Umbrella
a. ProdukCaseHandphone
b. ProdukCase Tablet
1) Faktor Konversi
Pada Tabel diatas dapat kita ketahui FK pada HP adalag 0,75714 dan untuk Tab
mendapatkan FK 1, hasil tersebut didapatkan dari sebuah perhitungan seperti di
bawah ini :
waktu proses HP 265
Untuk HP : = = 0,75714
Waktu Proses Tab 350
Waktu Proses Tab 350
Dan untuk Tab : = =1
Waktu Proses Tab 350
2) % Proporsi Demand
Untuk % Proporsi didapatkan dari proses perhitungan dari faktor konversi
dan yang diambil adalah hasil dari perhitungan tersebut yaitu untuk HP
menghasilkan 0,75714 dan untuk Tab menghasilkan 1 dan hasil tersebut
dibuatkan persentase yang mana menghasilkan untuk HP yaitu 70% dan
untuk Tab yaitu 30% dan menghasilkan jumlah & Prosorsi Demand100%.
Total Demand 1
3) % Proporsi demand 1= (Satuan Agregat)
Total Demand 1+Total Demand 2
%Proporsi HP =
∑ HP =
∑ 418601 = 70%
∑ HP+ ∑ Tab ∑ 418601+ ∑ 175399
%Proporsi Tab =
∑ HP =
∑ 175399 = 30%
∑ HP+ ∑ Tab ∑ 175399 + ∑ 418601
Demand Agregate
60000
50000
40000
Agregat
30000
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Periode
dengan mudah oleh para pembaca. Untuk gambar diatas terdapat periode yang
terletak di bawah statistik, untuk aggregate terdapat di sebelah samping kiri dan
untuk di tengah terdapat pola statistik dari Aggregate yang telah di proses.
Pada Tabel diatas yaitu Single Moving Average atau di singkat jadi SMA. Pada
setiap Kolom Tabel SMA tersebut, terdapat perhitungan yang telah dilakukan, di
bawah ini adalah 3 contoh perhitungan dari setiap kolom Tabel SMA yaitu :
Pada Aktual (Xt) di dapatkan dari Aggregat Contohnya yaitu
Periode 1 (40426 ), untuk periode 2 (38557 ), dan untuk periode 3 (34463 ).
Pada Kolom Forecast((t)) memiliki perhitungan yang bahannnya terdapat pada
Aktual (Xt) yaitu :
F (t )=
∑ Demand Priode
m
( 40426+38557+34463 )
1. F ( 1 )= =38715,33
3
( 38557+34463 + 38384 )
2. F ( 2 )= = 37134,67
3
( 34463 + 38384+ 39929 )
3. F ( 3 )= = 37592.00
3
Lalu untuk selanjutnya hasil dari perhitungan diatas yaitu hasil FE akan di
kuadratkan FE 2 yaitu :
2 2
1. FE (1) = 568,67 = 323381,78
2 2
2. FE ( 2)=2794,33 = 7808298,78
2 2
3. FE (3)= 1327,00 = 1760929,00
MAD=
∑ (FE)
n
MAD=
∑ (18337,33) = 2037,4815
9
Untuk kolom selanjutnya yaitu pada kolom MSE ( Mean Square Error ),
untuk mengetaui hasil MAD diketahui rumus sebagai berikut :
FE 2
MSE= =
n
2
114728819,78
MSE= = 12747646,64
9
MAPE =
∑ PE
100 i =1
n
100 x 0,41
MAPE = = 4,59206
9
Tabel 3.5 Metode Single Exponential Smoothing (SES)
Periode Aktual (Xr) Forecast (F(t))Forecast Error (FE) FE^2 FE-abs PE MAD MSE MAPE
1 40426 40426
2 38557 40426 -1869 3493161 1869 0.05
3 34463 39492 -5029 25285812 5029 0.15
4 38384 36977 1407 1978946 1407 0.04
5 39929 37681 2248 5055190 2248 0.06
6 36265 38805 -2540 6450648 2540 0.07
7 48257 37535 10722 114963294 10722 0.22 2.609.972 15102077 628.948
8 42908 42896 12 145 12 0.00
9 41573 42902 -1329 1766179 1329 0.03
10 44817 42237 2580 6653881 2580 0.06
11 43022 43527 -505 255272 505 0.01
12 43744 43275 469 220316 469 0.01
13
Total 166122843 28710 0.69
Pada Tabel diatas yaitu Single Exponetial Smothing atau di singkat jadi SES. Pada
setiap Kolom Tabel SES tersebut, terdapat perhitungan yang telah dilakukan, di
bawah ini adalah 3 contoh perhitungan dari setiap kolom Tabel SES yaitu :
Pada Aktual (Xt) di dapatkan dari Aggregat Contohnya yaitu
Periode 1 (40426 ), untuk periode 2 (38557 ), dan untuk periode 3 (34463 ).
Pada Kolom Forecast((t)) memiliki perhitungan yang bahannnya terdapat pada
Aktual (Xt) yaitu :
Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)
1. F ( ( 2 ) ) = 40426 + 0,5 ( 40426 - 40426 ) = 40426
2. F ( ( 3 ) ) = 40426 + 0,5 ( 38557 - 40426 ) = 39492
3. F ( ( 4 ) ) = 39492 + 0,5 ( 34463 - 39492 ) = 36977
1. FE(2)=38557−40426 = -1869
2. FE(3)=34463−39492 = -5029
3. FE (4)=38384−36977 = 1407
Lalu untuk selanjutnya hasil dari perhitungan diatas yaitu hasil FE akan di
kuadratkan FE2 yaitu :
1. FE 2(2)=-1869 2 = 3393161
2. FE 2( 3)=50292 = 25285812
2 2
3. FE (4)= 1407 = 1978946
MAD=
∑ (FE)
n
MAD=
∑ (28710) = 2609,972
11
Untuk kolom selanjutnya yaitu pada kolom MSE ( Mean Square Error ),
untuk mengetaui hasil MAD diketahui rumus sebagai berikut :
2 2
FE 166122843 = 15102077
MSE= MSE=
n 11
MAPE =
∑ PE
100 i =1
n
100 x 0,69
MAPE = = 6,28948
11
Tabel 3.6 Metode Linier Regression (LR)
Periode Aktual t^2 = x^2 t.A(t)=x*yForecast = (F(t))
Forecast Error (FE) FE^2 FE abs PE MAD MSE MAPE
1 40426 1 40426 37452 2974 8844676 2974 0.08
2 38557 4 77114 38102 455 207025 455 0.02
3 34463 9 103389 38753 -4290 1,8E+07 4290 0.13
4 38384 16 153536 39403 -1019 1038361 1019 0.03
5 39929 25 199645 40054 -125 15625 125 0.01
6 36265 36 217590 40704 -4439 2E+07 4439 0.13
7 48257 49 337799 41354 6903 4,8E+07 6903 0.15 2124.838479358.00 5.83
8 42908 64 343264 42005 903 815409 903 0.03
9 41573 81 374157 42655 -1082 1170724 1082 0.03
10 44817 100 448170 43306 1511 2283121 1511 0.04
11 43022 121 473242 43956 -934 872356 934 0.03
12 43744 144 524928 44607 -863 744769 863 0.02
13
Total 492345 650 3293260 492351 -6 1E+08 25498 0.70
Pada Tabel diatas yaitu LR. Pada setiap Kolom Tabel LR tersebut, terdapat
perhitungan yang telah dilakukan, di bawah ini adalah 3 contoh perhitungan dari
setiap kolom Tabel LR, tetapi sebelum masuk ke perhitungan yang terdapat pada
tabel, ada beberapa perhitungan seperti menghitung XBAR, YBAR, SLOPE, dan
Intercaption, perhitungan tersebut seperti di bawah ini :
XBAR dihasilkan dari Average dari periode 1 sampai periode ke 12 yang akan
menghasilkan nilai 6,5
YBAR di hasilkan dari Average angka aktual dari periode 1 sampai periode 12
yang akan menghasilkan nilai 41028, 75
SLOPE di hasilkan dari perhitungan sebagai berikut :
n
∑ xiyi-nxy
i=1
SLOPE = n
∑ xi2 - nx 2
i=1
(3293260−3200243)
SLOPE = = 650,4721
( ( 650−507 ) , 4)
Intercaption dihasilkan sebagai berikut :
Selanjutnya yaitu ada Problem error(PE) yang mana perhitungan pada PE ini
menggunakan data dari aktual dengan Forecast, dari data tersebut akan
dilakukan perhitungan untuk menghasilkan PE, perhitungan tersebut dilakukan
sebagai berikut :
( Aktual−Forecast )
PE= =¿
( AKtual)
( 40426−37452)
PE(1)= , 2=¿ 0,08
(40426)
(38557−38102)
PE(2)= ,2=¿0,02
(38557)
(34463−38753)
PE(3)= , 2=¿0,13
(34463)
MAD =
∑ FE
n
1. MAD=
∑ (25498) = 2124,83
12
MSE = ∑ FE
2
1. MSE=
∑ ( 101752296 ) = 8479358,00
12
MAPE =
∑ PE
i =1
100
n
MAPE =
∑ ( 100 x 0,70 ) = 5,83
12
3.1.2.4. PerbandinganNilaiError Metode Perhitungan dan Peramalan
Aggregate ini akan di ubah menjadi sebuah Plot data atau Grafik, agar mudah
untuk dibaca. Data Aggregate inilah yang akan di olah kedalam 3 metode yaitu
SMA,SES dan LR untuk mencari error terkecil.
Untuk perhitungan yang pertama mencari error yaitu SES, didalam Tabel
SES ini terdapat Periode, Aktual, Forecast, ForecastError, Forecasterror pangkat
dua, ForecastErrorabsolute, Problemerror, MAD, MSE dan MAPE. Pada
Periode di dalam SES ini dibutuhkan 12 periode, lalu terdapat aktual. Aktual ini
didapat dari data aggregate yang sudah diperoleh sebelumnya.lau ada Forecast,
Pada Forecastyang pertama disamakan dengan actual pada periode pertama, lalu
untuk yang kedua dilakukan proses perhitungan antar actual dengan periode
pertama yang terdapat pada Forecast dan di tambahkan angka 0,5 dalam proses
perhitungan tersebut, yang mana angka tersebut didapatkan sudah menjadi
ketentuan, untuk mencari Forecastpada periode yang ke tiga sampai 12 dilakukan
seperti sebelumnya. Lalu untuk mendapatkan Frecast errordilakukan proses
perhitungan dengan data yang sudah di peroleh dari data aktual dengan Forecast,
data dari Forecastdan Aktual dikurangi dan akan mendapatkan hasil
ForecastError. Lalu terdapat ForecastErrorkuadrat, dimana FE Kuadrat ini yaitu,
hasil dari FE akan di kuadratkan. Lalu ada ABS FE, ABS FE ini berguna untuk
menghilangkan data dari FE yang hasilnya minus menjadi positif.Lalu untuk PE
atau Problem errorini didapatkan dari pemrosesan antara aktual dengan ABS FE.
Selanjutnya yaitu terdapat MAD, MAD ini didapatkan dari data jumlah ABS FE
dibagi dengan banyaknya periode pada ForecastError, lalu terdapat MSE
didapatkan dari jumlah FE kuadrat dibagi dengan jumlah banyaknya periode pada
FE dan yang terakhir terdapat MAPE, yang mana MAPE ini diperoleh dari jumlah
data PE dengan banyaknya jumlah periode pda FE.
Selanjutnya terdapat SMA, Pada SMA ini terdapat tabel yang sama dengan
SES. Yaitu Periode, Aktual, Forecast, ForecastError, Forecasterror pangkat dua,
ForecastErrorabsolute, Problemerror, MAD, MSE dan MAPE tetapi pada
periode terdapat 13 periode dan untuk Forecastsampai MAPE dilakukan dari
Period eke tiga sampai period eke tiga belas. Untuk data pada aktual didapatkan
dari Aggregate yang sama seperti SES, untuk perhitungan pada Forecastdilakukan
pada periode ke 4 dan untuk periode dari 1 sampai 3 dikosongkan, pada
Praktikum Perancangan Sistem Industri 2
Program Studi Teknik Industri
Universitas Pasundan
2021
PT.Umbrella
Pada Tabel diatas yaitu Rencana Produksi (RP). Pada setiap Kolom Tabel RP
tersebut, terdapat perhitungan yang telah dilakukan, di bawah ini adalah 3 contoh
perhitungan dari setiap kolom Tabel RP yaitu :
Demand Aggregate didapatkan dari ForecastErrorterkecil yaitu menggunakan
data dari SMA dengan nilai yang sama dari 1 sampai 12 periode dengan nilai
43861
ContohPerhitungan:
Pada tabel diatas yaitu tabel Cost RP, terdapat kolom tabel seperti, Biaya RT,
Biaya Inventori, Biaya hiring, Biaya OT, Biaya Sub kontrak dan total. Di dalam
tabel tersebut membahas tentang uang modal yang harus di dapat untuk
menjalankan suatu pabrik yang akan kita buat, perhitungan – perhitungan tersebut
dapat dilakukan sebagai berikut :
Yang pertama yaitu biaya rt, untuk melakukan Biaya RT tersebut dilakukan
sebagai berikut :
Biaya RT = UPRT x Ongkos RT/unit
1. Biaya RT(1) = RP 18000 x 41483 = RP 746.694.000
2. Biaya RT (2)= RP 18000 x 43557 = RP 784.026.000
ContohPerhitungan:
SelisihBiaya
=Biaya S & OP – Biaya yang diajukan direksi
= Rp 9,737,339,000.00 - Rp 6,329,270,350.00
= Rp 3,408,068,650.00
Praktikum Perancangan Sistem Industri 2
Program Studi Teknik Industri
Universitas Pasundan
2021
PT.Umbrella
SelisihDemandAggregateForecast
= Selisih Biaya / Biaya regular time
= Rp 3,408,068,650.00/ Rp 18.000
=189.338 unit
SelisihDAf/ Periode
= 189.000/12
= 15.779 unit
Contoh Perhitungan :
Demand Agregat
= Forecastterpilih – (Selisih DAF/Periode)
1. = 43861 - 15.779 = 28082 unit
ContohPerhitungan:
Biaya RT = UPRT x Ongkos RT/unit
1. Biaya RT(1) = RP 18000 x 26574 = RP 478.332.000
2. Biaya RT (2)= RP 18000 x 27903 = RP 502.254.000
3. Biaya RT (3)= RP 18000 x 29231 = RP 526.158.000
Biaya Inventori = Biaya inventori x ongkos simpan/unit
1. Biaya INV Awal (1)= RP 6000 x 500 = RP 3.000.000
2. Biaya INV Awal (2)= RP 6000 x 500 = RP 3.000.000
3. Biaya INV Awal (3)= RP 6000 x 1649 = RP 9.894.000
Ongkos OT = UPOT x Ongkos OT/unit
1. B.OT (1)= RP 25000 x 2008 = RP 50.200.000
Konversi
Produk waktu proses FK %P
HP 265 0,76 70%
Tablet 350 1 30%
detik 100%
WC KETERANGAN RT
10 Pengukuran 20
20 Pemotongan 10
30 Penghalusan 20
80 Pemeriksaan 1 15
10 Pengukuran 20
20 Pemotongan 10
30 Penghalusan 20
90 Pemeriksaan 2 15
40 Pemolaan 25
50 Pemasangan Bahan 10
60 Pencetakan Stiker 10
70 Cutting 10
100 Pemeriksaan 10
CH-AL01 dirakit
dengan CH-
110 20
TG01,CH-L01,CH-
M01 di meja rakit
Assembling 1 dirakit
dengan assembling
120 15
2,CH-PWR01 di
meja rakit
130 Pemeriksaan 4 20
Pengemasan CH-
ASS2 di packing
140 dengan 15
menggunakan CH-
P01,CH-K01,CH-
WC KETERANGAN RT
10 Pengukuran 25
20 Pemotongan 15
30 Penghalusan 25
80 Pemeriksaan 1 20
10 Pengukuran 25
20 Pemotongan 15
30 Penghalusan 25
90 Pemeriksaan 2 20
40 Pemolaan 30
50 Pemasangan Bahan 15
60 Pencetakan Stiker 15
70 Cutting 15
100 Pemeriksaan 15
CH-AL01 dirakit
dengan CH-
110 25
TG01,CH-L01,CH-
M01 di meja rakit
Assembling 1 dirakit
dengan assembling
120 20
2,CH-PWR01 di
meja rakit
130 Pemeriksaan 4 25
Pengemasan CH-
ASS2 di packing
140 dengan 20
menggunakan CH-
P01,CH-K01,CH-
Disagregat
P Demand Agregate Forecast
HP TAB
1 28082 19790 8293
2 28082 19790 8293
3 28082 19790 8293
4 28082 19790 8293
5 28082 19790 8293
6 28082 19790 8293
7 28082 19790 8293
8 28082 19790 8293
9 28082 19790 8293
10 28082 19790 8293
11 28082 19790 8293
12 28082 19790 8293
∑ 336984 237478 99516
Contoh Perhitungan :
Untuk cash Hp :
Disagregat
P Total Rencana Produksi
HP TAB
1 28582 20142 8440
2 28082 19790 8293
3 29231 20600 8632
4 29231 20600 8632
5 27903 19664 8240
6 27903 19664 8240
7 26574 18727 7847
8 27903 19664 8240
9 29231 20600 8632
10 27903 19664 8240
11 29231 20600 8632
12 27903 19664 8240
∑ 339677 239376 100308
Contoh Perhitungan :
Untuk Hp :
Untuk Tab :
DTF PTF
p PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Forecast 19790 19790 19790 19790 19790 19790 19790 19790 19790 19790 19790 19790
AO 34358 32089 33261 0 0 0 0 34134 0 32375 30469 0
PAB -14216 -26515 -39176 -38367 -38493 -38619 -39682 -54152 -53342 -66054 -75923 -87473
ATP 0 0 0 810 684 557 0 0 20600 7888 0 0
MS 20142 19790 20600 20600 19664 19664 18727 19664 20600 19664 20600 8240
Contoh Perhitungan:
Diketahui :
DTF : 1 Periode
PTF : 2 – 12 Periode
PAB = PAB periode awal + MPS – Actual Orders( jika actual orders nol maka di
dikurangiForecast)
Contoh Perhitungan:
Diketahui :
DTF : 1 Periode
PTF : 2 – 12 Periode
PAB = PAB periode awal + MPS – Actual Orders( jika actual orders nol maka di
dikurangiForecast)
Dari tabel Routing Sheet diatas yaitu Routing Sheet HP, didapatkan dari
perhitungan yang sudah di buat di dalam excel, salah satunya perhitungan yang di
lakukan pada kolom tabel Standar Hours (SH), perhitungan SH ini dilakukan
seperti di bawah ini :
Praktikum Perancangan Sistem Industri 2
Program Studi Teknik Industri
Universitas Pasundan
2021
PT.Umbrella
SH =
(RT ( ST
LS )
)
satuan waktu
1. SH =
(20 (39100 ) ) = 0,0057 detik
3600
2. SH =
(10 (55100 ) ) = 0,003 detik
3600
3. SH =
(10 (71100 ) ) = 0,0058 detik
3600
SH =
(RT ( ST
LS )
)
Satuan Waktu
1. SH =
(25 (39100 ) ) = 0,0071 detik
3600
2. SH =
(15 (55100 ) ) = 0,0044 detik
3600
3. SH =
(25 (71100 ) ) = 0,0072 detik
3600
Pada tabel BOC HP diatas terdapat Work Center , untuk Frekuensi didapatkan
dari jumlah banyaknya WC pada Routing Sheet dan jumlah Standar Hours yang
dimana SH ini adalah memiliki perhitungan seperti di bawah ini :
WC FREKUENSI ∑ SH
10 2 0.014
20 2 0.009
30 2 0.014
40 1 0.009
50 1 0.004
60 1 0.004
70 1 0.004
80 1 0.006
90 1 0.006
100 1 0.004
110 1 0.007
120 1 0.006
130 1 0.007
140 1 0.006
P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
WC
10 349.469 343.365 357.409 357.409 341.174 225.604 282.543 341.174 357.4091 341.174 357.409 210.944
20 195.125 191.717 199.559 199.559 190.494 118.739 225.359 190.494 199.5588 190.494 199.559 121.952
30 355.185 348.981 363.255 363.255 346.755 229.562 284.719 346.755 363.2554 346.755 363.255 214.24
40 217.608 213.807 222.552 222.552 212.442 142.487 168.577 212.442 222.5519 212.442 222.552 130.192
50 94.7043 93.0504 96.8563 96.8563 92.4567 57.3905 88.8354 92.4567 96.85626 92.4567 96.8563 59.328
60 97.5625 95.8587 99.7794 99.7794 95.247 59.3695 90.7081 95.247 99.77942 95.247 99.7794 60.976
70 97.5625 95.8587 99.7794 99.7794 95.247 59.3695 101.694 95.247 99.77942 95.247 99.7794 60.976
80 137.578 135.175 140.704 140.704 134.312 87.0752 127.912 134.312 140.7036 134.312 140.704 84.048
90 137.578 135.175 140.704 140.704 134.312 87.0752 116.926 134.312 140.7036 134.312 140.704 84.048
100 97.5625 95.8587 99.7794 99.7794 95.247 59.3695 112.68 95.247 99.77942 95.247 99.7794 60.976
110 177.593 174.491 181.628 181.628 173.377 114.781 154.13 173.377 181.6277 173.377 181.628 107.12
120 137.578 135.175 140.704 140.704 134.312 87.0752 138.898 134.312 140.7036 134.312 140.704 84.048
130 177.593 174.491 181.628 181.628 173.377 114.781 154.13 173.377 181.6277 173.377 181.628 107.12
140 137.578 135.175 140.704 140.704 134.312 87.0752 82.3993 134.312 140.7036 134.312 140.704 84.048
Di atas tabel terdapat tabel RCCP, di dalam tabel tersebut terdapat periode ke 1
sampai ke periode ke 12, dan juga Work center. Setiap periode memiliki
perhitungan yang berbeda, seperti :
Pada tabel diatas yaitu tabel Reguler Time dan Over Time memiliki perhitungan
sebagai berikut :
Reguler Time :
Total perperiode
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 2 = 320
P(2) = 8 x 21 x 2 = 336
P(3) = 8 x 22 x 2 = 352
Over Time
Total Perperiode
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 2 = 80
P(2) = 2 x 21 x 2 = 84
P(3) = 2 x 22 x 2 = 88
WC 10
500
450
400
350
300
OVER TIME
250
REGULER TIME
200
150 RCCP
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 2. 1 Grafik WC 10
Reguler Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 2 = 320
P(2) = 8 x 21 x 2 = 336
P(3) = 8 x 22 x 2 = 352
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 2 = 80
P(2) = 2 x 21 x 2 = 84
P(3) = 2 x 22 x 2 = 88
WC 20
500
450
400
350
300
OVER TIME
250
REGULER TIME
200
150 RCCP
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 2. 2 Grafik WC 20
Reguler Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 2 = 320
P(2) = 8 x 21 x 2 = 336
P(3) = 8 x 22 x 2 = 352
Praktikum Perancangan Sistem Industri 2
Program Studi Teknik Industri
Universitas Pasundan
2021
PT.Umbrella
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 2 = 80
P(2) = 2 x 21 x 2 = 84
P(3) = 2 x 22 x 2 = 88
WC 30
500
450
400
350
300
OVER TIME
250
200 REGULER TIME
150 RCCP
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 2. 3 Grafik WC 30
Reguler Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 4 x 20 x 1 = 80
Praktikum Perancangan Sistem Industri 2
Program Studi Teknik Industri
Universitas Pasundan
2021
PT.Umbrella
P(2) = 4 x 21 x 1 = 84
P(3) = 4 x 22 x 1 = 88
WC 40
300
250
200
OVER TIME
150
REGULER TIME
100 RCCP
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 2. 4 Grafik WC 40
Reguler Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 1 = 40
P(2) = 2 x 21 x 1 = 42
P(3) = 2 x 22 x 1 = 44
WC 50
250
200
150
OVER TIME
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 2. 5 Grafik WC 50
P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
WC 60
JK 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
HK 20 21 22 22 21 21 20 21 22 21 22 21
TK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 160 168 176 176 168 168 160 168 176 168 176 168
Regular Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 1 = 40
P(2) = 2 x 21 x 1 = 42
P(3) = 2 x 22 x 1 = 44
WC 60
250
200
150
OVER TIME
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 2. 6 Grafik WC 60
Reguler Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 1 = 40
P(2) = 2 x 21 x 1 = 42
P(3) = 2 x 22 x 1 = 44
WC 70
250
200
150
OVER TIME
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 2. 7 Grafik WC 70
Regular Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 1 = 40
P(2) = 2 x 21 x 1 = 42
P(3) = 2 x 22 x 1 = 44
WC 80
250
200
150
OVER TIME
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 2. 8 Grafik WC 80
P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
WC 90
JK 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
HK 20 21 22 22 21 21 20 21 22 21 22 21
TK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 160 168 176 176 168 168 160 168 176 168 176 168
Regular Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 1 = 40
P(2) = 2 x 21 x 1 = 42
P(3) = 2 x 22 x 1 = 44
WC 90
250
200
150
OVER TIME
REGULER TIME
100
RCCP
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 2. 9 Grafik WC 90
Regular Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 1 = 40
P(2) = 2 x 21 x 1 = 42
P(3) = 2 x 22 x 1 = 44
WC 100
250
200
150
OVER TIME
REGULER TIME
100
RCCP
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Reguler Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 1 = 40
P(2) = 2 x 21 x 1 = 42
P(3) = 2 x 22 x 1 = 44
Reguler time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 1 = 40
P(2) = 2 x 21 x 1 = 42
P(3) = 2 x 22 x 1 = 44
WC 120
250
200
150
OVER TIME
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Regular Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 1 = 40
P(2) = 2 x 21 x 1 = 42
P(3) = 2 x 22 x 1 = 44
WC 130
250
200
150
OVER TIME
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Reguler Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 8 x 20 x 1 = 160
P(2) = 8 x 21 x 1 = 168
P(3) = 8 x 22 x 1 = 176
Over Time :
P(1) = jk x hk x tk
P(1) = 2 x 20 x 1 = 40
P(2) = 2 x 21 x 1 = 42
P(3) = 2 x 22 x 1 = 44
WC 140
250
200
150
OVER TIME
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3.3.3. Analisa
Pada modul 3 ini mengenai tentang Master Production schedule
dan RCCP (Rough Cut Capacity Planning), pada Master Production
schedule adalah suatu perencanaan tentang produk akhir dari suatu
perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output
berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Sedangkan RCCP adalah
proses konversi dari Rencana Produksi dan atau MPS ke dalam kebutuhan
kapasitas yang berkaitan dengan sumber – sumber daya kritis. Sebagai
suatu aktivitas proses, ada beberapa input utama dalam penjadwalan induk
produksi (MPS). yaitu, data permintaan total merupakan salah satu
strukrur data bagi proses penjadwalan induk produksi. Yang kedua status
inventori yang berkaitan dengan informasi tentang on hand inventori yang
di alokasikan untuk penggunaan tertentu, lalu rencana produksi yang
memberikan sekumpulan batasan kepada MPS, kemudian data
perencanaan berkaitan dengan aturan – aturan yang di gunakan, dan
informasi dari RCCP yang berupa kapasitas untuk mengimplementasikan
MPS menjadi salah satu input bagi MPS.
disegregate HP, lalu ada Master production schedule tab, untuk MPS tab
ini tidak berbeda dengan Master production schedule pada HP.