Anda di halaman 1dari 3

1.

IDENTITAS

Nama : Ariela Adelina Haisani

NPM : 2021406405069

Jurusan : Program Guru Sekolah Dasar

Dosen : Dhimas Rinda Adi Puspito M.Pd

Kelas : 1B

Pertemuan : 14-15

Topik : Dinamika Peserta Didik Dan Tantangan Menghadapinya

2. REFLEKSI DIRI

Dalam perkuliahan Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling selama satu semester ini

saya mendapat pengetahuan baru bahwa perilaku peserta didik amatlah menarik. Sebab, hal

tersebut sifatnya dinamis. Perlu kita sadari bersama, ada beberapa perilaku peserta didik yang

perlu dibenahi. Untuk itu sebagai orang tua maupun pendidik haruslah merespon dinamika

tersebut.

Mempelajari Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling dengan Bapak Dhimas selama

satu semester ini memberikan pemahaman baru bagi saya tentang tujuan pembelajaran dari

content oriented menjadi competence oriented, dan reorientasi proses pembelajaran dari

proses penyampaian informasi menjadi proses melatihkan atau membangun kompetensi.

Pembelajaran bukanlah proses transformasi informasi, melainkan sebuah proses melatihkan

kompetensi kepada peserta didik kita. Hasil dari proses pembelajaran bukanlah “siswa tahu

banyak” tetapi “siswa mampu berbuat banyak”.


Dapat kita ketahui bahwa Seorang peserta didik dikatakan kompeten pada bidang

tertentu apabila memiliki pemahaman kritis tentang bidang itu, memiliki keterampilan untuk

mengimplementasikan bidang tersebut, dan terbentuknya sikap yang direfleksikan dalam

bentuk perilaku sehari-harinya.

Dalam kuliah Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling saya jadi lebih mengerti bahwa

Tes tulis (pencil and paper test) hanya mengukur perubahan perilaku berpikir, belum mampu

mengukur perubahan perilaku berbuat peserta didik. Bentuk penilaian seperti penilaian

kinerja (performance assessment) merupakan bentuk penilaian alternatif untuk mengukur

refleksi kompetensi siswa dalam bentuk perilaku berbuat. Perilaku berbuat dapat dipandang

sebagai refleksi kognitif maupun sikap.

Perkuliahan Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling selama ini membuat saya

mengetahui banyak hal yang tidak saya ketahui sebelumnya. Dari mulai sudah diterapkan

kurikulum baru secara serentak di Indonesia yang sebelumnya hanya beberapa sekolah yang

menjadi pilot project dalam penerapannya, yaitu kurikulum 2013.

Untuk metode pembelajaran yang digunakan Bapak untuk menyampaikan materi

perkuliahan sudah cukup bagus. Dengan menggunakan video-video yang menunjang materi

perkuliahan, kami dapat dengan mudah memahami materi, namun untuk metode presentasi

sepertinya kurang optimal bagi saya karena penyampaian yang kurang jelas. Untuk materi

yang disampaikan saat presentasi mungkin hanya mahasiswa yang mendapat tugas presentasi

saja yang benar-benar mengerti isi materi, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa ada

sebagian mahasiswa yang menjadi audien yang mengerti isi materi yang disampaikan. Tetapi

pak Dhimas sudah sangat bijak untuk menjadi benteng jika materi yang disampaikan terlalu

melenceng dari materi yang diharapkan. Terutama jika sesuatu hal yang dibahas sudah

menyinggung SARA. Atau menyinggung pihak-pihak tertentu.


Metode studi kasus yang digunakan Bapak Dhimas dalam menyampaikan materi

cukup baik bagi saya karena menurut saya dengan metode tersebut kita jadi lebih bisa

memahami materi, karena masalah yang disuguhkan benar-benar nyata ada dihadapan kita.

Dengan begitu, kita dapat mencari solusi terbaik bagi masalah yang sedang kita hadapi.

Mencermati dinamika perilaku peserta didik saat ini, kepedulian kita bersama

sangatlah diperlukan. Lembaga pendidikan baik itu formal, nonformal maupun informal

harus berupaya dan berikhtiar dalam pembinaan yang mensinergikan teori/ilmu dan

praktik/amal. Dengan pembinaan ini diharapkan peserta didik tidak hanya belajar ilmu-ilmu

umum dan agama saja, namun juga disiplin keras untuk mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Sekian refleksi saya, semoga dapat bermanfaat untuk kedepannya. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai