Anda di halaman 1dari 7

SURAT GUGATAN

Jakarta, 20 Maret 2020

Yth. Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur

Di Tempat

Perihal: Gugatan Perbuatan Melawan Hukum

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Sissy, S.H.
2. Bagas, S.H.

Advokat-advokat dari Sissy & Bagas Law Office yang beralamat di Jl. Sudirman No. 33,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama berdasarkan
Surat Kuasa Khusus Nomor 5/I/SKK/2021 anggal 13 Maret 2020, hendak mengajukan
gugatan untuk dan atas nama:

Nama : Rafi
Alamat : Jl. Juara Satu No. 33, Depok
Pekerjaan : Wiraswasta

Untuk selanjutnya disebut sebagai -------------------------------------------------------- Penggugat

Dengan ini, Penggugat hendak mengajukan gugatan terhadap:

Nama : Kevin
Alamat : Jl. Harapan Jaya No. 21, Ciracas, Jakarta Timur
Pekerjaan : Advokat

Untuk selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------------------------------


Tergugat.

Nama : Kevin
Alamat : Jl. Harapan Jaya No. 21, Ciracas, Jakarta Timur
Pekerjaan : Advokat

Untuk selanjutnya disebut sebagai --------------------------------------------------- Turut


Tergugat
Adapun alasan-alasan yang menjadi dasar diajukannya gugatan ini adalah sebagai berikut:

I. Legal Standing Para Pihak


1. Bahwa Penggugat adalah orang yang memberikan kuasa kepada Tergugat
melalui Surat Kuasa No: 09/ASDR/SK/VIII/2020 yang bersifat umum, yang
mana berisi bahwa Tergugat diberi kuasa untuk menagih utang milik Turut
Tergugat terhadap Penggugat;
2. Bahwa Penggugat juga membuat perjanjian dengan Tergugat mengenai
success fee, yang mana berisi bahwa Penggugat akan membayarkan success
fee kepada Tergugat sebesar 5% dari setiap uang yang berhasil ditarik dari
Turut Tergugat;
3. Bahwa Penggugat juga adalah orang yang menanamkan modal pada
perusahaan garmen milik Turut Tergugat;
4. Bahwa Tergugat adalah advokat di DKI & Partners yang berkedudukan di
Gedung Pemuda Jl. Gelanggang Raya No. 88, Ciracas, Jakarta Timur;
5. Bahwa Turut Tergugat adalah pemilik perusahaah garmen yang memiliki
utang kepada Penggugat berdasarkan Surat Perjanjian Utang Nomor 123/2018
tanggal 15 Maret 2018 dan Surat Perjanjian Utang Nomor 456/2018 tanggal
20 Juni 2018.
II. Pokok Perkara
1. Bahwa Penggugat memberikan suntikan dana kepada perusahaan garmen
milik Turut Tergugat sebesar Rp 1.575.000.000,- (satu miliar lima ratus tujuh
puluh lima juta rupiah) dengan berdasar pada Surat Perjanjian Utang Nomor
123/2018 tanggal 15 Maret 2018;
2. Bahwa dalam Surat Perjanjian Utang Nomor 123/2018 tanggal 15 Maret 2018,
dinyatakan Turut Tergugat berutang kepada Penggugat sebesar Rp
1.575.000.000,- (satu milyar lima ratus tujuh puluh lima juta rupiah);
3. Bahwa dalam klausul mengenai mekanisme pembayaran dalam Surat
Perjanjian Utang Nomor 123/2018 tanggal 15 Maret 2018 tersebut, telah
diatur bahwa Turut Tergugat wajib membayarkan utangnya dengan
mekanisme pembayaran cicilan dana kepada Penggugat setiap bulannya
minimal sejumlah Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) yang
dibayarkan setiap tanggal 5 pada bulan yang berkenaan;
4. Bahwa dalam Surat Perjanjian Utang Nomor 123/2018 tanggal 15 Maret 2018,
telah diatur juga bahwa pembayaran utang tersebut dimulai pada bulan April
2018 dan harus sudah dikembalikan paling lama pada tanggal 5 Maret 2019;
5. Bahwa sekitar 3 (tiga) bulan setelah hubungan bisnis berjalan lancar,
Penggugat menanamkan kembali modal kepada perusahaan Turut Tergugat
dengan menyuntikkan dana sebesar Rp 1.425.000.000,- (satu miliar empat
ratus dua puluh lima juta rupiah);
6. Bahwa penanaman modal tersebut dituangkan dalam Surat Perjanjian Utang
Nomor 456/2018 tanggal 20 Juni 2018 yang berisi bahwa Turut Tergugat
berutang kepada penggugat sebesar Rp 1.425.000.000,- (satu miliar empat
ratus dua puluh lima juta rupiah);
7. Bahwa dalam Surat Perjanjian Utang Nomor 456/2018 tanggal 20 Juni 2018
tersebut, diatur bahwa mekanisme pembayaran utang dilakukan dengan Turut
Tergugat membayarkan cicilan dana kepada Penggugat setiap bulannya
minimal sejumlah Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) yang
dibayarkan seiap tanggal 20 pada bulan berkenaan.
8. Bahwa dalam Surat Perjanjian Utang Nomor 456/2018 tanggal 20 Juni 2018,
diatur juga bahwa pembayaran utang tersebut akan dimulai pada bulan Juni
2018 dan harus sudah dikembalikan paling lama pada tanggal 20 Juni 2019;
9. Bahwa berdasarkan Surat Perjanjian Utang Nomor 123/2018 tanggal 15 Maret
2018 dan Surat Perjanjian Utang Nomor 456/2018 tanggal 20 Juni 2018
tersebut, telah diatur juga mengenai denda keterlambatan atau kelalaian dalam
melunasi kewajiban sesuai jadwal yang ditentukan yang harus dibayarkan
Turut Tergugat, yakni setiap hari keterlabatan dikenakan denda sebesar Rp
50.000,- (lima puluh ribu rupiah) /per hari. Denda ini akan digunakan atau
disalurkan untuk kepentingan sosial;
10. Bahwa hingga bulan Agustus 2019, Turut Tergugat belum juga melaksanakan
kewajibannya;
11. Bahwa kemudian pada tanggal 21 Agustus 2019, Penggugat memberikan
kuasa kepada Tergugat melalui Surat Kuasa No: 09/ASDR/SK/VIII/2020 yang
bersifat umum, yang mana berisi bahwa Tergugat diberi kuasa untuk menagih
utang milik Turut Tergugat terhadap Penggugat;
12. Bahwa Penggugat juga membuat perjanjian dengan Tergugat mengenai
success fee, yang mana berisi bahwa Penggugat akan membayarkan success
fee kepada Tergugat sebesar 5% dari setiap uang yang berhasil ditarik dari
Turut Tergugat;
13. Bahwa hingga Januari 2020, Tergugat hanya berhasil mendapatkan uang yang
akan dikembalikan kepada Penggugat sebesar Rp 250.000.000,- (dua ratus
lima puluh juta rupiah);
14. Bahwa jumlah uang tersebut sangat sedikit jika dibandingkan dengan total
piutang milik penggugat;
15. Bahwa Penggugat juga sering dikecewakan oleh perilaku Tergugat yang
sering pergi ke luar kota tanpa pemberitahuan kepada Penggugat tentang
kemajuan usaha penagihan utang kepada Turut Tergugat;
16. Bahwa kewajiban Penggugat untuk membayar success fee kepada Tergugat
tetap dipenuhi;
17. Bahwa lalu Penggugat melihat bahwa kinerja Tergugat yang tidak jelas
sehingga pada tanggal 3 Februari 2020 Penggugat mengirimkan surat kepada
Tergugat yang isinya bahwa mulai tanggal tersebut maka Surat Kuasa No;
09/ASDR/SK/VIII/2019 dicabut sehingga Tergugat bukan lagi merupakan
kuasa dari Penggugat;
18. Bahwa kemudian tanggal 10 Februari 2020, Penggugat mengangkat kuasa
baru LBH Progresif yang beralamat di Jl. Juanda No. 45, Depok, untuk
melanjutkan penagihan piutangnya dari Turut Tergugat berdasarkan Surat
Kuasa No: 10/AAA/SK/II/2020;
19. Bahwa sebulan kemudian, Penggugat mengetahui kabar dari temannya bahwa
pada tanggal 2 November 2019 ternyata Tergugat telah membuat sebuah Akta
Perdamaian dengan Turut Tergugat;
20. Bahwa berdasarkan Akta Perdamaian tanggal 2 November 2019 tersebut,
dinyatakan bahwa Turut Tergugat menyerahkan satu unit rumahnya seharga
Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah) yang beralamat di Jl. Bambu No. 21,
Pasar Minggu, Jakarta Selatan kepada Tergugat sebagai pelunasan utang
kepada Penggugat;
21. Bahwa Tergugat tidak pernah sekalipun memberitahukan kepada Penggugat
selaku Pemberi Kuasa tentang adanya Akta Perdamaian tanggal 2 November
2019 tersebut;
22. Bahwa akibat perbuatan Tergugat, Penggugat tidak mendapatkan haknya atas
pelunasan utang sehingga berdasarkan Pasal 1365 jo. Pasal 1367 KUHPerdata,
Penggugat dapat meminta Tergugat untuk mengganti kerugian yang dialami
Penggugat;
23. Bahwa perbuatan Tergugat merupakan perbuatan melawan hukum yang telah
menimbulkan kerugian bagi penggugat karena memenuhi unsur-unsur,
menurut Mariam Darus Badzulman, sebagai berikut:
a. Perbuatan aktif, yakni dengan membuat suatu Akta Perdamaian, padahal ia
hanya dikuasakan untuk melakukan perbuatan pengurusan;
b. Melawan hukum, bertentangan dengan Pasal 1796 KUHPerdata yang
berisi bahwa Surat Kuasa yang bersifat umum hanya meliputi perbuatan
pengurusan dan bukan pelaksanaan perdamaian;
c. Kerugian, yakni tidak mendapatkan haknya atas pelunasan utang sehingga
tidak bisa membayar biaya pengobatan istri Penggugat;
d. Perbuatan Tergugat dilakukan dengan sengaja
e. Adanya hubungan kausal antara perbuatan Tergugat dengan kerugian,
yakni perbuatan Tergugat tersebut membuat Penggugat tidak mendapatkan
haknya atas pelunasan utang sehingga tidak bisa membayar biaya
pengobatan istri Penggugat;
24. Bahwa akibat perbuatan tersebut, Penggugat mengalami kerugian yang
berdasarkan Pasal 1365 dapat dimintakan penggantian kerugian, dengan
rincian, yaitu:
- Kerugian materiil, sebesar Rp 200 juta berupa biaya pengobatan istri
Penggugat yang harus dibayar dengan mengutang kepada tetangga.
25. Bahwa berdasarkan dalil-dalil Penggugat diatas, maka beralasan hukum
kiranya Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur
cq. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang memeriksa dan
mengadili perkara ini untuk menyatakan perbuatan Tergugat merupakan
perbuatan melawan hukum;
26. Bahwa oleh karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat,
maka Tergugat telah menimbulkan kerugian kepada Penggugat sehingga
beralasan hukum kiranya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini menghukum Tergugat untuk membayar kerugian kepada
Penggugat sebesar Rp 200 juta secara tunai dan sekaligus sejak putusan ini
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
27. Bahwa oleh karena perbuatan Tergugat telah merugikan Penggugat, maka
cukup beralasan apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini untuk menghukum Tergugat dan Turut Tergugat secara tanggung
renteng untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 500.000,- (lima
ratus ribu rupiah) setiap hari keterlambatannya dalam melaksanakan putusan
ini;
28. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat didasarkan pada bukti yang autentik,
oleh karenanya Penggugat mohon agar putusan perkara ini dapat dijalankan
terlebih dahulu meskipun ada bantahan, banding maupun kasasi (uit voerbaar
bij voorraad);
29. Bahwa karena perbuatan Tergugat sehingga perkara ini timbul, maka
sepatutnya Tergugat juga menanggung biaya-biaya perkara yang timbul dalam
perkara ini.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka Para Penggugat mohon kepada


Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur cq. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur
yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar kiranya berkenan untuk memberi putusan
sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menyatakan secara hukum perbuatan Tergugat merupakan perbuatan melawan
hukum;
3. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan Akta Perdamaian tanggal 2 November
2019 beserta satu unit rumahnya seharga Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah) yang
beralamat di Jl. Bambu No. 21, Pasar Minggu, Jakarta Selatan kepada Penggugat;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian sebesar Rp. 200.000.000 kepada
Penggugat secara tunai;
5. Menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 500.000,-(lima
ratus ribu rupiah) setiap harinya, apabila Tergugat lalai menjalankan putusan ini;
6. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun mendapat
perlawanan, banding maupun kasasi (uit voerbaar bij voorraad);
7. Membebankan biaya perkara ini kepada Tergugat dan Turut Tergugat;
Atau apabila Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur cq. Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Timur yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon diberikan
putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono).

Hormat kami,
Kuasa Hukum Para Penggugat

Sissy, S.H. Bagas, S.H.

Anda mungkin juga menyukai