KELOMPOK 2
1. Tangga Nada
Imigrasi Proto Pelog
Melayu pada 2. Gong-Gong
jaman perunggu
(Abad 4 SM)
2 ZAMAN HINDU Abad 4-12 1. Tangga Nada
Slendro
2. Wayang
3. Gendang
4. Suling
5. Angklung
6. Bonang
7. Saron
8. Lonceng
1. Musik Keroncong
https://youtu.be/csyYxUG6RQI
Musik keroncong terbentuk bermula sejak orang-orang Portugis masuk ke Indonesia yang juga
membawa alat musik Eropa. Pada permulaan tahun 1900-an, musik ini dianggap sebagai musik
berkualitas rendah. Salah satu lagu keroncong yang paling terkenal adalah “Bengawan Solo” yang
ditulis oleh Gesang Martohartono, seorang permusik dari Solo, ketika Angkatan Darat Jepang
menguasai Pulau Jawa pada Perang Dunia II pada tahun 1940. Lagu ini dibawakan oleh Sundari
Soekotjo dalam versi keroncong asli.
2. Musik daerah/tradisi
Ciri yang paling menonjol pada jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen yang
digunakan. Musik tradisi memiliki karakterisitik yang khas, dengan syair dan gaya melodinya
meenggunakan bahasa dan gaya seni daerah asalnya.Seni musik tradisi ini menjadi identitas, jati
diri, ciri khas, dan media kreasi dari masyarakat pendukungnya, sekaligus menjadi identitas dan
ciri khas Indonesia yang memiliki ragam kebudayaan.
https://youtu.be/D8FLI4btgvI
Salah satu contohnya yaitu lagu Sape Uyau dari suku dayak yang dinyanyikan oleh Uyau Moris
dengan memainkan alat musik Sape. Lagu ini diciptakan dan di aransemen langsung oleh Uyau
Moris. Lagu ini berkisah tentang anak uyau/anak yatim yang selalu memainkan lagu ini dengan
Sape nya. Lagu ini memiliki nada-nada yang menyentuh dan terdapat ciri khas pada setiap
alunannya.
6. Harry Roesli
Harry Roesli tak cuma dikenal sebagai musisi, ia juga seorang guru, seniman, dan pendidik musisi
Bandung yang kemudian berkembang menjadi seniman berkualitas. Ia juga merupakan cucu
seorang pujangga besar Indonesia, Marah Roesli yang terkenal akan romansa Siti Nurbaya-nya.
Era 70-an menjadi tahun-tahun permulaan namanya melambung lewat grup musiknya, The Gang
of Harry Roesli, bersama Albert Warnerin, Indra Rivai dan Iwan A. Rachman. Melalui album
perdananya yang bertajuk “Philosophy Gang” (1971), tanpa basa basi telah membuat geger dunia
musik Indonesia. Selain piawai dalam bergitar, Harry juga pintar mempermainkan paduan gong,
gamelan, drum, botol, kaleng bekas dan kliningan secara bersamaan menjadi instrumen musik
yang harmonis. Ditambah dengan lirik metafora yang ciamik dan sarat akan kritik sosial secara
lugas dan tepat. Setelah keluar dari ITB, Harry memilih untuk mendalami musik di Institut
Kesenian Jakarta dan lanjut menerima beasiswa ke Rotterdam Conservatorium, Belanda. Bertolak
dari kehidupan prestisius, ia gunakan musik untuk menyuarakan keadilan dan mengkaderisasi
para musisi jalanan Bandung. Setelah meraih gelar doktornya, ia turut aktif mengajar di Jurusan
Seni Musik di beberapa universitas di Bandung, seperti Universitas Pendidikan Indonesia dan
Universitas Pasundan Bandung. Pengaruh yang dihasilkannya adalah
• Menciptakan sebuah karya yang tidak terpaku hanya satu aliran saja.
• Merupakan komposer yang karyanya tidak mengikuti kemauan industri tetapi sebagai sarana
ekspresi kesenian.
7. Otto Sidharta
Otto Sidharta adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai musikus dan
komponis yang menghasilkan banyak karya dan menggelar di berbagai negara. Selain mengajar
di beberapa perguruan tinggi, dia juga aktif di Dewan Kesenian Jakarta sebagai anggota komite
musik, menjadi penyelenggara festival musik, memimpin Orkes Simfoni Nusantara, dan menjadi
salah satu pendiri Asosiasi Komponis Indonesia, bersama Slamet Abdul Sjukur, Sapto Rahardjo,
Ben Pasaribu, dan Djaduk Ferianto. Otto Sidharta menyelesaikan studi pasca sarjana di bidang
komposisi dan komposisi musik elektronik di Sweelinck Conservatorium di Amsterdam di bawah
bimbingan Profesor Ton de Leeuw, dan kemudian memperoleh gelar Doktor bedang penciptaan
seni dari Institut Seni Indonesia Surakarta. Pengaruh yang dihasilkannya adalah
• Mengembangkan musik komputer yang pada masa itu komputer sangat jarang digunakan untuk
keperluan musik.
• Musiknya menggunakan unsur rasa sehingga mengurangi unsur seperti unsur elektronis
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/User/Downloads/9537-23183-1-PB.pdf
Bentuk dan Konsep Estetik Musik Tradisional BaliK, I Gede Arya Sugiartha.
file:///C:/Users/User/Downloads/14-31-1-SM.pdf
ESTETIKA MUSIK ZAPIN SEBAGAI BUDAYA POPULER DI PEKANBARU,
Ahmad Nafis, Rosta Minawati & Ediwar.
https://media.neliti.com/media/publications/217822-estetika-musik-zapin-sebagai-
budaya-popu.pdf
PENDIDIKAN ESTETIKA MELALUI SENI BUDAYA DI FAKULTAS BAHASA
DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, Malarsih & Wadiyo.
file:///C:/Users/User/Downloads/662-931-1-SM.pdf
https://www.academia.edu/15677967/Sejarah_Perkembangan_Musik_Nusantara
Buku sejarah musik karl Edmund
https://gasbanter.com/perkembangan-musik-di-indonesia/