DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 KEP6A
Ameyuza Mega (1914201008)
Putri Utami Wulandari R (1914201030)
Tiara (1914201041)
DOSEN PENGAMPU :
NS, Diana Arianti,. M.Kep
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
LATAR BELAKANG.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORITIS...............................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................................7
PENUTUP...................................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8
iii
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
kesehatan jiwa menurut WHO adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan
bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima orang lain
sebagaimana seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang
lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri
dapat mengatasi tekanan dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu
disebut gangguan jiwa ( UU No. 18 tahun 2014).
Gangguan jiwa menurut American psychiatricassociation (APA) adalah sindrom
atau pola psikologis atau pola perilaku yang penting secara klinis, yang terjadi pada
individu dan sindrom itu dihubungkan dengan adanya distilasi (misalnya gejala nyeri,
menyakitkan) atau disabilitas (ketidakmampuan pada salah satu bagian atau beberapa
fungsi penting) atau disertai peningkatan resiko secara bermakna untuk mati, sakit,
ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan ( APA, 1994 dalam Prabowo, 2014)
Gangguan jiwa yang menjadi salah satu masalah utama di negara-negara
berkembang adalah Skizofrenia. Skizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati
urutan atas dari seluruh gangguan jiwa yang ada (Nuraenah, 2012). Skizofrenia adalah
suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi,
emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu. Gejala skizofrenia dibagi dalam dua
kategori utama gejala positif atau gejala nyata, yang mencakup waham, halusinasi dan
disorganisasi pikiran, bicara dan perilaku yang tidak teratur serta gejala negatif atau gejala
samar, seperti afek datar, tidak memiliki kemauan dan menarik diri dari masyarakat atau
rasa tidak nyaman (Videbeck, 2008).
Skizofrenia dapat menyerang siapa saja. Data APA 2014 menyebutkan 1%
populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% penderita skizofrenia memulai
mengidapnya pada usia 16 sampai 25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda paling beresiko
1
karena pada tahap ini, kehidupan manusia penuh dengan berbagai tekanan (Stressor)
(Ababar, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan perawat kesehatan jiwa?
2. Apasaja yang peran perawat sebagai perawat kesehatan jiwa?
3. Apa saja fungsi yang harus dijalankan oleh perawat sebagai perawat kesehatan jiwa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perawat kesehatan jiwa
2. Untuk mengetahui peran-peran yang dimiliki oleh perawat kesehatan jiwa
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi yang harus dijalan oleh perawat keseatan jiwa
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
memiliki kartu BPJS guna mendapatkan pengobatan dan melakukan kontrol setelah
keluar dari rumah sakit. Sebagai pendidik perawat juga berperan dalam memberikan
penyuluhan kepada masyarakat.
3. Peran perawat sebagai koordinator kegiatan
Sebagai koordinator kegiatan, perawat berperan dalam mematahkan kasus pasung.
Perawat berperan dalam ikut serta dalam pemberdayaan mantan penderita gangguan
jiwa.
4
4. Sebagai pelaksana penelitian yaitu perawat mengidentifikasi masalah dalam bidang
keperawatan jiwa dan menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu dan
teknologi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan Keperawatan jiwa.
Pada setiap tingkat pelayanan kesehatan jiwa perawat memiliki peran tertentu :
a. Peran perawat dalam pencegahan primer :
1. Memberikan penyuluhan tentang prinsip sehat jiwa
2. Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan tingkat kemiskinan dan
pendidikan
3. Memberikan pendidikan dalam kondisi normal, pertumbuhan dan perkembangan
dan pendidikan seks
4. Melakukan rujukan yang sesuai sebelum terjadi gangguan jiwa
5. Membantu klien di rumah sakit umum untuk menghindari masalah psikiatri
6. Bersama keluarga untuk memberikan dukungan pada anggotanya untuk
meningkatkan fungsi kelompok
7. Aktif dalam kegiatan masyarakat atau politik yang berkaitan dengan kesehatan jiwa
b. Peran perawat dalam pencegahan sekunder
1. Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa
2. Pelaksanaan rumah atau pelayanan penanganan di rumah
3. Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri di rumah sakit umum
4. Menciptakan lingkungan terapeutik
5. Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan
6. Memberikan pencegahan bunuh diri
7. Memberi konsultasi
8. Melaksanakan intervensi krisis
9. Memberikan psikoterapi pada individu, keluarga dan kelompok pada semua usia
10. Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yang masalah
c. Peran perawat dalam pencegahan tersier
1. Melaksanakan latihan vokasional dan rehabilitasi
2. Mengorganisasi pelayanan perawatan pasien yang sudah pulang dari rumah sakit
jiwa untuk memudahkan transisi dari rumah sakit ke komunitas
5
3. Memberikan pilihan perawatan rawat siang pada klien
6
BAB III
PENUTUP
7
DAFTAR PUSTAKA
Arif. Raman, dkk (2016). Peran dan Motivasi Perawat Kesehatan Jiwa dalam Program Bebas Pasung:studi
kasus di Mataram. Berita Kedokteran Masyarakat
Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Keperawatan Jiwa. Kemenkes RI