinerja yang terukur. Data
kuantitatif dengan metode survei dengan instrumen kuesioner. Observasi
perubahan perilaku bekerja diukur dengan:
1) Melakukan kuisioner kepada peserta, atasan langsung, dan bawahan/teman
sejawat.
2) Worksampling, evaluasi kemampuan berdasarkan hasil kerja yang telah
dilakukan peserta yang masih bekerja pada bidang elektromedik.
Langkah evaluasi tahap-3
a. Melakukan terlebih dahulu evaluasi di tahap-1 dan tahap-2.
b. Memberikan waktu untuk berlangsungnya perubahan perilaku, yang umumnya
adalah 3 sampai dengan 6 bulan setelah pelatihan.
c. Melakukan evaluasi perilaku baik sebelum dan sesudah program pelatihan
apabila memungkinkan.
d. Melakukan metode survei menggunakan kuisioner dan/atau wawancara pada
peserta pelatihan, atasan langsung peserta, bawahan peserta, dan pihak lain
yang sering mengamati perilaku peserta.
e. Melakukan evaluasi pada semua peserta, atau apabila tidak memungkinkan
gunakan metode sampling.
Kuesioner evaluasi tahap 3 (Perilalu):
Elemen diseminasi hasil pelatihan
1) Melaporkan dan mempresentasikan rencana tindak lanjut hasil pelatihan.
Peserta pelatihan menyusun rencana tindak lanjut dan mempresentasikan
kepada atasan.
2) Membagi/ mendesiminasikan hasil pelatihan kepada rekan sejawat.
Peserta pelatihan melakukan desiminasi hasil pelatihan yang diperoleh
kepada rekan sejawat.
Elemen perubahan perilaku kerja
3) Perubahan perilaku terhadap sikap kerja
4) Perubahan perilaku terhadap disiplin kerja
5) Perubahan perilaku terhadap peningkatan komunikasi dalam bekerja
73
6) Perubahan perilaku terhadap kompetensi kerja untuk menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan baru
7) Perubahan perilaku terhadap pencapaian target dalam mengerjakan tugas/
pekerjaan
8) Perubahan perilaku terhadap pelayanan yang professional dan bertanggung
jawab
Elemen Kondisi kerja
10) Memperoleh dukungan dari rekan kerja
Perubahan perilaku bekerja yang positip sebaiknya memperoleh dukungan
dari rekan kerja di tempat kerjanya.
11) Ketersediaan dan kesesuaian alat bantu dan fasilitas dalam pekerjaan.
Adanya kesesuaian materi pelatihan dengan kondisi di tempat kerja. Adanya
alat bantu dan fasilitas yang mendukung pelaksanaan tugas dari karyawan.
12) Menerapkan materi pelatihan yang diperoleh
Peserta pelatihan sebaiknya memperoleh kesempatan untuk menerapkan
materi yang diperoleh untuk diimplementasikan di tempat kerjanya.
13) Berkontribusi untuk perubahan di tempat kerja
Peningkatan perilaku kerja karyawan pasca pelatihan diharapkan mampu
membawa perubahan yang positip di tempat kerja.
Tabel 11.5 Evaluasi Pasca Pelatihan (Tahap Perilaku)
INDIKATOR ELEMEN SUB ELEMEN BOBOT NILAI BOBOT
(%) RATA-RATA PER-
ELEMEN
Peserta Diseminasi Melaporkan dan mempresentasikan
pengetahuan rencana tindak lanjut hasil pelatihan
Membagi/ mendesiminasikan hasil
pelatihan kepada rekan sejawat
Perubahan Perubahan perilaku terhadap sikap
Perilaku Kerja kerja
Perubahan perilaku terhadap disiplin
kerja
Perubahan perilaku terhadap
peningkatan komunikasi dalam bekerja
Perubahan perilaku terhadap
kompetensi kerja untuk menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan baru
Perubahan perilaku terhadap
pencapaian target dalam mengerjakan
tugas/ pekerjaan
Perubahan perilaku terhadap
pelayanan yang professional dan
bertanggung jawab
74
Kondisi Kerja Memperoleh dukungan dari rekan
kerja
Ketersediaan dan kesesuaian alat
bantu dan fasilitas dalam pekerjaan
Menerapkan materi pelatihan yang
diperoleh
Berkontribusi untuk perubahan di
tempat kerja
Sumber: Widodo (2018) modifikasi.
Analisis persentase tahap 3 dan tahap 4, dengan cara yang sama seperti pada
evaluasi tahap 1

2. Evaluasi Tahap 4 (Kinerja)


Evaluasi tahap 4 (Kinerja) merupakan evaluasi manfaat pelatihan/ bisnis impact
dalam meningkatkan kinerja organisasi. Dilaksanakan 6 (enam) bulan setelah
penyelenggaraan pelatihan dan sebelum 1 (satu) tahun setelah penyelenggaraan
pelatihan.
Evaluasi ini mengambil sampel sejauh mana efektivitas dari penghematan biaya,
peningkatan kinerja, pengurangan kecacatan/ kerusakan, kepuasan pelanggan dan
kepuasan pekerja. Juga pengaruh pelatihan terhadap kinerja organisasi.
Observasi tahap ini diukur dengan observasi melalui atasan, peserta,
bawahan/rekan sejawat dengan:
a. Melakukan kuisioner kepada atasan langsung, dan peserta dengan kuesioner skala
Likert.
b. Worksampling, evaluasi kemampuan berdasarkan hasil kerja yang telah dilakukan
peserta yang masih bekerja pada bidang elektromedik.

Langkah evaluasi tahap-4:


a. Melakukan terlebih dahulu evaluasi di tahap-3.

b. Memberikan waktu dalam melihat dampak muncul atau tercapai. Tidak ada

waktu yang spesifik dalam melakukan evaluasi hasil, sehingga dalam

menentukan waktu pelaksanaan evaluasi harus mempertimbangkan berbagai

faktor yang terlibat.

75
c. Dapat dilakukan dengan metode survei menggunakan kuisioner

Kuesioner evaluasi tahap-4:


Elemen Produktifitas,
1) Meningkatkan efektivitas kerja
Penyelenggaraan pelatihan yang tepat akan mampu meningkatkan efektivitas
kerja individu dan organisasi.
2) Meningkatkan efisiensi kerja
Efisiensi dapat berupa tenaga, waktu, biaya dan bahan baku, serta diharapkan
dapat memperkecil kemungkinan kerusakan dari mesin-mesin. Sehingga
efisiensi sangat berguna bagi organisasi untuk meningkatkan laba yang
diinginkan organisasi tersebut, dan meningkatkan daya saing organisasi.
3) Meningkatkan produktifitas kerja
Penyelenggaraan pelatihan diharapkan mampu memperbaiki/ meningkatkan
kualitas maupun kuantitas kerja yang dihasilkan. Produktivitas kerja individu
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas organisasi.
Elemen Dampak/ Impact,
1) Meningkatkan disiplin kerja
2) Meningkatkan kompetensi kerja
3) Meningkatkan mutu pelayanan
Tabel 11.7 Evaluasi Pasca Pelatihan (Tahap Hasil/ Kinerja)
INDIKATOR ELEMEN SUB ELEMEN BOBOT NILAI BOBOT
(%) RATA-RATA PER-
ELEMEN
Peserta Produktivitas Meningkatkan efisiensi kerja
Meningkatkan efektivitas kerja
Meningkatkan produktifitas kerja
Dampak/ Impact Meningkatkan komunikasi kerja
Meningkatkan kompetensi kerja
Meningkatkan perilaku dan sikap kerja
Sumber: Widodo (2018) dimodifikasi

76
BAB XII
KEGIATAN NON KEDIKLATAN ELEKTROMEDIK
BAB XII : KEGIATAN NON KEDIKLA

A. JENIS KEGIATAN NON KEDIKLATAN ELEKTROMEDIS


Kegiatan non kediklatan elektromedik merupakan kegiatan elektromedis yang
tidak dikategorikan sebagai pelatihan, yang berhak memperoleh SKP elektromedis
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, meliputi workshop, seminar, simposium,
lokakarya, pemagangan, sosialisasi, bimbingan teknis dan pengabdian kepada
masyarakat.

B. KETENTUAN UMUM
Penyelenggaraan kegiatan tersebut secara administratif sesuai dengan pedoman
penyelenggaraan diatas, antara lain:
a. Pelaksanaan kegiatan maksimal 10 JPL/hari @45 menit
b. Kriteria peserta 100% elektromedis untuk kegiatan ber SKP Ikatemi.
1) Apabila bekerjasama dengan profesi lain, maka peserta diluar elektromedis
100% dipastikan berasal dari profesi tersebut. Absensi dibuat terpisah untuk
masing-masing profesi.
2) Apabila mengikutsertakan mahasiswa elektromedik, maka mahasiswa tidak
dimasukkan sebagai daftar peserta, namun dengan absensi tersendiri.
c. Materi kegiatan Elektromedik, sesuai pedoman penyelenggaraan pelatihan
elektromedik ini.
d. Absensi kehadiran peserta minimal 90% dari jumlah total waktu pelatihan.
e. Ketentuan sertifikat sama, perbedaan pada nama jenis kegiatan.
1) Apabila bekerjasama dengan profesi lain, nomor terakhir sertifikat bagi
elektromedis dibuat urut absen peserta elektromedis, selanjutnya peserta
diluar elektromedis ditulis angka 000
2) Apabila mengikutsertakan mahasiswa, nomor terakhir sertifikat mahasiswa
ditulis angka 000
77
Penyelenggaraan kegiatan secara teknis pelaksanaan sesuai dengan prosedur
dan ketentuan pelaksanaan masing-masing jenis kegiatan.

C. KETENTUAN PELAKSANAAN
1. Workshop elektromedik adalah kegiatan elektromedis yang memiliki minat dan
perhatian tertentu dalam rangka berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk
meningkatkan kompetensi atau memecahkan suatu masalah tertentu.
a. Langkah pelaksanaan workshop meliputi:
1) Pengantar tujuan workshop yang ingin dicapai
2) Pengupasan kulit permasalahan oleh beberapa narasumber yang kompeten
3) Perumusan masalah pokok, penentuan prosedur teknis pemecahan masalah
4) Aktifitas diskusi
5) Penentuan pemecahan masalah yang diambil dan rencana tindak lanjut
dibidang elektromedik.
b. Nama workshop:
Workshop berbeda dengan pelatihan, pada pelatihan pemberian informasi
pembelajaran dalam satu arah, sementara pada workshop seluruh peserta
memiliki kemampuan pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan materi yang
akan dibahas dan menghasilkan keputusan bersama.
Contoh:
1) Workshop penyusunan prosedur dan lembar kerja pemeliharaan alat
elektromedik teknologi sederhana.
2) Workshop penyusunan metode kerja pengujian/kalibrasi alat
elektromedik teknologi sederhana.
c. Zonasi pelaksanaan:
Workshop elektromedis diselenggarakan pada tingkat regional, nasional
dan internasional.
d. Jumlah peserta:
Jumlah peserta workshop elektromedis, minimal 10 orang maksimum 60
orang

78
e. Hasil akhir:
Merupakan rancangan draft yang dapat dipertimbangkan oleh DPP Ikatemi
untuk ditindak lanjuti pada pembahasan rapat kerja nasional yang dapat
dijadikan pedoman/ acuan/ rancangan/ kebijakan.
2. Seminar elektromedik adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu
masalah atau topik tertentu di bawah pimpinan ahli (Guru Besar, Pakar, dan
sebagainya), sebuah bentuk pengajaran yang diberikan secara khusus untuk
membahas suatu topik tertentu di bidang elektromedik.
a. Nama seminar:
Seminar berbeda dengan pelatihan, pada pelatihan pemberian informasi
pembelajaran dalam satu arah, sementara pada seminar para peserta lebih
dahulu mengumpulkan makalah presentasi yang sesuai dengan topik yang akan
dibahas, yang kemudian mempresentasikan, dan menghasilkan keputusan yang
disimpulkan oleh pimpinan ahli/ guru besar.
Contoh:
1) Seminar nasional teknologi flat detector pada pesawat digital radiograf.
2) Seminar metode kerja dan prosedur pemeliharaan alat elektromedik
berbasis risiko sesuai standar ECRI
b. Zonasi pelaksanaan:
Seminar elektromedis diselenggarakan pada tingkat nasional dan internasional.
c. Jumlah Peserta:
Jumlah peserta seminar elektromedis minimal 20 orang maksimum 100 orang
d. Hasil akhir:
Hasil seminar untuk dapat dipublikasi secara nasional melalui media profesi
elektromedis.
3. Simposium elektromedik adalah serangkaian presentasi didepan peserta
simposium elektromedis dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan
beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan
yang berbeda dengan topik yang sama dibidang elektromedik.
a. Zonasi pelaksanaan:
Simposium diselenggarakan pada tingkat nasional.
79
b. Jumlah Peserta:
Jumlah peserta simposium minimal 20 orang maksimum 100 orang
c. Hasil akhir:
Hasil simposium untuk dapat dipublikasi secara nasional melalui media profesi
elektromedis.
4. Lokakarya elektromedik adalah sebuah acara atau pertemuan yang dilakukan para
ahli (pakar) yang terkait di bidang elektromedik, bertujuan untuk membahas suatu
masalah praktis atau masalah terkait dengan keahlian di bidang elektromedik, untuk
memecahkan masalah dan mencari solusi bagi permasalahan tersebut.
5. Sosialisasi elektromedis adalah upaya memasyarakatkan sesuatu regulasi atau
kebijakan di bidang elektromedik sehingga menjadi dikenal, dipahami, dan dihayati.
6. Pengabdian kepada masyarakat elektromedik adalah kegiatan yang dilaksanakan
elektromedis dalam rangka pemberdayaan masyarakat, mengabdikan atau
memberikan ilmu kepada masyarakat, secara mandiri atau tim.
Tujuan kegiatan:
1) Memanfaatkan keilmuan elektromedis untuk kemanusiaan
2) Sharing keilmuan dan ketrampilan elektromedis kepada masyarakat dan atau
sesama elektromedis.
Bentuk kegiatan:
a. Kegiatan sosial :
Misal memberikan penyuluhan masyarakat berkaitan dengan peralatan
elektromedik, mempersiapkan dan menjamin kinerja peralatan elektromedis
pada kegiatan sosial, atau melakukan kegiatan pemeliharaan peralatan
elektromedik di masyarakat/ institusi umum
b. Penanggulangan bencana
Misal pemeliharaan alat elektromedik pasca bencana.
c. Kegiatan keprofesian lain.
Bukti penilaian kegiatan:
a. Surat tugas atau surat keputusan dari DPD/DPC Ikatemi
b. Diberikan untuk setiap kegiatan

80
c. Laporan kegiatan yang disahkan oleh penanggung jawab kegiatan dan minimal
diketahui oleh Lurah/ kepada desa atau setara.
D. KRITERIA SKP KEGIATAN
Nilai satuan kredit profesi kegiatan non kediklatan elektromedik mengacu pada Ketetapan
SKP IKATEMI.

1. SKP Workshop Elektromedik


a. SKP Workshop Regional Elektromedik
JPL 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 17 s/d 20 dst
SKP Peserta 1 2 3 4 +1
SKP 2 2 2 2 2
Narasumber/
Fasilitator/
Instruktur
SKP 1 1 1 1 1
Moderator
SKP Panitia 2 2 2 2 2
SKP 2 2 2 2 2
Pengendali
Pelatihan/
MOT/
Pemrasaran

b. SKP Workshop Nasional Elektromedik


JPL 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 17 s/d 20 dst
SKP Peserta 2 3 4 5 +1
SKP 3 3 3 3 3
Narasumber/
Fasilitator/
Instruktur
SKP 2 2 2 2 2
Moderator
SKP Panitia 3 3 3 3 3
SKP 3 3 3 3 3
Pengendali
Pelatihan/
MOT/
Pemrasaran

c. SKP Workshop Internasional Elektromedik


JPL 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 17 s/d 20 dst
SKP Peserta 4 5 6 7 +1
SKP 4 4 4 4 4
Narasumber/
Fasilitator/
Instruktur
SKP 3 3 3 3 3
Moderator

81
SKP Panitia 4 4 4 4 4
SKP 4 4 4 4 4
Pengendali
Pelatihan/
MOT/
Pemrasaran

2. SKP Seminar Elektromedik


a. SKP Seminar Regional Elektromedik
JPL ≤4 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 dst
SKP Peserta 1 2 3 4 +1
SKP 2 2 2 2 2
Narasumber/
Fasilitator/
Instruktur
SKP 1 1 1 1 1
Moderator
SKP Panitia 2 2 2 2 2
SKP 2 2 2 2 2
Pengendali
Pelatihan/
MOT/
Pemrasaran
b. SKP Seminar Nasional Elektromedik
JPL ≤4 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 dst
SKP Peserta 2 3 4 5 +1
SKP 3 3 3 3 3
Narasumber/
Fasilitator/
Instruktur
SKP 2 2 2 2 2
Moderator
SKP Panitia 3 3 3 3 3
SKP 3 3 3 3 3
Pengendali
Pelatihan/
MOT/
Pemrasaran
c. SKP Seminar Internasional Elektromedik
JPL ≤4 5 s/d 8 9 s/d 12 13 s/d 16 dst
SKP Peserta 4 5 6 7 +1
SKP 4 4 4 4 4
Narasumber/
Fasilitator/
Instruktur
SKP 3 3 3 3 3
Moderator
SKP Panitia 4 4 4 4 4
SKP 4 4 4 4 4
Pengendali
Pelatihan/
MOT/
Pemrasaran

82
3. SKP Kegiatan non kediklatan lainnya
Sesuai ketetapan dari DPP Ikatemi, apabila penetapan SKP belum dapat ditentukan
maka sesuai dengan kebijakan dari Lembaga Diklat Profesi Elektromedik.

83
BAB XIII
PENYUSUNAN DAN EVALUASI SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST

A. Langkah uji:
Pre-test adalah melakukan penilaian terhadap kemampuan dasar yang dimiliki
peserta. Materi soal mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang dilakukan
pada sesi sebelum pelatihan.
Post-test adalah melakukan penilaian terhadap kemampuan dasar yang dimiliki
peserta setelah mengikuti pelatihan. Materi soal mencakup pengetahuan, keterampilan
dan sikap, yang dilakukan pada sesi akhir pelatihan.
Tahapan persiapan pelaksanaan test:
1. Memilih bahan presentasi dari narasumber apabila tersedia bahan presentasi atau
menentukan bahan presentasi apabila narasumber tidak menyediakan bahan
presentasi.
2. Mengidentifikasi kisi-kisi soal sesuai modul pelatihan.
3. Menyusun soal tes
4. Menggandakan soal dan lembar jawaban
Tahapan pelaksanaan test:
5. Memastikan 100% peserta mengikuti pre-test dan post-test.
Tahapan penilaian hasil test:
6. Menganalisis dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test untuk melihat
angka kenaikan dari pre-test ke post-test.
7. Menghitung persentasi kenaikan dari pre-test ke post-test dengan melakukan
perhitungan bobot persentase hasil test.
8. Atau melakukan uji statistik dengan uji-t satu sampel arah kanan (one tailed).

B. Penyusunan soal:
1. Mendesain dan menyusun soal tes (30 soal) yang mencakup semua materi
pelatihan:
a. 6 soal berisi pengetahuan pengukuran domain kognitif
84
b. 12 soal berisi keterampilan/ keahlian pengukuran domain phsicomotoric
c. 12 soal berisi sikap kerja pengukuran domain afektif
2. Materi soal pre-test dan post-test bisa sama, atau berbeda, susunan bisa diacak
atau jika diperlukan berbeda soal
3. Ada kesesuaian, antara materi yang diajarkan dengan materi yang diujikan
4. Ada keseimbangan, materi yang dianggap penting mendapat porsi lebih banyak
5. Representatif kasus dalam pembuatan soal, untuik menilai hasil uji yang lebih
obyektif.
6. Didalam struktur soal terdiri dari vignette, lead in dan option,
a. Menentukan topik/ tema:
Menentukan secara jelas dan spesifik apa yang ingin diujikan, diambil dari
standar kompetensi
Misal: Pemeliharaan alat elektromedik diagnostik teknologi menengah
b. Membuat vignette, satu vignette memungkinkan untuk dibuat dalam
beberapa lead in.
- Format tulisan satu paragraph (1 kalimat utama)
- Berisi kompetensi esensial (penting/ banyak ditemukan)
- Sumber: kasus, laporan penelitian, atau laporan kegiatan
Misal:
Seorang elektromedis hendak melakukan pengujian/ kalibrasi ECG recorder
dengan menggunakan sebuah ECG simulator dan jangka sorong, untuk uji
laik pakai alat tersebut elektromedis hendak menguji heart rate, kecepatan
kertas dan sensitivity, apakah hasil pengukuran memenuhi toleransi yang
diijinkan.
c. Memilih pertanyaan yang akan diajukan (lead in)
Dari hasil print out pada lead II dengan kecepatan kertas 25 mm/s diketahui
jarak peak to peak hasil perekaman pulsa pada kertas ECG adalah 18,75 mm.
Berapa nilai keluaran heart rate (bpm) berdasarkan data tersebut ?
d. Option
a) 30 bpm
b) 60 bpm
c) 80 bpm
d) 100 bpm
e) 120 bpm

85
e. Menentukan kunci jawaban
𝑚𝑚
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 ( ) 𝑋 60𝑠 1500
𝑏𝑝𝑚 = 𝑠 = = 80
𝑝𝑒𝑎𝑘 𝑡𝑜 𝑝𝑒𝑎𝑘 (𝑚𝑚) 18,75
Jawaban: C
Jadi soal test diatas:

1. Seorang elektromedis hendak melakukan pengujian/ kalibrasi ECG recorder dengan


menggunakan sebuah ECG simulator, untuk uji laik pakai alat tersebut elektromedis
hendak menguji heart rate, kecepatan kertas dan sensitivity, apakah hasil pengukuran
memenuhi toleransi yang diijinkan.
Dari hasil printout pada lead II dengan kecepatan kertas 25 mm/s diketahui jarak peak to
peak hasil perekaman pulsa pada kertas ECG adalah 18,75 mm.
Berapa nilai keluaran heart rate (bpm) berdasarkan data tersebut ?
a) 30 bpm
b) 60 bpm
c) 80 bpm
d) 100 bpm
e) 120 bpm

C. Evaluasi soal
1. Uji Tingkat Kesukaran (difficulty index)
Untuk mengetahui derajat kesukaran pada setiap butir soal.
Ba  Bb
TingkatKesukaran 
Ja  Jb
Dimana :
Nilai peserta di ranking dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu kelompok atas
dan kelompok bawah.
Ba : Jumlah yang menjawab benar dari kelompok atas
Bb : Jumlah yang menjawab benar dari kelompok bawah
Ja : Jumlah lembar jawaban kelompok atas
Jb : Jumlah lembar jawaban kelompok bawah
Tabel 13.1 Hasil uji tingkat kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi Hasil
TK < 0,35 Sukar
0,35 < TK < 0,70 Sedang
TK > 0,70 Mudah

86
2. Uji Tingkat Daya Pembeda (Difference Index)
Untuk mengetahui tingkat daya pembeda pada setiap butir soal sehingga dapat
membedakan yang pandai dan yang kurang pandai.
Ba Bb
TingkatDayaPembeda  
Ja Jb
Dimana :
Ba : Jumlah yang menjawab benar dari kelompok atas
Bb : Jumlah yang menjawab benar dari kelompok bawah
Ja : Jumlah lembar jawaban kelompok atas
Jb : Jumlah lembar jawaban kelompok bawah
Tabel 13.2 tabel hasil uji tingkat pembeda
Tingkat Daya Pembeda (DP) Interprestasi Hasil
DP > 0,75 Tinggi
0,50 < DP < 0,75 Sedang
DP < 0,50 Rendah

87
BAB XIV
ATURAN PERALIHAN
BAB XII : ATURAN PERALIHAN

1. Pedoman ini disahkan pada tanggal 7 Desember 2019, dan mulai berlaku terhitung
mulai tanggal 2 Januari 2020.
2. Selama proses sosialisasi penyelenggaraan pelatihan diharapkan masing-masing
penyelenggara pelatihan dapat menyesuaikan penyelenggaraan pelatihan
sebagaimana tercantum dalam pedomen pelatihan elektromedik.
3. Selama Lembaga Diklat Profesi (LDP) Elektromedis belum terbentuk maka tanggung
jawab LDP elektromedis dilimpahkan kepada DPP IKATEMI.
4. Selama Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Elektromedis belum terbentuk maka tanggung
jawab LSP elektromedis dilimpahkan kepada LSP Kesehatan.
5. Petunjuk teknis pelatihan elektromedik online akan diatur tersendiri.

88
BAB XV
PENUTUP
BAB XIV : PENUTUP

Standar kurikulum ini merupakan acuan minimal yang harus dipenuhi dalam
melakukan pelatihan elektromedik, dapat dilakukan pengembangan materi pembelajaran
sesuai kebutuhan.

89
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 725/Menkes/SK/V/2003


Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang kesehatan;

Keputusan menteri ketenagakerjaan RI Nomor 135 tahun 2019 tentang Penetapan


Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Alat Kesehatan Manusia dan
Alat Sosial Golongan Pokok Aktivitas Kesehatan Manusia Bidang Kesehatan Profesi
Elektromedis.

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Jasa Pendidikan
Bidang Standardisasi, Pelatihan dan Sertifikasi;

Kementerian Kesehatan Badan PPSDMK Pusdiklat Aparatur (2015), Modul Pelatihan


Pengendali pelatihan, Jakarta

Kementerian Kesehatan Badan PPSDMK Pusdiklat Aparatur (2014), Kurikulum dan Modul
Pelatihan Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK), Jakarta

Kementerian Kesehatan Badan PPSDMK Pusdiklat Nakes (2014), Standar


Penyelenggaraan Pelatihan Tenaga Kesehatan Dan Masyarakat Di Bidang
Kesehatan, Jakarta

Kementerian Kesehatan Badan PPSDMK Pusdiklat Aparatur (2013), Pedoman Penyusunan


Kurikulum dan Modul Pelatihan di Bidang Kesehatan, Jakarta

Kementerian Kesehatan Badan PPSDMK Pusdiklat Aparatur (2012), Standar


Penyelenggara Pelatihan Di Bidang Kesehatan, Jakarta

Kirkpatrick, Donald.L. & Kirkpatrick, James.D. (2009). Evaluating Training Program; The
Four Levels (3rd ed)

Kirkpatrick, Donald.L. & Kirkpatrick, James.D. (2007). Implementing the Four Levels a
practical guide for effective evaluation of training programs (1st ed), diperoleh dari
http://www.gen.lib.rus.ec

Russell, Jeffrey & Russell, Linda (2006), Leading Change Training Trainer`s Workshop
Series (1st ed), diperoleh dari http://www.gen.lib.rus.ec

Sedarmayanti (2017), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung, Refika Aditama

90
Sumardjo (2018), Manajemen Pengembangan Sumberdaya Manusia Konsep-konsep
Kunci, Bandung, Alfabeta

Widodo (2018), Manajemen Pelatihan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Widoyoko (2017), Evaluasi Prgram Pelatihan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

91
LAMPIRAN

RENCANA PELATIHAN
A. Format kerangka acuan pelatihan elektromedik
B. Format jadwal pelatihan elektromedik
C. Contoh permohonan SKP pelatihan elektromedik
PERSIAPAN PELATIHAN
D. Contoh susunan kepanitiaan
E. Contoh Surat Keputusan Penyelenggara Pelatihan elektromedik
F. Contoh RAB pelatihan elektromedik
G. Contoh Form Honorarium pelatihan elektromedik
H. Format tata tertib peserta pelatihan elektromedik
I. Contoh Panduan Praktik
J. Form Rencana kebutuhan alat dan bahan praktik
K. Contoh Modul pelatihan
FORMULIR PELATIHAN
L. Form checklist penerimaan persyaratan peserta
M. Form checklist penerimaan fasilitas peserta
N. Form checklist penerimaan peserta (pengaturan kamar)
O. Form biodata peserta
P. Form biodata narasumber
Q. Form daftar hadir/ absensi Narasumber
R. Form daftar hadir/ absensi panitia
S. Form Kegiatan Praktik
T. Album kenangan peserta pelatihan
U. Format rencana tindak lanjut
PELAKSANAAN PELATIHAN
V. Checklist Penyelenggara
W. Checklist Pengendali Pelatihan
92
X. Checklist Tim Pengendali Mutu Pelatihan
Y. Form Evaluasi Pelatih (wajib)
Z. Form Evaluasi Penyelenggara (wajib)
AA. Form Evaluasi Materi
BB. Form Evaluasi Diri Peserta
CC. Form Mood meter
PASCA PELATIHAN
DD.Form Evaluasi Perilaku Kepada Atasan (tahap 3)
EE. Form Evaluasi Perilaku Kepada Bawahan (tahap 3)
FF. Form Evaluasi Perilaku Kepada Peserta (tahap 3)
GG. Form Evaluasi Kinerja Kepada atasan (tahap 4)
HH.Form Evaluasi Kinerja Kepada Peserta (tahap 4)
LAPORAN HASIL PELATIHAN
II. Format evaluasi pelaksanaan pelatihan
JJ. Format laporan hasil uji praktik
KK. Contoh sertifikat pelatihan jabatan fungsional

93
A. Format kerangka acuan pelatihan elektromedik

KERANGKA ACUAN PELATIHAN ……

Nama Program Pelatihan : Pelatihan …..


Ringkasan Kegiatan : (Berupa Executive Summary)

Penanggung Jawab : DPD IKATEMI................................


Penyelenggara : DPD/ DPC IKATEMI …...................
Tema Kegiatan : .....................................................
Tingkat Kegiatan : Regional/ Nasional/ Internasional
Pengendali pelatihan : 1. ..................................................
2. ……………………………………………..
Peserta Pelatihan :Elektromedis
Biaya :Rp ................................................
I. Latar Belakang Kegiatan (why)
a. Landasan Hukum
b. Gambaran Umum
c. Alasan Kegiatan dilaksanakan
II. Kegiatan yang dilaksanakan (what )
a. Uraian Kegiatan
a.1 Pre Test dan Post Test
a.2 Materi Dasar
a.3 Materi Inti
a.4 Materi Penunjang
a.5 Praktik/Simulasi/Demo
a.6 Kuesioner
a.7 Rencana Tindak Lanjut
a.8 Evaluasi
b. Batasan Kegiatan
III. Maksud dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan
b. Tujuan Kegiatan
IV. Materi program pelatihan
a. Kurikulum Pelatihan
b. Struktur program
c. Garis - Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)
Keterangan : Kurikulum kegiatan dapat dilihat pada pedoman pelatihan
elektromedik
Contoh
 Kurikulum Pelatihan teknis peralatan elektromedis radiologi.
Dengan materi :
 Instalasi
 Pengoperasian
94
 Pemantauan fungsi
 Pemeliharaan
 Analisis kerusakan
 Perbaikan
 Uji fungsi
 Pengujian dan Kalibrasi
 Telaah teknis
 GBPP format sesuai di pedoman. Untuk masing-masing materi
V. Hasil yang diharapkan/ Indikator Keluaran
a. Sertifikat Kepesertaaan
b. Tersusunnya Dokumen Hasil
Keterangan :
Indikator keluaran kegiatan dapat berupa :
 Peningkatan pengetahuan peserta yang dapat dilihat dari hasil pre-test dan
post-test
 Tersusunnya dokumen hasil.
VI. Metode dan teknik Pelaksanaan Kegiatan (How)
a. Metoda Pelaksanaan
b. Tahapan Kegiatan
VII. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan (who )
a. Penanggung jawab pelatihan
b. Pengendali pelatihan
c. Penyelenggara pelatihan
VIII. Peserta Pelatihan
a. Kriteria peserta
b. Rekruitmen/ seleksi
c. Pemanggilan peserta
IX. Waktu dan Tempat Pelatihan
a. Waktu pelaksanaan kegiatan (when)
b. Tempat Pelaksanaan
c. Matrik Pelaksanaan kegiatan (time table )
X. Biaya (How Much )
a. Biaya persiapan
b. Biaya penyelenggaraan (biaya peserta pelatihan)
c. Biaya evaluasi, pelaporan dan pengembangan
XI. Pelatih
Pelatih/fasilitator/instruktur
XII. Penutup

95
B. Format Jadwal Pelatihan Elektromedik

JADWAL TENTATIF
PELATIHAN …………………………………..

Hari 1: Rabu, ….
SESI WAKTU MATERI MODUL NARA METODE TEMPAT
(Jpl) SUMBER
07.30 - 08.30 Registrasi Ulang
08.30 - 09.00 Pre-test
09.00 - 09.30 Pembukaan
09.30 - 09.45 Coffe break
1 09.45 - 10-30 Building Learning Commitment
2 10.30 - 11.15 Building Learning Commitment
3 11.15 - 12.00 Building Learning Commitment
12.00 - 13.00 Ishoma
Konsep Pengelolaan Peralatan MI-01 CTJ R. Arjuna
4 13.00 -13.45 Elektromedik Life Support
Konsep Pengelolaan Peralatan
5 13.45 - 14.30 Elektromedik Life Support
Dekontaminasi Alat
6 14.30 - 15.15 Elektromedik
15.15 - 15.45 Coffe break
Evaluasi dan Pelaporan
7 15.45 - 16.30 Kegiatan Elektromedik
Evaluasi dan Pelaporan
8 16.30 - 17.15 Kegiatan Elektromedik

dst

96
C. Contoh permohonan SKP pelatihan elektromedik
KOP SURAT

Nomor : …...
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan SKP Pelatihan Elektromedik

Yang terhormat,

Ketua Lembaga Diklat Profesi Elektromedis


Dewan Pengurus Pusat IKATEMI
Jl. Hang Jebat III/F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
di
Jakarta

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Pelatihan ................... yang akan diselenggarakan oleh
Ikatemi DPD …….…….. dengan tema …..…….. di ..................................... pada tanggal .............. s/d
......................... Pelatihan diikuti sebanyak ............. (.............) orang peserta. Sehubungan dengan
hal tersebut, kami mengajukan permohonan penerbitan satuan kredit profesi (SKP) pelatihan
elektromedik tersebut. (kerangka acuan dan kurikulum pelatihan terlampir).
Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

…………, …………
Ketua DPD Ikatemi…..

……………………..
KTA.

97
D. Contoh susunan kepanitiaan
(susunan seksi kepanitiaan menyesuaikan kondisi setempat)

PANITIA PELATIHAN …………………………...


DPD/ DPC IKATEMI …………….…………

Pelindung : DPP IKATEMI


Penanggung Jawab : DPD IKATEMI…………….……….
Pengendali Pelatihan : ..….……………….......................

Tim Pelaksana,
Ketua Panitia : ………………..............................
Sekretaris : ………………..............................
Bendahara : ………………..............................
 Seksi publikasi, dokumentasi dan
informasi : ………………..............................
 Seksi perlengkapan dan akomodasi
 Seksi konsumsi : ………………..............................
 Seksi acara : ………………..............................
 Seksi ilmiah : ………………..............................
(menyesuaikan kebutuhan panitia). : ………………..............................

Mengetahui
Ketua DPD IKATEMI …..,

…………………………………………………
KTA.

98
E. Contoh Surat Keputusan Penyelenggara Pelatihan Elektromedik
(SK kepanitiaan dan pengendali pelatihan)

SURAT KEPUTUSAN

Tentang:
PENYELENGGARAAN PELATIHAN
.......................................................
DPD IKATEMI ..............................

Menimbang : a. ....................
b. .....................
c. ....................

Mengingat : a. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


725/Menkes/SK/V/2003 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di bidang
kesehatan;
b. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 5
Tahun 2013 Tentang Pedoman Diklat Teknis
c. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor
161 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori
Pendidikan Golongan Jasa Pendidikan Bidang
Standardisasi, Pelatihan dan Sertifikasi;

Memperhatikan : Pedoman Pelatihan Elektromedik

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Pelatihan ...................................
Kedua : Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh tim,
yang susunannya sebagai berikut:

Penanggung Jawab : ..........................


Ketua : ...........................
Sekretaris : ..........................
Bendahara : ..........................

Seksi : 1. ....................
2. ....................
3. …………………

99
4. ………………….
5. …………………

Pengendali Pelatihan : ..........................

Ketiga : Tim bertugas sebagai berikut :

1. Mempersiapkan, menyeleksi dan memanggil


peserta serta narasumber.
2. Menyusun kurikulum/ silabus pelatihan.
3. Mempersiapkan jadwal pelatihan
4. Mempersiapkan bahan pelatihan.
5. Melaksanakan pelatihan.
6. Membuat laporan.
Keempat : Biaya kegiatanRp. ................./ peserta pelatihan
Dengan jumlah maksimum peserta …….. orang.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan panitia wajib melaporkan hasil kegiatannya
kepada
Lembaga Diklat Profesi Elektromedis melalui DPD
Ikatemi

Keenam : Keputusan ini akan diubah atau diperbaiki


sebagaimana
mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan
dalam penetapannya.

Ditetapkan di : ............................
Pada tanggal : ............................

Ketua DPD Ikatemi …………….

........................................

100
F. Contoh RAB pelatihan elektromedik

RENCANA ANGGARAN BEAYA


PELATIHAN NASIONAL ALAT RADIOLOGI
DPD IKATEMI ………………………………….
…………………………………., 00 - 00 BULAN 0000

N
URAIAN NAMA KETERANGAN SATUAN JUMLAH
O
PENERIMAAN
25 orang 1 paket

PENGELUARAN

I. Pengembangan Pelatihan
Biaya DPD/DPC
1 Ikatemi
10%
pengembangan
II. Kepanitiaan

Penanggung
1 Nama 1 orang 1 keg
Jawab Pelatihan
Pengendali
2 Nama 1 orang 1 keg
pelatihan
Ketua Panitia
3 Nama 1 orang 1 keg
Penyelenggara
by
4 Anggota Panitia 5 orang 1 keg
name
Pengarah
3 Nama 1 orang 1 keg
(Pembukaan)
Narasumber by
4 10 orang 1 keg
Pelatihan name
by
5 Instruktur 5 orang 20 keg
name

Paket
1 rapat, dll 15 orang 2 paket
Pertemuan

Fullboard 25
1 26 orang 3 hari
Meeting 4D3N peserta
Fullday
2 10 orang 10 orang 3 hari
Meeting Panitia
Biaya SKP
3 10 skp 10 skp 1 paket
Profesi
Modul
4 25 modul 1 paket
pelatihan
5 Biaya Spanduk backdrop 1 pcs 1 paket
Wearpack 25
6 35 orang 1 paket
Peserta peserta
25
7 Tas Peserta 35 orang 1 paket
peserta

101
8 Kit pelatihan 25 orang 1 paket
Hasil
9 Flashdisk 25 orang 1 paket
Presentasi
10 Sertifikat 40 orang 1 paket
ATK dan Foto
11 1 keg 1 paket
copy
Biaya
12 2 nomor 1 paket
komunikasi
TOTAL BIAYA
PELATIHAN

………………………., ……………………..
Mengetahui
Ketua DPD Ikatemi
Ketua Panitia Pelatihan,
…………………..

……………………………………… ………………………………………..
KTA. KTA.

102
G. Contoh Honorarium pelatihan elektromedik

Narasumber Honor Narasumber


Tanda
No Unit Materi Gol. Satuan Juml Jumlah
Nama Pajak Tangan
kerja Honor ah Diterima
1

2
3

JUMLAH - - - - -

.......................... , ...........................
Bendahara Pelatihan

.............................................
KTA.

(dalam rupiah)
Panitia
Honor Panitia Penyelenggara
penyelenggara Tanda
No kehadiran
Satuan Jum Jumlah Tangan
Nama instansi Pajak
Honor lah Diterima
1
2
3
JUMLAH - - - - -

....................... , .........................
Bendahara Pelatihan

.............................................
KTA.

103
H. Format tata tertib peserta pelatihan elektromedik

TATA TERTIB PESERTA PELATIHAN

1. Tata Tertib Administratif


a. Peserta dinyatakan sah mengikuti pelatihan apabila telah terdaftar dan
memenuhi persyaratan.
b. Peserta wajib melakukan registrasi keikutsertaan dan membayar kontribusi
peserta sesuai ketentuan panitia.
c. Menyerahkan biodata yang telah diisi lengkap dan ditandatangani kepada
panitia yang ditunjuk.
d. Menyerahkan pas photo ukuran 3x4 background merah 2 lembar.
e. Apabila peserta mengundurkan diri selambat-lambatnya satu bulan sebelum
pelaksanaan maka biaya pendaftaran tidak dapat dikembalikan
f. Apabila kriteria peserta tidak sesuai persyaratan, maka pendaftaran dianggap
batal dan biaya pendaftaran dikembalikan selambat-lambatnya satu bulan
setelah pelaksanaan.
2. Tata Tertib Pelaksanaan
a. Peserta wajib mengikuti seluruh acara yang telah ditetapkan sebagaimana
tercantum pada jadwal pelatihan.
b. Selama penyelenggaraan pelatihan, peserta wajib menggunakan tanda
pengenal identitas sebagai peserta (name tag) yang dibagikan oleh panitia
penyelenggara.
c. Peserta wajib mengisi daftar hadir pada setiap sesi atau hari kegiatan sebelum
acara dimulai.
d. Peserta diharapkan hadir 10 (sepuluh) menit sebelum acara pelatihan dimulai.
e. Peserta diwajibkan berpakaian rapi dan sopan selama mengikuti pelatihan,
hari pertama mengenakan batik.
f. Pada saat kegiatan berlangsung didalam ruangan seluruh peserta pelatihan,
narasumber dan panitia dilarang merokok dan menghidupkan nada dering
telepon seluler.
g. Segala informasi yang dibutuhkan peserta dapat menghubungi panitia yang
bertugas.
h. Apabila diantara peserta ada yang sakit, agar segera menghubungi panitia
untuk segera diberikan pertolongan.
i. Pembagian sertifikat dilakukan pada akhir seluruh acara pelatihan, setelah
upacara penutupan dilakukan.
j. Hal - hal yang belum diatur dalam tata tertib ini dapat dimusyawarahkan
bersama dengan panitia.

104
I. Contoh Panduan Praktik
PANDUAN PRAKTIK (nama alat, merk, type)
PELATIHAN TEKNIS PENGELOLAAN ALAT DIAGNOSTIK

I. DESKRIPSI SINGKAT
Panduan praktik ini merupakan prosedur dan langkah-langkah untuk
mengukur dan mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang diperoleh
peserta dalam proses pembelajaran.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti pelatihan, peserta memiliki ketrampilan teknis yang
diperoleh dari kegiatan praktik pada saat pembelajaran di kelas sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti praktik peserta mampu melakukan:
a. Instalasi alat elektromedik
b. Pengoperasian peralatan elektromedik
c. Pemantauan fungsi alat elektromedik
d. Pemeliharaan alat elektromedik
e. Perbaikan alat elektromedik
f. Pengujian/ kalibrasi alat elektromedik
III. POKOK BAHASAN
a. Langkah-langkah kegiatan sesuai prosedur
b. Yang diperbolehkan (DO) dan yang tidak diperbolehkan (DON`T) dalam
melakukan kegiatan.
c. Uji komprehensif pada peserta secara sampling/ keseluruhan.
IV. ALAT BANTU PRAKTIK
a. Alat elektromedik (alat praktik)
b. Alat ukur standar
c. Panduan praktik

105
d. Standar Prosedur Operasional
e. Formulir kegiatan
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Petunjuk praktik:
a. Praktik dilaksanakan di dalam kelas maupun di lapangan
b. Pada pelaksanaan praktik, perbandingan antara instruktur dengan peserta =1 :
5. Peserta yang berjumlah 25 orang, dibagi dalam 5 kelompok sesuai alat
praktik yang telah dipersiapkan. Setiap kelompok didampingi oleh 1 orang
instruktur.
c. Pada saat melaksanakan praktik, peserta berperan sebagai penyaji
pembelajaran praktik sesuai waktu, kompetensi dan prosedur.
d. Kompetensi praktik dinilai melalui keterampilan peserta dalam melakukan
praktik sesuai prosedur dan sikap kerja dalam melakukannya.
e. Masing-masing instruktur mendemonstrasikan prosedur praktik yang harus
dilakukan di masing-masing kelompok. Masing-masing/ perwakilan peserta
mempraktikkan kegiatan, kemudian instruktur melakukan pengamatan serta
menilai keterampilan masing-masing peserta dengan menggunakan cek-list
yang telah disediakan.
f. Apabila jumlah alat praktik terbatas, terdapat beberapa alat praktik yang
berbeda (lima alat), setiap kelompok berputar/ berganti ke kelompok
berikutnya, sampai semua alat selesai dipraktikan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran praktik,
Instruktur melakukan langkah-langkah kegiatan dalam proses
pembelajaran sebagai berikut:
a. Menjelaskan geografi alat dan fungsi panel kontrol
b. Menjelaskan langkah demi langkah secara berurutan bagaimana melakukan
kegiatan tersebut sesuai prosedur
c. Meminta peserta sampel/ sebagian/ seluruhnya, untuk melakukan praktik
yang sama dengan yang telah dijelaskan.
d. Instruktur melakukan pendampingan praktik.
e. Mengevaluasi langkah kegiatan dan memastikan sudah sesuai prosedur.
106
VI. URAIAN MATERI
Pengelolaan peralatan elektromedik dalam pembelajaran ini meliputi:
a. Instalasi Alat
Berisi langkah-langkah persiapan pra instalasi apabila diperlukan, langkah dan
prosedur instalasi.
b. Pengoperasian Alat
Berisi prosedur operasional bagaimana langkah-langkah operasional yang
harus dilakukan sesuai prosedur. Termasuk langkah korektif untuk
troubleshooting setiap alarm operasional, yang meliputi indikasi
kegagalan/alarm, uraian dan tindakan.
c. Pemantauan Fungsi/ Uji Kualitatif
Berisi langkah-langkah pemeriksaan fisik, fungsi dan aksesoris alat
elektromedik sesuai prosedur, bagian mana yang perlu dipelihara dan
bagaimana cara melakukannya. Bagaimana menentukan Pass atau Fail sesuai
hasil pengujian.
d. Pemeliharaan/ Uji Kuantitatif
Berisi langkah-langkah pengujian kuantitatif dari besaran yang dianggap
kritis dalam pelayanan. Bagaimana menilai hasil pengukuran terhadap
standar/ toleransi yang bisa diterima dan mampu menyatakan laik atau tidak
laik untuk digunakan.
Termasuk melakukan pemeliharaan preventif, meliputi pembersihan
(cleaning), pengaturan elektronik/ mekanik (adjusting), pelumasan
(lubricating), penggantian suku cadang (replacing) dan pengencangan mekanik
(tightening) serta menguji keselamatan listrik alat elektromedik.
e. Perbaikan
Berisi penjelasan bagian geography alat atau system/ sub system/ komponen
dari alat, berikut fungsi dan tip bagaimana cara melakukan pelacakan
kerusakan sesuai flow chart atau petunjuk teknik dari manufacture,
melakukan analisis kerusakan dengan dengan failure mode and effect analysis

107
(FMEA) atau metode fault tree analisis (FTA), flow chart atau metode lain yang
setara
f. Pengujian Dan Kalibrasi
Berisi langkah-langkah melakukan pengujian/ kalibrasi alat elektromedik.
Menjelaskan hasil pengukuran, dan melakukan perhitungan estimasi
ketidakpastian pengukuran, dan peserta mampu menentukan laik atau tidak
laik pakai untuk digunakan dan mendokumentasikannya.

108
J. Contoh rencana kebutuhan alat dan bahan praktik

RENCANA KEBUTUHAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIK


PELATIHAN ………………….

No Nama alat/ bahan Spesifikasi Jumlah Harga Jumlah


satuan harga

………………, …………………
Mengetahui, Yang mengajukan,

……………………………... ……………………………..

109
K. Contoh Modul Pelatihan

Sistematika penulisan modul pelatihan:

MATERI INTI. 1
JUDUL MATERI (lihat struktur program)

I. DESKRIPSI SINGKAT
Menjelaskan secara singkat tentang materi

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu…. (sesuaikan dengan gbpp/RBPP
pada kurikulum)

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu…. (sesuaikan dengan gbpp/RBPP
pada kurikulum)
1. ………………….
2. ……………….

III. POKOK BAHASAN


Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut:

Pokok Bahasan 1. ………………….. (Judul pokok bahasananya)


Sub pokok bahasan (kalau ada):
a.
b
c

Pokok Bahasan 2. ………………….. (Judul pokok bahasananya)


Sub pokok bahasan (kalau ada):
a.
b.
dstnya ……

IV. METODE

V. MEDIA DAN ALAT BANTU

110
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi


ini.

Langkah 1.
Pengkondisian

1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan
disampaikan.
2. Sampaikan tujuan pembelajarn materi ini dan pokok bahasan yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Langkah 2.
Pembahasan per Materi

1. Fasilitator menyampaikan paparan materi sesuai urutan pokok bahassan dan


sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang. Kaitkan juga dengan
pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta agar mereka merassa
dihargai. (tergantung metode yang dipilih, sesuai dengan yang di gbpp)
2. Selanjutnya……………………….
3. …………………………………….
Dalam penyampaian materi ini ada berapa metode yang digunakan (lihat gbpp)
jelaskan/jabarkan sesuai dengan metodenya

Langkah 3 (Langkah terakhir)


Rangkuman

Fasilitator merangkum……
VII. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan 1.
Pengumpulan isu public (Judulnya (lihat gbpp pada kurikulum/struktur program)

…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………uraikan

Pokok Bahasan 2.
Judulnya (lihat gbpp pada kurikulum/struktur program)

…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………uraikan
111
Judulnya (lihat gbpp pada kurikulum/struktur program)

Dstnya.

VIII. REFERENSI
Tuliskan referensinya.

IX. LAMPIRAN (penugasan sesuai dg metode yang dipilih)


Misal:
- Panduan diskusi
- Scenario role play
- Panduan PKL
- Lembar/form latihan
- dll

DAN SETERUSNYA SAMPAI SEMUA MATERI SELESAI


MULAI DARI MATERI DASAR 1 S/D MATERI INTI TERAKHIR

Contoh modul pembelajaran:

BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)


MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR

I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas, bertemu sekelompok
orang yang belum saling mengenal sebelumnya, berasal dari tempat yang berbeda,
dengan latar belakang sosial budaya, pendidikan/ pengetahuan, pengalaman, serta
sikap dan perilaku yang berbeda pula, pada awal memasuki suatu pelatihan, sering
para peserta menunjukkan suasana kebekuan (freezing), karena belum tentu
pelatihan yang diikuti merupakan pilihan prioritas dalam kehidupannya. Mungkin
saja kehadirannya di pelatihan karena terpaksa, tidak ada pilihan lain, harus
menuruti ketentuan/persyaratan.

112
Agar dapat pelatihan sukses, partisipasif dan berbasis aktifitas peserta, kita
harus memperkenalkan rasa percaya antar peserta, Dalam lingkungan peserta yang
saling percaya, peserta akan lebih disiapkan untuk berani mengambil resiko,
berkontribusi dan lebih menyenangi proses belajar dan membantu kelancaran
proses pembelajaran selanjutnya.
Untuk menciptakan rasa saling percaya ini, kita harus memecahkan kebekuan
dengan proses pencairan (unfreezing) pada awal pelatihan dengan cara saling
mengenal antar peserta dan menciptakan perasaan positif satu sama lain.
Membangun Komitmen Belajar (BLC) salah satu metode atau proses untuk
mencairkan kebekuan tersebut. BLC juga mengajak peserta mampu mengemukakan
harapan-harapan mereka dalam pelatihan ini, serta merumuskan nilai-nilai dan
norma yang kemudian disepakati bersama untuk dipatuhi selam proses
pembelajaran. Jadi inti dari BLC juga selama proses pembelajaran. Jadi inti dari BLC
juga adalah terbangunnya komitmen dari semua peserta untuk berperan serta
dalam mencapai harapan dan tujuan pelatihan, serta mentaati norma yang
dibangun berdasarkan perbaruan nilai-nilai yang dianut dan disepakati. Proses BLC
adalah proses melalui tahapan dari mulai saling mengenal antar pribadi,
mengidentifikasi dan merumuskan harapan dari pelatihan ini, sampai terbentuknya
norma kelasw yang disepakati bersam aserta kontrol kolektifnya.
Pada proses BLC setiap peserta harus berpartisipasi aktif dan dinamis.
Keberhasilan atau ketidak berhasilan proses BLC akan berpengaruh pada proses
pembelajaran selanjutnya.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta saling mengenal serta mampu merumuskan
norma kelas yang disepakati bersama.
2. Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu:
a. Melaksanakan perkenalan antara peserta, fasilitator dan panitia.

113
b. Mencapai suasana pencairan sehingga peserta dapat lebih siap dan berani
mengemukakan pengalaman dan pandangannya / berpartisipasi aktif dalam
pelatihan.
c. Merumuskan harapan-harapan terhadap pelatihan yang merupakan
kesepakatan bersama dan menjadi norma kelas yang disepakati bersama.
d. Menetapkan kontrol kolektif terhadap pelaksanaan norma kelas.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


Pokok bahasan:
1. Perkenalan.
2. Pencairan (Ice breaker).
3. Harapan kelas, kekhawatiran mencapai harapan dan komitmen menjadi norma
kelas.
4. Kontrol efektif.

IV. URAIAN MATERI


Dalam sesi BLC, lebih banyak menggunakan metode games/permainan,
penugasan individu dan diskusi kelompok. Hanya di akhir sesi ada ulasan singkat
tentang materi yang terkait dengan BLC.
a. Pokok Bahasan 1: Komitmen
Adalah keterikatan, keterpanggilan seseorang terhadap apa yang dijanjikan
atau yang menjadi tujuan dirinya atau kelompoknya yang telah disepakati dan
terdorong berupaya sekuat tenaga untuk mengaktualisasinya dengan berbagai
macam cara yang baik, efektif dan efisien.
Komitmen belajar/ pembelajaran, adalah keterpanggilan seseorang/
kelompok/ kelas (peserta pelatihan) untuk berupaya dengan penuh kesungguhan
mengaktualisasikan apa yang menjadi tujuan pelatihan/pembelajaran. Keadaan
ini sangat menguntungkan dalam mencapai keberhasilan individu/ kelompok/
kelas, karena dalam diri setiap orang yang memiliki
komitmen tersebut akan terjadi niat baik dan tulus untuk memberikan
yang terbaik kepada individu lain, kelompok dan kelas secara keseluruhan.
114
Dengan terbangunnya BLC, juga akan mendukung terwujudnya saling
percaya, saling kerja sama, saling membantu, saling percaya, saling kerja sama,
saling membantu, saling memberi dan menerima, sehuingga tercipta suasana/
lingkungan pembelajaran yang kondusif.
b. Pokok Bahasan 2: Harapan Terhadap Pelatihan
Adalah kehendak/keinginan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu.
Dalam pelatihan berati keinginan unutk memperoleh atau mencapai tujuan yang
diinginkan sebagai hasil proses pembelajaran.
Harapan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah. Harapan juga
harus menimbulkan tantangan atau dorongan untuk mencapainya, dan bukan
sesuatu yang diucapkan secara asal asalan. Dengan demikian dinamika
pembelajaran akan terus terpelihara sampai akhir proses.

c. Pokok Bahasan 3: Kesepakatan Norma Kelas


Merupakan nilai yang yang diyakini oleh suatu kelompok atau masyarakat,
kemudian menjadi kebiasaan serta dipatuhi sebagai patokan dalam perilaku
kehidupan sehari hari kelompok/masyarakat tersebut. Norma adalah gagasan,
kepercayaan tentang kegiatan, instruksi, perilaku yang seharusnya dipatuhi oleh
suatu kelompok. Norma dalam suatu pelatihan, adalah gagasan, keprcayaan
tentang kegiatan, instruksi, perilaku yang diterima oleh kelompok pelatihan,
untuk dipatuhi oleh semua anggota kelompok (peserta, pelatih/fasilitator dan
panitia).

d. Pokok Bahasan 4: Kesepakatan Kontrol Kolektif


Merupakan kesepakatan bersama tentang memelihara agar kesepakatan
terhadap norma kelas ditaati. Biasanya ditentukan dalam bentuk sanksi apa yang
harus diberlakukan apabila norma tidak ditaati atau dilanggar.
Lembar Kerja 1
Menentukan kesepakatan Harapan Pembelajaran dan Kekhawatiran untuk
mencapai harapan tersebut.

115
1) Tahap 1: Menentukan harapan kelompok dan kekhawatiran mencapai
harapan.
a) Peserta dibagi dalam kelompok kecil @ 5-8 orang.
b) Mula-mula peserta bekerja secara individu. Secara sendiri setiap peserta
mengidentifikasi apa yang menjadi harapannya terhadap pelatihan ini.
Tuliskan pada kertas catatan masing-masing 3 kekhawatiran untuk
mencapai harapan.
c) Kemudian diskusikan harapan masing-masing peserta dalam kelompok
dipandu oleh ketua kelompok.
d) Dengan metode brainstorming setiap peserta menyampaikan pendapatnya
tentang usulan harapan kelompok berdasarkan hasil renungan dan analisis
dari harapan-harapan semua anggota kelompok.
e) Kelompok diharapkan dapat mentukan harapan kelompok dan
kekhawatiran sebagai hasil kesepakatan bersama. Setiap kelompok
menetukan 3 harapan yang menjadi prioritas kelompok.
f) Tuliskan harapan kelompok dan kekhawatiran pada kertas flipchart.

2) Tahap 2: Menentukan harapan kelas


a) Setiap kelompok mempresentasikan harapan dan kekhawatiran
kelompoknya.
b) Fasilitator memandu brainstorming untuk menetukan harapan kelas
berdasarkan hasil analisis dari semua harapan kelompok dan kekhawatiran
mencapai harapan.
c) Buat kesepakatan kelas untuk menentukan 5 harapan yang menjadi
prioritas kelas serta kekhawatiran mencapai harapan.
d) Tuliskan hasilnya pada kertas flipchart.
3) Tahap 3. Menentukan norma kelas
Dalam mentukan norma kelas, peserta difasilitasi untuk melakukan
brainstorming. Fasilitasi dapat dilakukan oleh fasilitator atau dipilih salah
seorang dari peserta untuk memandu kelas.

116
a) Setiap peserta diminta mengemukakan pendapatnya tentang norma kelas
berdasarkan harapan kelas yang sudah disepakati (norma untuk mencapai
harapan kelas).
b) Tuliskan pendapat peserta pada kertas flipchart agar terbaca oleh semua
orang. Dapat juga diminta salah seorang peserta mengetik di komputer dan
ditayangkan.
c) Pendapat peserta tidak boleh dikomentari dahulu.
d) Setelah semua pendapat peserta tertulis, kemudian dikompilasi/dipilah,
yaitu pendapat yang serupa digabung jadi satu.
e) Hasil penggabungan kemudian dibahas, sehingga menjadi beberapa butir
norma.
f) Buatlah kesepakatan bersama dan menjadikannya sebagai norma kelas
yang harus ditaati.
g) Tuliskan norma kelas yang sudah disepakati pada kertas flipchart dan
tempelkan di dinding agar dapat dibaca semua orang.

Tabel 7. 1 Norma Kelas yang disepakati


Norma Kelas yang disepakati



Hasil pada setiap kelompok


Tabel 7. 2 Hasil pada setiap kelompok
Harapan Kekhawatiran Harapan Kekhawatiran
Individu Individu Kelompok Kelompok

117
Hasil Kelas
Tabel 7. 3 Hasil Kelas
Harapan Kelompok Harapan Kelas

Lembar Kerja 2.
Menentukan Kontrol Kolektif
1) Peserta kembali ke dalam kelompok kecil
2) Norma yang disepakati dibahas untuk ditentukan apa yang kontrol kolektif
apabila ada yang tidak mentaati norma kelas
3) Hasil kelompok kemudian di presentasikan
4) Fasilitator memandu peserta untuk menentukan kontrol kolektif yang
disepakatibersama (kelas). Tuliskan hasil kesepakatan kontrol kolektif pada
kertas flipchart .
Norma : Kontrol kolektif hasil kelompok :
 
 

Kontrol kolektif hasil kesepakatan kelas :




Gambar 7. 1 Diagram kontrol kolektif

118
L. Contoh Form checklist persyaratan peserta
Penerimaan peserta

FORM PENERIMAAN PESERTA


(CHECKLIST PERSYARATAN PESERTA)

Nama Peserta :
Tanggal :

No Nama Peserta Instansi Persyaratan Catatan Panitia

1 2 3 4 5
1
2
3

24
25

Keterangan:
1. Surat Tugas
2. Copy Ijazah Elektromedik
3. Pasphoto 3x4 background merah, 2 lembar
4. Kuitansi/ bukti transfer pendaftaran
5. Biodata peserta

Panitia ,

……………………………………………
KTA.

119
M. Contoh Form checklist penerimaan fasilitas peserta

FORM PENERIMAAN PESERTA


(PENYERAHAN FASILITAS/ PERLENGKAPAN PELATIHAN)

Nama Peserta :
Tanggal :

No Nama Peserta Instansi Fasilitas Pelatihan Catatan Panitia

1 2 3 4 5
1
2
3

24
25

Keterangan:
1. Name tag
2. Modul pelatihan
3. Bag packer
4. Kit Pelatihan
5. Wearpack

Panitia ,

……………………………………………
KTA.

120
N. Contoh Form Pengaturan kamar twin-share

FORM PENERIMAAN PESERTA


(PENGATURAN KAMAR)

Nama Peserta :
Tanggal :

No Nama Instansi Datang Nomor Tanda


Kamar tangan
Tanggal Jam
1
2
3
4

23
24
25

Panitia ,

……………………………………………
KTA.

121
O. Form Biodata Peserta

BIODATA PESERTA

Nama Pelatihan :
Tanggal :

Nama :
NIP :
Pangkat/ Golongan :
Jabatan :
Tempat, tanggal lahir :
Pendidikan D3/ D4 TEM :
Lulus tahun :
Pendidikan terakhir :
Nomor KTA :
Nomor STR :
Nomor SIP :
Instansi :
Alamat kantor :
Telp/ fax kantor :
email :
Alamat rumah :
HP/ WA :
email :
Hobi :

Peserta pelatihan,

……………………………………………
KTA.

122
P. Form Biodata Narasumber

BIODATA NARASUMBER

Nama Pelatihan :
Tanggal :
Nama :
NIP :
Pangkat/ Golongan
Tempat, tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Jabatan :
Pendidikan terakhir :
Instansi tempat tugas :
Alamat instansi :
Alamat rumah :
Nomor HP/ WA :
Alamat email :

Materi yang disajikan :

Dasar pendidikan dan :


pendidikan tambahan

Pendidikan/ pelatihan :
tambahan terkait dengan
materi yang diajarkan

Pelatihan kediklatan :
seperti: TPPK, TOT, AKTA,
atau pengalaman melatih

Pengalaman bekerja atau :


tugas yang berkaitan
dengan materi yang
diajarkan

123
Q. Daftar Hadir Narasumber

DAFTAR HADIR NARASUMBER

Nama Pelatihan :
Tanggal :

No Materi Pelatihan Jam Narasumber Paraf

1 08.00 – 08.45

2 08.45 – 09.30

3 09.30 – 10.15

Coffe break 10.15 – 10.30


4 10.30 – 11.15

5 11.15 – 12.00

Ishoma 12.00 – 13.30


6 13.30 – 14.15

7 14.15 – 15.00

Coffe break 15.00 – 15.30


8 15.30 – 16.15

9 16.15 – 17.00

... dan seterusnya

Ketua Panitia ,

……………………………………………
KTA.

124
R. Daftar hadir panitia

DAFTAR HADIR PANITIA

Nama Pelatihan :
Tanggal :

No Nama Paraf Jam Kehadiran keterangan


Datang Pulang
1

Ketua Panitia ,

……………………………………………
KTA.

125
S. Form Contoh Kegiatan Praktik
Checklist KUK kegiatan/ peserta

Nama Pelatihan :
Tanggal :

Form Penilaian Kegiatan Praktik Peserta


Aspek Penilaian : Pemeliharaan peralatan diagnostik
(dibuat untuk keseluruhan kompetensi dalam satu kegiatan pelatihan)

Nama Peserta : ......................................................


Institusi : ......................................................

Berikan tanda checklist ( √ ) pada angka:


1 : Tidak mampu melakukan tindakan
2 : Bisa Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
3 : Bisa Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
4 : Mampu melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Tabel Capaian Indikator,


Pemeliharaan peralatan diagnostik Skor
No.
(Kriteria Unjuk Kerja, sesuai SKKNI) 1 2 3 4
1 Prosedur pemeliharaan alat diidentifikasi.
Alat kerja, bahan kerja, alat pelindung diri (APD), lembar kerja (LK)
2
disiapkan sesuai standar.
3 APD digunakan sesuai standard K3.
Kelengkapan dan aksesoris alat diagnostik teknologi
4
menengahdisiapkandan diperiksa sesuai standar.
Bagian mekanik alat diagnostik teknologi menengah diperiksa sesuai
5
standar.
Bagian kelistrikan alat diagnostik teknologi menengah diperiksa
6
sesuai standar.
Aksesorisalat diagnostik teknologi menengah diperiksa sesuai
7
standar.
8 Hasil pemeriksaan dicatat dalam LK
Keselamatan listrik alat diagnostik teknologi menengah diujisesuai
9
standar.
Hasil uji keselamatan listrik alat diagnostik teknologi menengah
10
dicatat pada LK.
Parameter/indikator alat diagnostik teknologi menengah diatur
11
sesuai standar.
Hasil pengukuran keluaran parameter/indikator alat diagnostik
12
teknologi menengah dicatat pada LK.
13 Pembersihan dilakukan sesuai standar.
14 Pelumasan dilakukan sesuai standar.
15 Pengantian suku cadang dilakukan sesuai standar.
Hasil pemeliharaan preventif alat diagnostik teknologi menengah
16
dicatat pada LK.
17 Laporan hasil pemeliharaan dibuat sesuai standar.
Total Nilai

126
T. Album kenangan peserta pelatihan

ALBUM PESERTA

Nama :
NIP :
Pangkat/ Golongan :
Jabatan :
Tempat, tanggal lahir :
Pendidikan D3/ D4 TEM :
Lulus tahun :
Pendidikan terakhir :
Instansi :
Alamat kantor :
Telp/ fax kantor :
Email :
Alamat rumah :
Telp/ fax rumah :
HP/ WA :
Email :
:

Pas Foto
background
merah

3x4

127
U. Format rencana tindak lanjut

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)


PELATIHAN ………………………………….

Nama Peserta : ......................................................


Institusi : ......................................................

RENCANA PENANGGUNG
NO TUJUAN TARGET WAKTU METODE BIAYA
KEGIATAN JAWAB

………………………., ………………….
Peserta pelatihan,

………………………………

128
V. Checklist Panitia Penyelenggara

CHECKLIST PENYELENGGARAAN PELATIHAN

NO KEGIATAN PIC KESIAPAN


SUDAH BELUM
RENCANA PELATIHAN:
1 Surat undangan rapat persiapan
pelatihan
2 Kerangka acuan penyelenggara
pelatihan
3 Kurikulum pelatihan
4 Jadwal pelatihan
5 SK Penyelenggara (panitia dan MoT)
6 Surat permohonan SKP
PELAKSANAAN PELATIHAN:
7 Surat undangan peserta, google form
8 Brosur Pelatihan
9 Surat permohonan kesediaan
sebagai narasumber
10 Biodata Peserta
11 Biodata Narasumber
12 Surat permohonan membuka/
menutup pelatihan
13 Surat penetapan Satuan Kredit
Profesi (SKP)
14 Tanda peserta/ name tag
15 Modul pelatihan.
16 Panduan Praktik
17 Soal dan lembar jawaban Pre-test
18 Soal dan lembar jawaban Post-test
19 Materi presentasi pelatihan
20 Sertifikat Pelatihan
PERALATAN:
21 Media dan alat bantu pelatihan
22 Peralatan Praktik
23 Spanduk selamat datang
24 Spanduk backdrop
FORMULIR PELATIHAN:
25 Absensi peserta (kehadiran)
26 Absensi peserta (per
sesi/materi/hari)
27 Absensi
narasumber/fasilitator/instruktur
28 Absensi panitia penyelenggara

29 Form evaluasi terhadap


narasumber/fasilitator/instruktur
30 Form evaluasi terhadap
penyelenggara
31 Form praktik

129
32 Form rencana tindak lanjut (RTL)
TAMBAHAN:
33 Tas, dan Kit Pelatihan (Blok Note,
Pena)
34 Wearpack/kaos
35 Form evaluasi terhadap materi
pelatihan.
36 Formulir penugasan
37 Format penilaian ketrampilan
38 Mood meter

130
W. Checklist Pengendali Pelatihan
(untuk setiap materi pelatihan)

CHECKLIST PENGENDALI PELATIHAN

Nama Pelatihan :

Nama Pengendali Pelatihan :

Hari, Tanggal Pelaksanaan :


Sesi :
Waktu :
Jam ……………………..sd ………………………
Nama Narasumber :
Materi :

PROSES PEMBELAJARAN TERKAIT PESERTA:


NO KRITERIA CATATAN
1 Aktifitas dan perilaku
peserta saat
pembelajaran teori
2 Aktifitas dan perilaku
peserta saat
pembelajaran praktik

PROSES PEMBELAJARAN TERKAIT NARASUMBER:


NO KRITERIA CATATAN
1 Penguasaan materi
2 Ketepatan waktu
3 Penggunaan metode
4 Penggunaan media dan
alat bantu
5 Penggunaan bahasa
6 Kesesuaian penampilan

131
X. Checklist Tim pengendali mutu pelatihan
(Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan)

CHECKLIST TIM PENGENDALI MUTU PELATIHAN


(Form evaluasi motivasi belajar peserta)

Secara rata-rata kelas motivasi belajar peserta sbb:


Skala 1 = Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Memuaskan,
5= Sangat memuaskan. Beri tanda sesuai pilihan anda.
No KRITERIA 1 2 3 4 5

SIKAP DAN PERILAKU (bobot 30%)


Disiplin,
1 Kerapihan pakaian
2 Ketepatan hadir dalam setiap sesi
3 Kesungguhan mengikuti setiap materi
4 Kejujuran
5 Kesungguhan dalam melaksanakan tugas
Kerjasama,
6 Kontribusi dalam menyelesaikan tugas bersama
7 Membina keutuhan dan kekompakan kelompok
8 Tidak mendekte dan mendominasi kelompok
9 Mau menerima pendapat orang lain
Prakarsa,
10 Membantu membuat iklim pelatihan yang
menggairahkan
11 Aktif mengajukan pertanyaan yang relavan
12 Mampu mengendalikan diri, waktu, situasi dan
lingkungan
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN (70%)
13 Pelaksanaan pre-test
14 Pelaksanaan post-test
15 Pelaksanaan diskusi/ presentasi
16 Tugas kelompok/ perorangan
17 Uji komprehensif

132
Y. Form Evaluasi Pelatih
(kuesioner pelaksanaan pelatihan, untuk setiap pelatih)

FORM EVALUASI PELATIH/ FASILITATOR/ INSTRUKTUR

Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................

Nama Pelatih/ Fasilitator/ : ..............................................................


Instruktur
Materi Pelatihan : ..............................................................

Skala 1 = Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Memuaskan, 5= Sangat memuaskan.


Beri tanda sesuai pilihan anda.
No KRITERIA 1 2 3 4 5

MATERI:
1 Penguasaan materi pelatihan
2 Manfaat materi
KEMAMPUAN KEDIKLATAN:
3 Kemampuan menyampaikan materi pelatihan
4 Kesesuaian metode pelatihan dengan materi
5 Kemampuan menggunakan media dan alat bantu
pelatihan
6 Kemampuan menciptakan suasana interaktif
7 Pemberian motivasi belajar pada peserta
8 Kemampuan mengelola waktu pelatihan
9 Empati, gaya dan sikap pada peserta

133
Z. Form Evaluasi Penyelenggara
(kuesioner pelaksanaan pelatihan, pada sesi akhir pelatihan)

FORM EVALUASI PENYELENGGARA

Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................

Nama Pelatih/ Fasilitator/ : ..............................................................


Instruktur
Materi Pelatihan : ..............................................................
Skala 1 = Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Memuaskan, 5= Sangat memuaskan.
Beri tanda sesuai pilihan anda.
No KRITERIA 1 2 3 4 5

PENYELENGARA:
1 Pengaturan jadwal dan ketepatan waktu
2 Suasana pembelajaran
3 Hubungan peserta dengan penyelenggara
4 Pelayanan penyelenggara pelatihan
5 Modul pelatihan
6 Kesesuaian materi dengan tujuan pelatihan
7 Manfaat materi pelatihan bagi pelaksanaan
tugas
TEMPAT PENYELENGGARAAN:
8 Kelengkapan fasilitas dan alat bantu
pelatihan
9 Kelengkapan materi
10 Pelayanan akomodasi hotel
11 Pelayanan konsumsi
12 Pelayanan komunikasi dan informasi

134
AA. Form Evaluasi Materi
(Bila perlu, untuk pelatihan berulang dalam beberapa angkatan
Pada sesi akhir pelatihan)

FORM EVALUASI MATERI

Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................

Skala 1 = Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Memuaskan, 5= Sangat memuaskan.


Beri tanda sesuai pilihan anda

Berikan tingkat pengetahuan anda tentang : Berikan seberapa PENTING TIDAKNYA

(Materi 1)
Sebelum pelatihan (Materi 1)
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1 Penting..................................Tidak penting
5 4 3 2 1
Setelah pelatihan
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1
Berikan tingkat pengetahuan anda tentang : Berikan seberapa PENTING TIDAKNYA
(Materi 2)
Sebelum pelatihan (Materi 2)
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1 Penting..................................Tidak penting
5 4 3 2 1
Setelah pelatihan
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1
Berikan tingkat pengetahuan anda tentang : Berikan seberapa PENTING TIDAKNYA
(Materi 3)
Sebelum pelatihan (Materi 3)
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1 Penting..................................Tidak penting
5 4 3 2 1
Setelah pelatihan
Tinggi..................................Rendah
5 4 3 2 1

135
BB. Form Evaluasi Diri Peserta
(Bila perlu, Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan)

FORM EVALUASI DIRI PESERTA

Skala 1 = Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Memuaskan, 5= Sangat memuaskan.


Beri tanda sesuai pilihan anda.
No KRITERIA 1 2 3 4 5

MOTIVASI BELAJAR:
1 Saya berusaha memahami semua materi pelatihan
yang disampaikan narasumber
2 Saya berdiskusi dengan teman untuk menambah
pemahaman tentang materi pelatihan
3 Saya berusaha mengatasi setiap kendala yang dapat
menghambat penguasaan materi pelatihan
4 Saya lebih suka berdiskusi tugas-tugas pelatihan
daripada sekedar ngobrol
5 Saya tertantang untuk mengerjakan tugas yang bagi
kebanyakan teman dianggap sulit
6 Saya berusaha mengerjakan tugas pelatihan dengan
segenap kemampuan
MATERI PELATIHAN:
7 Materi pelatihan sangat bermanfaat sebagai bekal
untuk meningkatkan kemampuan kerja
8 Saya senang belajar materi pelatihan yang diajarkan
9 Pada waktu instruktur mengajar materi pelatihan,
saya memperhatikannya dengan seksama

136
CC. Mood meter
Bila perlu, Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan
Pada awal setiap hari pelatihan

Hari, tanggal : ......................


“ Berilah tanda checklist ( √ ) yang saudara anggap benar untuk suasana
hati anda pagi ini “
Mood Level:
NO NAMA Bad/ Sad/ Calm/ Excited/ Awesome/
Buruk Sedih Tenang Gembira Luar Biasa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Pengendali Diklat,

………………………………………………….

137
DD. Form Evaluasi Perilaku oleh atasan peserta (tahap 3)

FORM EVALUASI PERILAKU (TAHAP 3)


OLEH ATASAN LANGSUNG PESERTA

Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................

Skala 1 = Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Memuaskan, 5= Sangat memuaskan.


Beri tanda sesuai pilihan anda.
No Setelah Mengikuti Pelatihan ini, 1 2 3 4 5
bawahan saya :
DISEMINASI HASIL PELATIHAN:
1 Melaporkan dan mempresentasikan rencana tindak lanjut
hasil pelatihan
2 Membagi/ mendesiminasikan hasil pelatihan
PERUBAHAN PERILAKU BEKERJA:
3 Perubahan perilaku terhadap sikap kerja
4 Perubahan perilaku terhadap disiplin kerja
5 Perubahan perilaku terhadap efektivitas komunikasi dalam
bekerja
6 Perubahan perilaku terhadap kompetensi kerja untuk
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan baru
7 Perubahan perilaku terhadap pencapaian target dalam
mengerjakan tugas/ pekerjaan
8 Perubahan perilaku terhadap pelayanan yang bermutu,
kompeten dan professional
KONDISI KERJA:
9 Memperoleh dukungan dari rekan kerja
10 Ketersediaan dan kesesuaian alat bantu dan fasilitas dalam
pekerjaan
11 Menerapkan materi pelatihan yang diperoleh
12 Berkontribusi untuk perubahan di tempat bekerja

138
EE. Form Evaluasi Perilaku oleh bawahan Peserta (tahap 3)

FORM EVALUASI PERILAKU (TAHAP 3)


OLEH BAWAHAN/ TEMAN SEJAWAT

Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................

Skala 1 = Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Memuaskan, 5= Sangat memuaskan.


Beri tanda sesuai pilihan anda.
No Setelah Mengikuti Pelatihan ini, 1 2 3 4 5
bawahan saya :
DISEMINASI HASIL PELATIHAN:
1 Melaporkan dan mempresentasikan rencana tindak lanjut
hasil pelatihan
2 Membagi/ mendesiminasikan hasil pelatihan

PERUBAHAN PERILAKU BEKERJA:


3 Perubahan perilaku terhadap sikap kerja
4 Perubahan perilaku terhadap disiplin kerja
5 Perubahan perilaku terhadap efektivitas komunikasi dalam
bekerja
6 Perubahan perilaku terhadap kompetensi kerja untuk
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan baru
7 Perubahan perilaku terhadap pencapaian target dalam
mengerjakan tugas/ pekerjaan
8 Perubahan perilaku terhadap pelayanan yang bermutu,
kompeten dan professional

KONDISI KERJA:
9 Memperoleh dukungan dari rekan kerja
10 Ketersediaan dan kesesuaian alat bantu dan fasilitas dalam
pekerjaan
11 Menerapkan materi pelatihan yang diperoleh
12 Berkontribusi untuk perubahan di tempat bekerja

139
FF. Form Evaluasi Perilaku oleh Peserta/ diri sendiri (tahap 3)

FORM EVALUASI PERILAKU (TAHAP 3)


OLEH PESERTA

Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................

Skala 1 = Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Memuaskan, 5= Sangat memuaskan.


Beri tanda sesuai pilihan anda.
No Setelah Mengikuti Pelatihan ini, 1 2 3 4 5
bawahan saya :
DISEMINASI HASIL PELATIHAN:
1 Melaporkan dan mempresentasikan rencana tindak lanjut
hasil pelatihan
2 Membagi/ mendesiminasikan hasil pelatihan

PERUBAHAN PERILAKU BEKERJA:


3 Perubahan perilaku terhadap sikap kerja
4 Perubahan perilaku terhadap disiplin kerja
5 Perubahan perilaku terhadap efektivitas komunikasi dalam
bekerja
6 Perubahan perilaku terhadap kompetensi kerja untuk
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan baru
7 Perubahan perilaku terhadap pencapaian target dalam
mengerjakan tugas/ pekerjaan
8 Perubahan perilaku terhadap pelayanan yang bermutu,
kompeten dan professional

KONDISI KERJA:
9 Memperoleh dukungan dari rekan kerja
10 Ketersediaan dan kesesuaian alat bantu dan fasilitas dalam
pekerjaan
11 Menerapkan materi pelatihan yang diperoleh
12 Berkontribusi untuk perubahan di tempat bekerja

140
GG. Form Evaluasi Kinerja (tahap 4)

FORM EVALUASI KINERJA (TAHAP 4)


OLEH INSTITUSI PENGIRIM/ ATASAN PESERTA

Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................

Skala 1 = Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Memuaskan, 5= Sangat memuaskan.


Beri tanda sesuai pilihan anda.

No KRITERIA 1 2 3 4 5
PRODUKTIFITAS:
1 Meningkatkan efisiensi biaya
2 Meningkatkan efektivitas kerja
3 Meningkatkan produktifitas kerja
DAMPAK:
4 Meningkatkan komunikasi kerja
5 Meningkatkan kompetensi kerja
6 Meningkatkan perilaku dan sikap kerja
7 Meningkatkan disiplin kerja
8 Meningkatkan mutu pelayanan

141
HH. Form Evaluasi Kinerja (tahap 4)

FORM EVALUASI KINERJA (TAHAP 4)


OLEH PESERTA

Nama : ..............................................................
Asal Institusi : ..............................................................

Skala 1 = Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Memuaskan, 5= Sangat memuaskan.


Beri tanda sesuai pilihan anda.

No KRITERIA 1 2 3 4 5
PRODUKTIFITAS:
1 Meningkatkan efisiensi biaya
2 Meningkatkan efektivitas kerja
3 Meningkatkan produktifitas kerja
DAMPAK:
4 Meningkatkan komunikasi kerja
5 Meningkatkan perilaku dan sikap kerja
6 Meningkatkan kompetensi kerja
7 Meningkatkan disiplin kerja
8 Meningkatkan mutu pelayanan

142
II. Format Evaluasi pelaksanaan pelatihan
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan oleh Pengendali Pelatihan

LAPORAN EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN


PELATIHAN …………

DPD IKATEMI …………………………………….


Pelatihan ………………………………………………………………………….
Hotel …………………., ……. – ……. Bulan 0000
Disusun oleh : (Pengendali pelatihan)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berisi latar belakang diselenggarakannya pelatihan.
Contoh :
Beberapa masalah yang menjadi latar belakang penyelenggaraan pelatihan
elektromedik ini adalah sebagai berikut :
a. Peralatan elektromedik di rumah sakit harus selalu siap operasional dan
terjamin kinerjanya manakala akan dipergunakan.
b. Update operasional, pemeliharaan dan perbaikan peralatan radiologi dari
principle.
c. Sharing operasional dan pemeliharaan dari masing-masing rumah sakit
2. Tujuan
Laporan ini disusun untuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pelatihan
di mulai dari persiapan, proses penyelenggaraan dan evaluasi pembelajaran,
untuk digunakan bagi pihak yang membutuhkan terutama panitia
penyelenggara. Seperti tertuang pada tujuan umum dan tujuan khusus pelatihan.

B. HASIL PENYELENGGARAAN PELATIHAN


1. PERSIAPAN PELATIHAN
Dari hasil kajian yang dilakukan oleh penyelenggara pelatihan sebelum
pelatihan dilaksanakan, maka hasilnya dapat disampaikan sebagai berikut:
a. Persiapan teknis, meliputi:
1) Komponen kurikulum : Ada terlampir
2) Peserta : 25 orang
3) Kriteria peserta : sesuai
4) Jumlah peserta direncanakan : 25 orang
5) Yang berasal dari : sebutkan asal RS
6) Narasumber/ Fasilitator : sebutkan
7) Instruktur : sebutkan
8) Penyelenggara : DPD Ikatemi …….
9) Tempat penyelenggaraan : Hotel ……..
10) Kesiapan bahan ajar : Modul Pelatihan ada
b. Persiapan administrasi yang terkait proses pembelajaran.
1) Kesiapan sarana prasarana belajar.
143
2) Kesiapan fasilitator.
2. PELAKSANAAN PELATIHAN
Menjelaskan tentang :
a. Peserta, aktivitas dan perilaku peserta selama proses pembelajaran.
b. Pelatih/Fasilitator/Instruktur, kesesuaian materi yang disampaikan oleh
fasilitator dengan GBPP untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran.
c. Penyelenggara, pelayanan penyelenggara selama proses pembelajaran.
3. EVALUASI PELATIHAN
a. Peserta
Kajian hasil evaluasi peserta :
Pre-test dan Post-test
Pre-Test
Pada awal pelatihan dilakukan evaluasi dengan nilai
Terendah :
Tertinggi :
Rata-rata :
Post-Test
Pada akhir pelatihan dilakukan evaluasi dengan nilai:
Terendah :
Tertinggi :
Rata-rata :

Kenaikan hasil evaluasi awal (pre-test) dengan hasil evaluasi akhir (post-
test) menunjukan angka ............., berarti peningkatan pengetahuan pesera
..................., berarti pelatihan ...................
Rekapitulasi hasil evaluasi terhadap perubahan pemahaman peserta
terhadap materi yang ditunjukkan dalam seluruh butir soal tes :

Tabel 8. 2 Rekapitulasi hasil evaluasi


Nomor Nilai betul Nilai betul Tingkat pemahaman peserta
Soal PRE-TEST POST-TEST
(peserta) (peserta)
*)

*)

*) Ada/kurang/tidak ada peningkatan, pemahaman peserta sangat


baik/baik/masih kurang.

Dari …. soal tes yang di evaluasi terdapat ….. butir soal yang tidak dapat
dijawab dengan betul oleh maksimal ….. % peserta pada pre-test dan post-test,
yaitu soal no ..., …, ….., …..
Berikut adalah soal-soal yang tidak dapat dijawab dengan betul oleh
sebagian besar peserta (> … peserta)

144
Tabel 8. 3 Tabel rekapitulasi jawaban benar berdasarkan
Pre & Post Test
Jumlah peserta yang
menjawab dengang betul
Pertanyaan dan pilihan
No soal pada:
jawaban
PRE-TEST POST-TEST

Beberapa asumsi yang mungkin terjadi dengan kondisi ini adalah:


1. ....
2. ....
sikap dan perilaku, (bila diperlukan).
tes sumatif, formatif, komprehensif apabila ada.
b. Pelatih/Fasilitator/Instruktur
Kajian hasil penilaian peserta terhadap masing-masing pelatih selama
proses pembelajaran.
Kajian hasil pengamatan terhadap kesesuaian pelatih saat memberikan
materi dengan isi GBPP.
c. Penyelenggara
Kajian penilaian peserta terhadap penyelenggara
KESIMPULAN DAN SARAN
PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Hasil Evaluasi Pelatih/Fasilitator/Instruktur.
2. Hasil Evaluasi Penyelenggaraan.
3. Hasil Evaluasi peserta Pre-test dan Post-test.
4. Lampiran proses pelatihan.
Contoh Lampiran Hasil Evaluasi Pelatih/Fasilitator/Instruktur

TINGKAT KEPUASAN PESERTA TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN


ELEMEN : PEMBICARA
Sangat memuaskan=5, Memuaskan=4, Cukup=3, Kurang=2, Sangat kurang=1
SUB ELEMEN
NO NAMA PESERTA 1 2 3 4 5 6 7
1
2
22
23
24
25
Jumlah
Bobot ( %)
Nilai bobot rerata =

145
Contoh Lampiran Hasil Evaluasi Panitia Penyelenggara

TINGKAT KEPUASAN PESERTA TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN


ELEMEN : PANITIA PENYELENGGARA
Sangat memuaskan=5, Memuaskan=4, Cukup=3, Kurang=2, Sangat kurang=1

SUB ELEMEN

NO NAMA PESERTA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25
Jumlah
Bobot ( %)
Nilai bobot rerata =

146
Tabel hasil evaluasi pre-test dan post-test
Pre Post (Xj- (xj-xi) ((xj-xi)
No Nama Xj-Xi Kterangan
(Xi) (Xj) Xi)2 -ẍ -ẍ)^2
1 Peserta ke – 1 Meningkat +1
Peserta ke – 2
2

Peserta ke – 3
3

Peserta ke – 24
24

Peserta ke –25
25

Jumlah
Rata-rata
Sumber: Data primer diolah (2019)

147
Contoh Lampiran Proses Pelatihan
PROSES PELATIHAN ….
Contoh,
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka disusun materi yang akan diberikan
secara rinci pada struktur program yang terjadwal selama 4 hari 3 malam.
1. Materi pelatihan yang diterima peserta,
Hari Pertama
Hari, tanggal
a. Pre-test
b. Pembukaan
Proses pembukaan workshop meliputi beberapa kegiatan berikut:
1) Safety Briefing
2) Pembukaan (oleh MC)
3) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
4) Menyanyikan Mars IKATEMI.
5) Laporan ketua penyelenggara pelatihan
6) Pengarahan dari Ketua Umum DPP Ikatemi, sekaligus membuka
acara.
7) Penyerahan peserta dari Panitia Penyelenggara kepada Pengendali
pelatihan
8) Penyematan tanda peserta secara simbolis
9) Do`a
10) Dokumentasi ( Foto bersama )
c. Membangun komitmen belajar
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam
mengikuti proses pendidikan dan pelatihan. Kegiatannya antara lain :
a. Penjelasan oleh Pengendali pelatihan tentang tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar
(panitia) serta kesepakatan pembelajaran.
b. Perkenalan antara peserta, narasumber/ instruktur dan panitia
penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta.
148
Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen masing-
masing peserta selama pelatihan (aesculap academy)
c. Kesepakatan antara para pengendali pelatihan, penyelenggara dan peserta
dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi:
pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang
lainnya (panitia).
Materi hari pertama
Materi pelatihan mengarah pada kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik
yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif dalam
mencapai kompetensi tersebut, yaitu metode tanya jawab interaktif, studi kasus,
diskusi kelompok, dan praktik
Berisi materi pelatihan ini, meliputi :
1. ……..
2. ……..
3. dst

Hari Kedua
Hari, tanggal
Berisi materi pelatihan ini, meliputi :
1. .......
2. .......
3. dst
Hari Ketiga
Hari, tanggal
Berisi materi pelatihan ini, meliputi :
1. .......
2. .......
3. dst

Hari Keempat
149
Hari, tanggal
Berisi materi pelatihan ini, meliputi :
1. .......
2. .......
3. dst
4. Rencana Tindak Lanjut, masing-masing peserta menyusun rencana tindak lanjut
Pelatihan.
5. Post-test
Penutupan
Proses penutupan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
1. Pembukaan (oleh MC)
2. Sambutan Pengendali pelatihan
3. Penyerahan peserta dari Pengendali pelatihan kepada Panitia Penyelenggara
4. Sambutan oleh wakil peserta
5. Penyerahan Sertifikat Pelatihan oleh Panitia Penyelenggara dan pelepasan tanda
peserta secara simbolis
6. Sambutan oleh Panitia penyelenggara sekaligus menutup acara Do`a

150
JJ. Contoh Format Pelaporan hasil pelatihan
(panitia penyelenggara)

LAPORAN PENYELENGGARAAN
PELATIHAN …………

DPD IKATEMI …………………………………….


Technical Training on Ventilator for Elektromedis
Hotel …………………., ……. – ……. Bulan 0000
Disusun oleh : (Panitia penyelenggara)

Dasar pelaksanaan : Surat keputusan SKP dari DPP Ikatemi


Nomor:
Program pelatihan :
Tanggal pelaksanaan :
Lokasi pelaksanaan :
Evaluator :

Laporan ditujukan kepada : 1. Lembaga Diklat Profesi elektromedis


2. DPD Ikatemi ……………..
Periode waktu laporan : Januari –Juni 2019
Tanggal laporan disampaikan :

A. Rangkuman pelaksanaan pelatihan


B. Latar belakang
1. Deskripsi program pelatihan
2. Tujuan program pelatihan
3. Karakteristik program pelatihan
4. Peserta program pelatihan
5. Pihak-pihak terkait dengan program pelatihan
C. Deskripsi tentang evaluasi
1. Tujuan evaluasi
2. Rancangan evaluasi
3. Hasil yang diharapkan
D. Hasil pengolahan data
E. Diskusi hasil
F. Kesimpulan dan rekomendasi

151
KK. Contoh Format laporan hasil uji praktik

LAPORAN HASIL UJI PRAKTIK

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan

II. PELAKSANAAN
A. Persiapan
B. Pelatihan sesi 1
C. Pelatihan sesi 2
D. dst

III. METODE UJI PRAKTIK


A. Metode uji (uji petik atau uji menyeluruh/long examination? bila digunakan
metode uji petik sampaikan kompetensi profesi dan kompetensi kritis profesi
yang “dipetik” sebagai materi uji)
B. Mekanisme uji
C. Standar uji
1. Soal (disini disampaikan kisi-kisi soal)
2. Observer/assesor
3. Peserta
4. Kelulusan
5. Tempat uji
6. Alat peraga uji
7. Probandus (kalau ada)
8. Kantor sekretariat
9. dll
D. Biaya uji

IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

152
LL. Contoh Sertifikat pelatihan jabatan fungsional

Catatan: Khusus E-learning, sertifikat menyesuaikan dengan petunjuk pada aplikasi.

153
154

Anda mungkin juga menyukai