Anda di halaman 1dari 24

KEJAKSAAN NEGERI DEPOK

GDC Komplek Perkantoran, Jl. Boulevard No.7, Kalimulya, Kec. Cilodong, Kota
Depok, Jawa Barat 16431
No. Telp / Fax: (021) 77829167

“UNTUK KEADILAN”

SURAT TUNTUTAN
ATAS NAMA TERDAKWA
FULAN

JAKSA PENUNTUT UMUM


HABIBAH SHABILA, S.H.

13 MEI 2021
KEJAKSAAN NEGERI DEPOK P-42
“UNTUK KEADILAN”
SURAT TUNTUTAN
Nomor Register Perkara: PDM-19/DPK/03/21

I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang mulia,
Penasehat Hukum yang kami hormati,
Sidang yang kami muliakan,

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan bimbingannya, perjalanan sidang sejauh ini telah berjalan dengan lancar dan
tanpa masalah yang berarti.
Persidangan perkara atas nama FULAN yang dilaksanakan di Pengadilan
Negeri Depok kini telah sampai pada tahap akhir. Suatu proses persidangan yang
panjang ini tidaklah berarti apa-apa dibanding dengan ditemukannya kebenaran
materil dari proses persidangan ini. Selama proses persidangan berlangsung, telah
muncul berbagai perbedaan pendapat, khususnya antara Jaksa Penuntut Umum
dengan Tim Penasihat Hukum. Meskipun begitu, adanya perbedaan pendapat itu
mempunyai tujuan yang sama, yakni untuk mencari dan menemukan kebenaran
materiil. Sehingga perbedaan pendapat itu akhirnya menjadi tambahan
perbendaharaan pengetahuan dan pengalaman kita semua dalam mencari dan
menemukan suatu kebenaran.
Pada sidang yang lalu, Ketua Majelis Hakim telah menyatakan bahwa
proses pembuktian atas perkara ini telah selesai, maka kini sesuai pasal 182 ayat
(1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana tiba saatnya bagi kami selaku
Penuntut Umum untuk mengajukan tuntutan pidana (requisitoir).
Namun sebelum kami memasuki uraian pokok materi tuntutan pidana ini,
pertama-tama lebih dahulu kami ingin menyampaikan penghargaan terutama
kepada Majelis Hakim yang telah bijaksana memimpin persidangan ini sehingga
sidang dapat berjalan dengan lancar dan tidak terdapat kesulitan yang berarti,
kepada tim Penasehat Hukum TERDAKWA yang telah dengan gigih
memperjuangkan hak dan kedudukan kliennya dalam persidangan dengan tertib
dan sopan, serta kepada hadirin sidang yang telah mengikuti jalannya rangkaian
persidangan dengan khidmat dan sopan tanpa mengganggu ketertiban, untuk
semua itu kami ucapkan terima kasih.
Untuk memudahkan pembacaan surat tuntutan ini, maka kami telah
menyusunnya dengan sistematika sebagai berikut:

I PENDAHULUAN
II IDENTITAS TERDAKWA
III DAKWAAN
IV FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN
V ANALISIS FAKTA
VI ANALISIS YURIDIS
VII KESIMPULAN
VIII TUNTUTAN

II. IDENTITAS TERDAKWA


Majelis Hakim yang terhormat,
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Depok dengan memperhatikan
hasil pemeriksaan sidang dalam perkara atas nama Terdakwa:

Nama Lengkap : FULAN


Tempat Lahir : Jakarta
Umur / Tanggal Lahir : 40 / 28 Februari 1981
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. Nusantara Raya, Kel. Beji Barat, Kec. Beji,
Kota Depok, Jawa Barat.
Agama : Hindu
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Penahanan
 Tahanan Rutan oleh Penyidik : Rutan Polres Depok, 16 Maret 2021 s/d
21 Maret 2021.
Berdasarkan Surat Penetapan Majelis Hakim Pengadilan pada Pengadilan Negeri
Depok Nomor: 100/Pen.Pid.B/2021/PN.Dpk tanggal 2 April 2021 dan Surat Pelimpahan
Perkara Acara Pemeriksaan Biasa Nomor: B-1234/O.2.27/Ep.1/04/2021 tanggal 27 Maret
2021, Terdakwa dihadapkan ke depan persidangan dengan dakwaan berbentuk subsidaritas
yakni Primair : Melanggar Pasal 365 ayat (1) KUHP Atau Subsidair : Melanggar Pasal 362
KUHP, sebagaimana telah dibacakan penuntut umum pada sidang hari Senin Tanggal 12
April 2021 yang lalu :
---------------------------------------------------------------------------------------------

III. DAKWAAN
PRIMAIR
---------- Bahwa ia TERDAKWA FULAN, pada hari Senin tanggal 15 Maret 2021
sekitar pukul 17.00 WIB, atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam
bulan Maret 2021 atau setidak-tidaknya suatu waktu tertentu yang masih termasuk
dalam tahun 2021, bertempat di Jl. Margonda Raya, Kel. Kemirimuka, Kec. Beji,
Kota Depok, atau setidak-tidaknya di suatu tempat tertentu yang masih termasuk
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Depok yang berwenang memeriksa dan
mengadili, telah mengambil barang sesuatu, berupa 1 (satu) buah HP merek
Apple model iPhone 11 128 GB bewarna putih dengan nomor seri
INDPT14042017ZZZ dengan nomor telepon 081293719371, yang seluruhnya
atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara
melawan hukum, yang didahului, disertai atau diikuti dengan ancaman
kekerasan terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiap atau
mempermudah pencurian, yang dilakukan oleh Terd dengan cara sebagai berikut:
- Bahwa pada waktu dan tempat tersebut di atas, berawal dari TERDAKWA
naik angkot di Jl. Margonda Raya, Kel. Kemirimuka, Kec. Beji, Kota Depok,
dan hanya terdapat dua penumpang dalam angkot tersebut, yaitu
TERDAKWA dan saksi SUDIN.
- Bahwa kemudian selama perjalanan, saksi SUDIN mengeluarkan dan
memakai handphone-nya (HP) dengan merek Apple model iPhone 11 128 GB
bewarna putih.
- Bahwa melihat keadaan yang sepi, TERDAKWA berkata dan mengancam
saksi SUDIN “coy, kasih HP nya ke gw, atau ga lu mati”.
- Bahwa mendengar ancaman dari TERDAKWA, saksi SUDIN ketakutan dan
hanya terdiam serta enggan memberikan HP-nya. Melihat saksi SUDIN tetap
diam, TERDAKWA merebut secara paksa HP saksi SUDIN tanpa seizin atau
bertentangan dengan kehendak dari saksi SUDIN.
- Bahwa setelah mendapatkan HP miliki saksi SUDIN tersebut, TERDAKWA
lompat dari angkot dan kabur dengan berlari ke arah Pasar Minggu.
- Bahwa selanjutnya saksi SUDIN dan saksi AHMAD yang mendengar saksi
SUDIN berteriak “Pencuri!” bersama-sama mengejar TERDAKWA sampai
akhirnya TERDAKWA tertangkap di daerah Pasar Minggu.
- Bahwa kemudian setelah tertangkap, TERDAKWA berdalih bahwa ia tidak
merebut HP saksi SUDIN, tapi TERDAKWA hanya ingin berkenalan dan
melihat akun instagram saksi SUDIN.

----------- Perbuatan TERDAKWA tersebut sebagaimana diatur dan diancam


pidana dalam Pasal 365 ayat (1) KUHP.
----------------------------------------------------------

SUBSIDAIR
------------ Bahwa ia TERDAKWA FULAN, pada hari Senin tanggal 15 Maret
2021 sekitar pukul 17.00 WIB, atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain
dalam bulan Maret 2021 atau setidak-tidaknya suatu waktu tertentu yang masih
termasuk dalam tahun 2021, bertempat di Jl. Margonda Raya, Kel. Kemirimuka,
Kec. Beji, Kota Depok, atau setidak-tidaknya di suatu tempat tertentu yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Depok yang berwenang
memeriksa dan mengadili, telah mengambil barang sesuatu, berupa: berupa 1
(satu) buah HP merek Apple model iPhone 11 128 GB bewarna putih dengan
nomor seri INDPT14042017ZZZ dengan nomor telepon 081293719371, yang
seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum, yang dilakukan oleh TERDAKWA dengan cara
sebagai berikut:
- Bahwa pada waktu dan tempat tersebut di atas, berawal dari TERDAKWA
naik angkot di Jl. Margonda Raya, Kel. Kemirimuka, Kec. Beji, Kota Depok,
dan hanya terdapat dua penumpang dalam angkot tersebut, yaitu
TERDAKWA dan saksi SUDIN.
- Bahwa kemudian selama perjalanan, saksi SUDIN mengeluarkan dan
memakai handphone-nya (HP) dengan merek Apple model iPhone 11 128 GB
bewarna putih.
- Bahwa melihat keadaan yang sepi, TERDAKWA berkata dan mengancam
saksi SUDIN “coy, kasih HP nya ke gw, atau ga lu mati”.
- Bahwa mendengar ancaman dari TERDAKWA, saksi SUDIN ketakutan dan
hanya terdiam serta enggan memberikan HP-nya. Melihat saksi SUDIN tetap
diam, TERDAKWA merebut secara paksa HP saksi SUDIN tanpa seizin atau
bertentangan dengan kehendak dari saksi SUDIN.
- Bahwa setelah mendapatkan HP miliki saksi SUDIN tersebut, TERDAKWA
lompat dari angkot dan kabur dengan berlari ke arah Pasar Minggu.
- Bahwa selanjutnya saksi SUDIN dan saksi AHMAD yang mendengar saksi
SUDIN berteriak “Pencuri!” bersama-sama mengejar TERDAKWA sampai
akhirnya TERDAKWA tertangkap di daerah Pasar Minggu.
- Bahwa kemudian setelah tertangkap, TERDAKWA berdalih bahwa ia tidak
merebut HP saksi SUDIN, tapi TERDAKWA hanya ingin berkenalan dan
melihat akun instagram saksi SUDIN.
------------- Perbuatan TERDAKWA tersebut sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam Pasal 362 KUHP.
------------------------------------------------------------

IV. FAKTA PERSIDANGAN


Bahwa dari hasil pemeriksaan di persidangan, telah diperoleh fakta-fakta yang
terungkap dalam pemeriksaan di persidangan secara berturut-turut berupa
Keterangan Saksi, Keterangan Terdakwa, dan Barang Bukti yang diajukan dalam
persidangan, yaitu:

A. KETERANGAN SAKSI-SAKSI
1. SAKSI SUDIN
Saksi SUDIN, Tempat Lahir Depok, Umur 34 Tahun, Tanggal Lahir 1
Februari 1987, Jenis Kelamin Laki-laki, Kebangsaan Indonesia, Tempat
Tinggal Jl. Dahlia RT03/RW 11 Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran
Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta,
Pendidikan SMA.
Saksi di persidangan dengan di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi SUDIN dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dan
saksi SUDIN menyatakan bahwa ia tidak mengenal TERDAKWA,
tidak memiliki hubungan darah/keluarga maupun semenda, serta
bersedia memberikan keterangan;
- Bahwa saksi SUDIN menyatakan keterangan dan tanda tangan yang
ada dalam BAP Penyidik adalah miliknya dan tidak ada paksaan atau
tekanan dalam pengambilan keterangan dalam BAP tersebut serta
juga membenarkan semua keterangarannya dalam BAP Penyidik;
- Bahwa saksi SUDIN benar adalah korban dari tindak pidana yang
dilakukan oleh TERDAKWA;
- Bahwa saksi SUDIN menyatakan bahwa pada hari Senin, tanggal 15
Maret 2021 sekitar pukul 17.00 WIB, ia sedang duduk dan berada
dalam angkot ketika TERDAKWA menaiki angkot dan kemudian
duduk tidak jauh dari tempat saksi SUDIN duduk;
- Bahwa saksi SUDIN menyatakan hanya terdapat dua penumpang
dalam angkot tersebut, yaitu saksi SUDIN dan TERDAKWA;
- Bahwa saksi SUDIN menyatakan kemudian dalam perjalanan saksi
SUDIN mengeluarkan dan menggunakan handphone-nya (HP)
dengan merek Apple model iPhone 11 128 GB bewarna putih;
- Bahwa saksi SUDIN menyatakan ketika saksi SUDIN sedang
memainkan HP-nya, saksi SUDIN mendengar TERDAKWA
mengancam saksi SUDIN dengan mengatakan “coy, kasih HP nya ke
gw, atau ga lu mati”;
- Bahwa saksi SUDIN menyatakan karena mendengar ancaman dari
TERDAKWA tersebut, saksi SUDIN merasa ketakutan sehingga
hanya terdiam dan enggan memberikan HP-nya.
- Bahwa saksi SUDIN menyatakan pada saat saksi SUDIN tetap
terdiam dan tidak melakukan apa-apa, TERDAKWA merebut secara
paksa HP miliki saksi SUDIN tanpa seizin dari saksi SUDIN;
- Bahwa saksi SUDIN menyatakan setelah TERDAKWA mengambil
paksa HP milik saksi SUDIN, saksi SUDIN melihat TERDAKWA
melarikan diri dengan melompat keluar dari angkot yang mereka
tumpangi dan lalu kabur dengan berlari ke arah Pasar Minggu;
- Bahwa kemudian saksi SUDIN berteriak dan meminta kepada saksi
MARSUDI untuk menghentikan angkot agar saksi SUDIN dapat
mengejar TERDAKWA;
- Bahwa saksi SUDIN menerangkan selanjutnya saksi MARSUDI
menghentikan mobil angkotnya karena ia ingin mengejar
TERDAKWA dan saksi SUDIN langsung memberikan uang pecahan
sejumlah Rp 10.000 sebagai ongkos angkot dengan terburu-buru;
- Bahwa saksi SUDIN menerangkan ia kemudian langsung melompat
keluar dari angkot dan mengejar TERDAKWA sambil berteriak
“Pencuri!” dan berteriak meminta TERDAKWA untuk berhenti
berlari;
- Bahwa saksi SUDIN menyatakan ketika mengejar TERDAKWA dan
berteriak “Pencuri!”, saksi SUDIN melihat ada warga (saksi
AHMAD) yang turut membantu untuk mengejar TERDAKWA;
- Bahwa setelah mengejar TERDAKWA, akhirnya TERDAKWA
berhasil ditangkap di daerah Pasar Minggu;
- Bahwa setelah tertangkap, saksi SUDIN mendengar TERDAKWA
berdalih bahwa ia tidak merebut HP saksi SUDIN, tapi TERDAKWA
hanya ingin berkenalan dan melihat akun instagram saksi SUDIN;

TANGGAPAN TERDAKWA:
Atas keterangan saksi SUDIN tersebut, TERDAKWA membenarkan.

2. SAKSI MARSUDI
Saksi MARSUDI, Tempat Lahir Banjarmasin, Umur 32 Tahun, Tanggal
Lahir 2 November 1988, Jenis Kelamin Laki-laki, kebangsaan Indonesia,
Tempat Tinggal di Jl. Raya Kartini No. 26, Pancoran Mas, Depok, Jawa
Barat, agama Islam, pekerjaan Supir Angkot, Pendidikan SMA.
Saksi di persidangan dengan di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi MARSUDI dalam keadaan sehat jasmani dan rohani,
dan saksi MARSUDI menyatakan bahwa ia tidak mengenal
TERDAKWA, tidak memiliki hubungan darah/keluarga maupun
semenda, serta bersedia memberikan keterangan;
- Bahwa saksi MARSUDI menyatakan keterangan dan tanda tangan
yang ada dalam BAP Penyidik adalah miliknya dan tidak ada paksaan
atau tekanan dalam pengambilan keteranagan dalam BAP tersebut
serta juga membenarkan semua keterangarannya dalam BAP
Penyidik;
- Bahwa saksi MARSUDI menyatakan bahwa ia adalah seorang supir
angkot dengan nomor M.03 jurusan Depok-Pasar Minggu, yang mana
angkot saksi MARSUDI tersebut merupakan tempat TERDAKWA
melakukan aksi pengambilan paksa HP saksi SUDIN;
- Bahwa saksi MARSUDI menjelaskan ia melihat TERDAKWA naik
ke angkot saksi MARSUDI pada hari Senin, tanggal 15 Maret 2021
sekitar pukul 17.00 WIB, dan bahwa hanya terdapat dua penumpang
pada saat itu, yaitu saksi SUDIN dan TERDAKWA;
- Bahwa pada saat mengendarai angkotnya, saksi MARSUDI
mendengar sekilas TERDAKWA mengatakan “kasih HP nya ke gw
atau ga lu mati”;
- Bahwa setelah mendengar perkataan tersebut, saksi MARSUDI
terkejut dan segera berusaha untuk melihat ke belakang melalui kaca
spion dalam mobil angkotnya;
- Bahwa melalui kaca spion dalam tersebut, saksi MARSUDI melihat
saksi SUDIN terdiam dan tidak bergeming sambil memegang HP-nya
dan melihat ke arah TERDAKWA;
- Bahwa lalu saksi MARSUDI melihat TERDAKWA mengambil paksa
HP saksi SUDIN dari tangannya dan kemudian segera melompat
keluar dari angkot dan berlari;
- Bahwa saksi MARSUDI kemudian menerangkan bahwa ia diminta
oleh saksi SUDIN untuk menghentikan angkotnya karena saksi
SUDIN ingin mengejar TERDAKWA;
- Bahwa saksi MARSUDI pun segera menghentikan angkotnya di
pinggir jalan dan lalu saksi SUDIN membayar uang sejumlah Rp
10.000 kepada saksi MARSUDI. Lalu saksi MARSUDI melihat saksi
SUDIN segera keluar dari angkot dan berlari mengejar TERDAKWA.
TANGGAPAN TERDAKWA:
Atas keterangan saksi MARSUDI tersebut, TERDAKWA membenarkan.

3. SAKSI AHMAD
Saksi AHMAD, Tempat Lahir Serang, Umur 29 Tahun, Tanggal Lahir 8
Mei 1991, Jenis Kelamin Laki-laki, kebangsaan Indonesia, Tempat
Tinggal di Komplek Bumi Persada Raya Blok HC/III No.25, Kecamatan
Pancoran, Jakarta Selatan, Agama Islam, pekerjaan Guru, pendidikan S-1.
Saksi di persidangan dengan di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi AHMDAD dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dan
saksi AHMAD menyatakan bahwa ia tidak mengenal TERDAKWA,
tidak memiliki hubungan darah/keluarga maupun semenda, serta
bersedia memberikan keterangan;
- Bahwa saksi AHMAD menyatakan keterangan dan tanda tangan yang
ada dalam BAP Penyidik adalah miliknya dan tidak ada paksaan atau
tekanan dalam pengambilan keteranagan dalam BAP tersebut serta
juga membenarkan semua keterangarannya dalam BAP Penyidik;
- Bahwa saksi AHMAD menyatakan ia sedang berjalan di trotar daerah
Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ketika melihat dan mendengar saksi
SUDIN berlari mengejar TERDAKWA sambil berteriak “Pencuri!”;
- Bahwa setelah melihat saksi SUDIN mengejar TERDAKWA sambil
berteriak “Pencuri!”, saksi AHMAD turut membantu mengejar
TERDAKWA;
- Bahwa saksi AHMAD menerangkan kemudian saksi SUDIN dan
saksi AHMAD bersama-sama mengejar TERDAKWA hingga
akhirnya TERDAKWA tertangkap di daerah Pasar Minggu;
- Bahwa setelah tertangkap, saksi AHMAD mendengar TERDAKWA
berdalih bahwa ia tidak merebut HP saksi SUDIN, tapi TERDAKWA
hanya ingin berkenalan dan melihat akun instagram saksi SUDIN;

TANGGAPAN TERDAKWA:
Atas keterangan saksi AHMAD tersebut, TERDAKWA membenarkan.
B. KETERANGAN TERDAKWA
Keterangan Terdakwa sebagai alat bukti diatur di dalam ketentuan Pasal 184
KUHAP. Sementara itu di dalam Pasal 189 ayat (1) KUHAP dijelaskan bahwa
keterangan terdakwa adalah:
1. Apa yang Terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia
lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri;
2. Keterangan terdakwa yang diberikan diluar sidang dapat digunakan
untuk membantu menemukan bukti di sidang, asalkan keterangan itu
didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai yang
didakwakan kepadanya;
3. Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri;
4. Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia
bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya,
melainkan harus disertai dengan alat bukti yang lain.
TERDAKWA, di depan persidangan pada pokoknya telah menerangkan hal-
hal sebagai berikut:
- Bahwa TERDAKWA menyatakan dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani serta siap untuk memberikan keterangan di persidangan;
- Bahwa TERDAKWA menyatakan keterangan dan tanda tangan yang
ada dalam BAP Penyidik adalah miliknya dan tidak ada paksaan atau
tekanan dalam pengambilan keterangan dalam BAP tersebut serta
juga membenarkan semua keterangarannya dalam BAP Penyidik;
- Bahwa TERDAKWA mengakui perbuatannya berupa mengambil
barang berupa 1 (satu) buah HP merek Apple model iPhone 11 128
GB bewarna putih milik saksi SUDIN secara paksa dan tanpa seizing
atau bertentangan dengan kehendak saksi SUDIN;
- Bahwa pada hari Senin, tanggal 15 Maret 2021 sekitar pukul 17.00
WIB, TERDAKWA naik angkot di Jl. Margonda Raya, Kel.
Kemirimuka, Kec. Beji, Kota Depok. Pada saat TERDAKWA naik
angkot tersebut, hanya ada dua orang penumpang, yakni
TERDAKWA dan saksi SUDIN, serta supir angkot, yakni saksi
MARSUDI;
- Bahwa TERDAKWA melihat saksi SUDIN memainkan HP-nya yang
bermerek Apple model iPhone 11 128 GB berwarna putih;
- Bahwa TERDAKWA menjelaskan setelah melihat keadaan yang sepi,
TERDAKWA mengancam saksi SUDIN dengan mengatakan “coy,
kasih HP nya ke gw, atau ga lu mati”;
- Bahwa selanjutnya karena saksi SUDIN tetap terdiam dan tidak
melakukan apa-apa, TERDAKWA mengambil paksa HP miliki saksi
SUDIN;
- Bahwa setelah mengambil HP milik saksi SUDIN, TERDAKWA
segera melompat keluar angkot dan melarikan diri ke arah Pasar
Minggu;
- Bahwa saat TERDAKWA berlari, TERDAKWA melihat saksi
SUDIN mengejarnya sambil berteriak “Pencuri!”, dan yang mana
teriakan tersebut membuat saksi AHMAD ikut mengejar
TERDAKWA;
- Bahwa TERDAKWA terus berlari sekencang-kencangnya sampai
akhirnya TERDAKWA tertanggap di daerah Pasar Minggu;
- Bahwa setelah tertangkap, TERDAKWA berdalih bahwa ia tidak
merebut HP saksi SUDIN, tapi TERDAKWA hanya ingin berkenalan
dan melihat akun instagram saksi SUDIN.

C. BARANG BUKTI YANG DIAJUKAN DALAM PERSIDANGAN


Di dalam perkara ini terdapat barang bukti yaitu berupa:
- 1 (satu) buah HP merek Apple model iPhone 11 128 GB bewarna putih
dengan nomor seri INDPT14042017ZZZ dengan nomor telepon
081293719371 milik saksi SUDIN (No.Reg Barang Bukti
BB/01/III/2021/Dit.Reskrimum).
Barang bukti tersebut telah disita secara sah menurut hukum karena itu dapat
digunakan untuk memperkuat pembuktian, dan Majelis Hakim telah pula
menunjukkan barang – barang bukti tersebut, baik kepada para saksi maupun
terdakwa dan yang bersangkutan juga telah membenarkannya.

V. ANALISIS FAKTA
Majelis Hakim yang mulia,
Penasehat Hukum yang kami hormati,
Sidang yang kami muliakan,
Sebelum kami masuk ke uraian analisa fakta hukum setiap unsur yang harus
kami buktikan, kami akan menguraikan fakta yang telah terungkap di persidangan
dalam tahap pembuktian. Dengan mengacu pada fakta dari tahap penyidikan yang
kami uraikan dalam surat dakwaan ini, maka fakta di bawah ini adalah yang jelas
telah dinyatakan dalam persidangan berdasarkan alat bukti yang sah sesuai dengan
Pasal 184 KUHAP, serta sesuai dengan dakwaan ini.
Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, kesesuaian antara
keterangan Saksi, keterangan Terdakwa, dan semua alat bukti surat yang kami
ajukan, dapatlah disimpulkan sebagai berikut:
- Bahwa benar pada hari Senin, tanggal 15 Maret 2021 sekitar pukul 17.00
WIB, TERDAKWA naik angkot nomor M.03 jurusan Depok-Pasar Minggu
di Jl. Margonda Raya, Kel. Kemirimuka, Kec. Beji, Kota Depok;
- Bahwa benar pada saat TERDAKWA naik angkot tersebut, hanya ada dua
orang penumpang, yakni TERDAKWA dan saksi SUDIN, serta supir angkot,
yakni saksi MARSUDI;
- Bahwa benar kemudian selama perjalanan, saksi SUDIN memainkan HP-
nya;
- Bahwa benar selanjutnya ketika saksi SUDIN sedang memainkan HP-nya,
TERDAKWA mengancam saksi SUDIN dengan mengatakan “coy, kasih HP
nya ke gw, atau ga lu mati”;
- Bahwa benar setelah mendengar ancaman dari TERDAKWA tersebut, saksi
SUDIN hanya terdiam dan enggan memberikan HP-nya;
- Bahwa benar selanjutnya pada saat saksi SUDIN tetap terdiam dan tidak
melakukan apa-apa, TERDAKWA mengambil secara paksa HP milik saksi
SUDIN;
- Bahwa benar setelah TERDAKWA mengambil paksa HP milik saksi
SUDIN, TERDAKWA melarikan diri dengan melompat keluar dari angkot
yang mereka tumpangi dan lalu berlari ke arah Pasar Minggu;
- Bahwa benar kemudian saksi SUDIN berteriak dan meminta kepada saksi
MARSUDI untuk menghentikan angkot agar saksi SUDIN dapat mengejar
TERDAKWA;
- Bahwa benar lalu saksi MARSUDI menghentikan mobil angkotnya dan saksi
SUDIN langsung memberikan uang pecahan sejumlah Rp 10.000 sebagai
ongkos angkot;
- Bahwa benar saksi SUDIN kemudian langsung melompat keluar dari angkot
dan mengejar TERDAKWA sambil berteriak “Pencuri!”;
- Bahwa benar kemudian karena melihat saksi SUDIN mengejar TERDAKWA
dan berteriak “Pencuri!”, saksi AHMAD turut membantu untuk mengejar
TERDAKWA;
- Bahwa benar setelah mengejar TERDAKWA, akhirnya TERDAKWA
berhasil ditangkap di daerah Pasar Minggu, ;
- Bahwa benar setelah tertangkap, TERDAKWA berdalih bahwa ia tidak
merebut HP saksi SUDIN, tapi TERDAKWA hanya ingin berkenalan dan
melihat akun instagram saksi SUDIN;

VI. ANALISIS YURIDIS


Setelah kami uraikan fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan Saksi-
Saksi dan keterangan Terdakwa, sebagaimana telah diuraikan diatas, maka tibalah
saatnya bagi kami untuk membuktikan secara yuridis unsur-unsur dari pasal yang
didakwakan kepada Terdakwa yang merupakan materi pokok dari seluruh tuntutan
pidana kami, yaitu tindak pidana apakah yang telah dilakukan oleh Terdakwa ini, dan
apakah Terdakwa bersalah atas tindak pidana tersebut atau tidak.
Sebagaimana telah kami bacakan dengan selengkapnya surat dakwaan yang
ditujukan kepada Terdakwa ini di awal sidang, dakwaan yang kami ajukan adalah
disusun secara subsidiaritas, yaitu melanggar:
Primair : Pasal 365 ayat (1) KUHP
Subsidair : Pasal 362 KUHP
Dalam hal ini, kami akan terlebih dahulu menyampaikan Dakwaan Primair Pasal
365 ayat (1) KUHP, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
1. Unsur “Barangsiapa”;
2. Unsur “mengambil barang sesuatu”
3. Unsur “yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain”;
4. Unsur “dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum”;
5. Unsur “yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiap atau
mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk
memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lain, atau untuk tetap
menguasai barang yang dicuri”.

Ad. 1. Unsur “barangsiapa”


Unsur barangsiapa adalah subjek hukum yang tidak memiliki dasar penghapus
dan pemaaf sehingga subjek hukum tersebut dapat dimintai
pertanggungjawabannya. Dalam pandangan KUHP, yang dapat menjadi subjek
tindak pidana adalah manusia sebagai oknum karena dari perumusan tindak
pidana dalam KUHP, diperlihatkan daya berpikir sebagai syarat dari subjek
tindak pidana tersebut, serta terlihat pada wujud hukuman/pidana yang terdapat
dalam Pasal KUHP, yang salah satunya yaitu pidana penjara.
Adapun dikatakan bahwa setiap orang yang dapat dimintakan
pertanggungjawaban atas perbuatannya adalah jika orang tersebut tidak memiliki
dasar pengapus pidana, yakni berupa dasar pembenar yang melekat pada
tindakannya dan dasar pemaaf yang melekat pada pelakunya. Mengenai hal ini,
Simons, sebagaimana yang dikutip Lamintang dalam dalam bukunya yang
berjudul “Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia” mengatakan, bahwa
kemampuan bertanggungjawab dapat diartikan sebagai suatu keadaan psikis
sedemikian yang membenarkan adanya penerapan sesuatu upaya pemidanaan,
baik dilihat dari sudut umum maupun dari orangnya. Simons juga menambahkan
bahwa seseorang dikatakan mampu bertanggung jawab adalah jika jiwanya sehat,
yaitu apabila:
a. Ia mampu untuk mengetahui atau menyadari bahwa perbuatannya
bertentangan dengan hukum;
b. Ia dapat menentukan kehendaknya sesuai dengan kesadaran tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa unsur “barangsiapa” ini akan
terpenuhi jika Terdakwa adalah subjek hukum yang tidak memiliki dasar
penghapus pidana sama sekali. Berdasarkan fakta yang terungkap dalam
persidangan, TERDAKWA, dengan identitas sebagaimana dalam surat dakwaan
dan dalam permulaan surat tuntutan ini serta yang mana telah diperiksa di
persidangan Pengadilan Negeri Depok No. Reg. Perkara: 75/Pid.B/2021/PN Dpk,
adalah pelaku dari tindak pidana pencurian dengan ancaman kekerasan. Adapun
selama proses pemeriksaan berlangsung TERDAKWA mampu dengan jelas dan
tegas menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Hakim dan Penuntut
Umum serta tidak ditemukan dasar pembenar yang melekat pada tindakan
TERDAKWA dan tidak juga ditemukan dasar pemaaf yang melekat pada diri
TERDAKWA. Oleh sebab itu, TERDAKWA adalah subjek hukum yang dapat
dimintai pertanggungjawabannya.
Dengan demikian, unsur “barangsiapa” telah terbukti secara sah dan
menyakinkan.

Ad. 2. Unsur “mengambil barang sesuatu”


Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul “Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal’
halaman 250, maksud dari “mengambil” dalam pasal pencurian adalah
mengambil untuk dikuasai oleh si pelau pencurian dengan kekerasan tersebut.
Jadi, maksudnya adalah barang tersebut sebelumnya belum ada dalam
kekuasaannya, dan kemudian setelah diambil, maka barang tersebut dimaksudkan
untuk dikuasai. Adapun perbuatan mengambil ini harus merupakan perbuatan
aktif yang ditujukan pada benda dan terdapat perpidahan kekuasaan benda itu ke
dalam kepemilikannya.
Selanjutnya dalam buku “Hukum Pidana Indonesia” oleh Drs. P.A.F.
Lamintang, S.H. dan C. Djisman Samosir, S.H., dinyatakan bahwa Arrest Hoge
Raad tanggal 12 Nopember 1894 berpandangan sebagai berikut: Perbuatan
mengambil telah selesai, apabila benda tersebut telah berada di tangan si pelaku,
walaupun seandainya benar bahwa ia kemudian telah melepaskan kembali benda
itu karena ketahuan oleh orang lain.
Adapun yang dimaksud dengan barang sesuatu adalah berupa barang
berwujud maupun barang yang tidak berwujud.
Berdasarkan fakta dalam persidangan, diketahui bahwa TERDAKWA
mengambil barang sesuatu berupa 1 (satu) buah HP merek Apple model iPhone
11 128 GB bewarna putih dengan nomor seri INDPT14042017ZZZ dengan
nomor telepon 081293719371 yang mana sebelumnya barang berupa HP tersebut
belum dalam kekuasaannya. Dengan demikian, maka unsur “mengambil barang
sesuatu” telah terbukti secara sah dan menyakinkan.

Ad. 3. Unsur “yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain”


Unsur “yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain” dibuktikan dengan
pelaku mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian dari barang tersebut
bukan merupakan miliknya, melainkan milik orang lain. Berdasarkan fakta hukum
yang terungkap dalam persidangan, diketahui bahwa TERDAKWA mengambil
barang sesuatu berupa 1 (satu) buah HP merek Apple model iPhone 11 128 GB
bewarna putih dengan nomor seri INDPT14042017ZZZ dengan nomor telepon
081293719371 yang mana HP yang diambil tersebut merupakan kepunyaan dari
saksi SUDIN.
Dengan demikian, unsur “yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain”
telah terbukti secara sah dan menyakinkan.

Ad. 4. Unsur “dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum”


Yang dimaksud dari “dengan maksud untuk dimiliki” adalah bahwa pelaku
mengambil barang tersebut dengan niat untuk memilikinya. Niat dalam hal ini
berkaitan dengan kesengajaan dengan maksud atau opzet als oogmerk. Maksud
dari ‘dengan maksud untuk dimiliki’ dalam unsur ini adalah terdapat suatu
kehendak dari pelaku untuk mengambil barang yang bukan kepunyaannya untuk
dijadikan sebagai miliknya.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan “secara melawan hukum” adalah tanpa
hak sendiri, bertentangan dengan hak orang lain, tanpa alasan yang wajar, dan
bertentangan dengan hukum positif. Adapun melawan hukum terbagi menjadi
melawan hukum materiil dan formil. Dalam buku “Asas-Asas Hukum Pidana di
Indonesia” karangan Andi Hamzah halaman 141, dijelaskan bahwa melawan
hukum materiil berarti bertentangan dengan kepatutan, sedangkan melawan
hukum formil yaitu bertentangan dengan undang-undang. Lebih lanjut, Andi
Hamzah dalam bukunya juga menjelaskan bahwa dalam penjatuhan pidana, harus
dipakai hanya melawan hukum formil karena alasan asas nullum crimen sine lege
stricta yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa maksud unsur “dengan maksud
untuk dimiliki secara melawan hukum” adalah bahwa pelaku memiliki niat atau
kehendak untuk mengambil barang yang yang bukan kepunyaannya untuk
dijadikan sebagai miliknya yang mana perbuatan mengambil tersebut
bertentangan dengan undang-undang. Berdasarkan fakta hukum yang terungkap
dalam persidangan, diketahui bahwa TERDAKWA mengambil barang sesuatu
berupa 1 (satu) buah HP merek Apple model iPhone 11 128 GB bewarna putih
dengan nomor seri INDPT14042017ZZZ dengan nomor telepon 081293719371
yang mana HP yang diambil tersebut merupakan kepunyaan dari saksi SUDIN
dan yang mana HP tersebut sebelumnya tidak berada di bawah kekuasaan
TERDAKWA sehingga terbukti bahwa TERDAKWA melakukan perbuatan
mengambil tersebut dengan maksud untuk memiliki HP milik saksi SUDIN.
Lebih lanjut, perbuatan TERDAKWA tersebut dilakukan tanpa seizin dan
bertentangan dengan kehendak saksi SUDIN serta termasuk ke dalam unsur Pasal
365 ayat (1) KUHP sehingga perbuatannya termasuk ke dalam perbuatan
melawan hukum (formil) karena telah bertentangan dengan hukum positif yang
berlaku di Indonesia.
Dengan demikian, “unsur dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum” telah terbukti secara sah dan menyakinkan.

Ad. 5. Unsur “yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiap atau
mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk
memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap
menguasai barang yang dicuri”
Dari kata ‘atau’ dalam unsur ini, dapat diketahui bahwa pembuktian unsur ini
bersifat alternatif sehingga tidak perlu semuanya dibuktikan satu per satu, tapi cukup
dengan salah satu saja yang perlu dibuktikan berkaitan dengan perbuatan Terdakwa.
Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, diketahui bahwa sebelum
TERDAKWA mengambil barang sesuatu berupa 1 (satu) buah HP merek Apple
model iPhone 11 128 GB bewarna putih dengan nomor seri INDPT14042017ZZZ
dengan nomor telepon 081293719371 milik saksi SUDIN, TERDAKWA
mendahului aksinya dengan mengancam saksi SUDIN melalui perkataannya
yakni “coy, kasih HP nya ke gw, atau ga lu mati”. Dari uraian tersebut, maka
unsur yang terbukti dalam unsur Ad. 5. ini adalah “yang didahului dengan
ancaman kekerasan terhadap orang dengan maksud untuk mempermudah
pencurian”.
Dengan demikian, maka unsur ““yang didahului, disertai atau diikuti dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk
mempersiap atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk
memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lain, atau untuk tetap menguasai
barang yang dicuri” telah terbukti secara sah dan menyakinkan.

Selanjutnya, kami akan membuktikan unsur dalam Dakwaan Subsidair, yakni


Pasal 362 KUHP, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
1. Unsur “Barangsiapa”;
2. Unsur “mengambil barang sesuatu”
3. Unsur “yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain”;
4. Unsur “dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum”

Ad.1. Unsur “Barangsiapa”


Unsur barangsiapa adalah subjek hukum yang tidak memiliki dasar penghapus
dan pemaaf sehingga subjek hukum tersebut dapat dimintai
pertanggungjawabannya. Dalam pandangan KUHP, yang dapat menjadi subjek
tindak pidana adalah manusia sebagai oknum karena dari perumusan tindak
pidana dalam KUHP, diperlihatkan daya berpikir sebagai syarat dari subjek
tindak pidana tersebut, serta terlihat pada wujud hukuman/pidana yang terdapat
dalam Pasal KUHP, yang salah satunya yaitu pidana penjara.
Adapun dikatakan bahwa setiap orang yang dapat dimintakan
pertanggungjawaban atas perbuatannya adalah jika orang tersebut tidak memiliki
dasar pengapus pidana, yakni berupa dasar pembenar yang melekat pada
tindakannya dan dasar pemaaf yang melekat pada pelakunya. Mengenai hal ini,
Simons, sebagaimana yang dikutip Lamintang dalam dalam bukunya yang
berjudul “Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia” mengatakan, bahwa
kemampuan bertanggungjawab dapat diartikan sebagai suatu keadaan psikis
sedemikian yang membenarkan adanya penerapan sesuatu upaya pemidanaan,
baik dilihat dari sudut umum maupun dari orangnya. Simons juga menambahkan
bahwa seseorang dikatakan mampu bertanggung jawab adalah jika jiwanya sehat,
yaitu apabila:
c. Ia mampu untuk mengetahui atau menyadari bahwa perbuatannya
bertentangan dengan hukum;
d. Ia dapat menentukan kehendaknya sesuai dengan kesadaran tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa unsur “barangsiapa” ini akan
terpenuhi jika Terdakwa adalah subjek hukum yang tidak memiliki dasar
penghapus pidana sama sekali. Berdasarkan fakta yang terungkap dalam
persidangan, TERDAKWA, dengan identitas sebagaimana dalam surat dakwaan
dan dalam permulaan surat tuntutan ini serta yang mana telah diperiksa di
persidangan Pengadilan Negeri Depok No. Reg. Perkara: 75/Pid.B/2021/PN Dpk,
adalah pelaku dari tindak pidana pencurian. Adapun selama proses pemeriksaan
berlangsung TERDAKWA mampu dengan jelas dan tegas menanggapi
pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Hakim dan Penuntut Umum serta tidak
ditemukan dasar pembenar yang melekat pada tindakan TERDAKWA dan tidak
juga ditemukan dasar pemaaf yang melekat pada diri TERDAKWA. Oleh sebab
itu, TERDAKWA adalah subjek hukum yang dapat dimintai
pertanggungjawabannya.
Dengan demikian, unsur “barangsiapa” telah terbukti secara sah dan
menyakinkan.

Ad. 2. Unsur “mengambil barang sesuatu”


Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul “Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal’
halaman 250, maksud dari “mengambil” dalam pasal pencurian adalah
mengambil untuk dikuasai oleh si pelau pencurian tersebut. Jadi, maksudnya
adalah barang tersebut sebelumnya belum ada dalam kekuasaannya, dan
kemudian setelah diambil, maka barang tersebut dimaksudkan untuk dikuasai.
Adapun perbuatan mengambil ini harus merupakan perbuatan aktif yang
ditujukan pada benda dan terdapat perpidahan kekuasaan benda itu ke dalam
kepemilikannya.
Selanjutnya dalam buku “Hukum Pidana Indonesia” oleh Drs. P.A.F.
Lamintang, S.H. dan C. Djisman Samosir, S.H., dinyatakan bahwa Arrest Hoge
Raad tanggal 12 Nopember 1894 berpandangan sebagai berikut: Perbuatan
mengambil telah selesai, apabila benda tersebut telah berada di tangan si pelaku,
walaupun seandainya benar bahwa ia kemudian telah melepaskan kembali benda
itu karena ketahuan oleh orang lain.
Adapun yang dimaksud dengan barang sesuatu adalah berupa barang
berwujud maupun barang yang tidak berwujud.
Berdasarkan fakta dalam persidangan, diketahui bahwa TERDAKWA
mengambil barang sesuatu berupa 1 (satu) buah HP merek Apple model iPhone
11 128 GB bewarna putih dengan nomor seri INDPT14042017ZZZ dengan
nomor telepon 081293719371 yang mana sebelumnya barang berupa HP tersebut
belum dalam kekuasaannya. Dengan demikian, maka unsur “mengambil barang
sesuatu” telah terbukti secara sah dan menyakinkan.

Ad. 3. Unsur “yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain”


Unsur “yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain” dibuktikan dengan
pelaku mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian dari barang tersebut
bukan merupakan miliknya, melainkan milik orang lain. Berdasarkan fakta hukum
yang terungkap dalam persidangan, diketahui bahwa TERDAKWA mengambil
barang sesuatu berupa 1 (satu) buah HP merek Apple model iPhone 11 128 GB
bewarna putih dengan nomor seri INDPT14042017ZZZ dengan nomor telepon
081293719371 yang mana HP yang diambil tersebut merupakan kepunyaan dari
saksi SUDIN.
Dengan demikian, unsur “yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain”
telah terbukti secara sah dan menyakinkan.

Ad. 4. Unsur “dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum”


Yang dimaksud dari “dengan maksud untuk dimiliki” adalah bahwa pelaku
mengambil barang tersebut dengan niat untuk memilikinya. Niat dalam hal ini
berkaitan dengan kesengajaan dengan maksud atau opzet als oogmerk. Maksud
dari ‘dengan maksud untuk dimiliki’ dalam unsur ini adalah terdapat suatu
kehendak dari pelaku untuk mengambil barang yang bukan kepunyaannya untuk
dijadikan sebagai miliknya.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan “secara melawan hukum” adalah tanpa
hak sendiri, bertentangan dengan hak orang lain, tanpa alasan yang wajar, dan
bertentangan dengan hukum positif. Adapun melawan hukum terbagi menjadi
melawan hukum materiil dan formil. Dalam buku “Asas-Asas Hukum Pidana di
Indonesia” karangan Andi Hamzah halaman 141, dijelaskan bahwa melawan
hukum materiil berarti bertentangan dengan kepatutan, sedangkan melawan
hukum formil yaitu bertentangan dengan undang-undang. Lebih lanjut, Andi
Hamzah dalam bukunya juga menjelaskan bahwa dalam penjatuhan pidana, harus
dipakai hanya melawan hukum formil karena alasan asas nullum crimen sine lege
stricta yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa maksud unsur “dengan maksud
untuk dimiliki secara melawan hukum” adalah bahwa pelaku memiliki niat atau
kehendak untuk mengambil barang yang yang bukan kepunyaannya untuk
dijadikan sebagai miliknya yang mana perbuatan mengambil tersebut
bertentangan dengan undang-undang. Berdasarkan fakta hukum yang terungkap
dalam persidangan, diketahui bahwa TERDAKWA mengambil barang sesuatu
berupa 1 (satu) buah HP merek Apple model iPhone 11 128 GB bewarna putih
dengan nomor seri INDPT14042017ZZZ dengan nomor telepon 081293719371
yang mana HP yang diambil tersebut merupakan kepunyaan dari saksi SUDIN
dan yang mana HP tersebut sebelumnya tidak berada di bawah kekuasaan
TERDAKWA sehingga terbukti bahwa TERDAKWA melakukan perbuatan
mengambil tersebut dengan maksud untuk memiliki HP milik saksi SUDIN.
Lebih lanjut, perbuatan TERDAKWA tersebut dilakukan tanpa seizing dan
bertentangan dengan kehendak saksi SUDIN serta merupakan tindakan yang
termasuk ke dalam unsur Pasal 362 KUHP sehingga perbuatannya termasuk ke
dalam perbuatan melawan hukum formil karena telah bertentangan dengan
hukum positif yang berlaku di Indonesia.
Dengan demikian, “unsur dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum” telah terbukti secara sah dan menyakinkan.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, baik dari keterangan para saksi, keterangan terdakwa, dan
barang bukti yang saling memiliki keterkaitan, serta dari dakwaan kepada
TERDAKWA yang telah dibuktikan dan sepanjang pemeriksaan tidak ditemukan
keadaan-keadaan yang dapat dijadikan dasar pemaaf atau pembenar pada diri
TERDAKWA, maka kami selaku Jaksa Penuntut Umum berkesimpulan bahwa
TERDAKWA terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum melakukan tindak
pidana pencurian dengan ancaman kekerasan sebagaimana yang kami dakwakan
dalam Dakwaan Primair yaitu melanggar Pasal 365 ayat (1) KUHP.

VIII. TUNTUTAN
Majelis Hakim Yang Mulia
Kini tibalah saatnya bagi kami Penuntut Umum untuk menuntut pidana terhadap
TERDAKWA sepadan dengan tindak pidana yang ia lakukan. Namun,
perkenankanlah kami untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi pertimbangan
dalam pengajuan tindak pidana ini yaitu:
Hal-Hal yang Memberatkan:
- Bahwa perbuatan TERDAKWA meresahkan masyarakat;
Hal-Hal yang Meringankan:
- Bahwa TERDAKWA bersikap sopan dalam persidangan dan menyesali
perbuatannya;
- Bahwa TERDAKWA mengakui perbuatannya dan tidak berbelit-belit sehingga
memperlancar jalannya pemeriksaan persidangan;
- Bahwa TERDAKWA belum pernah dihukum melakukan tindak pidana
sebelumnya;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kami Penuntut Umum dalam perkara ini, untuk
dan atas nama Negara,
MENUNTUT

Agar Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Depok yang memeriksa dan mengadili
perkara ini untuk menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut:
1. Menyatakan TERDAKWA secara sah dan menyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan primair,
yaitu melanggar ketentuan Pasal 365 ayat (1) KUHP,
dan oleh karenanya melepaskan TERDAKWA dari dakwaan subsidair;
2. Menjatuhkan pidana terhadap TERDAKWA dengan pidana penjara
selama 3 (tiga) tahun dikurangi masa tahanan;
3. Menetapkan barang bukti berupa:
- 1 (satu) buah HP merek Apple model iPhone 11 128 GB bewarna
putih dengan nomor seri INDPT14042017ZZZ dengan nomor
telepon 081293719371 a/n Sudin.
Dikembalikan kepada Saksi SUDIN;
4. Memerintahkan TERDAKWA untuk tetap ditahan;
5. Membebankan biaya perkara kepada TERDAKWA sebesar Rp 2.500 (dua
ribu lima ratus rupiah).
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-
adilnya.

IX. PENUTUP
Demikian Surat Tuntutan Pidana ini kami bacakan dan serahkan dalam sidang hari
Kamis, tanggal 13 Mei 2021. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan
lahir dan batin dan keteguhan iman kepada Majelis Hakim dalam memutus perkara ini
sesuai dengan rasa keadilan yang berkembang dalam masyarakat.

Depok, 13 Mei 2021


Jaksa Penuntut Umum

Habibah Shabila, S.H.


Jaksa Muda
NIP.1977042020021004

Anda mungkin juga menyukai