3. Syarat diet
Energi tinggi yaitu 40 - 45 kkal/kg berat badan sesuai dengan usia
Protein tinggi yaitu 2.0 - 2,5 gr/kg berat badan
Lemak cukup yaitu 10 - 25 % dari kebutuhan energi total
Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan energi total
Energi dan vitamin cukup sesuai dengan kebutuhan, kalsium tinggi sesuai dengan kebutuhan
Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna sesuai dengan keadaan pasien
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 26tahun
JenisKelamin :Laki-laki
Pekerjaan : KuliBangunan
Agama : Hindu
TanggalMasukRS : 18 April 2021
AlasanMasuk : lakalantas.
DiagnosaMedis: Cidera KepalaSedang
SURVEY PRIMER DAN RESUSITASI
AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
Keadaan jalan nafas
Tingkatkesadaran : Delirium
Pernafasan : spontan
Upayabernafas : ada
Benda asing di jalan nafas: Tidak ada
Bunyinafas : Tidakada
Hembusannafas : Ada
BREATHING
Fungsi pernafasan
JenisPernafasan : Takipnea
FrekwensiPernafasan : 26x/menit.
Retraksi Otot bantu nafas :ada
Kelainan dinding thoraks : Tidak ada (simetris)
Bunyinafas :Vesikuler
Hembusannafas : Ada, dengan frekuensi26x/menit.
CIRCULATION
Keadaan sirkulasi
Tingkatkesadaran : Delirium E:2 V:2 M:5 total 9
Perdarahan(internal/eksternal) : ada, internal SAH dan Edema Cerebri KapilariRefill : < 2detik
Tekanandarah : 110/70 mmHg.
Nadiradial/carotis : 98x/menit.
Akralperifer: Hangat
DISABILITY
Pemeriksaan Neurologis: GCS : E2 V2 M5 9
Reflexfisiologis : +
Reflexpatologis:+
55555 55555
55555 55555
Kekuatanotot :
SkalaNyeri : 3 (0-10)
LokasiNyeri : PQRST
P: nyeri kepada
Q : Kualitas nyeri dirasakan seperti terkena benda tumpul R : Nyeri dirasakan pada daerah kepala saat
bergerak
S : Skala nyeri 3 (0-10)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul memberat.
RIWAYAT MEKANISME TRAUMA
Pasien datang tidak sadar diantar oleh BPBD setelah kll sepeda motor 1 jam
SMRS. Riwayat sadar(-)muntah (-) kejang keluar darah di mulut(-) mulut
pasien tercium bau alcohol .
MOI : pasien penegendara sepeda motor di temukan tergeletak di jalan
mekanisme kejadian tidak diketahui
PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TOTOE)
Kepala : Normochepal
Kulit kepala : Bersih, tidak adaluka
Mata : Pupil isokor, sklera tidakikterik
Telinga : Simetris dan pendengarannormal
Hidung : Tidak terdapat sekret ataupun polip
Mulut dan gigi :Mukosa bibir kering dan mulut bersih, gigi lengkap
Wajah: Simetris, terdapat lukalaserasi
Leher : Tidak terdapat pembesaran tiroid
nadi karotis : teraba
Dada/ thoraks Paru-paru
Inspeksi : Simetris, pergerakan dada simetris dan tidak terdapat jejas.
Palpasi : Simetris, tidak terdapat nyeritekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Tidak terdapat suara napas tambahan
Jantung
Inspeksi : Tidak terdapat jejas atau luka
Palpasi : Tidak terdapat nyeritekan
Perkusi : S1 dan S2pekak
Auskultasi : Suara murmur tidakada
Abdomen
Inspeksi : Terdapat distensi abdomen
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada seluruh kuadran
Perkusi : Hipertimpani
Auskultasi : Bising usus 8 x/menit
Pelvis
Inspeksi : Simetris tidak terdapat benjolan / luka
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perineum dan rektum : Tidak terkaji
Genitalia : Tidak terkaji
Ekstremitas
Status sirkulasi : Nadi radialis teraba 98x/menit, CRT < 2 detik
Keadaan injury : -
Neurologis
Fungsi sensorik : Pasien masih mampu menerima rangsanga nyeri dengan
baik (+/+)
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O
DS : Gangguan aliran Resiko perfusi
1
Pasien mengerang darah penurunan jaringan serebral
O2 tidak efektif
DO :
Pasien mengalami penurunan
kesadaran
Wajah pasien tampak pucat
dangelisah
KU pasien :lemah
Tingkat kesadaran: Delirium
Pasien mengalami penurunan
kesadaran dengan GCS: 9 (E:2
V:2 M:5)
CRT <2detik
- SaO2: 86%
- RR :27x/menit
2 DS : Agen cedera Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri pada bagian kepala fisik
P: nyeri kepada
Q:Kualitas nyeri dirasakan seperti terkena benda
tumpul
R:Nyeri dirasakan pada daerah kepala saat
bergerak
S: Skala nyeri 3 (0-10)
T:Nyeri dirasakan hilang timbul memberat
Do :
- Pasien tampak meringis
- Ku lemah
- TTV :
Td : 114/69 mmHg
N : 86x/menit
S : 36,6°c
RR : 20x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
PRIORITASMASALAH
Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d cedera kepala.
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik dibuktikan dengan
pasien mengeluh nyeri pada kepala dengan skala nyeri
3(0-10).
Intervensi
NO SDKI SLKI SIKI
1 Risiko Setelah Pemantauan Tekanan Intrakranial
perfusi dilakukan Observasi
serebral intervensi
tidak keperawatan Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi menempati ruang,
efektif selama 1 x 24 gangguan metabolisme, edema serebraltekann vena, obstruksi aliran
b.d jam maka cairan serebrospinal, hipertensi, intracranial idiopatik)
cedera Perfusi Monitor peningkatan TD
kepala. Serebral
Monitor irregularitas irama napas
meningkat
dengan kriteria Monitor penurunan tingkat kesadaran
hasil: Monitor perlambatan atau ketidaksimetrisan respon pupil
Tingkat Terapeutik
kesadaran
meningkat Pertahankan sterilitas system pemantauan
Atur interval pemantauan sesuai keadaan pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan prosedur dan tujuan pemantauan
Informasikan hasil pemantauan jika perlu.
2 Nyeri akut Setelah dilakukan Pemberian analgetik
b.d agen intervensi Observasi:
pencedera keperawatan Identifikasi riwayat alergi obat.
fisik diharapkan Monitor tanda-tanda vital
dibuktikan Tingkat Nyeri pemberian analgesik.
dengan menurun, dengan Terapeutik:
pasien kriteria hasil : Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang
mengeluh Keluhan nyeri tidak diinginkan.
nyeri pada menurun Edukasi
kepala Meringis Jelaskan efek terapi dan efek samping obat.
dengan skala menurun Kolaborasi
nyeri 3(0- Sikap Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi
10). protektif Manajemen Nyeri
menurun Observasi:
Kesulitan Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
tidur menurun intensitas nyeri.
Menarik diri Identifikasi skala nyeri.
menurun Identifikasi respons nyeri non verbal.
Berfokus pada Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
diri sendiri Monitor efek samping penggunaan analgetik.
menurun Terapeutik:
Diaforesis Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
menurun ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi:
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
THANKS YOU