Anda di halaman 1dari 12

1

NAMA : SOFIAN KHANAFI


NIM : 041189406

TUGAS : PRAKTIK PENGALAMAN BERACARA

P U T U S A N
Nomor : 1002/Pid.B/2021/PN.Pml.

DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Pemalang yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara


pidana, pada peradilan tingkat pertama, dengan pemeriksaan acara biasa, telah
menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : WIDODO Bin TARMAN


Tempat lahir : Pemalang
Umur : 22 Tahun/25 Juni 1999
Jenis kelamin : Indonesia
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Jend Sudirman No. 40 Pemalang
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : SMA

Terdakwa di tahan dan berada dalam Rumah Tahanan Negara berdasarkan Surat
Perintah/Penetapan oleh ;
- Penyidik sejak tanggal 11-02- 2021 s/d 10-03-2021.
- Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 11-03-2021 s/d 11-06-2021.
- Penuntut Umum sejak tanggal 12-06-2021 s/d 12-07-2021.
- Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang sejak tanggal 12-07-2021 s/d
tanggal 12-08-2021.
- Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Semarang sejak tanggal
12-08-2021 s/d tanggal 12-09-2021.
- Perpanjangan I Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Tengah sejak tanggal 12-09- 2021
s/d 12-10-2021.
- Perpanjangan II Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Tengah sejak tanggal 12-10-2021
s/d 12-11-2021.

Di persidangan Terdakwa yang didampingi oleh Penasihat Hukumnya : Yudha


Setiawan, S.H., Santoso, S.H., Indra Wiyaya, S.H. Advokat / Penasihat Hukum pada
Kantor Pengacara Yudha Setiawan, S.H. dan Rekan, berkantor di Jalan Pemuda No. 20
Mulyoharjo Pemalang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 12 Nopember 2021.
2

Pengadilan Negeri tersebut :


Telah membaca keseluruhan berkas perkara No.1002/Pid,B/2021/PN.Pml. atas diri
Terdakwa WIDODO Bin TARMAN beserta lampiran-lampirannya :
Telah mendengar keterangan saksi-saksi maupun Terdakwa.
Telah memperhatikan barang-barang bukti dan segala sesuatu yang terjadi di depan
persidangan dengan seksama.

Telah mempelajari Requisitor Jaksa Penuntut Umum No. Reg. PKR : PDM-
281/SEMAR/10/2021 tanggal 18 Februari 2021 yang pada pokoknya menuntut sebagai
berikut :
1. Menyatakan Terdakwa WIDODO, bersalah melakukan tindak pidana penganiayaan berat
sebagaimana diatur dalam Pasal 354 KUHPidana dan menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa
tersebut dengan pidana paling lama 8 (delapan) tahun penjara dengan perintah agar Terdakwa
segera ditahan.
2. Menyatakan Terdakwa WIDODO, bersalah melakukan tindak pidana perkosaan sebagaimana
diatur dalam Pasal 285 KUHPidana dan menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut
dengan pidana paling lama 12 (dua belas) tahun penjara dengan perintah agar terdakwa
segera ditahan.
3. Menyatakan Terdakwa WIDODO, bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana
sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHPidana dan menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa
tersebut dengan pidana maksimal yaitu hukuman mati dengan perintah agar segera
dilaksanakan.
4. Menyatakan Terdakwa WIDODO, bersalah melakukan tindak pidana berlapis yaitu pasal 354
KUHPidana penganiayaan berat, pasal 285 KUHPidana pemerkosaan dan pasal 340
KUHPidana pembunuhan berencana dan menjatuhkan pidana pengakumulasian terhadap
Terdakwa tersebut dengan pidana yang seberat-beratnya yaitu hukuman mati dengan perintah
agar segera dilaksanakan.

Telah mempelajari pembelaan Penasehat hukum Terdakwa yang pada pokoknya


mohon agar Majelis Hakim menjatuhkan Putusan :
1. Menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum,
melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya.
2. Membebaskan Terdakwa dari dakwaan ( Vrijspraak) atau setidak- tidaknya melepaskan
Terdakwa dari semua tuntutan hukum (ontslag van alle rechtvervolging).
3. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, nama baik, kedudukan dan harkat
martabatnya.
4. Membebankan biaya perkara kepada Negara.

Telah memperhatikan tanggapan Penuntut umum atas pembelaan Penasehat


hukum Terdakwa yang pada pokoknya tetap pada tuntutannya semula, demikian pula
duplik Penasehat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya tetap pada pembelaannya
semula.

Menimbang, bahwa Terdakwa oleh Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri


Semarang, dengan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum NO. REG. PERK. : PDM -
123/PML/VIII/2021 tanggal 01 Agustus 2021 sebagai berikut:
3

PERTAMA :
Bahwa ia Terdakwa WIDODO Bin TARMAN pada hari Jum’at tanggal 01 Januari 2021
sekira pukul 16.00 WIB atau setidak-tidaknya suatu hari pada bulan Januari 2021,
bertempat di jalan Wahid Hasyim Kec. Taman Kab. Pemalang atau setidak-tidaknya di
tempat lain yang termasuk di dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Pemalang yang
berwenang memeriksa dan mengadili, telah dengan sengaja melakukan penganiayaan
berat terhadap seorang perempuan yang Bernama ANI Binti RAHMAN, umur 20 Tahun,
pekerjaan Karyawan Swasta, alamat terakhir Kelurahan Wanarejan Selatan Rt.03 Rw.01
Kec. Taman Kab. Pemalang dengan melakukan pemukulan hingga pingsan atau tidak
sadarkan diri. Pemukulan Tersebut dilakukan oleh Terdakwa didorong oleh rasa kecewa
karena cintanya bertepuk sebelah tangan.

ATAU : KEDUA :
Bahwa ia Terdakwa WIDODO Bin TARMAN pada hari Jum’at tanggal 01 Januari 2021
sekira pukul 16.00 WIB atau setidak-tidaknya suatu hari pada bulan Januari 2021,
bertempat di sebuah rumah kosong di sekitar jalan Wahid Hasyim Kec. Taman Kab.
Pemalang atau setidak-tidaknya di tempat lain yang termasuk di dalam wilayah hukum
Pengadilan Negeri Pemalang yang berwenang memeriksa dan mengadili, telah dengan
sengaja melakukan pemerkosaan terhadap seorang perempuan yang Bernama ANI Binti
RAHMAN, umur 20 Tahun, pekerjaan Karyawan Swasta, alamat terakhir Kelurahan
Wanarejan Selatan Rt.03 Rw.01 Kec. Taman Kab. Pemalang. Pemerkosaan Tersebut
dilakukan oleh Terdakwa didorong oleh rasa kecewa karena cintanya bertepuk sebelah
tangan.

ATAU : KETIGA :
Bahwa ia Terdakwa WIDODO Bin TARMAN pada hari Jum’at tanggal 01 Januari 2021
sekira pukul 16.00 WIB atau setidak-tidaknya suatu hari pada bulan Januari 2021,
bertempat di sebuah rumah kosong di sekitar jalan Wahid Hasyim Kec. Taman Kab.
Pemalang atau setidak-tidaknya di tempat lain yang termasuk di dalam wilayah hukum
Pengadilan Negeri Pemalang yang berwenang memeriksa dan mengadili, telah dengan
sengaja melakukan pembunuhan terhadap seorang perempuan yang Bernama ANI Binti
RAHMAN, umur 20 Tahun, pekerjaan Karyawan Swasta, alamat terakhir Kelurahan
Wanarejan Selatan Rt.03 Rw.01 Kec. Taman Kab. Pemalang. Pembunuhan Tersebut
dilakukan oleh Terdakwa didorong oleh rasa kecewa karena cintanya bertepuk sebelah
tangan.

Menimbang, bahwa setelah dakwaan dibacakan di depan persidangan, Penasihat


Hukum Terdakwa telah menyampaikan keberatan/eksepsi terhadap surat dakwaan yang
diajukan pada tanggal 20 September 2021 dan Penuntut Umum telah pula mengajukan
tanggapannya tertanggal 27 September 2021.

Menimbang, bahwa terhadap keberatan Penasihat Hukum Terdakwa dan


tanggapan Penuntut Umum tersebut, Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan Sela
Nomor : 1002/Pid,B/2008/PN.Pml., tanggal 04 Oktober 2021 yang amarnya berbunyi
sebagai berikut :
- Menolak keberatan Penasehat Hukum Terdakwa WIDODO Bin TARMAN tersebut di
atas untuk seluruhnya.
4

- Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Pemalang


NO. REG. PERK. : PDM - 123/PML/VIII/2021 tanggal 01 Agustus 2021 atas nama
Terdakwa tersebut adalah sah menurut hukum.
- Memerintahkan kepada Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan Terdakwa
tersebut di depan persidangan umum Pengadilan Negeri Pemalang.

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya oleh Penuntut Umum di


persidangan telah didengar keterangan saksi-saksi dibawah sumpah pada pokoknya
memberikan sebagai berikut :

1. Saksi : ANTI MAULIDA Binti SUNARYO


− Saksi mengenal terdakwa karena merupakan teman Terdakwa dan Korban.
− Saksi melihat terdakwa bertemu dengan Korban pada tanggal 01 Januari 2021 sekira pukul
16.00 WIB di jalan Wahid Hasyim Kec. Taman Kab. Pemalang.
− Saksi kemudian melihat Terdakwa memukul Korban dengan sebatang kayu hingga pingsan.
− Saksi kemudian juga melihat Terdakwa membawa Korban yang sedang pingsan ke sebuah
rumah kosong di tepi jalan Wahid Hasyim Kec. Taman Kab. Pemalang.
− Pada sekira pukul 16.30 WIB Saksi Anti kemudian bertemu dengan Saksi Anton dan
memberitahukan kejadian yang telah dilihatnya kemudian bersama Saksi Anton mengecek
rumah kosong tersebut.
− Kemudian Saksi Anti bersama Saksi Anton melihat didalam rumah kosong tersebut Korban
tergeletak dalam kondisi tidak berbusana dan kepala berdarah.

2. Saksi : ANTON WIJAYA BIN SUPARDI


− Saksi Anton mengenal baik saksi Anti Maulida, Terdakwa dan Korban sebagai teman
sekolah saksi Anton.
− Pada tanggal 01 Januari 2021 sekira pukul 16.20 WIB Saksi mengaku melihat terdakwa
keluar dari sebuah rumah kosong di tepi jalan Wahid Hasyim Kec. Taman Kab. Pemalang.
− Pada sekira pukul 16.30 WIB Saksi Anton kemudian bertemu dengan Saksi Anti dan Saksi
Anti memberitahukan kejadian yang telah dilihatnya, kemudian bersama Saksi Anti
mengecek rumah kosong tersebut.
− Kemudian Saksi Anton bersama Saksi Anti melihat didalam rumah kosong tersebut Korban
tergeletak dalam kondisi tidak berbusana dan kepala berdarah.

Menimbang, bahwa selanjutnya Penasehat Hukum Terdakwa mengajukan saksi


yang meringankan Terdakwa ;

1. Saksi : JONI Bin SLAMET


− Bahwa saksi mengetahui Terdakwa bertemu dengan Korban pada tanggal 01 Januari
2021 sekira pukul 16.00 WIB di jalan Wahid Hasyim Kec. Taman Kab. Pemalang
− Saksi tidak melihat Terdakwa memukul Korban karena jarak yang agak jauh.
− Saksi kemudian juga tidak melihat Terdakwa membawa Korban ke rumah kosong di tepi
jalan Wahid Hasyim Kec. Taman Kab. Pemalang karena jarak yang agak jauh.

2. Saksi : SUTRISNO Bin TARJONO


− Pada tanggal 01 Januari 2021 sekira pukul 16.00 WIB Saksi mengaku juga berada di jalan
Wahid Hasyim Kec. Taman Kab. Pemalang.
5

− Saksi mengaku tidak melihat Saksi Anton bertemu dengan Saksi Anti di tepi jalan Wahid
Hasyim Kec. Taman Kab. Pemalang.

Menimbang, bahwa dalam perkara ini oleh Penuntut Umum juga telah diajukan
barang bukti yaitu : 1 (satu) batang kayu ukuran diameter 5 inch, panjang 80 cm, barang
bukti tersebut telah diperlihatkan kepada saksi-saksi dan Terdakwa.

Menimbang, bahwa dari keterangan saksi-saksi dan Terdakwa dihubungkan


dengan barang bukti yang diajukan dipersidangan telah diketemukan adanya fakta-fakta
yuridis sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa bertemu dengan Korban pada tanggal 01 Januari 2021 sekira pukul
16.00 WlB.

2. Bahwa Terdakwa dan Korban bertemu dan sempat ngobrol di jalan Wahid Hasyim Kec.
Taman Kab. Pemalang tidak jauh dari rumah kosong milik bapak Taryono yang pada
saat itu keadaan sangat sepi dan tidak banyak warga yang berlalulalang di jalan
tersebut.

3. Bahwa pada hari itu terdakwa sempat mengungkapkan isi hatinya kepada Korban
namun ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan.

4. Bahwa Terdakwa sempat bertengkar dengan korban yang pada akhirnya Terdakwa
gelap mata kemudian memukul Korban menggunakan sebatang kayu hingga Korban
pingsan.

5. Bahwa Terdakwa dengan sengaja dan sadar telah memperkosa Korban di dalam rumah
kosong untuk melampiaskan hawa nafsunya.

6. Bahwa Terdakwa secara sengaja dan sadar telah membunuh Korban dengan cara
mencekik leher Korban dengan maksud untuk menghilangkan jejak.

Menimbang, bahwa apakah dengan fakta-fakta juridis tersebut di atas, Terdakwa


sudah dapat dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana sesuai dengan pasal-pasal tindak pidana yang didakwakan kepadanya,
tentunya harus dipertimbangkan dakwaan dari Penuntut Umum sebagaimana tersebut
dibawah ini :

− Bahwa ia Terdakwa WIDODO Bin TARMAN pada hari Jum’at tanggal 01 Januari
2021 sekira pukul 16.00 WIB atau setidak-tidaknya suatu hari pada bulan Januari
2021, bertempat di jalan Wahid Hasyim Kec. Taman Kab. Pemalang atau setidak-
tidaknya di tempat lain yang termasuk di dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri
Pemalang yang berwenang memeriksa dan mengadili, telah dengan sengaja
melakukan penganiayaan berat terhadap seorang perempuan yang Bernama ANI
Binti RAHMAN, umur 20 Tahun, pekerjaan Karyawan Swasta, alamat terakhir
Kelurahan Wanarejan Selatan Rt.03 Rw.01 Kec. Taman Kab. Pemalang dengan
melakukan pemukulan hingga pingsan atau tidak sadarkan diri. Pemukulan tersebut
dilakukan oleh Terdakwa didorong oleh rasa kecewa karena cintanya bertepuk
sebelah tangan.

− Bahwa ia Terdakwa WIDODO Bin TARMAN pada hari Jum’at tanggal 01 Januari
2021 sekira pukul 16.00 WIB atau setidak-tidaknya suatu hari pada bulan Januari
6

2021, bertempat di sebuah rumah kosong di sekitar jalan Wahid Hasyim Kec.
Taman Kab. Pemalang atau setidak-tidaknya di tempat lain yang termasuk di dalam
wilayah hukum Pengadilan Negeri Pemalang yang berwenang memeriksa dan
mengadili, telah dengan sengaja melakukan pemerkosaan terhadap seorang
perempuan yang Bernama ANI Binti RAHMAN, umur 20 Tahun, pekerjaan
Karyawan Swasta, alamat terakhir Kelurahan Wanarejan Selatan Rt.03 Rw.01 Kec.
Taman Kab. Pemalang. Pemerkosaan tersebut dilakukan oleh Terdakwa didorong
oleh rasa kecewa karena cintanya bertepuk sebelah tangan.

− Bahwa ia Terdakwa WIDODO Bin TARMAN pada hari Jum’at tanggal 01 Januari
2021 sekira pukul 16.00 WIB atau setidak-tidaknya suatu hari pada bulan Januari
2021, bertempat di sebuah rumah kosong di sekitar jalan Wahid Hasyim Kec.
Taman Kab. Pemalang atau setidak-tidaknya di tempat lain yang termasuk di dalam
wilayah hukum Pengadilan Negeri Pemalang yang berwenang memeriksa dan
mengadili, telah dengan sengaja melakukan pembunuhan terhadap seorang
perempuan yang Bernama ANI Binti RAHMAN, umur 20 Tahun, pekerjaan
Karyawan Swasta, alamat terakhir Kelurahan Wanarejan Selatan Rt.03 Rw.01 Kec.
Taman Kab. Pemalang. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh Terdakwa didorong
oleh rasa kecewa karena cintanya bertepuk sebelah tangan.

− Perbuatan Terdakwa telah melanggar sebagaimana diatur dan diancam dengan


Pasal 354, 285 dan 340 KUHPidana.

Menimbang, bahwa Terdakwa oleh Penuntut Umum, telah didakwa dengan surat
dakwaan yang disusun secara alternatif Pertama sebagaimana diatur dan diancam dalam
Pasal 354 KUHP. Atau Kedua diatur dan diancam dalam Pasal 285 KUHP atau Ketiga
diatur dan diancam dalam 340 KUHPidana.
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa oleh Penuntut Umum, telah didakwa
dengan surat dakwaan yang disusun secara alternatif, yaitu suatu tehnik penyusunan surat
dakwaan yang memberikan option (pilihan) kepada Majelis Hakim untuk memilih dakwaan
mana, yang paling tepat untuk dipertimbangkan terlebih dahulu, berdasarkan fakta-fakta
yang terungkap di persidangan.
Menimbang, bahwa pokok utama yang harus dipertimbangkan dalam perkara ini
adalah bahwa akibat adanya tindak pidana ini, ternyata telah mengakibatkan seseorang
yang bernama ANI Binti RAHMAN telah menjadi korban dan akhirnya meninggal dunia.
Oleh karena itu maka kini Majelis Hakim akan mempertimbangkan terlebih dahulu
dakwaan, sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 354, 285 dan 340 KUHPidana,
yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1. Penganiayaan Berat.
2. Pemerkosaan.
3. Pembunuhan Berencana.

Menimbang, bahwa Terdakwa membantah telah dengan sengaja melakukan


penganiayaan terhadap Korban ANI Binti RAHMAN, sebagaimana didakwakan oleh
Penuntut Umum, karena menurutnya saat kejadian Korban memaki-maki Terdakwa
sehingga secara spontan terdakwa mengambil sebatang kayu yang ada di tempat kejadian
namun tidak sengaja mengenai Korban.
7

Menimbang, bahwa KUHP tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan


penganiayaan, namun dalam praktek peradilan yang dimaksud penganiayaan adalah
kesengajaan untuk menimbulkan perasaan sakit atau untuk menimbulkan luka pada orang
lain (vide H.R. 25 Juni 1894, W. 6334; 11 Januari 1892, W.6138).

Menimbang, bahwa dengan demikian yang perlu dibuktikan terlebih dahulu dalam
tindak pidana penganiayaan adalah adanya suatu kesengajaan dalam perbuatan
Terdakwa tersebut.

Menimbang, bahwa suatu kesengajaan tentunya berhubungan dengan sikap bathin


seseorang yang didakwa melakukan suatu tindak pidana, dan Majelis Hakim menyadari
tidaklah mudah untuk menentukan sikap bathin seseorang atau membuktikan adanya
unsur kesengajaan dalam perbuatan seseorang yang didakwa melakukan suatu tindak
pidana, atau ringkasnya apakah kesengajaan itu benar-benar ada pada diri sipelaku, lebih-
lebih bagaimanakah keadaan bathinnya pada waktu orang tersebut melakukan tindak
pidana, oleh karena itulah sikap bathinnya tersebut, harus disimpulkan dari keadaan lahir
yang tampak dari luar, dengan cara Majelis Hakim harus mengobjektifkan adanya unsur
kesengajaan tersebut, dengan berpedoman pada teori ilmu pengetahuan hukum, untuk
sampai pada suatu kesimpulan apakah perbuatan Terdakwa merupakan suatu sebab
ataukah akibat dari suatu peristiwa pidana yang mesti dialaminya.

Menimbang, bahwa dalam ilmu pengetahuan hukum pidana tentang unsur dengan
sengaja, dikenal dua teori untuk menentukan adanya unsur dengan sengaja, yaitu teori
kehendak (wills theorie) yang diajarkan Von Hippel, dan teori pengetahuan atau
membayangkan (voorstilings theorie) dari Frank, yang menurut Prof. Moelyatno, S.H.
berdasarkan teori tersebut yang sangat memuaskan adalah dalam kehandak dengan
sendirinya diliputi pengetahuan (gambaran), dimana apabila seseorang menghendaki
sesuatu dengan sendirinya diliputi pengetahuan (gambaran), artinya seseorang untuk
menghendaki sesuatu lebih dahulu sudah harus mempunyai pengetahuan tentang sesuatu
itu, lagipula kehendak merupakan arah, maksud, halmana berhubungan dengan motif
(disarikan dari Varia Peradilan No12 Tahun 1998, IKAHI, Jakarta, Halaman 86).

Menimbang, bahwa seuai dengan fakta-fakta juridis yang terungkap di persidangan,


telah ternyata saat peristiwa pidana tersebut terjadi, saat itu Terdakwa berhadapan dengan
saksi Anti Maulida dan Anton Wijaya yang menurut Terdakwa saat kejadian Terdakwa
tidak melihat adanya Saksi Anti Maulida dan Anton Wijaya juga berada di lokasi kejadian.

Menimbang, bahwa di persidangan para saksi yang memberatkan Terdakwa telah


menerangkan bahwa pokok masalah perkara ini akibat perbuatan Terdakwa, telah
menghilangkan hak hidup/nyawa seseorang, sehingga akhirnya Terdakwa diajukan di
depan persidangan ini.

Menimbang, bahwa terhadap perbedaan fakta yang didasarkan pada keterangan


para saksi maupun Terdakwa tersebut, Majelis hakim telah berulang kali mengingatkan
agar para saksi maupun Terdakwa memberikan keterangan yang benar sesuai dengan
yang ditentukan dalam KUHAP, maupun menurut iman dan kepercayaannya, karena
8

mereka telah disumpah, peringatan Majelis Hakim yang dilakukan berkali-kali semata-mata
untuk menghindari kekeliruan dalam menjatuh putusan perkara ini, karena Majelis Hakim
mempunyai kesangsian, manakala para saksi maupun Terdakwa mempunyai kepentingan,
mungkin memberi keterangan yang bersifat subjektif, yang bisa merugikan ataupun
menguntungkan Terdakwa dan ataupun Korban Almarhumah ANI Binti RAHMAN,
sehingga nilai objektifitas keterangannya diragukan.

Menimbang, bahwa peringatan Majelis hakim tersebut diatas, sengaja dilakukan


agar tidak perlu ada keraguan lagi bagi Majelis Hakim, untuk menilai keterangan para
saksi maupun Terdakwa, karena mereka sudah menghayati dengan sungguh-sungguh arti
hakikat bersaksi dalam menegakkan keadilan, tiada lain adalah agar keadilan itu sungguh-
sungguh dapat ditegakkan dan dipertanggung jawabkan kepada Tuhan, seperti ditetapkan
dalam Pasal 4 ayat (1) UU No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Menimbang, bahwa oleh karena itu menjadi tugas dan kewajiban Majelis Hakim
untuk menilai kebenaran keterangan para saksi, dengan memperhatikan secara sungguh-
sungguh persesuaian antara keterangan saksi yang satu dengan yang lain, persesuaian
antara keterangan saksi dengan alat bukti yang lain, alasan yang mungkin dipergunakan
oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu, dan cara hidup dan kesusilaan saksi
serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dan dapat tidaknya
keterangan itu dipercaya, sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 185 KUHAP.

Menimbang, bahwa selain itu dipandang perlu dipertimbangkan dalam putusan ini
bagaimanakah pembuktian dan penerapan hukum mesti dilakukan dalam perkara ini,
sehingga Terdakwa maupun masyarakat yang dengan setia mengikuti jalannya sidang
perkara ini memahami, bagaimana secara sungguh- sungguh telah dilakukan penegakan
hukum secara represif dalam persidangan Terdakwa saat ini.

Menimbang, bahwa yang perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah Majelis
hakim didalam menjatuhkan putusan terhadap diri Terdakwa tersebut diatas, senantiasa
berpegang teguh pada ketentuan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam KUHP
maupun KUHAP, sehingga dalam pemeriksaan atas Terdakwa Majelis Hakim senantiasa
berpedoman pada sistem pembuktian yang digariskan dalam pasal 183 KUHAP, yaitu
sistem Negatif menurut UU (Negatif Wettelijk), artinya Majelis Hakim tidak boleh
menjatuhkan pidana kepada seseorang, hanya didasarkan pada satu alat bukti saja, tetapi
sesuai dengan azas pemeriksaan Hukum Acara Perkara Biasa (Vordering), sekurang-
kurangnya harus dengan dua alat bukti yang sah, oleh karena itulah menjadi penting
diperhatikan alat-alat bukti yang ditentukan dalam Pasal 184 KUHAP, sehingga nantinya
dapat ditentukan bagaimanakah nilai alat-alat bukti tersebut masing-masing, sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 185 s/d Pasal 189 KUHAP.

Menimbang, bahwa pertimbangan-pertimbangan tersebut diperlukan, agar dapat


diperoleh suatu keyakinan apakah benar suatu tindak pidana telah terjadi, dan apakah
benar bahwa Terdakwa lah yang terbukti secara sah dan meyakinkan yang melakukannya.

Menimbang, bahwa ternyata dalam peristiwa tindak pidana ini tidak banyak saksi
yang melihat kejadiannya secara langsung apa yang dialami oleh Korban Almarhumah ANI
Binti RAHMAN dan ataupun yang dilakukan oleh Terdakwa, karena para saksi mengetahui
9

peristiwa tindak pidana ini karena telah melihat langsung tindak pidana ini, dan menurut
para saksi yang memberatkan Terdakwa adalah akibat dari perbuatan Terdakwa karena
telah menghilangkan hak hidup/nyawa seseorang. Namum Terdakwa dan saksi yang
meringankannya senantiasa menyangkalnya karena ia tidak sengaja melakukan
pemukulan terhadap korban tersebut, dan dalam peristiwa tindak pidana ini Terdakwa
hanyalah spontan karena tersulut emosi.

Menimbang, bahwa oleh karena itulah kini akan dipertimbangkan secara khusus
nilai keterangan para saksi dan Terdakwa dan ataupun alat-alat bukti yang lain, sesuai
sistem pembuktian yang telah diuraikan di bagian awal Putusan ini, sehingga dapat
disimpulkan apakah benar telah terjadi peristiwa tindak pidana, dan Terdakwa telah
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana tersebut.

Menimbang, bahwa keterangan seorang saksi yang dapat dijadikan sebagai alat
bukti yang sah adalah keterangan yang diberikannya di depan persidangan, mengenai
peristiwa tindak pidana yang ia lihat, ketahui dan atau alami sendiri, oleh karena itu
keterangan para saksi yang terlibat dan atau melihat langsung mengenai peristiwa tindak
pidana yang terjadi pada diri korban haruslah dipercaya. Sedangkan mengenai alasan
Terdakwa dan ataupun para saksi yang meringankannya bahwa dalam tindak pidana ini
sesengguhnya Terdakwa tidak ada niat untuk melukai korban.

Menimbang, makna penganiayaan berat yang dirumuskan dalam Pasal 354 KUHP.
Dari ketentuan dimaksud yang terpenting adalah unsur kesengajaan untuk menimbulkan
sakit atau bahaya maut telah terpenuhi, sebab memperhatikan luka dan keadaan diri
korban, maka luka yang dialami oleh korban dapat dikatagorikan sebagai luka yang dapat
mandatangkan bahaya maut.

Menimbang, bahwa memperhatikan fakta yuridis dari keterangan para saksi


memberatkan dihubungkan dengan keterangan Terdakwa sendiri, ternyata mereka telah
dapat menerangkan secara runtut dan jelas perbuatan Terdakwa yang mengakibatkan
saksi korban ANI Binti RAHMAN mengalami luka berat dan akhirnya meninggal dunia.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka unsur penganiayaan yang
mengakibatkan bahaya maut pada korban telah terpenuhi dalam perbuatan Terdakwa.
Akan tetapi, Majelis Hakim berpendapat perbuatan Terdakwa tersebut tidak ada unsur
kesengajaan.

Menimbang, bahwa pendapat Majelis Hakim dimaksud didasarkan pada


pertimbangan bahwa dalam menerapkan suatu ketentuan pidana haruslah ditinjau dari
berbagai aspek dan ataupun situasi kondisi yang mengakibatkan terjadinya tindak pidana
tersebut. Dengan demikian motivasi pelaku tindak pidana sepanjang sifatnya fungsional
perlu digali, sehingga dapat diungkapkan latar belakang dan motivasi perbuatan pelaku
tindak pidana demi tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan. Oleh karena itulah Majelis
Hakim dalam menegakkan hukum harus memperhatikan masalah sosial kemasyarakatan
yang kongkrit. Majelis Hakim tidak mencari hasil dari mendeduksi dengan menggunakan
logika dari Undang-Undang yang bersifat umum dan abstrak, akan tetapi dari perbuatan,
dan harus mempertimbangkan semua kepentingan dari nilai-nilai dalam sengketa
(Perhatikan putusan Mahkamah Agung RI No. 395 K/Pid/1995 tanggal 29 September
1995).
10

Menimbang, bahwa oleh karena itulah walaupun dalam peristiwa tindak pidana ini
perbuatan Terdakwa, jelas telah memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 354, 285 dan 340
KUHPidana. Namun, memperhatikan jalannya peristiwa tindak pidana ini terutama
memperhatikan keterangan Terdakwa yang dikuatkan oleh para saksi yang
meringankannya tidaklah tepat dan adil kalaulah perbuatan Terdakwa dimaksud
dikategorikan sebagai suatu tindak pidana dan Terdakwa harus dijatuhi pidana, karena
berdasarkan keterangan Terdakwa dan keseluruhan saksi-saksi dan barang bukti dalam
perkara ini, telah nyata bahwa Terdakwa sesungguhnya tidak sengaja membunuh korban.
Didalamnya, tercakup pengakuan bahwa tindak pidana dapat dilakukan dalam situasi dan
kondisi tertentu sedemikian rupa sehingga pidana tidak perlu dijatuhkan. Dasar-dasar yang
meniadakan pidana terhadap diri Terdakwa sesuai dengan ketentuan yang dirumuskan
dalam ketentuan Pasal 359 KUHP.

Menimbang, bahwa Terdakwa secara jelas telah memaksa perempuan yang bukan
isterinya bersetubuh dengan dia diancam karena melakukan perkosaan dan menyebabkan
kematian sebagaimana diatur dalam pasal 291 KUHPidana.

Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan pertimbangan hukum tersebut di


atas, maka Terdakwa telah terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya,
sehingga dengan demikian Terdakwa haruslah tetap dijatuhkan tuntutan hukum.

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa 1 (satu) batang kayu ukuran
diameter 5 inch, panjang 80 cm oleh karena alat untuk melakukan suatu kejahatan dan
dipandang membahayakan orang lain kalau salah dipergunakannnya, maka diperintahkan
untuk dimusnahkan. Sedangkan 1 (satu) unit Handphone merk OPPO warna hijau putih
karena milik korban maka perlu dikembalikan kepada orangtua korban ANI Binti RAHMAN
yaitu RAHMAN Bin SURIP.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan dan alasan tersebut di atas maka


Majelis Hakim akan menjatuhkan pidana sebagaimana amar di bawah ini yang menurut
majelis hakim akan memenuhi pemidanaan yang harus bersifat preventif, korektif, dan
edukatif.

Menimbang, bahwa selain itu majelis hakim menggunakan yuridis filosofis dan
sosiologis di dalam menjatuhkan pidana kepada terdakwa agar dapat diperoleh suatu
putusan yang akan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang akan
sesuai dengan rasa kebenaran dan keadilan dengan tata nilai budaya yang berlaku di
masyarakat.

Menimbang, bahwa karena terdakwa telah ditahan maka sesuai dengan Pasal 22
ayat 2 KUHAP maka lamanya terdakwa ditahan akan dikurangi seluruhnya dari pidana
yang dijatuhkan dan memerintahkan kepada terdakwa agar tetap berada dalam tahanan.

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa telah dinyatakan bersalah dan akan
dijatuhi pidana maka biaya perkara harus dibebankan kepada terdakwa.
11

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan putusan pidana terhadap


terdakwa maka wajib dipertimbangkan hal-hal memberatkan dan meringankan
pemidanaan yaitu:

Hal-hal yang memberatkan :


1. Akibat perbuatan Terdakwa, telah menghilangkan hak hidup/nyawa seseorang.
2. Terdakwa sering tidak terbuka selama proses pemeriksaan dan Terdakwa juga
memberikan keterangan yang berbelit-belit sehingga mempersulit jalannya
pemeriksaan.
3. Dalam perkara ini Terdakwa tidak mengaku bersalah dan tidak mengakui perbuatannya.

Hal-hal yang meringankan :


1. Terdakwa berlaku sopan dipersidangan.
2. Terdakwa belum pernah dihukum karena tindak pidana

Memperhatikan Pasal 354, Pasal 285, pasal 359 dan Pasal 291 KUHPidana dan
segala ketentuan hukum yang berkenaan dengan perkara ini antara lain dan UU No.8
Tahun 1981 (KUHAP).

M E N G A D I L I

1. Menyatakan bahwa WIDODO Bin TARMAN terbukti secara sah dan meyakinkan
menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana penganiayaan berat
sebagaimana diatur dalam pasal 354 KUHPidana tentang penganiayaan berat dan
melakukan tindak pidana perkosaan yang menyebabkan kematian sebagaimana
diatur dalam pasal 291 KUHPidana tentang perkosaan yang menyebabkan
kematian.
2. Menjatuhkan pidana terhadap WIDODO Bin TARMAN dengan pidana penjara 15
tahun, dikurangi Terdakwa berada di tahanan sementara dengan perintah Terdakwa
tetap ditahan.
3. Memerintahkan barang bukti berupa :
- 1 (satu) batang kayu ukuran diameter 5 inch, panjang 80 cm dirampas untuk
dimusnahkan.
- 1 (satu) unit Handphone merk OPPO warna hijau putih dikembalikan kepada orangtua
korban ANI Binti RAHMAN yaitu RAHMAN Bin SURIP.
4. Membebankan biaya perkara ini kepada Terdakwa.
12

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawarahan Majelis Hakim Pengadilan


Negeri Pemalang, pada hari : Selasa, tanggal : 12 Oktober 2021 oleh kami BENI
TARIGAN, S.H., M.H., selaku Hakim Ketua, IDA ROYANI, S.H., M.H., dan YANI DARMO,
S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan mana pada hari : Kamis,
tanggal 14 Oktober 2021 diucapkan di depan persidangan yang terbuka untuk umum oleh
Majelis Hakim tersebut di atas, dengan didampingi oleh TONI HARAHAP, S.H., Panitera
Pengganti pada Pengadilan Negeri Pemalang, SURYADI, S.H., M.H. Jaksa Penuntut
Umum pada Kejaksaan Negeri Pemalang, Terdakwa dan penasihat hukumnya.

Pemalang, 14 Oktober 2021

Hakim Anggota I Hakim Ketua Majelis Hakim Anggota II

IDA ROYANI, S.H., M.H. BENI TARIGAN, S.H., M.H. YANI DARMO, S.H., M.H

Anda mungkin juga menyukai