Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN

“KELAS CONCORTAE”

Dosen Pengampu : Dr.yayan hendrayana,S.Hut.,M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Andrianto Sandia

Nim : 20210710034

Kelas : PHUTC-02/B

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS KUNINGAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah
Botani Tingkat Tinggi yang membahas tentang bangsa Contortae, bangsa Tubiflorae,
bangsa Cucurbitales.

Penulis juga berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat lebih
memahami dan dapat memudahkan mahasiswa dalam mempelajari materi tentang
bangsa Contortae, bangsa Tubiflorae, bangsa Cucurbitales.

Penulis sadar di dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dan mengarah kepada perbaikan makalah ini di masa
mendatang.

Kiranya mudah-mudahan makalah ini kelak dapat bermanfaat bagi penulis dan
pada mahasiswa atau semua pihak yang kelak akan memerlukannya.

Kuningan, 6 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................4

BAB I.................................................................................................................................5

PENDAHULUAN.............................................................................................................5

A. Latar Belakang........................................................................................................5

B. Rumusan Masalah...................................................................................................8

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................8

BAB II...............................................................................................................................9

PEMBAHASAN................................................................................................................9

A. Bangsa Contortae (Apocynales).............................................................................9

B. Bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)..........................................................12

C. Bangsa Cucurbitales.............................................................................................15

D. Manfaat dan Kekurangan......................................................................................16

BAB III............................................................................................................................17

PENUTUP.......................................................................................................................17

A. Kesimpulan...........................................................................................................17

B. Saran.....................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bunga Alamanda cathartica (Alamanda)........................................................10


Gambar 2 Bunga Tapak dara (Catharanthus roseus).......................................................10
Gambar 3 Bunga Gelsemium sempervirens (melati kuning)..........................................11
Gambar 4 Gentiana lutea.................................................................................................12
Gambar 5 Solanum nigrum L (Indo : Leunca)................................................................13
Gambar 6 Solanum nigrum L (Indo : Leunca)................................................................13
Gambar 7 Cuscuta australis R.Br. (Indo : Tali Putri)......................................................14
Gambar 8 Cucumis sativus (Indo : mentimun) & Cucurbita moschata L (Indo : Labu). 15

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas Dicotyledoneae ini meliputi


terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon yang seperti telah disebutkan
terdahulu dapat dikenal karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Ciri-Ciri morfologi :
1. Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai
lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga
yang tidak mempuyai pelindung yang khusus.
2. Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang
bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang.
3. Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya becabang-cabang dengan
ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.
4. Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling.
5. Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun penumpu,
jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari.
6. Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang
letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut.

Ciri-Ciri Anatomi :
1. Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar maupun
batangnya mempelihatkan pertumbuhan menebal sekunder.
2. Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum
mengadakan pertumbuhan menebal.
3. Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di
sebelah dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya terdapat kambium, jadi
berkas pengangkutannya bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral.
Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 sub kelas yaitu Monochlamyceae
(Apetalae), Dialypetalae, dan Sympetalae, yang perbedaannya terletak dalam ada dan
tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan bagaimana susunan daun-daun mahkota
tersebut.
1. Monochlamydeae (Apetalae)
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini kebanyakan berupa
pohon-pohon atau setidaknya tumbuh-tumbuhan yang batangnya berkayu,
bunga berkelamin tunggal dengan penyerbukan anemogami, jarang
entomogami. Hiasan bunga tidak terdapat atau kalau ada hanya tunggal, oleh
sebab itu disebut Monochlamydeae (Mono = satu, tunggal; chlamydos = mantel,
selubung). Hiasan bunga yang tunggal itu biasanya menyerupai kelopak, jarang
merupai mahkota, oleh sebab itu juga dinamakan Apetalae (a = tidak, tanpa;
petala = daun mahkota). Hanya pada golongan tertentu saja terdapat hiasan
bunga ganda l pada famili Caryophyllaceae. Benang sari sama banyaknya
dengan jumlah daun- daun hiasan bunga (superponeren), atau terdapat
dengan jumlah benang sari yang besar. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo,
antara lain :

1. Casuarinales (Verticillatae) 7. Proteales


2. Fagales 8. Santalales
3. Myricales 9. Polygonales
4. Juglandales 10. Caryophyllales (Centrospermae)
5. SalicalesUrticales 11. Euphorbiales (Tricoccae)
6. Piperales 12. Hamamelidales

2. Dialypetalae
Sub kelas ini meliputi terna, semak, perdu dan pohon-pohon yang
sesuai dengan namanya sebagai ciri utamanya mempunyai bunga yang segera
dapat menarik perhatian dan pada umumnya menunjukkan adanya hiasan bunga
ganda, jadi jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota, sedang daun-
daun mahkotanya bebas satu dari yang lain. Pandangan sementara ahli, bahwa
kelompok tumbuhan ini harus dipandang sebagai kelompok tumbuhan dikotil

6
yang paling primitif didasarkan atas kenyataan bahwa diantara Dialypetalae
ditemukan anggota-anggota yang bagian-bagian bunganya tersusun dalam spiral
pada sumbu bunganya dan kadang-kadang tidak jelas batas-batasnya antara
kelopak, mahkota, benangsari, dan daun-daun buah karena adanya bentuk-
bentuk peralihan di antara bagian-bagian tersebut, ditambah dengan adanya
daun-daun buah yang masih bebas satu sama lain (apokarp).
Mengingat besarnya jumlah anggota sub kelas ini, hanya akan diuraikan
takson-takson tertentu saja yang anggotanya mempunyai hubungan langsung
dalam kehidupan manusia. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain :
 Policarpicae (Ranales atau Ranunculales)
 Aristolochiales
 Rosales
 Myrtales
 Rhoeadales (Brassicales)
 Sarraceniales
 Parietales (Cistales)
 Guttiferales (Clusiales)
 Malvales atau(Columniferae)

3. Sympetalae
Tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini mempunyai ciri utama adanya
bunga dengan hiasan bunga yang lengkap, terdiri atas kelopak dan mahkota,
dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu. Sub kelas ini
meliputi berbagai ordo, antara lain :
1. Plumbaginales
2. Primulales
3. Ebenales
4. Ericales
5. Campanulatea (Asterales, Synandrae)
6. Rubiales
7. Ligustrales (Oleales)

7
8. Contortae (Apocynales)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales)?


2. Bagaimana ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)?
3. Bagaimana ciri – ciri bangsa Cucurbitales?
4. Apa sajakah manfaat dan kekurangan secara umum dari bangsa Contortae,
bangsa Tubiflorae, bangsa Cucurbitales?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales).


2. Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates).
3. Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Cucurbitales.
4. Untuk mengetahui manfaat dan kekurangan secara umum dari bangsa
Contortae, bangsa Tubiflorae, bangsa Cucurbitales.

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bangsa Contortae (Apocynales)

Terna, semak, atau pohon, kayunya seringkali mempunyai floem intraxiler,


dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, kebanyakan tanpa daun
penumpu. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, berbilangan 4-5,
dengan daun – daun mahkota yang berlekatan. Benang sari sama banyak dengan tajuk –
tajuk mahkota, dan berseling dengan taujuk – tajuk tersebut. Bakal buah menumpang,
tembuni pada dinding. Ada kalanya terdapat 2 bakal buah yang menjadi satu karena
pelekatan tangkai putiknya. Tiap ruang berisi sedikitnya sampai banyak bakal biji,
masing – masing dengan 1 integumen. Biji sering bersayap atau berambut dengan
endosperm yang terbentuk secara nuclear, lembaga lurus.
1. Suku Apocynaceae
Terna atau tumbuhan berkayu berupa semak, perdu, atau pohon dengan buluh
getah yang tidak beruas - ruas, seringkali memanjat, dengan daun tunggal
yang duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci,
aktinomorf, berbilang 5, jarang berbilang 4. Kelopak berbagi dalam, daun
mahkota berlekatan membentuk buluh yang relative panjang dengan di atas
tajuk – tajuk yang dalam kuncup terpuntir ke suatu arah. Benang sari sebagian
berlekatan dengan buluh mahkota, berseling dengan tajuk – tajuk mahkota,
kepala sari panjang bangun anak panah dan penghubung ruang sari yang
runcing. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1 dengan 2
tembuni pada dinding, ada kalanya bakal buah beruang 2, atau terdapat 2 bakal
buah yang tangkai putiknya berlekatan, dengan banyak bakal biji. Bakal buah
dikelilingi cakram yang berlekuk 4-5 atau berbelah 2. Tangkai putik 1 dengan
penebalan dekat kepala putiknya. Buahnya buah buni, buah kurung atau
serupa buah batu. Biji sering bersayap atau berambut, mempunyai endosperm
sedikit atau tanpa endosperm, lembaga besar, lurus. Suku ini membawahi
kurang lebih 175 marga, seluruhnya meliputi sekitar 1000 jenis yang tersebar di
daerah tropika.

9
Gambar 1 Bunga Alamanda cathartica (Alamanda)

Gambar 2 Bunga Tapak dara (Catharanthus roseus)

2. Suku Loganiaceae
Terna atau tumbuhan berkayu dengan floem intraxiler, daun tunggal berhadapan
atau berkarang, pada pangkal bersambung dengan perantaraan suatu rusuk atau
mempunyai daun penumpu kecil. Bunga banci atau berkelamin tunggal,
aktinomorf. Daun kelopak 4-16, biasanya tersusun dalam beberapa lingkarang.
Daun mahkota berlekatan dengan 4, 5 sampai banyak tajuk. Benang sari sama
banyaknya dengan tajuk – tajuk mahkota, berlekatan dengan buluh mahkota,
jarang hanya terdapat 1 benang sari. Bakal buah menumpang atau setengah
tenggelam, beruang 1-5, kebanyakan beruang 2, tiap ruang dengan 1 sampai
banyak bakal biji. Tangkai putik 1, berbelah 2-4, atau ada 2 tangkai putik.
Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah sekat dengan 2 katup,
atau buah buni atau buah batu. Biji dengan endosperm yang terbentuk secara
nuclear dengan lembaga yang lurus. Loganiaceae terbagi dalam kurang lebih 20

10
marga, seluruhnya mencakup sekitar 400 jenis yang tersebar di daerah iklim
panas sampai dengan iklim sedang, tidak terdapat di eropa.

Gambar 3 Bunga Gelsemium sempervirens (melati kuning)

3. Suku Gentianaceae
Kebanyakan berupa terna annual atau perennial, jarang berupa semak atau
perdu. Daun tunggal, berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga dalam bunga
majemuk yang bersifat simos, banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf,
jarang zigomorf. Kelopak dengan 4-12 tajuk – tajuk atau terdiri atas jumlah
daun kelopak yang sama. Mahkota berlekatan dengan jumlah tajuk – tajuk
kelopak, dalam kuncup terpuntir ke satu arah. Benang sari sama banyak
dengan jumlah tajuk – tajuk mahkota atau lebih sedikit, berlekatan dengan
buluh mahkota. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, hamper
selalu beruang 1 dengan 2 tembuni pada dinding dengan banyak bakal biji.
Tangkai putik 1, kadang berbelah 2. Buahnya buah kendaga yang membuka
dengan 2 katup atau buah kurung. Biji dengan endosperm dan lembaga
yang hamper berbentuk silinder atau kerucut. Suku ini meliputi sekitar 800
jenis, terbagi dalam kurang lebih 65 marga, terutama tersebar di daerah iklim
sedang.

11
Gambar 4 Gentiana lutea
B. Bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)

Suatu bangsa yang besar, terutama terdiri atas terna, jarang berupa tumbuhan
berkayu, daun tunggal, jarang majemuk, duduknya tersebar atau berhadapan, tanpa
daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau lebih sering zigomorf, dengan kelopak
dan mahkota berlekatan, kebanyakan berbilangan 5. Benang sari dalam 1 lingkaran,
berhadapan dengan daun – daun kelopak, dalam bunga yang zigomorf jumlah
benang sari berkurang karena ada reduksi. Bakal buah sebagian beruang 2, kadang –
kadang beruang 1, tiap ruang dengan 2 tembuni, menumpang, jarang setengah
tenggelam. Tiap ruang berisi 1 sampai banyak bakal biji, masing – masing dengan satu
integument.
1. Suku Solanaceae
Terna, semak, atau perdu, kadang berupa pohon, daun tunggal, berlekuk atau
berbagi sampai majemuk, karena pergeseran letak pada buku – buku kadang
hamper berpasangan, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau
zigomorf, kebanyakan berbilangan 5. Kelopak terdiri atas daun – daun
kelopak yang berlekatan, mahkotanya berbentuk bintang, terompet atau
corong. Benang sari 5, dalam buah yang zigomorf 1 diantaranya mandul,
semuanya tertanam pada mahkota. Bakal buah menumpang, beruang 2 dengan
sekat yang miring terhadap bidang median, kadang – kadang beruang lebih
banyak, tiap ruang berisi banyak bakal biji, tangkai putik 1. Buahnya buah buni
atau buah kendaga, biji dengan endosperm lembaga bengkok atau melingkar

12
seperti cincin. Suku ini terbagi dalam kurang lebih 80 marga dan
seluruhnya mencakup sekitar 1700 jenis, yang tersebar di daerah – daerah iklim
panas sampai daerah iklim sedang.

Gambar 5 Solanum nigrum L (Indo : Leunca)

2. Suku Convolvulaceae
Terna atau tumbuhan berkayu, kebanyakan merayap atau
membelit, daun tunggal, sering bertoreh – torehatau berbagi dalam,
duduknya tersebar tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf.
Kelopak terdiri atas 4-5 daun kelopak yang bebas, mahkota berlekatan
berbentuk corong atau terompet, dalam kuncup tajuk – tajuk mahkotanya
berlipat atau tersusun seperti katup. Benang sari 5, melekat pada buluh
mahkota, berseling dengan tajuk – tajuk mahkota. Bakal buah
menumpang, kebanyakan beruang 2, tiap ruang dengan 2 bakal biji pada
dasar ruang, masing – masing dengan 1 integumen. Tangkai putik 1-2,
buahnya buah kendaga, kadang – kadang terbagi dalam 4 bagian. Biji
kadang – kadang berambut, lembaga sedikitbanyak bengkok atau
tergulung, endosperm sedikit. Suku ini membawahi lebih dari 1000 jenis
tumbuhan yang seringkali mempunyai saluran – saluran getah tidak
beruas, keseluruhannya terbagi dalam kurang lebih 45 marga. Daerah
distribusinya terutama daerah tropika.

13
Gambar 6 Solanum nigrum L (Indo : Leunca)

3. Suku Cuscutaceae
Parasit obligat, tanpa klorofil, tanpa akar menghisap air dan makanan dari
inangnya dengan perantaraan alat – alat penghisap (haustoria) yang terdapat
pada batangnya yang membelit inangnya, berbentuk benang – benang
berwarna kuning jingga. Bunga kecil tersusun seperti setungkal benang kusut,
banci, aktinomorf. Kelopak terdiri atas 5 atau 4 daun, kelopak yang bebas atau
berlekatan. Mahkota terdiri atas 5 atau 4 daun mahkota yang berlekatan,
berwarna putih atau merah jambu, berbentuk lonceng atau hampir bulat, dengan
5 atau 4 tajuk – tajuk. Benang sari 5, tangkai sari pendek tertanam pada pangkal
mahkota,berseling dengan tajuk – tajuk. Di daerah benang sari terdapat sisik –
sisik yang berlekuk atau berbulu mata. Bakal buah menumpang, beruang 2
dengan sempurna atau tidak sempurna, masing – masing dengan 2 bakal
biji. Tangkai putik 2, bebas atau berlekatan. Buahnya buah kendaga
berbentuk bulat, kering atau berdaging, berisi 1 – 4 biji. Biji dengan lembaga
yang melingkari endospermanya, lembaga tanpa daun lembaga. Suku ini
monotipik, hanya terdiri atas marga Cuscuta dengan sekitar 100 jenis yang
tersebar di seluruh dunia.

14
Gambar 7 Cuscuta australis R.Br. (Indo : Tali Putri)

15
C. Bangsa Cucurbitales

Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku saja yaitu suku Cucurbitaceae yang
mempunyai cirri sebagai berikut : kebanyakan berupa terna annual, jarang sekali
berupa semak atau perdu, biasanya memanjat dengan menggunakan sulur atau alat
pembelit yang merupakan metamorphosis dari cabang, dahan atau kadang-kadang daun
penumpu. Bunga aktniomorf hampir selalau berkelamin tunggal, tetra siklik dan
pentamer. Bagian ujung daun mahkota berbentuk seperti katup. Benang sari berjumlah
5, kebanyakan berlekatan satu sama lain. Benang sari beruang 2 dengan ruang sari
terlipat menghaadap keluar. Bakal buah tenggelam, kebanyakan beruang 3 yang
dalam masing-masing ruang terdapat dua tembuni yang membengkok keluar dengan
sejumlah besar bakal biji. Buah pada umumnya berupa buah buni jarang seperti buah
kendaga dan biji tanpa endosperm. Suku ini mencakup kira-kira 800 jenis yang kurang
lebih terdapat dalam 100 marga. Terutama terdapat didaerah beriklim panas.

Gambar 8 Cucumis sativus (Indo : mentimun) & Cucurbita moschata L (Indo : Labu)

16
D. Manfaat dan Kekurangan

Manfaat dan kekurangan secara umum dari bangsa Contortae, bangsa Tubiflorae,
bangsa Cucurbitales yaitu :

1. Manfaat
 Penghasil sayuran misalnya suku terong-terongan (Solanaceae), suku
labu-labuan (Cucurbitaceae), suku sawi-sawian (Cruciferae), suku
Convolvulaceae (Ipomoea reptans)
 Bunga dan daunnya Tapak dara (Catharanthus roseus) berpotensi
menjadi sumber obat untuk leukemia.
 Berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker misalnya pada
suku Solanaceae

2. Kekurangan
 Sebagai parasit pada tumbuhan inangnya misalnya suku
Cuscutaceae.
 Pada suku Loganiaceae dapat menyebabkan keracunan apabila
dikonsumsi langsung tanpa di olah terlebih dahulu.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :


1. Ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales) yaitu Terna, semak, atau pohon,
kayunya seringkali mempunyai floem intraxiler, dengan daun tunggal yang duduk
berhadapan atau berkarang, kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga banci,
jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, berbilangan 4-5, dengan daun – daun
mahkota yang berlekatan. Benang sari sama banyak dengan tajuk – tajuk
mahkota, dan berseling dengan taujuk – tajuk tersebut.
bakal buah menumpang, tembuni pada dinding. Ada kalanya terdapat 2 bakal
buah yang menjadi satu karena pelekatan tangkai putiknya. Tiap ruang berisi
sedikitnya sampai banyak bakal biji, masing – masing dengan 1 integumen. Biji
sering bersayap atau berambut dengan endosperm yang terbentuk secara nuclear,
lembaga lurus.

2. Ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates) yaitu termasuk terna,


jarang berupa tumbuhan berkayu, daun tunggal, jarang majemuk, duduknya
tersebar atau berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau
lebih sering zigomorf,dengan kelopak dan mahkota berlekatan, kebanyakan
berbilangan lima.
Benang sari dalam 1 lingkaran, berhadapan dengan daun – daun kelopak, dalam
bunga yang zigomorf jumlah benang sari berkurang karena ada reduksi. Bakal
buah sebagian beruang 2, kadang – kadang beruang 1, tiap ruang dengan 2
tembuni, menumpang, jarang setengah tenggelam. Tiap ruang berisi 1 sampai
banyak bakal biji, masing – masing dengan satu integument.

18
3. Ciri – ciri bangsa Cucurbitales yaitu berupa terna annual, jarang sekali berupa
semak atau perdu, biasanya memanjat dengan menggunakan sulur atau alat
pembelit yang merupakan metamorphosis dari cabang, dahan atau kadang-
kadang daun penumpu. Bunga aktniomorf hampir selalau berkelamin tunggal,
tetra siklik dan pentamer. Bagian ujung daun mahkota berbentuk seperti katup.
Benang sari berjumlah 5, kebanyakan berlekatan satu sama lain. Benang sari
beruang 2 dengan ruang sari terlipat menghaadap keluar. Bakal buah tenggelam,
kebanyakan beruang 3 yang dalam masing-masing ruang terdapat dua tembuni
yang membengkok keluar dengan sejumlah besar bakal biji. Buah pada umumnya
berupa buah buni jarang seperti buah kendaga dan biji tanpa endosperm.

4. Manfaat dan kekurangan secara umum dari bangsa Contortae, bangsa


Tubiflorae, bangsa Cucurbitales yaitu:
Manfaat :
 Penghasil sayuran misalnya suku terong-terongan (Solanaceae), suku
labu-labuan (Cucurbitaceae), suku sawi-sawian (Cruciferae), suku
Convolvulaceae (Ipomoea reptans)
 Bunga dan daunnya Tapak dara (Catharanthus roseus)
berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia.
 Berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker misalnya pada
suku Solanaceae

Kekurangan :

 Sebagai parasit pada tumbuhan inangnya misalnya suku


Cuscutaceae
 Pada suku Loganiaceae dapat menyebabkan keracunan apabila
dikonsumsi langsung tanpa di olah terlebih dahulu.

19
B. Saran

Diharapkan kepada para pembaca untuk dapat mencari referensi lain untuk
menambah pengetahuan dalam mempelajari materi Botani Tingkat Tinggi tentang
bangsa Contortae (Apocynales), bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates), dan bangsa
Cucurbitales.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, M. R. (2020). Studi Anthophyta di Kota Magelang sebagai Sumber


Pembelajaran Saintifik pada Perkuliahan Biosistematika Tumbuhan.
Bioedusiana: Jurnal Pendidikan Biologi, 5(2), 160-175.
Almukarramah, A. I. (2019). anaman Berkhasiat Obat dari Sub Kelas Sympetaleae yang
digunakan Masyarakat. Serambi Saintia: Jurnal Sains dan Aplikasi, 7(1), 18-25.
Barbedo, J. G. (2016). A review on the main challenges in automatic plant disease
identification based on visible range images. Biosystems engineering, 144, 52-
60.
Brilli, F. F. (2018). Plants for sustainable improvement of indoor air quality. Trends in
plant science, 23(6), 507-512.
Nitisoravut, R. &. (2017). Plant microbial fuel cells: A promising biosystems
engineering. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 76, 81-89.

21

Anda mungkin juga menyukai